Bronkopneumonia
Bronkopneumonia
Bronkopneumonia
A. Definisi
Bronkopneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara
anatomi mengenai begian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas,
dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan
sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang – kadang disertai muntah dan
terdapat batuk selama beberapa hari, yang mula – mula kering kemudian
B. Etiologi
bakteri, jamur, parasit ) dan sebagain kecil disebabkan oleh hal lain, seperti
Pada neonatus sering terjadi pneumonia akibat transmisi vertikal ibu – anak
trachomatis akibat transmisi dari ibu selama proses persalinan sering terjadi
pada bayi di bawah 2 bulan. Penularan transplasenta juga dapat terjadi dengan
Pada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia lebih sering
tipe B, dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan
virus, di samping bakteri, atau campuran bakteri dan virus (Raharjoe NN,
2010).
C. Klasifikasi
Clamydia
c. Pneumonia virus
immunocompromised )
3. Berdasarkan predileksi infeksi
a. Pneumonia lobaris
b. Bronkopneumonia
4. Patogenesis
mekanisme pertahanan anatomis dan mekanis, dan faktor imun lokal dan
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau
nafas bagian bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari
saluran nafas bagian atas, dan jarang melalui hematogen. Virus dapat
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan
dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan.
hemoglobin.
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar,
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga
diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,
warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
mengalami kongesti.
Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi
5. Manifestasi Klinik
Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar dari ringan
b. Sakit kepala
c. Gelisah
d. Malaise
b. Sesak nafas
c. Retraksi dada
d. Takipnea
g. Air hunger
h. Merintih
i. Sianosis
atas selama beberapa hari. Batuk mungkin tidak dijumpai pada anak –
anak. Bila terdapat batuk, batuk berawal kering lalu berdahak. Pada
yang meningkat pada daerah terkena, pekak perkusi atau perkusi yang
redup pada daerah yang terkena, suara napas melemah, suara napas
bronkial, dan ronki. Akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan
tanda pnuemonia lebih beragam dan tidak selalu terlihat jelas. Pada
2010).
6. Pemeriksaan Laboratorium
antara 300 – 100.000 / mm3, protein > 2,5 g/dL, dan glukosa relatif
pasti.
CRP adalah suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit.
faktor infeksi dan non infeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi
3. Uji Serologis
4. Pemeriksaan Mikrobiologis
positif.
(Raharjoe, 2011).
7. Diagnosis
2011) :
dinding dada
2. Panas badan
predominan)
adanya pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala
Gejala klinis sederhana tersebut meliputi: napas cepat, sesak napas, dan
berbagai tanda bahaya agar anak segera dirujuk ke rumah sakit. Napas
cepat dinilai dengan menghitung napas anak dalam 1 menit penuh dalam
tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, dan gizi buruk,
sedangkan tanda bahaya pada anak berusia dibawah 2 bulan adalah malas
tersebut:
Pneumonia berat
bila ada sesak napas
Pneumonia
Bukan pneumonia
Pneumonia
bila ada napas cepat ( > 60 x/menit ) atau sesak napas
Bukan pneumonia
konsolidasi, dll. )
Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut ini:
Napas cepat
a) crackles ( ronki )
semuanya
c) sianosis
8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksaan Umum
a) Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit à sampai sesak nafas hilang
2. Penatalaksanaan Khusus
1. Kuman yang dicurigai atas dasas data klinis, etiologis dan epidemiologis
kelompok usia :
a) ampicillin + aminoglikosid
c) amoksisillin + aminoglikosid
c) golongan sefalosporin
d) kotrimoksazol
e) makrolid (eritromisin)
Raharjoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2015. Buku Ajar Ilmu
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit: