Pedoman Internal Kia KB
Pedoman Internal Kia KB
Pedoman Internal Kia KB
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan
Buku Pedoman KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Ngawi Purba dapat selesai dengan baik. Buku Pedoman
KIA-KB UPT Puskesmas Ngawi Purba ini merupakan rangkuman dari Buku Pedoman Pemantauan Wilayah
Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, DirJen BinKesMasy Direktorat Bina Kesehatan Ibu 2009.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga KIA-KB UPT Puskesmas Ngawi
Purbadan tenaga kesehatan lain termasuk pengelola program kesehatan di UPT Puskesmas Ngawi
Purbadalam melakukan pelayanan KIA-KB yang berkualitas.
Pedoman ini mencakup kebijakan KIA-KB di BLUD UPT Puskesmas Ngawi Purba, tentang
Ketenagaan, Sarana dan Prasarana, Manajemen, alur pelayanan, jenis-jenis pelayanan KIA-KB di dalam
gedung dan di luar gedung, mekanisme rujukan,monitoring dan Evaluasi KIA-KB di BLUD UPT
Puskesmas Ngawi Purba.
Ucapan terima kasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyusunan pedoman pelayanan KIA-KB Blud UPT
Puskesmas Ngawi Purba.
Daftar Isi..............................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................................5
C. Sasaran..................................................................................................................6
D. Ruang Lingkup.....................................................................................................6
A. Standar Kwalitas………………………………………………………………………….. 9
A. Lingkup Kegiatan.................................................................................................10
1. Kegiatan KIA-KB dalam gedung........................................................................10
2. Kegiatan KIA-KB Luar Gedung..........................................................................10
B. Strategi / Metode..................................................................................................10
1. Strategi Advokasi...........................................................................................11
2. Strategi kemitraan..........................................................................................11
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat……………………………………………
11
C. Langkah Kegiatan.................................................................................................12
1. Perencanaan...................................................................................................13
2. Pelaksanaan...................................................................................................13
3. Monitoring dan evaluasi................................................................................13
4. Rencana Tindak Lanjut.................................................................................................13
BAB V LOGISTIK...................................................................................................................................16
BAB IX PENUTUP................................................................................................................22
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan status kesehatan ibu, puskesmas dan jaringannya serta rumah sakit rujukan
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan ibu baik yang bersifat promotif,preventif,maupun kuratif dan
rehabilitatif,upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan ibu hamil,pertolongan persalinan oleh nakes,penanganan
komplikasi,pelayanan konseling KB dan Kesehatan reproduksi.
Salah satu pelayanan kesehatan penting di Puskesmas baik puskesmas rawat inap maupun puskesmas
non rawat inap adalah pelayanan KIA-KB. Puskesmas dan jejaringnya harus membina Upaya Kesehatan yang
Berbasis Masyarakat.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama. Kegiatan
KIA-KB di Puskesmas terdiri dari pelayanan KIA-KB di dalam gedung dan di luar gedung. Pelayanan KIA-KB
didalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Sedangkan pelayanan KIA-KB di luar gedung umumnya pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif
dan preventif.
Dalam pelaksanaanya kegiatan KIA-KB di UPT Puskesmas Ngawi Purbaberperan strategis mendukung
peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas.
Kegiatan KIA-KB dilakukan sesuai visi puskesmas yaitu Menjadi Puskesmas pilihan masyarakat di
wilayah Puskesmas Rendeng dan sekitarnya.
Juga dilakukan dengan membudayakan tata nilai UPT Puskesmas Ngawi Purbayaitu MAJU .Program
KIA-KB secara umum ditujukan untuk meningkatan pemberdayaan masyarakat tehadap kesehatan ibu dan
anak,sehingga terwujud kesehatan masyarakat yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menuju norma
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera ( NKKBS )serta meningkatnya derajat kesehatan anak sehingga
menjamin proses tumbuh kembang yang optimal.
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIA-KB UPT Puskesmas Ngawi Purbadiharapkan menjadi acuan bagi
pelaksana KIA-KB dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lingkungan wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas
Ngawi Purba
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan KIA-KB, peran dan fungsi ketenagaan, sarana dan prasarana
di Puskesmas dan jejaringnya
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan KIA-KB yang bermutu di Puskesmas dan
jejaringnya
c. Tersedianya acuan bagi tenaga KIA-KB puskesmas untuk bekerja secara profesional memberikan
pelayanan yang bermutu kepada pasien/ klien di Puskesmas dan jejaringnya
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan KIA-KB di puskesmas dan jejaringnya
C. SASARAN PEDOMAN
D. RUANG LINGKUP
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi Tenaga KIA-KB yang ada di BLUD UPT
Puskesmas Ngawi Purba
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
KIA-KB: Pendidikan minimal D1 Diampu oleh 5 orang bidan
Kebidanan puskesmas dan 7orang bidan desa
- Dalam gedung dengan latar belakang pendidikan
D1, DIII dan D IV Kebidanan
- Luar Gedung
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
g. Promosi Kesehatan ( D3 )
h. P2P ( D3Keperawatan )
C. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan kegiatan KIA-KB dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam
kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tiga bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan
kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan KIA-KB dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down
dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan KIA-KB di koordinasikan oleh
Kepala Puskesmas BLUD UPT PuskesmasRendeng
BAB III
STANDAR
FASILITAS
STANDAR KUALITAS
Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Ngawi Purba
- Meja, Kursi
- Alat tulis
Dalam Gedung
-Alat Kesehatan
- Leaflet
BAB IV
TATA LAKSANA
KIA-KB
A. LINGKUP KEGIATAN
B. STRATEGI / METODE
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan upaya KIA-KB. Ada
tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan
dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat
berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai
pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi
jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan masyarakat
sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini dapat dikatanan sebagai upaya
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat
berupa lokakarya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
C. LANGKAH KEGIATAN
Untuk terselenggaranya program KIA-KB di BLUD UPT Puskesmas Ngawi Purba, perlu
ditunjang dengan managemen yang baik. Managemen KIA-KB di puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan puskesmas yang
efektif dan efisiensi di bidang KIA-KB .
Managemen KIA-KB di puskesmas dilakukan dengan cara :
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Pengawasan (Cek)
Tujuan
Sasaran
Besar/Volume kegiatan
Waktu
Lokasi
Kendali mutu
Kendali biaya
3. Monitoring evaluasi
NO NAMA SOP
1 SOP Ante Natal Care
2 SOP Anamnesa bumil
3 SOP mengukur Berat badan bumil
4 SOP Pengukuran Tinggi badan bumil
5 SOP Pengukuran Tekanan darah
6 SOP Mengukur TFU
8 SOP Immunisasi TT
9 SOP Pemberian Tablet FE
10 SOP Asuhan persalinan kala I
11 SOP Asuhan persalinan kala II
12 SOP Asuhan persalinan Kala III
13 SOP Asuhan persalinan Kala IV
14 SOP Kelas ibu hamil
16 SOP Kunjungan ibu hamil
17 SOP Kunjungan Nifas
18 SOP Identifikasi Pasien
19 SOP Pos natal Care di Puskesmas
20 SOP PWS KIA
21 SOP PWS KB
23 SOP. MTBS
NO NAMA SOP
25 SOP. Kunjungan neonatus
26 SOP Pemakaian kondom
27 SOP Pemakaian KB Pil
28 SOP Pemakaian KB suntik
29 SOP Pemasangan KB Implan
30 SOP Pelepasan KB Implan
31 SOP Pemasangan IUD
32 SOP Pencabutan IUD
33 SOP Penyuluhan KB di Posyandu
34 SOP Penyuluhan KRR Di sekolah
BA
B V
LO
GIS
TIK
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Alkes
- Leaflet
- buku panduan
- Alat peraga
- Blangko laporan
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
- Leaflet
- Alkes
- Buku catatan kegiatan
- Lembar Balik
- Poster
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan rencana
yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang mungkin terjadi. Hal
ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan,
apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan
segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi
kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.
BAB VII
KESELAMATAN
KERJA
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety
saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait.
Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak
terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan,
maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang
pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus
mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang
sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan
alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN
MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu,
sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan
dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas
pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
Keberhasilan suatu program harus ditentukan dengan indikator, untuk upaya pelayanan KIA-
KB indikator berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditentukan sesuai Kepmenkes no 43
tahun 2016 ,yang dimaksud dengan PKP adalah suatu standart dengan batas–batas tertentu untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar pada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indicator dan nilai (BENCHMARK).
Prinsip daripada PKP adalah SUSTAINABLE (terus menerus), MEASUREBLE (terukur) dan FEASIABLE
(mungkin dapat dikerjakan).
Adapun PKP Upaya Pelayanan KIA-KB sebagai berikut :
1 K1 97% 97%
2 K4 95% 95%
7 KN 1 100% 100%
1. PENUTUP
Buku pedoman KIA-KB di UPT Puskesmas Ngawi Purbamerupakan sarana penunjang yang
sangat dibutuhkan sebagai paduan oleh petugas kesehatan khususnya tenaga pelayanan KIA- KB UPT
Puskesmas Ngawi Purbadalam melaksanakan penyelenggaraan kegiatan KIA-KB di BLUD UPT
Puskesmas Ngawi Purba, agar dapat melaksanakan pelayanan KIA-KB dengan baik, benar, terukur dan
teratur sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Kota
Diharapkan para tenaga kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
upaya KIA-KB di puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas upaya dan lintas sector terkait serta
peran serta aktif masyarakat.
Pedoman ini jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan tenaga kesehatan lain dapat membaca dan
mempelajari buku-buku atau pedoman KIA-KB yang diperlukan sebagai pelengkap pengetahuan.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerja UPT Puskesmas Ngawi Purbasemakin meningkat.
Koordinator KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Ngawi Purba
SRI RAHAYU,
Daftar Pustaka
Pedoman PWS KIA Dirjen Bin Kes Masy Direktorat Bina Kesehatan Ibu 2009 Pedoman
Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB BKKBN 2012
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Depkes RI
2012