Laporan Kuretase
Laporan Kuretase
Laporan Kuretase
Oleh :
Putri Habci Amran
2141412025
Pembimbing :
drg. Saidina Hamzah D, Sp. Perio (K)
1.1 Periodontitis
Periodontitis merupakan faktor risiko yang berperan terhadap gangguan
fungsi pengunyahan dan hilangnya gigi. Kelainan ini sering dijumpai pada
masyarakat. Periodontitis adalah penyakit inflamasi kronis multifactorial dan
diasosiasi oleh dysbiosis bakteri dan dikarakteristikkan dengan adanya destruksi
pada jaringan pendukung gigi. Perawatan periodontitis ialah dengan initial phase
therapy yang terdiri dari scaling, root planing, peningkatan oral hygiene, bahkan
mungkin diperlukan penyesuaian oklusal. Secara umum penyakit periodontal
disebabkan oleh bakteri plak pada permukaan gigi.
Plak berupa lapisan tipis biofilm yang berisi kumpulan mikroorganisme
patogen seperti Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus actinomycetem
comitans, Prevotela intermedia, Tannerella forsythia, serta Fusobacterium
nucleatum yang merupakan deposit lunak. Gingivitis dan poket gingiva terjadi
karena rusaknya perlekatan gingiva (loss of gum attachment) dengan akar gigi
yang menandakan adanya suatu periodontitis ringan. Kerusakan jaringan karena
infeksi jaringan periodontal mengandung bahan-bahan toksik (berasal dari bakteri
maupun respon inflamasi). Bakteri secara langsung dapat merusak jaringan
pejamu yang dapat menghasilkan bermacam-macam toksin (terutama protease).
Respons inflamasi menyebabkan keadaan inflamasi akut yang berakibat
kerusakan jaringan, dan bila terjadi secara masif dapat merusak jaringan serta
menghasilkan bahan-bahan toksik prooksidatif. Kerusakan progresif ligamen
periodontal dan tulang alveolar (alveolar bone loss) menyebabkan gigi goyah dan
mudah tanggal yang menandakan suatu periodontitis yang parah.
Kebersihan mulut yang buruk ditandai adanya timbunan plak bakterial pada
karang gigi subgingival berkorelasi positif dengan keparahan periodontitis.
Inflamasi merupakan barisan pertama pada sistem pertahanan tubuh terhadap jejas
bakterial. Neutrofil menandakan suatu respon fagosit, terutama untuk
memfagositosis dan menghancurkan antigen bakterial. Neutrofil memroduksi
bahan-bahan toksik prooksidatif seperti oksidan/radikal bebas serta enzim-enzim
hidrolitik dan proteolitik yang merupakan mekanisme penghancuran bakteri.
Bahan-bahan untuk membunuh bakteri ini juga dapat merusak molekul-molekul
pejamu dan menyerang jaringan di sekitar daerah inflamasi. Neutrofil berespons
terhadap infeksi bakteri dengan menghasilkan bahan-bahan toksik prooksidatif
sebagai berikut: 1) Reactive oxygen species (ROS), berupa radikal bebas dan
oksidan, seperti asam hipoklorit (HOCl), radikal superoksid (O2-), radikal
hidroksil (OH-), hidrogen, dan peroksida (H2O2). Bahan yang bersifat toksik
ditujukan untuk mengoksidasi molekul bakterial; 2) Fosfatase, enzim proteolitik,
glukorodinase, lipase, dan arilsulfatase merupakan enzim-enzim yang berasal dari
lisosom. Asam nukleat, fosfolipid, dan senyawa yang mengandung fosfat pada
bakteri diserang oleh enzim fosfatase. Enzim proteolitik menghidrolisis
glukoprotein bakteri seperti katepsin dan lisozim. Glukoronidase berperan untuk
mencerna karbohidrat. Lipase berperan untuk mencerna lipid sedangkan
arilsulfatase dapat menghancurkan senyawa aromatik yang mengandung sulfur
pada bakteri; 3) Enzim matrix metalloproteinase (MMP) yang mengandung ion
Zn+2 sebagai penghancur matriks ekstrasel yang tersusun atas kolagen. Mediator
pro-inflamatori (IL-1 dan TNFα) yang menginduksi produksi MMPs dihasilkan
oleh netrofil yang merupakan hasil stimulasi bakterial.
Adanya poket sering menandakan suatu penyakit periodontal. Proses
bertambah dalamnya sulkus gingiva merupakan suatu poket periodontal dan
gambaran klinis dari penyakit periodontal. Periodontitis memiliki manifestasi
klinis berupa kehilangan perlekatan (clinical attachment loss – CAL), poket
periodontal, serta dapat disertai dengan adanya perdarahan gingiva. Gambaran
radiograf menunjukkan adanya kehilangan tinggi dan densitas tulang alveolar
sehingga terjadi peningkatan kedalaman probing, resesi, atau keduanya.
Pembentukan poket periodontal merupakan ciri klinis paling mendasar dari
penyakit periodontal dan didefinisikan sebagai pendalaman sulkus gingiva secara
patologis.
Poket diklasifikasikan menjadi dua, yaitu poket gingiva dan poket
periodontal. Poket gingiva atau pseudo-poket terbentuk akibat adanya pembesaran
gingiva akibat hiperplasia, edema, maupun obat-obatan atau hormon tanpa adanya
destruksi jaringan periodontal dibawahnya. Poket periodontal merupakan
pendalaman sulkus secara patologis yang sudah melibatkan kerusakan jaringan
periodontal pendukung gigi. Poket periodontal terbagi menjadi dua jenis, yaitu
poket supraboni dan poket infraboni. Poket supraboni merupakan kondisi dimana
dasar poket terletak lebih koronal dari tulang alveolar, sedangkan poket infraboni
merupakan kondisi dimana dasar poket berada di apikal tulang alveolar.
Gambar 2.
Klasifikasi Poket
Berdasar Bentuk Mengelilingi Gigi
1.3 Kuretase
Kuretase merupakan prosedur untuk menanggulangi faktor-faktor etiogenik
pada poket periodontal yang bertujuan menghilangkan lesi. Jaringan patogen dan
debris yang berada dalam poket periodontal harus segera dihilangkan sehingga
tidak meluas menjadi lebih parah, dan kuretase merupakan suatu perawatan
alternatif poket periodontal. Penanganan periodontitis kronis dengan melakukan
perawatan kuretase bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan terjadinya
poket periodontal serta memperbaiki perlekatan dan merangsang terbentuknya
perlekatan baru. Kuretase adalah prosedur untuk menyingkirkan jaringan
granulasi terinflamasi yang berada pada dinding poket periodontal. Kuretase
diperlukan terutama bila diharapkan terjadinya perlekatan gingiva baru pada poket
dengan cara membersihkan jaringan yang rusak, sementum nekrotik, serta
jaringan yang dapat mengiritasi gingiva yang merupakan dinding dari poket.
Prosedur perawatan kuretase dilakukan menggunakan kuret Gracey untuk
gigi posterior. Bagian yang tajam dari kuret Gracey di arahkan pada daerah epitel
sulkuler kemudian dilakukan pengerokan sepanjang jaringan lunak sehingga
jaringan granulasi seperti fibroblastik dan proliferasi angioblastik, serta kalkulus
yang berisi akumulasi bakteri dapat terangkat. Setelah dilakukan perawatan
kuretase akan terjadi proses perbaikan pada epitel sulkuler yang berlangsung
antara 2-7 hari, sedangkan untuk perbaikan epitel cekat terjadi selama 5 hari,
pengerutan margin gingiva terjadi selama 1 minggu dan penyembuhan sempurna
terjadi antara 2-3 minggu setelah kuretase. Penyembuhan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti faktor sistemik, sistem kekebalan tubuh pasien, dan
kepedulian pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya.
Tindakan reduksi poket periodontal secara bedah yang terbatas pada gingiva
tanpa melibatkan jaringan tulang dibawahnya diklasfikasikan menjadi dua
prosedur, yaitu kuretase gingiva dan gingivektomi. Kuretase merupakan sebuah
prosedur mengikis dinding gingiva pada poket periodontal untuk menghilangkan
jaringan lunak yang telah terinfeksi menggunakan kuret. Kuretase gingiva akan
meninggalkan lapisan jaringan penghubung gingiva sehingga terbentuk perlekatan
baru. Kuretase Gingiva yaitu membuang keradangan pada jaringan lunak yang
terletak lateral dinding poket yang dilakukan dengan gerakan horizontal stroke.
Kuretase Subgingiva yaitu menghilangkan epithel attachment, sehingga terjadi
luka baru, blood clot, re-attachment dengan gerakan vertical stroke.
Perawatan menggunakan metode kuretase gingiva masih menimbulkan pro
dan kontra. American Academy of Periodontology (AAP) melaporkan bahwa
tujuan kuretase adalah merangsang pembentukan perlekatan baru. Hasil yang
sering didapatkan adalah long junctional epithelium, yaitu suatu jaringan yang
tersusun atas epitel yang melekat pada basal lamina dan hemidesmosome bukan
suatu perlekatan baru (new attachment). Hasil ini juga didapatkan dengan hanya
melakukan scaling and root planing saja. Sejak tahun 1989, American Dental
Association (ADA) telah meniadakan kuretase sebagai salah satu perawatan
periodontitis. Studi oleh Smiley dkk. melaporkan bahwa perawatan dengan
scaling and root planing saja menghasilkan rata-rata penurunan CAL sebesar 0,5
mm.
BAB II
KASUS
Rencana Perawatan :
2.2 Penatalaksanaan
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Diagnostic set Larutan salin
Probe Kasa steril
Scaller Antiseptik (povidone iodine)
Kuret gracey #11-12 Anastetikum (pehacain)
Kuret gracey #7-8
Kuret gracey #13-14
Spuit 3 cc
Spuit 10 cc
Tahapan Pekerjaan
Presurgical Consideration
1. Pemeriksaan lengkap pada medical history: pasien tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik.
2. Pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan kuretase.
3. Pengisian informed consent.
Prosedur Kuretase
1. Disinfeksi area kerja (area gigi16) dengan povidone iodine.
2. Anestesi infiltrasi pada bagian bukal gigi 16
3. Melakukan scaling dan root planing pada gigi yang akan dikuret untuk
menghilangkan jaringan sementum nekrotik dan penghalusan akar.
4. Menggunakan kuret gracey #13-14 untuk permukaan distal, kuret #7-8
untuk permukaan vestibular dan kuret gracey #11-12 untuk permukaan
mesial. Setiap kuret bermata ganda yang diganti setiap perubahan sisi sesuai
jenisnya.
5. Kuret dipegang dengan cara pen grasp dan dimasukkan ke dalam poket
searah sumbu axis gigi sehingga menyentuh dinding dalam poket sampai
dasar poket (junctional epithelium).
6. Penyingkiran pocket dilakukan dengan cara menyelipkan kuret ke dalam
pocket sampai menyentuh epitel pocket dengan sisi pemotong diarahkan ke
dinding jaringan lunak. Permukaan luar gingiva ditekan dari arah luar
menggunakan jari dari tangan yang tidak memegang alat untuk support
jaringan gingiva sehingga meningkatkan keefektifan pemotongan jaringan
dengan kuret. Kuret digerakkan secara horizontal sepanjang dinding dalam
poket dilanjutkan dengan gerakan vertikal untuk menghilangkan jaringan
nekrotik.
7. Penyikiran junctional ephitelium. Kuret diselipkan ke daerah yang lebih
dalam sehingga melewati junctional ephitelium sampai ke jaringan ikat yang
berada di antara dasar pocket dengan krista tulang alveolar. Dengan Gerakan
seperti menyekop kearah permukaan gigi jaringan ikat tersebut
disingkarkan.
8. Penyingkiran secara tuntas semua epitel dan jaringan granulasi perlu
dilakukan beberapa kali kuret. Kuret dilakukan sampai terlihat darah segar
dan encer.
9. Irigasi area yang sudah dikuretase dan semua sisa jaringan dengan larutan
saline.
10. Jaringan ditekan dengan jari menggunakan kassa steril 1-3 menit untuk
memastikan jaringan beradaptasi dengan baik ke arah gigi.
1.Carranza FA, Takei HH. 2012, Rationale for periodontal treatment. In:
Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology (11th ed). Elsevier Inc., W.B. Saunders Co, 2012; p. 387-91.
Presentan
1. Nama Mahasiswa : Andwitya Prameshwari
No. BP : 2041412021
Topik : Gingivectomy
2. Nama Mahasiswa : Putri Habci Amran
No. BP : 2141412025
Topik : Kuretase
Audiens
2. Athiyya Husna
3. Kerin Irawan
4. Realina Asfia
5. Puan Maharani
6. Suci Ramadhani
7. Dian Syahira
9. Brilian Venica