BAB I, II, III, IV Bismillah Minipro
BAB I, II, III, IV Bismillah Minipro
BAB I, II, III, IV Bismillah Minipro
Disusun oleh:
Pendamping:
dr. Aliyatunnajah
PUSKESMAS KALIWUNGU
KABUPATEN KUDUS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan,
dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera .
Keluarga berencana pertama kali ditetapkan sebagai program pemerintah pada 29 Juni 1970,
Pada tahun 2012 FP2020 Summit untuk Keluarga Berencana dilaksanakan di London untuk
merevitasisasi komitmen berbagai negara terhadap kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Sebagai
tindak lanjut FP2020 Summit dan komitmennya, komite nasional FP2020 terbentuk di Indonesia.
Komite ini dipimpin oleh BKKBN, UNFPA dan USAID yang kemudian digantikan oleh CanadaDi
dalam RPJMN, program KB disebutkan di arah kebijakan dan strategi sektor Kependudukan kan
Keluarga berencana dan sektor Kesehatan yang merupakan dua institusi utama yang menangani
program KB.
Data menunjukan bahwa tingkat penggunaan kontrasepsi dan kebutuhan KB yang tidak
terpenuhi (unmet need) di tingkat kabupaten/kota sangat bervariasi yang mengindikasi adanya
masyarakat tidak mendapatkan hak mereka. Tingkat komitmen yang bervariasi antar kabupaten/kota
dan sering terjadinya stock-out juga mempengaruhi ketersediaan kontrasepsi dan pelayanan KB. Arah
kebijakan, strategi, dan pedoman KB nasional memegang peranan penting dalam menentukan
bagaimana program KB dilaksanakan. Walaupun demikian, faktor sosial, budaya, dan ekonomi yang
juga mempengaruhi akses terhadap pelayanan KB dan memastikan apakah program tersebut
memenuhi hak individu dan keluarga. Dalam dua dekade terakhir terjadi stangnasi pada angka
Di Kabupaten Kudus peserta program Keluarga berencana (KB) menurut data BPS tercatat
dari tahun 2018-2020 mengalami peningkatan namun masih tergolong rendah. Data pasangan usia
subur tahun 2018 di kabupaten Kudus adalah 137. 473 dan yang mengikuti KB IUD adalah sebanyak
4.174, pada tahun 2019 jumlah PUS adalah 139.951 dan sebanyak 4.734 mengikuti KB IUD, dan
pada tahun 2020 sebanyak 142.797 PUS mengikuti KB IUD sebanyak 5.076. Data RISKESDAS
2013 menunjukkan bahwa Wanita usia 15-49 tahun dengan status kawin sebesar 59,3% menggunakan
metode KB modern (implant, MOW, MOP, IUD, Kondom, suntikan, pil). 0,4% menggunakan KB
tradisional (menyusui/MAL, pantang berkala/ kalender, sengaama terputus, lainnya), 24,7% tidak
kesehatan pertama yaitu Puskesmas. Tujuan umum program KB di Puskesmas adalah meningkatnya
kesejahteraan keluarga dalam rangka terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera
(NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah menyelenggarakan pelayanan
kontrasepsi yang lebih diarahkan pada metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang, yakni IUD
(Intra Uterine Device), susuk (implant), Metode Operasi Wanita (MOW), dan Metode Operasi Pria
(MOP) Kedua metode kontrasepsi ini dikenal dengan nama Metode Jangka Panjang (MJP).
a) Penyuluhan KB
d) Pelayanan medis
Banyaknya penduduk yang masih belum mengikuti program KB tentu memberikan dampak
yang cukup besar, diantaranya adalah jumlah kelahiran yang tinggi yang tentu dapat meningkatkan
angka kematian ibu dan anak. Akibat lain yang ditimbulkan adalah tingginya angka kemiskinan dan
rendahnya pendidikan. Cakupan KB aktif tahun 2015 di Puskesmas Kelurahan Warakas mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2013 dan 2014 (turun sekitar 15%). Perilaku wanita usia subur dalam
penggunaan KB dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh wanita tersebut dan sikap yang
1.3. Tujuan
tersedia
1.4. Manfaat
1.4.1. Penulis
c) Untuk memenuhi salah satu tugas penulis dalam menjalankan program internsip
1.4.2. Puskesmas
KB dipuskesmas
1.4.3. Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air
b) Belum haid
Metode MAL Efektif sampai 6 bulan. Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode
kontrasepsi lainnya. Menyusui secara ekslusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang
cukup efektif, selama klien belum mendapat haid, dan waktunya kurang dari 6 bulan pascapersalinan.
Efektivitas dapat mencapai 98%. Efektif bila menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi mendapat
cukup asuhan per laktasi; ibu belum mendapat haid, dan dalam 6 bulan pasca persalinan.
b) Segera efektif.
g) Tanpa biaya.
a) Untuk Bayi
ASI).
Faktor-faktor
KB
- Faktor
Ekonomi
Pengetahuan dan
- Faktor
sikap ber-KB
Budaya
- Faktor
Sosial
METODE
Variabel bebas
Sahabat Kb adalah kader yang ditentukan oleh tenaga kesehatan untuk membantu
pelayanan KB
SATE KB adalah program pelayanan KB yang dilakukan setiap hari Sabtu tingkat
Variabel Terikat
Setiap pasangan usia subur dan Wanita usia subur dari usia 14-49 tahun yang belum
memberikan perubahan pengetahuan dan sikap pasangan usia subur mengenai metode KB di RT/RW
Tempat penelitian dilakukan di Rumah Kader Desa Prambatan Lor dan Rumah ketua RW 04
Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, apabila subjeknya kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua hingga sampel penelitian menggunakan seluruh populasi.
Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Sampel pengumpulan data
a) Kriteria Inklusi
3) Status Kawin
b) Kriteria Eksklusi
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Kuesioner kepuasan penyuluhan dan data
pengumpulan data dari program “SATE KB (SABTU RT/RW Ber-KB) di Warga RT 09/RW 001, RT
pendataan pendaftaran pelayanan program KB. Dari data program tersebut, didapatkan sampel
penelitian. Kemudian dilakukan pengumpulan data dari sampel dengan kuesioner disertai pendataan
Untuk pengolahan data digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data
menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel. Untuk menganalisa data-data yang sudah didapat
adalah dengan menggunakan analisa univariat. Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk
mengenali setiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas
kumpulan data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang
3.8. Intervensi
Pada Mini-project kali ini mengacu pada Teori L.Green mengenai perubahan perilaku pada
sektor faktor Predisposisi (Predispocing factor) dan faktor Penguat (Reinforcement factor) dimana
kurangnya dukungan dari keluarga dan tokoh masyarakat maupun kader dapat mempengaruhi sikap
suatu Individu dan pada kali ini sangat berhubungan dengan faktor keberhasilan program KB. Metode
alat peraga KB
4. Program “SATE KB (Sabtu RT/RW ber-KB)” di desa Prambatan Lor yang dilaksanakan
setiap hari Sabtudi Puskesmas Kaliwungu dengan sasaran wanita usia subur mulai dari usia
14-59 tahun yang belum mendapatkan KB dan belum pernah melakukan KB agar dapat
5. Memberikan pelayanan pemasangan KB IUD gratis pada peserta PUS yang mempunyai
antusias tinggi
Desa yang terpilih untuk pengajuan program miniproject ini adalah Desa Prambatan Lor
dimana pelaksanaan program acceptor KB di Desa Prambatan Lor Menjadi Desa paling rendah di
antara Desa lain di area wilayah Kaliwungu, Kudus. Pengajuan program yang terdapat pada
perilaku individu terkhusus wanita pasangan usia subur yang belum mendapatkan KB dan belum
melakukan KB dapat melakukan program KB sesuai tujuan KB dan mampu menyukseskan program
Data cakupan pelayanan KB pada Puskesmas Kaliwungu mencakup capaian pada bulan
Januari-Maret berturut-turut yaitu 7745, 142, 145 dimana sasaran cakupan pelayanan KB mencapai
angka 11541. Target cakupan pelayanan KB yang ditargetkan puskesmas Kaliwungu pada tahun 2021
adalah 82%. Hasil perhitungan menunjukkan prosentase capaian komulatif cakupan pelayanan KB
pada tahun 2021 sebanyak 69,6% data menunjukkan bahwa prosentase ini masih berada dibawah
Pemilihan Desa yang menjadi populasi terjangkau berdasarkan rumus Jumlah KB aktif ÷ Jumlah PUS
× 100% dan pada hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil Desa Prambatan Lor yang mendapatkan
RT/RW ber-KB)” mampu meningkatkan pelaksanaan program acceptor KB pada wanita pasangan
usia subur dan mempu membantu program Pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk.
BAB IV
Kabupaten Kudus merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah terletak
diantara 110 º 35’ dan 110 º 50’ BT (Bujur Timur) serta 6 º 51 dan 7 º 16 ’ LS (Lintang Selatan) juga
4 (empat) Kabupaten dengan luas wilayah 425,165 Km2 yang terbagi atas 9 Kecamatan, 123 Desa
1. Kecamatan Kaliwungu
a. UPT Puskesmas Kaliwungu : Kaliwungu Raya kudus Jepara No.280 Kaliwungu Kudus
2. Kecamatan Kota
a. UPT Puskesmas Wergu Wetan : Komplek Gor Wergu Wetan Kota Kudus
3. Kecamatan Jati
b. UPT Ngembal Kulon Kudus : Jl.Soekarno Hatta, Ngembal Kulon Jati Kudus
4. Kecamatan Undaan
b. UPT Puskesmas Ngemplak : Jl. Kudus- Purwodadi Km. 6 Ngemplak Undaan Kudus
5. Kecamatan Mejobo
7. Kecamatan Bae
8. Kecamatan Dawe
9. Kecamatan Gebog
Letak Kabupaten Kudus sangat strategis, yaitu berada di persimpangan antara Surabaya-
tropis dan bertemperatur sedang berkisar 19,1° C s.d 30,7° C, dengan kelembaban rata-rata
bervariasi dari 71,8 % s.d 87,9%, sedangkan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Maret yaitu
21 hari dengan curah hujan tertinggi 432 mm. Curah hujan di Kabupaten Kudus relatif rendah, rata-
rata dibawah 2.000 mm/tahun dan berhari hujan rata-rata 97 hari/tahun. Pola penggunaan tanah
4.2 Kependudukan
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus, jumlah penduduk Kabupaten
Kudus Tahun 2013 tercatat 797.003 terdiri dari laki-laki 394.381 jiwa dan perempuan 402.620
jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Kudus pada tahun 2012 sebesar 791.891 jiwa, sedang pada
tahun 2013 menjadi 797.003 jiwa sehingga terjadi pertambahan penduduk sebesar 5.112 jiwa (0,64
%). Adapun komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Kudus tahun 2013 seperti
Dilihat dari susunan penduduk tersebut di atas, jenis penduduk Kabupaten Kudus masih
tergolong jenis penduduk muda (usia produktif) dimana jumlah penduduk umur antara 15-64 tahun
mencapai 496.222 jiwa (62,26 %) yaitu lebih dari 50 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Sedang
kelompok usia 0 -14 Tahun berjumlah 270.858, dan kelompok usia 65 sampai lebih dari 70 Tahun
berjumlah 29.924. Usia Produktif dibanding dengan non produktif : 300.782: 496.222= 0,61. Di
Kabupaten Kudus pada tahun 2014 angka beban ketergantungan sebesar 61 %, hal ini berarti bahwa
setiap 100 orang produktif harus menanggung 61 orang yang tidak produktif atau setiap satu orang
produktif harus menanggung 2 orang yang tidak produktif. Makin besar ratio ketergantungan
(dependency ratio) berarti makin besar tanggungan bagi kelompok usia produktif.
Tinggi rendahnya angka ketergantungan dapat digolongkan menjadi 3 : Rendah ( < 30),
sedang (30-40) dan tinggi (>40). Kabupaten Kudus termasuk mempunyai Dependency ratio yang
tinggi.
Cakupan KB di Kabupaten Kudus dalam bulan Desember 2012 sesuai data dari BPMPKB
Kabupaten Kudus berhasil membina keluarga yang menjadi peserta KB Aktif (PA) sebanyak 118.707
dari PUS sebanyak 144.149. Dari jumlah total PA tersebut, menurut metode kontrasepsi yang
IUD : 8.193
MOW : 2.684
MOP : 1.279
KONDOM : 2.164
IMPLANT : 9.533
SUNTIK : 70.034
PIL : 24.820
Untuk tahun 2019 Jumlah peserta program keluarga berencana (KB) aktif per Oktober 2018 di
Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencapai 91.750 akseptor atau 66,91 persen dari total pasangan usia
subur (PUS) sebanyak 137.118 pasangan. Sementara jumlah peserta KB paling sedikit, yakni di
Kecamatan Kota tercatat 7.368 akseptor. Metode kontrasepsi yang diminati masyarakat, yakni jenis
IUD, implant, medis operasi wanita (MOW), medis operasi pria (MOP), suntik, pil, dan kondom.
Jenis kontrasepsi yang paling banyak diminati, yakni KB suntik dengan jumlah peminat mencapai
69.997 orang, disusul pil sebanyak 9.915 orang, dan paling sedikit KB jenis MOP atau vasektomi.
Sementara jumlah peserta KB baru hingga bulan Oktober 2018 tercatat sebanyak 15.896 orang atau
79,66 persen dari target perkiraan permintaan masyarakat (PPM) yang dipatok oleh BKKBN.
Data di puskesmas pada bulan Juli 2021 untuk penggunaan KB diprosentasikan sebagai
berikut
DISKUSI
Penelitian dilakukan pada wanita usia subur dirumah kader bersamaan dengan kegiatan
Posyandu Desa Prambatan Lor dan Rumah Ketua RW 04 Desa Prambatan Lor Kelurahan
Kaliwungu. Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 1 September 2021 dan 16 September 2021.
sejumlah responden () sisanya berpengetahuan kurang sejumlah responden (). Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar wanita usia subur belum mempunyai pengetahuan baik dan mengerti tentang
metode KB yang ada dalam upaya menunda kehamilan. Sebagian penderita takut akan efek
samping dari KB. Beberapa juga tidak mengetahui bahwa terdapat alat kontrasepsi non hormonal
sebagai alternatif seperti IUD dan kondom. Kurangnya pengetahuan responden ini dapat
disebabkan beberapa faktor antara lain: rendahnya tingkat pendidikan responden, kurangnya
keaktifan responden dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh petugas kesehatan
setempat, responden enggan melakukan konseling KB sebelum melakukan pemilihan KB, dan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni
: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar berpengetahuan manusia
tindakan karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari
tingkat pendidikan seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya
semakin luas.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang memiliki sikap positif dalam
penggunaan KB berjumlah responden () dan responden yang memiliki sikap negatif dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah responden () Hal ini menununjukan bahwa
sikap responden masih negatif meskipun masih ada 5 responden yang mempunyai sikap positif.
mengenai KB yang tidak jelas keabsahannya, dan adanya larangan penggunaan KB dari orang
sekitar.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan salah satu domain perilaku kesehatan yang
dapat diartikan sebagai suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup suatu
atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu sikap belum
otomatis terwujud dalam bentuk praktek (overt behavior) untuk terwujud suatu sikap agar menjadi
perbuatan nyata (praktek) diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan
6.1 Simpulan
berjumlah orang atau hanya dan sisanya yang berpengetahuan kurang sebanyak
orang atau
b) Wanita usia subur yang memiliki sikap baik terhadap penggunaan KB berjumlah
orang atau ,sedangkan yang memiliki sikap buruk berjumlah orang atau
menjadi orang, atau , sedangkan yang masih berpengetahuan kurang orang atau.
Jumlah peserta yang memiliki sikap baik juga meningkat menjadi orang atau.
mengenai KB
Melakukan sosialisasi yang lebih terencana atau memilih metode yang lebih
baik untuk menurunkan drop out peserta dan meningkatkan pengetahuan maupun