Kel 1 - Konsep Motivasi Dan Perubahan Perilaku. Kesehatan Masyarakat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP MOTIVASI DAN PERILAKU SOSIAL


(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat)

Dosen Pengampu : Lieni Lestari, SST.,M.Tr.Keb

Oleh:
Kelompok 1
Afrilia Sunia Futri (203310001)
Ernawati (193110004)
Inez Septi Uberlin (203310005)
Kristin Pipin (203310006)
Mei Anggriyani (203310007)
Vina Anggun Anjarwati (203310012)
Wulan Ayuk Lestari (203310013)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO CENDIKIA MEDIKA
PANGKALAN BUN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah tentang konsep motivasi dan perilaku social ini dengan baik dan tepat
waktu.

Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami
mengharap kritik dan saran yang membangun. Besar harapan kami semoga
penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat. Mudah-mudahan hasil dari tugas
makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.

Pangkalan Bun, 18 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................1
C. Tujuan pembahasan ......................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Motivasi ..........................................................................................3
B. Jenis-Jenis Motivasi......................................................................................4
C. Pengetian Perilaku Sosial..............................................................................6
D. Prinsip Perubahan Perilaku...........................................................................7
E. Proses Perubahan Perilaku...........................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling
sempurna. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan
dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Salah satu keistimewaan
yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun semua makhluk hidup
mempunyai perilaku, namun perilaku berbeda dengan perilaku makhluk
hidup yang lain (Notoatmodjo, 2010).
Memotivasi para pekerja merupakan salah satu aspek terpenting
dan yang paling menantang dari aspek manajemen. Motivasi bukan hanya
mengenai bekerja keras motivasi juga mencerminkan sudut pandang anda
mengenai kemampuan diri anda sendiri. perilaku manusia melibatkan tiga
komponen utama yaitu kondisi lingkungan tempat terjadinya perilaku
tersebut, perilaku itu sendiri dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
Berulang atau tidak berulangnya suatu perilaku dipengaruhi oleh keadaan
tiga komponen tersebut.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan
penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda
bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu
perubahan dalam proses berpikir. Perubahan sosial budaya bisa
memberikan dampak positif maupun negatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep motivasi?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Apa pengertian perilaku sosial?
4. Bagaimana prinsip perubahan perilaku?
5. Bagaimana proses perubahan perilaku?

1
2

C. Tujuan
1. Memahami konsep motivasi?
2. Memahami saja jenis-jenis motivasi?
3. Memahami pengertian perilaku sosial?
4. Memahami bagaimana prinsip perubahan perilaku?
5. Memahami bagaimana proses perubahan perilaku?

D. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat
2. Dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Motivasi
Pengertian motivasi menurut beberapa para ahli :
1. T. Hani Handoko
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
2. H. Hadari Nawawi
“Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan
sesuatu  perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
3. Anwar Prabu Mangkunegara
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
4. Henry Simamora
“Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan
menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan
imbalan atau hasil yang dikehendki”.
5. Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes
“Tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan
dan  berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan”.
Dari pengertian-pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang
atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang
dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya (Cristian pradana. 2017).
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh Soekanto Soerjono (2005) adalah
sebagai berikut:
1. Model Tradisional Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja
meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang
kepada pegawai yang berprestasi.

3
4

2. Model Hubungan Manusia Untuk memotivasi pegawai agar gairah


kerjanya meni ngkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka
dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya Manusia Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor,
bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan
pekerjaan yang berarti.

B. Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi Biogenetis Motivasi biogenetis yaitu motivasi yang berasal dari
diri manusia yang dilakukan untuk kelangsungan hidupnya. Contoh
makan, minum, bernafas, dan lain-lain.
2. Motivasi Sosiogenetis Motivasi ini dipelajari orang dan berasal dari
lingkungan di mana orang tersebut  berada. Contoh ingin tahu, konferensi,
cinta, harga diri, motivasi akan nilai dan makna kehidupan, dan motivasi
pemenuhan diri.
3. Motivasi Teogenesis Motivasi teogenesis adalah berasal dari hubungan
antara manusia dan Tuhannya. Contoh : beribadah, berdo’a, shalat, dan
sebagainya.
Widayat (2004) menyatakan bahwa motivasi digolongkan menjadi empat
bagian, yaitu:
1. Motivasi Positif
Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari
keuntungan-keuntungan tertentu. Dengan demikian, motivasi positif
merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif,
dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar
dia bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan
keuntungan tertentu kepadanya. Jenis-jenis motivasi positif antara lain
imbalan yang menarik, informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau
jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi kerja, rasa
partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas berikut tanggung
jawabnya, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
5

2. Motivasi Negatif
Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber
dari rasa takut, misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa
takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan
sekerja. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi
tidak mampu mencapai tujuan. Personalia organisasi menjadi tidak
kreatif, serba takut, dan serba terbatas geraknya.
3. Motivasi dari Dalam (Intrinsik)
Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja sewaktu dia
menjalankan tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri
pekerja itu sendiri. Dengan demikian kesenangan pekerja muncul pada
waktu dia bekerja dan dia sendiri menyenangi pekerjaannya itu.
Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu
mempunyai kesadaran untuk berbuat. Mereka jarang berkeluh kesah,
baginya berbuat adalah suatu kewajiban laksana makan sebagai kebutuhan.
Paksaan, ancaman, atau imbalan yang bersifat eksternal lainnya
memang penting, akan tetapi tidaklah lebih penting daripada aspek-
aspek nirmaterial.
4. Motivasi dari Luar (Ekstrinsik)
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya
pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu
sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan,
kesempatan cuti, program rekreasi perusahaan, dan lain-lain. Pada
konteks ini manusia organisasional ditempatkan sebagai subyek yang
dapat didorong oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata-mata
didorong oleh adanya sesuatu ingin dicapai dan dapat pula bersumber
dari faktor-faktor di luar subyek tersebut.
6

C. Pengertian perilaku sosial
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organism yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang
biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai
dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-
masing. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan.
( Koentjaraningrat. 2006). Menurut teori tentang perilaku:
1. Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons
organisme atauseseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut
(Soekidjo,1993).
2. Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai sebagai suatu aksi-
reaksi organismeterhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila
ada sesuatu yang diperlukanuntuk menimbulkan reaksi, yakni yang
disebut rangsangan. Berarti rangsangantertentu akan menghasilkan
reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,1997).
3. Robert Kwick (1974), perilaku adalah tindakan suatu organisme yang
dapat diamatidan bahkan dapat dipelajari.
4. Umum, perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi
individu denganlingkungannya sebagai manifestasi hayati dari bahwa
dia adalah makhluk hidup(Kusmiyati & Desminiarni, 1990).
5. Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. dalam sebuah buku yang berjudul
“PerilakuManusia”, menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang
dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan
mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat
sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain.
Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang
duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan
7

sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar
sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, di dalam
tubuh manusia.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,2005).

D. Prinsip Perubahan Perilaku


Prilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam dirimanusia,
sedangkan dorongan merupakan usaha ugntuk memenuhikebutuhan yang ada
dalam diri manusia. Prilaku adalah respons individu terhadap stimulus, baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Prilaku merupakan respons,
yang terdiri dari respons motorik berbicara, berjalan, dan sebagainya. 1espons
fisiologik reaksi hormonal aktivitassystem syaraf otonomik dan sebagainya.
1espons kognitif pernyataanyang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya.
1espons afektif rasa benci, kecewa, marah dan sebagainya. Aktivitas manusia
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu.
1. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya berjalan, menulis,
menyuntik, merawat orang sakit, menolong persalinan dan sebagainya.
2. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain dari luar misalnya berpikir,
bersikap, berfantasi dan sebagainya. Banyak teori-teori tentang prilaku
yang dikemukakan antara lain adalah sebagai berikut.
a. Teori Stimulus – Organisme- Respons (SOR)
Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau
tindakan. Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan
pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Dengan demikian
pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah bervariatif dengan
8

asumsi senantiasa manusia akanmendapatkan proses pengalaman atau


mengalami. Proses pengetahuan tersebut menurut Brunner melibatkan
tiga aspek, yaitu:
1. Proses mendapatkan informasi baru dimana seringkal iinformasi
baru ini merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi
sebelumnya.
2. Proses transformasi, yaitu proses memanipulasi pengetahuanagar
sesuai dengan tugas-tugas baru.
3. Proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara
mengolahinformasi telah memadai (Brunner dalam Suparno,
2001).
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang
kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam
lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluatif terhadap
suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana
seseorang berhadapandengan obyek sikap. Ini berarti sikap seseorang
akan keterampilan pada kesetujuan-ketidaksetujuan. Keterampilan
adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang menggambarkan
kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor. Seseorang
dikatakan menguasai kecakapan motoris bukan saja karena ia dapat
melakukan hal-halatau gerakan yang telah ditentukan, tetapi juga
karena mereka melakukannya dalam keseluruhan gerak yang lancar
dan tepat waktu. dalam hal ini terdapat kecenderungan
terkoordinasikannya aktivitas fisik karena pengenalan dan kelenturan
jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan gerakanyang mestinya
dilakukan (Suparno, 2001). Keterampilan adalah kemampuan
melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi
secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga
pengejawantahan fungsi mentalyang bersifat kognitif. Pemaknaan
9

keterampilan dalam hal inikemampuan sebagai level of competence,


terdapat dua penggunaan istilah competence (y), yakni:
1. Digunakan untuk merujuk pada area pekerjaan atas perananyang
mampu dilakukan oleh seseorang dengan kompeten jadi fokusnya
mendeskripsikan tugas-tugas pekerjaan dan output jabatan,
kemudian disebut kompeten (competence).
2. Digunakan untuk merujuk pada dimensi-dimensi perilakuyang
berada di balik kinerja yang kompeten jadi fokusnya
mendeskripsikan mengenai perilaku, sikap, dan karakteristik orang
dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan untuk menghasilkan
outputjabatan yang efektif, outstanding, atausuperior, kemudian
disebut kompetensi (competenc).
Berdasarkan teori SOR prilaku manusia dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Perilaku Tertutup (Covertert BehaVior)
Perilaku tertutup terjadi apabila respons terhadapstimulus, tersebut
masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.
1espons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian,
perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau “covert
behavior” yang dapat diukur dari pengetahuan dan sikap. Contoh:
ibu hamil tau pentingnya periksa hamil untuk kesehatan bayi dan
dirinya sendiri (pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya
kepadatetangganya dimana tempat periksa hamil yang dekat
(sikap)
2. Prilaku Terbuka “covert Behavior” Prilaku terbuka ini terjadi bila
respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau
praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable
behabior”.Contoh seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya
kepuskesmas atau kebidan praktik, seorang penderita TB
paruminum obat anti TB secara teratur, seorang anak menggosok
10

gigi setelah makan. Contoh-contoh tersebut adalah berbentuk


nyata, dalam bentuk kegiatan atau dalam bentuk praktik (practice).
b. Teori Lawrence Green
Menurut Lawrence Green (1980) factor-factor yang menentukan
prilaku sehingga menimbulkan prilaku yang positif adalah sebagai
berikut.
a) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Factor predisposisi merupakan factor antesedenterhadap
prilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi prilaku, yang
termasuk dalam factor ini adalah pengetahuan,sikap, kepercayaan,
tradisi, norma sosial, dan pengalaman. Sebagai contoh: prilaku ibu
hamil dalam meminum tablet Fe akan termotifasi apabila ibu hamil
tersebut tahu manfaat dari tablet Fe. Kepercayaan ibu hamil
terhadap tablet Fe dapat mencegah terjadinya anemia akan
bertambah apabila ibu tersebut sudah punya pengalaman dari
kehamilan pertama.
b) Factor pemungkin atau pendukung (Enabling Factors)
Factor pemungkin adalah factor antaseden terhadap prilaku
yang memungkinkan motivasi atau aspirasi terlaksana,yang
termasuk dalam factor ini adalah keterampilan, fasilitas, sarana,
atau prasarana yang mendukung atau yangmemfasilitasi terjadinya
prilaku seseorang atau masyarakat. Sebagai contoh : ibu hamil
akan mudah mendapatkan tablet Fe apabila tersedianya tablet Fe
dipuskesmas atau rumahsakit.
c) Factor penguat (reinforcing factors)
Factor penguat merupakan factor penyerta prilaku atauyang
datang sesudah prilaku itu ada. Hal-hal yang termasuk dalam factor
ini adalah keluarga, teman, petugas kesehatandan sebagainya.
Sebagai contoh: ibu hamil akan teratur minum tablet Fe apabila
dia didukung atau diingatkan oleh keluarga, suami dan sebagainya.
11

Tiap-tiap perilaku kesehatan dapat dilihat dari sebagai fungsi dari


pengaruh ketiga factor yang dapat memengaruhi prilaku tersebut
(predisposisi, pendukung dan penguat). Dengan kata lain, program
penyebaran informasi kesehatan tanpa memperhatikan pengaruh dari
factor ppredisposisi, factor pendukung, dan factor penguat tidak akan
berhasil mempengaruhi perilaku. Berdasarkan tiga factor determinan
prilaku tersebut, maka kegiatan promosi kesehatan sebagai pendekatan
perilaku hendaknya diarahkan kepada tiga factor tersebut:
1. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada factor
predisposisi adalah dalam bentuk pemberian informasi atau pesan
kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Tujuan kegiatanini
memberikan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan.Tujuan
kegiatan ini memberikan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
yang diperlukan oleh seseorang atau masyarakat sehingga akan
mempermudah terjadinya prilaku sehat mereka. Upaya ini
dimaksudkan untuk meluruskan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, dan
sebagainya yang tidak kondusif bagi prilaku sehat.
2. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan untuk factor
pendukung atau pemungkin adalah memberdayakan masyarakat
melalui pengembangan masyarakat, diharapkan masyarakatmampu
memfasilitasi diri mereka atau masyarakat sendiriuntuk berprilaku
sehat.
3. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan pada factor penguat
adalah dengan pelatihan-pelatihan kepada keluarga, tokoh,
masyarakat untuk menguatkan prilaku yang sudah terbentuk.
12

E. Proses perubahan perilaku


Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari
usaha mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu
diambil untuk merubah perilaku:
1. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat
identifikasi tentangapa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan
mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat
bahwa kesadaran tersebut harus menyatakankeinginan bukan ketakutan.
Contoh:
1) Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya
tidak peduliakan kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah
belajar tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri serta
penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidakadanya persona
hygiene, maka siswa tersebut mulai peduli dengan kesehatan
dirinya, kemudian dia akan mengaplikasikan bagaimana cara
merawat kesehatan dirinya
2) Seorang mahasiswa kedokteran yang sedang meneliti tentang
penyakit kista, menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah
pola makan yang tidak sehat. Dalam penelitiannya mahasiswa ini
benar-benar menghayati betapa pentingnya pola makan yang sehat
dan seimbang bagi kesehatan seseorang. Karena itu, mahasiswa
tersebut mulai menerapkan pola makan sehat dan seimbang.
2. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka
proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti
merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan
perasan yang diyakini salah. Contoh:
1) Dulu seorang bidan atau perawat melakukan perawatan tali pusat
denganmembubuhi tali pusat dengan betadhine atau alkohol.
Kemudian bidan atau perawat juga membungkus tali pusat. Ini
13

dimaksudkan agar bayi terhindar dari adanya infeks pada tali


pusat, akan tetapi setelah adanya Evidence Based maka diketahui
hal ini sebenarnya justru meningkatkan kemungkinan infeksi.
Betadhine dan alkohol akan menyebabkan tali pusat lembab
bahkan basah apalagi ditambah dengan pembungkusan 
tali pusat yang membuat tali pusat semakin basah dan tidak adanya
pertukaran udara, hal ini justru menjadi lingkungan yang baik bagi
bakteri dan kuman untuk berkembang biak dan berpeluang besar
menghakibatkan infeksi. Oleh karena itu kebiasaan merawat tali
pusat dengan membungkus dan membubuhi tali pusat dengan
betadhine atau alcohol diganti dengan perawatan tali pusat tanpa
membungkus dan membubuhi tali pusat dengan betadhine ataupun
alcohol. Kini perawatan tali pusat cukup dengan hanya
membersihkan dengan air DTT dan mengeringkannya.
2) Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan
Bounding Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya
pasca kelahiran bayinya tersebut, ini dimaksudkan agar sang bayi
tidak mengganggu istirahat ibu pasaca persalinan yang
melelahklan akan tetapi, saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan
atau tenaga kesehatan lain yang menolong persalinan akan
berusaha untuk terciptanya IMD dan Bounding Attachment. Ini
dilakukan karena sangat penting terciptanya keterikatan hubungan
emosional ibu dan bayi segera setelah persalinan dan juga
menginngat
betapa besarnya keuntunganIMD bagi ibu dan bayinya.
3. Mengintrospeksi
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat
penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk
dilakukan. Di sampingitu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi
kadar self-excusing yang bisa jadimasih tetap ada dalam diri seseorang
14

hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi,atau interpretasi dalam


memahami dan melaksanakan. Contoh:
1) Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung
mengingat pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan
mencoba memperbaiki perilakunya saat hamil agar kehamilannya
kali ini sama dengan kehamilan sebelumnya atau
lebih baik dari sebelumnya. Contoh lainnya, jika sebelumnya
seorang ibu melahirkan bayi premature maka pada kehamilannya
yang selanjutnya dia akan mencari penyebabnya dan memperbaiki
pola perilakunya saat kehamilan ini agar anaknya lahir dengan
keadaaan aterm.
2) Dulu penghisapan lendir rutin pada BBL sering dilakukan dengan
tujuan membantu proses pernafasan bayi. Tetapi setelah dinilai,
hal ini tidak efektif. Penghisapan lendir bahkan dapat
membahayakan jiwa bayi bila tidak dilakukandengan benar
(Sobur, Alex. 2009).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong,
merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau
kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
Motivasi digolongkan menjadi 4 yaitu motivasi positif, motivasi negatif,
motivasi dari dalam (Intrinsik) dan motivasi dari luar (Ekstrinsik).
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism yang
bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua
makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-
masing. Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari
usaha mengubah perilaku seseorang. Beberapa langkah yang perlu diambil
untuk merubah perilaku adalah menyadari mengganti dan mengintropeksi.

B. Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku
yangsehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan
mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik. Manfaat dari hidup
sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan
segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat
seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk
dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai