Makalah Hambatan-Perdagangan-Internasional
Makalah Hambatan-Perdagangan-Internasional
Makalah Hambatan-Perdagangan-Internasional
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan bisnis di era perdagangan bebas menunjukkan perkembangan
yang pesat sehingga seolah tidak ada batas antarnegara. Indonesia harus berkompetisi
dengan negara lain di bidang perdagangan, baik negara maju maupun negara
berkembang. Perdagangan bebas membuka peluang bagi produsen Indonesia untuk
menjual produknya ke luar negeri dan sebaliknya memberi pilihan produk yang lebih
banyak kepada masyarakat. Setiap negara dapat berkonsentrasi untuk memproduksi
barang tertentu dengan seefisien mungkin untuk meningkatkan kapasitas ekonomi
dunia.
Peran pemerintah diharapkan sangat sedikit dalam perdagangan bebas.
Namun demikian, perdagangan bebas antar- negara yang tidak terkontrol oleh peran
pemerintah dan negara dapat berakibat pada keadaan dimana pengusaha dalam
negeri terutama sektor Usaha Kecil dan Menengah semakin terpuruk karena
berkompetisi dengan pengusaha dari negara maju. Untuk itu tetap diperlukan peran
pemerintah dan kalangan dunia usaha untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif,
agar semua pelaku usaha dapat tetap bertahan dan bersaing satu sama lain secara
sehat. Sistim perdagangan bebas meminta setiap negara membuka akses yang adil
dan tidak diskriminatif terhadap satu sama lain.
Untuk dapat bersaing pada tingkat perdagangan dunia, maka dunia usaha
dalam negeri harus tumbuh kuat. Untuk cepat tumbuh kuat tentu salah satunya
diperlukan kebijakan pemerintah yang menguntungkan pengusaha dalam negeri.
Meskipun perdagangan bebas berarti tidak ada batas negara, kebijakan yang
menguntungkan masih dapat diciptakan dengan syarat tidak melawan hukum
perdagangan bebas dunia.
Kebijakan yang menguntungkan pengusaha dalam negeri dilakukan oleh
negara maju sebagaimana sikap negara industri maju yang secara tidak langsung
melakukan proteksi terhadap industri dalam negerinya melalui berbagai isu seperti
isu lingkungan hidup, ketenagakerjaan dan lain-lain. Menghadapi perdagangan bebas
dunia, maka kalangan dunia usaha juga perlu untuk mengambil sikap dalam menjaga
keseimbangan dunia usaha dalam negeri dan luar negeri.
1|Page
B. Rumusan Masalah
1. Faktor Penyebab Hambatan dalam Perdagangan Antar Negara / Internasional
2. Dampak/Akibat dalam hambatan dalam Perdagangan Antar Negara /
Internasional
3. Langkah yang diambil dalam mengurangi hambatan dalam Perdagangan Antar
Negara / Internasional
BAB II
PEMBAHASAN
HAMBATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2|Page
pemerintah. Produsen mendapatkan proteksi dari hambatan perdagangan, sementara
pemerintah mendapatkan penghasilan dari bea-bea.
3|Page
6) Adanya organisasi ekonomi yang mementingkan negara anggotanya
Subjek Pajak
Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya pegawai, pengusaha,
dan perusahaan.
Wajib pajak
4|Page
Adalah orang atau badan yang menurut undang-undang memiliki kewajiban seperti
mendapatkan/mencari nomor pokok wajib pajak (NPWP) di Direktorat Jendral Pajak
(Dirjen Pajak) guna menghitung besarnya pajak dan menyetorkan sejumlah dana pajak
ke kas negara.
Objek Pajak
Adalah benda atau barang yang menjadi sasaran pajak contohnya mobil, rumah, dan
sebagainya.
Tarif Pajak
Pengenaan besarnya pajak yang harus dibayarkan subjek pajak atas objek pajak yang
menjadi tanggungannya. Tarif pajak umumnya dinyatakan dengan persentase. Semua
jenis pajak mempunyai tarif yang berbeda-beda. Perbedaan tarif pajak disesuaikan
dengan sistem pajak Indonesia yang menggunakan sistem tarif pajak progresif yang
disusun sesuai kebijakan pemerintah sesuai keadaan ekonomi negara dan program
pembangunan.
Bentuk Tarif Pajak yang Ada di Indonesia
5|Page
Tarif pemungutan pajak dengan besar yang sama untuk semua jumlah. Dengan
demikian, besarnya pajak yang terutang tidak tergantung pada jumlah yang dikenakan
pajak. Contoh tarif pajak tetap adalah bea meterai.
Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga
negara dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional. Untuk memudahkan
perhitungan pajak, baik bagi usaha milik perorangan maupun badan usaha, maka
dibutuhkan pencatatan keuangan secara tertib dari awal usaha.
Penggolongan Tarif
a. Bea Ekspor (Export Duties)
Bea ekspor adalah pajak atau bea yang dikenakanterhadap barang yang diangkut
menuju negara lain.
b. Bea Transito (Transit Duties)
Bea transito adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang melalui
wilayah suatu negara dengan tujuan negara lain.
c. Bea Impor (Import Duties)
Bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam
wilayah pabean (custom area) suatu negara yang merupakan tujuan akhir
Alasan Pengenaan Tarif (Pembebanan Tarif)
A. Yang Secara Ekonomis Dapat Dipertanggung Jawabkan
1) Untuk memperbaiki terms of trade (TOT).
2) Untuk melindungi industri yang baru tumbuh (infant industry) terhadap
persaingan industri
luar negeri yang lebih besar dan lebih maju.
3) Untuk menaikkan kesempatan kerja.
4) Untuk melaksanakan politik anti dumping.
5) Bagi negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang,
pendapatan yang diperoleh dari tarif dapat digunakan untuk memperbanyak jumlah
serta jenis barang yang dihasilkan (diversifikasi)
B. Yang Secara Ekonomis Tidak Dapat Dipertanggung Jawabkan
1) Untuk mencegah larinya uang ke luar negeri (to keep money at home).
2) Untuk melindungi para pekerja di negara yang
6|Page
mempunyai tingkat upah yang relatif tinggi dari persaingan dengan para pekerja dari
negara yang mempunyai tingkat upah yang lebih rendah.
3) Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar di dalam negeri (home
market).
Tanpa adanya perdagangan luar negeri, harga dan jumlah barang di dalam negeri akan
berada pada ekuilibrium (keseimbangan), dengan harga barang ekuilibrium sebesar 0P1
dan jumlah barang ekuilibrium sebesar 0Q1. Apabila terjadi perdagangan luar negeri,
karena banyak barang impor masuk ke dalam negeri, maka harga akan turun ke 0P2. Di
dalam negeri akan terjadi permintaan yang lebih besar dari penawaran (defisit), yaitu
permintaan sebesar 0Q5 dan penawaran sebesar 0Q2. Barang sejumlah Q2Q5 akan
diimpor dari luar negeri. Apabila misalnya pemerintah mengenakan tarif, dalam bentuk
bea masuk, sebesar P2P3, maka harga akan naik ke 0P3. dampak pengenaan tarif ini
adalah sebagai berikut :
Harga barang di dalam negeri naik dari 0P2 ke 0P3 (price effect).
7|Page
Jumlah barang yang diminta berkurang dari 0Q5 menjadi 0Q4 (consumption
effect).
Produksi di dalam negeri naik dari 0Q2 menjadi 0Q3 (protective/import substitution
effect).
Adanya pendapatan yang diterima dari pemerintah dari tarif sebesar CFHG
(revenue effect).
Adanya ekstra pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen di dalam negeri kepada
produsen di dalam negeri sebesar P3CAP2 (redistribution effect).
Pembebanan tarif menyebabkan kerugian neto masyarakat (welfare losses) sebesar
segitiga ACG ditambah HFG.
2. Kuota
Kuota dalam KBBI adalah jumlah tertinggi dari barang yang mendapat izin
impor (ekspor) ke pasaran internasional, negara lain, dan sebagainya dalam jumlah dan
periode tertentu. Adapun dalam kamus istilah perdagangan internasional ada berbagai
macam kuota yaitu ;
1. Kuota Absolut adalah pembatasan jumlah absolut terhadap kuantitas impor
secara ketat dalam jangka watu tertentu.
2. Kuota Bea adalah kuota yang mengizinkan diimpornya produk dalam jumlah
terbatas dengan tarif atau bea yang dikurangi
3. Kuota Bilateral adalah kuota yang ditetapapkan atas dasar perjanjian antara dua
negara atau lebih.
4. Kuota Ekspor adalah pembatasan yang dikenal negara tertentu atas produk
ekspor.
5. Kuota Pertumbuhan adalah kuora yang diberikan oleh negara kuota (pengimpor)
pada tahun kuota berikutnya yang presentasenya berdasarkan perjanjian bilateral
yang diatur oleh WTO (wolrd trade organization)
6. Kuota Pinjaman (KP) adalah kuota yang dipinjam dari kuota dasar tahun kuota
berikutnya yntuk dipergunakan pada tahun kuota berjalan
7. Kuota Special Shift (KSS) adalah kuota yang berasal dari pertukaran kategori
tertentu dari dua negara.
8. Kuota Tarif adalah kombinasi penetapan kuota dan tariff terhadap sejenis barang
atau komoditi.
8|Page
9. Kuota unilateral adalah kuota yang ditetapkan secara sepihak oleh suatu negara
tanpa persetujuan negara lain.
3. Embargo
Embargo adalah suatu perintah yang membatasi, melarang ataun mengatur
pengiriman barang-barang (biasaya dengan kapal) pada suatu negara, disebabkan
keadaan darurat. Dalam perdaganggan internasional bentuknya berupa larangan atau
pengaturan impor serta ekspor barang atau jasa oleh suatu negara terhadap negara lain.
4. Standard
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara
formal. Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar
kesehatan, keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan
perintang dalam perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan Pemerintah
Perancis 1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan
pabean 2yang kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi sampai jumlah
yang relatif amat sedikit.
9|Page
masyarakat, baik dalam keselamatan maupun kesehatan; mewujudkan jaminan mutu
dengan memperhatikan sektor-sektor yang terkait; meningkatkan daya guna, hasil guna
dan produktivitas dalam mencapai mutu produk dan/atau jasa yang memenuhi standar;
mewujudkan tercapainya persaingan yang sehat dalam perdagangan; dan menunjang
kelestarian lingkungan hidup. Dalam menetapkan SNI, dilakukan perumusan yang
meliputi kegiatan sejak pengumpulan dan pengolahan data untuk menyusun konsep
standar sampai tercapainya kesepakatan (konsesus) dari semua Rancangan SNI dapat
dilakukan dengan mengangkat (adopsi) standar internasional atau standar negara lain.
5. Subsidi
Di dalam perdagangan internasional diartikan setiap bantuan keuangan yang
diberikan oleh pemerintah atau badan pemerintah baik langsung atau tidak langsung
kepada perusahaan, industri, kelompok industri, atau eksportir; atau setiap bentuk
dukungan terhadap pendapatan atau harga yang diberikan secara langsurng atau tidak
langsung untuk meningkatkan ekspor atau menurunkan impor dari atau ke ne- gara yang
bersangkutan.
Subsidi Ekspor
Subsidi yang diberikan pemerintah kepada perusahaan yang memproduksi barang-
barang ekspor tertentu, tanpa adanya kewajiban si penerima untuk memberikan imbalan
yang sepadan dari nilai subsidi tersebut. Subsidi biasanya diberikan dalam bentuk suku
bunga pinjaman modal kerja yang rendah. Pemerintah Indonesia mulai mengurangi
pemberian subsidi ini sejak tahun 1987 untuk memenuhi ketentuan dalam Codes on
Subsidies GATT, yang antara lain menyebutkan bahwa produk-produk ekspor yang
mendapat subsidi pemerintah bisa dikenakan bea masuk tambahan (countervailing
duties) oleh negara importir (lihat, Fasilitas Ekspor). (Export Subsidies)
Subsidies and Countervailing Measures
Subsidi dan tindakan pengimbang. Salah satu yang menjadi pokok bahasan dalam
perundingan putaran Uruguay yang tujuannya untuk menyempurnakan aturan dan
disiplin GA semua bentuk subsidi dan tindakan pengimbang sebagaimana tertuang
dalam aturan tentang subsidi dan pungutan tambahan sebagai tindakan pengimbang.
yang berkaitan dengan Subsidi Neto Selisih antara subsidi dengan biaya permohonan,
tanggungan yang dikeluarkan untuk memperolah subsidi; dan/atau pungutan yang
dikenakan pada saat ekspor untuk penggantian subsidi yang diberikan ke- pada barang
ekspor tersebut.
10 | P a g e
6. Dumping
Dumping merupakan ditetapkannya harga ekspor suatu barang yang lebih
rendah daripada harga jual produk yang sama di dalam negerinya atau nilai normal yang
bertujuan sebagai peningkat pangsa pasar. Dumping dapat disebut juga dengan salah
satu kecurangan dalam perdagangan internasional.
Pengertian Dumping Menurut Para Ahli
1. Kamus Hukum Ekonomi
Pengertian Dumping menurut Kamus Hukum Ekonomi adalah praktik dagang yang olek
eksportir dijual dengan harga rendah (kurang dari harga wajar) di pasar internasional di
sisi lain harga produk yang sama di jual di negerinya lebih tinggi atau di negara pihak
ketiga lainnya. Hal ini tentu merugikan pesain di negara yang dilakukan praktik
dumping oleh eksportirnya.
2. Kamus Lengkap Perdanganan Internasional
Pengertian Dumping menurut Kamus Lengkap Perdagangan Internasional adalah
komoditi pada pasar luar negeri yang tingkat harga cenderung lebih rendah
dibandingkan nilai pasar wajar atau tingkat harga yang dianggap lebih rendah dari
tingkat harga di pasar wilayahnya sendiri atau negara ketiga
Tujuan Dumping
Tujuan dari dumping mengarah pada politik untuk meraih keuntungan yang sebesar-
besarnya dengan cara mendiskriminasi harga yakni dengan cara menjual atau
melakukan ekspor produk ke negara lain dengan menetapkan harga yang murah atau
lebih rendah daripada harga yang dijual pada negara pengeskport atau negara lainnya.
Jenis-Jenis Dumping
Pada umumnya praktik melakukan dumping pada perdagangan internasional dibagi
menjadi tiga jenis antara lain:
1. Sporadic Dumping
Sporadic dumping yaitu dumping yang sifatnya sporadis. Dumping ini dijalankan
dengan menjual barang ke luar negeri dengan waktu yang cepat/pendek. Tujuan
sporadic dumping adalah untuk sebagai pencegah menumpuknya barang pada pasar
domestik karena kelebihan produksi pada pabrik menjadikan di eksport dengan harga
yang murah. Hal itu tentu saja akan menimbulkan diskriminasi harga di waktu tertentu
oleh produsen yang untuk karena dapat menjual kelebihan produk di luar negeri.
11 | P a g e
2. Persistent Dumping
Dumping persistent merupakan penjualan dumping yang dijalankan dengan terus
menerus dan menetap. Jenis dumping ini dinamakan juga diskriminasi harga
Internasional. Dumping ini dijalankan oleh para produsen barang yang mempunyai
pasar monopolistik dalam negeri yang bertujuan memaksimalkan keuntungan dari
menjual barang yang lebih tinggin pada pasar domestiknya. Dumping ini bisa berjalan
dalam waktu lama karena terdapat perbedaan pasar antara negara importir dan eksportir.
3. Predatory Dumping
Predatory dumping mempunyai tujuan untuk melumpuhkan para pesaing. Sesudah
pesaing tumbang, pelaku dumping ini akan menaikan harga barangnya sesuai
kemauannya. Dengan seperti itu, perdagangan bisa dimonopoli dan membatasi pesaing
dalam jangka waktu yang lama meskipun sebelumnya menimbulkan kerugian jangka
pendek.
Sedang menurut Robert WIllig, dilihat dari tujuannya dumping dibagi menjadi:
1. Market Expansion Dumping
Keuntungan didapat dari perusahaan pengekspor dengan cara menentukan mark-up
yang lebih rendah di pasar impor disebabkan menghadapi elastisitas permintaan yang
lebih besar selama harga yang ditawarkan rendah.
2. Cyclical Dumping
Cyclical dumping timbul akibat biaya marginal yang tidak jelas atau cenderung rendah.
Dapat saja sebabnya adalah biaya produksi yang disertai keadaan dari kelebihan
kapasitas produksi yang terpisah dari pembuatan produk terkait.
3. State Trading Dumping
State trading dumping timbul dikarenakan hampir sama dengan aksi dumping lainnya,
tetapi lebih menonjol di akuisisi moneternya.
4. Strategic Dumping
Jenis dumping ini menunjukkan ekspor yang merugikan perusahaan saingan pada
negara pengimpor. Hal itu dapat dijalankan dengan strategi pemotongan harga ekspor
dan pembatasan pada produk yang sama pada pasar negara pengekspor.
b. Hambatan Alamiah
1. Jarak
Jarak suatu Negara dapat mempengaruhi kondisi perdagangan internasional
disebabkan oleh beberapa hal diantara lain sebagai berikut:
12 | P a g e
- Tarif yang melambung tinggi
- Kondisi geografis yang berbeda
2. Geografis
Setiap Negara memiliki geografis yang berbeda-beda yang menyebabkan
kebutuhan akan suatu SDA yang bisa di penuhi oleh Negara lain, kondisi geografi
juga membuat barang tersebut mengalami kerusakan , misalnya gempa
bumi,tsunami dan bencana alam lainnya
14 | P a g e
saja yang akan dapat layanan baik karena mampu menyuap.19 Keadaan ini dapat
menyebabkan meluasnya keresahan sosial, ketidaksetaraan sosial dan selanjutnya
mungkin kemarahan sosial yang menyebabkan jatuhnya para birokrat.
BAB III
KESIMPULAN
15 | P a g e
Jadi seperti yang kita ketahui hambatan hambatan yang ada dalam perdagangan
internasional tidak semua berdampak negatif, namun juga ada yang berdampak bagi
pemerintah dan pengusaha-pengusaha kecil di dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-pembangunan/article/view/
24380
2. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/viewFile/8511/6884
3. https://indoforwarding.com/hambatan-perdagangan-internasional-di-indonesia/
4. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-mengenal-unsur-tarif-pajak-yang-berlaku-di-
indonesia/
5. Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi, Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980
6. Partadireja, Ace, Pengantar Ekonomi, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1985
7. Sumiarti, Murti et, al., Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi II, Penerbit
Liberty, Yogyakarta, 1987
8. http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-produksi-luas-menurut-para.html
9. https://www.dictio.id/t/bagaimana-efek-perdagangan-internasional-terhadap-
faktor-produksi/107900/2
10. http://azthreenancy.blogspot.com/2010/01/efek-terhadap-produksi_02.html
11. Sukirno, sadono, 2005, Makro Eonomi : Teori Pengantar, Edisi ke-3, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
12. http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/11/neraca-perdagangan-internasional-
ekspor.html
13. http://azthreenancy.blogspot.com/2010/01/efek-terhadap-produksi_02.html
14. Rinaldy, Eddie.2000. Kamus Istilah Oerdagangan Internasional. Jakarta. Murai
Kencana.
16 | P a g e
15. Rinaldy, Eddie.2000. Kamus Istilah Oerdagangan Internasional. Jakarta. Murai
Kencana.
16. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-dumping-tujuan-
jenis-jenis.html
17. file:///C:/Users/User/Downloads/234-822-1-PB%20(5).pdf
17 | P a g e