Panduan Identifikasi Pasien New

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS
BENTENG
Jalan Benteng Kidul No 70
Kel Benteng Kec Warudoyong Kota Sukabumi 43132
Telp 0266 229215
Email : [email protected]

BAB I
DEFINISI

1. Identifikasi adalah penentu atau penetapan identitas seseorang.


2. Identifikasi positif adalah meminta pasien untuk menyebutkan
identitasnya yang meliputi nama lengkap dan tanggal lahir mereka.
3. Identifikasi pasien adalah sebuah proses pengecekan identitas pasien
melalui Nama, Nomor rekam medis, dan tanggal lahir untuk ketepatan
identitas pasien.

Tujuan dari panduan identifkasi ini adalah:


1. Memastikan semua pasien teridentifikasi dengan benar setiap saat
sebelum melakukan prosedur atau pengobatan.
2. Menyediakan mekanisme yang handal untuk verifikasi identifikasi pasien
dengan benar.
3. Memastikan pendekatan yang konsisten terhadap identifikasi pasien di
seluruh UPTD Puskesmas Benteng

1
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Kebijakan ini diterapkan kepada seluruh pemberi layanan yang disediakan


oleh UPTD puskesmas Benteng.
2. Semua staf klinis (termasuk dokter) harus mematuhi kebijakan ini.
3. Semua pasien rawat jalan, IGD, dan yang akan menjalani suatu prosedur
harus diidentifikasi dengan benar saat masuk Puskesmas.
4. Pengecekan identitas pasien melalui nama, tanggal lahir dan nomor rekam
medis sebelum melakukan tindakan dan pemberian pelayanan medik.
5. Seluruh staf UPTD Puskesmas Benteng memahami dan menerapkan prosedur
identifikasi pasien.
6. Cara identifikasi dengan benar harus disosialisasikan ke seluruh staf yang
ada di UPTD Puskesmas Benteng.
7. Penanggung jawab ruangan/unit memastikan seluruh staf di unitnya masing-
masing memahami prosedur identifikasi pasien dan menerapkannya.
8. Penanggung jawab Keselamatan Pasien memantau dan memastikan panduan
identifikasi pasien di kelola dengan baik oleh Penanggung jawab unit atau
ruangan dan menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi
pasien.

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. IDENTIFIKASI AWAL
1. Identifikasi pasien yang akurat dimulai saat kontak pertama pasien
dengan pelayanan dan merupakan tanggung jawab bagi semua staf yang
terlibat dalam penerimaan pasien, proses klinis dan proses administratif
untuk memastikan rincian kontak telah diperoleh dengan benar dan
untuk setiap hal atau pernyataan yang tidak akurat sudah ditandai dan
diperbaiki.
2. Untuk mengidentifikasi pasien pada penerimaan awal atau kedatangan
awal, lakukan hal di bawah ini:
Minta pasien untuk menyebutkan :
a. Nama Lengkap pasien
b. Tanggal Lahir
3. Jangan menyebutkan nama, tanggal lahir mereka dan kemudian baru
menanyakan untuk konfirmasi dari mereka dengan respon ya atau tidak.
a. Jika pasien tidak mampu untuk memberitahukan namanya (contoh,
pasien tidak sadar, bayi, anak-anak yang belum bisa bicara, pasien
dengan dysphasia atau masalah gangguan mental), tanyakan informasi
tersebut kepada kerabat pasien, atau keluarga yang merawat pasien
saat itu, atau meminta untuk memperlihatkan kartu identitas (eKTP
atau Kartu Keluarga) pasien tersebut;
b. Kemudian lakukan cross-check rincian identifikasi pasien yang
dikonfirmasi dengan rincian demografik pada rekam medis pasien atau
informasi pada formulir penerimaan.

a. rekam medis. Data ini harus dikonfirmasi dengan yang tercantum


pada rekam medis pasien atau kartu berobat pasien.
b. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri,
verikasi data dengan menanyakan keluarga atau pengantar pasien.

3
B. PROSEDUR YANG MEMBUTUHKAN IDENTIFIKASI DARI PASIEN
1. Identifikasi dari pasien harus dilakukan sebelum pada saat:
a. Perawat, dokter atau tenaga medis lainnya akan melakukan tindakan
dengan tetap memperhatikan hak privasi pasien.
b. Sebelum pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan darah
atau spesimen lain, pemberian diet, menerima cairan intravena,
pemeriksaan klinis, prosedur radiologi diagnostik dan identifikasi
terhadap pasien koma.
c. Sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk tes klinis serta
sebelum pemberian transfusi atau komponen darah lainnya. Petugas
memberikan label identitas pasien pada stempel dan produk darah
atau komponen yang akan diberikan tersebut.
2. Jika pasien tidak mampu untuk menyebutkan nama (contoh anak yang
belum bisa bicara, aphasia, ketidakmampuan mengekspresikan atau
masalah kapasitas mental) lihat gelang identifikasi, jika mungkin verifikasi
informasi tersebut kepada keluarga, saudara atau anggota staf lain yang
familiar dengan pasien tersebut.
3. Jika keluarga atau yang merawat tidak ada, dua staf klinis akan
melakukan identifikasi dan keduanya akan menandatangani daftar dari
dokumentasi yang terkait dengan proses yang membutuhkan pemeriksaan
identifikasi tersebut.
4. JANGAN melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai gelang
identifikasi (kecuali jika pasien menolak menggunakan gelang identifikasi)
sebelum prosedur tersebut dimulai. Setiap klinisi yang mengidentifikasi
pasien tanpa gelang identifikasi harus segera menginformasikan kepada
perawat.
5. JANGAN menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien, kemudian meminta
konfirmasi atau sangkalan dengan respon ya/ tidak, sebagai contoh:
JANGAN bertanya pada pasien “Apakah Anda Bapak Yanto?” pasien
mungkin akan salah dengar dan salah menyetujui.
6. Gunakan dua macam cara identifikasi pasien untuk melakukan
identifikasi positif pasien sebelum memberikan pengobatan atau
prosedur, yaitu dengan :
a. Dengan mengidentifikasi nama lengkap dan tanggal lahir pasien (pada
pasien sadar penuh, dan pasien dengan pendamping/keluarga).
b. Dengan mengidentifikasi Nomor MR (Medical Record) pasien, yang
akan digunakan dalam prosedur yaitu pada pasien yang tidak sadar
dan tanpa pendamping / keluarga dimana nama dan tanggal lahir
tidak diketahui.

4
C. IDENTIFIKASI DAN PEMBERIAN LABEL DARI SPESIMEN
1. Semua wadah spesimen, contoh: tabung tes darah, wadah kultur luka
TIDAK BOLEH diberi label sebelum spesimen dimasukkan, kecuali
spesimen urin dan feces.
2. Ikuti proses di bawah ini:
a. Verifikasi nama, tanggal lahir dan nomor rekam medis pasien dengan
formulir permintaan lab sebelum mengambil sampel darah atau
specimen.
b. Setelah spesimen diambil, verifikasi rincian label dengan pasien dan
dengan formulir permintaan.
c. Tempelkan label yang telah diverifikasi di tabung spesimen atau wadah
bersamaan dengan keberadaan pasien.
d. Jangan memberikan label pada wadah specimen sebelum mengambil
sampel dan verifikasi identitas.

D. IDENTIFIKASI KHUSUS
1. Farmasi, harus mencakup informasi nama, tanggal lahir, nomor rekam
medis, berat badan untuk pasien anak.
2. Gizi, harus mencakup informasi nama, tanggal lahir, nomor rekam medis,
kelas perawatan dan diet.
3. Jika pasien tidak tahu tanggal lahir maka bisa dicantumkan umur.

E. PELAPORAN KESALAHAN IDENTIFIKASI PASIEN


1. Hal –hal dibawah ini keadaan yang mungkin dapat dilaporkan sebagai
kesalahan identifikasi terjadi:
a. Stiker pasien yang salah.
b. Informasi yang salah pada gelang identifikasi.
c. Tidak adanya gelang identifikasi pada pasien.
d. Pendaftaran ganda di system.
2. Jika terdapat kesalahan atau misidentifikasi, ambil tindakan yang cepat
untuk memastikan keamanan pasien dan mencegah munculnya situasi
yang merugikan. Jika informasi di gelang identifikasi tidak benar, maka
ralat kesalahan yang ada secepatnya pada demografik pasien di sistem IT.
3. Orang yang menemukan kesalahan tersebut harus menginformasikan
kepada perawat yang bertugas dan melengkapi formulir laporan insiden
dan insiden diinvestigasi sesuai dengan Kebijakan Pelaporan.

5
4. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi
pasien harus segera melapor kepada petugas yang berwenang di ruang
rawat/departemen tersebut, kemudian melengkapi laporan insiden.
5. Petugas akan melaporkan ke ketua atau koordinator yang bersangkutan.
6. Formulir insiden yang sudah terisi akan dilaporkan ke ketua keselamatan
pasien.
7. Petugas dan ketua keselamatan pasien akan berdiskusi mengenai
pemilihan terbaik mengenai kesalahan yang terjadi akibat kesalahan
identifikasi. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Kesalahan penulisan alamat atau data rekam medis.
b. Kesalahan informasi atau data pada gelang pengenal.
c. Tidak ada gelang pengenal di pasien.
d. Mengisi identifikasi data atau pencatatan dalam rekam medis.
e. Registrasi ganda saat masuk ke puskesmas.
f. Salah memberikan obat pasien.
g. Pasien menjalani prosedur yang salah.
h. Salah pelabelan identitas pada sampel darah

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Identitas pasien didokumentasikan di dalam rekam medis pasien, pengantar dan


hasil laboratorim, pengantar dan hasil serta ekspertise radiologi dan resep obat
yang dituangkan dengan stiker atau tulisan tangan.
Dokumentasi identifikasi pasien dilakukan dengan cara melakukan audit
identifikasi pasien yang dilakukan tiap 1 (satu) bulan sekali.
1. Observasi atau monitoring dapat dilakukan setiap waktu oleh pokja SKP dan
mutu sebagai verifikasi
2. Penghitungan dilakukan bersama-sama dengan tim mutu puskesmas dan
dilaporkan oleh kepala dan dipresentasikan di rapat koordinasi setiap bulan
sekali.
3. Audit klinis meliputi:
a. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat pada gelang pengenal.
b. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan gelang pengenal.
c. Cara identifikasi pasien.
d. Insiden yang terjadi dan berhubungan dengan mis identifikasi.
4. Setiap laporan insiden yang berhubungan dengan identifikasi pasien akan
dipantau dan ditindak lanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. PMK No. 11/MENKES/PER/VIII/2017 Tentang keselamatan pasien rumah


sakit.
2. World Health Organization Collaborating Centre for Patient Safety Solutions.
Patient identification. Dalam: Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2.
2007.
3. Critical Management Solutions. Patient identification policy. Diunduh dari
www.kraskerhc.com. 2009.
4. Primary Care Provision. Patient identification policy. Diunduh dari
www.bolton.nhs.uk. 2009.

Anda mungkin juga menyukai