Status Gizi Dan Antropometri
Status Gizi Dan Antropometri
Status Gizi Dan Antropometri
berikut!
1. Sebagai petugas gizi, apakah saudara sering melakukan penilaian status gizi? Coba saudara
jelaskan terdapat berapa metode untuk menilai status gizi tersebut!
2. Jelaskan, mengapa antropometri digunakan sebagai indikator status gizi!
3. Berikan penjelasan kelebihan antropometri untuk menilai status gizi!
4. Berikan penjelasan tujuan dari pengukuran konsumsi pangan untuk menilai status gizi!
5. Jelaskan beberapa metode untuk menilai status gizi dengan mengukur asupan gizi perhari bagi
individu!
Cara penilaian status gizi menurut Gibson mengelompokkan menjadi lima metode, yaitu
antropometri, laboratorium, klinis, survei konsumsi pangan dan faktor ekologi (Gibson R., 2005).
Terdapat beberapa alasan kenapa antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu:
a. Pertumbuhan seorang anak agar berlangsung baik memerlukan asupan gizi yang seimbang
antara kebutuhan gizi dengan asupan gizinya.
b. Gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan,
kekurangan zat gizi akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya kelebihan
asupan gizi dapat mengakibatkan tumbuh berlebih (gemuk) dan mengakibatkan timbulnya
gangguan tubuh.
c. Oleh karena itu antropometri sebagai menilai status pertumbuhan dapat digunakan sebagai
dasar untuk menilai status gizi.
Kelebihan antropometri untuk menilai status gizi antara lain:
a. Prosedur pengukuran antropometri umumnya cukup sederhana dan aman digunakan.
b. Untuk melakukan pengukuran antropometri relative tidak membutuhkan tenaga ahli, cukup
dengan dilakukan pelatihan sederhana.
c. Alat untuk ukur antropometri harganya cukup murah terjangkau, mudah dibawa dan tahan
lama digunakan untuk pengukuran.
d. Ukuran antropometri hasilnya tepat dan akurat.
e. Hasil ukuran antropometri dapat mendeteksi riwayat asupan gizi yang telah lalu.
f. Hasil antropometri dapat mengidentifikasi status gizi baik, sedang, kurang dan buruk.
g. Ukuran antropometri dapat digunakan untuk skrining (penapisan), sehingga dapat mendeteksi
siapa yang mempunyai risiko gizi kurang atau gizi lebih.
60
Penilaian Status Gizi
Tujuan umum dari pengukuran konsumsi pangan adalah untuk mengetahui asupan gizi dan makanan
serta mengetahui kebiasaan dan pola makan, baik pada individu, rumah tangga, maupun
kelompok masyarakat. Tujuan khusus pengukuran konsumsi pangan adalah:
a. Menentukan tingkat kecukupan asupan gizi pada individu;
b. Menentukan tingkat asupan gizi individu hubungannya dengan penyakit;
c. Mengetahui rata-rata asupan gizi pada kelompok masyarakat;
d. Menentukan proporsi masyarakat yang asupan gizinya kurang.
Beberapa contoh metode untuk menilai status gizi dengan mengukur asupan gizi perhari bagi individu,
adalah:
a. Metode recall 24 jam, yaitu mengukur asupan makanan dalam 1 hari 1 malam yang lalu
dengan cara mewawancarai individu,
b. Metode food weighing, yaitu mengukur asupan makanan dalam 1 hari 1 malam yang lalu
dengan cara menimbang makanan yang dikonsumsi,
c. Metoda food record, yaitu mengukur asupan makanan dalam 1 hari 1 malam yang lalu
dengan cara responden mengisi sendiri makanan yang dikonsumsi.
Ringkasan
Menurut Gibson R (2005) menilai status gizi mengelompokan menjadi lima metode, yaitu
antropometri, laboratorium, klinis, survei konsumsi pangan dan faktor ekologi.
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi.
Konsep dasar antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep pertumbuhan, pada
dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan.
Beberapa alasan antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu: pertumbuhan agar
berlangsung baik memerlukan asupan gizi yang seimbang. Gizi yang tidak seimbang akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan, kekurangan zat gizi akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya kelebihan asupan gizi dapat mengakibatkan tumbuh
berlebih (gemuk). Oleh karena itu antropometri sebagai variabel status pertumbuhan dapat
digunakan sebagai indikator untuk menilai status gizi.
Menilai status gizi dengan metode klinis adalah menilai status gizi dengan melakukan
pemeriksaan pada kondisi individu dengan cara palpasi, auskultasi, observasi maupun
anamnese.
Menilai status gizi dengan cara laboratorium adalah mengukur kandungan zat gizi dalam jaringan
tubuh sebagai akibat dari asupan makanan. Terdapat 2 cara pengukuran status gizi dengan
laboratorium yaitu mengukur spesimen tubuh dengan peralatan kimia dan mengukur fungsi tubuh
akibat kekurangan zat gizi.
Menilai status gizi dengan metode pengukuran konsumsi pangan adalah mengukur asupan gizi
atau pola makan dengan yang dapat mengakibatkan status gizi seseorang. Terdapat 2 tujuan
pengukuran konsumsi pangan yaitu mengukur asupan gizi perhari dan menilai pola makan yang
akan berakibat pada status gizi.
61
Penilaian Status Gizi
Tes 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Menurut Gibson R (2005), untuk menilai status gizi terdapat ....
a. 2 metode
b. 3 metode
c. 4 metode
d. 5 metode
e. 6 metode
4. Berat badan adalah salah satu ukuran cara pengukuran dengan metoda:
a. klinis
b. Biokimia
c. Vital statistic
d. Antropometri
e. Survei konsumsi pangan
5. Metode menilai status gizi dengan cara melakukan pengukuran kadar hemoglobin, termasuk
dalam metode:
a. antropometri
b. Laboratorium
c. Klinis
d. Pengukuran konsumsi pangan
e. Faktor ekologi
62
Penilaian Status Gizi
6. Kelemahan dari antropometri untuk pengukuran status gizi antara lain ....
a. Faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas
b. Tidak dapat mendeteksi riwayat gizi yang lalu
c. Tidak dapat digunakan untuk skrining
d. Prosedur sederhana dan aman
e. Hasil ukuran kurang tepat
63
Penilaian Status Gizi
Topik 2
Antropometri
Mungkin saudara sering mendengar kata antropometri di tempat kerja saudara. Apakah
sebetulnya antropometri itu? Secara harfiah kata antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
anthropos yang berarti manusia, dan metric berarti ukuran, jadi antropometri adalah ukuran tubuh
manusia. Secara definisi anthropometric (antropometri) adalah studi yang mempelajari tentang ukuran
tubuh manusia. Saat ini antropometri banyak digunakan untuk keperluan berbagai keilmuan, baik ilmu
kesehatan maupun di luar ilmu kesehatan, misal tentang ergonomi pada kesehatan kerja.
Antropometri dalam ilmu gizi dikaitkan dengan proses pertumbuhan tubuh manusia. Ukuran
tubuh manusia akan berubah seiring dengan bertambahnya umur, pertumbuhan yang baik akan
menghasilkan berat dan tinggi badan yang optimal. Kesesuaian antara pertumbuhan seseorang dengan
pertumbuhan yang umum terjadi pada anak sehat, akan menghasilkan status gizi yang baik.
Pertambahan ukuran tubuh dapat menjadi acuan dalam penentuan status gizi. Jadi antropometri gizi
adalah berbagai macam pengukuran dimensi dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.
Beberapa contoh jenis ukuran antropometri yang sering digunakan untuk menilai status gizi
diantaranya berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit,
lingkar kepala, lingkar dada, dan lainnya. Pada kegiatan penimbangan balita di Posyandu dilakukan
pengukuran berat badan dengan menggunakan dacin, di Puskesmas pengukuran berat badan pasien
dengan timbangan detecto atau bathroom scale, pengukuran tinggi badan dengan mikrotois. Jenis alat
yang dipakai di Posyandu, Puskesmas maupun di rumah sakit tersebut adalah merupakan jenis alat
ukur antropometri.
64
Penilaian Status Gizi
Parameter antropometri adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, misalnya berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, dan lainnya. Hasil ukur antropometri dapat
digunakan sebagai indikator status gizi, jika dibandingkan atau dirujukkan dengan standar pertumbuhan
pada umur tertentu atau pada ukuran tubuh yang lain, misalnya tinggi badan. Contoh seorang anak laki-
laki mempunyai berat badan 8 kg dan panjang badannya 71,5 cm, anak tersebut berumur 12 bulan. Jika
dirujukkan menurut standar pertumbuhan WHO, 2005 anak laki-laki umur 12 bulan berat optimalnya 9,6
kg, dan panjangnya 75,7 cm. Karena berat dan panjangnya tidak mencapai optimal, maka status gizi
anak laki-laki tersebut termasuk dalam kategori kurang berat dan kurang panjang.
Pertumbuhan diartikan sebagai terjadinya perubahan sel tubuh yang terjadi dalam dua bentuk,
yaitu pertambahan ukuran sel dan atau pertambahan jumlah sel. Secara akumulasi perubahan sel ini
akan menghasilkan perubahan ukuran tubuh, yang ditunjukkan dengan pertambahan ukuran fisik, baik
dalam bentuk berat badan, tinggi badan atau tampilan fisik. Akibat dari perubahan sel, juga
menyebabkan proporsi atau komposisi tubuh juga berubah. Jadi pertumbuhan adalah perubahan
ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi ukuran fisik, proporsi, maupun komposisi tubuh.
Pertumbuhan tubuh akan mempengaruhi ukuran fisik yang berubah, misalnya bertambahnya
ukuran berat dan bertambahnya ukuran tinggi badan. Pertumbuhan juga akan mempengaruhi pada
proporsi tubuh, misalnya bayi baru lahir mempunyai proporsi ukuran kepala yang lebih besar, dengan
pertumbuhan kemudian ukuran proporsi badan mulai membesar. Demikian juga komposisi tubuh
mengalami perubahan, kandungan air pada tubuh bayi lebih banyak, sedang pada usia dewasa
kandungan lemak lebih banyak, dari sini tampilan (dimensi) tubuh juga akan berubah.
Perlu dipahami, bahwa antara status gizi dengan indikator status gizi memiliki pengertian yang
berbeda. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan gizi dan
kebutuhan tubuh, sedangkan indikator status gizi memberikan refleksi tidak hanya akibat asupan gizi
tetapi juga pengaruh di luar gizi, misalnya aktivitas atau penyakit. Oleh karena itu, indikator status gizi
dikategorikan sensitif tetapi tidak selalu spesifik.
Ukuran tubuh merupakan akibat dari pengaruh lingkungan dan faktor genetik. Faktor lingkungan
yang berkaitan langsung dengan status gizi adalah asupan gizi dan penyakit infeksi, sedangkan yang
tidak langsung antara lain kegiatan fisik, pola pertumbuhan tubuh serta jenis kelamin.
Pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia, penyakit infeksi dan asupan gizi
merupakan faktor utama yang mempengaruhi status gizi terutama pada masa anak di bawah 5 tahun
(balita). Gangguan gizi kronis yang terjadi pada anak-anak akan tampak akibatnya pada pertumbuhan
masa berikutnya. Oleh karena itu, pertumbuhan yang terjadi sangat erat kaitannya dengan masalah
asupan energi dan protein, maka ukuran tubuh (keadaan pertumbuhan) dapat digunakan sebagai
refleksi keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi.
65
Penilaian Status Gizi
Antropometri juga dapat digunakan sebagai indikator untuk penilaian status gizi, karena
pertumbuhan seseorang yang optimal memerlukan asupan gizi yang seimbang. Gizi yang tidak
seimbang akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan. Kekurangan gizi dapat
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya kelebihan gizi dapat mengakibatkan
pertumbuhan berlebih (gemuk). Oleh karena itu, antropometri sebagai parameter status pertumbuhan
dapat digunakan untuk menilai status gizi.
Bagan 2.1
Hubungan status gizi dengan infeksi
FUNGSI ANTROPOMETRI
Fungsi antropometri sebagai parameter untuk menilai status gizi secara garis besar ada 2, yaitu
untuk menilai status pertumbuhan dan untuk menilai status gizi pada populasi tertentu.
Antropometri sebagai penilaian status pertumbuhan, digunakan untuk menilai pertambahan
ukuran tubuh dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tubuh akan berkembang dan bertambah setiap waktu
tergantung asupan gizi yang dikonsumsi. Ukuran tubuh yang dapat dinilai untuk mengukur pertumbuhan
di antaranya adalah berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala yang dilakukan teratur setiap
periode tertentu. Misalnya, pemantauan pertumbuhan yang dilakukan di posyandu dengan memantau
pertambahan berat badan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), atau pemantauan
pertumbuhan yang dilakukan pada setiap anak balita yang berkunjung di Puskesmas dengan
menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA).
66
Penilaian Status Gizi
Fungsi kedua antropometri adalah untuk penilaian status gizi pada waktu tertentu. Kegiatan
penilaian status gizi di sini dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, misalnya setiap 1 tahun atau 5
tahun sekali atau hanya dilakukan pada 1 kali periode saja dan dilakukan pada populasi. Tujuan
penilaian status gizi di sini adalah untuk mengetahui prevalensi status gizi pada waktu tertentu atau
dapat juga dilakukan untuk mengetahui perkembangan prevalensi status gizi pada populasi dari waktu
ke waktu. Biasanya hasilnya dibandingkan dengan daerah lagi untuk mengetahui apakah prevalensi
status gizinya lebih baik atau tidak. Contohnya adalah kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang
dilakukan setiap tahun oleh Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan. Hasil kegiatan PSG ini
dapat mengetahui prevalensi status gizi dari setiap daerah.
ANTROPOMETRI
Penilaian Penilaian
Status Status
Pertumbuhan Gizi
Bagan 2.2
Fungsi Antropometri untuk Penilaian Status Gizi
67
Penilaian Status Gizi
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
1. Jelaskan yang dimaksudkan dengan antropometri dan kaitannya dengan status gizi!
2. Jelaskan persyaratan alat antropometri untuk menilai status gizi!
3. Jelaskan fungsi antropometri untuk menilai status gizi!
Secara harfiah kata antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti
manusia, dan metric berarti ukuran, jadi antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Secara
definisi antropometri adalah studi yang mempelajari tentang ukuran tubuh manusia. Antropometri
dalam ilmu gizi dikaitkan dengan proses pertumbuhan tubuh manusia. Ukuran tubuh manusia
akan berubah seiring dengan bertambahnya umur, pertumbuhan yang baik akan menghasilkan
berat dan tinggi badan yang optimal. Pertambahan ukuran tubuh dapat menjadi acuan dalam
penentuan status gizi. Jadi antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Beberapa persyaratan peralatan antropometri, adalah alat harus mudah didapat dan digunakan,
hasil ukuran harus obyektif, biaya pembuatan alat relatif murah, pengukuran dapat dilakukan
dengan pelatihan yang sederhana, hasilnya mudah disimpulkan dan kebenaran ukuran diakui
secara ilmiah.
Terdapat 2 fungsi antropometri sebagai parameter menilai status gizi, yaitu untuk menilai status
pertumbuhan dan untuk menilai status gizi pada populasi tertentu. Antropometri sebagai penilaian
status pertumbuhan, digunakan untuk menilai pertambahan ukuran tubuh dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan tubuh akan berkembang dan bertambah setiap waktu tergantung asupan gizi yang
dikonsumsi. Misalnya, pemantauan pertumbuhan yang dilakukan di posyandu dengan memantau
pertambahan berat badan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Fungsi ke dua
antropometri adalah untuk penilaian status gizi pada waktu tertentu. Kegiatan penilaian status gizi
dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, misalnya setiap 1 tahun atau 5 tahun sekali atau
hanya dilakukan pada 1 kali periode saja dan dilakukan pada populasi. Tujuan penilaian status
gizi di sini adalah untuk mengetahui prevalensi status gizi pada waktu tertentu atau dapat juga
dilakukan untuk mengetahui perkembangan prevalensi status gizi pada populasi dari waktu ke
waktu.
68
Penilaian Status Gizi
Ringkasan
Antropometri dalam ilmu gizi dikaitkan dengan proses pertumbuhan tubuh manusia. Ukuran
tubuh manusia akan berubah seiring dengan bertambahnya umur, pertumbuhan yang baik akan
menghasilkan berat dan tinggi badan yang optimal. Pertambahan ukuran tubuh dapat menjadi
acuan dalam penentuan status gizi. Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran
dimensi dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Beberapa contoh jenis
ukuran antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi di antaranya berat badan, panjang
atau tinggi badan, lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, lingkar kepala, lingkar dada,
dan lainnya.
Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan sel yang terjadi dalam dua bentuk, yaitu pertambahan
ukuran sel dan atau pertambahan jumlah sel. Secara akumulasi akan menghasilkan perubahan
ukuran tubuh, yang tercermin pada pertambahan ukuran fisik, baik dalam bentuk berat badan,
tinggi badan atau tampilan fisik. Juga menyebabkan proporsi atau komposisi tubuh juga berubah.
Jadi pertumbuhan adalah perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi ukuran fisik,
proporsi, maupun komposisi tubuh. Demikian juga komposisi tubuh mengalami perubahan,
kandungan air pada tubuh bayi lebih banyak, sedang pada usia dewasa kandungan lemak lebih
banyak, dari sini tampilan (dimensi) tubuh juga akan berubah.
Fungsi antropometri sebagai parameter menilai status gizi ada 2, yaitu untuk menilai status
pertumbuhan dan menilai status gizi pada populasi tertentu. Antropometri untuk menilai status
pertumbuhan, digunakan untuk memantau pertambahan ukuran tubuh dari waktu ke waktu.
Misalnya, pemantauan pertumbuhan di posyandu untuk
memantau pertambahan berat badan dengan menggunakan KMS. Fungsi ke dua antropometri
adalah untuk penilaian status gizi pada waktu tertentu, misalnya setiap 1 tahun atau 5 tahun
sekali atau hanya dilakukan pada 1 kali periode saja. Tujuan penilaian status gizi di sini adalah
untuk mengetahui prevalensi status gizi. Contohnya adalah kegiatan Pemantauan Status Gizi
(PSG) yang dilakukan setiap tahun oleh Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan.
Tes 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Alasaan antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, karena ….
a. pertumbuhan tubuh berlangsung secara alami
b. faktor aktivitas akan mempengaruhi pertumbuhan
c. pertumbuhan tubuh dipengaruhi oleh asupan zat gizi
d. kelebihan gizi akan mengakibatkan lemak darah yang meningkat
e. kadar hemoglobin yang rendah menunjukkan asupan fe yang rendah
69
Penilaian Status Gizi
4. Tinggi badan adalah salah satu parameter ukuran status gizi dengan metode ….
a. Klinis
b. Antropometri
c. Biokimia
d. Vital statistic
e. Survei konsumsi pangan
7. Perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi dimensi, proporsi, maupun
komposisi tubuh, disebut ….
a. Perluasan
b. Perkembangan
c. Perlindungan
d. Pertumbuhan
e. Pernapasan
Kunci Jawaban Tes
Tes 1
1. D
2. A
3. C
4. D
5. B
6. A
Tes 2
1. C
2. C
3. D
4. B
5. D
6. D
7. D
Topik 1
Alat Ukur Pertumbuhan Linier
Pertumbuhan merupakan gabungan dua peristiwa yang terjadi secara bersama-sama antara
pertambahan ukuran sel atau hipertropi dan pertambahan yang terjadi akibat pembelahan sel atau
hyperplasia seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Sumber:wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/64/Hyperplasia_vs_Hypertrophy.svg/200px-
Hyperplasia_vs_Hypertrophy.svg.png
Gambar 4.1
Sel Normal, Hipertopi dan Hiperplasia
Pertumbuhan linier adalah pertumbuhan yang terjadi pada pertambahan massa tulang. Pertumbuhan
linier ini terjadi sejak bayi dalam kandungan usia 17 tahun untuk perempuan dan sekitar 20 tahun untuk
laki-laki. Karena massa tulang bertambah, maka tinggi dan berat badan juga akan bertambah. Oleh
karena itu untuk mengukur pertumbuhan linier, parameter antropometri yang digunakan di antaranya
adalah berat badan, tinggi badan dan ukuran lain yang berkaitan dengan pertumbuhan massa tulang.
Contoh pertumbuhan linier adalah:
BERAT BADAN
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral yang terdapat di dalam tubuh.
Terdapat beberapa alasan kenapa berat badan digunakan sebagai parameter antropometri. Alasan
tersebut di antaranya adalah perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat, berat badan
dapat menggambarkan status gizi saat ini. Untuk melakukan pengukuran berat badan diperlukan alat
yang hasil ukurannya akurat. Untuk mendapatkan ukuran berat badan yang akurat, terdapat beberapa
persyaratan di antaranya
84
Penilaian Status Gizi
adalah alat ukur berat badan harus mudah digunakan dan dibawa, mudah didapatkan dan harganya
relatif murah, ketelitian alat ukur 0,1 kg (100 gram), skala mudah dibaca, cukup aman digunakan serta
alat sudah dikalibrasi. Beberapa jenis alat timbang yang biasa digunakan untuk mengukur berat badan
di antaranya dacin untuk menimbang berat badan balita, timbangan detecto, bath room scale
(timbangan kamar mandi), timbangan injak digital, dan timbangan lainnya.
http://timbangan.html https://images.search.yahoo.com/search/images;_
Gambar 4.2
Jenis Timbangan
85
Penilaian Status Gizi
TINGGI BADAN
Tinggi badan merupakan parameter antropometri untuk pertumbuhan linier. Tinggi badan merupakan
parameter antropometri untuk menilai pertumbuhan panjang atau tinggi badan. Perubahan tinggi badan
terjadi dalam waktu yang lama, sehingga sering disebut akibat masalah gizi kronis. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur tinggi badan harus mempunyai ketelitian 0,1 cm. Anak yang berusia 0–2
tahun diukur dengan ukuran panjang badan, sedangkan anak berusia lebih 2 tahun dengan
menggunakan mikrotois.
https://www.praxisdienst.com Stadiometer
Gambar 4.3
Jenis Alat ukur PanjangTinggi Badan
86
Penilaian Status Gizi
Bayi dan anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Untuk mengetahui
pertumbuhan otak digunakan lingkar kepala. Lingkar kepala pada bayi dan anak mencerminkan volume
intrakranial. Nilai ukuran lingkar kepala diperoleh pada pengukuran bidang frankfort yang diukur secara
mendatar atau horizontal plane setinggi tepat di atas glabela (titik tengah di antara tonjolan alis).
la Pada anak, ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama. Bagaimanapun ukuran otak
dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Pengukuran
lingkar kepala dilakukan pada bayi sampai umur 3 tahun karena pada anak umur lebih dari 3 tahun
bukan merupakan pemeriksaan yang rutin. Dengan mengukur LiKa dapat diperoleh beberapa hal
meliputi : a) Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran untuk memeriksa keadaan
patologi besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala, misalnya pada kasus hidrosefalus dan
mikrosefalus, b) Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak, c) Ukuran otak
meningkat secara cepat selama tahun pertama. d) Dalam antropometri gizi rasio lingkar kepala dan
lingkar dada menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan
dalam pengukuran umur
LINGKAR DADA
Penimbangan berat bayi baru lahir merupakan cara terbaik untuk deteksi dini berat bayi lahir
rendah/BBLR. Namun sebagai kendala bahwa di lapangan tidak selalu tersedia alat timbang yang
akurat, sehingga dilakukan pengukuran Lingkar Dada (LiDa) bayi segera setelah dilahirkan. Lingkar
dada tersebut dapat dipakai sebagai pengganti penimbangan berat lahir untuk deteksi BBLR.
Pengukuran lingkar dada biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun karena pertumbuhan lingkar dada
pesat sampai pada umur tersebut. Manfaat lain lingkar kepala adalah: a) Rasio lingkar dada dan lingkar
kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita, b) Pada umur 6 bulan lingkar dada dan
lingkar kepala sama, c) Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada, d)
Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat rasio lingkar dada dan lingkar
kepala < 1.
87
Penilaian Status Gizi
Tabel 4.1
Rata-rata dan rentang lingkar kepala dan rata-rata panjang/tinggi anak
Sumber: cdc.gov/growchart
88
Penilaian Status Gizi
Berikut ini lebih lanjut disajikan persentile lingkar kepala menurut umur
Tabel 4.2
Nilai Percentile lingkar kepala menurut umur
Umur Persentile lingkar kepala (cm) menuurt umur Persentile lingkar kepala (cm) menuurt umur
(Bl)
5 10 25 50 75 90 95 5 10 25 50 75 90 95
Laki-Laki Perempuan
Lahir 32,6 33,0 33,9 34,8 35,6 36,6 37,2 32,1 32,9 35,5 34,3 34,8 35,5 35,9
1 34,9 35,4 36,2 37,2 38,1 39,0 39,6 34,2 34,8 35,6 36,4 37,1 37,8 38,3
3 38,4 38,9 39,7 40,6 41,7 42,5 43,1 37,3 37,8 38,7 39,5 40,4 41,2 41,7
6 41,5 42,0 42,8 43,8 44,7 45,6 46,2 40,3 40,9 41,6 42,4 43,3 44,1 44,6
9 43,5 44,0 44,8 45,8 46,6 47,5 48,1 42,3 42,8 43,5 44,3 45,1 46,0 46,4
12 44,8 45,3 46,1 47,0 47,9 48,8 49,3 45,0 45,6 46,3 47,1 47,9 48,6 49,1
18 46,3 46,7 47,4 48,4 49,3 50,1 50,6 45,0 45,6 46,3 47,1 47,9 48,6 49,1
24 47,3 47,7 48,3 49,2 50,2 51,0 51,4 46,1 46,5 47,3 48,1 48,8 49,6 50,1
20 48,0 48,4 49,1 49,9 51,0 51,7 52,2 47,0 47,3 48,0 48,8 49,4 50,3 50,8
36 48,6 49,0 49,7 50,5 51,5 52,3 52,8 47,6 47,9 48,5 49,3 50,0 50,8 51,4
89
Penilaian Status Gizi
Panjang depa (armspan) adalah ukuran panjang seseorang bila kedua lengannya dibentangkan ke kiri
dan ke kanan. Panjang depa dilakukan pada orang dewasa. Panjang depa identik dengan tinggi badan
orang yang diukur. Perbedaan panjang depa dengan tinggi badan menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan tulang termasuk osteoporosis. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang depa
adalah ukuran meteran khusus panjang depa, pada kondisi tertentu karena keterbatasan alat dapat
menggunakan pita meteran kain yang ditempelkan pada sudut dinding yang datar.
Gambar 4.6
Cara mengukur panjang depa
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Jelaskan pengertian pertumbuhan sel!
2. Jelaskan pengertian pertumbuhan linier dan sebutkan contoh pertumbuhan linier!
3. Unsur apa saja yang terdapat dalam badan yang menunjukkan massa dan menunjukkan status
gizi kapan?
4. Tinggi badan menunjukkan status gizi kapan!
5. Berapa rasio antara lingkar kepala dan lingkar dada yang dapat menunjukkan KEP?
6. Pada kondisi bagaimana kita gunakan parameter lingkar dada sebagai BBLR?
7. Pada kondisi individu mengalami kelainan tulang seperti osteoporosis, maka informasi tinggi
badan dapat digantikan dengan parameter apa?
90
Penilaian Status Gizi
Pertumbuhan merupakan gabungan dua peristiwa yang terjadi secara bersama-sama, yaitu: a)
pertambahan ukuran sel atau hipertropi, dan b) pertambahan yang terjadi akibat pembelahan sel
atau hyperplasia.
Pertumbuhan linier ini terjadi sejak bayi dalam kandungan usia 17 tahun untuk perempuan dan
sekitar 20 tahun untuk laki-laki. Karena massa tulang bertambah, maka tinggi dan berat badan
juga akan bertambah. Contoh pertumbuhan linier adalah: Berat Badan, Panjang atau Tinggi
Badan, Tinggi Lutut, Lingkar Dada, Lingkar Kepala, Panjang Depa.
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral yang terdapat di dalam
tubuh. Berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat, berat badan dapat menggambarkan
status gizi saat ini.
Tinggi badan merupakan parameter antropometri untuk menilai pertumbuhan panjang atau tinggi
badan. Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu yang lama, sehingga sering disebut akibat
masalah gizi kronis.
Lingkar kepala pada bayi dan anak mencerminkan volume intrakranial. Dengan mengukur LiKa
dapat diperoleh: a) untuk memeriksa keadaan patologi besarnya kepala atau peningkatan ukuran
kepala, misalnya pada kasus hidrosefalus dan mikrosefalus,
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak, c) Ukuran otak meningkat
secara cepat selama tahun pertama. d) Dalam antropometri gizi rasio lingkar kepala dan lingkar
dada menentukan KEP karena pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang
lambat rasio lingkar dada dan lingkar kepala < 1.
Kendala bahwa di lapangan tidak selalu tersedia alat timbang yang akurat, sehingga dilakukan
pengukuran Lingkar Dada (LiDa) bayi segera setelah dilahirkan, dapat dipakai sebagai pengganti
penimbangan berat lahir untuk deteksi BBLR.
Panjang depa identik dengan tinggi badan orang yang diukur. Perbedaan panjang depa dengan
tinggi badan menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan tulang termasuk osteoporosis.
Ringkasan
Pertumbuhan merupakan gabungan dua peristiwa yang terjadi secara bersama-sama antara
pertambahan ukuran sel atau hipertropi dan pertambahan yang terjadi akibat pembelahan sel atau
hyperplasia.
Pertumbuhan linier adalah pertumbuhan yang terjadi pada pertambahan massa tulang. Pertumbuhan
linier ini terjadi sejak bayi dalam kandungan usia 17 tahun untuk perempuan dan sekitar 20 tahun untuk
laki-laki. Karena massa tulang bertambah, tinggi dan berat badan juga akan bertambah.
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral yang terdapat di dalam tubuh.
Terdapat beberapa alasan kenapa berat badan digunakan sebagai parameter antropometri. Alasan
tersebut di antaranya adalah perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat, berat badan
dapat menggambarkan status gizi saat ini
Tinggi badan merupakan parameter antropometri untuk menilai pertumbuhan panjang atau tinggi
badan. Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu yang lama, sehingga sering disebut akibat masalah
gizi kronis.
91
Penilaian Status Gizi
Lingkar kepala pada bayi dan anak mencerminkan volume intrakranial. Dengan mengukur LiKa dapat
diperoleh : a) untuk memeriksa keadaan patologi besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala,
misalnya pada kasus hidrosefalus dan mikrosefalus, b) Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran
otak dan tulang tengkorak, c) Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama. d) Dalam
antropometri gizi rasio lingkar kepala dan lingkar dada menentukan KEP, karena pada anak yang KEP
terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat rasio lingkar dada dan lingkar kepala < 1.
Kendala bahwa di lapangan tidak selalu tersedia alat timbang yang akurat, sehingga dilakukan
pengukuran Lingkar Dada (LiDa) bayi segera setelah dilahirkan, dapat dipakai sebagai pengganti
penimbangan berat lahir untuk deteksi BBLR.
Panjang depa identik dengan tinggi badan orang yang diukur. Perbedaan panjang depa dengan tinggi
badan menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan tulang termasuk osteoporosis.
Tes 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Pertumbuhan yang terjadi karena pertambahan ukuran sel adalah ….
a. Metastase
b. Hipertropi
c. Hyperplasia
d. Hipertropi- hyperplasia
2) Pertumbuhan yang terjadi karena pertambahan yang terjadi akibat pembelahan sel adalah ….
a. Metastase
b. Hipertropi
c. Hyperplasia
d. Hipertropi- hyperplasia
3)
Pertumbuhan linier pada laki-laki terjadi sejak bayi dalam kandungan sampai dengan
umur .... tahun
A. 15
B. 17
C. 20
D. 25
4) Pertumbuhan linier pada perempuan terjadi sejak bayi dalam kandungan sampai dengan
umur ....tahun
a. 15
b. 17
c. 20
d. 25
92
Penilaian Status Gizi
5) Untuk mendapatkan informasi status gizi saat ini digunakan paremter ....
a. tinggi Badan
b. berat badan
c. lingkar Lengan Atas
d. lingkar Perut
7) Berapa rasio lingkar dada dan lingkar kepala yang menggambarkan anak terjadi KEP?
a. < 0,5
b. <1,0,
c. <1,5
d. <2,0
1) Pada keadaan tidak terdapat timbangan maka untuk mengetahui bayi terjadi BBLR digunakan
parameter ….
a. lingkar kepala
b. panjang badan
c. lingkar dada,
d. lingkar lengan atas
2) Pada kondisi terjadi gangguan pertumbuhan tulang termasuk osteoporosis, maka untuk
memperoleh informasi tinggi badan dapat digunakan parameter .…
a. panjang lengan atas
b. panjang depa
c. panjang lahir
d. lingkar leher
93
Penilaian Status Gizi
Topik 2
Pengukuran Massa Jaringan
Setelah kita membahas pertumbuhan linier maka selanjutnya kita membahas pertumbuhan massa
jaringan. Pertumbuhan massa jaringan adalah pertumbuhan yang terjadi terutama pada massa lemak
tubuh dan otot. Fungsi massa jaringan sebagai persediaan energi tubuh. Pertumbuhan massa jaringan
dipengaruhi oleh asupan gizi dari makanan terutama zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan
lemak. Apabila asupan zat makro lebih dari kebutuhan tubuh, zat gizi tersebut akan disimpan dan terjadi
pertumbuhan massa jaringan. Sebaliknya apabila asupan zat makro kurang dari kebutuhan, maka
massa jaringan mengalami katabolisme untuk dipecah menjadi energi memenuhi kebutuhan tubuh.
Pengukuran antropometri untuk menilai pertumbuhan massa jaringan didasarkan pada komposisi
tubuh. Komposisi massa jaringan terdiri dari dua bagian yaitu massa bebas lemak dan massa lemak.
Massa bebas lemak adalah jumlah massa jaringan tubuh di luar lemak yang terdiri dari air, protein, dan
mineral tubuh. Jumlah massa bebas lemak pada individu yang sehat relatif stabil sejak masa
pertumbuhan linier terhenti pada sekitar usia 20 tahun.
Perubahan jumlah massa bebas lemak tubuh akan mengakibatkan gangguan kesehatan, misal
mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Massa bebas lemak terdiri dari air sekitar 72–
74%, protein sekitar 20%, dan mineral sekitar 6%. Sedangkan massa lemak berubah-ubah tergantung
timbunan lemak yang ada dalam tubuh, gemuk menunjukkan cadangan lemak tinggi, sebaliknya kurus
menunjukkan cadangan lemak sedikit. Kandungan lemak berbeda tergantung jenis kelamin, tinggi, dan
berat badan. Kandungan lemak pada wanita cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. Kandungan lemak
pada wanita sekitar 26,9%, sedangkan pada laki-laki sekitar 14,7% (Gibson R.S, 2005:273).
Parameter antropometri yang dapat digunakan untuk menggambarkan kandungan lemak tubuh di
antaranya adalah lingkar lengan atas (LILA), tebal lemak bawah kulit, rasio lingkar pinggang dan
panggul (RLPP), indeks massa tubuh (IMT), dan pengukuran teknik aliran listrik tegangan rendah
(bioimpedance electricity analysis/BIA). Beberapa parameter antropometri tersebut akan diuraikan lebih
lengkap berikut ini.
Lingkar Lengan Atas (LLA) berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB, LLA
merupakan parameter yang labil dapat berubah-ubah cepat karenanya baik untuk menilai status gizi
masa kini. Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi, di samping digunakan secara tunggal, juga
dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan LLA/TB (Quack Stick).
Perkembangan LLA (D.B. Jellife, 1996) adalah sebagai berikut: a) Pada tahun pertama kehidupan : 5.4
cm, b) Pada umur 2-5 tahun : <11.5 cm, c) Kurang sensitif untuk tahun berikutnya. Untuk keperluan
penilaian status gizi, LLA memiliki beberapa kelebihan antara lain: a) Indikator yang baik untuk menilai
KEP berat, b) Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri, c) Dapat digunakan oleh
orang yang tidak dapat membaca tulis, dengan memberi kode warna untuk menentukan tingkat
keadaan gizi. Namun terdapat beberapa kelemahan antara lain: a) Hanya dapat mengidentifikasi anak
dengan KEP berat, b) Sulit menemukan ambang batas, dan c) Sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-
5 tahun.
94
Penilaian Status Gizi
Gambar 4.7
Prosedur pengukuran lingkaran lengan atas
http://pita-lila-untuk-cek-gizi-ibu-bayi.html
Gambar 4.8
Pita Lingkar Lengan Atas
TINGGI LUTUT
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut
bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi
penurunan masa tulang bungkuk sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi badan
lansia dapat menggunakan formula atau normogram bagi orang yang berusia >59 tahun (Gibson R.S,
1993). Berdasarkan penelitian Chumlea (1985), Haboubi (1990), Rusnelli (1996) menunjukkan bahwa
tinggi lutut berhubungan erat dengan tinggi badan dan dapat digunakan untuk memprediksi tinggi
badan. Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari
tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada
lansia terjadi penurunan masa tulang (bungkuk) sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat.
Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau normogram bagi orang yang berusia >59
tahun.
95
Penilaian Status Gizi
Gambar 4.9
Cara pengukuran tinggi lutut untuk orang sakit dan sehat.
LINGKAR LEHER
Dewasa ini dikembangkan parameter yang dapat memperhitungkan komposisi lemak dari seorang
individu yang dapat membantu memperkirakan risiko penyakit jantung dan lainnya kondisi obesitas.
Ukuran lingkar leher merupakan indikator lemak tubuh bagian atas. Lemak tubuh bagian atas dapat
membantu memprediksi tertentu obesitas yang berhubungan dengan komplikasi penyakit, seperti
tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan apnea tidur obstruktif. Sedangkan lingkar
pinggang merupakan salah satu ukuran yang membantu perkiraan langsung mengenai penumpukan
lemak perut. Seorang anak berumur 6 tahun dengan lingkar leher lebih besar dari 28,5 cm berisiko lebih
empat kali menjadi kelebihan berat badan atau obesitasitas (sesuai dengan BMI) dibandingkan dengan
anak laki-laki dengan ukuran lingkar leher yang lebih kecil. Lingkar leher dapat menjadi metode
pengukuran yang mudah dan murah untuk skrining individu obesitas (Liubov et.al, 2001). Lingkar leher
sebagai indeks untuk obesitas tubuh bagian atas merupakan salah satu prediktor terjadinya penyakit
kardiovaskuler (Sjostrom et.al, 2001). Seperti dilaporkan oleh The North Association for The study of
Obesitasity menunjukkan hubungan yang erat antara lingkar leher dengan IMT (laki-laki, r=0.83;
perempuan, r=0.71; masing-masing, p<0,0001) dan lingkar pinggang (laki-laki, r=0,86; perempuan,
r=0,56; masing-masing, p<0,0001).
Lingkar leher >37,0 cm untuk laki-laki dan >34 cm untuk wanita merupakan cut of point yang tepat untuk
mengidentifikasi individu dengan IMT>25kg/m2, lingkar leher >39.5 cm untuk laki-laki dan >36.5 cm untuk
wanita adalah cut of point tepat untuk mengidentifikasi individu dengan obesitas (IMT>30 kg/m2).
Berdasarkan validasi yang dilakukan pada kelompok yang berbeda, sebagai salah satu metode skrining
obesitas lingkar leher memiliki sensitivitas 98%, spesifitas 89%, akurasi 94% untuk laki-laki dan 99%
untuk perempuan (Liubov et.al, 2001).
96
Penilaian Status Gizi
LINGKAR PERUT
Lingkar perut dapat menggambarkan adanya timbunan lemak di dalam rongga perut. Semakin panjang
lingkar perut menunjukkan bahwa semakin banyak timbunan lemak di dalam rongga perut yang dapat
memicu timbulnya antara lain penyakit jantung dan diebetes mellitus. Untuk pria dewasa Indonesia
lingkar perut normal adalah 92.0 cm dan untuk wanita 80.0 cm.
Tabel 4.3
Lingkar Pinggang
Jenis Kelamin
Pria Wanita
Parameter
Lingkar pinggang > 94,0 cm > 102,0 cm > 80,0 cm > 88,0 cm
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap
insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit
pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit
yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh. Ukuran yang sering digunakan adalah
rasio lingkar pinggang - pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga
terlatih dan posisi pengukuran harus tepat karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang
berbeda.
97
Penilaian Status Gizi
Tabel 4.4
Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP)
Jenis Kelamin
Menurut
Pria Wanita
Gambar 4.12
Alat Ukur Lingkar Perut
Sebagai contoh seorang pria dengan lingkar pinggang 90,0 cm dan lingkar pinggul 87,0 cm, maka
90,0
Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul atau RLPP 87,0 1,034, maka individu tersebut berisiko
untuk menderita sindrome metabolik yaitu hipertensi, diabetes mellitus, dan jantung koroner.
Lemak sebagai cadangan energi yang digunakan ketika tubuh mengalami kekurangan sumber energi
karbohidrat dan protein. Sebagai cadangan sumber energi, lemak tubuh diukur melalui tebal lemak
bawah kulit (TLBK) atau skinfold. Pengukuran lemak tubuh dilakukan pada beberapa bagian tubuh,
misal: tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral), perut
(abdominal), suprailiaka, paha, tempurung lutut ( suprapatellar), pertengahan tungkai bawah (medial
calv) bagian depan lengan atas (bicep), bagian belakang lengan atas ( tricep), lengan bawah (forearm).
Lemak tubuh juga dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh
total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur.
98
Penilaian Status Gizi
http://www.physicalcompany.co.uk/harpenden-skinfold-callipers-pid3799.html
Gambar 4.13
Jenis-jenis Caliper
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Sebutkan dan jelaskan zat gizi yang mempengaruhi massa jaringan!
2. Sebutkan dan jelaskan pertumbuhan massa jaringan!
3. Jelaskan akibat perubahan jumlah massa bebas lemak tubuh akan mengakibatkan gangguan
kesehatan, misal mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh!
4. Sebutkan parameter antropometri yang dapat digunakan untuk menggambarkan kandungan
lemak tubuh!
5. Jelaskan LLA sebagai parameter untuk menilai status gizi masa kini!
6. Selain panjang depa, sebutkan dan jelaskan parameter tunggu lutut erat kaitannya dengan tinggi
badan!
7. Sebutkan dan jelaskan parameter yang dapat menggambarkan adanya timbunan lemak di dalam
rongga perut dapat memicu timbulnya antara lain penyakit jantung dan diebetes mellitus!
8. Sebutkan dan jelaskan Rasio yang mencerminkan banyaknya lemak dalam perut menunjukkan
ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam
lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan!
Pertumbuhan massa jaringan dipengaruhi oleh asupan gizi dari makanan terutama zat gizi
makro yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Apabila asupan zat makro lebih dari kebutuhan
tubuh, maka zat gizi tersebut akan disimpan dan terjadi pertumbuhan massa jaringan.
Sebaliknya apabila asupan zat makro kurang dari kebutuhan, maka massa jaringan mengalami
katabolisme untuk dipecah menjadi energi memenuhi kebutuhan tubuh.
99
Penilaian Status Gizi
Perubahan jumlah massa bebas lemak tubuh akan mengakibatkan gangguan kesehatan, misal
mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Massa bebas lemak terdiri dari air sekitar 72–
74%, protein sekitar 20%, dan mineral sekitar 6%. Sedangkan massa lemak berubah-ubah tergantung
timbunan lemak yang ada dalam tubuh, gemuk menunjukkan cadangan lemak tinggi, sebaliknya kurus
menunjukkan cadangan lemak sedikit. Kandungan lemak berbeda tergantung jenis kelamin, tinggi, dan
berat badan. Kandungan lemak pada wanita cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki. Kandungan
lemak pada wanita sekitar 26,9%, sedangkan pada laki-laki sekitar 14,7%.
Parameter antropometri yang dapat digunakan untuk menggambarkan kandungan lemak tubuh
di antaranya adalah lingkar lengan atas (LILA), tebal lemak bawah kulit, rasio lingkar pinggang dan
panggul (RLPP), indek massa tubuh (IMT), dan pengukuran teknik aliran listrik tegangan rendah
(bioimpedance electricity analysis/BIA).
Lingkar Lengan Atas (LLA) berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB, LLA
merupakan parameter yang labil dapat berubah-ubah cepat karenanya baik untuk menilai status gizi
masa kini. Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi, di samping digunakan secara tunggal, juga
dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan LLA/TB (Quack Stick).
Ukuran lingkar leher merupakan indikator lemak tubuh bagian atas. Lemak tubuh bagian atas
dapat membantu memprediksi tertentu obesitas yang berhubungan dengan komplikasi penyakit, seperti
tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan apnea tidur obstruktif. Sedangkan lingkar
pinggang merupakan salah satu ukuran yang membantu perkiraan langsung mengenai penumpukan
lemak perut. Seorang anak berumur 6 tahun dengan lingkar leher lebih besar dari 28,5 cm berisiko lebih
empat kali menjadi kelebihan berat badan atau obesitasitas (sesuai dengan BMI) dibandingkan dengan
anak laki-laki dengan ukuran lingkar leher yang lebih kecil. Lingkar leher dapat menjadi metode
pengukuran yang mudah dan murah untuk skrining individu obesitas
Lingkar perut dapat menggambarkan adanya timbunan lemak di dalam rongga perut. Semakin
panjang lingkar perut menunjukkan bahwa semakin banyak timbunan lemak di dalam rongga perut yang
dapat memicu timbulnya antara lain penyakit jantung, diebetes mellitus. Untuk pria dewasa Indonesia
lingkar perut normal adalah 92.0 cm dan untuk wanita 80.0 cm.
Rasio lingkar pingang-pinggul mencerminkan banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada
beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak
bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
100
Penilaian Status Gizi
Ringkasan
Pertumbuhan massa jaringan dipengaruhi oleh asupan gizi dari makanan terutama zat gizi makro yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak. Apabila asupan zat makro lebih dari kebutuhan tubuh, maka zat gizi
tersebut akan disimpan dan terjadi pertumbuhan massa jaringan. Sebaliknya apabila asupan zat makro
kurang dari kebutuhan, maka massa jaringan mengalami katabolisme untuk dipecah menjadi energi
memenuhi kebutuhan tubuh.
Pengukuran antropometri untuk menilai pertumbuhan massa jaringan didasarkan pada komposisi tubuh.
Komposisi massa jaringan terdiri dari dua bagian yaitu massa bebas lemak dan massa lemak. Massa bebas
lemak adalah jumlah massa jaringan tubuh di luar lemak yang terdiri dari air, protein, dan mineral tubuh.
Jumlah massa bebas lemak pada individu yang sehat relatif stabil sejak masa pertumbuhan linier terhenti
pada sekitar usia 20 tahun.
Perubahan jumlah massa bebas lemak tubuh akan mengakibatkan gangguan kesehatan, misal
mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Massa bebas lemak terdiri dari air sekitar 72–
74%, protein sekitar 20%, dan mineral sekitar 6%. Sedangkan massa lemak berubah-ubah tergantung
timbunan lemak yang ada dalam tubuh, gemuk menunjukkan cadangan lemak tinggi, sebaliknya kurus
menunjukkan cadangan lemak sedikit. Kandungan lemak berbeda tergantung jenis kelamin, tinggi, dan
berat badan. Kandungan lemak pada wanita cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki. Kandungan
lemak pada wanita sekitar 26,9%, sedangkan pada laki-laki sekitar 14,7%.
Lingkar Lengan Atas (LLA) berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB, LLA
merupakan parameter yang labil dapat berubah-ubah cepat karena baik untuk menilai status gizi masa
kini. Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi, di samping digunakan secara tunggal, juga dalam
bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan LLA/TB (Quack Stick)
Ukuran lingkar leher merupakan indikator lemak tubuh bagian atas. Lemak tubuh bagian atas dapat
membantu memprediksi tertentu obesitas yang berhubungan dengan komplikasi penyakit, seperti
tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan apnea tidur obstruktif. Lingkar leher dapat menjadi
metode pengukuran yang mudah dan murah untuk skrining individu obesitas
Lingkar perut dapat menggambarkan adanya timbunan lemak di dalam rongga perut. Semakin panjang
lingkar perut menunjukkan bahwa semakin banyak timbunan lemak di dalam rongga perut yang dapat
memicu timbulnya antara lain penyakit jantung dan diebetes mellitus. Untuk pria dewasa Indonesia
lingar perut normal adalah 92.0 cm dan untuk wanita 80.0 cm.
Rasio lingkar pinggang-pinggul mencerminkan banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada
beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak
bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
101
Penilaian Status Gizi
Tes 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pertumbuhan massa jaringan adalah pertumbuhan yang terjadi pada ….
a. Massa lemak
b. Massa bebas lemak
c. Massa lemak dan massa bebas lemak
d. Massa tulang
2. Perubahan jumlah massa bebas lemak tubuh dapat mengakibatkan .... sebagai akibat perubahan
komposisi tubuh.
a. Diare
b. Dehidrasi, perubahan jumlah massa bebas lemak tubuh akan mengakibatkan gangguan
kesehatan, misal mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh
c. Obesitas
d. Perdarahan
2. Parameter labil dapat cepat berubah-ubah yang baik untuk menilai status gizi masa kini
berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB adalah ....
a. lingkar leher
b. lingkar lengan atas (LLA)
c. panjang depa
d. panjang ulna
102
Penilaian Status Gizi
3. Parameter yang mudah dan murah untuk skrining individu obesitas adalah ….
a. Lingkar leher
b. Lingkar lengan atas (lla)
c. Panjang depa
d. Panjang ulna
4. Paramater yang menggambarkan adanya timbunan lemak di dalam rongga perut yang dapat
memicu timbulnya antara lain penyakit jantung, diebetes mellitus adalah ….
a. Lingkar leher
b. Lingkar perut
c. Panjang depa
d. Panjang ulna
5. Nilai indeks atau rasio yang mencerminkan banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada
perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak
bebas adalah ….
a. Rasio tinggi duduk
b. Rasio lingkar pinggang-pinggul
c. Indeks bb/tb
d. Indeks imt/u