Putu Mita Kristina Dewi - 19111110011 - NIFASSS (LP, Askep,,,Spsk)
Putu Mita Kristina Dewi - 19111110011 - NIFASSS (LP, Askep,,,Spsk)
Putu Mita Kristina Dewi - 19111110011 - NIFASSS (LP, Askep,,,Spsk)
POST PARTUM
(NIFAS)
Nama dosen:
Ns. Desak Gede Yenny Apriani,S.Kep.,M.Kes
Oleh:
Ni Luh Putu Mita Kristina Dewi
19111110011
A. Pengertian
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Mitayani, 2017).
Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi. Terjadi
perubahan kehidupan yang bermakna seperti perubahan emosional, perubahan
fisik, hubungan keluarga dan penyesuaian terhadap aturan yang baru (Hadijono,
2012).
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak,2012)
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu.
B. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam tiga periode yaitu :
Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah
diperbolehkan berdiri dan berjalan.
Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara
menyeluruh dengan lama 6-8 minggu.
Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan (Hadijono, 2012).
C. Gejala Klinis (Fisiologis Nifas)
1. Perubahan Fisik
1) Sistem Reproduksi
a. Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan ukuran
(involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum
menurut masa involusi:
Tabel 1. TFU menurut masa involusi
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir 2 cm di bawah 1000 gram
umbilicus dengan
bagian fundus
bersandar pada
promontorium
sakralis
1 minggu Pertengahan antara 500 gram
umbilikus dan
simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas 350 gram
simfisis
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir.
Selama 1 sampi 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk
mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin
secara IV atau IM diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan
menyusui bayinya dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah
lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
b. Cerviks
Segera setelah post partum bentuk cerviks agak menganga seperti corong, bentuk
ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan
cerviks uteri tidak dapat berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan
antara korpus dan serviks uteri berbentuk semacam cincin cerviks berwarna merah
kehitaman, konsistensinya lunak dan terkadang ada perlukaan kecil setelah bayi
lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari
dan setelah 7 hari yang dapat masuk hanya 1 jari saja.
c. Vagina
Segera setelah melahirkan, terdapat edema yang membiru, tonus otot berkurang,
terdapat laserasi, saluran melebar, rugae berkurang dan kembali pada minggu ke-
3, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6-8 minggu betuk
ramping melebar produksi mukus normal dengan ovulasi.
d. Lochea
Pada post partum terdapat lochea yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri
dan vagina. Macam-macam lochea:
Lochea rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput
ketuban, terjadi selama 2 hari pasca persalinan.
Lochea Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir, terjadi hari ke 3 – 7 pasca persalinan.
Lochea serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna
kuning. Terjadi hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan.
Lochea alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
e. Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen
(prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa
kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih
banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan
meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan suatu
rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering menetek, maka ASI
akan makin banyak diproduksi. Perubahan yang terjadi pada payudara meliputi :
Proliferasi jaringan kelenjar mamma dan lemak.
Pengeluaran kolustrum yang berwarna kuning, mengandung
banyak protein albumin dan globulin yang baik untuk
meningkatkan sistem imunitasi bayi.
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam mamma.
2) Sistem Endokrin
a. Hormon plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak terdeteksi
dalam 72 jam post partum normal.
b. Hormon pituitari
Prolaktin meningkat terjadi pada 2 minggu pertama. FSH menurun saat ibu tidak
menyusui. LH menurun pada minggu pertama post partum.
3) Sistem Pencernaan
a. Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera melahirkan, sehingga ia boleh mengkonsumsi makan
ringan. Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan
ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari
jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
b. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah
ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun
selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering
kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya diperineum
akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai
kembali setelah tonus usus kembali normal.
4) Sistem Perkemihan
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan,
yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat
mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
Pengambilan urine dengan cara bersih atau melalui kateter sering menunjukkan
adaya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga
mengalami edema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah
bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih
menurun. Selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat
melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi penurunan atau mengubah reflex
berkemih, penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa menyebabkan
distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah
wanita melahirkan dpat menyebabkan pendarahan berlebih karena keadaan ini
bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Tonus kandung kemih
biasanya akan pulih kembali dalam 5 sampai 7 hari setelah bayi lahir.
5) Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah
bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul
mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh dara seperti
spider angioma (nevi), eritema palmar biasanya berkurang sebagai respon
terhadap penurunan kadar estrogen setelah kehamilan berakhir. Diaforesis adalah
perubahan yang paling jelas terlihat pada sistem integumen.
2. Perubahan Psikologis
Ada 3 fase dalam psikologis ibu, yaitu:
a. Fase taking in
Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung,
berlangsung 1-2 hari.
b. Fase taking hold
Ibu mencoba mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan mengatasi
fungsi tubuhnya, misalnya kelancaran BAK, BAB, dan kemampuan melakukan
aktivitas perawatan diri.
c. Fase letting go
Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya,
penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi.
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, trombosit).
b. Urine lengkap.
E. Pemeriksaan Diagnostik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HASIL
Kondisi uterus: palpasi fundus, Kontraksi miometrium, tingkat
kontraksi fundus uteri. involusi uteri.
Jumlah perdarahan inspeksi Bentuk insisi dan edema
perineum, laserasi dan hematoma
Pengeluaran lochea Rubra, serosa, dan alba.
Kandung kemih: distensi bladder Hematuri,protein uria, acetonuria
Tanda-tanda vital: suhu 1 jam 24 jam pertama ≥ 380C, kompensasi
pertama setalah post partum, TD, dan kardiovaskular TD sistolik menurun
nadi terhadap penyimpangan 20 mmHg, bradikardi: 50-70 x/m
kardiovaskular
G. Penatalaksanaan
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2) 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3) Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4) Hari ke- 2: mulai latihan duduk
5) Hari ke- 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
-Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan.
Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.
-Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
-Keadaan Bayi
Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.
-Riwayat Kesehatan
1. Penyakit yang pernah dialami klien.
2. Pengobatan yang pernah didapat.
3. Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit diabetes
mellitus, penyakit jantung, penyakit hipertensi.
-Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a. GCS
b. Tingkat Kesadaran
c. Tanda-Tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit
Jam II : tiap 30 menit
24 jam I : tiap 4 jam
Setelah 24 jam : tiap 8 jam
d. Berat Badan
e. Tinggi Badan
Head to toe
a. Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
b. Wajah
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus
c. Leher
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar
tiroid membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
d. Thorak
Payudara
- Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting
mudah erektil.
- Pruduksi colostrums 48 jam.
- Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau
pembesaran pembuluh limfe.
Jantung
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena
dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
- Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu, persalinan normal : 200 – 500 cc.
- Perubahan hematologic
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
- Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3
minggu.
Paru
- Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,
keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post
partum.
e. Abdomen
Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi,
posisi, tinggi fundus.
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat
hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post
partum.
f. Genetalia
Uterus
- Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam
kondisi normal.
Lochea
- Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.
- Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
- Tahap
Rubra (merah) : 1-3 hari.
Serosa (pink kecoklatan)
Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
- Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat
berdiri.
- Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk
beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu,
struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk
ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
g. Perinium dan Anus
Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation)
Pemeriksaan adanya hemoroid.
h. Ekstremitas
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku
jari, hangat, adanya nyeri dan kemerahan.
Apakah ada varises.
Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi
hypo atau hyper.
Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
1. Perubahan Psikologis
a. Peran Ibu meliputi:
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga,
usia ibu, konflik peran.
b. Baby Blues:
c. Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan
psikosis.
d. Perubahan Psikologis
Perubahan peran, sebagai orang tua.
Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap,
biasanya pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon
estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
2. Faktor-faktor Risiko
Duerdistensi uterus
Persalinan yang lama
Episiotomi/laserasi
Ruptur membran prematur
Kala II persalinan
Plasenta tertahan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang
berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
2) Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) berhubungan dengan
kurangnya mobilisasi; diet yang tidak seimbang; trauma persalinan.
3) Nyeri akut berhubungan dengan peregangan perineum; luka episiotomi;
involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara ditandai dengan klien
mengeluh nyeri pada daerah perineum dengan skala nyeri 1-10
4) Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir.
5) Risiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara merawat bayi.
6) Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan; kelelahan
post partum.
7) Risiko ketidakmampuan menjadi orangtua berhubungan dengan
ketidaksiapan menjadi orangtua.
8) Kesiapan meningkatkan menjadi orangtua berhubungan dengan kesiapan
meningkatkan peran sebagai orangtua
9) Kesiapan meningkatkan pemberian ASI berhubungan dengan kesiapan
meningkatkan pemberian ASI
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi Rasional
Keperawat
an
Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang berat badan
kekuranga keperawatan selama ….x …., setiap hari. 1. penurunan berat badan dapat
n volume diharapkan kebutuhan cairan mengindikasikan terjadinya
cairan b/d pasien adekuat, dengan 2. Pertahankan keakuratan penurunan vol cairan dalam
pengeluara kriteria hasil: intake dan output tubuh
n yang - Tekanan darah normal 3. Monitor hasil lab yang 2. untuk mempertahankan
berlebihan (120/80 mmHg) berhubungan dengan keseimbangan cairan tubuh.
; - nadi normal cairan (BUN, hematokrit, 3. Penurunan BUN, Hct, dan
perdaraha (60-100x/menit) osmolaritas urine) osmolaritas urine
n; diuresis; - Hematokrit normal 4. Monitor tanda-tanda vital menunjukkan tidak adanya
keringat (skala 5= no deviation per retensi cairan akibat
berlebihan normal range) kekurangan cairan dalam
. - Tercapai keseimbangan tubuh
intake dan output cairan 5. Kaji adanya tanda-tanda 4. kekurangan volume cairan
- Turgor kulit elastis dehidrasi (mukosa bibir dapat menyebabkan perubahan
- Membran mukosa lembab dan turgor kulit) tanda-tanda vital seperti
(skala 5= not compromised) 6. Beritahu dokter bila: peningkatan TD, nadi, dan
- hipotensi orthostatik (skala terjadi takikardia, selalu respirasi rate.
5= none) merasa haus, gelisah, TD 5. Sebagai deteksi awal dari
- Respiratory rate normal di bawah rentang normal, kekurangan cairan
(16-20x/mnt) urine gelap atau encer 6. Temuan-temuan ini
- Kedalaman dari inspirasi gelap. menandakan hipovolemia dan
normal perlunya peningkatan cairan.
- Haluaran urine seimbang
dengan input 0,5-1 ml/kg
BB/jam
(skala 5= no deviation from
normal range)
- Tidak terjadi intoleransi
aktivitas
- Tidak ada sianosis
- Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi (mukosa bibir
lembab, turgor kulit baik)
Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Beri kesempatan ibu untuk 1. Meningkatkan kemandirian
gangguan keperawatan selama … melakukan perawatan bayi ibu dalam perawatan bayi.
proses x…,diharapkan tidak terjadi secara mandiri.
parenting Gangguan proses parenting, 2. Libatkan suami dalam 2. Keterlibatan bapak/suami
b/d dengan kriteria hasil: perawatan bayi. dalam perawatan bayi akan
kurangnya 1. Ibu dapat merawat bayi membantu meningkatkan
pengetahu secara mandiri keterikatan batih ibu dengan
an tentang (memandikan, 3. Memberikan KIE bayi.
cara menyusui). kebersihan diri, cara 3. Perawatan payudara secara
merawat 2. Keluarga ikut berperan menyusui yang benar dan teratur akan mempertahankan
bayi. aktif dalam perawatan perawatan payudara, produksi ASI secara kontinyu
ibu dan bayi perubahan-perubahan sehingga kebutuhan bayi akan
3. Ibu mampu melakukan yang terjadi pada masa ASI tercukupi.
dan sadar akan nifas, pemberian informasi
pentingnya perwatan dan tentang senam nifas.
kebersihan diri 4. Motivasi ibu untuk
meningkatkan intake 4. Meningkatkan produksi ASI.
cairan dan diet TKTP.
5. Lakukan rawat gabung
sesegera mungkin bila 5. Meningkatkan hubungan ibu
tidak terdapat komplikasi dan bayi sedini mungkin.
pada ibu atau bayi.
OLEH
NI LUH PUTU MITA KRISTINA DEWI
19111110011
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN II PENANGGUNG/SUAMI
Nama : Ny. A Nama : Ny. S
Umur : 21 Tahun Umur : 49 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Kasir Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Belum kawin Alamat : Tuakilang baleran,Tbn
Agama : Hindu Hub.dgn klien : Ibu Kandung
Suku : Bali
Alamat : Tuakilang baleran, Tabanan
No. CM : 344xxx
Tgl MRS : 27 juni 2021 Jam 13.10 Wita
Tgl Pengkajian : 27 juni 2021 Jam 15.50 Wita
Sumber informasi : Pasien, keluarga, rekam medis
Umur Jenis BB Pj
No Th Penyakit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan
Kehamilan Kelamin (gr) (cm)
1 ini
b. Nutrisi/metabolic
Sebelum MRS : Pasien mengatakan biasa makan 3 x sehari dengan porsi cukup 1 porsi
dengan menu : nasi, sayur, dan daging. Pasien biasa minum air putih 7-8 gelas perhari ( 1500-
2000 cc).
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan nafsu makannya sudah mulai kembali dan pasien
mengatakan sudah makan siang dan minum. Makan 1 porsi habis. Menu yang dikonsumsi:
Nasi putih, tahu rebus, sayur bening, dan melon. Pasien mengkonsumsi makanan yang telah
disediakan di rumah sakit.
c. Pola eliminasi
Sebelum MRS : Pasien mengatakan selama hamil tidak ada keluhan dalam BAB dan BAK,
pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan kositensi lembek dan berwarna kuning
kecoklatan, tidak ada lendir dan darah, BAK 3 kali dengan bau khas amoniak
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan belum BAB, sedangkan BAK 1 kali dengan dengan
karakteristik bau khas amoniak, warna kuning jernih
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total.
Simpulan: Berdasarkan pengkajian, pola aktivitas pasien mandiri, pasien tampak sangat
berhati-hati ketika bergerak dan berpindah karena masih nyeri daerah kemaluannya dan akan
bertambah nyeri saat digerakkan.
e. Oksigenasi:
Sebelum MRS : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas
Saat Pengkajian : Pasien bernafas spontan RR : 20 x/menit, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan
f. Pola tidur dan istirahat
Sebelum MRS : Pasien mengatakan istirahat/tidurnya tidak ada gangguan. Pasien tidur 6-8
jam/hari dan tidur siang selama 1-2 jam per hari. Malam tidur pukul 21.00 Wita, bangun pagi
jam 04.40 wita. Pasien biasanya tidur iring kanan dan kiri agar tidak sesak dan merasa lebih
nyaman
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sejak semalam belum sempat istirahat karena nyeri
yang dirasakan namun saat ini pasien sudah beristirahat sejenak setelah melahirkan dan
dibersihkan
g. Pola perseptual
Sebelum MRS : Pasien mengatakan tidak ada keluhan melihat, mendengar, mengecap,
mencium dan meraba selama hamil. Pasien mengatakan terkadang nyeri pinggang dan pasien
mengatakan rutin memeriksakan kandungannya kedokter/kepuskesmas dan mencukupi
kebutuhan vitamin dan nutrisi yang disarankan oleh petugas kesehatan
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada keluhan melihat, mendengar, mengecap,
mencium dan meraba. Pasien mengatakan nyeri, nyeri yang dirasakan tertusuk-tusuk dengan
skala 5 , terasa perih, pasien tampak gelisah.
V. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
GCS : E4V5M6
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :TD : 110 /70 mmHg N : 110x/menit RR : 20 x/menit S:
36,80C
BB : 71 kg TB: 160 cm LILA : 24,5 cm
Head to toe
1. Kepala wajah
a) Inspeksi
Bentuk kepala dan wajah simetris, tidak ada odema, penyebaran rambut merata, berwarna
hitam, kulit kepala bersih, tidak ada lesi pada wajah pasien, tidak terjadi alopesia, tidak
nampak cloasma gravidarum, pasien tampak meringis dan gelisah, pasien tampak cemas.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
2. Mata
a) Inspeksi
Bentuk mata simetris kiri dan kanan, reflek pupil baik, konjungtiva merah muda, pupil isokor
3 mm, pergerakan bola mata ke enam penjuru arah baik, sklera putih.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan peningkatan bola mata
3. Leher
a) Inspeksi
Warna kulit sama dengan sekitar, tidak nampak pembengkakan vena jugularis, dan
pembengkakan kelenjar tiroid.
b) Palpasi
Nadi karotis teraba kuat, tidak ada respon nyeri tekan, tidak teraba pembesaran kelenjar
tiroid..
4. Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris, tampak pergerakan dada seimbang, frekuwensi nafas 20 x/menit,
ukuran payudara simetris, putting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, payudara
meregang, tidak terdapat lecer pada payudara.
b) Palpasi
Terdapat respon nyeri tekan pada payudara, tidak teraba masa, getaran traktil premitus
seimbang, pengembangan dada simetris dan seimbang, colustrum (+).
c) Perkusi
Sonor pada lapang paru
Suara jantung dullnes
d) Auskultasi
Suara paru-paru vesikuler, ronchi (-), whezzing (-), suara jantung S1 S2 tunggal reguler.
5. Abdomen
a) Inspeksi
Tidak terdapat luka bekas operasi, tampak striae lividae berwarna coklat kehamilan tampak
distensi, linea gravidarum
b) Auskultasi
Bising usus normal terdengar 10 detik
c) Perkusi
Timpani, distensi (+)
d) Palpasi
Kontraksi uterus (+), tinggi fundus uterus 2 jari dibawah pusar, tidak teraba nyeri tekan.
Hematologi
Darah lengkap
INDEX ERITROSIT
B. Pemeriksaan Radiologi :
Tidak ada pemeriksaan radiologi
VII. Diagnosa Medis
P1001 PSPTB + PP 4 jam
VIII. Pengobatan
No Nama Obat Dosis Rute Fungsi Obat
DO :
-Pasien tampak meringis
- Tampak berhati - hati saat bergerak Kerusakan
- Distensi perut intergritas kulit
- N : 110 x/menit
Nyeri Akut
Terbukanya jalan
masuk phatogen
Risiko Infeksi
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ( Trauma jalan lahir) ditandai dengan
Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluannya semakin nyeri saat bergerak, rasa
nyeri yang dirasakan seperti ditusuk- tusuk, nyeri yang dirasakan didaerah kemaluannya ,
skala nyeri 5 (dari rentang 0-10), timbulnya tidak menentu dan memberat saat bergerk ,
pasien tampak meringis, tampak berhati - hati saat bergerak, distensi perut, N : 110
x/menit
2) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status peran ditandai dengan Pasien
mengatakan cemas dengan kelahiran anak pertamanya ini, pasien mengatakan kurang
mengetahui tentang perawatan luka, pasien mengatakan kurang mengetahui tentang
perawatan bayinya dan pasien selalu bertanya dengan bidan yang merawatnya, pasien
belum mengetahui tentang KB, jenis-jenis KB dan cara penggunaan KB karena baru
mengalami persalinan pertama kalinya, DO : Pasien gelisah , N : 110 x/menit
3) Risiko Infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat ditandai
dengan pasien mengatakan tidak tahu cara merawat luka yang benar, pasien mengatakan
tidak tahu cara mencegah infeksi,tampak laserasi grade II, luka tampak basah, lekosit =
16,9 10^3/uL, terdapat lochea
C. RENCANA KEPERAWATAN
7. Untuk mengurangi
7. Delegatif dalam rasa nyeri pasien
pemberian analgetik
asam mafenamat 500
mg (oral)
4. Ajarkan cara
membersihkan vagina 4.Agar terhindar dari
yang benar/ cebok infeski
yang benar
6. Delegatif pemberian
amoxicillin 500 mg 6.Untuk mencegah
oral infeksi yang
diakibatkan oleh
bakteri
D. IMPLEMENTASI
S:-
O : pengeluarah lochea ± 100
3 Memonitor keadaan lokal (seperti ml, tidak ada lochea yang mita
warna , jumlah, bau) berbau
S : Pasien mengatakan mengerti
tentang cara cebok yang benar
mita
3 Mengajarkan cara membersihkan O : pasien tampak kooperatif
vagina yang benar/ cebok yang
benar S : Pasien mengatakan bersedia
minum obat
O : Obat diminum tidak nampak
1,3 Mendelegatif dalam pemberian tanda – tanda alergi obat
mita
analgetik asam mafenamat 500
mg (oral), amoxicllin 500 mg
(oral) S : Pasien mengatakan bersedia
O : TD : 110/80 mmHg
Senin 28 N : 80 x/menit mita
juni 2021 1,2,3 Memonitor tanda-tanda vital RR : 20 x/menit
S : 36OC
S:-
O :Pasien tampak sedikit
meringis
2 Menggunakan pendekatan yang
mita
menenangkan S : Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan mulai berkurang
O : Pasien tampak meringis
1 Mengidentifikasi respon nyeri sudah mulai berkurang
non verbal mita
S : Pasien mengatakan mengerti
tentang cara cebok yang benar
O : pasien tampak kooperatif
mita
3 Mengajarkan cara membersihkan S : Pasien tampak mampu
vagina yang benar/ cebok yang melakukan teknik nafas dalam
benar dan cemas mulai berkurang
O : Pasien tampak kooperatif
mita
S : Keluarga mengatakan
1,2 Mengajarkan pasien teknik bersedia
distraksi dan relaksasi nafas O : Keluarga tampak
dalam memberikan dukungan kepada
pasien
mita
2 Mengkolaborasikan dengan
keluarga untuk mendukung dan
mendampingi klien
E. EVALUASI/ CATATAN
TGL/ NO.
EVALUASI PARAF
JAM DIAGNOSA
Rabu ,30 1 S : Pasien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang, skala mita
juni 2021 nyeri 3
O : - Pasien tampak mampu menangani nyeri saat timbul
dengan cara distraksi dan relaksasi
- Pasien tampak tidk meringis
- Pasien tampak lebih nyaman
- Pasien tampak minum obat asam mafenamat 500 mg
( oral)
- TD : 110/80, N : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36OC
A : Nyeri Akut
P : Pertahankan kondisi
A : Ansietas
P : Pertahankan kondisi
DIRUANG NIFAS
Oleh:
19111110011
2021
STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI
DALAM TINDAKAN RELAKSASI DISTRAKSI PADA NY.A
DI RUANG NIFAS
TANGGAL : 27 Juni 2021
Nama : Ny. A
Dx. Medis : P1001 PSPTB + PP 4 JAM
Kamar : Kemuning BRSUD Tabanan
A. Kondisi Klien :
Alasan MRS : Pasien mengatakan nyeri perut hilang timbul sejak pukul 11.20, keluar
lendir darah (+), keluar air ketuban (-), dan gerak anak baik (+)
Ttv :
Tekanan darah : 110/70 mmHg.
Nadi : 80×/mnt.
Respirasi : 20×/mnt.
Suhu : 36˚C.
Data Fokus :
DS :
P : Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluannya semakin nyeri saat bergerak
Q:Rasa nyeri yang dirasakan seperti ditusuk- tusuk
R :Nyeri yang dirasakan didaerah kemaluannya
S :Skala nyeri 5 (dari rentang 0-10)
T :Timbulnya tidak menentu dan memberat saat bergerk
DO :
-Pasien tampak meringis
- Tampak berhati - hati saat bergerak
- Distensi perut
- N : 110 x/menit
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya ni luh putu mita Kristina dewi mahasiswa
perawat dari Stikes Advaita Medika Tabanan yang bertugas pada hari ini mulai pukul 8
pagi sampai pukul 2 siang. Kalau boleh saya tahu, nama ibu siapa? baik dengan ibu
A,boleh saya liat gelangnya ibu?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan ibu,apakah masih merasakan nyeri pada bagian vagina ibu?
3. Kontrak
-Topik : baik bu ,jadi tujuan saya datang kemari ingin melakukan Tindakan relaksasi
distraksi. Tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri yg ibu rasakan agar ibu merasa lebih
nyaman.
-Waktu : baik waktu yang saya butuhkan kurang lebih 15 menit ya bu.
-Tempat : baik ibu untuk ruangannya disini saja diruangan ibu,baik
sebelum saya mulai apakah ibu sudah siap?
C. Terminasi
b. Tindak lanjut
jika ibu butuh bantuan saya,minta tolong keluarga memanggil saya diruang
perawat ya bu,nanti jika ibu merasakan nyeri Kembali, ibu bisa mengulangi
relaksasi dan distraksi yang saya ajarkan tadi, nanti saya datang untuk melihat
keadaan ibu.
c. Kontrak
1. Topik
Baik bu, saya sudah selesai melakukan tindakan dalam mengajarkan Teknik
distraksi dan relaksasi. Nanti saya akan kembali lagi untuk memberikan ibu obat
dan melakukan pengukuran tanda-tanda vital ibu.
2. Waktu
kira-kira 30 menit lagi saya akan kembali ya bu.
3. Tempat
Diruangan ibu ini, terimakasih atas kerjasamanya bu, sebelum saya tinggalkan
apakah ibu ada pertanyaan? Jika tidak ada saya tinggalkan sebentar ya bu. Selamat
beristirahat ya bu, selamat pagi.
FORMAT PENILAIAN
TEKNIK RELAKSASI DISTRAKSI
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
Pre Interaksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
Orientasi
2. Beri salam, panggil dengan namanya dan memperkenalkan diri ( untuk
pertemuan pertama )
3. Menanyakan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati
kode komunikasi
Tahap Kerja
5. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
6. Jaga privacy klien
7. Cuci tangan
8. Menyiapkan alat
9. Memberikan posisi nyaman agar rileks
10. Distraksi :
-Memberikan penjelasan pada pasien beberapa cara distraksi
-Bernafas pelan -pelan
-Massage sambil bernafas pelan-pelan
-Mendengarkan lagu sambil menepuk nepuk jari kaki
-Membayangkan hal yang indah sambil menutup mata
-Menonton tv
-Berbincang dengan orang lain
Relaksasi :
-Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam
-Instruksikan pasien untuk meghembuskan nafas dan menyalurkan pada
anggota badan lainnya
-Instruksikan bernafas normal 1-2 menit
-Meminta pasien memusatkan pikiran dan merilekskan pikiran dan
menyalurkan pada anggota tubuh lainnya
-Instruksikan pasien untuk mengulangi Teknik Teknik tersebut
11. Merapikan pasien
12. Melepaskan sarung tangan
Terminasi
13. Evaluasi hasil kegiatan ( kenyamanan klien )
14. Berikan umpan balik positif
15. Kontrak pertemuan selanjutnya
16. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
17. Bereskan peralatan
18. Cuci tangan
Dokumentasi
19. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan ( jenis larutan, letak
insersi, kecepatan aliran, ukuran dan tipe kateter atau jarum, kapan
infuse dimulai dan bagaimana toleransi klien terhadap prosedur )
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai = (nilai total/50) X 100%
NB: mahasiswa dinyatakan tidak lulus bila nilai ≤ 70% dari total nilai seluruh tindakan
Tanggal : ..............................
NILAI
Nama : ..............................
NIM : ..............................
Penguji : ………………….
Nama : ..............................
TTD :
LEMBAR PENGESAHAN
( Ns. Desak Gede Yenny Apriani, S.Kep., M.Kes ) ( Ni Luh Putu Mita Kristina Dewi )
NIK. 090803.0.044 NIM. 19111110011