Cara Pengujian Sifat Fisik Dan Mekanik Tanah (Lab Dan SNI)
Cara Pengujian Sifat Fisik Dan Mekanik Tanah (Lab Dan SNI)
Cara Pengujian Sifat Fisik Dan Mekanik Tanah (Lab Dan SNI)
¿
Jadi, L = (−1,633∗Rcl +163 ¿ 10
Mencari konstanta tergantung temperature suspense dan berat jenis dari butiran tanah (A)
Dapat dicari dengan mencari pada tabel ASTM D 422-63 yang berisi berat jenis butiran tanah
dan temperature
Diameter butir – butir tanah (D)
D = A.
√ L
t
(mm)
Keterangan :
T = waktu (menit)
Setelah mengetahui nilai D, maka grafik pembagian butir dari tanah yang di uji dapat
digambarkan dengan menghubungkan diameter butiran dan presentase butiran.
4. GRAIN SIZE (SNI 03-3423-1994)
Alat dan bahan :
1. Sampel tanah hasil hidrometer
2. Saringan atau ayakan no 4,10,20,40,60,100,200 dan pan
3. 8 buah wadah tanah
4. Timbangan
5. Air suling
Cara pengujian :
1. Siapkan sampel tanah hasil pengujian hydrometer dan masukan kedalam saringan no.200.
Kemudian cuci hingga airnya jernih
2. Masukan sampel yang tertahan saringan no.200 kedalam wadah tanah
3. Siapkan oven dan keringkan benda uji dalam oven selama 2 jam
4. Dinginkan tanah hasil pengeringan
5. Timbang benda uji, kemudian lakukan pengujian Analisa saringan
6. Timbang benda uji yang tertahan pada setiap saringan no 4,10,20,40,60,100,200 dan pan
7. Catat seluruh pengujian kedalam lembar pengujian
8. Hasil pengujian kemudian digambarkan dalam grafik semi logaritmis
5. ATTERBERG LIMIT
a). Batas cair / liquid limit (SNI 1967 :2008)
Alat dan bahan :
1. Cassagrande
2. Spatula
3. Kuas
4. Air suling
5. Grooving tools
6. Timbangan
7. Plat kaca
8. Serokan
9. Lap kering + lap basah
10.cawan 4 buah (untuk pengujian 10,20,30,40)
11. Wadah tanah
12. Ayakan no 40
13. Oven
14. Mortar
Cara pengujian
1. Sampel tanah basah di persiapkan dan dimasukan kedalam wadah dan dimasukan kedalam
oven selama 24 jam dengan suhu 110℃ ± 5℃
2. Sampel tanah kering hasil oven, di tumbuk dengan mortar ataupun di giling
3. Hasil tanah tumbukan di masukan kedalam saringan no.40
4. Hasil tanah lolos ayakan no.40 siap untuk di uji
5. Siapkan 4 buah cawan dan timbang masing masing dari cawan tersebut
6. Hitung berat wadah atau Loyang yang akan di isikan tanah, kemudian tanah dimasukan ke
wadah tersebut dan dilakukan penimbangan berat tanah hingga mencapai 100gr
7. Wadah tanah yang telah terisi 100gr tanah, kemudian diberi air suling sebanyak 15-20ml.
Kemudian aduk menggunakan spatula.
8. Tanah dan pemberian air suling yang sudah diatur kemudian dimasukan ke cassagrande
menggunakan spatula
9. Belah tengah tanah yang sudah ada di casagrande menggunakan grooving tool
10. Ketuk casagrande hingga kedua tanah bersatu sesuai dengan ketentuan ketukan (10, 20, 30,
40), jika tanah tidak bersatu maka ulangi kembali pengadonan tanah
10. Tanah yang sudah bersatu (mengacu pada jumlah ketukan yg sudah di tentukan), kemudian
dimasukan kedalam cawan sesuai dengan no cawan dan jumlah ketukan
11. Timbang berat tanah basah hasil ketukan dan cawan
12. Masukan tanah basah dan cawan kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 110℃ ± 5℃
13. Tanah kering hasil pengeringan oven, kemudian di timbang
14. Catat semua hasil penimbangan kedalam lembar pengujian
15. Hasil pengujian yang telah di catat dalam lembar pengujian, kemudian akan di plot kedalam
grafik dengan besaran kadar air pada putaran ke 25
16. Rumus – rumus yang digunakan :
Berat air = Tanah basah – tanah kering
Berat sampel kering = berat tanah kering – berat cawan
Berat air
Kadar air = X 100%
berat sampel kering
Menghitung rata – rata kadar air pada dua pengujian sampel tanah :
cawan1+ cawan2
2
B). Batas plastis / plasticity limit (SNI 1966 : 2008)
Alat dan bahan :
1. Sampel tanah
2. Cawan 2 buah (untuk 2x pengujian)
3. Air suling
4. Timbangan
5. Plat kaca
6. Ayakan no 40
7. Lap kering + lap basah
8. Besi pembanding 3mm / jangka sorong
9. Wadah tanah
10. Timbangan
11. Oven
12. Mortar
13. Spatula
Cara pengujian :
1. Sampel tanah basah di persiapkan dan dimasukan kedalam wadah dan dimasukan kedalam
oven selama 24 jam dengan suhu 110℃ ± 5℃
2. Sampel tanah kering hasil oven, di tumbuk dengan mortar ataupun di giling
3. Hasil tanah tumbukan di masukan kedalam saringan no.40
4. Hasil tanah lolos ayakan no.40 siap untuk di uji
5. Siapkan cawan sebanyak 2 buah dan timbang kedua cawan tersebut
6. Wdah yang telah disiapkan ditimbang dan diberi tanah hasil ayakan sebanyak 20gr
7. Tanah dan wadah yang telah terisi, kemudian diberikan air suling sebanyak yang di butuhkan
atau hingga cukup plastis. Setelah itu, aduk hingga merata
8. Jika sudah cukup plastis, sampel dibentuk bulat dan memanjang diatas alas kaca
9. Sampel digeleng menggunakan tangan hingga mengalami retakan dan mencapai 3mm (dapat
diukur dengan besi pembanding 3mm atau jangka sorong)
10. Jika tidak mengalami retakan saat sudah berdiameter 3mm, maka perlu mengulangi proses
penggilingannya
11. Masukan sampel gilingan yang sudah sesuai kriteria kedalam kedua cawan dengan jumlah
yang sama
12. Setelah itu, hitung berat cawan yang telah terisi tanah hasil gilingan dengan menggunakan
timbangan
13. Kedua cawan yang telah terisi sampel tanah, kemudian dikeringkan di oven selama 24 jam
dengan suhu 110℃ ±5℃
14. Setelah di keringkan, sampel di dinginka, lalu ditimbang masing masing cawan tersebut
15. Catat semua hasil penimbangan kedalam lembar pengujian
16. Rumus – rumus yang digunakan :
Berat air = Tanah basah – tanah kering
Berat sampel kering = berat tanah kering – berat cawan
Berat air
Kadar air = X 100%
berat sampel kering
Menghitung rata – rata kadar air pada dua pengujian sampel tanah :
cawan1+ cawan2
2
3. HIDROMETER
Alat dan bahan :
1. Sampel tanah
2. Gelas ukur 1000ml
3. Gelas ukur 100ml
4. Air suling
5. Alat hidrometer
6. Sodium
7. Container
8. Termometer
Cara pengujian :
1. Siapkan sampel tanah yang akan di uji
2. Masukan sampel tanah basah kedalam wadah sebesar dengan berat tanah sebesar jumlah kadar
air yang telah di lakukan pengujian sebelumnya
3. Larutkan sodium 40gr dengan air dan aduk hingga merata sebanyak 1000ml
4. Masukan larutan sodium kedalam wadah yang telah terisi tanah sebanyak 125ml
5. Jenuhkan sampel tanah dengan larutan sodium selama 1 x 24 jam
6. Jika sudah di rendam atau jenuhkan, sampel tanah diaduk menggunakan alat mixer hingga
butiran tanah menjadi halus
7. Sampel tanah yang sudah teraduk dengan mixer, kemudian dimasukan kedalam gelas ukur
1000ml hingga seluruh sampel tanah masuk kedalam gelas ukur
8. Jika masih ada tersisa tanah dalam wadah, dapat ditambahkan dengan air suling agar seluruh
tanah tidak tersisa
9. Isi gelas ukur yang telah terisi tanah dengan air suling hingga 1000ml
10. Kocok gelas ukur yang terisi tanah dan air 1000ml hingga merata
11. Siapkan container atau wadah untuk menyimpan gelas ukur 1000ml yang telah terisi air dan
simpan gelas ukur tersebut kedalam container
12. Jenuhkan gelas ukur 1000ml yang tersimpan dalam container terisi air selama 1x24jam
13. Ukur suhu air dalam container dengan menggunakan termometer
14. Jika sudah di jenuhkan, masukan alat ukur hidrometer kedalam gelas ukur 1000ml dan
lakukan pembacaan hidrometer dengan melihat batas atau cekungan permukaan dalam tabung
dengan berdasrkan waktu yang sudah di tentukan (0',2',5',15',30',60',250',1440')
15. Catat seluruh hasil penimbangan kedalam lembar pengujian.
4. GRAIN SIZE
Alat dan bahan :
1. Sampel tanah hasil hidrometer
2. Saringan atau ayakan no 4,10,20,40,60,100,200 dan pan
3. 8 buah wadah tanah
4. Timbangan
5. Air suling
Cara pengujian :
1. Masukan sampel tanah hasil pengujian hidrometer kedalam saringan no.200
2. Bilas sampel tanah pada saringan no.200 dengan menggunakan air suling hingga merata
3. Siapkan wadah tanah dan masukan sampel tanah yang tertahan pada saringan no.200 kedalam
wadah tanah
4. Siapkan oven lalu panaskan cawan yang telah terisi sampel tanah selama 2 jam
5. Jika sudah dipanaskan, siapkan saringan atau ayakan no.4,10,20,40,60,100,200 dan pan
6. Masukan sampel tanah kering kedalam saringan dengan berurutan dan lakukan pengayakan
7. Masukan setiap sampel tanah yang tertahan pada setiap alat saringan pada wadah tanah
8. Lakukan pengukuran berat wadah dan sampel tanah sesuai dengan sampel tanah yang tertahan
pada ayakan
9. Catat seluruh hasil penimbangan kedalam lembar pengujian
5. ATTERBERG LIMIT
a). Batas Cair / liquid limit
Alat yg dibutuhkan
1. Cassagrande
2. Spatula
3. Kuas
4. Air suling
5. Grooving tools
6. Timbangan
7. Plat kaca
8. Serokan
9. Lap kering + lap basah
10.cawan 4 buah (untuk pengujian 10,20,30,40)
11. Wadah tanah
12. Ayakan no 40
13. Oven
14. Mortar
Cara pengujian
1. Sampel tanah basah di persiapkan dan dimasukan kedalam wadah dan dimasukan kedalam
oven selama 2 jam
2. Sampel tanah kering hasil oven, di tumbuk dengan mortar ataupun di giling
3. Hasil tanah tumbukan di masukan kedalam saringan no.40
4. Hasil tanah lolos ayakan no.40 siap untuk di uji
5. Tanah lolos ayakan di tuangkan ke plat kaca dan diberi air suling dengan menyesuaikan
dengan kebutuhan ketukan
6. Tanah + air suling di aduk hingga merata menggunakan kape
7. Tanah dan pemberian air suling yang sudah diatur kemudian dimasukan ke cassagrande
menggunakan spatula
8. Belah tengah tanah yang sudah ada di casagrande menggunakan grooving tool
9. Ketuk casagrande hingga kedua tanah bersatu sesuai dengan ketentuan ketukan (10, 20, 30,
40), jika tanah tidak bersatu maka ulangi kembali pengadonan tanah
10. Tanah yang sudah bersatu (mengacu pada jumlah ketukan yg sudah di tentukan), kemudian
dimasukan kedalam cawan sesuai dengan no cawan dan jumlah ketukan
11. Timbang berat tanah basah hasil ketukan dan cawan
12. Masukan tanah basah dan cawan kedalam oven selama 2 jam
13. Tanah kering hasil pengeringan oven, kemudian di timbang
14. Catat semua hasil penimbangan kedalam lembar pengujian
b). Batas Plastis / Plasticity limit
Alat yg dibutuhkan :
1. Spatula
2. Kuas
3. Air suling
4. Timbangan
5. Plat kaca
6. Serokan
7. Lap kering + lap basah
8.cawan 2 buah (untuk 2x pengujian)
9. Wadah tanah
10. Ayakan no 40
11. Oven
12. Mortar
Cara pengujian :
1. Sampel tanah basah di persiapkan dan dimasukan kedalam wadah dan dimasukan kedalam
oven selama 2 jam
2. Sampel tanah kering hasil oven, di tumbuk dengan mortar ataupun di giling
3. Hasil tanah tumbukan di masukan kedalam saringan no.40
4. Hasil tanah lolos ayakan no.40 siap untuk di uji
5. Tanah lolos ayakan di tuangkan ke plat kaca dan diberi air suling sebanyak kurang lebih
takaran untuk pengujian batas cair
6. Tanah + air suling di aduk hingga merata menggunakan spatula
7. Jika sudah dinilai cukup plastis, tanah di bentuk bundar hingga padat
8. Tanah di bentuk kembali dengan membentuk cacing panjang hingga mengalami retakan
9. Ukur tanah yang sudah di giling dan mengalami retakan hingga berukuran 3mm dengan
jangka sorong
10. Siapkan 2 buah cawan dan masukan tanah yang sudah sesuai kriteria ke masing-masing
cawan dengan jumlah yang sama
11. Timbang berat tanah hasil gilingan dan cawan untuk mendapatkan berat tanah basah
12. Siapkan oven, dan panaskan selama 2 jam
13. Setelah di panaskan, sampel tanah di timbang kembali untuk mendapatkan berat tanah kering
dan cawan
Cara pengujian :
1. Siapkan sampel tanah yang akan di uji
2. Bentuk sampel tanah hingga membentuk silinder padat dengan menggunakan cetakan silinder
3. Lakukan pengukuran diameter diameter dan tinggi pada sampel tanah yang telah terbentuk
silinder
4. ukur berat dari sampel tanah silinder
5. Siapkan membrane dan alat bantu pemasangan membrane
6. pengujian dilakukan sebanyak 2 sampel. Pada pengujian pertama dilakukan pada sampel tanah
yang memiliki kekuatan lemah dan kemudian dilanjutkan pengujian kedua yang dilakukan pada
sampel yang memiliki kekuatan yang lebih kuat dari sebelumnya.
7. masukan sampel tanah silinder kedalam membrane dengan cara menghisap selang alat bantu
membrane agar memudahkan sampel tanah masuk kedalam membrane
8. siapkan tisu dan cetak bulat tisu seukuran diameter silinder tanah. Kemudian siapkan batu pori
9. Pasangkan tisu yang telah di bentuk bulat dan batu pori pada setiap ujung silinder
10. Sampel tanah yang telah terpasang membrane, kemudian letakan pada alat uji triaksial
11. ikat setiap ujung sampel silinder yang telah terapasang membrane dengan karet
12. pasang tabung penutup dan pasang baut dengan menggunakan kuncinya. Kemudian pasang
alat tekan hingga mengenai dudukannya.
13. pada pengujian yang petama, buka tuas kompresor dan keran pada kedua tank hingga air
memenuhi tabung penutup atau chamber dengan kekuatan 50psi. untuk pengujian kedua
memiliki kekuatan angin sebesar 100psi.
14. jika sudah full, tutup seluruh tuas atau keran air dan katup kompresor
15. Selanjutnya, nyalakan alat pengujian triaksial dan atur kecepatan pemutarannya
16. lakukan pembacaan load yang terjadi sesuai dengan standar yang berlaku berdasarkan
perhitungan waktu yang telah dientukan dengan menggunakan stopwatch
17. selanjutnya, matikan alat dan putar tuas untuk mengurangi load
18. buka semua katup untuk mengosongkan tekanan pada chamber
19. tutup katup kompresor dan buka katup vacoom dan by pass
20. buka salah satu keran water tank
21. buka katup udara pada champer hingga air kosong
22. jika air sudah kosong, buka penutup chamber dan keluarkan sampel yang telah di uji
23. lepaskan sampel tanah yang masih terpasang membrane
24. Catat semua hasil pengujian kedalam lembar pengujian
2. DIRECT SHEAR
Alat dan bahan :
1. Sampel tanah
2. Ring
3. Shear box
4. Timbangan
5. Spatula
6. Batu pori
7. Kertas bulat
8. Mesin direct shear
9. Stopwatch
10. air suling
Cara pengujian :
1. Siapkan sampel tanah yang akan digunakan
2. Ukur berat ring menggunakan timbangan serta ukur diameter dan tingginya
3. Setelah menyiapkan sampel tanah, campurkan air suling kepada tanah secukupnya hingga
dapat dibentuk
4. Masukan sampel tanah yang telah campurkan air suling kedalam ring hingga membentuk
padat
5. Rapikan setiap ujung ring yang telah terisi tanah dengan menggunakan spatula
6. Hitung berat sampel tanah + ring dengan menggunakan timbangan
7. Siapkan alat shear box dan kunci alat tersebut dengan penguncinya
8. Masukan batu pori serta kertas pada bagian atas dan bawah sampel tanah yang akan
dimasukan kedalam shearbox, kemudian masukan sampel tanah + ring yang telah di sediakan
sebelumnya
9. Tekan bagian atas sampel tanah dengan menggunakan pendorong hingga sampel tanah masuk
kedalam shearbox
10. Setelah sampel tanah masuk kedalam shearbox, kemudian masukan shearbox kedalam alat
direct shear
11. Masukan air suling pada alat direct shear hingga mencapai permukaan shear box
12. Kunci shear box dengan baut yang terdapat pada alat direct shear sehingga alat shearbox
tidak akan terlepas saat diberi tekanan geser
13. Atur alat pemberat vertikal pada bagian atas shearbox, kemudian berikan pemberat. Pada
pengujian 1 diberikan beban sebesar …. , pada pengujian 2 diberikan beban sebesar …. , dan
pada pengujian ketiga diberikan beban sebesar ….
13. Atur kecepatan proving ring dengan kecepatan 7 dan nyalakan mesin direct shear hingga alat
tersebut bergerak yang dapat di tunjukan dengan bergeraknya jarum pada bagian komparator.
14. Setelah jarum pada komparator sudah bergerak, atur komparator menjadi 0
15. Pengujian direct shear sudah dapat di lakukan dengan cara melakukan pembacaan
komparator yang diiringi dengan waktu yang telah di tentukan. Perhitungan waktu dan gerak
komparator dapat menggunakan alat bantu stopwatch
16. Hentikan pengujian apabila jarum komparator sudah berada diangka yang sama pada waktu
yang berbeda-beda
17. Catat seluruh kegiatan pengujian pada lembar pengujian
18. Lakukan kegiatan yang sama untuk pengujian 2 dan 3