Kurikulum Gizi Buruk
Kurikulum Gizi Buruk
Kurikulum Gizi Buruk
Kurikulum Pelatihan
Pencegahan dan Tata Laksana
Gizi Buruk Pada Balita
ISBN 978-602-416-955-8
1. Kurikulum Pelatihan
2. Modul Pelatihan
a. Materi Dasar
b. Materi Inti
c. Materi Penunjang
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita i
TIM PENYUSUN
Pengarah:
1. Dr. Dhian P. Dhipo, MA (Direktur Gizi Masyarakat)
2. Ir. Doddy Izwardy, MA (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat)
Kontributor:
Airin Roshita, PhD; Andri Mursita, SKM, M-Epid; Arti Widiodari, SE, MKM; Deviana, SKM,
M.Kes; Dewanti Alwi Rachman, SM; Dewi Astuti, S.Gz, MKM; Dwi Octa, SKM; Dyah
Yuniar Setiawati, SKM, MPS; Elfina; Erna Mulati, dr, MSc, CMFM; Evi Fatimah, SKM,
MPH; Evi Firna, SKM; Endy Paryanto Prawirohartono, dr, SpA(K)-IDAI RS Sardjito
Yogyakarta; Ivonne Kusumaningtias, dr, MKM; Indah Karyani, dr, MPH; Inti Mudjiati, dr,
MKM; JC. Susanto, dr, SpA(K)-IDAI; Julia Suryantan, dr, MSc; Julina, dr, MM; Lia
Rahmawati, SKM; Lina Marlina, SP, M.Gz; Marlina Rully Wahyuningrum, S.Gz; Mursalim,
Ir, MPH; Nanda Indah Permatasari, S.Gz; Nuniek Ayu Setya Ditha, dr; Nusli Imansyah,
SKM, M.Kes; Rian Anggraini, SKM, MKM; Ridwan Alfat Jannatinnaim, S.Kom; Sito
Rukmi, SKM, MPH; Sri Nasar, dr, SpA(K)-IDAI; Taty Prasetyati, SKM, M.Si; Titis
Prawitasari, dr, SpA(K)-IDAI; Widyawati, dr; Yanuardo Ganda Drabenzu; Y. Endang
Budiwiarti, SKM, MPH, RD; Yemima Ester, S.Sos, MKM; Yetty M.P.Silitonga, dr; Yosnelli,
SKM, MKM.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
TIM PENYUSUN ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Filosofi Pelatihan ........................................................................................ 1
BAB II. PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI ................................................................ 2
A. Peran .......................................................................................................... 2
B. Fungsi ......................................................................................................... 2
C. Kompetensi ................................................................................................. 2
BAB III. TUJUAN PELATIHAN ........................................................................................ 3
A. Umum ......................................................................................................... 3
B. Khusus........................................................................................................ 3
BAB IV. STRUKTUR PROGRAM .................................................................................... 4
BAB V. GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN ................................................... 5
BAB VI. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN ............................................................. 14
A. Pre test ....................................................................................................... 15
B. Pembukaan................................................................................................. 15
C. Building Learning Commitment ................................................................... 15
D. Pemberi Wawasan ...................................................................................... 15
E. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan ............................................. 15
F. Praktik Lapangan ........................................................................................ 16
G. Rencana Tindak Lanjut ............................................................................... 16
H. Evaluasi Peserta (post test) dan Evaluasi Penyelenggaraan ...................... 16
I. Penutupan .................................................................................................. 16
BAB VII. PESERTA DAN PELATIH/ FASILITATOR ........................................................ 17
A. Peserta ....................................................................................................... 17
B. Fasilitator .................................................................................................... 17
BAB VIII. PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN ............................ 18
A. Penyelenggara............................................................................................ 18
B. Tempat Penyelenggaraan ........................................................................... 18
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita iii
BAB IX. EVALUASI ......................................................................................................... 19
A. Evaluasi terhadap Peserta .......................................................................... 19
B. Evaluasi terhadap Fasilitator ....................................................................... 19
C. Evaluasi terhadap Penyelenggaraan Pelatihan ........................................... 19
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 21
PENUTUP ....................................................................................................................... 73
iv Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita
DAFTAR LAMPIRAN :
1. Jadwal Tentatif Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita
2. Pre Dan Post Test Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita
3. Lembar Jawaban Pre Test/ Post Test
4. Evaluasi Proses Belajar Mengajar
5. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
6. Lembar Penugasan
7. Petunjuk Pelaksanaan Praktik Lapangan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita
8. Surat Pernyataan
9. Formulir Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kasus balita gizi buruk masih banyak ditemukan baik di fasilitas kesehatan primer,
fasilitas kesehatan rujukan maupun di masyarakat. Penyebab balita menderita gizi buruk
antara lain kurangnya asupan makanan baik kuantitas dan kualitas, penyakit infeksi
(Diare, ISPA, Malaria, TBC, HIV/ AIDS), cacat bawaan, keganasan, tidak tersedianya air
bersih dan jamban serta sanitasi yang buruk. Balita gizi buruk rentan terhadap penyakit
karena menurunnya daya tahan tubuh.
Gizi buruk memberikan kontribusi pada tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada
balita karena tidak ditangani secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, semua fasilitas
kesehatan harus mampu memberikan pelayanan gizi buruk pada balita secara
komprehensif. Pelayanan yang komprehensif memerlukan keterlibatan dari asuhan
medis, asuhan keperawatan dan asuhan gizi, sehingga seyogyanya setiap fasilitas
kesehatan mampu melaksanakan ketiga asuhan tersebut.
Saat ini cakupan pelayanan balita gizi buruk masih rendah, untuk itu peningkatan peran
keluarga dan masyarakat diperlukan untuk deteksi dini dan pencegahan balita gizi buruk
dalam upaya pencegahan dan tata laksana kasus. Agar tersedia tenaga yang mampu
melakukan pencegahan dan tata laksana gizi buruk pada balita maka perlu dilakukan
pelatihan. Untuk penyelenggaraan pelatihan diperlukan kurikulum pelatihan tersebut,
agar penyelenggaraan pelatihan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
B. FILOSOFI PELATIHAN
1. Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita ini diselenggarakan
dengan pendekatan andragogi, selama pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya tentang Pencegahan dan Tata Laksana
Gizi Buruk pada Balita.
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya dalam konteks pelatihan.
c. Diberikan apresiasi atas pendapat yang baik dan positif yang diutarakannya.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 1
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. PERAN
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat berperan sebagai pengelola
penanggulangan gizi buruk pada balita.
B. FUNGSI
Untuk melaksanakan perannya, peserta memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan pengelolaan penanggulangan gizi buruk pada balita
2. Melakukan tata laksana gizi buruk pada balita
C. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan, peserta memiliki kompetensi dalam:
1. Melakukan Pengelolaan Terintegrasi Upaya Penanggulangan Gizi Buruk pada Balita
2. Melakukan Pencegahan dan Penemuan Dini Gizi Buruk pada Balita
3. Melakukan Tata Laksana Umum Gizi Buruk pada Balita
4. Melakukan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan
5. Melakukan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Inap
2 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melakukan pengelolaan
penanggulangan dan tata laksana gizi buruk pada balita sesuai Pedoman Pencegahan
dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita (Kemenkes, 2019).
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Melakukan Pengelolaan Terintegrasi Upaya Penanggulangan Gizi Buruk pada Balita
2. Melakukan Pencegahan dan Penemuan Dini Gizi Buruk pada Balita
3. Melakukan Tata Laksana Umum Gizi Buruk pada Balita
4. Melakukan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan
5. Melakukan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Inap
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 3
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
Untuk pelaksanaan pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita disusun
struktur program sebagai berikut:
Waktu Jumlah
No Materi
T P PL
A. Materi Dasar:
Kebijakan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk 2 - - 2
pada Balita
Sub total 2 - - 2
B. Materi Inti:
1. Pengelolaan Terintegrasi Upaya Penanggulangan 2 2 - 4
Gizi Buruk pada Balita
2. Pencegahan dan Penemuan Dini Gizi Buruk pada 3 4 - 7
Balita
3. Tata Laksana Umum Gizi Buruk pada Balita 3 4 - 7
4. Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan 2 3 - 5
Rawat Jalan
5. Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan 4 4 8 16
Rawat Inap
Sub Total 14 17 8 39
C. Materi Penunjang:
1. Building Learning Commitment (BLC) - 2 - 2
2. Anti Korupsi 2 - - 2
3. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 1 - 2
Sub Total 3 3 - 6
Total Jam Pelajaran 19 20 8 47
Keterangan : 1 jam pelajaran = 45 menit: T = Teori, P = Praktik, PL = Praktik Lapangan
4 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
BAB V
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan/ Metode Media dan Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan latar belakang terjadinya masalah 1. Latar belakang terjadinya masalah gizi buruk • Ceramah • Bahan tayang
gizi buruk a. Pengertian dan dampak gizi buruk Tanya digital
b. Besaran masalah gizi buruk pada balita di Jawab • Modul
dunia dan indonesia (CTJ) Pencegahan
c. Komitmen internasional dan nasional dan Tata
d. Upaya kementerian kesehatan dalam laksana Gizi
penanganan gizi buruk pada balita Buruk pada
Balita
2. Menjelaskan kebijakan operasional Tata Laksana 2. Kebijakan operasional • Laptop/ LCD
Gizi Buruk pada Balita terkait PIS-PK Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita terkait • Flipchart
PIS-PK • ATK
3. Menjelaskan Strategi, Standar Operasional 3. Strategi, Standar Operasional Prosedur
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Prosedur (SOP) dan alur Tata Laksana Gizi (SOP) dan Alur Tata Laksana Gizi Buruk
Buruk pada Balita pada Balita
4. Menjelaskan tim pelaksana, pemantauan dan 4. Tim pelaksana, Pemantauan Dan Evaluasi
evaluasi kegiatan Tata Laksana Gizi Buruk pada Kegiatan Tata Laksana Gizi Buruk pada
Balita Balita
5
6
Nomor : MI.01 (Materi Inti 01)
Materi : Pengelolaan Terintegrasi Upaya Penanggulangan Gizi Buruk pada Balita
Waktu : 4 JPL @ 45 menit (T = 2 JPL, P= 2 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pengelolaan terintegrasi upaya penanggulangan gizi
buruk pada balita sesuai kewenangan.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Nomor : MI.02 (Materi Inti 2)
Materi : Pencegahan dan Penemuan Dini Gizi Buruk pada Balita
Waktu : 7 JPL @ 45 menit (T = 3JPL, P= 4JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pencegahan dan penemuan dini gizi buruk pada balita.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
lanjut pada balita gizi • Alat ukur Tinggi Badan (microtoise)
buruk • Alat ukur Panjang Badan (stadiometer/
length board)
• Dacin (25 kg) atau Timbangan Digital
• Pita LiLA
• Lembar studi kasus
• Panduan praktik antropometri
7
8
Nomor : MI.03 (Materi Inti 3)
Materi : Tata Laksana Umum Gizi Buruk pada Balita
Waktu : 7 JPL @ 45 menit (T = 3 JPL, P= 4 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan tata laksana umum gizi buruk pada balita
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Nomor : MI.04 (Materi Inti 4)
Materi : Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan
Waktu : 5 JPL @ 45 menit (T = 2 JPL, P= 3 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan tata laksana gizi buruk pada balita
di layanan rawat jalan
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
konseling gizi
• Petunjuk latihan pengisian formulir
pemantauan dan evaluasi pasien rawat
jalan serta kuesioner kunjungan rumah
9
10
Nomor : MI.05 (Materi Inti 5)
Materi : Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di layanan Rawat Inap
Waktu : 16 JPL @ 45 menit (T = 4 JPL, P= 4 JPL, PL= 8 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan kolaborasi tata laksana gizi buruk pada balita
di layanan rawat inap sesuai kewenangan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan/ Metode Media dan Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan 3 (tiga) tanda bahaya dan 1. Tiga tanda bahaya dan tanda penting • Ceramah • Bahan tayang • Pedoman
tanda penting Tanya Jawab digital Pencegahan dan
(CTJ) • Modul Tatalaksana Gizi
2. Menjelaskan 5 (lima) kondisi klinis balita 2. Lima kondisi klinis balita gizi buruk
• Latihan kasus Pencegahan dan Buruk pada
gizi buruk berdasarkan 3 (tiga) tanda berdasarkan 3 (tiga) tanda bahaya dan
(TPK 3, 4, 5, Tata Laksana Balita,
bahaya dan tanda penting tanda penting
6) Gizi Buruk pada Kemenkes, 2019
3. Melakukan kolaborasi perawatan dan 3. Kolaborasi perawatan dan pengobatan Balita • Bagan
• Praktik
pengobatan balita gizi buruk pada fase balita gizi buruk pada fase stabilisasi Tatalaksana
lapangan • Laptop/ LCD
stabilisasi sesuai dengan 5 (lima) sesuai dengan 5 (lima) kondisi klinis
(TPK 1,2,3, 4, • Whiteboard Anak Gizi Buruk
kondisi klinis, sesuai kewenangan sesuai kewenangan: (Buku I),
6) • Flipchart
a. Rencana I untuk kondisi I Kemenkes, 2013
b. Rencana II untuk kondisi II • Spidol
• Timer • Petunjuk Teknis
c. Rencana III untuk kondisi III
• Pen light/ senter Tatalaksana
d. Rencana IV untuk kondisi IV
• Stetoskop Anak Gizi Buruk
e. Rencana V untuk kondisi V
• Lembar studi (Buku II),
4. Melakukan kolaborasi penyusunan 4. Kolaborasi penyusunan rencana
kasus Kemenkes, 2013
rencana perawatan dan pengobatan perawatan dan pengobatan balita gizi
balita gizi buruk pada fase transisi dan buruk pada fase transisi dan • Formulir
rehabilitasi, sesuai kewenangan rehabilitasi, sesuai kewenangan pemantauan dan
5. Melakukan kolaborasi penanganan gizi 5. Kolaborasi penanganan gizi buruk pada evaluasi di rawat
buruk pada kelompok khusus yaitu bayi kelompok khusus yaitu bayi < 6 bulan, inap
< 6 bulan, balita > 6 bulan dengan berat balita > 6 bulan dengan berat badan < 4 • Petunjuk
badan < 4 kg kg Praktik
6. Pemantauan dan evaluasi perawatan lapangan
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi
perawatan gizi buruk pada balita di gizi buruk pada balita di layanan rawat
layanan rawat inap inap
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Nomor : MP.01 (Materi Penunjang 1)
Materi : Building Learning Commitment (BLC)
Waktu : 2 JPL @ 45 menit (P = 2JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan Building Learning Commitmen (BLC) dalam
proses pelatihan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan/ Metode Media dan Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menciptakan suasana belajar kondusif 1. Suasana Belajar Kondusif • Diskusi • Alat bantu • Lembaga
a. Pencairan kelompok games Administrasi
b. Perkenalan • Games • Bahan Negara, 2003,
2. Mengidentifikasi harapan peserta selama pelatihan 2. Harapan peserta selama diskusi Building
pelatihan • ATK Learning
3. Merumuskan komitmen belajar Commitment,
3. Komitmen Belajar Jakarta
a. Nilai kelas • Pusdiklat SDM
b. Norma kelas Kesehatan,
c. Kontrol kolektif kelas 2007, Modul
TPPK, Jakarta.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
11
12
Nomor : MP.02 (Materi Penunjang 2)
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 JPL @ 45 menit (T = 2 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami anti korupsi.
4. Menjelaskan tata cara 4. Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi
pelaporan dugaan a. Laporan
pelanggaran tindak pidana b. Pengaduan
korupsi c. Tata cara penyampaian pengaduan
5. Menjelaskan gratifikasi 5. Gratifikasi
a. Pengertian gratifikasi
b. Aspek hokum
c. Gratifikasi dikatakan sebagai tindak pidana korupsi
d. Contoh gratifikasi
e. Sanksi gratifikasi
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Nomor : MP.03 (Materi Penunjang 3)
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 2 JPL @ 45 menit (T = 1 JPL, P=1 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan/ Metode Media dan Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Mengidentifikasi (discovery) kondisi saat ini 1. Identifikasi (discovery) kondisi saat ini • Ceramah • Format RTL Inspirasi dari
sesuai tujuan pelatihan sesuai tujuan pelatihan Tanya • Bahan pembelajaran
2. Menetapkan kondisi yang diinginkan (dream) Jawab Tayang proyek
2. Kondisi yang diinginkan (dream) (CTJ) • Laptop perubahan
sesuai tujuan pelatihan
• Latihan • LCD
3. Menyusun gagasan (desain) untuk 3. Gagasan (desain) sebagai upaya
menyusun • AVA (Audio
mewujudkan perubahan perubahan
Visual Aids)
4. Menyusun kegiatan (do it) untuk mencapai
4. Langkah kegiatan (do it) untuk
gagasan
mencapai gagasan
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
13
BAB VI
DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN
Pre-test
Pembukaan
Praktik Lapangan
14 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pre Test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre-test terhadap peserta. Pre-test bertujuan
untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta
dalam melaksanakan kegiatan Pencegahan dan Tata Laksana Anak Gizi Buruk di
Puskesmas dan rumah sakit.
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses
pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
2. Pembukaan dan pengarahan program
3. Pembacaan doa
D. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar
pengetahuan/ wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini. Materi
tersebut adalah Kebijakan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita.
Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/ fasilitator melakukan kegiatan
refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/ fasilitator bertugas untuk menyamakan
persepsi tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses
pembelajaran berikutnya.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 15
F. Praktik Lapangan
Praktik lapangan dalam pelatihan ini merupakan bagian dari materi Tata Laksana Gizi
Buruk pada Balita di Layanan Rawat Inap (MI 05).
Materi tersebut terdiri dari teori, penugasan dan Praktik lapangan yang merupakan
serangkaian proses kegiatan untuk mencapai tujuan pelatihan. Praktik lapangan secara
khusus akan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang telah disusun.
I. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh
pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
2. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta
3. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang
4. Pembacaan doa
16 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH/ FASILITATOR
A. PESERTA
1. Kriteria peserta:
a. Peserta adalah tim pemberi pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan primer
(Puskesmas dan atau jejaringnya) dengan atau tanpa perawatan, yang terdiri
dari:
1) Dokter Puskesmas
2) Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)/ nutrisionis
3) Perawat/ bidan yang bekerja memberikan pelayanan kesehatan anak
b. Peserta berasal dari pemberi pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan rujukan dan
atau rumah sakit, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Dokter spesialis anak/ dokter umum bagian ruang perawatan anak
2) Dokter spesialis anak praktik mandiri/ praktik bersama
3) Perawat dari ruang perawatan anak
4) Nutrisionis/ dietisen
2. Jumlah peserta:
Peserta pelatihan maksimal 25 orang per kelas.
B. PELATIH/ FASILITATOR
Kriteria Fasilitator sebagai berikut:
1. Latar belakang pendidikan minimal S1/ S1 Kesehatan
2. Menguasai materi/ substansi yang akan diajarkan
3. Telah mengikuti pelatihan kediklatan, Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan
(TPPK)/ TOT/ Workshop Tata Laksana Gizi Buruk, Widyaiswara Dasar/ Penyusun
Kurikulum Modul
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 17
BAB VIII
PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
A. PENYELENGGARA
Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita, diselenggarakan
oleh Institusi Pelatihan bidang kesehatan yang terakreditasi (BBPK/ Bapelkes)/
Instansi lain dengan kerjasama/ pengampuhan dari institusi pelatihan bidang
kesehatan yang terakreditasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki tenaga pengendali pelatihan atau seseorang yang ditunjuk sebagai
pengendali proses pembelajaran yang menguasai materi pelatihan
2. Memiliki minimal 1 orang SDM yang telah mengikuti pelatihan penyelenggara/
Training Officer Course (TOC)
3. Menugaskan 1 orang yang bertugas melaksanakan pengendalian mutu
penyelenggaraan pelatihan
B. TEMPAT PENYELENGGARAAN
Pelatihan diselengarakan di Institusi Pelatihan Bidang Kesehatan yang terakreditasi
seperti: BBPK/Bapelkes atau di instansi lain yang memiliki sarana dan fasilitas sesuai
dengan kebutuhan pelatihan.
18 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
BAB IX
EVALUASI
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 19
BAB X
SERTIFIKAT
Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan ketentuan kehadiran minimal 95% dari
keseluruhan jumlah jam pelajaran, akan mendapatkan sertifikat pelatihan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu). Sertifikat ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang dan oleh panitia penyelenggara.
Apabila tidak memenuhi ketentuan kehadiran tersebut maka peserta hanya akan
mendapatkan surat keterangan telah mengikuti pelatihan yang ditandatangani oleh ketua
panitia penyelenggara.
20 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 21
Lampiran 1.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 21
Hari ke-4 07.30 - 08.00 Refleksi Hari Ketiga Tim Fasilitator
Materi Inti 4: Tata Laksana
08.00 - 10.00 Gizi Buruk pada Balita di 2 3 Fasilitator
Layanan Rawat Jalan
10.00 - 10.15 Break
10.15 - 12.00 Lanjutan Materi Inti 4 Fasilitator
12.00 - 13.00 Ishoma
Materi Inti 5: Tata Laksana
Gizi Buruk pada Balita di
13.00 - 15.00 4 4 Fasilitator
Layanan Rawat Inap (teori &
praktek)
15.00 - 15.15 Break
15.15 - 18.00 Lanjutan Materi Inti 5 Fasilitator
18.00 - 19.00 Ishoma Fasilitator
19.00 - 20.15 Lanjutan Materi Inti 5 Fasilitator
Hari ke-5 07.00 - 07.15 Refleksi Hari Keempat Tim Fasilitator
Perjalanan menuju RS
07.15 - 10.00
tempat praktek lapangan
Lanjutan Materi Inti 5:
10.00 - 12.00 praktek lapangan kasus gizi 8 Fasilitator
buruk
12.00 - 13.30 Ishoma
Lanjutan diskusi praktek
13.30 - 17.30 Fasilitator
kasus gizi buruk
Perjalanan kembali ke
17.30 -selesai
tempat pelatihan
Hari ke-6 08.00 - 08.15 Refleksi Hari Kelima Tim Fasilitator
08.15 - 08.30 Post Test Tim Fasilitator
Materi Penunjang 3:
08.30 - 09.15 1 1 Fasilitator
Rencana Tindak Lanjut
Kesepakatan dan Tim Fasilitator,
09.15 - 10.00
Rekomendasi Panitia, Peserta
Direktur Gizi
10.00 - 10.30 Penutupan
Masyarakat
19 20 8
Jumlah 47
22 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Lampiran 2
Waktu: 15 menit
2. Untuk kebutuhan perencanaan, jumlah balita gizi buruk di suatu wilayah dapat dihitung
dengan formula
a. Prevalensi balita gizi buruk dibagi jumlah balita gizi buruk.
b. Prevalensi balita gizi buruk dikali jumlah balita gizi buruk.
c. Jumlah sasaran balita dibagi prevalensi balita gizi buruk.
d. Jumlah sasaran balita dikali prevalensi balita gizi buruk.
3. Pencegahan gizi buruk pada balita dalam jangka pendek adalah dengan:
a. memberikan ASI Eksklusif 6 bulan pada bayi.
b. memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri.
c. menyediakan pelayanan ANC berkualitas pada ibu hamil.
d. mempersiapkan status gizi ibu dengan gizi seimbang sebelum hamil.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 23
6. Sebutkan cara menentukan gizi buruk pada balita adalah :
a. BB/U, LiLA dan edema bilateral
b. BB/TB dan edema bilateral
c. BB/TB, LiLA dan edema bilateral
d. BB/TB dan LiLA
9. Pada tenaga kesehatan yang menggunakan F-100 yang dibuat sendiri, bagaimana
pemberian Vitamin A pada balita dengan rabun senja atau ada riwayat campak dalam 3
bulan terakhir
a. Dosis tinggi sesuai umur pada hari-1, hari ke-2 dan hari ke-3
b. Dosis tinggi sesuai umur pada hari-1, hari ke-2 dan hari ke-7
c. Dosis tinggi sesuai umur pada hari-1, hari ke-2 dan hari ke-10
d. Dosis tinggi sesuai umur pada hari-1, hari ke-2 dan hari ke-15
10. Pada kunjungan ulangan seminggu sekali, berapa target kenaikan berat badan minimal
untuk mengukur kemajuan balita gizi buruk
a. 25 g/kgBB/minggu
b. 50 g/kgBB/minggu
c. 75 g/kgBB/minggu
d. 100 g/kgBB/minggu
12. Pemindahan pasien balita gizi buruk dari rawat jalan kerawat inap, kecuali
a. Barat badan turun atau tetap sejak kunjungan terakhir
b. Nafsu makan tidak ada, atau ditemukan tanda-tanda komplikasi
c. Balita dengan edema +2
d. Balita dengan edema +3
24 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
13. Tanda bahaya dan tanda penting gizi buruk yang perlu diwaspadai adalah
a. Syok, Letargis dan Insomnia
b. Renjatan, Diare/ Muntah/ Dehidrasi dan Letargis
c. Renjatan, Edema dan Insomnia
d. Diare/ Muntah/ Dehidrasi, Syok dan Edema
14. Seorang anak laki-laki usia 18 bulan, BB = 6,1 kg, PB = 65 cm, edema pada seluruh
tubuh. Nafsu makan tidak ada. Pernyataan yang paling tepat adalah:
a. Anak gizi buruk tanpa komplikasi, rawat inap
b. Anak gizi buruk tanpa komplikasi, rawat jalan
c. Anak gizi buruk dengan komplikasi, rawat jalan
d. Anak gizi buruk dengan komplikasi, rawat inap
15. Apa yang dilakukan bila bayi menunjukan kenaikan BB 20g/hari (kenaikan absolut)?
a. Pemberian formula dikurangi jumlahnya, mulai dari ¼ dari jumlah yang seharusnya,
kemudian bertahap dikurangi ½ nya. Dengan demikian bayi akan mendapat ASI lebih
banyak.
b. Diberikan susu formula bayi atau F-100 yang diencerkan atau F-75 (Bila ada
edema) dengan jumlah tetap (130 ml/kgBB/hari) setiap 2-3 jam.
c. Bayi mendapat formula (susu formula bayi/ F-100 yang diencerkan) sebanyak 200ml/
KgBB/ hari atau 2 kali jumlah yang diberikan pada Fase Stabilisasi.
d. Bayi dapat langsung keluar dari proses perawatan.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 25
Lampiran 3
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Saudara anggap benar !
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Saudara anggap benar !
1. A B C D E 6. A B C D E 11. A B C D E
2. A B C D E 7. A B C D E 12. A B C D E
3. A B C D E 8. A B C D E 13. A B C D E
4. A B C D E 9. A B C D E 14. A B C D E
5. A B C D E 10. A B C D E 15. A B C D E
Panitia,
_____________________
(nama lengkap)
26 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Lampiran 4
Hari : …………………………….
Tanggal : …………………………….
Topik : …………………………….
Pelatih/Fasilitator : …………………………….
Isilah angka penilaian Saudara dengan jujur, serahkan kepada penyelenggara pelatihan,
tidak perlu mencantumkan nama.
Keterangan :
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 27
Lampiran 5
Petunjuk Pengisian:
1. Baca setiap pertanyaan dengan cermat
2. Jawablah pertanyaan dengan melingkari huruf yang sesuai dengan penilaian anda
3. Arti penilaian adalah sebagai berikut :
a. Kurang sekali
b. Kurang
c. Cukup
d. Baik
e. Baik sekali
A. MATERI PELATIHAN
No Materi Penilaian
Apakah materi yang diberikan sesuai dengan
1 a b c d e
kebutuhan anda?
Apakah materi pelatihan dapat anda
2 a b c d e
manfaatkan?
Apakah materi yang diberikan bermanfaat dalam
3 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan a b c d e
anda?
4 Apakah waktu yang disediakan telah sesuai? a b c d e
Tulislah saran-saran anda yang berkaitan dengan materi pelatihan baik yang telah anda
pahami maupun yang kurang anda pahami.
B. FASILITATOR
No Materi Penilaian
Bagaimana metoda penyampaian materi oleh
1 a b c d e
fasilitator?
2 Bagaimana fasilitator menggunakan waktu? a b c d e
Bagaimana kemampuan fasilitator dalam
3 a b c d e
memimpin semua kegiatan?
Apakah fasilitator dapat menggugah
4 semangat, sehingga para peserta dapat a b c d e
berperan aktif dalam proses belajar-mengajar
Apakah fasilitator dapat mencapai tujuan
5 a b c d e
khusus materi?
Tuliskan saran-saran anda mengenai fasilitator yang sesuai dengan harapan anda.
28 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
C. PENYELENGGARAAN
1. Ruang Kelas
No Materi Penilaian
No Materi Penilaian
3. Konsumsi
No Materi Penilaian
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 29
Lampiran 6
LEMBAR PENUGASAN
Materi Inti 1:
Langkah penugasan:
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok kecil (beranggotakan 4-5 orang) atau
berdasarkan wilayah kerja (Puskesmas) (5 menit)
2. Fasilitator mengingatkan peserta untuk mempelajari kembali materi Pengelolaan
Terintegrasi Upaya Penanggulangan gizi Buruk pada balita Sesuai Kewenangan pada
modul (10 menit)
3. Fasilitator meminta peserta untuk melakukan diskusi kelompok dan Peserta menuliskan
hasil diskusi dalam bahan paparan (power point) (30 menit)
4. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara panel (25 menit)
5. Fasilitator memandu diskusi hasil penugasan kemudian mengomentari dan memberikan
masukan serta merangkum hasil penugasan (20 menit)
Alat Bantu:
ATK
30 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Materi Inti 2:
Pada materi inti 2 ada 3 penugasan untuk 2 pokok bahasan dengan total jpl 4 jpl (180 menit)
Langkah Penugasan:
1. Fasilitator membagikan lembar Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) kepada masing-masing
peserta, kemudian meminta peserta bekerja dalam kelompok untuk latihan kasus dengan
membagi peserta dalam 5 - 6 kelompok. (2 menit)
2. Fasilitator memilih salah satu paket soal (Paket Soal 1 atau 2) untuk digunakan dalam
penugasan. Fasilitator memberi penjelasan tentang latihan kasus. Fasilitator menyiapkan
2 macam kasus (A dan B). Setiap kelompok mengerjakan 1 latihan kasus yaitu 3
kelompok mengerjakan kasus A dan 3 kelompok lainnya mengerjakan kasus B (soal
latihan kasus terlampir). (3 menit)
3. Fasilitator memberikan kesempatan pada peserta untuk mengerjakan latihan kasus. (15
menit)
Alat Bantu:
1. Lembar Grafik Pertumbuhan Anak (GPA)
2. Alat Tulis
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 31
PAKET SOAL 1
Tugas yang dikerjakan kelompok untuk Kasus A dan B (Paket Soal 1):
1. Ploting hasil pengukuran BB dan PB atau TB ke dalam lembar Grafik Pertumbuhan
Anak (GPA): BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, sesuai umur dan jenis kelamin.
2. Hubungkan titik tersebut pada 3 grafik pertumbuhan (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB
atau BB/TB).
3. Interpretasikan hasil plotting sesuai 3 indikator pertumbuhan (jelaskan kecenderungan
atau arah pertumbuhan, apakah grafik tersebut memperlihatkan masalah pertumbuhan
atau risiko masalah pertumbuhan, jika ada jelaskan).
4. Simpulkan pola pertumbuhannya.
5. Jelaskan tindak lanjut yang akan dilakukan.
Kasus A
Emilia dilahirkan pada tanggal 7 Februari 2018. Dia lahir cukup bulan (38
minggu kehamilan). Sesuai dengan catatan kelahirannya, berat badan
lahirnya 2,9 kg dan panjang badan lahirnya 49 cm. Lingkar kepalanya tidak
diukur.
32 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kasus B
Eko dibawa ibunya ke Puskesmas pada tanggal 15 Agustus 2018 saat usianya 13
bulan untuk memeriksakan kesehatannya. Menurut ibunya, Eko sudah mendapatkan
imunisasi lengkap sampai umur 6 bulan dan sekarang datang untuk mendapatkan
imunisasi lanjutan.
Menurut keterangan ibunya, Eko lahir pada tanggal 10 Juli 2017. Eko lahir tunggal
dengan berat 3,5 kg. Ibunya tidak ingat Panjang Badan dan Lingkar Kepala Eko saat
lahir.
Eko diberi susu formula oleh perawat selama 3 hari di rumah sakit karena ibunya sakit.
Setelah pulang dari rumah sakit, Eko disusui ibunya sampai usia 3 bulan. Eko
merupakan anak kedua dari 2 bersaudara.
Berat Eko ketika kunjungan adalah 11,9 kg dengan panjang 79,0 cm. Selanjutnya
catatan kunjungan Eko adalah sebagai berikut:
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 33
PAKET SOAL 2
Tugas yang dikerjakan kelompok untuk Kasus A dan B (Paket Soal 2):
1. Plotting hasil penimbangan ke grafik pertumbuhan.
2. Hubungkan titik tersebut pada grafik pertumbuhan.
3. Interpretasikan hasil plotting (jelaskan kecenderungan atau arah pertumbuhan, apakah
grafik tersebut memperlihatkan masalah pertumbuhan atau risiko masalah
pertumbuhan, jika ada jelaskan).
4. Bila ada hambatan pertumbuhan, tentukan kapan mulai terjadinya.
5. Tentukan tindakan apa yang harus dilakukan.
Kasus A
34 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kasus B
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 35
Penugasan 2 : Pokok Bahasan 2 (Penemuan Dini Gizi Buruk pada Balita)
Tujuan : Peserta mendapatkan pengalaman belajar untuk
melakukan penemuan dini gizi buruk pada balita berdasarkan
contoh kasus yang diberikan.
Metode : Studi kasus
Waktu : 45 menit (1 JPL)
Langkah Penugasan:
1. Fasilitator membagikan lembar Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) kepada masing-masing
peserta, kemudian meminta peserta bekerja dalam kelompok untuk latihan kasus dengan
membagi peserta dalam 5-6 kelompok. (2 menit)
2. Fasilitator memilih salah satu paket soal (Paket Soal 1 atau 2) untuk digunakan dalam
penugasan. Fasilitator memberi penjelasan tentang latihan kasus. Fasilitator menyiapkan
2 macam kasus (A dan B). Setiap kelompok mengerjakan 1 latihan kasus yaitu 3
kelompok mengerjakan kasus A dan 3 kelompok lainnya mengerjakan kasus B (soal
latihan kasus terlampir). (3 menit)
3. Fasilitator memberikan kesempatan pada peserta untuk mengerjakan latihan kasus. (15
menit)
Alat Bantu:
1. Lembar Grafik Pertumbuhan Anak (GPA)
2. Alat Tulis
36 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
PAKET SOAL 1
Tugas yang dikerjakan kelompok untuk kasus A dan B (Paket Soal 1):
1. Lakukan perhitungan umur balita pada saat kunjungan
2. Tentukan status gizi balita pada kasus A atau B
3. Lakukan identifikasi gejala klinis balita pada kasus A atau B
4. Tentukan tindak lanjut yang harus dilakukan
Kasus A
Anak Bela, perempuan lahir pada tanggal 29 April 2018. Pada tanggal 9
September 2019, datang ke Puskesmas dengan keluhan muntah dan diare sejak 2
hari. Hasil pengukuran BB dan PB yaitu BB 5,9 kg, PB 70 cm. Tidak demam, tidak
edema, masih sadar tetapi anak tampak haus dan lemas, tidak ada nafsu makan.
Nadi dan pernapasan normal.
Kasus B
Anak Roni, laki-laki lahir pada tanggal 19 November 2018. Pada tanggal 9
September 2019 datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk, tidak nafsu makan
dan hanya mau minum ASI sejak 1 minggu yang lalu. Hasil pengukuran BB dan PB
PAKET
yaitu BB 7,1 kg, PB 77,4 cm, tidak edema, SOAL
masih 2 suhu 36,5°C, nadi dan
sadar,
pernapasan normal. Ada kontak dengan penderita TB yaitu ayah dan kakek.
Tu
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 37
PAKET SOAL 2
Tugas yang dikerjakan kelompok untuk kasus A dan B (Paket Soal 2):
1. Lakukan perhitungan umur balita pada tiap kunjungan (kunjungan ke-1 dan ke-2)
2. Tentukan status gizi balita pada kasus A atau B
3. Lakukan identifikasi gejala klinis balita pada kasus A atau B
4. Tentukan tindak lanjut yang harus dilakukan
Kasus A
Berat Berat
Badan saat Badan saat
Identitas/
Tanggal Kunjungan Kunjungan PB atau LiLA
Jenis Edema
Lahir ke-1 ke-2 TB (cm) (cm)
Kelamin*
20–6–2019 22–7–2019
(kg) (kg)
Anak 1/L 3 –1 – 2019 5,5 5,6 60,0 - -
Anak 2/L 25 – 4 – 2017 8,7 8,8 84,5 11,6 -
Anak 3/L 18 – 2 – 2019 4,5 4,5 59,5 - -
Anak 4/P 10 – 2 – 2018 6,5 6,6 79,5 10,9 +
Anak 5/P 21 – 9 – 2017 8,4 8,5 83 11,8 -
*Keterangan: L = Laki-laki dan P = Perempuan
Kasus B
Berat Berat
Badan saat Badan saat
Identitas/
Kunjungan Kunjungan PB atau LiLA
Jenis Tanggal Lahir Edema
ke-1 ke-2 TB (cm) (cm)
Kelamin*
20–6–2019 22–7–2019
(kg) (kg)
Anak 6/P 1 – 3 – 2019 4,3 4,4 57 - -
Anak 7/L 17 – 10 - 2014 10,4 10,5 94,5 11,9 -
Anak 8/L 8 – 11 – 2018 6,8 6,8 70 11,0 +
Anak 9/P 29 – 12 – 2018 4,4 4,3 59,0 - -
Anak
5 – 6 – 2015 12,1 12,2 101,0 11,2 +++
10/P
*Keterangan: L = Laki-laki dan P = Perempuan
38 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Penugasan 3 : Pokok Bahasan 2 (Penemuan Dini Gizi Buruk pada Balita)
Langkah Penugasan:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok dan memberi penjelasan tentang tata cara
melakukan praktik antropometri. (10 menit)
2. Setiap kelompok mendapatkan 2 kasus yaitu anak balita yang berusia dibawah 1 tahun
dan balita berusia di atas 1 tahun. Yang didatangkan ke tempat pelatihan untuk sebagai
alat bantu fasilitator. (5 menit)
3. Fasilitator memberikan kesempatan pada peserta untuk melakukan praktik antropometri
(45 menit)
a. menghitung umur,
b. melakukan pengukuran antropometri pada balita,
c. plotting pada KMS dan mengisi lembar GPA
d. melakukan interpretasi status gizi balita.
Setiap peserta harus melakukan pengukuran antropometri dan menginterpretasikan
status gizi.
4. Fasilitator memberikan kesempatan kepada kelompok untuk merefleksikan hasil kegiatan
praktik antropometri. (20 menit)
5. Fasilitator memberikan komentar dan klarifikasi hasil praktik antropometri. (10 menit)
Alat Bantu:
1. Anak Balita
2. Alat Antropometri
3. Lembar Grafik Pertumbuhan Anak (GPA)
4. Alat Tulis
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 39
Materi Inti 3:
Tata Laksana Umum Gizi Buruk pada Balita
Langkah Kegiatan:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok dan memberi penjelasan tentang tata cara
melakukan praktik. (10 menit)
2. Fasilitator meminta peserta bekerja dalam kelompok untuk praktik.
3. Setiap kelompok mendapatkan bahan dan peralatan untuk melakukan praktik pembuatan
formula dan ReSoMal. (5 menit)
4. Fasilitator memberikan kesempatan pada peserta untuk melakukan praktik. (45 menit)
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
kegiatan praktik. (20 menit)
6. Fasilitator memberikan komentar dan klarifikasi hasil praktik. (10 menit)
40 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
SOAL PEMBUATAN FORMULA
KELOMPOK I:
• ReSoMal (400 cc)
• F75 (250 cc)
• F75 (kering)
• F100 (250 cc)
• Memasak F75 dengan bahan tepung sebanyak 500 ml
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 41
KELOMPOK II:
• ReSoMal (400 cc)
• F100 (250 cc)
• F100 kering untuk 250 cc
• F100 yang diencerkan (untuk Bayi < 6 bulan) dengan bahan dasar susu skim
• Memasak F75 dengan bahan tepung sebanyak 500 ml
42 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
KELOMPOK III:
• ReSoMal (400 cc)
• F100 yang diencerkan (untuk Bayi < 6 bulan) dengan bahan dasar susu fullcream
• F100 (250 cc)
• F100 kering untuk 250 cc
• Memasak F75 dengan bahan tepung sebanyak 500 ml
Bahan Jumlah
Oralit 1 sachet
ReSoMal Larutan mineral mix 8 cc
Gula pasir 10 gram
Ditambahkan air matang yang sudah dingin s/d 400 cc
Susu full cream: 21 gram
Formula 100 yang Gula pasir 9,6 gram
diencerkan; dicairkan Minyak sayur 5,8 gram
untuk 250 cc Larutan mineral mix 2,6 cc
Ditambahkan air matang dengan suhu > 70⁰ C s/d 250 cc
Susu full cream 27,5 gram
Gula pasir 12,5 gram
Formula 100 dicairkan
Minyak sayur 7,5 gram
untk 250 cc
Larutan mineral mix 5 cc
Ditambahkan air matang dengan suhu > 70⁰ C s/d 250 cc
Susu full cream 27,5 gram
Gula pasir 12,5 gram
Formula 100 dalam bentuk
Minyak sayur 7,5 gram
kering
Larutan mineral mix 5 cc
Disajikan dalam bentuk kering
Susu full cream 17,5 gram
Gula pasir 35 gram
Formula 75 dengan Minyak sayur 8,5 gram
tepung, susu full cream Larutan mineral mix 10 cc
Tepung beras 17,5 gram
Ditambahkan air dan dimasak dengan api kecil s/d 500 cc
Catatan: Larutan mineral mix dicampurkan sebelum formula ditambah air, pada formula bentuk kering tidak
ditambah mineral mix.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 43
Masing-masing kelompok mempersiapkan alat masak yang terdiri dari:
a. Kompor 1 tungku
b. Gelas ukuran 1 buah
c. Sendok ukuran 1 set
d. Panci kapasitas 1 liter
e. Timbangan 1 buah
f. Gelas dan piring penghidang
g. Sendok makan 4 buah
h. Spuit 10 ml 2 buah
i. Thermos 1 buah
Setiap kelompok menyiapkan bahan makanan yang dibutuhkan sesuai dengan resep,
kemudian memasak sesuai dengan formula yang telah ditentukan.
Setiap kelompok menyajikan dan menjelaskan hasil pemasakan formula dan makanan.
Bahan pangan:
1. Dried Skim milk (DSM) : 1 kg
2. Full cream milk : 1 kg
3. Mineral Mix : 6 (enam) sachet
4. Gula pasir : ½ kg
5. Minyak kelapa : 100 ml
6. Minyak sayur : 1 kg
7. Tepung beras : ½ kg
8. Oralit : 6 (enam) bungkus @ 200 ml
44 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Cara Membuat Formula
1. Formula 75, Formula 100 dan Formula 100 yang Diencerkan
a. Timbang bahan makanan yang diperlukan (biasanya dibuat untuk 24 jam)
b. Campur gula dengan minyak aduk dengan sendok/ alat pengaduk stainless steel.
c. Tambahkan susu bubuk skim/ full cream, aduk sampai tercampur. Takar campuran
menggunakan sendok takar (misal hasil menjadi 16 sendok takar)
d. Bagi sesuai frekuensi minum per 24 jam (misal 8 x setiap minum = 16 sendok takar
dibagi 8 = 2 sendok takar), tempatkan dalam botol/ gelas kaca tertutup atau
ditempatkan dalam kantong plastik bersih (kantong plastik obat)
e. Tempel etiket pada setiap botol/ gelas atau kantong plastik.
f. Formula dicairkan 10 menit sebelum jam pemberian, dengan cara menambahkan air
matang dengan suhu > 70⁰C (air mendidih didiamkan selama 5 menit, hal ini
bertujuan supaya semua bakteri mati) sampai volume yang diperlukan. Aduk formula
sampai larut merata, dengan menggunakan alat pengaduk dari stainless steel.
Tambahkan mineral mix sesuai takaran sebelum penambahan air.
g. F-100 dalam bentuk kering (susu, gula, minyak) diberikan untuk keperluan 2 x 24
jam, karena pada suhu ruang hanya dapat bertahan 2 x 24 jam. Mineral mix
diberikan terpisah.
2. Formula 75 Modifikasi:
a. Timbang bahan makanan yang diperlukan
b. Campur bahan; susu, gula, minyak, tepung dan 200 ml air matang diblender sampai
tercampur, bila tidak ada blender gunakan kocokan tangan.
c. Tambahkan air sampai volume yang diperlukan, masukkan ke dalam blender dan
blender sampai tercampur.
d. Panaskan sampai mendidih dan tepung matang (kurang lebih 5 menit setelah
mendidih), sambil terus diaduk.
e. Matikan api kompor, tambahkan larutan mineral mix sesuai kebutuhan, cek volume
larutan, apabila kurang dari volume yang diperlukan, tambahkan air matang.
f. Bagi larutan formula sesuai frekuensi minum per 24 jam, tempatkan dalam
botol/gelas tertutup yang sudah ditempel etiket, setelah dingin simpan dalam lemari
pendingin.
g. Sebelum diberikan, formula direndam dalam air panas selama 15 menit
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 45
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK PEMBUATAN RESOMAL DAN FORMULA
Kelompok :……………………………………….
Tanggal :……………………………………….
Berikan tanda CENTANG pada kolom menurut penilaian Saudara
46 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Penugasan 2 : Sub Pokok Bahasan 3 (Tindakan dan Pengobatan Penyakit
Penyerta/ Penyulit)
Tujuan : Memberikan pengalaman belajar kepada peserta melalui latihan
kasus untuk dapat menentukan tindakan dan pengobatan penyakit
penyerta/ penyulit)
Metode : Latihan kasus
Waktu : 60 menit
Langkah penugasan:
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok minimal 5
orang
2. Fasilitator membagi kasus dan flipchart pada masing-masing kelompok
3. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan latihan kasus
4. Fasilitator meminta masing-masing kelompok memaparkan hasil latihan kasus
5. Fasilitator mengulas hasil latihan kasus dan merangkum
Alat Bantu:
1. Lembar studi kasus
2. ATK
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 47
Kasus 1:
Mena, perempuan, umur 4 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan Mena
tampak makin kurus dan sering demam sejak 3 bulan yang lalu. Demam tidak tinggi
berlangsung hanya 3 - 4 hari tanpa disertai batuk-pilek dan sembuh dengan pemberian obat
penurun panas, tetapi sejak 2 minggu terakhir demam terus menerus dan disertai batuk.
Sudah berobat di Puskesmas tetapi belum ada perbaikan. Nafsu makan menurun, hanya
mau makan dengan lauk tertentu seperti sayur bening bayam atau sayur asam, tempe atau
tahu dan ikan asin, kadang-kadang telur ½ butir atau ikan. Mena tidak suka susu kecuali
susu kental manis. Paman Mena yang tinggal serumah sedang dalam pengobatan untuk
batuk darah sejak 5 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak perempuan, tampak kurus, lesu dan pucat.
BB: 10,2 kg; TB: 95 cm dan LiLA 11,3 cm. Suhu: 37,8OC, frekuensi nafas 36x/ menit dan
frekuensi nadi 96x/ menit. Kepala/ wajah tidak ada kelainan, leher terdapat pembesaran
kelenjar getah bening multipel, besarnya >1 cm, tidak nyeri, tidak ada tanda peradangan.
Torak: iga gambang, jantung dan paru tidak ada kelainan, abdomen supel, hepar 1 jari di
bawah arkus kosta, limpa tidak teraba. Ekstremitas: hipotrofi otot, tidak ada edema. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8 g/dL, Lekosit 6.400/mm3 dengan hitung jenis
limfositer. Bilasan lambung: BTA mikroskopik negatif. Tes tuberkulin negatif.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis/ status gizi Mena? Jelaskan alasannya
2. Apa penyakit penyerta pada Mena? Alasannya? (gunakan alur diagnosis TB dan sistim
skoring TB)
3. Bagaimana tata laksana penyakit penyertanya?
4. Apakah Mena perlu dirawat inap? Alasannya?
Kasus 2:
Koko, laki-laki, 2 tahun 4 bulan, dibawa neneknya ke Puskesmas karena mencret yang
sudah berlangsung > 2 minggu. BAB cair, kadang kental, 4 - 5x/ hari sebanyak 3 - 4 sendok
makan, berlendir tetapi tidak ada darah. Sebelumnya anak pernah mencret beberapa kali
tetapi tidak berlangsung lama. Koko juga sariawan, ada bercak putih di mulut. Muntah
kadang-kadang saja. Anak sering demam tidak tinggi kadang disertai batuk-pilek.
Koko mendapat ASI saja sampai usia 6 bulan, selanjutnya ditambah nasi tim. ASI dihentikan
pada usia 1 tahun karena sudah tidak keluar lagi, diganti dengan susu SGM 2 sampai
sekarang. Sekarang makan nasi hanya 3 - 4 sendok makan, 2-3x/hari dengan telur/ ikan/
ayam, tahu/ tempe dan sedikit sayur. Kadang dibelikan bubur ayam ½ mangkok atau biskuit
1 - 2 keping. Jarang diberi buah-buahan. Tiap bulan Koko dibawa ke Posyandu tetapi berat
badan Koko lambat naiknya, Koko merupakan anak pertama.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak laki-laki, tampak sedang sakit, kurus,
kurang aktif. BB: 8,600 kg, TB: 84 cm, LiLA: 11,0 cm, suhu: 37,9OC. wajah/ kepala tidak ada
kelainan, mulut penuh dengan bercak putih/ aphtae, tonsil T1/T1 berbercak putih. Leher:
teraba kelenjar getah bening, multiple, sebesar kacang hijau. Torak simetris, iga menonjol,
jantung dan paru tidak jelas kelainan, abdomen cekung, turgor masih baik, hepar 2 cm di
bawah arkus kosta, limpa S1. Ekstremitas: otot hipotrofi, tidak ada edema dan turgor kulit
masih baik.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis/ status gizi Koko? Jelaskan alasannya.
2. Apa penyakit penyerta pada Koko? Alasannya?
3. Bagaimana tata laksana penyakit penyertanya?
4. Apakah Koko perlu dirawat inap? Alasannya?
48 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kasus 3:
Wawan, laki-laki, 22 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan ada bercak putih
seperti busa sabun pada mata kiri sedangkan bagian hitam mata kanan tampak buram yang
sudah berlangsung beberapa hari. Belum berobat dan selama ini hanya diberi tetes mata
Rohto. Sejak 1 minggu yang lalu timbul bengkak di kedua punggung kaki.
Pada pemeriksaan didapatkan seorang anak laki-laki, tampak kurus, BB: 8.200 g, PB: 81
cm, LiLA 11,3 cm. Mata kiri: tampak sklera kering dan ada massa putih seperti busa sabun di
bagian lateral mata. Mata kanan: sklera kering dan kornea keruh/ buram, tidak ada ulkus
ataupun nanah. Kepala/ bagian wajah lain dan leher tidak ada kelainan. Torak: tampak
tulang iga menonjol, jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen: lemas, hati dan limpa
tidak teraba. Ekstremitas: otot hipotrofi, edema (+/+) pada kedua punggung kaki.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis/ status gizi Wawan? Jelaskan alasannya.
2. Apa penyakit penyerta pada Wawan? Alasannya?
3. Bagaimana tata laksana penyakit penyertanya?
4. Apakah Wawan perlu dirawat inap? Alasannya
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 49
Materi inti 4:
Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan
Pada materi inti 4 ada 3 penugasan untuk 3 pokok bahasan dengan total jpl 3 jpl (135 menit).
Langkah Penugasan:
1. Fasilitator menyiapkan media dan alat bantu yang diperlukan (meja, kursi, alat tulis, gelas,
sendok, air matang, RUTF atau F100, Food Model) dan lembar pengamatan konseling. (5
menit)
2. Fasilitator meminta kesediaan peserta atau menunjuk peserta yang akan bermain peran,
yaitu 1 orang sebagai tenaga kesehatan, 1 orang sebagai ibu/ pengasuh, dan peserta lain
sebagai pengamat. Role play dilakukan oleh setiap perwakilan kelompok. (5 menit)
3. Fasilitator memberikan instruksi pada masing-masing pemain peran sesuai dengan
skenario yang akan diperankan. (5 menit)
4. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mempelajari peran masing -
masing. (5 menit)
5. Kegiatan role play dilakukan dengan memperhatikan teknik food recall, menggunakan alat
bantu yang telah disediakan dan memperhatikan alokasi waktu. Fasilitator dan peserta
lain (pengamat) mengamati proses permainan peran dan mencatat (menggunakan lembar
pengamatan) untuk mengetahui pesan utama yang sudah disampaikan oleh pemeran
tenaga kesehatan kepada ibu/ pengasuh. (10 menit)
6. Fasilitator menggali dan mencatat pendapat para pengamat tentang hal-hal yang sudah
dilakukan dengan baik oleh pemeran tenaga kesehatan, dan hal-hal penting yang belum
dilakukan atau perlu diperbaiki oleh pemeran tenaga kesehatan. (5 menit)
7. Fasilitator memberikan umpan balik dan membuat simpulan. (5 menit)
Alat Bantu:
1. Meja
2. Kursi minimal 2 buah (untuk pemeran ibu/pengasuh dan tenaga kesehatan)
3. Gelas, sendok, air matang
4. RUTF atau F100
5. Food model
6. Alat tulis
50 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Skenario Menentukan Nafsu Makan Balita Gizi Buruk
Nama : Fuadi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 15 bulan
BB : 6,7 kg
TB : 71,1 cm
Kesehatan anak
Pada umur 4 bulan mulai sering sakit batuk, pilek sampai sesak bahkan sempat di opname.
Riwayat penyakit batuk, pilek dan sesaknya sering kumat bahkan setiap bulan.
Riwayat ANC dan Imunisasi : lupa, pasien tidak bawa Buku KIA
Bapak perokok berat
Kondisi rumah tidak sehat
Kondisi keluarga
Nama Ibu Ny. Nurhasanah. Pendidikan: tamat SMP
Nama Ayah Suparman. Pendidikan: tamat SMP dan bekerja sebagai buruh
Anak ini adalah anak ke-2. Anak berstatus gizi buruk karena kurangnya pengetahuan ibu
dan pemberian makan yang tidak tepat.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 51
Penugasan 2 : Pokok Bahasan 2 (Konseling Pemberian RUTF atau F100 dan
Makanan Padat Gizi)
Tujuan : Peserta mendapatkan pengalaman melakukan konseling
pemberian RUTF atau F100 dan makanan padat gizi dengan
pelaku sesama peserta
Metode : Bermain Peran (Role Play)
Waktu : 65 menit
Langkah Penugasan:
1. Fasilitator menyiapkan media dan alat bantu yang diperlukan (meja, kursi, alat tulis, gelas,
sendok, air matang, RUTF atau F100, Food Model) dan lembar pengamatan konseling. (5
menit)
2. Fasilitator meminta kesediaan peserta atau menunjuk peserta yang akan bermain peran,
yaitu 1 orang sebagai tenaga kesehatan, 1 orang sebagai ibu/ pengasuh, dan peserta lain
sebagai pengamat. Role play dilakukan oleh setiap perwakilan kelompok. (5 menit)
3. Fasilitator memberikan instruksi pada masing-masing pemain peran sesuai dengan
skenario yang akan diperankan. (5 menit)
4. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mempelajari peran masing -
masing. (5 menit)
5. Kegiatan role play dilakukan dengan memperhatikan teknik konseling, menggunakan alat
bantu yang telah disediakan dan memperhatikan alokasi waktu. Fasilitator dan peserta
lain (pengamat) mengamati proses permainan peran dan mencatat (menggunakan lembar
pengamatan) untuk mengetahui pesan utama yang sudah disampaikan oleh pemeran
tenaga kesehatan kepada ibu/ pengasuh. (20 menit)
6. Fasilitator menggali dan mencatat pendapat para pengamat tentang hal-hal yang sudah
dilakukan dengan baik oleh pemeran tenaga kesehatan, dan hal-hal penting yang belum
dilakukan atau perlu diperbaiki oleh pemeran tenaga kesehatan. (15 menit)
7. Fasilitator memberikan umpan balik dan membuat simpulan. (10 menit)
Alat Bantu:
1. Meja
2. Kursi minimal 2 buah (untuk pemeran ibu/pengasuh dan tenaga kesehatan)
3. Gelas, sendok, air matang
4. RUTF atau F100
5. Food model
6. Daftar Bahan Makanan Penukar
7. Brosur diet untuk anak dengan berat badan kurang
8. Alat tulis
52 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Skenario Roleplay Konseling Gizi (Pasien Rawat Jalan Kontrol Rujukan Pasca Rawat
Inap)
Anak laki-laki, nama Abdul datang ke Puskesmas paska rawat 1 minggu yang lalu, BB saat
pulang 7,5 kg.
Umur : 2 tahun
BB saat kontrol : 7,8 kg
TB saat kontrol : 75 cm
Riwayat makan
Abdul mendapat ASI saja sampai usia 6 bulan, kemudian diberikan bubur instan 2-3 sendok
dengan frekuensi 3-4x sehari selama 2 bulan (umur 6-8 bulan), selanjutnya diberikan bubur
tepung beras tanpa ada tambahan sampai umur 10 bulan dengan frekuensi 3-4x sehari,
jumlah 2-3 sendok. Mulai umur 11 bulan, Abdul diberikan nasi lembek dengan lauk/ sayur
dengan frekuensi semau anak, jumlah paling banyak ½ mangkok kecil. Makanan keluarga
diberikan saat Abdul berumur 18 bulan, jumlah tidak tentu, diberikan jika anak minta makan.
Selama di rumah (pulang dari rumah sakit, F100 bisa dihabiskan hanya pada pemberian
pukul 21.00 malam sisa 100 ml, makanan lunak bisa dihabiskan makanan selingan kurang
suka.
Kondisi keluarga
Nama ibu Ny. Titi, usia 19 th, pendidikan SMP, ibu tersebut tidak bekerja (ibu rumah tangga).
Pengetahuan ibu tentang gizi kurang, ibu tidak bekerja, Ayah pasien pendidikan SMA,
bekerja sebagai supir dan sering tidak di rumah. Anak berstatus gizi buruk karena
pengetahuan ibu rendah dan pemberian makan yang tidak benar. Abdul adalah anak ke-1.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 53
Penugasan 3 : Pokok Bahasan 3 (Pemantauan dan Evaluasi Perawatan Gizi
Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan)
Tujuan : Peserta mendapatkan pengalaman belajar cara mengisi formulir
pemantauan dan evaluasi pasien rawat Jalan serta kuesioner
kunjungan rumah dalam rangka pemantauan dan evaluasi
perawatan gizi buruk pada balita di layanan rawat jalan
Metode : Latihan Pengisian Formulir Pemantauan dan Evaluasi Pasien
Rawat Jalan dan Kuesioner Kunjungan Rumah
Waktu : 30 menit
Langkah Penugasan:
1. Fasilitator menyiapkan bahan untuk latihan dan membagi peserta menjadi 5 atau 6
kelompok serta memberikan instruksi pengisian formulir pemantauan dan evaluasi
pasien rawat jalan serta kuesioner kunjungan rumah (5 menit)
2. Masing-masing kelompok melakukan pengisian formulir pemantauan dan evaluasi pasien
rawat jalan serta kuesioner kunjungan rumah sesuai soal latihan. (10 menit)
3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pengisian formulir pemantauan dan
evaluasi pasien rawat jalan serta kuesioner kunjungan rumah. (10 menit)
4. Fasilitator memberikan umpan balik dan membuat simpulan. (5 menit)
Alat Bantu:
1. Formulir Pemantauan dan Evaluasi Pasien Rawat Jalan
2. Kuesioner Kunjungan Rumah
3. Alat Tulis
54 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Soal Latihan Pengisian Formulir Pemantauan dan Evaluasi Pasien Rawat Jalan serta
Kuesioner Kunjungan Rumah
Arina telah diberikan layanan rawat jalan dengan pemberian RUTF, namun setelah
diintervensi selama 1 bulan, tidak terjadi kenaikan berat badan yang signifikan serta ibu tidak
melakukan kunjungan ke Puskesmas pada waktu yang sudah dijadwalkan.
Setelah dilakukan kunjungan rumah untuk melihat penyebab, diketahui bahwa RUTF masih
ada sisa 5 bungkus utuh. Pada 1 (satu) minggu awal intervensi anak bisa menghabiskan 3
paket RUTF perhari, namun minggu selanjutnya anak tidak mau menghabiskan 3 paket/ hari
meskipun sudah dibujuk. Sehingga ibu memberikan tambahan makanan utama lain dan
RUTF berfungsi sebagai selingan. Makanan utama yang umum diberikan adalah pagi bubur
ayam ½ porsi (bubur dengan kecap dan abon saja), nasi dan telur dadar (1/2 porsi), nasi dan
orak arik telur (1/2 porsi), anak tidak suka makan sayur, sesekali mau makan buah seperti
pisang dan jeruk. Anak sudah tidak mendapatkan ASI sejak bulan lalu. Karena ibu harus
bekerja membantu suami yang hanya sebagai buruh pabrik. Sehari-hari anak diasuh oleh
neneknya. Arina sering mengalami batuk pilek dan panas. Pada saat kunjungan arina
sedang batuk pilek sudah 1 minggu.
Orang tua Arina tinggal di rumah kontrakan tidak jauh dari tempat tinggal nenek arina.
Sebelum berangkat bekerja, Arina dititipkan di rumah nenek. Kondisi rumah nenek bersih
namun makanan tidak selalu tertutup, dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun belum
menjadi kebiasaan. Kakek arina merupakan perokok aktif.
Lakukan latihan pengisian formulir pemantauan dan evaluasi pasien rawat jalan serta
kuesioner kunjungan rumah.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 55
Materi Inti 5
Pada materi inti 5 ada 4 penugasan untuk 4 pokok bahasan dengan total 4 jpl (180 menit).
Langkah penugasan:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok minimal 5
orang.
2. Fasilitator membagi kasus (1-5 di atas) dan flipchart pada masing-masing kelompok.
3. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan latihan kasus
4. Fasilitator meminta masing-masing kelompok memaparkan hasil latihan kasus
5. Fasilitator mengulas hasil latihan kasus dan merangkum
Alat Bantu:
ATK
56 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kasus 1:
Anto, laki-laki, 3 tahun 4 bulan, dibawa ibunya ke UGD rumah sakit dengan keluhan diare
sejak 3 hari yang lalu, 4 - 5x/hari, cair kira - kira ½ gelas/x mencret, tidak ada darah atau
lendir. Sejak kemarin anak demam tinggi belum diberi obat. Anak tidak nafsu makan tetapi
masih mau minum walau seringkali dimuntahkan. Pagi ini Anak lemas, tidur terus serta
tangan dan kaki teraba dingin.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak lelaki, tampak sakit berat, lemah, kurus
dan somnolen. BB: 8,200 kg, TB: 88 cm, LiLA: 11,1 cm, suhu: 38,6oC, frekuensi nafas:
44x/menit, frekuensi nadi: denyut nadi sulit diraba. Capillary refill: > 3 detik. Jantung dan paru
dalam batas normal, abdomen: hati dan limpa tidah teraba, turgor menurun. Ektremitas:
teraba dingin, otot hipotrofi, tidak ada edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Anto? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/fase stabilisasi pada Anto?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Anto?
Kasus 2:
Bani, perempuan, 2 tahun 6 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan anak tidur
terus/ susah dibangunkan sejak kemarin sore. Sejak 2 hari yang lalu, anak mencret, cair, 4 -
5x/hari, + 3 sdm/x, berlendir tetapi tidak ada darah, tidak muntah ataupun demam. Anak
masih mau makan dan minum walau hanya sedikit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak somnolen, kurus, tidak sesak nafas. BB: 7,5 kg, TB:
82 cm, LiLA: 11,0 cm, Suhu: 36,4oC, frekuensi nafas: 38x/menit, Frekuensi nadi: 96x/menit.
Torak: iga tampak jelas/ menonjol, jantung dan paru dalam batas normal, abdomen: cekung,
hati dan limpa tidak teraba, turgor masih normal. Ekstremitas: otot hipotrofik, tidak ada
edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Bani? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/ fase stabilisasi pada Bani?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Bani?
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 57
Kasus 3:
Ceria, perempuan, 10 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mencret sejak 3
hari yang lalu, 3 - 4x/hari, mula-mula seperti bubur tetapi mulai kemarin makin encer dan
sering sampai 5 - 6x/hari, kira - kira 1/3 gelas aqua, tidak ada lendir ataupun darah. Anak
tidak muntah dan masih mau menyusus, minum air putih atau teh manis. Nafsu makan
sangat kurang. Tidak ada demam, tapi anak tampak lemas sejak dini hari tadi. Ceria masih
mendapat ASI, sejak usia 5 bulan mulai diberi bubur nasi dengan sayur bening bayam/
wortel, kadang – kadang ditambah tahu atau telur ¼ butir. Pisang atau biskuit tidak tiap hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang bayi perempuan, sadar, tampak kurus, lemah,
BB: 5,6 kg, PB: 67 cm, LiLA: 11,0 cm, suhu 36,7oC, frekuensi nafas: 38x/ menit, Frekuensi
nadi: 104x menit. Torak: iga tampak jelas, jantung dan paru tidak ada kelainan, abdomen:
cekung, Hati 1 jari dibawah arkus kosta, limpa tidak teraba. Ekstremitas: otot hipotrofik, tidak
ada edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis bayi Ceria? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/ fase stabilisasi pada Ceria?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Ceria?
Kasus 4:
Anak Dono, laki-laki, 22 bulan, dibawa ke Puskesmas oleh ibunya dengan keluhan anak tidur
terus dan susah dibangunkan sejak kemarin sore. Sejak kemarin pagi anak tidak mau
bermain, hanya tiduran dan tampak mengantuk. Anak batuk - pilek sudah berlangsung 3
hari, diberi sisa puyer waktu pilek 2 minggu sebelumnya. Tidak demam ataupun muntah dan
diare. Nafsu makan kurang, makan hanya 2 - 3 suap, hanya mau menyusu (ASI) dan minum
air putih.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak laki-laki, tampak sedang sakit, somnolen,
kurus, tidak sesak nafas. BB: 6,900 kg, PB: 74 cm, LiLA: 11,2 cm, Suhu 36,8oC, frekuensi
nafas: 32x/menit, frekuensi nadi: 96x/ menit. Hidung tampak sekret bening. Torak: iga
tampak jelas, jantung dan paru tidak ada kelainan, hanya terdengar bunyi lendir di
tenggorokan. Abdomen tidak ada kelainan, bising usus normal. Ekstremitas: otot hipotrofik,
tidak ada edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Dono? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/ fase stabilisasi pada Dono?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Dono?
58 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kasus 5:
Ena, perempuan, 17 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak mau makan
sejak 3 hari yang lalu, hanya menyusu dan minum air putih atau teh manis. Demam tidak
tinggi tanpa batuk/ pilek sejak kemarin. Tidak muntah ataupun diare. Bengkak timbul 5 hari
yang lalu mulai di kedua kaki, sekarang sampai lutut. Sehari-hari anak makan nasi dengan
sayur bening/ labu/ wortel, tahu, kadang telur hanya bagian kuningnya, jarang diberi ikan
atau daging. Sampai sekarang anak masih mendapat ASI sekehendak anak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak tampak sedang sakit, sadar, kurus,
cengeng dan pucat. BB: 7,500 kg, PB: 74 cm, LiLa: 11,2 cm, Suhu: 37,8oC, frekuensi nafas:
36x menit, frekuensi nadi: 100x/menit. Jantung dan paru dalam batas normal, abdomen: hati
teraba 2 jari bawah arkus kosta, limpa tidak membesar. Ekstremitas: edema pitting pada
kedua tungkai sp di atas lutut. Pemeriksaan Hb: 7 g/dl.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Ena? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/fase stabilisasi pada Ena?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Ena?
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 59
Penugasan 2 : Pokok bahasan 4 (Kolaborasi Penyusunan Rencana
Perawatan dan Pengobatan Balita Gizi Buruk pada Fase
Transisi dan Rehabilitasi Sesuai Kewenangan)
Tujuan : Memberikan pengalaman belajar kepada peserta melalui
latihan kasus untuk dapat berkolaborasi menyusun rencana
perawatan dan pengobatan balita gizi buruk pada fase transisi dan
rehabilitasi sesuai kewenangan
Metode : Latihan kasus
Waktu : 60 menit
Langkah penugasan:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok minimal 5
orang.
2. Fasilitator membagi kasus (kasus 1-5 di atas) dan flipchart pada masing-masing
kelompok.
3. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan latihan kasus.
4. Fasilitator meminta masing-masing kelompok memaparkan hasil latihan kasus.
5. Fasilitator mengulas hasil latihan kasus dan merangkum
6. Pertanyaan yang harus di jawab setiap kelompok untuk pokok bahasan ini :
Bagaimana tata laksana fase transisi dan rehabilitasi pada setiap masing-masing kasus?
Alat Bantu:
ATK
60 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Penugasan 3 : Pokok bahasan 5 (Kolaborasi Penanganan Gizi Buruk pada
Kelompok Khusus yaitu Bayi < 6 Bulan dan Balita ≥ 6 bulan
dengan Berat Badan < 4 kg)
Tujuan : memberikan pengalaman kepada peserta untuk melakukan
kolaborasi penanganan gizi buruk pada kelompok khusus yaitu
bayi < 6 bulan dan balita Balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4
kg
Metode : Latihan kasus
Waktu : 30 menit
Langkah penugasan:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok dan masing - masing kelompok maximal 5
orang.
2. Fasilitator membagi kasus dan flipchart pada masing - masing kelompok.
3. Fasilitator meminta masing - masing kelompok untuk mengerjakan latihan kasus.
4. Fasilitator meminta masing-masing kelompok memaparkan hasil latihan kasus.
5. Fasilitator mengulas hasil latihan kasus dan merangkum
Alat Bantu:
ATK
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 61
Kasus 1. Bayi < 6 bulan.
Fiko, laki - laki, 4 bulan 10 hari, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan berat
badannya sulit naik. Setiap bulan naiknya hanya 2 - 4 ons (200 - 400 g). Bayi Fiko lahir
normal dengan berat lahir 3100 g, panjang lahir 49 cm. Sampai saat ini Fiko hanya
mendapat ASI saja sesuai anjuran bidan, tetapi sejak 1 minggu terakhir ASI diganti susu
formula 5x60 ml (2 takar/60 ml) ditambah pisang kerok 1/2 buah dan biskuit marie 1 keping
atas inisiatif sendiri. Fiko jarang sakit, pernah pilek usia 2 bulan dan mencret 2 hari usia 3
bulan. Fiko merupakan anak pertama.
BL: 3100 g
1 bln: 3.500 g
2 bln: 3.800 g
3 bln: 4.000 g
4 bln: 4.300 g
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang bayi laki-laki umur 4 bulan, BB: 4.300 g, PB: 59
cm, tampak sakit sedang, sadar, kurus, tidak sesak nafas. Suhu: 36,8oC, frekuensi nafas:
36x/menit, frekuensi nadi: 90x/menit. Torak: tampak iga menonjol, tidak ada retraksi. Jantung
dan paru tidak ada kelainan. Abdomen datar, hati dan limpa tidak teraba. Ekstremitas: otot
hipotrofik, tidak ada edema pada kedua punggung kaki.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis bayi Fiko? Jelaskan alasannya
2. Apa masalah pada bayi Fiko dan apa kemungkinan faktor penyebabnya?
3. Bagaimana tata laksana bayi Fiko, khususnya pemberian nutrisinya (pada ke-3 fase)?
4. Kapan bayi Fiko dapat keluar dari rawat inap?
62 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kasus 2. Bayi > 6 bulan dengan BB < 4 kg
Gadis, perempuan, 7 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan 2 hari demam
disertai batuk dan pilek serta berat badannya sulit naik. Setiap bulan naiknya hanya 1 - 2 ons
(100 - 200 g). Bayi Gadis lahir normal dengan berat lahir 2700 g, panjang lahir 46 cm.
Sampai saat ini Gadis masih mendapat ASI dan sejak umur 5 bulan sudah diberi bubur
saring 1x, pisang kerok 1/2 buah dan biskuit marie 1 keping. Gadis kurang kuat menyusu,
saat menyusu sering berhenti berkali-kali dan tampak terengah-engah. Gadis merupakan
anak pertama. Tidak ada gangguan kesehatan ibu selama kehamilan maupun proses
kelahiran.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan seorang bayi perempuan, 7 bulan, tampak sedang sakit,
sadar, tampak sangat kecil untuk usianya dan sangat kurus. BB: 3.850 g, PB: 60 cm, suhu
36,8oC, frekuensi nafas 44x/ menit, frekuensi nadi 102x/ menit. Faring hiperemik, tonsil T1-
T1. Torak simetris, iga menonjol, iktus kordis melebar di garis midclavicular intercostal IV kiri.
Jantung terdengar bising pansistolik derajat III. Paru dalam batas normal. Abdomen cekung,
Hepar ¼ - ¼, permukaan rata, tepi tajam; limpa tidak teraba. Ektremitas: otot hipotrofik, tidak
ada edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis bayi Gadis? Jelaskan alasannya
2. Apa kemungkinan faktor penyebab masalah gizinya?
3. Bagaimana tata laksana bayi Gadis, khususnya pemberian nutrisinya (pada ke-3 fase)?
4. Kapan bayi Gadis dapat keluar dari rawat inap?
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 63
Kasus 3. Bayi < 6 bulan.
Hadi, laki - laki, 3 bulan 22 hari, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan berat
badannya sulit naik dan sudah 3 hari, kedua kakinya bengkak. Bayi Hadi lahir normal
dengan berat lahir 3200 g, panjang lahir 49 cm. Sampai saat ini Hadi hanya mendapat ASI
saja sesuai anjuran bidan 6 - 8x/hari, tetapi kadang - kadang diberi air tajin (air beras) 2 - 3
sendok makan. Hadi jarang sakit, pernah pilek usia 1 bulan dan seminggu yang lalu demam
2 hari. Hadi merupakan anak pertama.
BL : 3.200 g
1 bln : 3.700 g
2 bln : 4.000 g
3 bln : 4.200 g
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang bayi umur 3 bulan, BB: 4.250 g, PB: 58 cm,
tampak sedang sakit, sadar, kurus, tidak sesak nafas. Suhu: 36,5oC, frekuensi nafas:
36x/menit, frekuensi nadi: 90x/ menit. Torak: tampak iga menonjol, tidak ada retraksi.
Jantung dan paru tidak ada kelainan. Abdomen datar, hati dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: otot hipotrofik, edema pada kedua punggung kaki.
Pertanyaan :
1. Apa diagnosis bayi Hadi ? Jelaskan alasannya
2. Apa masalah pada bayi Hadi dan apa kemungkinan faktor penyebabnya?
3. Bagaimana tata laksana bayi Hadi, khususnya pemberian nutrisinya (pada ke-3 fase)?
4. Kapan bayi Hadi dapat keluar dari rawat inap?
64 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Penugasan 4 : Pokok bahasan 6 (Pemantauan dan evaluasi perawatan gizi
buruk pada balita di rawat inap)
Tujuan : Memberi pengalaman kepada peserta untuk melakukan
Pemantauan dan evaluasi perawatan gizi buruk pada balita
melalui kasus
Metode : Latihan kasus
Waktu : 20 menit
Langkah penugasan:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok minimal 5
orang.
2. Fasilitator membagi kasus (kasus 1-5) dan flipchart pada masing-masing kelompok.
3. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan latihan kasus
4. Fasilitator meminta masing-masing kelompok memaparkan hasil latihan kasus
5. Fasilitator mengulas hasil latihan kasus dan merangkum
6. Pertanyaan yang harus di jawab kelompok untuk pokok bahasan ini:
Bagaimana proses pemantauan dan evaluasi gizi buruk pada masing-masing kasus
berikut yang telah dikerjakan sebelumnya
Alat Bantu:
1. ATK
2. Formulir catatan perawatan harian
3. Formulir asupan makanan 24 jam
4. Formulir monitoring berat badan
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 65
Kasus 1:
Anto, laki-laki, 3 tahun 4 bulan, dibawa ibunya ke UGD rumah sakit dengan keluhan diare
sejak 3 hari yang lalu, 4 - 5x/hari, cair kira - kira ½ gelas/x mencret, tidak ada darah atau
lendir. Sejak kemarin anak demam tinggi belum diberi obat. Anak tidak nafsu makan tetapi
masih mau minum walau seringkali dimuntahkan. Pagi ini Anak lemas, tidur terus serta
tangan dan kaki teraba dingin.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak lelaki, tampak sakit berat, lemah, kurus
dan somnolen. BB: 8,200 kg, TB: 88 cm, LiLA: 11,1 cm, suhu: 38,6oC, frekuensi nafas:
44x/menit, frekuensi nadi: denyut nadi sulit diraba. Capillary refill: > 3 detik. Jantung dan paru
dalam batas normal, abdomen: hati dan limpa tidah teraba, turgor menurun. Ektremitas:
teraba dingin, otot hipotrofi, tidak ada edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Anto? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/fase stabilisasi pada Anto?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Anto?
Kasus 2:
Bani, perempuan, 2 tahun 6 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan anak tidur
terus/ susah dibangunkan sejak kemarin sore. Sejak 2 hari yang lalu, anak mencret, cair, 4 -
5x/hari, + 3 sdm/x, berlendir tetapi tidak ada darah, tidak muntah ataupun demam. Anak
masih mau makan dan minum walau hanya sedikit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak somnolen, kurus, tidak sesak nafas. BB: 7,5 kg, TB:
82 cm, LiLA: 11,0 cm, Suhu: 36,4oC, frekuensi nafas: 38x/menit, Frekuensi nadi: 96x/menit.
Torak: iga tampak jelas/ menonjol, jantung dan paru dalam batas normal, abdomen: cekung,
hati dan limpa tidak teraba, turgor masih normal. Ekstremitas: otot hipotrofik, tidak ada
edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Bani? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/ fase stabilisasi pada Bani?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Bani?
66 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Kasus 3:
Ceria, perempuan, 10 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mencret sejak 3
hari yang lalu, 3 - 4x/hari, mula-mula seperti bubur tetapi mulai kemarin makin encer dan
sering sampai 5 - 6x/hari, kira - kira 1/3 gelas aqua, tidak ada lendir ataupun darah. Anak
tidak muntah dan masih mau menyusus, minum air putih atau teh manis. Nafsu makan
sangat kurang. Tidak ada demam, tapi anak tampak lemas sejak dini hari tadi. Ceria masih
mendapat ASI, sejak usia 5 bulan mulai diberi bubur nasi dengan sayur bening bayam/
wortel, kadang – kadang ditambah tahu atau telur ¼ butir. Pisang atau biskuit tidak tiap hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang bayi perempuan, sadar, tampak kurus, lemah,
BB: 5,6 kg, PB: 67 cm, LiLA: 11,0 cm, suhu 36,7oC, frekuensi nafas: 38x/ menit, Frekuensi
nadi: 104x menit. Torak: iga tampak jelas, jantung dan paru tidak ada kelainan, abdomen:
cekung, Hati 1 jari dibawah arkus kosta, limpa tidak teraba. Ekstremitas: otot hipotrofik, tidak
ada edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis bayi Ceria? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/ fase stabilisasi pada Ceria?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Ceria?
Kasus 4:
Anak Dono, laki-laki, 22 bulan, dibawa ke Puskesmas oleh ibunya dengan keluhan anak tidur
terus dan susah dibangunkan sejak kemarin sore. Sejak kemarin pagi anak tidak mau
bermain, hanya tiduran dan tampak mengantuk. Anak batuk - pilek sudah berlangsung 3
hari, diberi sisa puyer waktu pilek 2 minggu sebelumnya. Tidak demam ataupun muntah dan
diare. Nafsu makan kurang, makan hanya 2 - 3 suap, hanya mau menyusu (ASI) dan minum
air putih.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak laki-laki, tampak sedang sakit, somnolen,
kurus, tidak sesak nafas. BB: 6,900 kg, PB: 74 cm, LiLA: 11,2 cm, Suhu 36,8oC, frekuensi
nafas: 32x/menit, frekuensi nadi: 96x/ menit. Hidung tampak sekret bening. Torak: iga
tampak jelas, jantung dan paru tidak ada kelainan, hanya terdengar bunyi lendir di
tenggorokan. Abdomen tidak ada kelainan, bising usus normal. Ekstremitas: otot hipotrofik,
tidak ada edema.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Dono? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/ fase stabilisasi pada Dono?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Dono?
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 67
Kasus 5:
Ena, perempuan, 17 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak mau makan
sejak 3 hari yang lalu, hanya menyusu dan minum air putih atau teh manis. Demam tidak
tinggi tanpa batuk/ pilek sejak kemarin. Tidak muntah ataupun diare. Bengkak timbul 5 hari
yang lalu mulai di kedua kaki, sekarang sampai lutut. Sehari-hari anak makan nasi dengan
sayur bening/ labu/ wortel, tahu, kadang telur hanya bagian kuningnya, jarang diberi ikan
atau daging. Sampai sekarang anak masih mendapat ASI sekehendak anak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak tampak sedang sakit, sadar, kurus,
cengeng dan pucat. BB: 7,500 kg, PB: 74 cm, LiLa: 11,2 cm, Suhu: 37,8oC, frekuensi nafas:
36x menit, frekuensi nadi: 100x/menit. Jantung dan paru dalam batas normal, abdomen: hati
teraba 2 jari bawah arkus kosta, limpa tidak membesar. Ekstremitas: edema pitting pada
kedua tungkai sp di atas lutut. Pemeriksaan Hb: 7 g/dl.
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis anak Ena? Jelaskan alasannya
2. Berada pada kondisi klinis berapa?
3. Bagaimana tata laksana awal/fase stabilisasi pada Ena?
4. Bagaimana tata laksana terapi nutrisi fase transisi dan rehabilitasi pada Ena?
68 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Lampiran 7
PETUNJUK PELAKSANAAN
PRAKTIK LAPANGAN
TATA LAKSANA GIZI BURUK PADA BALITA
I. DESKRIPSI
Praktik lapangan tata laksana gizi buruk pada balita merupakan kegiatan belajar praktik
yang memberikan pengalaman belajar peserta Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana
Gizi Buruk pada Balita untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pembelajaran
di kelas ke situasi nyata.
Peserta diberi kesempatan untuk belajar melalui kasus anak gizi buruk di rumah sakit
dengan berbagai kasus melalui pendekatan proses tata laksana anak gizi buruk.
2. Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai pada praktik lapangan ini yaitu: kemampuan
melakukan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Rawat Inap:
a. Melakukan Asuhan Medis
b. Melakukan Asuhan Gizi
c. Melakukan Asuhan Keperawatan
III. PESERTA
Peserta Praktik lapangan yaitu semua peserta Pelatihan Pencegahan dan Tatalaksana
Gizi Buruk pada Balita berjumlah maksimal 25 orang.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 69
VI. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Fase persiapan:
a. Peserta menyiapkan diri dengan mempelajari teori yang berhubungan dengan
Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Rawat Inap
b. Peserta menyiapkan perlengkapan praktik
c. Penyamaan persepsi terhadap pelaksanaan kegiatan praktik lapangan
2. Fase Pelaksanaan:
a. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok (satu kelompok terdiri dari 5 - 6
orang peserta).
b. Peserta akan mendapat pengarahan dari penanggungjawab praktik dan
pembimbing kelompok.
c. Pembagian kasus untuk kelompok
d. Mempelajari kasus yang diberikan
e. Melaksanakan tugas sesuai kompetensi yang harus dikuasai pada melakukan
Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Rawat Inap.
f. Peserta membuat laporan kasus per kelompok
g. Setiap peserta secara kelompok wajib melaksanakan seminar hasil praktik
lapangan
70 Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Lampiran 8
SURAT PERNYATAAN
Nama : .........................................................................................................
NIP : .........................................................................................................
Jabatan : .........................................................................................................
Instansi : .........................................................................................................
Pendidikan : .........................................................................................................
Telepon/HP
Rumah : ……………………………………………….
Kantor : ……………………………………………….
Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi
Buruk pada Balita (end user) selama 6 hari efektif dan mematuhi peraturan dan ketentuan
pelatihan. Apabila saya melanggar peraturan tersebut maka saya bersedia mendapat sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
……………………..,………….20.....
Hormat saya,
(………………………..………….)
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 71
72
Lampiran 9
Nama Kabupaten:…………………………………………………………….
Nama Provinsi:………………………………………………………………..
Gagasan
Permasalahannya Kondisi yang perubahan Kegiatan yang
Masalah Area permasalahan
(kondisi saat ini) diinginkan yang akan direncanakan
dilakukan
1 2 3 4 5 6
Belum optimalnya
pencegahan gizi
buruk pada balita
Belum optimalnya
tata laksana gizi
buruk pada balita
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
PENUTUP
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita diharapkan
dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dan dapat diimplementasikan dalam
melakukan pencegahan dan tata laksana gizi buruk pada balita di fasilitas kesehatan.
Dalam proses penyusunan modul, tidak menutup kemungkinan adanya ketidak sempurnaan
sehingga dukungan dan saran yang membangun kami harapkan.
Semoga modul ini dapat bermanfaat dalam upaya Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk
pada Balita.
Kurikulum Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita 73