Penggolongan Obat 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENGGOLONGAN OBAT

Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau


paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan,pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi.

C. PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat secara luas didasarkan dasarkan beberapa hal,
yaitu: a) jenis; b) mekanisme kerja obat; c) tempat atau lokasi
pemakaian; d) cara pemakaian; e) efek yang ditimbulkan; dan f) golongan
kerja obat.
1. Penggolongan Obat Berdasarkan Jenis
Penggolongan obat berdasarkan jenis menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000, obat
digolongkandalam 5 (lima) golongan sebagai berikut.
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep
dokter disebut juga obat OTC (Over The Counter), dan terdiri
atas obat bebas dan obat bebas terbatas. di Indonesia, obat
golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam. Contoh-contoh obat bebas adalah:
tablet vitamin, seperti C 100 mg dan 250 mg; B complex 25mg,
50 mg, dan100mg; tablet multivitamin, Boorwater, salep 2-4,
salep boor,Julapium, buikdrank,staaldrank, promag, bodrex,
biogesic, panadol, puyer bintang toedjoe, diatabs, entrostop,dll
b. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W) yakni obat-obatan
yang dalam jumlah tertentu masih dapat dibeli di apotek, tanpa
resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam.
Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), dan anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang
bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih
bergaris tepi hitam, dengan tulisan peringatan antara lain:
P. No 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P. No 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P. No.3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan
P. No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P. No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Contoh-contoh obat bebas terbatas adalah Tinctura Iodii (P3) =


antiseptik, lequor burowi (P3) = obat kompres, gargarisma kan
(P2) = obat kumur, rokok asthma (P4) = obat asthma, tablet
Ephedrinum 25 mg (P1) = obat asthma.
c. Obat Keras
Obat keras, dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya,
yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus
dengan resep dokter, memakai tanda lingkaran merah bergaris
tepi hitam dengan tulisan huruf K didalamnya. Obat-
obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa
berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit
atau menyebabkan kematian.
Contoh-contoh obat keras adalah: semua obat injeksi, obat
antibiotic (chloramphenicol, penicillin, tetracyclin, ampicillin),
obat antibakteri (sulfadiazin,sulfasomidin), amphetaminum
(O.K.T), hydantoinum = obat anti epilepsi, reserpinum = obat
anti hipertensi, Vitamin K = anti perdarahan, Yohimbin =
aphrodisiaka, Isoniazidum = anti TBC, nitroglycerinum = obat
jantung.
d. Obat Wajib Apotik
Obat wajib apotik merupakan obat keras yang dapat diberikan
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Tujuan
obat wajib apotik adalah memperluas keterjangkauan obat
untuk masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam
obat wajib apotik adalahobat yang diperlukan bagi kebanyakan
penyakit yang diderita pasien Contoh-contoh obat wajib
apotik:Clindamicin 1 tube, obat luar untuk acne; Diclofenac 1
tube, obat luar untuk anti inflamasi (asam mefenamat);
flumetason 1 tube, obat luar untuk inflamasi Ibuprofen tablet.
e. Obat Psikotropika dan Narkotika
Obat psikotropika, merupakan zat atau obat baik ilmiah atau
sintesis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Contoh: alprazolam,diazepam. Mengenai obat-obat
psikotropika ini diatur dalam UU RI Nomor 5 tahun 1997.
Psikotropika dibagi menjadi:
1) Golongan I: sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan
untuk ilmu pengetahuan,dilarang diproduksi, dan digunakan
untuk pengobatan. Contohnya: metilen dioksi
metamfetamin, Lisergid acid diathylamine (LSD) dan
metamfetamin
2) Golongan II,III dan IV dapat digunakan untuk pengobatan
asalkan sudah didaftarkan.Contohnya: diazepam,
fenobarbital, lorazepam dan klordiazepoksid. Obat ini pada
kemasannya dengan lingkaran yang didalamnya terdapat
palang (+) berwarna merah.
Obat Narkotika penggunaannya di awasi dengan ketat
sehingga hanya dapat di temukan di apotek dengan resep
doker .Dlam bidang kesehatan ,obat narkotika biasa di
gunakan untuk anestesi/obat bius dan analgetik/obat
penghilang rasa sakit.Contoh obat narktika adalah: codipront
(obat batuk),MST (analgetik), dan fentanyl (obat bius).
Jenis-jenis obat narkotika adalah sebagai berikut:
1) Obat narkotika golongan I: hanya dapat digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan dilarang digunakan
untuk kepentingan lainnya. Contoh: Tanaman Papaver
somniferum L. (semua bagian termasuk buah dan jerami
kecuali bijinya),Erythroxylon coca; Cannabis
sp.;zat/senyawa: Heroin.
2) Obat narkotika golongan II: dapat digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan atau
pengembangan ilmu pengetahuan. Distribusi obat ini
diatur oleh pemerintah.
Contoh: Morfin dan garam-garamnya, Petidin
3) Obat narkotika golongan III: dapat digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan atau
pengembangan ilmu pengetahuan. Distribusi obat ini
diatur oleh pemerintah.
Contoh: Codein

Penggolongan obat berdasarkan jenis ini mengenal pula


jenis obat esensial dan generik.
1) Obat Esensial
Obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terbanyak, mencakup upaya
diagnosa, profilaksis, terapi, dan rehabilitasi yang harus
diusahakan selalu tersedia pada unit pelayanan sesuai
dengan fungsi dan tingkatannya. Obat esensial ini
tercantum dalam DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional).
Contoh: analgesik,antipiretik.
2) Obat Generik
Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yg
dikandungnya. Nama ini ditentukan oleh WHO dan ada
dalam daftar International Nonproprietary Name Index.
2. Penggolongan obat berdasarkan mekanismekerja obat
Mekanisme kerja obat dibagi menjadi 5 jenis
penggolongan yaitu:
a. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya
penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh: antibiotik.
b. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis
dari penyakit, contoh: vaksin dan serum.
c. Obat yang menghilangkan simtomatik atau gejala,
meredakan nyeri, contoh:analgesik.
d. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-
fungsi zat yang kurang, contoh:vitamin dan hormon.
e. Obat yang bersifat placebo, yaitu obat yang tidak
mengandung zat aktif, khususnya diperuntukkan bagi
pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan
sakit,contoh: aqua pro injeksi dan tablet placebo.
3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi
pemakaian, dibagi menjadi dua(2) golongan yaitu:
a. Obat dalam yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral,
contoh: tablet antibiotik,parasetamol tablet
b. Obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topical
atau tubuh bagian luar, contoh: sulfur, dan lain-lain.
4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian,
dibagi menjadi beberapa bagian,yaitu:
a. Oral: Obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam
saluran cerna, contoh: tablet,kapsul, serbuk, dan lain-lain.
b. Rektal: Obat yang dipakai melalui rektum, biasanya
digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan,
atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari
pengaruh pH lambung, First Past Effect (FPE) di hati
maupun enzim-enzim di dalam tubuh
c. Sublingual: Pemakaian obat dengan meletakkannya
dibawah lidah, sehingga masuk ke pembuluh darah
efeknya lebih cepat, contoh: obat hipertensi, tablet hisap,
hormon-hormon
d. Parenteral: Obat yang disuntikkan melalui kulit kealiran
darah, baik secara intravena,subkutan, intramuskular,
intrakardial.
e. Langsung ke organ, contoh intrakardial
f. Melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

5. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan,


dibagi menjadi 2 bagian,yaitu:
a. Sistemik: Obat atau zat aktif yang masuk ke dalam
peredaran darah.
b. Lokal: Obat atau zat aktif yang hanya berefek atau
menyebar atau mempengaruhi bagian tertentu tempat
obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit,
dan
lain lain.
6. Penggolongan obat berdasarkan kerja obat
Penggolongan jenis inidibagi menjadi beberapa golongan
yaitu antibiotik,antiinflamasi, anti hipertensi, anti
konvulsan, anti koagulasi, anti histamin, psikotropika, dan
anti jamur/anti fungi. Uraian masing-masing golongan
adalah sebagai berikut.

A. Antibiotik
Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai
bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Antibiotik
dikategorikan berdasarkan struktur kimia yaitu:
1) Penisilin (Penicillins).Penisilin atau antibiotik beta-
laktam adalah kelas antibiotik yangmerusak dinding sel
bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.
Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri
dari penisilin G, penisilin V, ampisilin,tikarsilin, kloksasilin,
oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin. Antibiotik ini digunakan
untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi,
mata, telinga, saluran pernapasan,dan lain-lain. Adapun
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara
lain: Ampisilin dan Amoksisilin.
2) Sefalosporin (Cephalosporins). Obat golongan ini
barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk
mengobati infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung
dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia,
infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan
saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Sefalosporin
terdiri dari beberapa generasi, yaitu :
 Sefalosporin generasi pertama, untuk infeksi
saluran kemih.
 Sefalosporin generasi kedua, untuk sinusitis
 Sefalosporin generasi ketiga, untk meningitis
Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini
antara lain: Sefradin, Sefaklor,Sefadroksil, Sefaleksin.
3) Aminoglikosida (Aminoglycosides).Jenis anti biotik ini
menghambat pembentukan protein bakteri. Adapun
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara
lain: amikasin, gentamisin, neomisin sulfat, netilmisin.
4) Makrolid (Macrolides). Digunakan untuk mengobati
infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi
tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas
bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan
jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit
legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu
sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi
terhadap penisilin. Adapun contoh obat yang termasuk
dalam golongan ini antara lain :Eritromisin, Azitromisin,
Klaritromisin.
5) Sulfonamida (Sulfonamides). Obat ini efektif mengobati
infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya
pada ginjal. Untuk mencegah pembentukan Kristal obat,
pasien harus minum sejumlah besar air. Adapun contoh
obat yang termasuk dalam golongan ini, antara
lain,gantrisin.
6) Fluoroquinolones.Fluoroquinolones adalah satu
satunya kelas antibiotik yang secara langsung
menghentikan sintesis DNA bakteri.
7) Tetrasiklin (Tetracyclines). Obat golongan ini digunakan
untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang
diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti
kolera,demam berbintik Rocky Mountain, syanker,
konjung tivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli
kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa
jenis jerawat. Adapun contoh obat yang termasuk dalam
golongan ini antara lain: Tetrasiklin, Klortetrasiklin,
Oksitetrasiklin.
8.Polipeptida (Polypeptides). Polipeptida dianggap cukup
beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan
kulit saja. Ketika disuntikan ke dalam kulit, polipeptida
bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal
dan saraf. Adapun contoh obat yang termasuk dalam
golongan ini, antara lain, gentamisin dan karbenisilin.
 Farmakologi 
44
8) Polipeptida (Polypeptides). Polipeptida dianggap cukup
beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan
kulit saja. Ketika disuntikan ke dalam kulit, polipeptida
bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal
dan saraf. Adapun contoh obat yang termasuk dalam
golongan ini, antara lain, gentamisin dan karbenisilin.
Antibiotika harus dihabiskan sesuai dengan yang
diresepkan dokter untuk mencegah resistensi bakteri
b. Anti Inflamasi
Pengobatan anti inflamasi mempunyai dua tujuan utama
yaitu, meringankan rasa nyeri yang seringkali merupakan
gejala awal yang terlihat dan keluhan utama yang terus
menerus dari pasien, dan kedua memperlambat atau
membatasi perusakan jaringan (Katzung, 2002).
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat anti
inflamasi terbagi ke dalam golongan steroid dan golongan
non-steroid (Anonim, 1993).
1) Obat Anti-inflamasi Nonsteroid.Obat antiinflamasi (anti
radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs)
adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat
analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan
antiinflamasi (anti radang). Contoh : Aspirin
2) Obat antiinflamasi Steroid.Adapun mekanisme kerja
obat dari golongan steroid adalah menghambat enzim
fospolifase sehingga menghambat pembentukan
prostaglandin maupun leukotrien. Contoh: hidrokortison,
deksametason, metil prednisolon, kortison asetat,
betametason, triamsinolon, prednison, fluosinolon
asetonid, prednisolon,triamsinolon asetonid dan
fluokortolon
c. Anti Hipertensi
Anti hipertensi digunakan untuk menurunkan mortalitas
dan morbiditas cardiovascular.Obat anti hipertensi di bagi
menjadi 5 kelompok, yaitu:
1) Obat Diuretik. Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi
natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume
darah dan cairan ekstraseluler. Contohnya:
Hidroklorotiazid
2) Obat Penghambat Adrenergik. Penghambat adrenergik
atau adrenolitik ialah golongan obat yang menghambat
perangsangan adrenergik. Berdasarkan cara kerjanya obat
ini dibedakan menjadi:
 Penghambat adrenoseptor (adrenoseptor bloker) yaitu
obat yang menduduki adrenoseptor baik alfa (a) maupun
beta (b) sehingga menghalanginya untuk berinteraksi
dengan obat adrenergik.
 Penghambat saraf adrenergik yaitu obat yang
mengurangi respons sel efektor terhadap perangsangan
saraf adrenergik. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat sintesis, penyimpanan, dan pelepasan
neurotransmitter. Obat yang termasuk penghambat saraf
adrenergik adalah guanetidinbetanidin, guanadrel,
bretilium, dan reserpin. Semua obat golongan ini
umumnya dipakai sebagai antihipertensi.
 Penghambat adrenergik sentral atau adrenolitik sentral
yaitu obat yang menghambat perangsangan adrenergik di
SSP.
3) Vasolidator. Vasolidator berfungsi untuk
mengendurkan otot polos arteri, sehingga menyebabkan
membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi
terhadap aliran darah. Contoh: hydralazine dan minoxidil
4) Penghambat Angiotensin-Converting Enzime (ACE
inhibitor) dan Antagonis Reseptor Angiotensin II
(Angitensin Receptor Blocker, ARB)
 Angiotensin converting enzyme (ACE)berfungsi
untukmemblokir aksi hormone angiotensin II, yang
mempersempit pembuluh darah. Contoh: captopril,
enalapril,perindopril, ramipril, quinapril dan lisinopril
 Angiotensin receptor blocker berperilaku dengan cara
yang sama seperti ACE inhibitor. Contoh: candesartan,
irbesartan, telmisartan, eprosartan.
5) Antagonis Kalsium. Antagonis Kalsium berfungsi untuk
menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh
darah dan miokard. Contoh : nifedipin.
d. Anti Konvulsan
Anti Konvulsan berfungsi untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan bangkitan non-
epilepsi. Adapun contoh obat yang termasuk dalam
golongan ini antara lain: bromide, fenobarbital, fenitoin,
karbamazepim.
e. Anti Koagulasi
Anti koagulasi digunakan untuk mencegah pembekuan
darah dengan jalan menghambat pembentukan atau
menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah.
Antikoagulasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1) Heparin.Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan
yang diberikan secara parenteral dan merupakan obat
terpilih bila diperlukan efek yang cepat misalnya untuk
emboli paru-paru dan trombosis vena dalam. Contoh:
Protamin Sulfat.
2) Antikoagulasi Oral. Terdiri dari derivat 4-
hidroksikumarin misalnya: dikumoral,warfarin dan
derivate indan-1,3-dion misalnya : anisindion.
3) Antikoagulasi yang bekerja dengan mengikat ion
kalsium. Contoh: Natrium sitrat, Asam oksalat dan
senyawa oksalat, dan natrium Edetat.
f. Anti Histamin
Pada manusia histamin merupakan mediator yang
penting pada reaksi alergi tipe segera dan reaksi inflamasi.
Berdasarkan mekanisme kerja, anti histamin digolongkan
mejadi 2 kelompok yaitu:
1) Antagonis H1. Antagonis H1 sering pula disebut anti
histamin klasik atau anti histamine H1, adalah senyawa
yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara
bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung
reseptor H1. Penggunaannya untuk mengurangi gejala
alergi karena musim atau cuaca. Antagonis H1 terdiri dari:
Difenhidramin HCl (benadryl), Dimenhidrinat
(Dramamim,Antimo), Karbinoksamin HCl (Clistin),
Klorfenoksamin HCl (systral), Klemestin Fumarat
(Tavegyl), Piperinhidrinat (Kolton).
2) Antagonis H2. Antagonis H2 adalah senyawa yang
menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan
reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam
lambung. Antagonis H2 terdiri dari: Semitidin (Cimet,
Corsamet, Nulcer, Tagamet, Ulcadine), Ranitidin HCl
(Ranin, Ranatin, Ranatac, Zantac, Zantadin), Famotidin
(Facid, Famocid, Gaster, Ragastin, Restidin).
g. Psikotropika
Psikotropika adalah obat yang mempengaruhi fungsi
perilaku, emosi, dan pikiran yang biasa digunakan dalam
bidang psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa. Berdasarkan
penggunaan klinik, psikotropik dapat di bedakan menjadi
4 golongan, yaitu:
1) Antipsikosis (major tranquilizer). Antipsikosis
bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronik,
suatu gangguan jiwa yang berat. Contoh: Risperidon,
Olanzapin, Zolepin.
2) Antiansietas (minor tranquilizer). Antiansietas berguna
untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis,dan
berguna untuk terapi tambahan penyakit somatis.
Contoh: klordiazepoksid, diazepam, oksazepam
3) Anti depresi. Anti depresi digunakan untuk mengobati
gangguan yang heterogen. Contoh: desipramin,nortriptilin
4) Anti mania (mood stabilizer). Anti mania berfungsi
untuk mencegah naik turunnya mood pada pasien dengan
gangguan bipolar. Contoh: karbamazepin, asam valproate
h. Anti Jamur atau Anti Fungi
Anti jamur atau anti fungi berfungsi untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh jamur. Contoh: imidiazol,
diazol, dan anti biotik polien

Anda mungkin juga menyukai