LP Plasenta Previa (Shofia Najma Fauzia)
LP Plasenta Previa (Shofia Najma Fauzia)
LP Plasenta Previa (Shofia Najma Fauzia)
Dosen pembimbing:
Lisnawati, SST., M.Keb
Disusun Oleh:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat membuat dan
menyelesaikan Laporan Pendahuluan Kebidanan Kehamilan Dengan Plasenta
Previa.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Laporan Kasus ini bisa
diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan
masukan-masukan kepada saya. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Hj Ani Radiati R, S.Pd., M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Nunung Mulyani, APP., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST., M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi
Bidan.
4. Lisnawati, SST., M.Keb, selaku dosen dari Tim Penanggung Jawab Praktek
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
5. dr. H. Budi Setiawan Soenjaya, MM, selaku direktur RSUD Waled
6. Coleta Retna Winarni, S. Tr. Keb, selaku CI Ruang Nifas RSUD Waled
7. Entin Sugihartini, S.Tr. Keb, Selaku Kepala Ruang Nifas RSUD Waled
8. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa di sebutkan satu
persatu.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan
dan pengalaman. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Definisi Plasenta Previa......................................................................4
B. Etiologi Plasenta Previa......................................................................4
C. Tanda dan Gejala Plasenta Previa.......................................................5
D. Patofisiologi Plasenta Previa...............................................................6
E. Diagnosa Kebidanan Plasenta Previa..................................................7
F. Penatalaksanaan Kebidanan Plasenta Previa......................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) angka
kematian ibu sangat tinggi. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi
kehamilan atau persalinan diseluruh dunia setiap harinya. Diperkirakan pada
tahun 2015 sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan
dan persalinan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibanding
negara-negara maju seperti Amerika Serikat. World Health Organization (WHO)
memperkirakan pada tahun 2015 diseluruh dunia 303.000 ibu meninggal saat hamil
atau bersalin, dengan AKI 216/100.000 kelahiran hidup. Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 menyebutkan bahwa AKI di
Indonesia mencapai 305/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari
Tujuan Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals/MDGs) yang
mengharapkan AKI pada tahun 2015 turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup.
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, jumlah kematian ibu hamil di
provinsi Jawa Barat tahun 2012 yang terlaporkan sebanyak 818 jiwa (87,99/100.000
kelahiran hidup), dengan kota Bandung sebanyak 51 jiwa. 5 Penyebab utama
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 adalah perdarahan (30,3%), hipertensi
(27,1%), infeksi (7,3%), sisanya sekitar 40,8% disebabkan penyakit lain yang
memburuk saat kehamilan atau persalinan. Berdasarkan laporan dari fasilitas
kesehatan tahun 2008 oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat, penyebab kematian ibu
hamil di provinsi Jawa Barat akibat perdarahan sebesar 58,79%.
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum
dan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang
kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta
previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya. Dari seluruh
kasus perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab utama. Meskipun
plasenta previa relatif jarang, tetapi hal tersebut dianggap sebagai salah satu faktor
utama terjadinya perdarahan antepartum yang dapat menyebabkan masalah yang
serius baik untuk ibu ataupun bayi itu sendiri, dengan meningkatnya risiko kematian
ibu dan bayi, gangguan tumbuh bayi, kelahiran kurang bulan, perlunya transfusi
darah, dan juga histerektomi.
Kasus paling banyak terjadi pada tahun 2021 di RSUD Waled yaitu PEB
berjumlah 342 kasus sedangkan yang paling sedikit kejadiannya yaitu hipertensi
dalam kehamilan berjumlah 34 kasus. Untuk kasus plasenta previa merupakan kasus
yang jarang terjadi.
Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan dimana plasenta
terletak dibagian bawah rahim, sebagian atau seluruhnya menutupi leher rahim.
Hal ini menyebabkan perdarahan vagina tanpa rasa sakit dan beberapa mengarah
ke perdarahan yang mungkin cukup besar untuk mengancam kehidupan ibu dan
janin yang mengarahkan kepersalinan segera, baik secara elektif atau darurat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat membuat rumusan
masalah:
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan kebidanan patologis kehamilan dengan plasenta
previa yang berpusat pada perempuan.
1. Tujuan Khusus
a. Melaukan pengkajian data subjektif dan objektif secara terfokus
b. Melakukan analisis dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif dengan
tepat
c. Melakukan penatalaksanaan sesuai dengan yang dibutuhkan dari hasil analisis
kasus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Seacara teoritis laporan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
ilmu pengetahuan dalam mengembangkan ilmu kebidanan. Selain itu diharapkan
dapat menjadi bahan referensi bagi penulis selanjutnya yang ingin mengambil
kasus yang sama serta menambah informasi bagi pembaca.
1. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
hal mengembangkan asuhan kebidanan kehamilan patologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir.
Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan tetap besar.
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostium.
5. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang
ditutupi plasenta (Astriyana, 2017).
F. Predisposisi Plasenta Previa
2. Mioma uteri
4. Riwayat abortus
Sementara itu pada usia >35 tahun ibu hamil beresiko terjadinya
plasenta previa karena adanya penuaan uterus, sehingga terjadi seklerosis
pembuluh darah arteri kecil dan arteriole mometrium yang menyebabkan
aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga endometrium menjadi
kurang subur dan plasenta tumbuh dengan luas permukaan yang lebih besar,
untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat, yang akhirnya menyebabkan
terjadinya plasenta previa (Hartono, F, dkk, 2011).
8. Plasenta yang besar dan luas : pada kehamilan kembar, eriblastosis fetalis.
10. Perubahan inflamasi atau atrofi misalnya pada wanita perokok atau pemakai
kokain. Hipoksemia yang terjadi akibat CO akan dikompensasi dengan
hipertrofi plasenta. Hal ini terutama terjadi pada perokok berat (> 20
batang/hari).
11. Hipoplasia endometrium: bila menikah dan hamil pada umur muda.
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan mungkin
juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta
akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari
jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari
uteri. 13 Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka
plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat
pelepasan pada desidua pada tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks
mendatar (effacement) dan membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang
terlepas. Pada tempat laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi
maternal yaitu dari ruang intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa pun
pasti kan terjadi (unavoidable bleeding).
Perdarahan di tempat itu relative dipermudah dan diperbanyak oleh karena
segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen
otot yang dimilikinya minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak
akan tertutup dengan sempurna.
Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi
mengenai sinus yang besar dari plasenta dimana perdarahan akan berlangsung lebih
banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan
berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian
perdarahan. Demikian perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain (causeless).
Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (pain-less). Pada plasenta
yang menutupi seluruh uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan
karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium
uteri internum. Sebaliknya pada plasenta previa parsialis atau letak rendah perdarahan
baru akan terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan.
Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada
perdarahan berikutnya. Perdarahan yang pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan
dibawah 30 minggu, tetapi lebih separuh kejadiannya pada kehamilan 34 minggu ke
atas. Berhubung tempat perdarahan terletak pada dekat dengan ostium uteri internum,
maka perdarahan lebih mudah mengalir keluar rahim dan tidak membentuk hematom
retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas dan 12 melepaskan
tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. Dengan demikian sangat jarang terjadi
koagulopati pada plasenta previa.
1. Gejala Klinis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu
atau pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa sebab (causeless), tanpa
nyeri (painless), dan berulang (recurrent).
3. Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah dan bagian
terbawah janin belum turun, biasanya kepala masih floating.
3. Pemeriksaan inspekulo
Tujuannya adalah untuk mengetahui asal perdarahan, apakah
perdarahanberasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix dan
vagina. Penentuan letak plasenta tidak langsung Dapat dilakukan dengan
radiografi, radioisotop dan ultrasonografi. Akan tetapi pada pemerikasaan
radiografi clan radioisotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi
sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya
radiasi dan rasa nyeri dan cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan
letak plasenta.
Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium dan merupakan porte d’entrée yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien
biasanya anemis karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah. Bahaya
plasenta previa adalah:
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai dengan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu
harus sangat berhati-hati pada semua tindakan manual ditempat ini misalnya pada
waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun
waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta. Apabila
oleh salah satu sebab terjadi perdarahan banyak yang tidak terkendali dengan
cara-cara yang lebih sederhana seperti penjahitan segmen bawah rahim, ligasi
a.uterina, ligasi a.ovarika, pemasangan tampon atau ligasi a.hipogastrika maka
pada keadaan yang sangat gawat seperti ini jalan keluarnya adalah melakukan
histerektomi total. Morbiditas dari semua tindakan ini tentu merupakan
komplikasi tidak langsung dari plasenta previa.
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa
lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala konsekuensinya.
World Health Organization, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta.
Yeyeh Ai Rukiyah, Yulianti dan Lia, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi 4. Jakarta:
Masudik, Yulita N., Herselowati, Elfifin T., S.P.D Kusuma Wardani, 2016. Maternal
and Neonatal Emergency Life Support. Bekasi : GADAR Medika Indonesia
Cut Meurah Yeni, Muhammad Bayu Z. Hutagalung, Dwinka S. Eljatin dan Alyani A.
Basar. Plasenta Previa Totalis pada Primigravida: Sebuah Tinjauan Kasus.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Vol 17, No 1 (2017): Volume 17 Nomor 1
April 2017
Astriyana, Willy, 2017. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan
Usia. Jurnal Ilmu Kesehatan.