Kelompok 3 - Kebutuhan Nutrisi Usia Prasekolah Dan Sekolah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

MATA KULIAH GIZI DAN DIET

“Kebutuhan Nutrisi untuk Usia Pra Sekolah dan Sekolah”

Disusun oleh:

Kelompok 3 Tingkat I.1


Komang Aditya Wedayana (P07120018022)
Komang Intan Dewanggayastuti (P07120018033)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


PRODI D-III KEPERAWATAN
2019
Kata Pengantar

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kebutuhan Nutrisi
untuk Usia Pra Sekolah dan Sekolah” sebagai tugas mata kuliah Gizi dan Diet di
jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Dalam kesempatan ini, kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini, di antaranya:
1. Ibu Dra. P. Susy NA. M.Kes. selaku dosen pengajar mata kuliah Gizi dan Diet.
2. Teman-teman jurusan keperawatan angkatan 33 khususnya tingkat I.1 yang
telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan paper ini.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
penyempurnaan penulisan paper selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan mahasiswa.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”
 

Denpasar, 7 Februari 2019

Penulis

i
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................3
1.4.1 Manfaat Praktis.......................................................................3
1.4.2 Manfaat Teoritis......................................................................3
1.5 Metode...............................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI......................................................................4
2.1 Nutrisi................................................................................................4
2.2 Anak Usia Prasekolah.......................................................................4
2.3 Anak Usia Sekolah............................................................................6
BAB III PEMBAHASAN .....................................................................10
3.1 Tujuan Pemberian Nutrisi pada Usia Prasekolah dan Sekolah..10
3.1.1 Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Usia Pra Sekolah..................10
3.1.2 Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Usia Sekolah........................11

3.2 Faktor–Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan


Nutrisi pada Prasekolah dan Sekolah...............................................11
3.2.1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi
pada Usia Prasekolah.............................................................11
3.2.2 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi
pada Usia Sekolah..................................................................14
3.3 Kebutuhan Energi dan Zat Nutrisi pada Prasekolah dan
Sekolah.............................................................................................16
3.3.1 Perhitungan Berat Badan Ideal................................................16

ii
3.3.2 Perhitungan Kebutuhan Energi untuk Prasekolah dan
Sekolah...................................................................................16
BAB IV PENUTUP...............................................................................22
4.1 Simpulan............................................................................................22
4.2 Saran..................................................................................................22
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Soenarjo,2000). Nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap
organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam
makanan. Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan
apalagi untuk anak dalam masa prasekolah dan sekolah, makanan merupakan
sumber untuk membuat anak cerdas, kesehatan yang paling diperhatikan oleh
WHO (World Health Organisation) adalah kesehatan ibu hamil dan anak.
Untuk itu keduanya diperhatikan detail untuk masalah asupan gizi dan
konsumsi makanan sehari-harinya.
Secara Nasional telah ditetapkan standar ukuran fisik maupun
perkembangan emosi dan perilaku seorang anak usia prasekolah dan sekolah
yang diperoleh melalui kuesioner atau instrument lain untuk digambarkan
pada suatu kartu seperti Kartu Menuju Sehat (KMS) sehingga dapat diperoleh
gambaran kondisi anak tersebut.
Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari
berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Makanan merupakan
kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam
jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola
makan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana seorang anak
hidup. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan

1
anak. Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Seorang anak dapat
memiliki kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan
dalam masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu
diperhatikan disamping kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh
kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan
anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk
anak adalah suatu hal yang amat penting.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat suatu papper
yang berjudul “Kebutuhan Nutrisi untuk Usia Pra Sekolah dan Sekolah”
dimana dalam papper ini akan membahas beberapa hal yang terkait dengan
judul yang penulis ambil.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang muncul berdasarkan latar belakang diatas
sebagi berikut:
1. Apakah tujuan dari pemberian nutrisi pada usia prasekolah dan sekolah?
2. Apa saja faktor –faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada
prasekolah dan sekolah?
3. Bagaimanakah kebutuhan energi dan zat nutrisi pada prasekolah dan
sekolah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dari pemberian nutrisi pada usia prasekolah dan
sekolah.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keadaan nutrisi pada prasekolah dan sekolah.
3. Untuk mengetahui kebutuhan energi dan zat nutrisi pada prasekolah dan
sekolah.

2
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Bagi mahasiswa, setelah membaca paper ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi pada usia
prasekolah dan sekolah.
2. Bagi dosen pembimbing, penerapan media paper dalam
pembelajaran dapat memfasilitasi mahasiswa dalam proses belajar
mengajar sehingga mampu menerima materi dengan mudah.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kebutuhan nutrisi usia
prasekolah dan sekolah.

1.5 Metode
Metode penulisan paper ini ditulis secara metode pustaka/literatur yaitu
metode yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data
dari pustaka berupa buku-buku terkait dengan kebutuhan nutrisi untuk usia
pra sekolah dan sekolah.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Nutrisi
Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti
“makanan”. Gizi merupakan terjemahan dari kata “nutrition” yang dapat
diterjemahkan menjadi “nutrisi”. Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam
tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi
meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan
gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta
mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan
(Wikipedia, 2018).

2.2 Anak Usia Prasekolah


Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dalam usia
ini anak umumnya mengikuti program anak (3tahun-5tahun) dan kelompok
bermain (Usia 3 Tahun), sedangkan pada usia 4-6tahun biasanya mereka
mengikuti program Taman Kanak-Kanak, Patmonedowo (2008:19).
Menurut Noorlaila (2010:22), dalam perkembangan ada beberapa tahapan
yaitu:
1) Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensories dan
daya pikir yang sudah mulai dapat “menyerap” pengalaman-pengalaman
melalui sensorinya, usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, mulai
memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahsanya,
2) Masa usia 2-4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat dikoordinasikan
dengan baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi rutin
dan yang rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari
adanya urutan waktu (pagi, siang, sore, malam).

4
Rentang usia tiga sampai enam tahun, terjadi kepekaan untuk
peneguhan sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, khususnya pada
usia 4 tahun memiliki kepekaan menulis dan pada usia 4-6 tahun memiliki
kepekaan yang bagus untuk membaca. Anak prasekolah adalah anak yang
masih dalam usia 3-6 tahun, mereka biasanya sudah mampu mengikuti
program prasekolah atau Taman Kanak–kanak. Dalam perkembangan anak
prasekolah sudah ada tahapan-tahapanya, anak sudah siap belajar kususnya
pada usia sekitar 4-6 tahun memiliki kepekaan menulis dan memiliki
kepekaan yang bagus untuk membaca. Perkembangan kognitif anak masa
prasekolah berbeda pada tahap praoperasional.
Karakter fisik dan sosial/personal anak yang berkaitan dengan makanan:
a. Umur 3-4 tahun
Memegang cangkir, mengunyah lebih banyak jenis makanan,
menuang dari teko kecil, memilih salah satu dari 2 macam makanan,
dipengaruhi iklan TV, suka bermain masak-masakan, bermain imajinatif.
Nafsu makan dan tertarik pada makanan bertambah, minta makanan
kesukaannya, menyukai bentuk dan makanan berwarna.
b. Umur 4-5 tahun
Menggunakan cangkir dengan baik, mulai makan sendiri. Lebih banyak
bicara daripada makan, ingin makanan tertentu secara terus menerus,
motivasi makan karena dapat hadiah, tertarik pada makanan utuh dan asal
makanan tersebut, peran teman bertambah.
c. Umur 5-6 tahun
Makan sendiri, konfirmasi tidak menyukai makanan aneh yang dicampur-
campur, lebih menyukai makanan sederhana, peran orang lain diluar
rumah makin bertambah, makan merupakan bagian yang penting dari
peristiwa yang khusus.

5
2.3 Anak Usia Sekolah
Masa kanak-kanak lanjut (usia 6-12 tahun) adalah periode ketika anak-
anak dianggap mulai dapat bertanggung jawab atas perilakunya sendiri,
dalamhubungannya dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang
lainnya. Usia 6-12 tahun juga sering disebut usia sekolah. Artinya, sekolah
menjadi pengalaman inti anak-anak usia ini, yang menjadi titik pusat
perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial (Lusi Nuryanti, 2008). Usia
sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
keterampilan tertentu (Wong, 2009).

Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak dikutip dari


Suprajitno (2004), anak sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12
tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan
perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 7
sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib
belajar pendidikan 9 tahun. Menurut Suprajitno (2004) akhir masa kanak-
kanak memiliki beberapa ciri antara lain:

1. Label yang di gunakan oleh orang tua 


a. Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak tidak mau lagi
menuruti perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman
sebaya dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain. 
b. Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan 
c. Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara
keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua
anggota keluarga. 
2. Label yang digunakan pendidik/guru 
a. Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan
memperoleh dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri. 

6
b. Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak
mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses.
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi 
a. Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian utama
tertuju pada keinginan diterima oleh teman sebaya sebagai anggota
kelompok. 
b. Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin
menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam
penampilan, berbicara dan perilaku. 
c. Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan apakah
anak akan menjadi konfimis. 
d. Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya keinginan
bermain karena luasnya minat dan kegiatan untuk bermain. 

Perkembangan Usia Sekolah (Suprajitno, 2004) 


1. Perkembangan biologis 
Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi
badan dan meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan. Pada
usia ini pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari
pada otot. 
2. Perkembangan psikososial 
Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam tahap
industri inferior. Dalam tahap ini anak mampu melakukan dam
menguasai ketrampilan yang bersifat teknologi dan sosial. Tahap ini
sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi, kemampuan, tanggung jawab
untuk memiliki, interaksi dengan lingkungan dan teman sebaya) dan
faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus dan keterlibatan
orang lain). 
3. Temperamen
Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor
terpenting dalam perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering
muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk

7
mengendalikannya, yang perlu diperhatikan orang tua adalah menjadi
figur dalam sehari. 
4. Perkembangan kognitif 
Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret
yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan
simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai
meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda,
situasi dan pengalaman yang dijumpai.
5. Perkembangan moral 
Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya
dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada
tahap ini anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku,
menerima peraturan. 
6. Perkembangan spiritual 
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret
atau nyata dari pada belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik
terhadap surga dan mereka sehingga cenderung akan melakukan atau
mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka. 
7. Perkembangan bahasa 
Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan
terseleksi karena anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi. 
8. Perkembangan sosial 
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang
ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan
meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota
kelompok. 
9. Perkembangan seksual 
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-
temannya, mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya. 

8
10. Perkembangan konsep diri 
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu
hubungan dengan orang tua, saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini
anak-anak membentuk konsep diri yang ideal.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Pemberian Nutrisi pada Usia Prasekolah dan Sekolah


3.1.1 Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Usia Pra Sekolah
Anak usia 3 – 5 tahun merupakan usia dimana seorang anak akan
mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat
dibandingkan dengan ketika ia masih bayi. Kebutuhan zat gizi akan
meningkat. Sementara pemberian makanan juga akan lebih sering. Pada
usia ini, anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka
sudah bisa memilih makanan yang disukainya. Seorang ibu yang telah
menanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini
tentunya sangat mudah mengarahkan makanan anak, karena dia telah
mengenal makanan yang baik. Adapun tujuan pemberian nutrisi pada
anak prasekolah, sebagai berikut:

1) Memberikan zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan yang


dimamfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
psikomotor.
2) Pelaksanaan berbagai aktivitas dan pemulihan kesehatan setelah
sakit. Meminimalkan terjadinya obesitas pada usia dini.
3) Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan
makan, belajar menyukai, memilih dan menentukan jenis makanan
yang bermutu.
4) Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan
umur. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang,
bahan makanan yang tersedia setempat, kebiasaan makan dan
selera terhadap makanan. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan
dengan daya terima, toleransi dan keadaan anak.
5) Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.

10
3.1.2 Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Usia Sekolah

Usia 6-12 tahun anak sudah memiliki dunia sekolah yang lebih
serius walaupun ia tetap seorang anak dengan dunia yang khas, masa ini
ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku.
Pertumbuhan dan perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk
belajar dibanding sebelumnya, anak jiga mengembangkan keinginan
untuk melakukan berbagai hal dengan baik bahkan bila mungkin
enggan sempurna. Karakteristik anak usia sekolah jelas berbeda dengan
anak prasekolah sehingga orang tua perlu melakukan pendekatan yang
berbeda disbanding sebelumnya ketika anak masih duduk di Taman
Kanak-Kanak. Karena waktu anak sekarang lebih banyak dilewatkan
diluar rumah sehingga orang tua khwatir anak tercemar pengaruh yang
tidak diinginkan terutama dalam kebutuhan gizinya.

Tujuan pemberian gizi pada anak usia sekolah adalah memenuhi


kebutuhan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan anak yang normal
serta untuk belajar dan bermain. Zat gizi yang memerlukan perhatian
khusus adalah zat besi, kalsium dan zink. Anjuran aneka ragam
makanan seperti dalam piramida gizi seimbang serta anjuran jumlah
penukarnya dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi anak
sekolah.

3.2 Faktor–Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi pada


Prasekolah dan Sekolah
3.2.1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi pada Usia
Prasekolah
1) Tingkat pendidikan orang tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan
lebih memahami makanan dan memilih makanan yang baik untuk
anaknya.
2) Sosial budaya

11
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat
tertentu terutama tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak
boleh. Misalnya tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan
menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain
sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tinggi
kadar proteinnya dan baik untuk penyembuhan luka.
3) Serat makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak –anak yang
diberi makanan yang berserat akan baik untuk kesehatan dan
pertumbuhannya.
4) Kemudahan cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya
mudah dicerna. Persentase nutrient yang dapat diasimilasi dalam
sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup
tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun
demikian beberapa faktor dapat mempengaruhi proses kemudahan
cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan
memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain
secara bersamaan. Misal, susunya menjadi lebih kecil; buah yang
dikupas atau disimpan terlalu lama akan kehilangan vitamin C;
absorpsi besi akan meningkat bila diperlukan vitamin C dan
merendah bila ada susu atau teh.
5) Rasa kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhinya rasa kenyang,
pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi
kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang
yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu,
telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging
tanpa lemak, ikan, sayur dan buah mempunyai nilai yang rendah.
Nasi, gula, atau jenis karbohidrat lain yang banyak dikonsumsi di
Indonesia, akan menyebabkan bertambahnya sekresi getah

12
lambung dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga akan
menambah rasa kenyang.
6) Sumber makanan
Tersedianya sumber makanan sangat mempengaruhi status
gizi seseorang. Semakin sulit atau jauh mendapatkan makanan
yang mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang
untuk mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau
gizi yang baik.
7) Autosintesis vitamin
Ada beberapa jenis vitamin ternyata dapat dibentuk dalam
tubuh individu sendiri. Misalnya sintesis vitamin K, biotin dan
asam pantotenat hanya mungkin berlangsung bila terdapat bakteri
flora usus. Tetapi belum diketahui dengan pasti mekanisme
pembentukan vitamin ini dikaitkan dengan jumlah kebutuhan tubuh
sendiri. Jenis makanan atau keadaan flora usus tertentu dapat
mempengaruhi pembentukan vitamin, seperti kejadian beri-beri
pada beberapa kelompok penduduk di Kobe, Jepang, sebagai akibat
adanya bakteri usus jenis lain yang dapat menghancurkan vitamin.
8) Pengaruh obat
Beberapa jenis antimikroba dapat mempengaruhi status gizi
anak, walaupun tidak sampai tahap MEP. Perubahan status gizi ini
biasanya terjadi melalui mekanisme adanya kelainan dasar berupa
kelainan struktur saluran cerna, misalnya hipertropi mikrovilus atau
stomatitis, yang kemudian dapat mengakibatkan malabsorbsi, nafsu
makan berkurang atau diare. Secara umum telah dikenal bahwa
pemberian antibiotic berspektrum luas untuk waktu yang cukup
lama dapat menyebabkan stomatitis, diare, atau berkurangnya
sintesis vitamin K (Derivat ampisillin, Kloramfenikol). Pemberian
INH dapat menimbulkan gejala defisiensi piridoksin.
9) Faktor endokrin

13
Beberapa jenis bahan makanan diketahui mengandung bahan
antitiroid yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan yodium,
misalnya lobak, kubis, kacang kedele. Demikian pula pemberian
kortikosteroid untuk jangka waktu lama memerlukan penambahan
masukan protein, kalium dan kalsium, serta pengurangan natrium.
10) Faktor emosional
Dengan berubahnya keadaan sosial masyarakat, sering
dijumpai keluhan seorang ibu mengenai kesulitan dalam pemberian
makan pada anak, terutama bila keluarga sangat disibukkan oleh
berbagai masalah di luar dugaan. Dalam hal ini ibu di hadapkan
kepada persoalan yang serba salah, bingung, khawatir anaknya
menjadi kurus, sehingga akhirnya anak dipaksakan bahkan ditakut-
takuti untuk makan makanan yang mungkin kurang disukainya.
Nasihat kepada ibu yang demikian hendaknya diberikan dengan
berdasarkan informasi yang menjadi latara belakang timbulnya
kesulitan makan tersebut.

3.2.2 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi pada Usia


Sekolah
Anak pada usia sekolah sedang dalam masa perkembangan dimana
mereka sedang dibina untuk mandiri, berprilaku menyesuaikan dengan
lingkungan, peningkatan berbagai kemampuan dan berbagai
perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat, maka perlu
ditunjang oleh keadaan gizi yang baik untuk tumbuh kembang yang
optimal.
Untuk seorang anak pada masa sekolah dapat dijadikan media
untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai dan memilih
makanan yang baik juga untuk menentukan jumlah makanan yang
cukup dan bermutu.
Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt
Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu

14
keduanya diperhatikan detail untuk masalah asupan gizi dan konsumsi
makanan sehari-harinya. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya
memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah:
1. Usia Sekolah adalah Usia Puncak Pertumbuhan.
Anak SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-
masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita.
Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan
yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah
diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan
mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu :
fisik dan mental anak. Karena tentunya fisk dan mental
merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan.
makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh
kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk
mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga
adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi
anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh
disini.
2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka nutrisi dan
energi juga akan semakin banyak diperlukan, anak usia SD atau
Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang
menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan
sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang
banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya.
Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah
tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu
pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk
mempelajarinya.

15
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang
saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh
dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh
pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.
4. Tidak Suka Makanan-Makanan yang Bergizi.
Anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi
makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa
pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak
usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan
mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk
mengkonsumsinya.

3.3 Kebutuhan Energi dan Zat Nutrisi pada Prasekolah dan Sekolah
3.3.1 Perhitungan Berat Badan Ideal
Rumus perkiraan berat badan menurut standar NCHS dan standar
HARVARD:
Usia Berat Badan (kg)
Lahir  3,25
3-12 bulan {Usia (bulan) + 9}: 2
1-6 tahun {Usia(tahun) x 2 + 8}
7-12 tahun {Usia(tahun) x 7 – 5} : 2

3.3.2 Perhitungan Kebutuhan Energi untuk Prasekolah dan Sekolah


Umur (th) Energi (kg BB) Protein Air Lemak

16
(gram) (ml/kg
pria wanita BB/hari)  HA
1-3 100 100 2 115-125 15-20
4-6 90 90 1.8 100-110 %
6-9 80-90 60-80 1.5 90-100 (L)
60-70%
(HA)

17
1) Perhitungan Kebutuhan Energi Untuk Anak Pra-Sekolah
a. Kalori
Kalori merupakan satuan panas dalam proses metabolisme dan
dipakai untuk menyatakan besarnya energi yang terkandung dalam
bahan makanan. Sewaktu laju pertumbuhan menurun pada masa
balita kebutuhan kalori per Kg tidak setinggi pada waktu masa bayi
dan nafsu makannya juga menurun. Kebutuhan kalori anak balita
adalah 80 kkal/Kg BB/Hari.
b. Protein
Keperluan protein untuk anak balita adalah 1,5 g/ Kg BB / Hari.
Sumber makanan dari : telur, ayam, bebek, daging, jeroan, ikan,
ikan laut, ikan air tawar, udang, susu, keju, sereal, kadcang-
kacangan, kacang tanah, kacang kedele, tahu, tempe, jagung, beras,
gandum.
c. Karbohidrat
Kebutuhan makanan yang berimbang 50% berasal dari karbohidrat.
Sumbernya makanannya : susu, tepung, ubi, singkong, sagu, sereal,
beras, jagung, gandum, buah, jajanan, sirop, kue, sayur.
d. Lemak
Kebutuhan makanan yang berimbang 35% berasal dari lemak.
Sumber makanannya : susu, keju, kuning telur, mentega,
margarine, minyak nabati, kacang tanah, daging, jeroan, otak, ikan.
e. Cairan
Keperluan cairan anak balita berkisar antara 100 – 125 ml/KgBB/
Hari atau sebanyak 1150 – 1800 ml/hari.
f. Vitamin A / Retinol
Kebutuhan vitamin A anak balita adalah 800 µg RE/ hari. Sumber
makanan: hati, minyak ikan, susu, produk lemak susu, ikan air
tawar, kuning telur, mentega, sayur dan buah berwarna hijau,
kuning dan merah.

18
g. Tiamin
Kebutuhan tiamin anak balita adalah 0,5 – 0,6 mg /hari. Sumber
makanan : hati, daging, susu, kuning telur, sereal, beras,setengah
giling, gandum, kacang-kacangan dan sayuran.
h. Riboflavin
Kebutuhan riboflavin anak balita adalah 0,8 mg/hari. Sumber
makanan : susu, keju, hati, jeroan, daging, telur, ikan, sayur
berdaun hijau.
i. Niasin
Kebutuhan niasin anak balita adalah 13 mg/hari. Sumber makanan :
daging, ikan, ayam, hati, sereal, sayuran berdaun hijau dan kacang
tanah.
j. Piridoksin
Kebutuhan piridoksin untuk anak balita adalah 1,6 mg/hari.
Sumber makanan : susu, daging, hati, ginjal, ikan, sereal dan
kacang tanah.
k. Folasin / Asam Folinat
Kebutuhan folasin anak balita adalah 300 µg/hari.
Sumber makanan : hati , sayuran berdaun hijau, sereal, kacang-
kacangan dan keju.
l. Vitamin B 12 / Cianocobalamin
Kebutuhan vitamin B 12 anak balita adalah 3,0 µg/hari.
Sumber makanan : daging, jeroan, ikan, telur ,susu dan keju.
m. Vitamin C
Kebutuhan vitamin C anak balita adalah 20 mg/hari. Sumber
makanan: buah rasa asam, tomat, arbei, jeruk, kubis, semangka,
blewah, sayuran berwarna hijau.
n. Vitamin D
Kebutuhan vitamin D anak balita adalah 10 µg/hari. Sumber
makanan: kuning telur, margarine, minyak ikan, paparan cahaya
matahari.

19
o. Kalsium
Kebutuhan kalsium anak balita adalah 500 mg/hari. Sumber
makanan : susu, keju, sayuran berdaun hijau, sardiri, kerang/remis.
p. Ferrum / Zat Besi
Kebutuhan besi anak balita adalah 10 mg/hari. Sumber makanan :
hati, jeroan, daging, kuning telur, sayur hijau, kacang polong dan
kacang tanah
q. Yodium
Kebutuhan yodium anak balita adalah 120 µg/hari. Sumber
makanan: garam beryodium, makanan laut, tumbuh-tumbuhan dari
area non goiter.
r. Zinc
Kebutuhan zinc anak balita adalah 10 mg/hari. Sumber makanan :
daging, keju, kacang tanah dan serealia.
2) Perhitungan Kebutuhan Energi Untuk Anak Sekolah
Estimasi kebutuhan energi dan zat gizi total perhari anak usia sekolah:

Golongan Umur (th) Rumus

7-9 th 80 Kal/kgBBI

10-12 (Pria) 70 Kal/kgBBI

10-12 (Wanita) 60 Kal/kgBBI

Anak dari golongan usia sekolah memerlukan makanan yang


kurang lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak prasekolah
terkecuali porsinya harus lebih besar akrena kebutuhannya yang lebih
banyak, mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitasnya.
Kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan banyak aktivitas yang
dilakukan oleh anak usia sekolah sangat mempengaruhi, untuk itu ada

20
beberapa fungsi dan sumber gizi yang perlu diketahui agar kebutuhan
gizi anak usia sekolah tercukupi, yaitu:
a. Energi
Penggunaan energi di luar AMB bagi bayi dan anak selama masa
pertumbuhan adalah untuk bermain. Sumber energi yang
berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak,
seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
b. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi
tubuh, selain itu karbohidrat juga diperlukan bagi kelangsungan
proses metabolisme lemak. Pangan sumber karbohidrat misalnya
serealia, gula, buah-buahan, umumnya menyumbang 50% atau
separuh kebutuhan energi keseluruhan.
c. Protein
Angka kecukupan protein anak usia sekolah umur 7-9 tahun:
400mg untuk laki-laki dan perempuan, umur 10-12 tahun laki-laki
adalah 400 mg dan untuk perempuan adalah 350 mg. Disarankan
untuk memberi protein 1,5-2g/kg berat badan bagi anak sekolah.
Sumber protein hewani seperti telur, susu, daging, unggas, ikan
dan kerang. Sumber protein nabati seperti tempe dan tahu serta
kacang-kacangan.
d. Lemak
Fungsi lemak adalah menghasilkan energi yang diperlukan tubuh,
membentuk struktur tubuh, mengatur proses yang berlangsung
dalam tubuh secara langsung dan tak langsung, pembawa (carier)
vitamin larut lemak. Sumber lemak diantaranya susu, minyak
olive, minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan
lain-lain.
e. Kalsium
Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang
Indonesia ditetapkan oleh Widyakarya Panagn dan Gizi LIPI

21
(1998) untuk anak-anak 500 mg dan remaja 600-700mg. Sumber
kalsium utama adalah susu dan hasil susu (keju), ikan kering.

22
f. Zat Besi
Berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin.
Angka kecukupan besi untuk anak usia sekolah adalah 10mg.
Sumber zat besi adalah makanan hewani seperti daging ayam dan
ikan, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
beberapa jenis buah.
g. Yodium
Fungsi yodium adalah mengontrol transduksi energi selular.
Kebutuhan yodium sehari sekiatr 1-2 µg/kg BB. Widyakarya
pangan dan gizi (1998) menganjurkan angka kecukupan gizi
yodium untuk anak sekolah 70-120 µg. Sumber yodium yaitu
makanan laut berupa ikan, kerang, udang, dan ganggang laut.

Vit Vit Vit Vit


Gol. BB E P Ca P Fe Zn I
Vit A B1 B12 B6 C
Umur (kg (kkal (g (mg (mg (mg (mg (mg
(mg) (mg (mg (mg (mg
(th) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) )
23 190 3 500 400 10 10 120 240 0.8 1.0 13 20
7-9
0 6 0

10-12 30 195 4 600 400 10 15 150 345 0.9 1.2 14 30


(pria) 0 6 0

10-12 32 175 4 600 350 10 15 150 350 0.9 1.1 11 30


(wanita 0 9 0
)

Angka kecukupan gizi (1996) oleh Darwin Karyadi dan Muhilal


yang dianjurkan bagi anak sekolah tercantum dalam tabel dibawah ini:
Jumlah energi dan protein yang dianjurkan widyakarya nasional pangan
dan gizi bagi anak usia 7-12 tahun adalah:

Golongan Umur Berat Badan Tinggi Badan Energi Protein

23
7-9 tahun 23,5 kg 120 cm 1860 kkal 36 gr

10-12 tahun 30 kg 135 cm 1959 kkal 45 gr

24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Tujuan pemberian nutrisi pada usia pra sekolah meliputi memberikan zat
gizi yang cukup, pelaksanaan berbagai aktivitas dan pemulihan kesehatan,
mendidik kebiasaan makan yang baik, memenuhi kecukupan energi dan
semua zat gizi, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.
Sedangkan tujuan pemberian nutrisi pada usia sekolah adalah memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan anak yang normal serta
untuk belajar dan bermain.
2. Faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia prasekolah
adalah tingkat pendidikan orang tua, sosial budaya, serat makanan,
kemudahan cerna, rasa kenyang, sumber makanan, autosintesis vitamin,
pengaruh obat, faktor endokrin, faktor emosional. Faktor yang
berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia sekolah yaituusia sekolah
adalah usia puncak pertumbuhan, selalu aktif, perubahan sikap terhadap
makanan, tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
3. Kebutuhan energi dan zat nutrisi pada prasekolah dan sekolah membahas
mengenai perhitungan berat badan ideal dan perhitungan kebutuhan energi
untuk prasekolah dan sekolah dimana perhitungan kebutuhan usia
prasekolah dan sekolah berbeda sesuai dengan pertumbuhannya baik BB
maupun TB.

4.2 Saran
Diharapkan bahwa setelah membaca makalah ini para pembaca atau
mahasiswa mampu memahami lebih dalam mengenai kebutuhan nutrisi untuk
usia prasekolah dan sekolah. Dikhususkan kepada para mahasiswa perawat
juga mampu memahami isi makalah ini tentang perbedaan kebutuhan nutrisi
usia prasekolag dengan usia sekolah, sehingga nantinya mampu
mengimplementasikan teori-teori yang ada sesuai dengan kenyataan
dilapangan.

25
Daftar Pustaka

Anggota IKAPI. 2016. Penuntun Diet Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2014. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.
Mardalena, Ida. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Konsep dan Penerapan pada
Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Muhilal, Damayanti D. 2006. Gizi Seimbang untuk Anak Sekolah Dasar dalam
Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam siklus Kehidupan Manusia. Jakarta:
PT. Primamedia Pustaka.
Widya Astuti, Harwina. 2010. Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Jakarta:TIM.
Yosephin, Betty. 2018. Tuntunan Praktis Menghitung Kebutuhan Gizi.
Yogyakarta: Andi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi
http://digilib.uinsby.ac.id/11056/4/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai