Makalah Kesiapan Belajar
Makalah Kesiapan Belajar
Makalah Kesiapan Belajar
Dosen pangampu
Di Susun Oleh :
NIM : (218620700017)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “KONSEP BELAJAR” sesuai dengan waktu
yang ditentukan, Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca
Makalah ini ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari ibu “CHOIRUN NISAK AULINA S.Pd.I,
M.Pd” Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca
Saya sanggat menyadari jika makalah ini belum sempurna, Oleh karena itu saya mohon maaf
atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang ditemukan dalam makalah ini. Saya juga
mengharap adanya kritik serta saran dari ibu selaku dosen pada mata kuliah ini, apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini
DAFTAR ISI
BAB I
A. PENDAHULUAN ………………………………………………………………..1
1. LATAR BELAKANG ………………………………………………………..1.1
2. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………….1.2
3. TUJUAN ………………………………………………………………………….1.3
BAB II
B. PEMBAHASAN …………………………………………………………………2
a. PENJELASAN KESIAPAN BELAJAR …………………………………………3
b. PENGERTIAN FAKTOR PENDUKUNG ……………………………………..4
c. FAKTOR PENGHAMBAT …………………………………………………………5
BAB III
C. PENUTUP …………………………………………………………………………………6
KESIMPULAN …………………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan teori pembelajaran maka anak usia Golden Age sudah siap menerima pelajaran
yang diarahkan pada ranah pengembangan dan penyempurnaan potensi kemampuan yang
dimiliki seperti kemampuan bahasa, sosial, emosional, motorik halus dan intelektual. Untuk itu
pembelajaran anak usia dini harus dirancang agar anak merasa tidak terbebani dalam mencapai
tugas perkembangannya.Ranah pengembangan diatas sudah diterapkan dalam sistem
pendidikan di Taman Kanak-kanak saat ini masalah membaca dan menulis bagi anak usia dini
masih menjadi pro dan kontra. Ada yang berpendapat membaca bagi anak usia dini berarti
memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang seharusnya baru diajarkan di Sekolah
Dasar (SD). Beberapa orang berpendapat, tidak masalah mengajarkan membaca sejak anak usia
dini, agar anak memiliki kesiapan saat masuk Sekolah Dasar (SD). Selain itu kemampuan
membaca adalah salah satu persyaratan untuk masuk Sekolah Dasar
Dalam proses belajar, siswa banyak dipengaruhi oleh bagaimana cara siswa tersebut dalam
belajar. Misalnya, dua anak yang tumbuh dalam kondisi dan lingkungan yang sama, meskipun
mendapat perlakuan yang sama, belum tentu akan memiliki pemahaman, pemikiran, dan
pandangan yang sama terhadap dunia sekitarnya. Pelaksanaan pembelajaran perlu adanya
penyesuaian terhadap kondisi dan cara yang akan memberikan pengaruh terhadap respon
siswa. Munculnya respon dari seorang siswa terjadi apabila telah memiliki kesiapan yang
matang dalam pelaksanaan pembelajaran.
1.3 TUJUAN
MAKALAH ini ditulis sesuai dengan rumusan masalah di atas dengan tujuan agar dapat
memberikan gambaran umum untuk masyarakat luas tentang kesiapan belajar pada anak usia
dini dan faktor-faktor pendukung, penghambat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penjelasan kesiapan belajar
Kesiapan belajar adalah keadaan anak merasa siap (fisik dan mental serta kemampuan lainnya
yang dibutuhkan siswa) untuk mengikuti proses kegitan belajar dan menerima tugas/pekerjaan
dari gurunya dengan baik.
Kesiapan merupakan suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran akan mendorongnya
untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi dari kegiatan pembelajaran tersebut. Menurut
Slameto kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respon/jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
Kesiapan belajar dapat diperoleh siswa jika siswa tersebut mampu dan telah memiliki suatu
cara yang dapat membuatnya untuk memberikan respon terhadap kegiatan pembelajaran.
Menurut Muhibbin Syah cara belajar adalah suatu jalan atau sistem yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya. Kemajuan kriteria kesiapan belajar beberapa kriteria sebagai berikut
a. minat belajar
Anak-anak menunjukan minat belajar mereka dengan keinginan untuk diajar atau
belajar sendiri
b. Minat yang bertahan
Ketika anak telah siap belajar, minat mereka tetap walaupun mereka menghadapi hambatan
dan kesulitan Pengaruh Kematangan
c. Kemajuan
Dengan berlatih, anak yang telah siap belajar akan menunjukan kemajuan, walaupun sedikit
dan berangsur-angsur yang bermanfaat bagi anak.
Sebelum mengikuti kegiatan pendidikan pra sekolah sebaiknya guru memperhatikan beberapa
persyaratan yang bermanfaat bagi anak untuk mencapai penyesuaian diri dengan baik. dalam
ismi menurut Lichtttenstein & Ireton (1984) ada tujuh persaratan yang harus dipenuhi agar
berhasil mengikuti kegiatan prasekolah, antara lain :
c. Artikulasi bahasa lisan yang jelas dan dipahami oleh orang lain dan Memiliki ketrampilan
motoric yang memadai (motorik halus dan kasar).
e. Mampu menolong diri sendiri dengan baik .
f. Memiliki ketrampilan psikososial yang memadai.
g. kemampuan proses persepsi dan integrative Bagi Indonesia kriteria umur memegang
peranan penting, anak baru bisa diterima bila ia sudah mencapai umur 7 tahun
(Haditono 2006 :178). Menurut Monks kriteria umur ini sebenarnya mencakup kriteria
lain yang juga ada hubungannya dengan kemasakan Pengaruh Kematangan Sosial
Pendukung belajar adalah suatu kondisi yang dapat mendukung siswa dalam proses belajar.
Penghambat belajar adalah suatu kondisi dari belajar yang terganggu untuk mencapai hasil
belajar. Faktor-faktor pendukung dan penghambat belajar siswa dapat dilihat dari 2 segi yaitu:
1. faktor internal
faktor internal merupakan motivasi idealis yang membantu seseoarang dalam belajar.
Seseorang yang memiliki motif internal akan lebih kuat dalam proses belajarnya dan
tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya. Motif internal lahir dari
perenungan tentang konsep diri (filosofis) yang mempertanyakan manfaat belajar itu
sendiri. Seseorang belajar tentunya karena sadar akan ketidaktahuan dirinya menguasai
suatu pengetahuan atau keterampilan. Seseorang yang sadar akan ketidaktahuan
dirinya menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan, maka ia akan berusaha
sekuat tenaga untuk mempelajarinya. Inilah motif internal dalam diri manusia untuk
memulai proses belajar
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah seluruh faktor yang mendukung proses belajar di luar motif idealis yang
dibahas di atas. Faktor eksternal meliputi peran dari orang tua, pengajar, dan lingkungan sekitar.
Faktor ini sering terabaikan yang diakibatkan oleh sifatnya hanya tekanan atau paksaan yang
diterima oleh murid. Murid yang telah menganggap belajar hanya sebagai paksaan atau
perintah pengajar, maka belajar baginya hanya sekedar tuntutan kewajiban, yang jika tidak
dilakukan akan mendapatkan hukuman. Kondisi yang dapat mengurangi motivasi belajar murid
adalah ketika guru mendominasi proses belajar maka murid dijadikan sebagai objek pasif yang
hanya mendengarkan dan mentaati semua perintah guru.
PENUTUP
C.KESIMPULAN
Dari pembelajaran di atas kesimpulan nya kesiapan anak belajar akan mendorong nya untuk
untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kondisinya begitupun pendukung dalam belajar
seseorang memiliki motif internal akan lebih kuat dalam proses belajar nya dan tidak muda
terpengaruh oleh lingkungan sekitar, adapun hambatan dalam belajar suatu peristiwa yang ikut
menyebabkan keadaan yang menghambat saat proses pembelajaran berlangsung
TERIMAKASIH