ARTIKEL Heppy Amanda 2017006014

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN E-MODUL SISTEM PELUMASAN

PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR UNTUK SISWA SMK

ARTIKEL JURNAL

Heppy Amanda
2017006014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2021
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu pesat menuntut
setiap manusia untuk berkembang meningkatkan sumber daya manusianya.
Pandemi covid-19 mendesak eksperimen pendidikan jarak jauh atau online yang
belum pernah dilakukan secara serentak untuk semua satuan pendidikan, yakni
siswa, guru, dan orang tua. Mengingat selama masa pandemi, waktu, lokasi dan
jarak menjadi masalah besar saat ini. Sehingga pembelajaran online merupakan
jalan keluar untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran offline.
Hal ini menjadi tantangan bagi seluruh elemen di tingkat pendidikan untuk tetap
menjaga kelas tetap aktif meskipun sekolah sudah tutup (Herliandry et al., 2020).
Krisis kesehatan akibat pandemi covid-19 telah memulai pembelajaran online
secara bersamaan. Pembelajaran online telah berlangsung hampir di seluruh
pelosok dunia selama masa pandemi covid 19. Pendidik sebagai unit penting
dalam pengajaran dituntut untuk melakukan migrasi habis-habisan yang belum
pernah terjadi sebelumnya dari pendidikan konvensional tatap muka ke
pendidikan online (Nurmayanti, N., et al., 2021). Hal ini didukung oleh
perkembangan teknologi yang tidak terbatas pada revolusi industri 4.0 saat ini.
Pembelajaran online efektif untuk melaksanakan pembelajaran meskipun pendidik
dan siswa berada di tempat yang berbeda. Hal ini mampu mengatasi masalah
keterlambatan siswa dalam memperoleh ilmu (Herliandry et al., 2020).
Kondisi saat ini sangat penting untuk inovasi dan adaptasi mengenai
penggunaan teknologi yang tersedia untuk mendukung proses pembelajaran.
Praktik ini mengharuskan guru dan siswa untuk berinteraksi satu sama lain dan
memberikan pengetahuan secara online. Pembelajaran online dapat menggunakan
media berupa aplikasi, website, jejaring sosial, dan sistem manajemen
pembelajaran. Penggunaan alat bantu dan bahan ajar yang lebih baik diperlukan
untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif selama pandemi covid-19
(Herliandry et al., 2020). Inovasi pembelajaran di masa pandemi covid-19 sangat
perlu dikembangkan di SMK N Tugumulyo Musi Rawas, khususnya dalam hal
kompetensi teknisi sepeda motor di bidang perawatan mesin sepeda motor. Agar
siswa menguasai keterampilan maka diperlukan proses pembelajaran yang baik,
namun di masa pandemi covid 19 saat ini, kenyataan menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran tidak lancar, hal ini terlihat pada saat pembagian materi
sistem pelumasan pada topik perawatan mesin motor di masa pandemi covid. 19
di SMK N Tugumulyo Musi Rawas, guru hanya menyampaikan materi singkat
dan pekerjaan rumah yang dikirimkan melalui Edmodo. Penggunaan metode
tanpa dukungan variasi dengan penggunaan alat bantu belajar lainnya dapat
menyebabkan siswa memberikan materi yang lebih membingungkan bagi siswa
(Arsyad, 2015:26) (Purnomo et al. Triyono, 2018).
Salah satu inovasi dalam pembelajaran adalah media pembelajaran. Media
pembelajaran sebagai sumber belajar memiliki pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar (Rima Wati, 2016). Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menggunakan bahan ajar berupa modul elektronik. Modul elektronik sebagai
sarana pembelajaran akan membuat proses belajar mengajar lebih beragam dan
efektif dalam menyebarluaskan materi, selain itu membuat alat peraga menjadi
lebih menarik, atau memotivasi siswa untuk belajar di masa pandemi dapat
mempermudah siswa mencapai tujuan akademiknya. Modul elektronik terdiri dari
kumpulan materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa jika dijadikan pedoman
belajar karena siswa akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sekaligus
membantu kegiatan belajar lebih efektif di masa pandemi (Pratama, Y., et al.,
2021). ). Untuk itu keberadaan modul elektronik merupakan salah satu upaya
untuk mengatasi permasalahan tersebut guna memberikan materi pembelajaran
yang dapat dipelajari siswa secara mandiri kapan saja dan dimana saja untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Fatkhurohman, F., et al., 2020).
Modul e-learning atau e-modul adalah materi pembelajaran yang dapat
disajikan melalui materi e-learning agar lebih menarik, interaktif dan mudah
diakses oleh siswa (Sukmadinata, 2016). Modul cetak dimodifikasi dalam
perangkat digital dan dirancang agar lebih interaktif termasuk elemen multimedia
yang termasuk dalam pengertian modul elektronik. Modul E dapat digunakan
oleh perangkat elektronik seperti PC, laptop, tablet dan smartphone (Huda, S., et
al., 2020). Untuk dapat menampilkan media interaktif, e-modul dapat dibuat
dengan menggunakan program e-book. Modul elektronik pada dasarnya memiliki
karakteristik yang sama dengan modul cetak, antara lain: (1) dapat diajarkan
kepada siswa secara mandiri, (2) materi yang disajikan mencakup seluruh unit
teknis keterampilan atau sub-keterampilan, (3) Modul yang dikembangkan
bersifat tidak berhubungan dengan materi pelajaran. berbeda atau tidak boleh
digunakan bersamaan dengan materi pembelajaran lainnya, (4) sangat adaptif
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modul harus user-
friendly (Ratnawati et al., 2020).
Modul elektronik diatur sesuai dengan program saat ini. Keterampilan dasar
untuk mempelajari perawatan mesin sepeda motor meliputi pemahaman sistem
pelumasan mesin dan perawatan sistem pelumasan mesin. Penyusunan e-modul
sesuai dengan kompetensi inti program bertujuan untuk memastikan ketika e-
modul digunakan dalam pembelajaran mandiri, mereka dapat memasukkan materi
yang sesuai dengan materi program dan dilakukan secara konsisten bahkan ketika
siswa belajar secara mandiri. di tengah pandemi covid-19 saat ini. Dengan
mempersiapkan materi berdasarkan keterampilan dasar yang terdapat dalam
program, maka proses pembelajaran selalu dilakukan secara optimal dan siswa
dapat memahami materi tersebut sehingga nantinya dapat belajar sendiri
keterampilan tersebut tanpa perlu bimbingan belajar. Berdasarkan uraian tersebut,
peneliti ingin mengembangkan modul e-learning sistem pelumasan mesin pada
topik perawatan mesin sepeda motor ini dengan tujuan agar siswa dapat
mengakses materi, menjadikan pembelajaran menyenangkan dan mampu
memperoleh keterampilan belajar mandiri, bahkan di masa pandemi covid 19.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D)
dengan model 4D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) define; (2) design; (3)
develop; dan (4) disseminate (Kemmis et al., 2014) (Endang Mulyatiningsih,
2013). Subjek penelitian adalah siswa kelas XII TKR N Tugumulyo Musi Rawas.
Objek penelitian adalah e modul sistem pelumas mesin. Teknik pengumpulan
menggunakan angket, angket berisi penilaian kelayakan e modul oleh ahli media,
ahli materi, dan siswa sebagai pengguna yang terbagai dalam uji coba kelompok
kecil dan besar (Arikunto, 2010) Data yang diperoleh dari subjek penelitian
dianalisis menggunakan skala likert dengan skala 5 (Sangat Layak), 4 (Layak), 3
(Cukup Layak), 2 (Kurang Layak), dan 1 (Sanagat Tidak Layak). Selanjutnya
untuk menghitung persentase kelayakan dengan menggunakan rumus (Sugiyono,
2015):
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan suatu produk
berupa modul sistem pelumasan mesin. Pengembangan dilakukan dengan
menggunakan model 4D (Four D Models). Alur pengembangan model 4D, yaitu
tahapan definisi, pembentukan, pengembangan dan diseminasi. Berikut ini adalah
penjelasan tahapan pengembangan modul sistem pelumas mesin.
Penilaian e modul untuk ahli materi dibagi menjadi 5 aspek. Skor rata-rata
untuk setiap aspek berbeda. Pada aspek belajar mandiri, nilai rata-ratanya adalah
92% yang berarti tergolong “sangat bisa”. Dari sisi stand-alone, rata-rata skor
yang dicapai adalah 92% yang berarti termasuk dalam kategori “sangat layak”.
Apek Stand Alone memperoleh nilai rata-rata 81% yang berarti tergolong “sangat
baik”. Aspek adaptasi mendapat skor rata-rata 81% yang berarti masih dalam
kategori “sangat layak”. Sedangkan dari segi user-friendliness mendapat skor
90%, termasuk dalam kategori “sangat layak”. Hasil penilaian ahli semua materi
memiliki skor total rata-rata 75, skor maksimal 100%. Berdasarkan klasifikasi
kelayakan e modul pada Tabel 3.3, e modul ditempatkan pada kategori “sangat
layak”. Diagram hasil penilaian ahli materi dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi


Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi
100% 92% 92% 90%
90% 81%
80% 75%
70%
60%
Skor Penilaian

50%
40%
30%
20%
10%
0%
... t..
.
A.
..
pti
f
ri.
..
ts ru n a F
In Co an
d
Ad er
lf Se
lf AspekStPenilaian Us
Se

Penilaian ahli media dibagi menjadi 3 bagian. Skor rata-rata untuk setiap
aspek berbeda. Sedangkan untuk aspek tampilan mencapai skor rata-rata 92%,
menempatkannya pada kategori “sangat layak”. Aspek penggunaan bahasa
mendapat skor rata-rata 82%, yang berarti termasuk dalam kategori “layak”. Dari
segi penampilan, skor rata-rata adalah 89%, yaitu "layak". Hasil penilaian
keseluruhan ahli media memiliki total skor rata-rata 89%, skor maksimal 100%.
Berdasarkan klasifikasi kelayakan e modul pada Tabel 3.3, e modul termasuk
dalam kategori “layak”. Untuk diagram hasil penilaian ahli media dapat dilihat
pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media


Diagram Hasil Penilaian Ahli Media
100% 92% 89%
82%
80%
SKOR PENILAIAN
60%
40%
20%
0%
Tampilan Penggunaan Perwajahan
Bahasa
ASPEK PENILAIAN

Setelah modul divalidasi dan dinyatakan layak digunakan sebagai bahan


ajar oleh ahli materi dan media, modul tersebut kemudian diujicobakan kepada
siswa untuk mendapatkan umpan balik sebagai bahan pembelajaran. Kuesioner
yang digunakan terdiri dari 40 item evaluasi dengan skor 1-5. Aspek tes
perkembangan meliputi media, dokumentasi, dan pembelajaran. Skor penilaian
yang diperoleh melalui kuesioner kemudian dirata-ratakan menjadi skor penilaian
dengan rentang 1-100%. Skor rata-rata yang dihasilkan kemudian dikategorikan
berdasarkan kelayakan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Selama
pengembangan percontohan modul, 3 aspek penilaian dilakukan. Rata-rata skor
yang dihasilkan untuk setiap aspek berbeda-beda. Aspek hardware memiliki skor
rata-rata keseluruhan sebesar 86%, yang berarti tergolong “sangat baik”. Aspek
media mendapat nilai rata-rata 89% yang berarti tergolong “sangat baik”. Hasil tes
pengembangan komprehensif mencapai skor total rata-rata 87,5%, skor maksimal
100%. Berdasarkan klasifikasi kelayakan modul pada Tabel 3. 3, maka modul
tersebut termasuk dalam kategori “sangat layak”. Grafik hasil pengujian
pengembangan ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Diagram Hasil Uji Coba Pengembangan


SK O R PEN ILA IA N

Diagram Hasil Uji Coba Pengembangan


100%
95%
89%
90% 86%
85%
80%
75%
Materi Media
ASPEK PENILAIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, modul
elektronik sistem pelumasan mesin memiliki skor rata-rata keseluruhan 83%
dengan skor maksimal 100%. Untuk aspek komunikasi, skor rata-rata keseluruhan
adalah 88, dengan skor maksimum 100%. Sedangkan dari sisi pengguna, modul
sistem pelumasan mesin mencapai skor rata-rata keseluruhan 87,5% dengan skor
maksimal 100%. Dari ketiga hasil evaluasi tersebut, setelah dilakukan hitungan
rata-rata didapatkan skor total 86, skor maksimal 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa e modul sistem pelumasan mesin telah dikategorikan sebagai "sangat
layak" untuk digunakan sebagai alat bantu belajar untuk perawatan mesin
kendaraan ringan. Untuk lebih jelasnya, hasil penilaian keseluruhan ditunjukkan
pada Gambar 4.4

Gambar 4.4. Diagram Hasil Penilaian Keseluruhan


Diagram Hasil Penilaian Keseluruhan
SKOR PENILAIAN

110%
83% 88% 88%
90%
70%
50%
30%
10%
Ahli Materi Ahli Media Uji Coba
Pengembangan

RESPONDEN
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat suatu produk
berupa e modul sistem pelumasan mesin. Pengembangan dilakukan dengan
menggunakan model 4D (Four D Models). Alur pengembangan model 4D, yaitu
tahapan definisi, pembentukan, pengembangan dan diseminasi. Berikut ini adalah
penjelasan tahapan pengembangan modul sistem pelumasan mesin.

Tahap Define (Pendefisian)


Tahap awal ditetapkan dan terdiri dari beberapa tahap, yaitu analisis awal
dan akhir, analisis siswa, analisis tugas, analisis konseptual dan spesifikasi tujuan
pembelajaran. Pada tahap analisis pendahuluan, dapat dipahami dengan jelas
bahwa motivasi siswa untuk mempelajari sistem pelumasan mesin di masa
pandemi covid 19 masih kurang. Identifikasi permasalahan yang ditemukan
khususnya pada masa pandemi covid-19 siswa harus belajar secara mandiri,
sehingga membutuhkan modul yang sewaktu-waktu dapat dibuka, modul tersebut
dapat berupa modul elektronik yang berisi Materi Pembelajaran. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka diambil dokumentasi untuk sistem pelumasan mesin
untuk dimasukkan ke dalam modul elektronika untuk dikembangkan karena
dokumentasi tersebut merupakan pengetahuan teoritis sebelum praktek
selanjutnya. Analisis siswa dilakukan untuk menggambarkan karakteristik siswa,
yaitu tingkat perkembangan intelektual atau kapasitas siswa dan keterampilan
yang telah diperoleh siswa sehingga siswa dapat berkembang untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. untuk memilikinya (Ramadhan, M. A., dkk
(2020). Dari hasil analisis ini, dimungkinkan untuk memperhitungkan
pengembangan modul elektronik yang dapat dibuka melalui smartphone siswa.
Smartphone dipilih karena rata-rata setiap siswa memilikinya, selain itu dapat
mempermudah pembelajaran kembali materi siswa karena mudah dibawa
kemana-mana dan tidak mudah rusak oleh alat transportasi. Dalam analisis
konseptual, perlu untuk menentukan bahan utama sistem pelumasan mesin dengan
berkonsultasi dengan program dan buku referensi untuk sistem pelumasan mesin.
Hasilnya adalah presentasi dokumen untuk perawatan sistem pelumasan mesin.
Langkah terakhir adalah menentukan tujuan pembelajaran pada tahap desain.

Tahap Design (Perancangan)


Pada tahap perancangan e modul, dikembangkan menggunakan aplikasi
Corel Draw, dimana aplikasi digunakan sebagai proyek aplikasi untuk
perancangan modul, dan setelah selesai bagian-bagian modul, proyek diselesaikan
menggunakan aplikasi Corel Draw. mulai dirancang sebagai modul elektronik.
Microsoft Office Word 2019 digunakan sebagai dasar untuk membuat perangkat
lunak modular elektronik, yang kemudian dikonversi ke format pdf. Materi
dikembangkan sebagai e-modul berbasis format pdf yang disesuaikan dengan
karakteristik materi dan tujuan pembelajaran. Format modul elektronik yang
dikembangkan berdasarkan format pdf meliputi: (1) halaman judul; (2)
pembukaan; (3) Kegiatan pembelajaran; dan (4) Daftar pustaka. Berikut adalah
desain asli modul elektronika berdasarkan format pdf:
a. Draft Tampilan Halaman
Halaman judul menunjukkan sebagai modul sampul. Membuat modul
elektronik menggunakan software utama Microsoft Office Word 2019 yang
disajikan dengan photoshop dan corel draw. Pada tampilan awal, gambar roda
gigi dan pelumas memberikan kesan bahwa modul e merupakan modul dari
sistem pelumasan mesin. Layar aslinya juga menampilkan logo SMK N
Tugumulyo Musi Rawas yang menandakan bahwa kendaraan tersebut
diperuntukan bagi siswa SMK N Tugumulyo Musi Rawas, khususnya siswa kelas
XII SMK.
b. Draft Tampilan Pendahuluan
Awal tampilan berisi deskripsi, prasyarat, panduan manual, dokumentasi,
tujuan akhir, keterampilan, dan daftar periksa keterampilan. Deskripsi modul
elektronik berisi informasi tentang sistem pelumasan mesin. Prasyarat untuk
modul elektronik sebelum memulai dokumen ini, mahasiswa jurusan teknik
sepeda motor harus memahami literatur dasar otomotif. Petunjuk pengoperasian
perangkat keras modul elektronik mencakup petunjuk penggunaan perangkat
keras ini, baik yang bersifat umum maupun khusus. Tujuan akhir dari modul
elektronik berisi pembelajaran yang diharapkan siswa setelah memahami
perangkat keras suatu sistem pelumasan mesin. Keterampilan mencakup
keterampilan dasar dan topik utama sistem pelumasan mesin. Daftar Periksa
Kemampuan Modul Elektronik berisi materi tes keterampilan yang dimiliki siswa
dan dapat dijelaskan dengan pernyataan.
c. Draft Tampilan Kegiatan Belajar
Tampilan kegiatan belajar berisi materi tentang sistem pelumasan mesin yang
harus dikuasai siswa. Materi yang dibuat atas dasar program ini antara lain:
pengenalan sistem pelumasan mesin, pengetahuan dasar sistem pelumasan mesin,
ringkasan dan format soal tes. Dalam dokumen tersebut disisipkan gambar dan
ilustrasi untuk meningkatkan minat belajar bagi siswa.
d. Draft Tampilan Daftar Pustaka
Menampilkan daftar pustaka yang berisi sumber/referensi yang digunakan
dalam modul sistem pelumasan mesin untuk sepeda motor.

Tahap Develop (Pengembangan)


Tahap pengembangan adalah tahap memodifikasi modul elektronik setelah
mendapatkan masukan dari ahli materi, media dan siswa sebagai pengguna
(Purwanto, 2007). Guru sebagai ahli materi menunjukkan bahwa modul elektronik
cocok untuk penggunaan di lapangan dengan modifikasi, menambahkan tautan
video yang dapat diakses siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang materi
untuk sistem pelumasan mesin. Nurcholish Arifin Handoyono, M.Pd. sebagai
dosen adalah ahli media, memberikan informasi bahwa modul elektronik cocok
untuk digunakan di lapangan dengan modifikasi, deskripsi gambar tidak terbaca,
teks terlalu kecil. harus membuat pernyataan sendiri. Warna tulisan di
background kurang menarik. Umpan balik dari 31 siswa yang menggunakan tes
telah digunakan dengan baik untuk mempelajari sistem pelumasan mesin sebagai
bagian dari proses perawatan mesin sepeda motor selama perbaikan, versi
penjelasan dalam bahasa Indonesia dalam bahasa asing yang mudah dipahami
oleh siswa. Pengambilan data uji kelayakan dilakukan dengan kuesioner kuesioner
melalui google form. Uji kelayakan modul elektronik dianalisis berdasarkan hasil
evaluasi ahli materi, ahli komunikasi dan siswa pengguna tes. Hasil kelayakan
modul memenuhi syarat untuk digunakan jika termasuk dalam kategori minimum
“Layak”.

Tahap Disseminate (Penyebaran)


E-learning yang diterapkan di SMK N Tugumulyo Musi Rawas dalam rangka
pencegahan penyebaran covid 19 dilakukan dengan menggunakan aplikasi
pembelajaran dan layanan kelas virtual yang dapat dibuka melalui jaringan
internet. Implementasi e-learning memungkinkan guru dan siswa untuk
melakukan pembelajaran mereka dari kenyamanan rumah mereka sendiri. Siswa
dapat mengakses materi pembelajaran dan menyelesaikan tugas guru tanpa harus
bertemu di sekolah. Tindakan ini dapat mengurangi munculnya kerumunan besar
di sekolah, seperti yang terjadi pada pembelajaran tatap muka (Firman & Rahman,
2020). Pada tahap sosialisasi modul elektronik sebagai bahan pembelajaran sistem
pelumasan mesin, dibagikan kepada siswa dengan mengirimkan link google drive
yang berisi modul elektronik sistem pelumasan mesin untuk setiap siswa, melalui
aplikasi Whatsapp. Keuntungan dari pembelajaran online adalah dapat
meningkatkan self-regulating learning pada siswa (Sudjana & Ahmad Rivai,
2013). Dari pembelajaran online, menjadi lebih berpusat pada siswa, sehingga
mampu membangkitkan tanggung jawab dan kemandirian dalam belajar (otonomi
belajar) (Sadikin & Hamidah, 2020). Sadiman (2014) berpendapat bahwa kegiatan
belajar mengajar menggunakan media online lebih efektif karena pembelajaran
berpusat pada siswa (Ratnawati et al., 2020). Selain itu, Putra (2017) menyatakan
bahwa semua objek dapat disajikan kepada siswa dengan cara yang tepat jika
media yang benar juga digunakan. Media dapat menghasilkan pengamatan yang
serupa, dapat mengkomunikasikan konsep dasar yang benar, konkrit dan faktual,
media akan menciptakan keinginan dan kegembiraan baru, memotivasi dan
merangsang kesenangan belajar anak, sekaligus memberikan pengalaman yang
utuh baik yang konkrit maupun abstrak (Ratnawati et al., 2020).
Dengan menggunakan alat peraga berupa modul elektronik dapat
memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran (Nurcholish
Arifin Handoyono & Mahmud, 2020). Media pembelajaran ini dapat diakses
secara offline, sehingga memudahkan siswa untuk belajar dimana dan kapan
mempelajari materi, bahkan selama masa pandemi covid 19. Penggunaan modul
elektronik merupakan bagian dari kurikulum. Proses pembelajaran online dapat
menyesuaikan minat, kecerdasan, dan gaya belajar (Suryosubroto, 1983). Dengan
e-modul, siswa memiliki kebebasan untuk mencari sumber informasi atau
dokumen untuk memecahkan masalah terkait materi. Penggunaan e-modul ini
akan membiasakan siswa dengan teknologi maksimal dalam pembelajaran, tidak
hanya untuk kesenangan dan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.

Produk Akhir

Gambar 4.5. Cover E-modul sistem pelumasan mesin sepeda motor


Dalam studi penelitiannya, Purwaka, I S, et al. (2020) mengembangkan
modul menjadi 3 bagian, bagian 1 adalah halaman sampul, bagian 2 adalah
halaman judul pendahuluan, daftar isi, peta lokasi bahan ajar, bab I perkenalan a.
deskripsi b. sebelum c. petunjuk penggunaan bahan d. tujuan akhir e. kapasitas f.
daftar periksa keterampilan, pada bagian 3, yaitu kegiatan pembelajaran pada bab
ii a. Pengenalan sistem rem b. sistem rem dasar c. rem tromol d. rem cakram e.
ringkasan f. Soal tes formatif g. lembar jawaban soal format tes, pada bagian yaitu
daftar pustaka. Perbandingan Dalam penelitian ini terdapat 3 bab utama dari
modul Sistem Pelumasan Mesin Sepeda Motor, yaitu pendahuluan, kegiatan
pembelajaran 1 dan kegiatan pembelajaran 2. Isi pendahuluan meliputi deskripsi,
prasyarat, manual, tujuan akhir dan keterampilan. Sedangkan isi Kegiatan
Pembelajaran 1 dan 2 meliputi ringkasan perangkat keras sistem pelumasan mesin
yang sejalan dengan Indeks Kinerja Program Perawatan Mesin Sepeda Motor, ada
visual untuk membantu dalam menguasai materi dan mengetahui semua
komponen pelumas. sistem, kemudian ada tautan akses video untuk mempelajari
sistem pelumasan sepeda motor. Untuk memudahkan mahasiswa dalam
mengakses materi yang terdapat pada modul sistem pelumasan ini.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pengembangan modul elektronik, dapat
disimpulkan bahwa pengembangan yang dilakukan pada modul elektronik
meliputi pengembangan keterampilan dasar dalam penguasaan perangkat keras
modul elektronik sistem pelumasan mesin. Perancangan suatu produk dilakukan
melalui tahapan yaitu identifikasi, desain, pengembangan dan diseminasi. Uji
kelayakan modul sistem pelumasan mesin ahli materi memperoleh nilai 83%
dengan kriteria “sangat layak”, Ahli media memperoleh nilai 87,5% dengan
kriteria “sangat layak”. kriteria. Dari hasil uji kelayakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dalam
pembelajaran sistem pelumasan mesin.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah. In Rineka cipta, Jakarta.

Endang Mulyatiningsih. (2013). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.


Alfabeta.

Fatkhurohman, F., & Masugino, M. (2020). Pengembangan Media E-Modul


Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Basic Standard
Tools Di SMK Negeri 2 Kendal. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 20(2).

Firman, & Rahman, S. R. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi


Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89.

Handoyono, N. A., & Rabiman, R. (2020). Development of android-based


learning application in EFI materials for vocational schools. Journal of
Physics: Conference Series, 1–8. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1456/1/012050
Handoyono, Nurcholish Arifin, & Mahmud, A. (2020). Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Android pada Pembelajaran Electronic Fuel
Injection. INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional Dan Teknologi, 20(2),
107–116. https://doi.org/10.24036/invotek.v20i2.791

Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020).


Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi
Pendidikan, 22(1), 65–70. https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15286

Huda, S., & Widjanarko, D. (2020). Pengembangan E-Modul Pembelajaran dan


E-Jobsheet Sistem Penerangan Mobil Untuk Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Teknik Kendaraan Ringan. Journal of Mechanical Engineering
Learning, 9(2).

Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2014). The action research planner:
Doing critical participatory action research. In The Action Research
Planner: Doing Critical Participatory Action Research.
https://doi.org/10.1007/978-981-4560-67-2

Nurmayanti, N., Ferdiansyah, H., & Zulkifli, N. (2021). Pengembangan E-Module


Pemrograman Dasar Berbasis Masalah dalam Menunjang Pembelajaran di
Masa Pandemi Covid-19. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1), 22-30.

Pratama, Y., & Effendi, H. (2021). Pengembangan E-Modul Mesin-Mesin Listrik


Berbasis Problem Solving. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2(2), 113-
116.

Purnomo, S., & Triyono, M. B. (2018). Efektifitas Technopreneurship Dengan


Model Pembelajaran.

Purwaka, I. S., Handoyono, N. A., & Hadi, S. (2020). Pengembangan e-modul


sistem rem pada mata pelajaran pemeliharaan chasis dan pemindah
tenaga. Jurnal Taman Vokasi, 8(2), 61-71.

Purwanto, D. (2007). Pengembangan Modul. Depertemen Pendidikan Nasional.

Putra, O. D., Darlius, D., & Harlin, H. (2017). Pengembangan Media


Pembelajaran E-Modul Interaktif Pada Mata Kuliah Sistim Pemindah
Tenaga Di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fkip Universitas
Sriwijaya. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 4(1).

Ramadhan, M. A., Handoyo, S. S., & Alfarisi, M. M. (2020). Pengembangan E-


Modul Fisika Dasar untuk Mahasiswa Calon Guru SMK Teknik
Konstruksi dan Properti. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 6(2),
238-245.

Ratnawati, D., Martono, R., & Rabiman, R. (2020). Pengembangan E-Modul


Sistem Rem untuk Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Dinamika
Vokasional Teknik Mesin, 5(1), 20–26.
https://doi.org/10.21831/dinamika.v5i1.30987

Rima Wati, E. (2016). Ragam Media Pembelajaran. Kata Pena.

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah


Covid-19. Biodik, 6(2), 109–119. https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759

Sudjana. & Ahmad Rivai. (2013). Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono, P. D. (2015). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakary.

Anda mungkin juga menyukai