Proposal Alghaffarul Bab I
Proposal Alghaffarul Bab I
Proposal Alghaffarul Bab I
Sistem Perkerasan jalan sering menjadi penyebab utama kerusakan jalan. Dimana sistem
pekerasaan jalan di Indonesia sering disebut-sebut masih tertinggal jauh dari negara-
negara lain di dunia. Umumnya perkerasan jalan di Indonesia mengalami kerusakan
awal antara lain akibat beban lalu lintas yang berlebihan (overloading), temperatur
(cuaca), air dan konstruksi perkerasan teknis yang tidak memenuhi persyaratan.
Dengan seiring berjalannya waktu banyak pengembang konstruksi zaman sekarang
yang beramai-ramai untuk mencari solusi yang tepat untuk menanggulangi hal
tersebut.
Lapis Aspal Beton (Laston) merupakan lapis permukaan stuktural atau lapisan
yang berada diatas pada jalan raya. Laston merupakan campuran aspal keras, agregat
yang bergradasi menerus dan bahan pengisi (filler) yang dicampur, dihamparkan dan
dipadatkan dalam kondisi panas. Laston bersifat 2 kedap air, mempunyai nilai
struktural, awet, kadar aspal berkisaar 4 – 7 % terhadap berat campuran. Laston
adalah aspal beton yang mempunyai degradasi yang digunakan untuk jalan-jalan
dengan beban lalu lintas berat, laston juga dikenal dengan nama AC (Asphalt
Concrete).
Laston lapisan aus atau lapisan permukaan yang disebut AC-WC (Asphalt
Concrete-Wearing Course) merupakan bagian lapisan yang paling sering terjadi
kerusakan akibat repetisi beban kendaraan, faktor lingkungan dan faktor cuaca.
Telah banyak diteliti bahwa dengan menggunakan bahan adiktif (bahan tambahan)
dari material-material lokal ramah lingkungan dapat digunakan untuk memodifikasi
sifat-sifat aspal dalam campuran beton aspal, agar dapat meningkatkan kinerja
perkerasan.
Serbuk arang tempurung kelapa dipilih untuk penelitian ini sebagai bahan
pengisi/pengganti agregat halus khususnya pada kinerja karakteristik aspal beton
(AC-WC). Tempurung kelapa yang digunakan pada penelitian ini didapatkan di
Kabupaten Sarmi, Distrik Bonggo Tenggah dengan cara menggambil lansung di
perusahhan kopra yang memanfaatkan limbah tempurung kelapa menjadi arang
untuk di perjualkan kembali. Serbuk arang tempurung kelapa adalah serbuk yang
dibuat dengan cara pembakaran tempurung kelapa yang nantinya hasil dari
pembakaran tersebut akan di tumbuk hingga benar-benar hancur, dijemur, lalu
disaring hingga tertahan saringan No. 200 (0,075mm). Serbuk arang tempurung
kelapa memiliki sifat mengandung senyawa carbon non polar sama seperti senyawa
carbon pada aspal (Nur dkk., 2017). Pemilihan serbuk arang tempurung kelapa yang
digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan limbah tempurung kelapa
yang menurut peneliti kurang dimanfaatkan, selain sebagai bahan bakar. Selain itu
pemanfaatan tempurung kelapa juga diharapkan dapat mengurangi dampak
pencemaran lingkungan dan mempunyai nilai tambah secara ekonomis bagi
masyarakat.
4. Mendapatkan hasil dari metode campuran Marshall test yang terdiri dari
Marshall Quotient (MQ), stabilitas, pengaruh terhadap kelelehan (flow), void
In Mix (VIM), Void In Mineral Agregat (VMA), dan Void filled with Bitumen
(VFB).
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran yang dapat diambil
dari hasil penelitian