Laoran Praktikum Termokimia
Laoran Praktikum Termokimia
Laoran Praktikum Termokimia
KIMIA FISIKA 1
JURUSAN TEKNIK KIMIA
Percobaan : Termokimia
Asisten Laboratorium : Melyawati
Nama, NIM : Fadila (NIM. D1121181029)
Kelompok / Waktu : 05 / Rabu, 9 Maret 2022
Anggota Kelompok : 1. Benedikta Arni (D1121181020)
2. Eka Yuliastika. N (D1121181015)
3. Nurul Mutia Putri (D1121181018)
LABORATORIUM KIMIA
UPT. LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I
JURUSAN TEKNIK KIMIA
Nama : Fadila
NIM : D1121181029
Percobaan : Termokimia
Kelompok :5
Anggota Kelompok : 1. Benedikta Arni (D1121181020)
2. Eka Yuliastika. N (D1121181015)
3. Nurul Mutia Putri (D1121181018)
Melyawati
TERMOKIMIA
Fadila⁵, Benedikta Arni, Eka Yuliastika Nainggolan, Nurul Mutia Putri.
Melyawati
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Email : [email protected]
ABSTRAK
Prinsip percobaan pada pratikum ini adalah untuk mempelajari perubahan energi
yang menyertai reaksi kimia dan dapat memahami konsep endoterm dan eksoterm
serta memahami prinsip kerja kalorimetri. Termokimia yang diamati pada
praktikum ini yaitu penentuan tetapan kalorimeter dan penentuan kalor penetralan
NH4 dan HCI. Pada penentuan penetapan kalorimeter digunakan air panas dan air
dingin sebanyak 50 mL yang dicampurkan ke dalam kalorimeter kemudian
dilakukan pengadukan dan dicatat tempratur selama 10 menit dengan selang waktu
1 menit setelah pencampuran. Pada penentuan kalor penetralan HCl dan NH4OH,
digunakan larutan HCl dan NH4OH sebanyak 50 mL dimasukkan ke dalam
kalorimeter, dilakukan pengukuran temperatur selama 5 menit dengan selang waktu
30 detik setelah pencampuran.Dengan hasil yang didapatkan kalor jenis (C) = 3,96
J/g K, Trata-rata pencampuran = 39,75 ⁰C, Q4 = 703,395 J, n H2O = 0,05 mol, dan
∆H Penetralan sebesar 14 067,9 J/mo.
2. Kalorimeter bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang dibebaskan pada pembakaran sempurna suatu senyawa, bahan makanan,
bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup
dalam kalorimeter, dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam
terpasang dalam tabung. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah sebuah bom (tempat
berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi
dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan sejumlah air yang dibatasi dengan
wadah yang kedap panas. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen
yang tercelup dalam medim penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar
oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung. Reaksi pembakaran yang
terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.
Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan. Kalorimeter makanan adalah
alat untuk menentukan nilai klaor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak
(Mahmud, 2010).
Gambar 2. Kalorimeter Bom
3. kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan misalnya reaksi
netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan. Pada dasarnya,
kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi
dari reaksi sistem larutan tersebut.
t (menit) T (⁰C)
1 32,5
2 30
3 30
4 29,5
5 29,5
6 29,5
7 29,3
8 29
9 29
10 29
Trata- 29,73
rata
Temperature VS Waktu
34
32
30
28 T vs t
26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (menit)
1 40
1,5 40,5
2 40,5
2,5 40,5
3 40
3,5 40
4 39
4,5 39
5 38
Trata-rata 39,75
Berikut ini merupakan grafik Penentuan Kalor Penetralan NH4OH dan HCl :
Temperature VS Waktu
41
40,5
40
39,5
39
38,5
38 T vs t
37,5
37
36,5
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5
t (menit)
3.5 Perhitungan ∆H Penentralan
Diketahui: Vlarutan = 100 ml
ρ = 1,015 g/cm3
m =ρxV
= 1,015 g/cm3 x 100 ml
= 101,5 g
n H2O = M x V
= 1 x 50 ml
1000
= 0,05 mol
Maka,
∆H Penetralan = Q4
n H2O
= 703,395 J
0,05 mol
= 14 067,9 J/mol
Pada percobaan ini, ∆H Penetralan diperoleh sebesar 14 067,9 J/mol yang menandakan
bahwa sampelnya bersifat endotermis.
Reaksi endoterm yaitu reaksi yang menyerap klor pada perubahan dari
reaktan menjadi produk, sehingga reaktan-reaktan mempunyai keadaan energi yang
lebih rendah dari pada produknya. artinya entalpi produk (HP) lebih besar daripada
entalpi pereaksi (HR). Oleh karena selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi bertanda positif (John T. Moore, 2007).
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa reaksi yang terjadi yaitu reaksi eksoterm dimana sistem akuades menerima
kalor dari lingkungan air panas. Pada penentuan kalor penetralan HCl dan NH4OH
reaksi yang terjadi yaitu reaksi eksoterm dimana sistem HCl menerima kalor yang
dilepaskan dari lingkungan NH4OH. Serta didapatkan bahwa ∆H penetralan =
14067,9 J/mol.
4.2. saran
Lebih teliti dalam mengukur suhu dan berhati-hai dalm penggunaan alat alat
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Septhiani, Silvia., Septiani, Eka., 2015. Peningkatan Mutu Briket Dari Sampah
Organik Dengan Penambahan Minyak Jelantah Dan Plastik HDPE. Jurnal
KimiaValensi, Vol 1, No. 2
Suwandono, P., W. Wijayanti dan N. Hamidi. 2015. Pengaruh Temperatur
Terhadap Entalpi dan Kinetic Rate Gas Pirolisis Kayu Mahoni. Jurnal
Rekayasa Mesin. Vol 6 (1): 61-67
Lampiran