Jurnal Sistem Drainase SMA Yapend 45 Jayapura
Jurnal Sistem Drainase SMA Yapend 45 Jayapura
Jurnal Sistem Drainase SMA Yapend 45 Jayapura
Abstrak
Pertambahan penduduk bisa memberikan tekanan ruang sehingga merubah tata guna lahan menjadi lahan
bangunan. Karena hal tersebut mengakibatkan banjir/genangan di kawasan SMA Yapend 45 Jayapura dan
sekitarnya. Masalah yang terjadi adalah sistem drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Dengan megacu dari
masalah yang ada pada saluran drainase SMA Yapend 45 Jayapura perlu dilakukan peningkatan dimensi saluran
drainase, dalam upaya menanggulangani banjir/genangan diwilayah SMA Yapend 45 Jayapura bersumber pada
perhitungan dan analisis software Hec-Ras 6.1. dari hasil perhitungan dan analisis Sofware Hec-Ras 6.1 diperoleh
debit saluran untuk kurun waktu ulang 10tahun yaitu Q10 = 3.611 m3/s > Q lapangan. Sehingga dimensi saluran
yang tak lagi mampu menampung debit air hujan. Solusi untuk permasalahan ini dengan cara pengerukan
sedimentasi yang terbawa oleh aliran air hujan, peningkatan dimensi saluran, serta melakukan perawatan saluran
secara berkala oleh masyarakat sekeliling saluran.
Kata Kunci : Sistem, Drainase, Entrop, Software Hec-Ras 6.1
Abstract
Population growth can put pressure on space so that it changes land use into building land. Because this resulted
in flooding/inundation in the area of SMA Yapend 45 Jayapura and its surroundings. The problem that occurs is
the drainage system is not functioning optimally. With reference to the problems that exist in the drainage channel
of SMA Yapend 45 Jayapura, it is necessary to increase the dimensions of the drainage channel, in an effort to
overcome flooding/inundation in the area of SMA Yapend 45 Jayapura based on calculations and software Hec-
Ras 6.1. from the calculation and analysis of the Hec-Ras 6.1 software, the channel discharge for a 10 year return
period is Q10 = 3.611 m3/s > Q field. So that the dimensions of the channel are no longer able to accommodate
the rainwater discharge. The solution to this problem is by dredging sedimentation carried by the flow of
rainwater, increasing the dimensions of the channel, and carrying out regular maintenance by the surrounding
community.
Keywords : System, Drainage, Entrop, Software Hec-Ras 6.1
Banjir
Banjir merupakan sebuah kejadian dimana
tanah kering berada diposisi pada bawah dan air
yang mengalami peningkatan volume diatas
normal. Banjir berawal dari sebuah genangan air
yang tidak dapat lagi terserap oleh tanah, sehingga
air menggenang dan keluar dari saluran di sebutlah
banjir/genangan.
Drainase
Drainase merupakan sekumpulan bentuk
bangunan air guna menampung, membuang dan
mengalirkan kelebihan air dari suatu wilayah ke
wilayah lain agar wilayah tersebut dapat beroperasi
secara optimal. Drainase juga merupakan suatu
usaha dalam pengontrolan air pada sanitasinya agar
air tidak menggenangi wilayah sekitar.
Analisa Hidrolika
Analisa hidrolika berkaitan langsung dengan
data curah hujan, maka data curah hujan diperlukan
untuk menyusun rancangan pemanfaatan air serta
perancangan pengendalian banjir. Curah hujan
dalam semua wilayah ini rata-rata bersifat homogen Gambar 1. Bagan Alir Penelitian Analisa
yang artinya di wilayah ini memiliki letak yang Banjir Saluran Drainase
sama kondisinya. Curah hujan ini dianggap curah
hujan regional dan dinyatakan dalam milimeter.
Curah hujan di wilayah tersebut harus berdasarkan
Lokasi Penelitian Dalam perhitungam besar debit air limpasan
Terletak di jl. Feri No. 4-5 Kelapa Dua Entrop, dapat dilihat dari berapa besar jumlah penduduk
Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua. yang menggunakan air, maka dapat dilihat besar
Dengan luas Wilayah 0.33 km2. Tepat nya berada di debit buangan dapat dirumuskan sebagai berikut
sungai Nona :
Q=PxDxA (3)
Dimana :
Q = Debit rata-rata
P = Keperluan air bersih (Liter/unit/hari)
A = Luas Wilayah (km2)
D = Jumlah Penduduk
4. Kedalaman Hidraulik
Dimana :
𝐴
C = Harga koefisien Rata - rata D= (7)
𝐵
C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran setiap daerah.
A1, A2, A3 = Luas setiap daerah. 5. Kecepatan Aliran
Menggunakan rumus manning, sehingga:
b) Data Curah Hujan 1.49 2⁄ 1⁄
Data curah hujan bermanfaat dalam V= 𝑅 3𝑆 2 (8)
𝑛
mendapatkan data hujan rata-rata setiap stasiun,
secara umum jika makin besar waktu (t) maka 6. Debit Aliran
akan membuat intensitas hujannya (i) semakin Q=AxV (9)
mengecil. Dalam perhitungannya lebih mudah
menggunakan alat yang sudah ada, namun jika Dimana :
harus ditulis perumusan dengan cara empiris B = Lebar saluran dasar (m)
dapat ditulis sebagai berikut : h = Tinggi muka air (m)
m = Kemiringan Saluran
𝑑24 24
𝑖= [ ]𝑚 (2) W = Tinggi jagaan (m)
24 𝑡 A = Luas pada penampang basah ( m2)
Keterangan : P = Keliling saluran basah (m)
i = Intensitas Hujan (mm/jam) R = Jari-jari Hidrolis (m)
t = Durasi curah hujan dalam bentuk nVV V = Kecepatan rata-rata saluran (m/s)
( jam untuk d) n n = Koefisien Manning pada saluran
a, b, n, m = Konstanta
Analisis Kekerapan Curah Hujan
c) Data penduduk Analisis kekerapan curah hujan dilakukan guna
menetapkan pendistribusian parameter statistik.
Parameteristatistiki Ujii Kompatibilitasi Datai
Distribusi untukimemperkuatipilihan estimasii
distribusi yang diambil, maka dilakukan ujii Uj kesesuaian Data Distribusi
distribusi yaitu: Guna menetapkan taksiran distribusi yang di
ambil, sehingga dapat menggunakan distribusi
a) Curah hujan rata-rata (𝑋̅) yakni :
∑ 𝑥𝑖
𝑋̅ = (10) a) Metode Chi-kuadrat
𝑛
(𝐸𝑓𝑖−𝑂𝑓𝑖)2
Dimana : 𝑋 2 𝐶𝑟 = ∑𝑛𝑖=1 (16)
𝐸𝑓𝑖
∑ 𝑥𝑖 = Jumlah Curah Hujan Dimana :
n = Jumlah Data X2Cr = Nilai Harga Chi-kuadrat.
Efi = Total frekuensi yang diharapkan.
b) Standar Devias (Sd) Ofi = Frekuensi yang sama pada kelasnya.
n = Jumlah data
2
∑(𝑥𝑖−𝑋̅)
𝑆=√ (11)
𝑛−1 b) Metode Smirnov-Kolmogrov
XT = 𝑋̅ + KT . Sd
Gambar 3. Hidrograf Banjir dengan metode Gambar 6. Tampilan Cross Section saluran Hilir
Nakayasu (Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022)
(Sumber : Hasil Perhitungan 2022)
Gambar 7. Tampilan Cross Section saluran Hulu
(Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022) Gambar 10. General Profil Plot UnsteadyFlow
(Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022)
2. Membuat Aliran Unsteady Flow
Untuk menghitung aliran Unsteady Flow g) Perancanangan Dimensi Saluran
membutuhkan data debit hidrograf dengan Perancangan dimensi saluran drainase
satuan jam, dan data tertinggi muka air di dilakukan guna memperoleh dimensi ukuran
program HEC-RAS 6.1. saluran yang akan menyalurkan debit rencana
yang memiliki tinggi muka air lebih rendah dari
kondisi saluran dengan ukuran dimensi
eksisting dilapangan.
Syarat : B+ 2h
= h m2+1
2
B+ 2h
= h 1,4 2+1
2
B+ 2h = 2h 3.00
Gambar 8. Pengimputan Nilai Hidrograf
(Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022) B
+ h = 1.73 h
2
B = 1.464 h
2 2
Vn 0.30 0.012
S = 2/3 2/3
R 1.269
S = 0.0000094
Gambar 11. Dimensi Saluran Existing
e. Kontrol Kemiringan Saluran ( S ) Lapangan
2 2
Qxn 3.612 0.012
S = 2/3 2/3
AxR 12.04 1.27
S = 0.00000943
S saluran = S rencana
0.0000094 = 0.0000094 m3/det …… OK !!!
f. Kontrol Debit
1
Q = A x R2/3 x S0.5
n
2/3
1 0,5
Q = 12.04x 1.27 x 9.43479E-06
0.012 Gambar 12. Dimensi Saluran Existing
Perencanaan
Q = 3.61158793
(Sumber : Hasil Penelitian 2022)
Q saluran = Q rencana
5. Penutup
3.6115879 = 3.611588 m3/det …… OK !!!
Kesimpulan
Sumber : Perhitungan Pribadi Hasil survey lapangan dan penilaian terhadap
beberapa tanda mendapatkan kesimpulan sebagai
Dari rekapitulasi perencanaan Debit, Dimensi
berikut:
saluran mempunyai kapasitas debit saluran yang
digunakan QLapangan > Qrencana (OK) aman. a. Saluran drainase SMA Yapen 45 Jayapura
Dengan demikian didapatkan dimensi unruk berfungsi mengalirkan air buangan limbah
perencanaan saluran yaitu Lebar bawah (B) rumah tangga dan air hujan bercampur ( mult
sebesar 1m dengan kedalaman saluran (h) 0.42m, Purpose – sistem tercampur ). Dengan kontruksi
sehingga dapat menampung debit lapangan beton halus saluran terbuka permanen.
sebesar 0.5106 m3/det < debit perencanaan Permasalahan pada saluran drainase ialah
sebesar 3.611 m3/det. dimensi pada saluran yang tak seragam, sampah
Pada saluran drainase SMA Yapend 45 dan sedimen yang menumpuk yang terbawa
Jayapura yang tepatnya berdekatan dengan ereng oleh aliran hujan.
gunung, besar kemungkinan adanya sedimentasi b. Debit aliran yang dapat di tampung dengan
yang terbawa oleh debit alir saat hujan, sehingga saluran Drainase sebelum perubahan Dimensi
perlu dilakukan normalisasi saluran secara saluran sebesar Qsaluran= 0.5106 m3/s dengan
berkala. Berikut dimensi saluran eksisting dimens saluran (B) sebesar 0.5m dan kedalaman
dilapangan dan saluraan saluran (h) 0.35m, pada saluran hilir tak mampu
perencanaan.perencanaan : untuk menahan debit curah hujan max, sehingga
di perlukan perubahan dimensi saluran sebesar
Qsaluran= 3.611 m3/s dengan dimens saluran (B) Ciberang HM 0+ 00-HM 34+ 00). Fondasi:
2.13 m sebesar 1m dan kedalaman saluran (h) Jurnal Teknik Sipil, 5(2).
2.57m.
c. Solusi dari masalah saluran drainase ini yaitu
dengan penempatan aspek bangunan yang tidak
menutup saluran sehingga dapat di lakukan
normalisasi saluran secara berkala,
memperbesar saluran drainase, dan tidak
membuang sampah di saluran drainase.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan
yang diperoleh dari data lapangan maupun
perhitungan empiris yang di dapatkan, penelitian ini
berjalan dengan baik. Namun apabila terjadi
kekeliruan dalam perhitungan maupun rancangan
dalam penelitian ini, dapat di jadikan koreksi untuk
penulis danselanjutnya penelitian ini bisa dijadikan
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dan
dapat cmengembangkan hasil penelitian ini.
Daftar Pustaka :