Konsep Kecemasan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

2.

1 Konsep Kecemasan
2.1.1 Pengertian
Kecemasan adalah emosi perasaan yang timbul sebagai respon
awal terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang
berarti bagi individu. Kecemasan sering digambarkan sebagai perasaan
yang tidak pasti, ragu-ragu, tidak berdaya, gelisan, kekhawatiran, tidak
tentram yang sering disertai keluhan fisik. Kecemasan merupakan
kekuatan yang mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu respon
terhadap bahaya yang tidak diketahui yang muncul bila ada hambatan
dalam upaya memenuhi kebutuhan. Kecemasan dapat sebagai alam
tubuh untuk melindungi diri, dikomunikasikan serta interpersonal dan
merupakan tanda ancaman yang dapat berhubungan dengan isolasi,
kehilangan, gangguan identitas, hukuman dan hubungan interpersonal
(Akbar dkk, 2016).
Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian
intelektual terhadap stimulus dan objek jelas, sedangkan cemas
merupakan respon emosional terhadap penilaian. Menurut Sigmund
Freud kecemasan merupakan ketegangan dalam diri sendiri tanpa objek
yang jelas, objek tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self
image. Kecemasan timbul karena ancaman terhadap self image/esteem
oleh orang yang terdekat (Akbar dkk, 2016).

2.1.2 Rentang Respon Kecemasan


Menurut Akbar dkk (2016), Rentang kecemasan berfluktuasi
antara respon adaptif dan yang pangmaladaptive panik.

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

1. Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan
lingkungan.
2. Cemas Ringan
Ketegangan ringan, pengindraan lebih tajam dan menyiapkan diri
untuk bertindak.
3. Cemas Sedang
Keadaan lebih waspada dan lebih tegang, lapangan persepsi
menyempit dan tidak mampu memusatkan pada faktor/peristiwa
yang penting.
4. Cemas Berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil,
tidak memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak
mampu menyelesaikan masalah.
5. Panik
Persepsi menyimpang sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir
tidak teratur, perilaku tidak tepat dan agitasi/hiperaktif.

2.1.3 Sumber Kecemasan


Menurut Akbar dkk (2016), Sumber kecemasan terbagi menjadi
dua, yaitu sebagai berikut:
1. Ancaman internal dan eksternal terhadap ego
Adanya gangguan pemenuhan kebutuhan dasar; makan, minum,
sexual.
2. Ancaman terhadap kamanan interpersonal dan harga diri
a. Tidak menemukan integritas diri
b. Tidak menemukan prestige
c. Tidak memperoleh aktualisasi diri
d. Malu/tidak kesesuaian antara pandangan diri dan lingkungan
nyata.

2.1.4 Gejala-Gejala Kecemasan


Menurut Akbar dkk (2016), Gejala-gelaja seseorang mengalami
kecemasan adalah seperti berikut:
1. Respon Fisiologis
a. Kardivaskular
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat
- Rasa mau pingsan
- Tekanan darah menurun, nadi menurun
b. Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasan dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c. Neuromuskuler
- Peningkatan reflek
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Gelisah
- Wajah tegang
- Kelemahan Secara umum
d. Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makanan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium
e. Saluran kemih
- Tidak dapat menahan BA
- Tidak dapat menahan BAK
- Nyeri saat BAK
f. Integumen
- Rasa terbakar pada wajah
- Berkeringat setempat (telapak tangan)
- Perasaan panas dan dingin pada kulit
- Muka pucat
- Berkeringat seluruh tubuh
2. Respon Perilaku
- Gelisah
- Ketegangan fisik
- Tremor
- Gugup
- Bicara cepat
- Tidak ada koordinasi
- Kecenderungan mendapat cidera
- Menarik diri
- Menghindar
- Hiperventilasi
- Melarikan diri dari masalah
3. Respon Kognitif
- Perhatian terganggu
- Konsentrasi hilang
- Pelupa
- Salah penilaian
- Blocking
- Menurunnya lahan persepsi
- Kreatifitas menurun
- Produktifitas menurut
- Bingung
- Sangat waspada
- Hilang objektifitas
- Takut kecelakaan dan mati
4. Respon Afektif
- Mudah terganggu
- Tidak sabar
- Tegang
- Takut berlebihan
- Teror
- Gugup yang luar biasa
- Nervous

2.1.5 Karakteristik Tingkat Kecemasan


Menurut Akbar dkk (2016), Karakteristik tingkat kecemasan di
bagi menjadi: cemas ringan, cemas sedang, cemas berat, dan panik.
1. Cemas ringan
a. Tingkah Laku
- Duduk dengan tenang posisi relaks
- Isi pembicaraan tepat dan normal
b. Afektif
- Kurang Perhatian
- Nyaman dan aman
c. Kognitif
- Mampu konsentrasi
d. Fisiologi
- Nafas pendek
- Nadi meningkat
- Gejala ringan pada lambung
2. Cemas Sedang
a. Tingkah Laku
- Tremor halus pada tangan
- Tidak dapat duduk dengan tenang
- Banyak bicara dan intonasi cepat
- Tekanan suara meningkat secara intermitten
b. Afektif
- Perhatian terhadap apa yang terjadi
- Khawatir dan Nerveous
c. Kognitif
- Lapanan persepsi menyempit
- Kurang mampu memusatkan perhatian pada faktor yang penting
- Kurang sadar pada detail disekitar yang berkaitan
d. Fisiologi
- Nafas pendek
- HR meningkat
- Mulut kering
- Anoreksia
- Diare, konstipasi
- Tidak mampu relaks
- Susah tidur
3. Cemas Berat
a. Tingkah Laku
- Pergerakan menyentak saat gunakan tangan
- Banyak bicara
- Kecepatan bicara meningkat cepat
- Tekanan meningkat, volume suara keras
b. Afektif
- Tidak adekuat, tidak aman
- Merasa tidak berguna
- Takut terhadap apa yang akan terjadi
- Emosi masih dapat dikontrol
c. Kognitif
- Lapang persepsi sangat sempit
- Tidak mampu membuat kaitan
- Tidak mampu membuat masalah secara luas
d. Fisiologi
- Nafas pendek
- Nausea
- Gelisah
- Respon terkejut berlebihan
- Ekspresi ketakutan
- Badan bergetar
4. Panik
a. Tingkah Laku
- Tidak mampu mengendalikan motorik
- Kasar
- Aktifitas yang dilakukan tidak bertujuan
- Pembicaraan sulit dimengerti
- Suara melengking, berteriak
b. Afektif
- Merasa kaget, terjebak, ditakuti, teror
c. Kognitif
- Persepsi menyempit
- Berpikir tidak teratur
- Sulit membuat keputusan dan penilaian
d. Fisiologi
- Nafas pendek
- Rasa tercekik/tersumbat
- Nyeri dada
- Gerak involunter
- Tubuh bergetar
- Ekspresi wajah mengerikan

2.1.6 Proses Keperawatan Pada Klien dengan Kecemasan


Menurut Akbar dkk (2016), Proses Keperawatan pada klien
dengan kecemasan meliputi:
1. Faktor Predisposisi
a. Teori Psikoanalisa
- Muncul konflik emosional antara id dan superego
- Cemaskan reaksi fisiologi terhadap ketidakmampuan sexual
b. Teori Interpersonal
- Penolakan interpersonal
- Proses kehilangan
- Perpisahan
c. Teori Behavior
Wujud frustasi ketidakmampuan mencapai tujuan
d. Teori keluarga
e. Teori biologis
Ketidakstabilan benzodiazepine, endorphin dan neurotransmitter
lain.
2. Faktor Precipitasi
a. Ancaman integritas fisik
b. Ancaman terhhadap konsep diri
3. Sumber Koping
Modal ekonomi, kemampuan menyelesaikan masalah (mekanisme
koping), dukungan sosial, budaya, keyakinan dll.
4. Mekanisme Koping
Ansietas sedang dan berat dapat menimbulkan koping sebagai
berikut:
a. Task Oriented
Suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan dari situasi stress secara
realistik, meliputi: Perilaku menyimpang, Menarik diri, dan
Perilaku kompromi.
b. Mekanisme pertahanan ego
5. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi kekerasan
b. Cemas berat
c. Gangguan komunikasi verbal
6. Intervensi
a. Cemas Sedang
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien mengenal dan mengakui rasa cemasnya
- Analisa penyebab dan bagaimana terjadinya masalah
- Melatih mekanisme koping adaptif
- Tingkatkan relaxasi
b. Cemas Berat dan Panik
- Bina hubungan saling percaya
- Meningkatkan kesadaran diri
- Melindungi klien
- Modifikasi lingkungan
- Mendorong aktifitas
- Melaksanakan program terapi.

Anda mungkin juga menyukai