Konsep Keterkaitan Kewirausahaan Dengan Profesi Dan Disiplin Ilmu Lain

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“Konsep Keterkaitan Kewirausahaan Dengan Profesi dan Disiplin Ilmu


Lain”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu :

Ns. Andi Parellangi, S. Kep., M. Kep., M.H

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Ayu Wardani P07220119111

Dwi Eprilia Purnama P. P07220119117

Fenny Fatika Sari P07220119120

Resky Agusfina Putry P07220119138

Riska Astuti P07220119141

Rista Amelia Putri P07220119142

TINGKAT III / SEMESTER 6

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KELAS C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil

menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca sehingga saya dapat memperbaiki bentu

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

makalah ini ari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt senantiasa meridhai

segala usaha kita.

Balikpapan, 13 Februari 2022

i
Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................2
C. Manfaat.....................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Peran kewirausahaan terhadap Profesi Kesehatan, Keperawatan,
Kebidanan, Analis Kesehatan, Farmasi dll..........................................................3
1. Keterkaitan Kewirausahaan Terhadap Profesi Keperawatan....................3
2. Keterkaitan Kewirausahaan Terhadap Profesi Kebidanan........................9
3. Keterkaitan Kewirausahaan Terhadap Profesi Analis Kesehatan...........13
B. Disiplin Ilmu Yang Terkait Dengan Kewirausahaan..................................15
1. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Ekonomi..................................15
2. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Komunikasi.............................16
3. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Kepemimpinan........................17
4. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Organisasi dan Manajemen.....18
5. Hubungan Kewirausahaan Dengan Ilmu Psikologi................................18
BAB III...............................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................20
A. Kesimpulan.............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang nilai,kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi

tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko

yang mungkin di hadapinya. Thomas W. Zimmer mengungkapkan

bahwa kewirausahaan merupakan proses penerapan kreatifitas dan

inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang di

hadapi setiap orang dalam setiap hari.

Meskipun banyak yang mengartikan konteks wirausaha namun

ada seseorang yang mengartikan wirausaha itu tidak selalu berarti

perdagangan atau manajer tetapi juga seseorang yang unik yang

memiliki keberanian dalam mengambil resiko dan memperkenalkan

poduk-produk inovatif serta teknologi baru dalam perekonomian.

Menurut dia hanya sedikit pengusaha yang dapat melihat ke depan

dan inovatif yang dapat merasakan potensi penemuan baru dan

memanfaatkanya. Setelah inovasi tersebut berhasil di perkenalkan

oleh wirausaha maka pengusaha lain mengikutinya sehingga

produk dan teknologi baru tersebut tersebar dalam kehidupan

ekonomi.

1
B. Tujuan

Untuk mengetahui peran kewirausahaan terhadap profesi kesehatan,

keperawatan, kebidanan, analis kesehatan, farmasi dan untuk

mengetahui disiplin ilmu yang terkait dengan kewirausahaan dalam

ilmu ekonomi, ilmu komunikasi, ilmu kepemimpinan, ilmu

organisasi dan management, ilmu psikologi.

C. Manfaat

Sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan untuk tenaga

kesehatan mengenai Keterkaitan Kewirausahaan dengan Disiplin Ilmu lain.

Serta menjadi sumber referensi bagi mahasiswa untuk mengetahui peran

kewirausahaan terhadap profesi kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran kewirausahaan terhadap Profesi Kesehatan, Keperawatan,

Kebidanan, Analis Kesehatan, Farmasi dll

Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang

bermakna seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan

enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan

pengambilan resiko kegiatan.

Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tanggung jawab dan

resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan

menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses

perencanaan strategi untuk mentransfer peluang tersebut menjadi

pelayananan atau produk yang layak dipasarkan. Jadi seorang perawat

entrepreneur memberikan pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis

yang menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan langsung,

pendidikan, penelitian, administrative atau memberikan konsultasi.

1. Keterkaitan Kewirausahaan Terhadap Profesi Keperawatan

Nurse Enterpreneur adalah Perawat yang memperkerjakan dirinya

sendiri (self-employed), bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada

klien penerima pelayanan jasa. Pelayanan klinis yang diberikan bisa

bersifat langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan secara

resmi atau oleh organisasi sektor swasta. Sedangkan nurse intrapreneur

3
adalah perawat yang digaji karena mengembangkan, mempromosikan

dan memberikan program kesehatan/keperawatan yang inovatif atau

kegiatan pengembangan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan

tertentu.

Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat

pemangku kepentingan utama, yaitu perawat, consumer,

organisasi profesi dan masyarakat. Tiap pemangku kepentingan

ini mempengaruhi evolusi entrepreneurship dalam keperawatan

pada kisaran hak, tanggung jawab dan harapan. Konsumer

menuntut asuhan yang lebih individual dan efektif. Perawat

menuntut peluang mempraktikkan keterampilan dan

menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan

kepakarannya dalam asuhan keperawatan dan memberikan

kepuasan kerja. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang

aman dan lebih cost-effective, serta organisasi profesi melobi

untuk kepentingan praktisi didalam lingkungan yang akan

memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas, mengakui dan

menghargai perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan

masyarakat.

Perawat/ners professional dalam entrepreneurship

memberikan bantuan bagi mereka yang mengalami kelemahan

karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan

untuk hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup

sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan


4
kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan

dalam sistem pelayanan kesehatan untuk memampukan semua

orang mencapai kehidupan yang produktif.

Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam

penyusunan kebijakan dan standar. Legalitas terkait dengan

lingkup praktik, badan apa yang menetapkan hak untuk praktik,

apa kriteria yang harus dimiliki, bagaimana mekanisme

peraturannya, tuntutan hukum dan asuransi apa yang

direkomendasikan,apakah memerlukan kontrak kerja,bagaimana

menjamin keamanan dan kerahasiaan catatan. Perlu diingat

bahwa catatan adalah properti praktik, namun informasi

merupakan properti klien. Ners entrepreneur harus menjaga

kredibilitas professionalnya, mereka harus kompeten dan

akuntabel, sementara tanggungjawab mendasar ada pada

individu perawat. Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian

dalam praktik menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas

keputusan dan tindakan yang dilakukan menjadi tanggung jawab

perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah rangkaian dari dua

kata-kata yaitu “nurse” dan “entrepreneur”.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut:

a. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh

merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri.

b. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat

tak seorang pun memilikinya.


5
c. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan,

mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi

kenyataan.

d. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara

emosional, mental dan fisik.

e. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu

menghadapi resiko.

Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan

diketahui adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika

terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan

juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga

tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat

menjadi entrepreneur dibagi menjadi:

a. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya

memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam

menjalani pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan

penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara

khusus.

b. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi

atau pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah

sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah

sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk

memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah

sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit


6
untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika

pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga

perawat.

c. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap

kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan

perawatan untuk mempertahankan kesehatannya, dalam hal ini

focus kepada kelompok-kelompok tertentu seperti klub jantung

sehat.

Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat

karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun

untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi

hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak

istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter

tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan

menurunnya kedisiplinan perawat.

Berikut hambatan dalam Ners Enterpreneur :

a. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya

sering dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak

perawat berharap untuk disahkannya RUU praktik keperawatan.

Tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya

tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan

hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.

b. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan

bahwa berbisnis bertentangan dengan kode etik dan nilai


7
perawat dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian

masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya

konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat

praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat

dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak

kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan

eksistensi tindakan keperawatan mandiri.

c. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam

memulai bisnis belum terlihat hal ini disebabkan karena

ketidakmampuan mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi,

pemasaran, manajer, asuransi, hukum, perencanaan, insurance,

anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik

dan keperawatan). Manajemen perawat lebih difokuskan kepada

manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan dan

masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya

membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan

pelayanan kesehatan, kalau mberbisnis mempunyai risiko yang

tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam

memulai usaha baru.

Solusi untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :

a. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya

kepada perawat yang sudah menjadi Entrepreneur sejati harus

terpanggil jika menginginkan terbentuk perawat yang berjiwa

Entrepreneur. Sehingga perawat berani memulai bisnis baru.


8
b. Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship

sehingga dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren

bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang

positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.

c. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan

area-area Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan

hukumnya.

d. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawa,

terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan-

arahan untuk meningkatkan praktek.

e. Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan

mempelajari peran – peran seorang Entrepreneur.

f. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit,

pemerintah dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi

profesi.

2. Keterkaitan Kewirausahaan Terhadap Profesi Kebidanan

Kewirausahaan dalam praktik kebidanan adalah sebuah mindset dan

metode yang harus dikuasai seorang bidan sebagai wirausahawan

dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek professional

dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan

inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan

masyarakat untuk kemajuan/keberhasilan praktek professional

kebidanannya.

a. Bidan praktek swasta


9
Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang

dijalankan oleh seorang yang memiliki keahlian atau berprofesi

sebagai seorang bidan. Kadangkala usaha praktek bidan yang

mereka jalankan bisa menghasilkan pendapatan yang lebih

dibandingkan dengan gaji bulanan mereka.

Beberapa jasa usaha ini adalah persalinan, imunisasi balita,

kesehatan ibu dan anak (KIA) yang meliputi pemeriksaan

kehamilan dan pemeriksaan balita tahap awal. Besarnya tarif

biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah mereka tinggal dan

kesenioritasan yang mencangkup keahlian bidan tersebut.

Pelayanannya-pun semakin hari semakin inovatif. Ada bidan

yang memberikan tambahan pelayanan dengan menjemput pasien

yang akan melahirkan. Tidak hanya sebatas itu, si pasien pun

diantar pulang setelah proses persalinan.

1) Persalinan

Pengguna layanan jasa praktek bidan swasta ini adalah ibu

hamil, anak balita, wanita usia subur, pasangan usia subur dan

wanita-wanita yang mengalami masa menopause. Layanan

yang paling sering dibutuhkan adalah partus atau

persalinan. Untuk pasien persalinan, pertama-tama biasanya

dilakukan anamnesa atau pertanyaan seputar nama dan umur

pasien, kapan mulai dirasakan kencang-kencang, kapan mens

terakhir dan pemeriksaan BB/TB. Setelah itu dilakukan

pemeriksaan umum seperti pemeriksaan tensi, suhu, nadi dan


10
dilihat keadaan umum ibu tersebut apakah dalam kondisi baik

atau tidak.

Kemudian dilakukan analisa lengkap dan pemeriksaan

obstetric terhadap kandungan tersebut lalu berlanjut ke

pemeriksaan dalam. Dan jika memang dirasa kehlahiran akan

terjadi dilakukan pemeriksaan sekitar 4 jam sekali jika

pembukaan sudah diatas 4. Pemeriksaan sebelumnya juga

harus dilakukan untuk pendeteksian faktor resiko apakah

termasuk kehamilan normal atau yang berisiko sehingga dapat

dilakukan penanganan untuk mengantisipasi.

2) Peralatan dan Ruang Praktek

Usaha ini sebenarnya memerlukan peralatan pendukung

yang cukup banyak. Peralatan yang digunakan dalam praktek

bidan swasta meliputi alat tensi, timbangan injak, timbangan

bayi, metlin, dopler, lineks, stetoskop, HB set, partus

set, perlak, scoop, sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu

peralatan yang tak kalah pentingnya yang harus dimiliki

adalah meja ginekologi, lampu sorot, sterilisator, kateter,

tutup rambut, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali

pusar, haeting set, box bayi, inkubator, kamar VK atau kamar

persalinan dan kamar biasa serta harus dilengkapi dengan

obat-obatan dan infus.

Untuk ruangan praktek, disarankan minimal mempunyai 4

ruang (kamar). Satu ruang difungsikan sebagai kamar VK


11
(kamar bersalin), satu ruang lagi untuk perawatan dan 2 buah

ruang untuk dijadikan kamar ibu hamil setelah bersalin.

Hal penting yang harus diperhatikan adalah kelengkapan

peralatan yang menunjang untuk persalinan dan

pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut

dan kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan

bersih penolong.

3) Kendala

Kendala yang dirasakan dalam usaha praktek bidan

swasta ini biasanya hanya seputar masalah teknis persalinan.

Salah satu contohnya adalah anjuran untuk belum saatnya

mengejan tapi ternyata pasien tidakn mengindahkannya dan

tetap mengejan. Tentu hal ini sangat merepotkan apabila

bidan tidak terbiasa menangani hal seperti itu.

Selain kendala diatas, untuk jasa praktek bidan swasta

yang berada di wilayah pedesaan, kendala yang sering

dirasakan adalah apabila ibu hamil tinggal di daerah

pegunungan dan jalan menuju daerah tersebut sulit dijangkau.

dan hal ini memang sering terjadi, mengingat rata-rata kondisi

jalan daerah pedesaan tidak sebagus dan semudah di kota.

Untuk jam praktek, mereka bisa dibilang 24 jam

penuh nonstop. Salah satu penyebabnya adalah proses

persalinan yang sering tidak bisa diperkirakan. Ini merupakan

resiko jika mereka benar-benar terjun di usaha ini.


12
3. Keterkaitan Kewirausahaan Terhadap Profesi Analis Kesehatan

Organisasi adalah kesatuan atau kelompok kerjasama untuk

menggerakkan aktivitas guna mencapai tujuan. Komponen dalam

kelengkapan organisasi disesuaikan dengan jenis dann jenjang

laboratorium dan pada dasarnya mengikuti struktur organisasi masing-

masing laboratorium. Laboratorium kesehatan harus berbentuk badan

hukum, mempunyai struktur organisasi dan harus terpampang serta

terlihat dengan jelas.

Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi

pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium

tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium

adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab

terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab

terhadap seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium

yang berada dibawah Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya

bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan

padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan

diperlukan teknisi yang memadai.

a. Tata Kerja di Laboratorium Klinik

Tata kerja menggambarkan sistem aliran kegiatan dalam organisasi

dalam hal ini laboratorium hingga laboratorium tersebut berfungsi.

Agar fungsi laboratorium tersebut produktif, perlu diterapkan

beberapa prinsip, proses, deskripsi pekerjaan dan alur kerja.

b. Prinsip Tata Kerja


13
Prinsip tata kerja tersebut antara lain adalah keamanan (security/

safety), kesederhanaan (simpilcity), efektivitas dan efisiensi

(effectiviness and efficiency), keadilan (equity), kualitas (quality),

kelestarian (sustainability), tanggung jawab (responsibility) dan

kesejahteraan (welfare).

c. Proses Tata Kerja

Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi unit, seksi atau sub

unit di laboratorium klinik dengan prinsip partisipatif, profesional

dan kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi

menyeluruh oleh kepala laboratorium dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dan hasil.

Untuk jelasnya diberikan pengertian sebagai berikut :

1) Koordinasi adalah suatu upaya/usaha pimpinan untuk

menyelaraskan kegiatan masing-masing petugas dalam

organisasi dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang

terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai rencana dengan

hasil tepat sasaran atau target.

2) Perencanaan adalah proses atau kegiatan menetapkan apa yang

akan kita kerjakan di masa yang akan datang baik mengenai

waktu, jumlah, dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran

tertentu. Bila perencanaann tersebut dapat dicapai dan

diselesaikan dengan lebih baik dan rinci maka tujuan usaha ini

dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih memuaskan karena

14
dapat diselesaikan menurut urutan tingkatan penting dan yang

kurang penting.

3) Organisasi dan Pelaksanaan adalah pelaksanaan atau tata kerja

berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk, semua

kegiatan laboratorium klinik selama 24 jam (laboratorium pagi,

sore dan malam, laboratorium rawat darurat dan laboratorium

intensif). Pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan efektivitas,

efisiensi dan produktifitas.

4) Pengawasan adalah segala upaya yang harus dilakukan oleh

atasan langsung dengan maksud agar segala sasaran atau

rencana yang ingin dilakukan dapat terlaksana dengan baik.

5) Evaluasi Hasil adalah penilaian hasil kegiatan apakah sesuai

dengan perencanaan, apakah ada hambatan-kelemahan hingga

perlu analisis SWOT untuk mengurangi hambatan-kelemahan

dan meningkatkan kesempatan kekuatan.

B. Disiplin Ilmu Yang Terkait Dengan Kewirausahaan

1. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Ekonomi

a. Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai seorang inovator

dan penggerak pembangunan. Bahkan, seorang wirausaha

merupakan katalis yang agresif untuk mempercepat pertumbuhan

ekonomi.

b. Pertama kali gagasan tentang kewirausahaan dan pertumbuhan

ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif


15
disampaikan oleh Schumpeter pada tahun 1911. Peningkatan

jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan

ekonomi suatu negara.

c. Ada lima alasan yang melatarbelakangi gagasan Schumpeter

ini, yakni: (1) wirausaha yang mengenalkan produk baru dan

kualitas baru dari suatu produk, (2) wirausaha yang mengenalkan

metode baru berproduksi yang lebih komersial, baik berdasarkan

pengalaman maupun hasil kajian ilmiah dari suatu penelitian (3)

wirausaha yang membuka pasar baru, baik dalam negeri ataupun

di negara yang sebelumnya belum ada pasar (4) wirausaha yang

menggali sumber pasokan bahan baku baru bagi industri setengah

jadi atau industri akhir, dan (5) wirausaha yang menjalankan

organisasi baru dari industri apapun.

2. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Komunikasi

Kehidupan para wirausaha sehari-hari selalu terlibat dengan menerima

dan memberi informasi melalui komunikasi. Oleh sebab itu, dengan

adanya komunikasi di dalam dunia bisnis sangat penting sekali untuk

keberhasilan di dalam kegiatan usahanya.

a. Komunikasi itu mengandungproses pemberitahuan,

mendengarkan, dan memahami secara terus menerus dengan

menggunakan lambang-lambang tertentu. Berkomunikasi yang

dianggap baik adalah berkomunikasi yang berlangsung secara

timbal balik dan terus menerus dapat menciptakan saling


16
pengertian semua pihak. Dengan demikian, komunikasi yang

berlangsung secara timbal balik, akan bermanfaat dalam setiap

kesempatan berwirausaha untuk mencapai tujuan.

b. Salah satu yang paling penting bagi para wirausahawan untuk

mendapatkan sukses di dalam bisnis adalah dengan berkomunikasi

dan interaksi. Jika tidak dapat berkomunikasi maka tidak mungkin

bagi seorang wirausahawan dapat memperoleh kesempatan

berbisnis, baik untuk menciptakan ide-ide, gagasan, maupun cara

mengembangkan usahanya.

c. Di dalam pembinaan kemampuan berkomunikasi ada tiga

aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap wirausahawan, yaitu:

 Berkomunikasi harus dipandang sebagai proses.

 Berkomunikasi harus menyangkut manusia dan bukan

manusia.

 Berkomunikasi harus menyangkut informasi.

3. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan perilaku seseorang

kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengertian pengarahan dalam

hal ini untuk menyebabkan seseorang tersebut agar bertindak

mengikuti arah yang kita tujukan. Seorang wirausahawan dapat

dikatakan berhasil jika dapat memimpin para bawahannya dengan baik

dan benar, dan seorang pemimpin dapat dikatakan berhasil jika

17
perusahaan/instansi yang dia pimpin dapat mencapai tujuan yang ingin

dicapai setiap saatnya. Kita tahu setiap wirausahawan memiliki gaya

kepemimpinan yang berbeda–beda, seorang wirausaha dapat

mengembangkan gaya kepemimpinannya sesuai karakter pribadi

dirinya sendiri didalam usaha untuk memajukan perusahaannya.

Tidak heran jika seorang wirausahawan yang memiliki pribadi

baik, rajin, ulet, disiplin, tekun, mandiri, pintar mengatur strategi

maka akan sukses di bidang usahanya.

4. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Organisasi dan

Manajemen

a. Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan

b. Organisasi merupakan tempat untuk mencapai tujuan.

c. Manajemen dapat diartikan sebagai proses dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai

tujuan tertentu.

Dengan pelaksanaan fungsi manajemen yang baik maka seorang

wirausahawan akan berhasil dalam menjalankan usahanya.

5. Hubungan Kewirausahaan Dengan Ilmu Psikologi

a. Tinjauan kewirausahaan dari perspektif Psikologi lebih terfokus

pada pertanyaan mengapa secara individual ada orang dapat yang

memanfaatkan peluang? Mengapa yang lain tidak? Mengapa

ada pengusaha yang sukses? Mengapa ada yang tidak sukses?


18
b. Terdapat beberapa karakteristik kepribadian seseorang yang akan

mempengaruhi dirinya dalam cara mengorganisasikan peluang

wirausaha. Kepribadian yang berbeda akan menunjukkan

perbedaan cara dalam menghadapi tantangan meski berada dalam

situasi yang sama.

c. Shane (2003) mengelompokkan karakter psikologis yang

mempengaruhi mengapa seseorang lebih memanfaatkan peluang

dibandingkan yang lain dalam 4 aspek yaitu:

1) Kepribadian; tindakan seseorang dalam mengambil keputusan

yang berkaitan dengan tindakan memanfaatkan peluang.

2) Motivasi: entrepreneur dimotivasi oleh keinginan untuk

menentukan nasibnya sendiri

3) Evaluasi diri sifat-sifat kognitif; berpikir dan membuat

keputusan.

19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang

nilai,kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin di

hadapinya.

Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tanggung jawab dan

resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan

menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses

perencanaan strategi untuk mentransfer peluang tersebut menjadi

pelayananan atau produk yang layak dipasarkan. Jadi seorang perawat

entrepreneur memberikan pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis

yang menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan langsung,

pendidikan, penelitian, administrative atau memberikan konsultasi.

B. Saran

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penyusun ucapkan

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca

makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mania, M. S. (2020, Februari 16). KWH (Konsep Keterkaitan DGN Disiplin Ilmu Lain).
Retrieved Februari 13, 2022, from scribd.com:
https://www.scribd.com/document/447225936/KWH-Konsep-Keterkaitan-
dgn-Disiplin-Ilmu-lain-docx

21

Anda mungkin juga menyukai