Diskusi 2
Diskusi 2
Diskusi 2
pajak dalam PPN! serta sebutkan dasar hukum atas dasar pengenaan
pajak tersebut!
Dasar pengenaan PPN adalah penggunaan nilai tertentu yang dijadikan sebuah dasar atas
perhitungan untuk menentukan besaran PPN yang harus dipungut oleh pihak yang bersangkutan.
Dasar Pengenaan Pajak atau DPP bisa mencakup beberapa hal yaitu bisa merupakana jumlah dari
Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lainnya. Dimana hal tersebut sebagai
dasar untuk menghitung pajak yang terutang / kredit PPN, berdasarkan Pasal 1 angka 17 UU Nomor
42 Tahun 2009.
a. Harga Jual
Harga Jual sebagai dasar pengenaan pajak PPN berdasarkan atas Pasal 1 angka 18 UU Nomor 42
Tahun 2009. Dalam UU PPN dan PPnBM yang dimaksud harga jual adalah nilai berupa uang. Nilai
berupa uang ini termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena
penyerahan BKP (Barang Kena Pajak), tidak termasuk PPN yang dipungut, serta potongan harga yang
dicantumkan dalam faktur pajak. Dengan perhitungan Nilai berupa uang + semua biaya – potongan
harga dalam FP = Harga Jual
b. Penggantian
Berdasarkan Pasal 1 angka 19 UU Nomor 42 Tahun 2009 yang dimaksud dengan penggantian sebagai
dasar pengenaan pajak adalah niali berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerhana JKP, ekspor JKP / ekspor JKP tidak berwujud,
tapi tidak termasuk PPN yang dipungut menurut UU PPN dan PPnBM serta potongan harga yang
dicantumkan dalam faktur pajak. Dengan perhitungan Nilai berupa uang + semua biaya – potongan
harga dalam FP = Peggantian
c. Nilai Impor
Nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan ba masuk ditambah pungutan berdasarkan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan (Pasal 1 angka 20 UU Nomor 42 Tahun 2009).
Denga perhitungan Nilai Impor = Cost, Insurance, Freight (CIF) + Bea Masuk
d. Nilai Ekspor
Nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir
sesuai dengan Pasal 1 angka 26 UU Nomor 42 Tahun 2009
e. Nilai Lainnya
Nilai ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dasra pengenaan pajak PPN yang bisa dikenakan pada
beberapa transaksi tertentu, khususnya yang berada di luar klasifikasi dasar pengenaan pajak PPN
pada umumnya. Hal ini berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 sebagaimana telah di ubah terkahir
dengan PMK Nomor 121/
Mengatur tentang daerah pabean, barang berwujud dan BKP. Tarif PPN ditetapkan sebesar 10% dan
tarif atas ekspor BKP/JKP sebesar 0% dengan ketentuan dapat diubah serendah-rendahnya menjadi
5% dan setinggi-tingginya 15%. Undang-undang ini berlaku sejka 1 Januari 1984 bersamaan dengan
UU No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuang Umum dan Tata Cara Perpajakan Indonesia serta UU
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Ada beberapa poin penting dari kebijakan ini adalah penjelasan PPN sebagai pajak tidak langsung
yang dihitung oleh penjual tetapi dibayar oleh orang lain (pembeli). Dasar hukum PPN ini
menjelaskan adaya sistem Multi Stage Tax sebagai pajak yang yang dikenakan secara bertingkat,
pada rantai produksi dan distribusi.
Berdasarkan peraturan ini, PPN dikenakan atas penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang
dilakukan oleh pengusaha, impor BKP, penyerahan JKP dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha, pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean,
ekspor BKP berwujud oleh PKP, ekspor BKP tidak berwujud oleh PKP dan ekspor JKP oleh PKP.
Peraturan mengenai pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN diatur melalui PMK No.
197/PMK.03/2013 yang juga mengatur PKP sebagai pihak yang wajib melaporkan pajaknya karena
jumlah penjualan barang dan jasa yang sudah melebihi Rp 4.800.000.000. Pelaporan dilakukan pada
akhir bulan berikutnya setelah jumlah penjualan berhasil melebihi Rp 4.800.000.000.
Sumber referensi :
BMP PAJA3232/PPN dan PPnBM/Modul 2
https://www.thinktax.id/tax-flash/dasar-pengenaan-pajak-ppn-dpp-ppn
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/dasar-pengenaan-pajak-ppn
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/dasar-hukum-ppn