Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
02 November 2020
-2-
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, serta
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (2)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 tahun 2012
tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional dan Pasal 6
ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun
2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, perlu
menetapkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik;
02 November 2020
-3-
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI PEMBUATAN OBAT
TRADISIONAL YANG BAIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
2. Industri Obat Tradisional yang selanjutnya disingkat IOT
adalah industri yang dapat membuat semua bentuk
sediaan Obat Tradisional.
3. Industri Ekstrak Bahan Alam yang selanjutnya disingkat
IEBA adalah industri yang khusus membuat sediaan
dalam bentuk ekstrak sebagai produk akhir.
4. Usaha Kecil Obat Tradisional yang selanjutnya disebut
UKOT adalah usaha yang dapat membuat semua bentuk
sediaan Obat Tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet,
efervesen, suppositoria, dan kapsul lunak.
5. Usaha Mikro Obat Tradisional yang selanjutnya disingkat
UMOT adalah usaha yang hanya membuat sediaan Obat
Tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat
luar dan rajangan.
6. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik yang
selanjutnya disingkat CPOTB adalah seluruh aspek
kegiatan pembuatan Obat Tradisional yang bertujuan
untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
02 November 2020
-4-
02 November 2020
-5-
BAB II
PENERAPAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Tata cara sertifikasi CPOTB merupakan panduan yang
wajib diterapkan bagi:
a. IOT, UKOT dan UMOT dalam melakukan kegiatan
pembuatan Obat Tradisional sesuai dengan bentuk
sediaan yang dibuat; dan
b. IEBA dalam pembuatan ekstrak.
(2) Tata cara sertifikasi CPOTB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterapkan untuk memperoleh:
a. Sertifikat CPOTB; atau
b. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap.
(3) Sertifikat CPOTB sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a diberikan oleh Kepala Badan kepada IOT, IEBA,
UKOT, atau UMOT sesuai dengan Bentuk Sediaan
berdasarkan permohonan yang disampaikan secara
daring.
(4) Sertifikat CPOTB sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
memiliki masa berlaku selama 5 (lima) tahun sejak
diterbitkan.
(5) Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diberikan
oleh Kepala Badan kepada UKOT atau UMOT sesuai
dengan Bentuk Sediaan berdasarkan permohonan yang
disampaikan secara daring.
(6) Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) memiliki masa
berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak diterbitkan.
(7) Format Sertifikat CPOTB sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Badan ini.
02 November 2020
-6-
BAB III
TATA CARA
Bagian Kesatu
Sertifikasi CPOTB
Paragraf 1
Pendaftaran akun
Pasal 3
(1) IOT, IEBA, UKOT, atau UMOT yang mengajukan
permohonan layanan sertifikasi CPOTB terlebih dahulu
melakukan pendaftaran akun untuk mendapatkan nama
pengguna dan kata sandi.
(2) Pendaftaran akun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan mengisi data dan mengunggah
dokumen pendukung melalui laman resmi pelayanan e-
sertifikasi BPOM dengan mengakses http://www.e-
sertifikasi.pom.go.id.
(3) BPOM melakukan verifikasi terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam batas waktu
paling lama 3 (tiga) Hari sejak tanggal input dan unggah
dokumen pendukung sertifikasi CPOTB.
(4) Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan lengkap dan benar,
IOT, IEBA, UKOT, atau UMOT diberikan nama pengguna
dan kata sandi.
02 November 2020
-7-
Pasa 4
(1) Pendaftaran akun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
hanya dilakukan 1 (satu) kali.
(2) Dalam hal terjadi perubahan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) IOT, IEBA, UKOT, atau UMOT
harus mengajukan perubahan akun.
Pasal 5
IOT, IEBA, UKOT, atau UMOT yang telah mendapatkan nama
pengguna dan kata sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (4) dapat mengajukan permohonan:
a. sertifikasi baru;
b. perpanjangan sertifikat; atau
c. perubahan sertifikat
Paragraf 2
Sertifikasi Baru
Pasal 6
(1) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT yang mengajukan
permohonan layanan penerbitan sertifikasi baru harus
mengunggah dokumen teknis berupa:
a. surat pernyataan komitmen untuk permohonan
Sertifikat CPOTB;
b. dokumen induk IOT, IEBA, UKOT atau UMOT;
c. surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Bersama
yang masih berlaku dengan bentuk sediaan sesuai
dengan permohonan untuk sarana produksi yang
menggunakan fasilitas bersama dengan obat;
d. sertifikat CPOB yang masih berlaku untuk bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan jika
menggunakan fasilitas bersama dengan obat.
(2) BPOM menerbitkan surat pemberitahuan perintah
pembayaran jika berdasarkan verifikasi dokumen
dinyatakan lengkap dan benar.
(3) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT melakukan pembayaran
dengan nominal sebagaimana tercantum dalam surat
02 November 2020
-8-
Pasal 7
(1) BPOM melaksanakan Inspeksi paling lama 5 (lima) Hari
sejak diterimanya bukti pembayaran surat perintah bayar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).
(2) BPOM menerbitkan keputusan berupa hasil Inspeksi
paling lama 7 (tujuh) Hari setelah Inspeksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) selesai dilaksanakan.
(3) Hasil Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berupa:
a. perbaikan melalui tambahan data;
b. persetujuan; atau
c. penolakan.
Pasal 8
(1) Dalam hal hasil Inspeksi berupa perbaikan melalui
tambahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (3) huruf a, perhitungan jangka waktu dihentikan
(clock off) sampai dengan IOT, IEBA, UKOT atau UMOT
menyampaikan tambahan data.
(2) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT harus menyampaikan
perbaikan melalui tambahan data dalam batas waktu
paling lambat 40 (empat puluh) Hari sejak tanggal
diterimanya hasil Inspeksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(3) Perhitungan waktu evaluasi akan dilanjutkan (clock on)
setelah IOT, IEBA, UKOT atau UMOT menyerahkan
tambahan data secara lengkap dan benar dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), IOT, IEBA, UKOT
atau UMOT dapat mengajukan perpanjangan tambahan
02 November 2020
-9-
Pasal 9
Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) atau
mendapatkan keputusan berupa penolakan maka
02 November 2020
- 10 -
Paragraf 3
Perpanjangan sertifikat
Pasal 10
(1) Permohonan perpanjangan sertifikat disampaikan oleh
IOT, IEBA, UKOT atau UMOT kepada BPOM paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat
CPOTB berakhir.
(2) Permohonan perpanjangan sertifikat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan dengan
mengunggah dokumen teknis berupa:
a. Dokumen Induk IOT, IEBA, UKOT atau UMOT;
b. Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Bersama
yang masih berlaku dengan bentuk sediaan sesuai
dengan permohonan untuk sarana produksi yang
menggunakan fasilitas bersama dengan obat;
c. Sertifikat CPOB yang masih berlaku untuk bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan jika
menggunakan fasilitas bersama dengan obat;
d. Sertifikat CPOTB; dan
e. Berita Acara Pemeriksaan dari Inspeksi rutin
bersama perkembangan Corrective Action and
Preventive Action (CAPA) 2 (dua) tahun terakhir,
dan/atau hasil Inspeksi diri terakhir.
(3) BPOM menerbitkan surat pemberitahuan perintah
pembayaran jika berdasarkan verifikasi dokumen
dinyatakan lengkap dan benar.
(4) Pemohon melakukan pembayaran dengan nominal
sebagaimana tercantum dalam surat perintah bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 7
(tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal unggah
dokumen persyaratan.
02 November 2020
- 11 -
02 November 2020
- 12 -
Paragraf 4
Perpanjangan sertifikat yang Memerlukan Inspeksi
Pasal 11
(1) BPOM melaksanakan Inspeksi atas perpanjangan
sertifikat yang memerlukan Inspeksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5) huruf a paling lama 5
(lima) Hari sejak diterimanya bukti pembayaran surat
perintah bayar sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
ayat (4).
(2) BPOM menerbitkan keputusan berupa hasil Inspeksi
paling lama 7 (tujuh) Hari setelah Inspeksi dilaksanakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Hasil Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berupa:
a. perbaikan melalui tambahan data;
b. persetujuan; atau
c. penolakan.
Pasal 12
(1) Dalam hal hasil Inspeksi berupa perbaikan melalui
tambahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (3) huruf a, perhitungan jangka waktu dihentikan
(clock off) sampai dengan IOT, IEBA, UKOT atau UMOT
menyampaikan tambahan data.
(2) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT harus menyampaikan
perbaikan melalui tambahan data dalam batas waktu
paling lambat 40 (empat puluh) hari sejak tanggal
diterimanya hasil Inspeksi.
(3) Perhitungan waktu evaluasi akan dilanjutkan (clock on)
setelah IOT, IEBA, UKOT atau UMOT menyerahkan
tambahan data secara lengkap dan benar dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), IOT, IEBA, UKOT
atau UMOT dapat mengajukan perpanjangan tambahan
02 November 2020
- 13 -
Pasal 13
Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) atau
mendapatkan keputusan berupa penolakan maka
02 November 2020
- 14 -
Paragraf 5
Perpanjangan sertifikat yang Tidak Memerlukan Inspeksi
Pasal 14
(1) BPOM melaksanakan evaluasi atas permohonan
perpanjangan sertifikat yang tidak memerlukan Inspeksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5) huruf b
paling lama 6 (enam) Hari sejak diterimanya bukti
pembayaran surat perintah bayar sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (5).
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. perbaikan melalui tambahan data;
b. persetujuan; atau
c. penolakan.
Pasal 15
(1) Dalam hal hasil evaluasi berupa perbaikan melalui
tambahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (3) huruf a, perhitungan jangka waktu dihentikan
(clock off) sampai dengan IOT, IEBA, UKOT atau UMOT
menyampaikan tambahan data.
(2) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT harus menyampaikan
perbaikan melalui tambahan data dalam batas waktu
paling lambat 10 (sepuluh) Hari sejak tanggal
diterimanya hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(3) Perhitungan waktu evaluasi akan dilanjutkan (clock on)
setelah IOT, IEBA, UKOT atau UMOT menyerahkan
tambahan data secara lengkap dan benar dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), IOT, IEBA, UKOT
02 November 2020
- 15 -
Pasal 16
Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5) atau
mendapatkan keputusan berupa penolakan maka
permohonan dinyatakan batal dan biaya yang telah
dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
Paragraf 6
Perubahan Sertifikat
Pasal 17
(1) Permohonan perubahan sertifikat disampaikan oleh IOT,
IEBA, UKOT atau UMOT kepada BPOM paling lambat 6
02 November 2020
- 16 -
02 November 2020
- 17 -
Paragraf 7
Perubahan Administrasi
Pasal 18
(1) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT yang mengajukan
permohonan perubahan sertifikat berupa perubahan
administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(3) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. dokumen administratif berupa surat permohonan;
dan
b. dokumen teknis berupa dokumen pendukung
terkait perubahan administratif.
(2) BPOM menerbitkan surat pemberitahuan perintah
pembayaran jika berdasarkan verifikasi dokumen
dinyatakan lengkap dan benar.
(3) Pemohon melakukan pembayaran dengan nominal
sebagaimana tercantum dalam surat perintah bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 7
(tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal unggah
dokumen persyaratan.
(4) BPOM melaksanakan evaluasi atas permohonan
perubahan administratif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (2) huruf a paling lama 6 (enam) Hari sejak
diterimanya bukti pembayaran surat perintah bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) BPOM menerbitkan keputusan berupa persetujuan
perubahan sertifikat paling lama 5 (lima) Hari sejak
dokumen permohonan perubahan Sertifikat yang
berdasarkan evaluasi dinyatakan lengkap dan benar.
(6) Dalam hal berdasarkan evaluasi dan penilaian IOT, IEBA,
UKOT atau UMOT dinyatakan memenuhi persyaratan
CPOTB, Kepala Badan menerbitkan Sertifikat CPOTB
paling lama 3 (tiga) Hari sejak tanggal hasil evaluasi dan
penilaian.
(7) Masa berlaku sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) mengikuti masa berlaku Sertifikat CPOTB IOT, IEBA,
UKOT atau UMOT yang telah diterbitkan sebelumnya.
02 November 2020
- 18 -
Paragraf 8
Perubahan Fasilitas yang Memerlukan Inspeksi
Pasal 19
(1) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT yang mengajukan
permohonan perubahan fasilitas yang memerlukan
Inspeksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
huruf a harus memenuhi persyaratan administratif
sebagai berikut:
a. dokumen administratif berupa surat permohonan;
dan
b. dokumen teknis meliputi:
1. daftar perubahan fasilitas; dan
2. dokumen pengendalian perubahan dan dokumen
pendukung terkait perubahan.
(2) Perubahan fasilitas yang memerlukan Inspeksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan setelah IOT, IEBA, UKOT atau UMOT
mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan.
Pasal 20
(1) BPOM melakukan verifikasi menggunakan mekanisme
dihentikan (clock on) dan dilanjutkan (clock off) terhadap
pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) paling lama 5 (lima) Hari
sejak tanggal permohonan diajukan.
(2) BPOM menerbitkan surat pemberitahuan perintah
pembayaran jika berdasarkan verifikasi dokumen
dinyatakan lengkap dan benar.
(3) Pemohon melakukan pembayaran dengan nominal
sebagaimana tercantum dalam surat perintah bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 7
(tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal unggah
dokumen persyaratan.
02 November 2020
- 19 -
Pasal 21
(1) Dalam hal hasil Inspeksi berupa perbaikan melalui
tambahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (6) huruf a, perhitungan jangka waktu dihentikan
(clock off) sampai dengan IOT, IEBA, UKOT atau UMOT
menyampaikan tambahan data.
(2) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT harus menyampaikan
perbaikan melalui tambahan data dalam batas waktu
paling lambat 40 (empat puluh) hari sejak tanggal
diterimanya hasil Inspeksi.
(3) Perhitungan waktu evaluasi akan dilanjutkan (clock on)
setelah IOT, IEBA, UKOT atau UMOT menyerahkan
tambahan data secara lengkap dan benar dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), IOT, IEBA, UKOT
02 November 2020
- 20 -
Pasal 22
Dalam hal IOT, IEBA, UKOT atau UMOT tidak dapat
menyampaikan tambahan data dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5) atau
mendapatkan keputusan berupa penolakan maka
permohonan dinyatakan batal dan biaya yang telah
dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
Paragraf 9
Perubahan Fasilitas yang Tidak Memerlukan Inspeksi
Pasal 23
(1) IOT, IEBA, UKOT atau UMOT yang mengajukan
permohonan perubahan fasilitas yang tidak memerlukan
02 November 2020
- 21 -
Pasal 24
(1) Dalam hal hasil evaluasi berupa perbaikan melalui
tambahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (7) huruf a, perhitungan jangka waktu dihentikan
02 November 2020
- 22 -
02 November 2020
- 23 -
Bagian Kedua
Sertifikasi Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap
Pasal 25
(1) UKOT dan UMOT yang mengajukan permohonan layanan
penerbitan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara
Bertahap dilaksanakan sesuai dengan penahapan dalam
pemenuhan aspek CPOTB.
(2) Pemenuhan aspek CPOTB Secara Bertahap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penerapan Aspek CPOTB Secara Bertahap.
(3) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan Aspek CPOTB
Secara Bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Kepala Badan.
Paragraf 2
Pendaftaran akun
Pasal 26
(1) UKOT atau UMOT yang mengajukan permohonan
layanan penerbitan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB
secara Bertahap harus melakukan pendaftaran akun
untuk mendapatkan nama pengguna dan kata sandi.
(2) Pendaftaran akun sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan dengan mengisi data dan mengunggah
dokumen pendukung melalui laman resmi pelayanan e-
sertifikasi BPOM dengan mengakses http://www.e-
sertifikasi.pom.go.id.
(3) BPOM melakukan verifikasi terhadap data pendukung
yang telah diisi dan diunggah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) secara daring paling lama 3 (tiga) Hari sejak
tanggal input dan unggah dokumen pendukung
02 November 2020
- 24 -
Pasal 27
(1) Pendaftaran akun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
hanya dilakukan 1 (satu) kali.
(2) Dalam hal terjadi perubahan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) UKOT atau UMOT harus
mengajukan perubahan akun.
Pasal 28
UKOT atau UMOT yang memperoleh nama pengguna dan kata
sandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) dapat
mengajukan permohonan:
a. sertifikasi baru;
b. perpanjangan sertifikat; atau
c. perubahan sertifikat
Paragraf 3
Sertifikasi Baru
Pasal 29
(1) UKOT atau UMOT yang mengajukan Permohonan
sertifikasi baru selain harus memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 juga harus
menyampaikan surat pernyataan komitmen permohonan
sertifikasi pemenuhan aspek CPOTB.
(2) Surat pernyataan komitmen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan secara elektronik kepada UPT
BPOM setempat.
(3) UPT BPOM melakukan Inspeksi jika berdasarkan
evaluasi secara daring, dokumen administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan lengkap
dan benar.
02 November 2020
- 25 -
Pasal 30
(1) UPT BPOM melakukan Inspeksi paling lama 6 (enam)
Hari terhitung sejak tanggal dokumen administratif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)
dinyatakan lengkap dan benar.
(2) UPT BPOM menerbitkan keputusan berdasarkan hasil
Inspeksi paling lama 14 (empat belas) Hari setelah
Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa:
a. tambahan data jika berdasarkan hasil Inspeksi
UKOT atau UMOT diperlukan perbaikan terhadap
aspek CPOTB yang belum dipenuhi.
b. persetujuan berupa rekomendasi kepada BPOM
untuk menerbitkan Sertifikat Pemenuhan Aspek
CPOTB secara Bertahap jika berdasarkan hasil
Inspeksi UKOT atau UMOT telah memenuhi aspek
CPOTB yang dipersyaratkan; atau
c. penolakan jika berdasarkan hasil Inspeksi UKOT
atau UMOT tidak memenuhi aspek CPOTB yang
dipersyaratkan.
(4) Keputusan hasil Inspeksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menjadi dasar bagi Kepala Badan untuk
menerbitkan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB secara
Bertahap.
Pasal 31
(1) Dalam hal hasil Inspeksi diterbitkan keputusan berupa
tambahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (3) huruf a, perhitungan jangka waktu dihentikan
02 November 2020
- 26 -
02 November 2020
- 27 -
Pasal 32
(1) Kepala Badan menerbitkan Sertifikat Pemenuhan Aspek
CPOTB Secara Bertahap paling lama 7 (tujuh) Hari
terhitung sejak surat rekomendasi pesetujuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (9) diterima.
(2) Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki masa
berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat dilakukan
perpanjangan melalui mekanisme perpanjangan
sertifikat.
Paragraf 4
Perpanjangan sertifikat
Pasal 33
(1) Permohonan perpanjangan sertifikat disampaikan oleh
UKOT atau UMOT kepada BPOM paling lambat 6 (enam)
bulan sebelum masa berlaku Sertifikat Pemenuhan Aspek
CPOTB Secara Bertahap berakhir.
(2) Permohonan perpanjangan sertifikat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan dengan persyaratan
berupa Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara
Bertahap.
(3) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dokumen
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dinyatakan lengkap dan benar, BPOM akan melakukan
evaluasi berdasarkan:
02 November 2020
- 28 -
Pasal 34
(1) UPT BPOM melaksanakan Inspeksi paling lama 6 (enam)
Hari sejak tanggal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 33 ayat (3) dinyatakan lengkap dan benar.
(2) UPT BPOM menerbitkan keputusan berdasarkan hasil
Inspeksi paling lama 14 (empat belas) Hari setelah
Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa:
a. tambahan data jika berdasarkan hasil Inspeksi
UKOT atau UMOT diperlukan perbaikan terhadap
aspek CPOTB yang belum dipenuhi.
b. persetujuan berupa rekomendasi kepada BPOM
untuk menerbitkan Sertifikat Pemenuhan Aspek
CPOTB secara Bertahap jika berdasarkan hasil
Inspeksi UKOT atau UMOT telah memenuhi aspek
CPOTB yang dipersyaratkan; atau
c. penolakan jika berdasarkan hasil Inspeksi UKOT
atau UMOT tidak memenuhi aspek CPOTB yang
dipersyaratkan.
(4) Keputusan hasil Inspeksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menjadi dasar bagi Kepala Badan untuk
menerbitkan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara
Bertahap.
Pasal 35
(1) Dalam hal hasil Inspeksi berupa perbaikan melalui
tambahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
ayat (3) huruf a, perhitungan jangka waktu dihentikan
(clock off) sampai dengan UKOT atau UMOT
menyampaikan tambahan data.
02 November 2020
- 29 -
02 November 2020
- 30 -
Pasal 36
Dalam hal UKOT atau UMOT tidak dapat menyampaikan
tambahan data dalam batas waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (5) atau mendapatkan keputusan berupa
penolakan maka permohonan dinyatakan batal dan biaya
yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
Pasal 37
Kepala Badan menerbitkan perpanjangan sertifikat
Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap paling lama 7
(tujuh) Hari terhitung sejak surat rekomendasi pesetujuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (8) diterima.
Pasal 38
(1) Perpanjangan sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Secara
Bertahap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dapat
dilakukan paling banyak:
a. 2 (dua) kali pada tiap tahapan untuk UKOT yang
memproduksi Kapsul dan Cairan Obat Dalam;
b. 3 (tiga) kali pada tiap tahapan untuk UKOT yang
memproduksi sediaan selain Kapsul dan Cairan
Obat Dalam; dan
c. 3 (tiga) kali pada tiap tahapan untuk UMOT.
(2) Dalam hal perpanjangan sertifikat Pemenuhan Aspek
CPOTB Secara Bertahap telah berakhir masa berlakunya,
UKOT atau UMOT wajib melakukan sertifikasi
pemenuhan aspek CPOTB sesuai dengan ketentuan
penahapan sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk
02 November 2020
- 31 -
Paragraf 5
Perubahan Sertifikat
Pasal 39
(1) UKOT atau UMOT yang telah mendapatkan Sertifikat
Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap, dapat
mengajukan perubahan sertifikat.
(2) Perubahan sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan perubahan administratif.
(3) Perubahan administrastif sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berupa perubahan terhadap:
a. nama badan hukum; dan/atau
b. alamat tanpa perubahan lokasi.
(4) Permohonan perubahan administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) di sampaikan melalui aplikasi e-
sertifikasi dengan melengkapi persyaratan berupa
dokumen teknis rencana perubahan.
(5) UPT BPOM menerbitkan keputusan berupa rekomendasi
persetujuan perubahan administratif pada Sertifikat
Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap paling lama 7
(tujuh) Hari sejak dokumen permohonan perubahan
Sertifikat berdasarkan evaluasi dinyatakan lengkap dan
benar.
(6) BPOM menerbitkan keputusan berupa persetujuan
perubahan administratif Sertifikat Pemenuhan Aspek
CPOTB Secara Bertahap paling lama 7 (tujuh) Hari
terhitung sejak surat rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) diterima.
02 November 2020
- 32 -
Paragraf 6
Biaya
Pasal 40
Sertifikasi Pemenuhan Aspek CPOTB Secara Bertahap untuk
UKOT dan UMOT dikenakan biaya sebesar Rp0,- (nol rupiah).
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
(1) Permohonan Sertifikasi CPOTB yang telah diajukan
sebelum berlakunya Peraturan Badan ini, tetap diproses
berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 35 Tahun
2013 tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat
Tradisional Yang Baik (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 907), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
02 November 2020
- 33 -
Pasal 43
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
PENNY K. LUKITO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
02 November 2020
- 34 -
LAMPIRAN I
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA
PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL
FORMAT SERTIFIKAT
SERTIFIKAT
A Certificate on
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
Good Manufacturing Practices For Traditional Medicines
Nomor Sertifikat :
Certificate Number
Kepada :
To
Alamat :
Address
Gedung :
Building
Bentuk Sediaan :
Dosage Form
Aktifitas :
Activity
Valid Until
02 November 2020
- 35 -
Sertifikat ini akan dibatalkan, apabila terjadi perubahan yang mengakibatkan tidak
dipenuhinya Persyaratan Teknis Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (Badan POM RI) No
HK.03.1.23.06.11.5629 tahun 2011.
Should there occurs any change resulting in dissatisfaction of Technical Requirements Good
Manufacturing Practices For Traditional Medicines in pursuance of the Decree of the Head of
The National Agency for Drug and Food Control No HK.03.1.23.06.11.5629 years 2011, this
certificate shall be revoked.
TAHAP I/II/III*)
Stage I/II/III*)
Nomor : B-ST.04.03.431B.AA.BB.02.01.EEE
Certificate Number : B-ST.04.03.431B. AA.BB.02.01.EEE
Kepada :
To
Nama :
Perusahaan
Company
Alamat :
Address
Bentuk Sediaan :
Dosage Form
Cakupan :
Aspect
02 November 2020
- 36 -
TAHAP I/II*)
Stage I/II*)
Nomor : B-ST.04.03.431B.AA.BB.02.01.EEE
Certificate Number : B-ST.04.03.431B. AA.BB.02.01.EEE
Kepada :
To
Nama :
Perusahaan
Company
Alamat :
Address
Bentuk Sediaan :
Dosage Form
Cakupan :
Aspect
02 November 2020
- 37 -
PENNY K. LUKITO
02 November 2020
- 38 -
LAMPIRAN II
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA
PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL
BENTUK SEDIAAN
Sediaan Fasilitas
Ruang lingkup No Bentuk
Kegiatan
Sediaan Padat 1 Tablet Tablet
Tablet Hisap
Kaplet
Pengemasan
2 Tablet Salut Tablet
Tablet Salut Selaput
Tablet Salut Gula
Tablet Salut Selaput
Pengemasan
3 Gummi Chewable Gummi Chewable
Pengemasan
4 Tablet Efervesen Tablet Efervesen
Pengemasan
5 Kapsul Lunak Kapsul Lunak
Pengemasan
6 Serbuk Oral Serbuk
Serbuk Instan
Pengemasan
7 Serbuk Efervesen Serbuk Efervesen
Pengemasan
8 Serbuk Obat Luar Serbuk Obat Luar
Mangir/Masker/Lulur
Pengemasan
9 Kapsul Kapsul
Pengemasan
10 Film Strip/edible Film Strip/edible film
film Pengemasan
11 Pil Pil
Pengemasan
12 Granul Granul
Granul instan
Padat butiran
Pengemasan
13 Cone Cone
02 November 2020
- 39 -
Sediaan Fasilitas
Ruang lingkup No Bentuk
Kegiatan
Pengemasan
14 Supositoria Suppositoria (khusus
untuk wasir)
Pengemasan
15 Rajangan Rajangan
Pengemasan
16 Pilis/Parem/Tapel Pilis
Parem
Tapel
Pengemasan
Sediaan 1 Setengah Padat Salep
Setengah Padat Obat Luar Balsem
Krim
Gel
Pengemasan
2 Setengah Padat Oral Gel
Obat Dalam Pengemasan
Sedian Cair 1 Cairan Obat Dalam Suspensi
Emulsi
Elixir
Tinctur
Cairan Kental
Cair
Pengemasan
2 Cairan Obat Luar Suspensi
Emulsi
Cair
Pengemasan
3 Plester Koyo
Pengemasan
Sediaan Ekstrak 1 Ekstrak Kental Ekstrak Kental
Bahan Alam Pengemasan
2 Ekstrak Cair Ekstrak Cair
Pengemasan
3 Ekstrak Kering Ekstrak Kering
Pengemasan
PENNY K. LUKITO
02 November 2020