Makalah Pengembangan Kurikulum Pai
Makalah Pengembangan Kurikulum Pai
Makalah Pengembangan Kurikulum Pai
DOSEN PENGAMPU
Hadist Tarbawy
Rahmat Hidayat, M.Pd
Disusun Oleh:
M. Syarfani
NPM : 219116263
Mildan Thahar
NPM : 219116266
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna menunjang salah
satu tugas terstruktur mata kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI”. Shalawat
serta salam tak lupa juga kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah ini yang memberikan bimbingan, saran, ide dan kesempatan untuk
membuat makalah. Semoga makalah ini dapat menjadikan wawasan yang lebih
luas dan memberikan sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
Mahasiswa/i. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan pembuatan
makalah dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum PAI.................................................3
B. Tujuan Kurikulum PAI................................................................................4
C. Fungsi Kurikulum PAI.................................................................................6
D. Pengembangan Kurikulum PAI...................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif,
didalamnya mencakup perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan
kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta
didik. Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga implementasi
kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam
tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Pada prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada
pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu
diimbangi perkembangan pendidikan. Manusia, disisi lain sering kali
memiliki keterbatasan kemampuan untuk menerima, menyampaikan dan
mengolah informasi, karenanya diperlukan proses pengembangan
kurikulum yang akurat dan terseleksi dan memiliki tingkat relevansi yang
kuat. Dalam hal ini merealisasikannya maka diperlukan suatu model
pengembangan kurikulum dengan pendekatan yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum PAI?
2. Apa tujuan kurikulum PAI?
3. Bagaimana fungsi kurikulum PAI?
4. Bagaimana pengembangan kurikulum PAI?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa/i mampu memahami pengertian pengembangan kurikulum
PAI
2. Mahasiswa/i mampu memahami tujuan kurikulum PAI
3. Mahasiswa/i mampu memahami fungsi kurikulum PAI
4. Mahasiswa/i mampu memahami pengembangan kurikulum PAI
BAB II
PEMBAHASAN
1 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, hlm.74
2 Hendyat Soetopo dan Wast Soenanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,
Jakarta: Bumi Aksara, 1993, hlm.45
untuk membina siswa atau peserta didik ke arah perubahan perilaku yang
diinginkan dan menilai hingga dimana perubahan-perubahan tersebut telah
terjadi pada diri siswa yang bersangkutan. Menurut Subandijah,
pengembangan kurikulum adalah suatu proses perencanaan, menghasilkan
alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap
kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi yang
lebih baik.3
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan kurikulum menunjuk pada kegiatan menghasilkan
kurikulum, kegiatan ini lebih bersifat konseptual daripada material, yang
dimaksud dalam pengembangan ini adalah penyusunan, pelaksanaan,
penilaian dan penyempurnaan yang selanjutnya menghasilkan kurikulum
baru sebagai hasil dari pengembangan yang dilakukan. Dan
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat diartikan
sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, proses yang mengkaitkan
satu komponen dengan komponen lain untuk menghasilkan kurikulum
pendidikan agama Islam (PAI) yang lebih baik.4
B. Tujuan Kurikulum PAI
Menurut Arifin dalam bukunya “Pendidikan Islam Dalam Arus
Dinamika Masyarakat” menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan
Islam adalah untuk merealisasikan manusia muslim yang beriman,
bertakwa dan berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya
kepada Sang Khalik dengan sikap dan kepribadian bulat menyerahkan diri
kepada-Nya dalam segala aspek kehidupannya dalam rangka mencari
keridhoan-Nya. Rumusan tujuan pendidikan Islam sangatlah relevan
dengan rumusan tujuan pendidikan nasional. Rumusan tujuan pendidikan
nasional, ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
6 Muhaimin dan Abdul Majid, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung: Trigenda Karya, 1993, hlm.187
tersebut merupakan kebenaran yang universal, abadi dan bersifat
futuristik. Nabi saw bersabda:“Sesungguhnya aku telah
meninggalkan kepadamu yang apabila kalian berpegang teguh
kepadanya, maka kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu
Kitabullah.” (H.R Abu Dawud)
Disamping kedua sumber tersebut, dalam pendidikan Islam
juga bersumber dalam dalil ijtihad, suatu hasil pemikiran manusia
yang tidak berlawanan dengan jiwa dan semangat al-Qur’an dan
as-Sunnah. Dalam ijtihad dapat berupa ‘ijma (konsensus para
ulama), qiyas (analogi), istihsan, istihsab, mashalikhus mursalah,
mazhab sahabi, sadzdzudz dzariah, syar’u man qoblana dan ‘urf.
b. Asas Filosofis
Filsafat suatu bangsa akan sangat mewarnai tujuan
pendidikan dalam sistem pendidikan yang dijalankan. Di
Indonesia, karena Pancasila telah disepakati dan diyakini bersama
sebagai dasar ideal kerohanian negara, hukum dari segala hukum,
dasar segala tingkah laku, maka Pancasilalah yang dijadikan dasar
acuan dan tujuan pendidikan.
Dengan demikian, asas filosofis Pancasila yang dianut oleh
negara kita dengan prinsip demokratis, mengandung makna bahwa
peserta didik diberi kebebasan untuk berkembang dan mampu
berfikir intelegen dalam kehidupan masyarakat, melakukan
aktivitas yang dapat memberikan manfaat terhadap hasil akhir dan
menekankan nilai-nilai manusiawi dan kultural dalam pendidikan.
c. Asas Psikologis
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan
hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan
pertumbuhan anak dan perkembangan yang dilalui anak didik.
Kurikulum pendidikan harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani,
intelektual, bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan,
minat, kecakapan, perbedaan individual dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan aspek-aspek psikologis.
d. Asas Sosiologis
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses
kemasyarakatan terhadap siswa, penyesuaian mereka dengan
lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran yang menambah
produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam membina umat dan
bangsanya.
Dengan dijadikannya sosiologis sebagai asas atau landasan
dalam pengelolaan dan pengembangan kurikulum, maka peserta
didik nantinya diharapkan mampu bekerja sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
e. Asas Organisatoris
Hal ini berhubungan dengan masalah pengorganisasian
kurikulum, yaitu tentang penyajian mata pelajaran yang harus
disampaikan kepada anak.7
f. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan IPTEK akan mempengaruhi perkembangan
setiap individu, warga masyarakat, mempengaruhi pengetahuan,
kecakapan, sikap, aspirasi, minat, semangat, kebiasaan dan bahkan
pola-pola hidup mereka. Dengan IPTEK sebagai landasan, peserta
didik diharapkan mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan kesenian sesuai dengan sistem
nilai, kemanusiaan dan budaya bangsa.
Mengacu kepada asas-asas pengembangan kurikulum diatas,
maka tujuan kegiatan siswa akan menekankan pada pengembangan
sikap dan perilaku agar berguna dalam suatu kehidupan masyarakat
yang demokratis. Kurikulum bersifat spesifik untuk mencapai
7 Imam al-Khafidz Abi Dawud Sulaiman ibn al-‘Ats’ats al-Sijistani, Sunan Abi Dawud,
Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 1996, hlm.50
kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan tertentu
setelah lulus dari sekolah.
2. Prinsip Pengembangan Materi Kurikulum
Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-
prinsip yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan
kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta
didik, lingkungan, kebutuhan daerah sehingga dapat memperlancar
pelaksanaan proses pendidikan dalam rangka pewujudan atau
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Adapun prinsip-prinsip tersebut diatas, adalah :
a. Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum
yaitu, relevan ke luar dan relevan kurikulum itu sendiri. Relevansi
ke luar maksudnya tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan,
dan perkembangan masyarakat. Sementara relevansi didalam
maksudnya antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian.
Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
b. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana
tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Pengembangan
kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari
perencanaan pendidikan. Perencanaan dibidang pendidikan juga
merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan
kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
c. Prinsip Kesinambungan (Continuitas)
Kurikulum sebagai wahana belajar yang dinamis perlu
dikembangkan terus menerus dan berkesinambungan.
Kesinambungan dalam kurikulum menyangkut ke saling hubungan
antara saling jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis
program pendidikan atau bidang studi.
Kesinambungan antar berbagai bidang studi menunjukkan
bahwa dalam mengembangkan kurikulum harus memperhatikan
keterkaitan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya.
d. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel.
Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan
yang akan datang, disini dan di tempat lain, bagi anak yang
mempunyai latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu
kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadiya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu
maupun kemampuan dan latar belakang anak.
e. Prinsip Berorientasi pada Tujuan
Prinsip merupakan arah yang harus diikuti dan dituju dalam
melaksanakan proses pengajaran dan pendidikan. Tujuan
merupakan kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan dan
kegiatan serta pengalaman belajar agar hal itu dapat dicapai secara
efektif dan fungsional. Prinsip berorientasi pada tujuan berarti
sebelum bahan ditentukan, maka langkah pertama yang dilakukan
oleh seorang guru adalah menentukan tujuan terlebih dahulu, agar
kegiatan pengajaran benar-benar terarah pada tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
f. Prinsip Sinkronisasi
Prinsip sinkronisasi dimaksudkan adanya sifat yang
seirama, searah dan setujuan pada semua kegiatan yang disarankan
oleh kurikulum. Jika semua komponen dan semua kegiatan yang
disarankan satu dengan yang lain tidak bertentangan akan
memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
g. Prinsip Seumur Hidup
Proses pendidikan tidak saja dilakukan di sekolah dan tidak
juga merupakan monopoli sekolah. Namun proses pendidikan
dapat dilakukan di luar sekolah, misalnya dalam keluarga dan
masyarakat. Prinsip pendidikan seumur hidup mengandung
implikasi lain, yaitu agar sekolah tidak saja memberi pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat
dari sekolah, namun juga memberikan bekal kemampuan untuk
dapat menumbuhkembangkan dirinya sendiri.
Seperangkat kegiatan kurikulum sedapatnya harus memberikan
sumbangsih yang bersifat dinamis terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diinginkan oleh anak didik dan masyarakat pada umumnya. Hal ini di
karenakan kebutuhan tersebut selalu berubah dan berkembang,
sehingga tuntutan kurikulum harus bersifat futuristik. Allah SWT
melandasi prinsip-prinsip tersebut dalam firman-Nya surat al-Hijr ayat
99:“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini
(ajal).” Dan dalam firman yang lain surat al-Baqarah ayat 132: “Maka
janganlah kamu mati kecuali dalam (masih) memeluk agama Islam.”
Selain prinsip-prinsip diatas, dalam pengelolaan dan
pengembangan kurikulum PAI yang berbasis kompetensi juga
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Prinsip Keimanan, Nilai dan Budi Pekerti Luhur
Keimanan, nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang dianut
dan dijunjung tinggi masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap
dan arti kehidupannya. Oleh karena itu, hal tersebut perlu digali,
dipahami dan diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi.8
b) Prinsip Penguatan Integritas Nasional
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi bidang
studi PAI harus memperhatikan penguatan integritas nasional
8 Samsul Nizar, Abdul Halim (ed), Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm.58
melalui pendidikan akidah akhlak yang memberikan pemahaman
tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan
peradaban dalam tatanan kehidupan dunia yang multikultural dan
multibahasa.
c) Prinsip Keseimbangan Etika, Logika, Estetika dan Kinestetika
Keseimbangan pengalaman belajar siswa yang meliputi
etika, logika, estetika dan kinestetika sangat dipertimbangkan
dalam penyusunan kurikulum dan hasil belajar pendidikan agama
Islam.
d) Prinsip Kesamaan Memperoleh Kesempatan
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mata
pelajaran akidah akhlak seyogyanya dapat memberdayakan semua
peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti
kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang
memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak
menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya.
e) Prinsip Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi
Keyakinan tauhid, dan kesadaran berakhlak karimah
mendasari kemampuan berfikir dan belajar dengan mengakses,
memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang
cepat berubah dan penuh ketidak pastian merupakan kompetensi
penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi.
f) Prinsip Pengembangan Keterampilan Hidup
Kurikulum berbasis kompetensi perlu memasukkan unsur
keterampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kooperatif, dan
kolaboratif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan
sehari-hari secara efektif. Kurikulum juga perlu mengintegrasikan
unsur-unsur penting yang menunjang kemampuan untuk bertahan
hidup.
g) Prinsip Berpusat pada Anak
Pengembangan kurikulum seyogyanya mampu
memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerjasama, dan
menilai diri sendiri agar mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya. Penilaian berkelanjutan dan kompherensif
menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut.
h) Prinsip Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan
Semua pengalaman belajar dirancang secara
berkesinambungan mulai dari level yang paling rendah sampai
yang tertinggi. Pendekatan yang digunakan dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan
siswa yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan
dan tanggung jawab bersama dari siswa, guru, sekolah, orang tua,
perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, dan masyarakat.9
3. Pendekatan Pengembangan Materi Kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan
menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-
langkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan
kurikulum yang lebih baik. Ada berbagai macam pendekatan yang
dapat digunakan dalam mengembangkan materi kurikulum PAI,
diantaranya :
a. Pendekatan Keimanan
Pendekatan keimanan yaitu memberi peluang kepada
peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Tuhan
sebagai sumber kehidupan makluk sejagat ini.
b. Pendekatan Pengalaman
9 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002,
hlm.35
Pendekatan pengalaman yaitu memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil
pengalaman ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan yaitu memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku yang
sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi
masalah kehidupan.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional yaitu usaha memberikan peranan pada
rasio atau akal peserta didik dalam memahami dan membedakan
berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan
perilaku yang baik dan yang buruk dalam kehidupa duniawi.
e. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional yaitu upaya menggugah perasaan
(emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai
dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
f. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional yaitu menyajikan bentuk semua
standar materi (al-qur’an, keimanan akhlak, fiqih atau ibadah dan
tarikh) dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari dalam arti luas.
g. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan yaitu menjadikan figur guru agama
dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua
peserta didik sebagai cermin manusia yang berkepribadian.
4. Penilaian Materi Kurikulum PAI
Kegiatan pengembangan materi kurikulum tidak akan lepas
dari unsur penilaian. Penilaian merupakan salah satu komponen yang
amat penting yang tak dapat diabaikan begitu saja. Dalam banyak hal,
komponen penilaian akan sangat berperan dalam menunjang
keberhasilan pengembangan kurikulum tersebut.
Pelajaran PAI yang kandungan isi materinya sarat dengan
muatan norma dan nilai-nilai didalamnya, tentunya memerlukan
penilaian yang dilakukan bukan hanya terfokus pada satu aspek saja
(kognitifnya) seperti yang selama ini dilakukan, tapi harus menyeluruh.
Selain aspek kognitif juga aspek afektif dan psikomotornya.
Keseluruhan aspek yang harus dinilai berdasarkan atas konsep
keterpaduan materi dan proses penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi keterpaduan antara lingkungan pendidikan yaitu, keluarga,
sekolah dan masyarakat.10
Paradigma baru PAI menghendaki dilakukannya inovasi yang
terintegrasi dan berkesinambungan. Salah satu wujudnya adalah
inovasi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Kebiasaan guru mengumpulkan informasi mengenai tingkat
pemahaman siswa melalui pertanyaan, observasi, pemberian tugas dan
tes akan sangat bermanfaat dalam menentukan tingkat penguasaan
siswa dan dalam evaluasi ke efektifan proses pembelajaran.
Informasi yang akurat tentang hasil belajar, minat dan
kebutuhan siswa, hanya dapat diperoleh melalui assessment dan
evaluasi yang efektif. Hal ini sesuai dengan ketentuan penilaian
berbasis kelas (PBK), yang memperhatikan ketiga ranah yaitu kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Ketiga
ranah ini sebaiknya di nilai secara proporsional sesuai dengan sifat
mata pelajaran yang bersangkutan.
A. Kesimpulan
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil
penilaian yang dilakukan selama periode tertentu, pengembangan
kurikulum berarti perubahan dan peralihan total dari satu kurikulum ke
kurikulum lain, dan perubahan ini berlangsung dalam waktu panjang.
Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat
diartikan sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, proses yang
mengkaitkan satu komponen dengan komponen lain untuk menghasilkan
kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) yang lebih baik.
Secara garis besar (umum) tujuan pendidikan agama Islam adalah
untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
siswa terhadap ajaran agama Islam, sehingga ia menjadi manusia muslim
yang bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia baik dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kurikulum PAI untuk sekolah atau madrasah berfungsi sebagai
Pengembangan, Penanaman Nilai, Penyesuaian Mental, Perbaikan,
Pencegahan, Pengajaran dan Penyaluran.
Telah diketahui bahwa setiap kurikulum didasarkan pada sejumlah
asas yang akan digunakannya seperti, asas religius (agama), asas filosofis,
asas psikologis, asas sosiologis, asas organisatoris dan asas ilmu
pengetahuan dan teknologi. Adapun prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum tersebut, yaitu prinsip relevansi, prinsip efektivitas dan
efisiensi, prinsip kesinambungan (continuitas), prinsip fleksibilitas, prinsip
berorientasi pada tujuan, prinsip sinkronisasi dan prinsip seumur hidup.
Selain prinsip-prinsip itu, dalam pengelolaan dan pengembangan
kurikulum PAI yang berbasis kompetensi juga didasarkan pada prinsip-
prinsip yakni prinsip keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur, prinsip
penguatan integritas nasional, prinsip keseimbangan etika, logika, estetika,
dan kinestetika, prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, prinsip
perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi, prinsip
pengembangan keterampilan hidup, prinsip berpusat pada anak dan prinsip
pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
Ada berbagai macam pendekatan yang dapat digunakan dalam
mengembangkan materi kurikulum PAI, diantaranya pendekatan
keimanan, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan
rasional, pendekatan emosional, pendekatan fungsional dan pendekatan
keteladanan. Kegiatan pengembangan materi kurikulum tidak akan lepas
dari unsur penilaian. Penilaian merupakan salah satu komponen yang amat
penting yang tak dapat diabaikan begitu saja. Dalam banyak hal,
komponen penilaian akan sangat berperan dalam menunjang keberhasilan
pengembangan kurikulum tersebut. Informasi yang akurat tentang hasil
belajar, minat dan kebutuhan siswa, hanya dapat diperoleh melalui
assessment dan evaluasi yang efektif. Hal ini sesuai dengan ketentuan
penilaian berbasis kelas (PBK), yang memperhatikan ketiga ranah yaitu
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).
Ketiga ranah ini sebaiknya di nilai secara proporsional sesuai dengan sifat
mata pelajaran yang bersangkutan.
B. Saran
1. Agar mampu memahami pengertian pengembangan kurikulum PAI
serta dapat mengaplikasikannya sesuai dengan kurikulum yang
tercantum dalam PAI.
2. Dapat mengetahui dan memahami tujuan yang terdapat dalam
kurikulum PAI serta bisa menyesuaikannya dengan tujuan pendidikan
nasional.
3. Agar dapat memahami fungsi yang terdapat dalam kurikulum PAI
serta dapat mengaplikasikannya dengan baik.
4. Agar dapat memahami pengembangan kurikulum PAI serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan seorang
pendidik juga mampu mengembangkan kurikulum PAI dengan baik
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Departemen, Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Umum Standar Kompetensi
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP dan Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta: Puskur
Hafi, Anshari. M. 1973. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah Pedoman untuk
Mujahid Dakwah. Surabaya: al-Ikhlas
Muhaimin dan Majid, Abdul. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis
dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda Karya
Imam al-Khafidz Abi Dawud Sulaiman ibn al-Ats’ats al-Sijistani. 1996. Sunan
Abi Dawud. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah
Nizar, Samsul dan Halim, Abdul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pers
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Islam. Jakarta: Ciputat Pers
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2000. Pengembangan Kurikulum: Teori dan
Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Soetopo, Hendyat dan Soenanto, Wast. 1993. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 1993. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Trigendi Karya
Subandiah. 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Hamdan. 2009. Pengembangan dan Pembinanaan Kurikulum (Teori dan Praktek
Kurikulum PAI). Banjarmasin