KMKOP - Dasar K3 Listrik - New Versi - 2020

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 48

BeGeMS

KMKOP

DASAR K3 LISTRIK
Training Rules

Emergency Procedure On time Silent Mode

Stay Focus Participate Listen the Training


2
Enjoy the Training
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Tujuan Pembelajaran
Untuk memberi informasi dasar kepada semua pekerja yang bekerja
mengunakan energi listrik tentang bahaya-bahaya listrik dan cara
penanggulangannya.
Ruang Lingkup
Semua jenis pekerjaan dilingkup kelistrikan
 Pekerjaan Kelistrikan
 Perawatan Instalasi Listrik
 Opearasi Alat-alat Listrik
 Pekerjaan di Area Medan Listrik

3
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

Aturan Pemerintah Republik Indonesia


• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011)

• Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

• Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenaga Listrikan

• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik Di Tempat Kerja

• Peraturan Menteri ESDM No 26 th 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang


Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba

• Keputusan Mentri ESDM No 1827 th 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik

4
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Definisi
Listrik adalah mengalirnya electron-elektron dari atom ke atom dalam
sebuah konduktor dari negative ke positive.

Pekerjaan Listrik adalah pekerjaan yang terkait dengan arus dan tegangan
listrik.

Pekerja Listrik adalah Personel yang ruang lingkup pekerjaanya


berhubungan dengan bahan atau peralatan listrik.

Pekerja listrik juga merupakan pekerja yang terampil dalam menginstal


atau memelihara sistem kelistrikan.

Personel yang melakukan pekerjaan yang disebutkan di atas di sebut


sebagai teknisi listrik yang di dalam regulasi perusahaan PT Berau Coal
harus kompeten dalam keselamatan bekerja listrik yaitu yang disebut
sebagai Teknisi K3 Listrik. Dan untuk pengawas pekerjaan listrik di dalam PT
Berau Coal juga di syaratkan memiliki sertifikat sebagai Ahli K3 Listrik.

5
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Prinsip dasar penerapan K3 Kelistrikan
 Kenali Bahaya Kelistrikan
 Evaluasi Bahaya Kelistrikan
 Control Bahaya Kelistrikan

Analysis
Dalam melakukan pekerjaan dengan listrik, tentunya kita harus melakukan analisa diawal
sebelum pekerjaan tersebut dilakukan, tentunya dengan analisa diawal dilakukan kita sudah
bisa dapat menentukan bagaimana kontrol agar aman dalam melakukan pekerjaan kelistrikan.
 Apa yang bisa salah?
 Stacker tidak dimasukkan dengan benar dan menyebabkannya arc atau percikan api
meyebar ketempat lain.
 Apa konsekuensinya?
 Hubungan pendek yang merusak aliran daya listrik dan menyebabkan pemutus sirkuit
trip
 Bagaimana itu bisa muncul?
 Pekerja tidak berhati-hati saat menghubungkan Stacker.
6
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Analysis
 Apa faktor pendukung lainnya?
 Kecelakaan itu terjadi sangat cepat dan pekerja tidak punya cukup waktu untuk
memulihkan atau mencegah ketika stacker terlepas. Dengan adanya kecelakaan akibat
kelistrikan, sehingga menunjukkan bahwa pekerja membutuhkan pelatihan yang efektif
untuk efektif mengendalikan bahaya

 Seberapa besar kemungkinan bahaya akan terjadi?


 Jika ada kasus hampir celaka atau kasus nyata, maka kemungkinan terjadinya
kecelakaan yang lebih besar atau berakibat fatal dapat terjadi, akibat tidak dilakukan
kontrol agar mencegah kejadian yang sama.

7
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

8
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Sistem Bekerja Selamat

Layer I Layer II Layer III Layer IV Layer V

Scope Organization’s Roles &


Plan Readiness
Work Readiness and Preventive
Contact Defense
Responsibilities Monitoring Defense

1. HIRA 1. JSA 1. P5M 1. Fatigue 1. APD


2. Management Review 2. Rencana kerja (weekly-up 2. DOP/ DOM Alarm 2. Guarding
3. Regulation compliance plan) 2. LOTO 3. Tanggul
3. P2H (incl. emergency
4. SOP (Policy, Procedure, IK, Std & 3. Design equipment) 3. In Cabin 4. ROPS
form) 4. Standarisasi Tools 4. Kondisi area kerja Camera
5. Emergency
5. Do’s & Don’ts Policy 5. Tools Inspection 5. Pemenuhan rambu 4. Geotech Response
RADAR
6. 26 High Risk Activity 6. Lingkungan kerja 6. Last Minutes Check 6. Safety
5. Speed Devices
7. Golden Rules 7. Maintenance 7. Pengawasan pekerjaan Awareness
8. Emergency Preparedness oleh pengawas Monitoring 7. Control
8. Resources
system
Activity

9. Organizational Structure & Leadership 9. HSE Campaign 8. Safety Patrol 6. GPS


10. Pengelolaan kontraktor (CHSEMS) 10. Pembelian dan Penanganan 9. Pelaksanaan pekerjaan 7. CCTV
Material (Material handling) sesuai SOP
11. Izin Operasi
11. Safety Accountability 10. Fit to Work (Mental &
12. Rencana K3L Physical)
Program (SAP)
13. Training Kompetensi 11. Drugs / Alcohol influence
12. Incident Investigation &
14. Management of Change Reporting 12. Fatigue Test
15. Personal Permit (ID/ SIMPER/ 13. Safety Dashboard & 13. Izin Kerja Khusus
KIMPER) Evaluation
14. Security Check & Patrol
16. Audit (internal dan eksternal)
17. Compliance Assessment
18. Recruitment (incl. psikososial)
19. Commissioning
20. MCU
21. Hubungan Industrial
22. Social & Community Development

9
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Persyaratan Instalasi Listrik
Dalam penentuan syarat pada instalasi listrik tentunya ada acuan-acuan yang harus diperhatikan dalam
pekerjaan ini, dimana diatur dalam S-FPM-01.01 terkait Standard Persyaratan Instalasi Listrik, Dimana
dilihat dari Syarat Umum & Syarat Khusus;
A. Syarat Umum
1. Pengamanan area dari Tegangan Sentuh
2. Panel hubung bagi (PHB)
3. Panel pengendali/ Panel Motor Control Centre (MCC)
4. Kabel
5. Penerangan
6. Sakelar
7. Kotak kontak dan tusuk kontak
8. Peralatan Elektronik
B. Syarat Khusus
1. Kabel
2. Kotak kontak dan tusuk kontak

Dari kedua syarat tersebut diatur berdasarkan matriks pada area pemasangan/ instalasi listrik tersebut

10
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Instruksi Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Listrik
Di dalam Pelaksaanaan Pekerjaan Listrik sebagai Pengawas Listrik harus memastikan Intruksi
Kerja di jalankan sesuai pekerjaan yang di lakukan :
1. IK Pelaksanaan Pekerjaan Listrik ( I – FPM – 01.01 )
2. IK Penggantian Komponen Listrik ( I – FPM – 14 )
3. IK Pembersihan Panel Listrik ( I – FPM – 24 )
4. IK Pengukuran Tahanan Pentanahan Peralatan Listrik Penyalur Petir ( I – FPM – 34 )
5. IK Pengecatan Panel Listik ( I – FPM – 52 )
6. IK Pengukuran Isolasi dan Continuity Motor ( I – FPM - 48 )
7. IK Penggantian Lampu Jalan ( I – FPM – 16 )
8. IK Pengoperasian Genset Suaran ( I – FPM – 75 ) dll

Untuk Pekerjaan Listrik yang belum terakomodir di Prosesur dan IK maka di buatkan JSA
pekerjaan.
Pengawas Pekerjaan Listrik memastikan point yang tercantum pada Do & Don’t Policy no 26
tentang Pekerjaan Listrik di laksanakan.

11
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Do & Don’t Pekerjaan Listrik
• Instalasi adalah perangkat peralatan teknik beserta
perlengkapannya yang dipasang pada posisinya dan siap
dipergunakan, seperti: generator, mesin diesel, bangunan
pabrik, dan sebagainya.
• Isolasi listrik adalah material yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
• Line to line adalah bagian penghantar listrik antara phasa 1
ke fasa yang lainnya.
• Line to Neutral adalah bagian penghantar listrik antara
penghantar fasa dan penghantar neutral.
• MCB dengan extension lock yang dimaksud adalah MCB yang
semula tidak memiliki sarana penempatan lock out yang
ditambahkan sarana lock out yang sesuai menurut standar
manufacture-nya.
• Sumber Arus Listrik adalah benda-benda yang dapat
menghasilkan arus listrik.
• Tegangan Sentuh adalah bagian yang bertegangan dan
berpotensi tersentuh oleh manusia.
• Volt meter adalah alat ukur besaran tegangan listrik, dalam
satuan Volt (V)

12
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

13
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Prosedur P-FPM-02
Deskripsi Kegiatan Penerapan LOTO

1) Penilaian wajib LOTO pada


peralatan/ unit/ instalasi
2) Pemasangan LOTO dan
Pengisian Formulir LOTO
3) Pemeliharaan/ Perbaikan/
Pemasangan/ Modifikasi
Peralatan, Unit atau Instalasi
4) Pelepasan Lock Out - Tag Out
5) Penutupan Izin (tanda tangan
Formulir LOTO)

14
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Do & Don’t LOTO
Lock Out–Tag Out (LOTO) adalah sistem
pengisolasian energi dengan menggunakan Perangkat
Personal Lock (pengunci) dan tag (label bahaya)
pada suatu peralatan/ unit/ instalasi sehingga
paparan energi dari peralatan/ unit/ instalasi tsb
kepada pekerja dapat dicegah
Lock Out adalah pengunci dari sebuah sistem lock
out-tag out berupa padlock/gembok.
Tag Out adalah sistem label/tag yang terdiri dari 2
jenis yaitu:
 Danger Tag/ label bahaya yang berisi informasi
suatu larangan atau informasi tanda bahaya
misalnya larangan menyalakan suatu alat/
unit/ instalasi dan informasi tentang identitas
personil yang bertanggung jawab mengisolasi
alat/ unit/ instalasi tersebut, serta waktu
pelaksanaanya.
 Caution Tag/Label peringatan yang berisi
informasi bahwa suatu alat/ unit/ instalasi
sedang dalam perbaikan (out of service).

15
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko

KONDISI TIDAK AMAN TINDAKAN TIDAK AMAN


1. Uap panas, debu korosif, gas, lembab/ basah, 1. Bekerja Seorang diri.
udara sangat panas, penyimpanan minyak,
2. Bekerja dalam keadaan gelap.
2. Sistem penerangan yang tidak memadai.
3. Getaran yang dapat merusak perlengkapan. 3. Badan dan pakaian basah.
4. Lantai kerja. (Jalur bebas ke peralatan
listrik, banyak benda, licin dll ). 4. Sepatu pengaman dan kaos tangan basah.
5. Kebersihan ruangan kerja & cara penempatan
5. Sakit jasmani dan rohani.
peralatan instalasi listrik.
6. Umur instalasi listrik 6. Mengantuk atau dalam pengaruh alkohol.
7. Instalasi listrik sementara

16
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Bahaya & Resiko Listrik
Bahaya listrik dapat didefinisikan sebagai tempat kerja yang memiliki bahaya serius yang
dapat mengekspos pekerja untuk cedera listrik.

Bahaya Listrik Umum


• Pentanahan yang Tidak Tepat
• Bagian listrik yang tidak terisolasi dengan baik
• Pengkabelan Tidak Memadai
• Isolasi Rusak
• Sirkuit Kelebihan Beban
• Alat & Peralatan Rusak
• Kondisi Basah

17
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Cedera Listrik

 Langsung: • Luka bakar adalah syok yang paling umum


o Tersengat listrik atau mati karena cedera pada listrik
sengatan listrik
Terbakar dari listrik adalah salah satu dari
o Kejutan listrik tiga jenis:
o Listrik
o Terbakar o Busur/Blitz
o Kontak Termal
 Tidak langsung:
o Terjatuh • Sengatan listrik adalah kematian atau
luka parah karena sengatan listrik, arus
o Api listrik yang melewati tubuh. Kata ini
berasal dari "elektro" dan "eksekusi",
tetapi juga digunakan untuk kematian
yang tidak disengaja

18
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Cedera Listrik
 Shock
 Hasil kejut ketika tubuh menjadi bagian dari sirkuit listrik;
 Sengatan listrik adalah didefinisikan sebagai refleks tanggapan
terhadap jalur listrik arus melalui tubuh

 Busur Flash/ Balst


Arc flash adalah pelepasan tiba-tiba energi listrik melalui udara ketika
tinggi celah tegangan ada dan ada gangguan antar konduktor.

 Api
Kebanyakan kebakaran listrik hasil dari masalah dengan listrik yang rusak
stopkontak, kabel lama, masalah dengan kabel(seperti ekstensi dan kabel
peralatan), colokan, stopkontak, dan sakelar

 Ledakan
Ledakan dapat terjadi ketika listrik menyala dan campuran bahan
peledak bahan di udara.

 Kontak dengan Sumber Berenergy


Bahaya utama mengenai kontak dengan sumber energi adalah sengatan
listrik dan luka bakar

19
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Contoh Pengendalian

HAZARD CONTROL MEASURES


Hindari (Tidak Bekerja Langsung), atau orang yang
Bekerja pada area bertegangan listrik memiliki kompetensi dalam pekerjaan pada area
yang bertegangan listrik
Inspeksi rutin, pengujian kelistrikan secara layak
Perkakas tangan
dan penggantian (sesuai masa umur pakai)
Isolasi dari bahan yang mudah terbakar, menjaga
Pemanas (Elemen) bagian yang mudah terpapar panas, konstruksi
khusus diperlukan dalam daerah berbahaya
Inspeksi berkala, pengujian listrik dan
Mesin pemeliharaan, keamanan listrik yang baik desain
(misalnya perlindungan RCD plug)
Konstruksi yang baik, isolasi dan perlindungan
Energy yang tersimpan/ sisa energy
pembumian

20
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Faktor-Faktor Kelistrikan
 Tegangan (Voltage )
Beda potensial antara muatan dengan adanya gaya dari medan electrostasticnya, muatan
electric mampu menggerakkan muatan lainnya dengan cara menarik atau menolak.

 Arus (Current )
Electron yang mengalir dalam suatu satuan waktu.

 Tahanan (Resistance )
Hambatan atau gaya yang menahan tegangan untuk menghasilkan arus.

21
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Simbol & Satuan Listrik
Satuan Turunan
Besaran Simbol Satuan Dasar
10-6 10-3 103 106 109
Tegangan V Volt mVolt kV
Arus A Ampere mA kA
Tahanan Ω Ohm μΩ mΩ kΩ MΩ GΩ
Induktansi H Henry μH mH
Kapasitansi F Farrad μF
Daya Semu VA Volt Ampere kVA MVA
Daya Aktif W Watt kW MW GW
Daya Reaktif VAR Volt Amp. Reaktif kVAR MVAR
Energi Aktif Wh Watt hour kWh MWh GWh

Energi Reaktif VARh Volt Amp. Ra. Hour kVARh MVARh GVARh

Frekuensi Hz Hertz kHz MHz


Faktor Daya cos φ Tidak memiliki satuan

22
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Perbedaan Arus Searah & Arus Bolak Balik

ARUS SEARAH (DC) ARUS BOLAK-BALIK (AC)


Tidak mempunyai frekuensi Mempunyai frekuensi

Tidak ada beda fasa Ada perbedaan fasa


Karakteristik terhadap waktu: Karakteristik terhadap waktu:
- Searah - Bolak-balik
- Hanya ada satu hambatan yaitu - Ada tiga macam hambatan, yaitu:
hambatan murni (R) • Hambatan murni (R)
• Hambatan induktansi (XL)
• Hambatan kapasitansi (XC)
- Hanya ada satu daya yaitu daya aktif - Ada tiga macam daya, yaitu:
(P) • Daya aktif (watt)
• Daya reaktif (VAR)
• Daya semu (VA)

Penjumlahan secara aljabar Penjumlahan secara vektoris


Tidak dapat ditransformasikan Dapat ditransformasikan (trafo)

23
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Tools & Equipment
Terkait Tools & Equipment dapat dibaca dalam S-CMP-05.01, yang dimana dapat dilihat dari
peralatan kerja yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, di periksa sesuai kelayakan
penggunaan peralatan listrik.

Bila ditemukan ketidak sesuaian STOP pekerjaan samapai


perbaikan telah dilakukan.
24
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

Kabel dalam berbagai ukuran. Pemilihan yang tepat dalam instalasi listrik disesuaikan
dengan kekuatan kabel listrik dengan arus maksimum.
25
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
PPE/ APD

Peralatan khusus
pekerjaan listrk
dalam kondisi
bertegangan
Bila ditemukan ketidak sesuaian STOP
pekerjaan dan menginstruksikan
mengganti/ melengkapi APD.

26
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Pengaruh Arus Listrik pada Tubuh Manusia

Batas Arus
Pengaruh Pada Tubuh Manusia
(Miliampere)
Menyakitkan. Kontraksi otot yang parah dan
tidak bisa melepaskan kontak.
20,0 ~ 50,0 mA
Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh
manusia.
Batas arus yang dapat menyebabkan
kematian.
50,0 ~ 200,0 mA “Ventricular Fibrillation” (suatu kondisi
jantung yang dapat menyebabkan kematian).
Kontraksi otot dan cedera syaraf.
Luka bakar.
Kontraksi otot yang parah.
200,0 mA ~ lebih
Otot-otot menjepit jantung dan
menghentikannya selama shock berlangsung.

27
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

28
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

29
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

30
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

31
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

32
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

33
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

34
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

35
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

36
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

37
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

38
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

39
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS

40
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Pekerjaan Kelistrikan
1. Teknisi Listrik harus memiliki Sertifikasi K3 Listrik.
2. Pengawas Listrik harus memiliki Sertifikasi Ahli K3 Listrik.
3. Pekerjaan dengan kondisi bertegangan hanya untuk tegangan kerja maksimal 380 Vac line
to line dan 220 Vac Line to Neutral.
4. Pengawas Listrik melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian hasil perbaikan atau
pekerjaan kelistrikan.
5. Pemeriksaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik dilakukan paling sedikit satu (1)
tahun sekali.
6. Pengujian instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik dilakukan paling sedikit lima (5)
tahun sekali.
7. Perusahaan memastikan perlengkapan dan peralatan listrik yang digunakan mempunyai
sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
8. Pelaksanaan pekerjaan kelistrikan mencakup aktivitas perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan, pemeliharaan, pemeriksaan dan/atau pengujian instalasi,
perlengkapan atau peralatan listrik.
P-FPM-01…

41
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Jenis-jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
1. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan tekanan
tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis dan cocok
untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam
seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A).
Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang
dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).

2. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)


APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur
keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk
untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk memadamkan
api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain,
Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang
dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak,
Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

42
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Jenis-jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
3. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder
APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher terdiri dari
serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-
amonium danammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan akan
menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang
merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical
Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif untuk
memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B
dan C. APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam
Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di sekitarnya.
APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.

4. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)


APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan bahan
Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan pemadamnya. APAR
Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah
terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan).

43
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Kelas-kelas (Golongan) Kebakaran
Kita perlu mengetahui kelas-kelas (golongan) kebakaran atau sumber penyebab
terjadinya api supaya jenis APAR yang dipergunakan efektif dalam mengendalikan
kebakaran tersebut. Dalam Permenaker No. Per-04/MEN/1980, kelas atau golongan
kebakaran dibagi menjadi 4 golongan yaitu Golongan A, B, C dan D.
Berikut ini adalah Kelas atau Golongan Kebakaran beserta Jenis APAR yang efektif
untuk memadamkannya :
 Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan
padat non-logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya.
Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas A adalahAPAR jenis
Cairan (Water), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
 Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan
cair yang mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent,
Methanol dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan
kebakaran Kelas B adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa
(Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
44
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Kelas-kelas (Golongan) Kebakaran

 Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi
Listrik yang bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan
kebakaran Kelas C adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis
Tepung Kimia (Dry Powder).

 Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-
bahan logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium,
lithium dan potassium. Kebakaran Jenis ini perlu APAR khusus dalam
memadamkannya.

45
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Cara Menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara
penggunaan Alat Pemadam Api, kita dapat menggunakan
singkatanT.A.T.A. yaitu :

1. TARIK Pin Pengaman (Safety Pin) APAR


2. ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke sumber api (area
kebakaran)
3. TEKAN Pemicu untuk menyemprot
4. AYUNKAN ke seluruh sumber api (area kebakaran)

Dalam bahasa Inggris, singkatan T.A.T.A ini disebut juga


dengan P.A.S.S yaitu PULL, AIM, SQUEEZE dan SWEEP.

46
DASAR K3 LISTRIK BeGeMS
Pelaporan Keadaan Darurat
Apa saja yang perlu dilaporkan pada
saat menelfon nomer EMERGENCY:
1. Lokasi
2. Jam Insident
3. Jenis Insident
4. Ada Tidaknya Korban/ Pasien
5. Nama Pelapor/ NPK/ Nomer
Telepon
6. Kronologi Insident

47
Be GeMS

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai