Lta Puput Novitasari

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 196

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M G2P1001


USIA KEHAMILAN 32-33 MINGGU FISIOLOGIS DI
PUSKESMAS PRAPATAN BALIKPAPAN
TAHUN 2021

OLEH :
PUPUT NOVITASARI
NIM. P07224118025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN BALIKPAPAN
2021
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M G2P1001
USIA KEHAMILAN 32-33 MINGGU FISIOLOGIS DI
PUSKESMAS PRAPATAN BALIKPAPAN
TAHUN 2021

OLEH :
PUPUT NOVITASARI
NIM. P07224118025

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuKk memenuhi persyaratan dalam


menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN BALIKPAPAN
2021
ii
RIWAYAT DAFTAR HIDUP

Nama : Puput Novitasari

Tempat Tanggal Lahir : Balikpapan, 23 November

Agama : Islam

Alamat : Jl.Sidomulyo Rt.40 No.37

Pendidikan :

1. SD 022 lulus tahun 2010

2. SMPN 4 lulus tahun 2013

3. SMK Harapan Bhakti ulus tahun 2016

4. Poltekkes Kemenkes Kaltim, Prodi DIII Kebidanan Balikpapan Angkatan Tahun

2018

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha


penyayang puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT
karena atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu. Sungguh luar biasa
karunia dan nikmat Allah SWT yang telah ia curahkan kepada saya
hingga saat ini saya sangat bersyukur bisa sampai di tahap
penulisan tugas akhir ini . ini adalah rencana yang telah ia susun
sedemikian rupa , terimakasih ya Allah atas karunia dan nikmat
yang luar biasa ini.

TERUNTUK BAPAK, MAMAH, KAKAKKU TERSAYANG

Teruntuk orang tuaku tersayang, terima kasih sudah menjadi orang


tua yang hebat yang sabar dan yang segala-galanya untuk
Puput,terima kasih telah mendukung Puput untuk kuliah di
jurusan kebidanan ini, terima kasih sudah support Puput sampai di
tahap ini,terima kasih sudah biayain kuliah Puput mulai dari awal
masuk kuliah, uang jajan dan sampai mau lulus, terima kasih
sudah mendengar keluh kesah Puput selama 3 tahun ini dengan
banyak nya kejadian-kejadian selama 3 tahun ini , terima kasih
untuk tetap mendukung Puput dalam keadaan, terima kasih karena
selalu mengingatkan Puput untuk bersyukur, bersabar dan tetap
menjadi orang baik, terima kasih juga untuk Kakak saya Fitri
satu-satunya sudah membantu suport terutama untuk uang
jajannya tanpa kakakku Puput tidak bisa jajan walaupun galak
tetapi tetap ku sayang, dan mengucapkan terima kasih untuk
bapakku, mamahku, dan kakakku, terima kasih, terima kasih.
Atas semua kebaikannya selama ini

iv
TERUNTUK DOSEN PEMBIMBING DAN PENGUJI UTAMA

Kepada ibu Novi Pasiriani SST, M.Pd dan ibu Nyoman Ni Murti
M.Pd, serta ibu Sekar Handayani M. Keb saya ucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada ibu sekalian. Dengan sabar dan penuh
perhatian ibu membimbing saya dalam menulis Laporan Tugas
Akhir ini. Saya tidak mampu membalas apapun atas ilmu dan
pelajaran yang telah ibu curahkan kepada saya semoga ilmu dan
pembelajaran yang telah ibu berikan kepada saya menjadi amal
jariah kelak di hari akhir Aamiin.

TERUNTUK PASIEN LTA SAYA Ny. M

Ibu terimaksih banyak atas kepercayaan yang telah diberikan


kepada saya, untuk waktu yang diluangkan kepada saya. Hanya
do’a terbaik yang saya bias berikan kepada bapak dan ibu semoga
ibu dan beserta adek sehat selalu, semoga kebaikan pada dan ibu
menjadi amal jariah di hari akhir nantinya, Aamiin.

TERUNTUK TEMAN-TEMAN SEJAWAT KEBIDANAN 2018

keluarga baruku yang gak bisa aku sebutin satu persatu kalian
orang- orang hebat yang aku kenal, dari mulai ppsm,lpkm,ldkm,
sampai sekarang udah kita lewatin kalian hebat banget kita lewatin
semuanya dengan suka cita, dengan marah-marahnya dengan
nangis-nangisnya dengan ketawa-ketawanya dengan kelakuan-
kelakuannya dengan nyeleneh nya kita semua dari maba sampai
jadi bidan. dengan ribut nya kita semua karna semua isinya wanita,
terima kasih untuk 3 tahun nya teman-teman semoga kalian semua
sukses selalu semoga jalan yang kalian pilih masing-masing jadi
jalan terbaik untuk masa depan kalian.
Semoga silaturahim kita tetap berjalan. Aamiin

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-

Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Hasil Laporan Tugas Akhir dengan judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.M G2P1001 Hamil 32-33 Minggu

Fisiologis di wilayah Kerja Puskesmas Prapatan Balikapapan Tahun 2021”. Hasil

Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan D-III Kebidanan di Program Studi D- III Kebidanan Balikpapan Jurusan

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

Bersama ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih dengan

hati yang tulus kepada :

1. H. Supriadi B., S.Kp., M.Kep., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timur yang telah memberikan izin dan memfasilitasi

kami dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Inda Corniawati, M.Keb., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.yang telah memberikan dukungan

dalam pelaksanaan asuhan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

3. Ernani Setyawati, M.Keb., selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur. yang telah

memberikan dukungan dalam pelaksanaan asuhan dan penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

4. Sekar Handayani M.Keb selaku penguji utama proposal laporamn tugas akhir

vi
5. Novi Pasiriani S.ST, M.Pd selaku pembimbing 1 yang telah memberikan

bimbingan dalam asuhan dan penyelesaian tugas akhir

6. Ni Nyoman Murti M. Pd selaku pembimbing 2 yang telah memberikan

bimbingan dalam asuhan dan penyelesaian tugas akhir

7. Para Dosen dan Staf Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur Prodi D-III Kebidanan Balikpapan.

8. Kedua Orang tua, Kakak serta keluarga tercinta yang telah membantu dengan doa

dan dukungan mental kepada penulis.

9. Pasien Laporan Tugas Akhir, Ny. M yang telah bersedia ikut berpartisipasi

menjadi pasien saya untuk menyeleaikan Laporan Tugas Akhir ini, terima kasih

untuk kerjasamanya dang untuk semua bantuan yang diberikan.

10. Kepada teman-teman mahasiswa yang menyemangati saya sampai dititik

sekarang,semoga semua menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat

kedepan

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Hasil Laporan Tugas Akhir ini

dengan sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik

pengalaman, pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

yang bersifat membangun demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan

semoga Hasil Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain

yang membutuhkan.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum ........................................................................ 6

2. Tujuan Khusus ....................................................................... 6

D. Manfaat Study Kasus

1. Manfaat Praktis ...................................................................... 6

2. Manfaat Teoritis .................................................................... 7

E. Ruang Lingkup ......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

viii
1. Manajemen Varney ............................................................... 8

2. Konsep Dasar COC ............................................................... 12

3. Konsep SOAP ........................................................................ 12

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan ......................................... 13

2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan .......................................... 22

3. Konsep Dasar Asuhab Bayi Baru Lahir ................................ 45

4. Konsep Dasar Asuhan Nifas .................................................. 49

5. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Neonatus ......................... 61

6. Konsep Dasar Keluarga Berencana ....................................... 64

7. Konsep Dasar Asuhan pada Masa Pandemi Covid-19 .......... 65

BAB III Subjektif dan Kerangka Kerja Pelaksanaan Studi Kasus

A. Kerangka Study Kasus yang Berkesinambungan dengan COC

1. Pengertian .............................................................................. 76

2. Instrument Study Kasus ......................................................... 78

3. Kerangka Kerja ...................................................................... 78

B. Etika Penelitian

1. Respect For Person ................................................................ 79

2. Beneficence dan Maleficence ................................................ 80

3. Justice .................................................................................... 80

C. Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Komprehensif Sesuai

dengan 7 Langkah Varney

1. Pengkajian ............................................................................. 81

ix
2. Interpretasi Data Dasar .......................................................... 90

3. Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial ..................... 93

4. Menetapkan Tindakan Segera ............................................... 93

5. Menyusun Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh .............. 93

6. Pelaksanaan Rencana Asuhan/Implementasi ........................ 94

7. Evaluasi ................................................................................. 95

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 101

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 148

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 158

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 161

LAMPIRAN ................................................................................................. 163

x
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Peningkatan Berat Badan Selama Hamil ...................................... 16

Table 2.2 Tinggi Fundus Uteri (Menurut Leopold) ...................................... 17

Table 2.3 Tinggi Fundus Uteri Dalam Cm (Mc. Donald) .............................. 17

Table 2.4 Perkembangan Berat Dan Panjang jenis Sesuai UK ..................... 18

Table 2.5 Interval Dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid ........................ 19

Table 2.6 Perubahan Normal Pada Uterus Sesama Post Partum ................... 51

Table 2.7 Program Pelayanan Ibu Hamil ....................................................... 67

Table 3.1 Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu ............................ 83

Table 3.2 Diagnosa Dan Data Dasar .............................................................. 90

Table 3.3 Masalah Dan Data Dasar ............................................................... 92

Tabel 4.1 Pola Fungsional KF 1 .................................................................... 127

Tabel 4.2 Pola Fungsional KF 2 ..................................................................... 131

Tabel 4.3 Pola Fungsional KF 3 ..................................................................... 134

Tabel 4.4 Pola Fungsional KF 4 dan KB ...................................................... 136

Tabel 4.5 Pola Fungsional KN 1 .................................................................... 140

Tabel 4.6 Pola Fungsional KN 2 ................................................................... 143

Tabel 4.7 Pola Fungsional KF 3 .................................................................... 146

xi
DAFTAR GAMBAR

Kerja Pelaksanaan Study Kasus .................................................................... 79

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Persetujuan .................................................................................... 105

Informasi ........................................................................................................ 108

Lembar Konsul Penguji II .............................................................................. 109

Lembar Konsul Penguji I ............................................................................... 110

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ADGO : Ada Darurat Gawat Obstetri


AGO : Ada Gawat Obstetri
AKB : Angka Kematian Bayi
AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Ante Natal Care
APD : Alat Pelindung Diri
APGO : Ada Potensi Gawat Obstetri
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
COC : Continuity Of Care
DJJ : Detak Jantung Janin
DM : Diabetes Mellitus
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GDS : Gula Darah Sewaktu
Hb : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Sesksual
IMT : Indeks Massa Tubuh
IUD : Intra Uterine Device
K : Kunjungan Hamil

xiii
KB : Keluarga Berencana
KET : Kehamilan Ektopik Terganggu
KF : Kunjungan Nifas
KH : Kelahiran Hidup
KN : Kunjungan Neonates
KPD : Ketuban Pecah Dini
KRR : Kehamilan Resiko Rendah
KRST : Kehamilan Resiko Sangat Tinggi
KRT : Kehamilan Resiko Tinggi
KU : Keadaan Umum
LILA : Lingkar Lengan Atas
MAP : Mean Arterial Pressure
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PAP : Pintu Atas Panggul
PI : Pencegahan Infeksi
PMB : Praktik Mandiri Bidan
RS : Rumah Sakit
SDGs : Sustainable Development Goals
SDKI : Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia
SOAP : Subjektif, Objektif, Assessment, Planning
SOP : Standar Operasional Procedure
TB : Tinggi Badan
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester
TP : Tafsiran Persalinan
TTD : Tablet Tambah Darah
TTV : Tanda Tanda Vital
UC : Uterus Contraction
UK : Usia Kehamilan

xiv
VDRL : Veneral Disease Research Lab
WHO : World Health Organization

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Tingginya

AKI dan AKB termasuk tantangan paling berat untuk mencapai Sustainable

Development Goals (SDGs) tahun 2030. Agenda pembangunan berkelanjutan

yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah disahkan pada

September 2015 berisi 17 tujuan dan 169 target. Tujuan ketiga SDGs adalah

menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang

di segala usia dengan salah satu target mengurangi AKI secara global sebanyak 70

per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)dan AKB 12 per 1.000 kelahiran pada tahun

2030 tahun 2030 (WHO, 2017).

World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap

tahunnya lebih dari 585.000 jiwa per tahun meninggal saat hamil atau

bersalin.AKI di Asia Tenggara, salah satunya di Malaysia 39 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2016). Menurut Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI menetap dengan jumlah 305 per 100.000

kelahiran hidup tahun 2015 dan 305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2018 .

Sedangkan AKB menurun dari 32 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015 dan turun

menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2017 (Profil Kesehatan, 2018).

Sementara target AKI yang harus dicapai sesuai kesepakatan SDGs tahun 2030

adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1.000 kelahiran.

1
2

AKI di Kalimantan Timur mengalami peningkatan,tahun 2016 AKI sebesar 95

kasus kematian per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2017 meningkat menjadi

110 kasus kematian per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Timur 2018). Angka kematian ibu di Balikpapan tahun 2016

dilaporkan 9 kasus atau 72 per 100.000 KH, lalu meningkat menjadi 10 kasus atau

78 per 100.000 KH tahun 2017.Sementara itu AKB di Balikpapan mengalami

penurunan, pada tahun 2016 terdapat 78 kasus atau 6 per 1.000 KH, kemudian

tahun 2017 menurun menjadi 76 kasus atau 6 per1.000 KH (Dinas Kota

Balikpapan, 2018).

Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia diantaranya perdarahan 42%,

preeklamsi/eklamsia 13%, abortus 11 %, infeksi 10%, partus lama/partus macet

9%, dan penyebab lain 15%. Kedua, penyebab tidak langsung yaitu 3T, terlambat

mengenal tanda bahaya, terlambat mengambil keputusan, dan terlambat

mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan. Ketiga, factor resiko 4T yaitu,

terlalu muda melahirkan (3 anak, 37%), terlalu dekat jarak melahirkan (35 tahun,

13,0%) (Saifuddin, 2010).

Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan memberikan

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan (Continuity of Care)

mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus hingga pemilihan alat kontrasepsi.

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan

antenatal minimum 6 kali selama masa kehamilan yaitu minimal 2 kali pada

trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu). Minimal 1 kali pada trimester

kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal 3 kali pada trimester ketiga (usia

kehamilan 28 minggu – lahir). Pelayanan tersebut diberikan untuk menjamin


3

perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko,

pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Salah satu komponen

pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (Fe)

(Buku KIA , 2020).

Pelayanan kesehatan yang di berikan pada ibu bersalin yaitu pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter spesialis kebidanan dan

kandungan (SpoG), dokter umum dan bidan). Pelayanan kesehatan ibu nifas

adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan

sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam

sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari

ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca

persalinan. (Kemenkes RI.2015).

Sebuah kehamilan dapat dikatakan beresiko tinggi bila prosesnya beresiko

lebih tinggi dari kehamilan normal, bagi ibu maupun janin, baik selama hamil

maupun melahirkan bahkan usai melahirkan (Manuaba, 2010). Risiko kehamilan

adalah keadaan menyimpang dari normal yang secara langsung menyebabkan

kesakitan dan kematian ibu maupun bayi (Manuaba, 2010). Menurut Dinkes

Balikpapan tahun 2019 ibu hamil resiko dan komplikasi > 20 % dari ibu hamil di

kota Balikpapan yang tercatat di tahun 2018. Riwayat obstetric yang buruk akan

menjadi salah satu faktor risiko kehamilan dan persalinan ibu berikutnya seperti

riwayat abortus berulang, riwayat asma, riwayat hipertensi, riwayat persalinan

dengan seksio sesarea atau bahkan mengalami perdarahan setelah melahirkan,

selain itu kondisi kesehatan dan gizi ibu saat ini juga sangat berpengaruh

(Manuaba, 2010). Dampak jika ibu memilki resiko tinggi dan riwayat obstetric
4

buruk pada kehamilan terhadap bayi antara lain dapat mengakibatkan hambatan

tumbuh kembang janin dalam rahim, abortus, kelahiran prematur, berat badan

lahir rendah atau BBLR, bayi lahir dengan anemia mudah infeksi, dan

pertumbuhan setelah lahir dapat mengalami hambatan dan kematian bayi.

Sedangkan dampak bagi ibu dapat terjadi kegagalan kehamilan dapat berulang

dan terjadi lagi, persalinan lama, distosia, perdarahan dalam persalinan,

perdarahan postpartum dan kematian ibu (Rochjati, 2013).

Oleh karna itu Bidan perlu melakukan asuhan kebidanan komprehensif

merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatal sampai pada keluarga berencana. Asuhan

kebidanan ini diberikan sebagai bentuk penerapan fungsi, kegiatan, dan tangggung

jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien dan merupakan salah satu

upaya untuk menurunkan AKI dan AKB (Saifuddin, 2011).

Berdasarkan pada hasil pengkajian dan pemeriksaan, didapatkan data Ny. “M”

berusia 26 tahun saat kehamilan sekarang, anak kedua, TBJ bayi 2170 gr dengan

usia kehamilan 32-33 minggu. Saat kehamilan sekarang Ny. M pemeriksaan lab

yaitu Hb 14,4 gr/dl . Dari data yang didapatkan diatas pada Ny. M penulis

mengangkat diagnose berdasarkan keadaan yang dialami oleh pasien antara lain

yaitu, mengangkat diagnose ” G2P1001 32-33 minggu Oleh karena itu penulis

tertarik melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny. M selama

masa hamil dan merancang beberapa asuhan untuk mencegah terjadinya masalah

pada Ny. M. salah satunya adalah dengan melakukan pemantauan ibu hamil. serta

melakukan asuhan untuk mengatasi apabila ada masalah-masalah yang terjadi

pada pasien. Penulis mengangkat Judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada


5

Ny. “M” G2P1001 Hamil 32-33 Minggu di Puskesmas Prapatan Kota Balikpapan

Tahun 2021” Dalam Asuhan komprehensif ini, penulis berharap agar Ny. M

mendapatkan Asuhan selama kehamilan sampai masa nifas dan apabila terdapat

masalah akan diatasi oleh penulis dengan berbagai rancangan asuhan yang telah

disusun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada studi kasus ini adalah

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. “M” G2P1001 Hamil 32-

33 Minggu di Puskesmas Prapatan dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru

lahir dan nifas sampai dengan pelayanan kontrasepsi?”.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif ibu hamil, persalinan,

bayi baru lahir, nifas, neonatus, sampai dengan pelayanan kontrasepsi pada Ny.

“M” G2P1001 Usia Kehamilan 32-33 minggu

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil Ny.M

dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

b. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin Ny.M

dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

c. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir Ny.M

dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.


6

d. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas Ny.M dengan

pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

e. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada neonatus Ny.M dengan

pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

f. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada keluarga berencana

Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam bentuk

SOAP

D. Manfaat Study Kasus

1. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, dapat mempraktikan teori yang didapat secara langsung dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,

ibu nifas, neonatus dan KB

b. Bagi Institusi pendidikan, dapat menjadi bahan pembelajaran dalam

perkuliahan.

c. Bagi klien, klien mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan

kebidanan secara berkesinambungan

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian yang telah dilakukan selama masa kehamilan, persalinan,

nifas, neonatus, sampai pemilihan alat kontrasepsi dapat dijadikan dasar untuk

mengembangkan ilmu kebidanan serta asuhan secara komprehensif

selanjutnya.
7

E. Ruang Lingkup

Study Kasus dalam asuhan kebidanan secara komprehensif dengan melakukan

pengambilan data secara primer terhadap Ny. M usia 26 tahun G2P1001 usia

kehamilan 32-33 minggu yang bertempat tinggal di Jl. Prapatan dalam RT. 32 No.

5. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang komprehensif yang meliputi pengawasan

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan keluarga berencana.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

1. Manajemen Varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan

teori ilmiah, temuan, keterampilan, dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk

mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Varney, 2012).

Sesuai dengan pelayanan kebidanan maka bidan diharapkan lebih kritis

dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk mengambil

keputusan. Menurut (Varney, 2012) ia menggabungkan manajemen kebidanan

dari lima langkah menjadi tujuh langkah yaitu mulai dari pengumpulan data

sampai dengan evaluasi.

Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang bisa

diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut dapat

dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan bervarisi sesuai dengan

kondisi klien.

Tujuh langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney :

a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien

secara keseluruhan.

b. Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau masalah

c. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya.

8
9

d. Menetapkan kebutuhan akan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi, dengan

tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

f. Melaksanakan langsung asuhan secara efisien dan aman.

g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang

kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif

Langkah – langkah Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney,

yaitu:

a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini

merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya.

Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan

menentukan.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Diagnosis

kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.


10

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

Daftar diagnosa nomenklatur kebidanan :

Persalinan Normal, Partus Normal, Syok, DJJ tidak normal, Abortus,

Solusio Placenta, Akut Pyelonephritis, Amnionitis, Anemia Berat,

Apendiksitis, Atonia Uteri, Infeksi Mammae, Pembengkakan Mamae,

Presentasi Bokong, Asma Bronchiale, Presentasi Dagu, Disproporsi Sevalo

Pelvik, Hipertensi Kronik, Koagilopati, Presentasi Ganda, Cystitis,

Eklampsia, Kelainan Ektopik, Ensephalitis, Epilepsi, Hidramnion,

Presentasi Muka, Persalinan Semu, Kematian Janin, Hemorargik

Antepartum, Hemorargik Postpartum, Gagal Jantung, Inertia Uteri, Infeksi

Luka, Invertio Uteri, Bayi Besar, Malaria Berat Dengan Indikasi, Malaria

Ringan Dengan Komplikasi, Mekonium, Meningitis, Metritis, Migrain,

Kehamilan Mola, Kehamilan Ganda, Partus Macet, Posisi Occiput

Posterior, Posisi Occiput Melintang, Kista Ovarium, Abses Pelvix,

Peritonitis, Placenta Previa, Pneumonia, Pre-Eklampsia Ringan/Berat,

Hipertensi Karena Kehamilan, Ketuban Pecah Dini, Partus Prematurus,

Prolapsus Tali Pusat, Partus Fase Laten Lama, Partus Kala II Lama, Sisa

Placenta, Retensio Placenta, Ruptura Uteri, Bekas Luka Uteri, Presentase

Bahu, Distosia Bahu, Robekan Serviks dan Vagina, Tetanus, Letak Lintang.

c. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Langkah ketiga adalah langkah ketika bidan melakukan identifikasi

diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada

langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial


11

berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan

diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah

potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting dalam

melakukan asuhan yang aman.

d. Langkah IV : Penetapan Kebutuhan Tindakan Segara

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakam segera,

melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan

kondisi klien.

e. Langkah V : Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi.

f. Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan

aman. Pada langkah ke VI ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan dilangkah ke V dilaksanakan secara efisien dan aman.

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan. Hal yang dievalusi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.


12

2. Konsep Dasar COC ( Continuity of Care )

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,

neonatus sampai pelayanan kontrasepsi (Varney, 2011). Tujuan dari asuhan

kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal apa saja yang terjadi pada

seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan

pelayanan kontrasepsi serta melatih dalam melakukan pengkajian, menegakkan

diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan

tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai dengan

kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan (Varney, 2011).

3. Konsep SOAP

Menurut Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7

langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan

melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP,

yaitu :

S : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesis sebagai langkah I Varney.

O: Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney

A : Menggambarkan pendokumentasian hasil ananlisis dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosis/masalah, antisipasi

diagnosis/masalah potensial dan perlunya tindakan segera oleh bidan atau


13

dokter, konsultasi/kolaborasi dan/atau rujukan sebagai langkah II, III, IV

dalam manajemen Varney.

P : Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan dan evaluasi perencanaan

berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI dan VII Varney.

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan (Ante Natal Care)

a. Pengertian

Kehamilan adalah suatu peristiwa pertemuan dan persenyawaan antara

sel telur dan sel sperma. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

dilahirkan (Manuaba, 2010).

Kehamilan adalah suatu keadan dimana janin di kandung ditubuh wanita,

yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan diakhiri dengan

proses persalinan (Maryunani, 2010). Kehamilan dan persalinan merupakan

proses alaamiah bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi

patologi/ abnormal (Jannah, 2012). Setiap kehamilan merupakan proses

yang alamiah, bila tidak dikelola dengan baik akan memebrikan komplikasi

pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman.

b. Tujuan

Menurut Pusdiknakes (2013) adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan

yang disebut dengan ANC tersebut adalah:


14

1) Memantau kemajuan kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu dan janin

pun dapat dipastikan keadaannya.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena

dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau

dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna

bagi ibu dan janinnya.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada

ibu hamil dan janinnya.

4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan

mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang

kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan

dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.

5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan

persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun

dapat berjalan dengan lancar.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah

satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan

sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.

Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif

bagi ibu dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan

ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkankelahiran dan memberikan pendidikan.Asuhan antenatal

penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama
15

kehamilan (Pusdiknakes, 2013).

c. Kunjungan Antenatal Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatkan pelayanan

ANC minimal 6 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam (Buku KIA,2020) :

1) Trimester I : 2 kali (hingga usia kehamilan 12 minggu)


2) Trimester II : 1 kali (usia kehamilan diatas 12 - 24 minggu)
3) Trimester III : 3 kali (usia kehamilan diatas 24 - 40 minggu)
Standar Asuhan Kehamilan Standar asuhan minimal kehamilan di Kota
Balikpapan termasuk dalam "14T", yaitu:
1) Ukur berat badan dan tinggi badan (T1).

Menurut Depkes RI (2010), sebagai pengawasan akan kecukupan gizi

dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat

badan wanita hamil antara 6,5 kg sampai 16 kg. Nilai berat badan naik

lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang

mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur-mayur

dan buah-buahan. Adapun cara untuk menentukan status gizi dengan

mengihitung IMT (Indeks Masa Tubuh) dari berat badan dan tinggi badan

ibu sebelum hamil sebagai berikut:


16

Tabel 2.1
Peningkatan Berat Badan Selama Hamil

2) Ukur tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal 110/70 – 140/90 mmHg, bila melebihi

140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi (Darmawan, 2013).

3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)

Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas sympisis dan

disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur

pada kehamilan >12 minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat

diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan >24 minggu dianjurkan

mengukur dengan pita meter. Tinggi fundus uteri dapat menentukan ukuran

kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur kehamilan

mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan sebalinya mungkin

terdapat gemeli, hidramnion, atau molahidatidosa (Depkes, 2012).

Taksiran beran janin dapat dihitung dari rumus Johnson Toshack

(Johnson Toshock Estimated Fetal Weight) yang diambil dari tinggi fundus

uteri. JEFW (gram) = (FH (Fundal Heightcm) – n x 155 (konstanta).

n = 11 bila kepala di bawah spina ischiadica.


17

n = 12 bila kepala di atas spina ischiadica.

n = 13 bila kepala belum masuk pintu atas panggul.

Tabel 2.2
Tinggi fundus uteri (menurut Leopold)
UK TFU (jari) TFU
(cm)
12 minggu 1/3 di atas simfisis -
16 minggu ½ di atas simfisis-pusat -
20 minggu 2-3 jari dibawah pusat 20 cm
24 minggu Setinggi pusat 23 cm
28 minggu 2-3 jari diatas pusat 26 cm
32 minggu Pertengahan pusat – PX 30 cm

36 minggu setinggi PX 33 cm
40 minggu 2-3 jari dibawah px (janin mulai 30 cm
memasuki panggul)
Sumber : Manuaba (2010)

Table 2.3
Tinggi Fundus Uteri dalam cm (Mc-Donald)
TFU (cm) Usia Kehamilan
20 20 minggu
23 24 minggu
26 28 minggu
30 32 minggu
33 36 minggu
Sumber : Manuaba (2010)

Dengan menggunakan cara Mc. Donald dapat mengetahui taksiran berat

janin. Taksiran ini hanya berlaku untuk janin presentasi kepala. Rumusnya

adalah sebagai berikut : (tinggi fundus dalam cm – n ) x 155= Berat (gram).

Bila kepala diatas atau pada spina ischiadika maka n = 12. Bila kepala

dibawah spina ischiadika, maka n =11.


18

Tabel 2.4
Perkembangan Berat dan Panjang Janin Sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Panjang (cm) Berat (gram)

31 minggu 41,1 cm 1502 gram

32 minggu 42,4 cm 1702 gram


33 minggu 43,7 cm 1918 gram

34 minggu 45 cm 2146 gram

35 minggu 46,2 cm 2383 gram


36 minggu 47,4 cm 2622 gram

37 minggu 48,6 cm 2859 gram


38 minggu 49,8 cm 3083 gram

39 minggu 50,7 cm 3288 gram

40 minggu 51,2 cm 3462 gram


41 minggu 51,7 cm 3597 gram

Sumber : Manuaba (2010)

4) Pemberian tablet Fe (zat besi) (T4).

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah

defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar haemoglobin. Ibu

hamil dianjurkan meminum tablet zat besi yang berisi 60 mg/hari dan 500

µg (FeSO4 325 mg). Kebutuhannya meningkat secara signifikan pada

trimestser II karena absopsi usus yang tinggal. Tablet Fe dikonsumsi

minimal 90 tablet selama kehamilan, sebaiknya tidak minum bersama teh

atau kopi karena akan menganggu penyerapan.

5) Pemberian imunisasi TT (T5).

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segara diberikan pada saat seorang

wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada

minggu ke-4.
19

Tabel 2.5
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid

6) Pemeriksaan Hb (T6)

Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil harus dilakukan pada

kunjungan pertama dan minggu ke 28 bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil

dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg

Asam Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih

7) Pemeriksaan Protein Urine (T7).

Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein

atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklamsi.

8) Pemeriksaan Urine Reduksi (T8).

Untuk ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus (DM). Bila hasil

positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan

adanya diabetes melitus gestasional (DMG).

9) Pemeriksaan Payudara (T9).

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2

kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.

10) Senam Hamil (T10).

Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa rileks dan

tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil. Rasa gugup dan
20

nerves saat akan mengalami masa persalinan bisa menimbulkan kerugian

bagi ibu hamil akan mengalami penurunan Hb. Hb sangat penting untuk ibu

hamil bisa mengeluarkan banyak darah.

11) Pemberian Obat Malaria (T11).

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada

ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan

hasil apusan darah yang positif.

12) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T12).

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah

endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.

13) Temu Wicara / Konseling (T13).

Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Memberikan saran yang

tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko

kehamilan

d. Resiko kehamilan menurut Poedji Rochjati (Rochjati, 2010)

Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan dimana kehamilan dapat

berpengaruh buruk terhadap keadaan ibu atau sebaliknya. Penyakit ibu juga

berpengaruh buruk pada janinnya atau keduanya saling berpengaruh. Resiko

adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya

suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang,

seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan, atau ketidakpuasan

(5K) pada ibu dan bayi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga

kelompok:
21

1) Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 Kehamilan tanpa

masalah/ faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh

persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.

2) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10. Kehamilan

dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya

yang member dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun

janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat

3) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12,

kehamilan dengan faktor resiko : ibu dengan faktor resiko dua atau lebih,

tingkat resiko kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan

persalinan di rumah sakit oleh dokter spesialis

4) Batasan Faktor Resiko / Masalah :

a) Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO Primi muda, Primi tua, Anak

terkecil < 2 tahun, Primi tua sekunder, Grande multi, Umur 35 tahun

atau lebih, Tinggi badan 145 cm atau kurang, Riwayat obstetric jelek

(ROJ), Persalinan yang lalu dengan tindakan, Bekas operasi sesar.

b) Ada Gawat Obstetri / AGO Penyakit pada ibu hamil, Anemia (kurang

darah), Tuberculosa paru, Payah jantung, Diabetes mellitus, HIV /

AIDS, Toksoplasmosis, Pre-eklamsi ringan, Hamil kembar, Hidramnion

/ hamil kembar air, Janin mati dalam rahim, Hamil serotinus / hamil

lebih bulan, Letak sungsang, Letak lintang.

c) Ada Gawat Darurat Obstetri / ADGO Perdarahan antepartum, Pre-

eklamsia berat / eklamsia.


22

2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan (Intranatal Care)

a. Pengertian

Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah

cukup bulan (37-42 minggu) untuk hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam tanpa

komplikasi baik ibu ataupun bayi (Machmudah, 2010).

b. Sebab- sebab terjadinya persalinan (Manuaba, 2010)

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga

menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya

kekuatan his. Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan saat

hamil, yaitu :

1) Estrogen

a) Meningkatkan sensivitas otot Rahim

b) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

2) Progesteron

a) Menurunkan sensitivitas otot Rahim

b) Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitoksin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis

c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi

Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan

sehinggakehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen

dan progesterone menyebabkan oksitoksin yang dikeluarkan oleh hipofise


23

parst anterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks

akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu

makin tua hamil frekuensi kontraksi makin sering.

Oksitoksin diduga bekerja sama atau melalui prostaglandin yang makin

meningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-15, disamping itu faktor

gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh

penting untuk dimulainya kontraksi rahim. Berdasarkan uraian tersebut dapat

dikemukakan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses

persalinan :

1) Teori keregangaan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat mulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi

tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin

merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter

sehingga plasenta mengalami degenerasi. Pada kehamilan ganda

seringkali terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga

menimbulkan proses persalinan.

2) Teori penurunan progesterone

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan

dan produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim


24

lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi

setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

3) Teori oksitoksin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah

sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.

Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.

4) Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada

saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi

persalinan. Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya persalinan.

d. Kebutuhan Ibu Bersalin

Kategorikan kebutuhan ibu dalam proses persalinan (Manuaba, 2010):

1) Kebutuhan fisiologis

a) Oksigen

b) Makan dan minum

c) Istirahat selama tidak ada his

d) Kebersihan badan terutama genetalia

e) Buang air kecil dan buang air besar.

f) Pertolongan persalinan yang terstandar

g) Penjahitan perineum bila perlu.


25

2) Kebutuhan rasa aman

a) Memilih tempat dan penolong persalinan

b) Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan

dilakukan

c) Posisi tidur yang dikehendaki ibu

d) Pendampingan oleh keluarga

e) Pantauan selama persalinan

f) Intervensi yang diperlukan

3) Kebutuhan dicintai dan mencintai

a) Pendampingan oleh suami/keluarga

b) Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)

c) Mengurangi rasa sakit d) Berbicara dengan suara yang lembut dan

sopan.

4) Kebutuhan harga diri

a) Merawat bayi sendiri dan menetekinya

b) Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu

c) Pelayanan yang bersifat empati dan simpati

d) Informasi bila akan melakukan Tindakan

e) Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu

lakukan.

5) Kebutuhan aktualisasi diri

a) Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan

b) Memilih pendamping selama persalinan

c) Bounding and attachment


26

e. Tanda-tanda persalinan

Tanda dan gejala kala II persalinan ibu merasa ingin meneran bersamaan

dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada

rektum dan vaginanya, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani

tampak membuka dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

(Manuaba, 2010). Tanda persalinan (Manuaba, 2010) :

1) Terjadinya his persalinan.

His persalinan mempunyai ciri khas pinggang rasa nyeri yang

menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan

kekuatannya makin besar, mempengaruhi terhadap perubahan serviks,

makin beraktivitas kekuatan makin bertambah. Tanda his baik adalah

kontraksi simultan simetris di seluruh uterus, kekuatan terbesar

(dominasi) di daerah fundus, terdapat periode relaksasi di antara dua

periode kontraksi, terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah

his, serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang

mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otototot

korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical

effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.

Pada fase pertama yaitu terjadinya pembukaan (dilatasi) dan penipisan

leher rahim dengan pembukaan leher rahim mencapai 3 cm, selain itu ibu

mulai merasakan kontraksi yang jelas berlangsung selama 30-50 detik

dengan jarak 5-20 menit. Semakin bertambah pembukaan leher rahim,

semakin sering kontraksi. Beberapa ibu, khususnya yang sensitif, mulai

merasa sakit, namun beberapa ibu lainnya tidak merasa sakit sama sekali.
27

Pada fase aktif kontraksi semakin lama (berlangsung 40-60 detik), kuat,

dan sering (3-4 menit sekali). Pembukaan leher rahim mencapai 7 cm

(Manuba, 2010).

2) Pengeluaran lendir dan darah.

Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan

pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir yang

terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadinya perdarhan karena

kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran cairan.

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan

berlangsung dalam 24 jam. Tanda dan gejala persalinan sebagai berikut

(Manuaba, 2010) :

a) Tanda persalinan sudah dekat (Awal persalinan)

(1) Terjadi lightening

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan

fundus uteri karena kepala bayi sudah mulai masuk pintu atas

panggul yang disebabkan :

(2) Kontraksi Braxton hicks

(3) Ketegangan dinding perut

(4) Ketegangan ligamentun rotandum

(5) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

b) Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :

(1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang.


28

(2) Dibagian bawah terasa sesak.

(3) Terjadi kesulitan saat berjalan.

(4) Sering BAK

(5) Terjadi his permulaan

c) Sifat kontraksi palsu

(1) Rasa nyeri ringan dibawah

(2) Datangnya tidak teratur

(3) Tidak ada perubahan pada serviks

(4) Durasinya pendek

(5) Tidak bertambah/ hilang saat dibawa beraktivitas.

f. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan

Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan yaitu passage (jalan lahir),

power (his dan tenaga mengejan), dan passanger (janin, plasenta dan

ketuban), serta faktor lain seperti psikologi dan faktor penolong (Manuba,

2010).

g. Tahapan persalinan

1) Kala I (Pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah karena serviks mulai

membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai dari

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) lamanya kala I untuk

primigravida berlangsung ± 12 jam, sedangkan pada multigravida sekitar

± 8 jam. Berdasarkan kurva friedman pembukaan primi 1 cm/jam,

sedangkan pada multi 2 cm/jam. Kala pembukan dibagi menjadi dua fase,

yaitu fase laten berupa pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm dan


29

berlangsung dalam 7- 8 jam serta fase aktif yang berlangsung ± 6 jam, di

bagi atas 3 subfase, yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dan

pembukaan menjadi 4 cm, periode dilatasi maksimal selama 2 jam dan

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, terakhir ialah periode

deselerasi berlangsung lambat selama 2 jam dan pembukaan menjadi 10

cm atau lengkap (Prawirohardjo, 2011).

Dukungan pada persalinan kala I dapat mengurangi rasa nyeri

persalinan dan memberi kenyamanan, karena dengan melakukan ini dapat

menurunkan resiko, kemajuan persalinan bertambah baik, serta hasil

persalinan bertambah baik. Rasa nyeri ini salah satunya disebabkan

karena ketegangan dan kecemasan dalam menghadapi persalinan

(Manuba, 2010).

Dengan menggunakan metode relaksasi dapat dipandang sebagai

upaya pembebasan mental dan fisik dari tekanan dan stres. Dengan

metode relaksasi, klien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.

Kemampuan dalam melakukan metode relaksasi fisik dapat menyebabkan

relaksasi mental. Metode relaksasi memberikan efek secara langsung

terhadap fungsi tubuh. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa ada

pengaruh teknik relaksasi terhadap tingkat nyeri kontraksi uterus kala I

aktif pada pasien persalinan normal.

Metode relaksasi yang dilakukan secara benar pada ibu bersalin yang

mengalami nyeri kontraksi dapat memberikan pengaruh terhadap respons

fisiologis nyeri persalinan. Hal ini disebabkan oleh efek dari metode

relaksasi, yaitu menimbulkan kondisi rileks, mereka dapat melepaskan


30

ketegangan otot, menghilangkan stress dari pengalaman persalinan yang

lalu, dan memberikan perasaan nyaman pada ibu. Dukungan dari pihak

tenaga kesehatan pun sangat berpengaruh terhadap psikis ibu. Ketika

seseorang dalam kondisi rileksasi, ketakutan kecemasan akan mereda dan

diikuti oleh respons tubuh, sehingga ibu mampu mengendalikan diri

dalam menghadapi nyeri kontraksi yang ada (Manuaba, 2010).

2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi, gejala dan tanda kala II persalinan yaitu

ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu

merasa adanya peningkatan tekanan pada rectum/pada vaginanya,

perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka,

meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah (Prawiroharjo, 2010).

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses

ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida

(Prawiroharjo, 2010)

3) Kala III (Kala Uri)

Kala III yaitu waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan atau

pengeluaran uri (plasenta) yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit

(Prawiroharjo, 2010).

a) Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu adanya perubahan bentuk dan

tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah mendadak dan

singkat.
31

b) Manajemen aktif kala III, yaitu pemberian suntikan oksitosin,

melakukan peregangan tali pusat terkendali, massase fundus uteri.

c) Kala IV

4) Kala IV

Yaitu kala pengawasan atau pemantauan, setiap 15 menit pada 1 jam

pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan meliputi

tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan

pervaginam. selain itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam

(Saifuddin, 2010). Asuhan dan pemantauan kala IV yaitu lakukan

rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi

baik dan kuat, evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan

secara melintang dengan pusat sebagai patokan, perkirakan kehilangan

darah secara keseluruhan, periksa kemungkinan perdarahan dari robekan

(laserasi atau episiotomi), evaluasi keadaan umum ibu, dokumentasikan

semua asuhan selama persalinan kala IV dibagian belakang partograf,

segera setelah asuhan dan penilaian dilakukan (Saifuddin, 2010).

Menurut JNPK-KR (2008), klasifikasi laserasi perineum dibagi

menjadi empat derajat, robekan derajat I yang meliputi mukosa vagina,

komisura posterior dan kulit perineum, robekan derajat II yang meliputi

mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum,

robekan derajat III sebagaimana ruptur derajat II hingga otot sfingter ani,

robekan derajat IV sebagaimana ruptur derajat III hingga dinding depan

rektum.
32

h. Psikologis Ibu Bersalin (Bahiyatun, 2011)

Kehamilan, persalinan dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Peristiwa-peristiwa itu

mempunyai makna yang berbeda-beda bagi setiap wanita maupun

keluarganya. Bagi banyak wanita, peristiwaperistiwa itu bermakna positif dan

merupakan fase transisi yang menyenangkan ke tahap baru dalam siklus

kehidupannya. Namun, sebagaimana tahap transisi lain dalam fase kehidupan,

peristiwa itu dapat pula menimbulkan stress, sehingga respons yang terjadi

dapat berupa kebahagiaan, maupun sebaliknya, seperti krisis lain dalam

kehidupan, dapat juga menyebebabkan kekecewaan.

Terdapat tiga faktor utama dalam persalinan, yaitu faktor jalan lahir

(passage), faktor janin (passenger), dan faktor tenaga atau kekuatan (power).

Selain itu, dalam persalinan dapat ditambahkan faktor psikis (kejiwaan)

wanita menghadapi kehamilan, persalinan, dan nifas (Manuaba, 2010).

Karena itulah seorang wanita memerlukan kematangan fisik, emosional,

dan psikoseksual serta psikososial sebelum kawin dan menjadi hamil.

Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses

melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama

pada ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan.

Rasa cemas, panik, dan takut yang melanda ibu dengan semua ketidakpastian

serta rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan ibu dapat mengganggu proses

persalinan dan mengakibatkan lamanya proses persalinan. Rasa cemas dapat

timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya

dan bayinya. Walaupun peristiwa kehamilan dan persalinan adalah suatu hal
33

yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang, merasa khawatir

akan hal ini. Untuk itu, penolong persalinan harus dapat menanamkan

kepercayaan kepada ibu hamil dan menerangkan apa yang harus diketahuinya

karena kebodohan, rasa takut, dan sebagainya dapat menyebabkan rasa sakit

pada waktu persalinan dan ini akan mengganggu jalannya persalinan, ibu

akan menjadi lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan cemas harus

ditanamkan kerja sama pasien-penolong (dokter, bidan) dan diberikan

penerangan selagi hamil dengan tujuan menghilangkan ketidaktahuan,

latihan-latihan fisik dan kejiwaan, mendidik cara-cara perawatan bayi, dan

berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologis.

i. Mekanisme persalinan normal terjadi pergerakkan penting dari janin, yaitu

(Sumarah, 2009) :

1) Engangement, pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan,

sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.

Engangement adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu

atas panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik didalam jalan lahir

dan sedikit fleksi.

2) Penurunan kepala, terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya.

Kekuatan yang mendukung yaitu tekanan cairan amnion, tekanan

langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen, ekstensi dan

pelurusan badan janin atau tulang belakang janin.

3) Fleksi, terjadi apabila kepala semakin turun ke rongga panggul, kepala

janin semakin fleksi, sehingga mencapai fleksi maksimal (biasanya


34

dihodge III) dengan ukuran diameter kepala janin yang terkecil, yaitu

diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm).

4) Putaran paksi dalam, kepala melakukan rotasi/putaran paksi dalam, yaitu

UUK memutar kearah depan (UUK berada dibawah simfisis).

5) Ekstensi, terjadi sesudah kepala janin berada didasar panggul dan UUK

berada dibawah simfisis sebagai hipomoklion, kepala mengadakan

gerakkan defleksi/ekstensi untuk dapat dilahirkan, maka lahirlah berturut-

turut UUB, dahi, muka, dan dagu.

6) Putaran paksi luar, terjadi setelah kepala lahir, kepala segera mengadakan

rotasi (putaran paksi luar), untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan

punggung anak.

7) Ekspulsi, terjadi setelah kepala lahir, bahu berada dalam posisi depan

belakang. Selanjutnya bahu depan dilahirkan terlebih dahulu baru

kemudian bahu belakang. Maka lahirnya bayi seluruhnya (ekspulsi).

j. Asuhan Persalinan Normal

60 angkah asuhan persalinan normal (APN, 2013)

1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II

2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitrosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali

pakai 3 cc ke dalam partus set.

3) Memakai celemek plastik.

4) Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan

dengan sabun di air mengalir.


35

5) Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yangdigunakan untuk

periksa dalam.

6) Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan

oksitosin dan letakkan dan letakkan kembali kedalam partus set. Bila

ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set.

7) Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)

dengan gerakan vulva ke perineum (bila daerah perineum dan sekitarnya

kotor karena kotoran ibu keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran).

8) Melakukakan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap

dan selaput ketuban sudah pecah.

9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan

klorin 0,5%, membuka srung tangan secara terbalik dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5%.

10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan

DJJ dalam batas normal.

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin

meneran.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu saat meneran

(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu

keposisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu

merasa nyaman).

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk

meneran.
36

14) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 sampai 6 cm,

letakkan handuk bersih, pada perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

16) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan

bahan.

17) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

18) Saat Sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi

perineum dengan diaalas lipatan kain dibawah bokong, sementara tangan

kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi maksimal saat

kepala lahir. Minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek.

Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir

lakukan penghisapan pada mulut dan hidung bayi menggunakan

penghisap lendir De Lee.

19) Menggunakan kassa/kain bersih untuk membersihkan muka bayi dari

lendir dan darah.

20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

21) Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan

22) Setelah bayi menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan

biparietal kepala bayi, tarik secara hati-hati kea rah bawah sampai bahu

anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu

posterior/belakang lahir.Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat

hingga menghambat putaran paksi luar, minta ibu berhenti meneran,


37

dengan perlindungan tangan kiri pasang klem di dua tempat pada tali

pusat dan potong tali pusat di antara kedua klem tersebut.

23) Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher, dan bahu bayi

bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)

dan ke empat jari pada bahu dan dada/punggung bayi, sementara tangan

kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan

lengan lahir.

24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang kea rah

bokong dan tungkai bawah bayi untuk memegang tungkai bawah

(selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut bayi).

25) Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan

sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke penolong. Nilai bayi,

kemudian letakkan diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari

badan (bila tali pusat pendek, letakkan bayi ditempat yang

memungkinkan).

26) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagian tali pusat.

27) Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.

28) Memberitahu ibu akan disuntik.

29) Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intramuscular pada bagian 1/3 atas

luar paha setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan

bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.


38

30) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari umbilicus bayi.

Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara

kedua 2 cm dari klem pertama.

31) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangn kiri, dengan

perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara 2 klem,

bila bayi tidak bernapas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir.

32) Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala.

33) Memberikan bayi pada ibu untuk dilakukan inisiasi menyusui dini.

34) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

35) Meletakkan tangan kiri di atas simfisis menahan bagian bawah uterus,

sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem dengan

jarak 5-10 cm dari vulva.

36) Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara

tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorso cranial.

37) Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah

panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran

sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah

kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak

pada vulva.

38) Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan

hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua

tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta

dan mencegah robeknya selaput ketuban.


39

39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada fundus uteri

dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4

jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).

40) Sambil tangan kiri melakukan massase pada fundus uteri, periksa bagian

maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk

memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir

lengkap, dan memasukkan dalam kantong plastic yang tersedia.

41) Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum yang

menyebabkan perdarahan aktif, bila ada lakukan penjahitan.

42) Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan

pervaginam, pastikan kontrksi uterus baik.

43) Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah didalam larutan klorin

0,5% kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan

dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya.

44) Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati.

45) Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya.

46) Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah

berisi larutan klorin 0,5%.

47) Membungkus kembali bayi.

48) Berikan bayi pada ibu untuk disusui.

49) Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan

pervaginam dan tanda vital ibu.


40

50) Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki

kontraksi baik dan mengajarkan massase uterus apabila kontraksi uterus

tidak baik.

51) Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi.

52) Memeriksa nadi ibu.

53) Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%.

54) Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah yang di

sediakan.

55) Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan

menggantikan pakainnya dengan pakaian yang kering/bersih.

56) Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk

membantu apabila ibu ingin minum.

57) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

58) Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan

sarung tangan secara terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin

0,5%.

59) Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

60) Melengkapi partograph

k. Partus Presipitatus

1) Pengertian

Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat.

Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam dari awitan

kelahiran, dan melahirkan di luar rumah sakit adalah situasi kedaruratan


41

yang membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi dan/atau hasil yang

tidak baik pada klien/janin (Doenges, 2001)

2) Penyebab

a) Abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir

b) Abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat

c) Pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa

nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses

persalinan yang sangat kuat itu (Doenges, 2001).

3) Tanda Dan Gejala

Dapat mengalami ambang nyeri yang tidak biasanya atau tidak

menyadari kontraksi abdominal. Kemungkinan tidak ada kontraksi yang

dapat diraba, bila terjadi pada ibu yang obesitas. Ketidaknyamanan

punggung bagian bawah (tidak dikenali sebagai tanda kemajuan

persalinan). Kontraksi uterus yang lama/hebat, ketidak-adekuatan

relaksasi uterus diantara kontraksi. Dorongan invalunter lintula mengejan

(Doenges, 2001).

4) Dampak Partus Presipitatus Pada Ibu

Akibat dari kontraksi uterus yang kuat disertai serviks yang panjang

serta kaku, dan vagina, vulva atau perineum yang tidak teregang dapat

menimbulkan rupture uteri atau laserasi yang luas pada serviks, vagina,

vulva atau perineum. Dalam keadaan yang terakhir, emboli cairan

ketuban yang langka itu besar kemungkinannya untuk terjadi. Uterus

yang mengadakan kontraksi dengan kekuatan yang tidak lazim sebelum

proses persalinan bayi, kemungkinan akan menjadi hipotonik setelah


42

proses persalinan tersebut dan sebagai konsekuensinya, akan disertai

dengan perdarahan dari templat implantasi placenta (Saifuddin, 2009).

5) Dampak Partus Presipitatus Pada Fetus Dan Neonatus

Mortalitas dan morbiditas perinatal akibat partus presipatatus dapat

meningkat cukup tajam karena beberapa hal. Pertama, kontraksi uterus

yang amat kuat dan sering dengan interval relaksasi yang sangat singkat

akan menghalangi aliran darah uterus dan oksigenasi darah janin. Kedua,

tahanan yang diberikan oleh jalan lahir terhadap proses ekspulsi kepala

janin dapat menimbulkan trauma intrakronial meskipun keadaan ini

seharusnya jarang terjadi. Ketiga, pada proses kelahiran yang tidak

didampingi, bayi bisa jatuh ke lantai dan mengalami cedera atau

memerlukan resusitasi yang tidak segera tersedia (Saifuddin, 2009).

6) Penanganan

Kontraksi uterus spontan yang kuat dan tidak lazim, tidak mungkin

dapat diubah menjadi derajat kontraksi yang bermakna oleh pemberian

anastesi. Jika tindakan anastesi hendak dicoba, takarannya harus

sedemikian rupa sehingga keadaan bayi yang akan dilahirkan itu tidak

bertambah buruk dengan pemberian anastesi kepada ibunya.

Penggangguan anastesi umum dengan preparat yang bisa mengganggu

kemampuan kontraksi rahim, seperti haloton dan isofluran, seringkali

merupakan tindakan yang terlalu berani. Tentu saja, setiap preparat

oksitasik yang sudah diberikan harus dihentikan dengan segera. Preparat

tokolitik, seperti ritodrin dan magnesium sulfat parenteral, terbukti

efektif. Tindakan mengunci tungkai ibu atau menahan kepala bayi secara
43

langsung dalam upaya untuk memperlambat persalinan tidak akan bisa

dipertahankan. Perasat semacam ini dapat merusak otak bayi tersebut.

(Saifuddin, 2009).

l. Ruptur Perineum

Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.

Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan

diafragma urogenitalis yang terdiri dari otot-otot yang menyusun perineum.

Perineum mendapat pasokan darah dari arteri pudenda interna dan cabang-

cabangnya. Perineum berperan dalam persalinan karena merupakan bagian

luar dari dasar panggul atau bagian lunak dari jalan lahir (Prawirohardjo,

2011).

Pada kala II persalinan dilakukan tindakan untuk melindungi perineum

dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara bertahap dan hati-hati untuk

melindungi robekan perineum atau yang disebut rupture perineum (JNPK-

KR, 2008).

Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi

luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan terjadi pada hampir

semua primipara (Manuaba, 2010). Jenis robekan perineum berdasarkan

luasnya robekan (JNPK-KR,2012) yaitu sebagai berikut :

1) Derajat satu : Robekan ini hanya terjadi pada mukosa vagina, vulva

bagian depan, kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika ada perdarahan dan

posisi luka baik.


44

2) Derajat dua : Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan,

kulit perineum dan otot Jahit menggunakan teknik sesuai prosedur

penjahitan luka perineum.

3) Derajat tiga : Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan,

kulit perineum, otot-otot perineum dan sfingter ani eksterna.

4) Derajat empat : Robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dan sfingter

ani yang meluas sampai ke mukosa rectum. Penolong APN tidak dibekali

keterampilan untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga dan empat.

Segera rujuk ke fasilitas rujukan dan lakukan penatalaksanaan sesuai

dengan kebutuhan pada saat merujuk (sesuai prosedur).

Selama kala II persalinan ketika perineum mulai meregang, penolong

persalinan harus mengamati keadaan perineum secara hatihati dan kontinyu.

Dengan pengalaman dan pengetahuan medis bidan seharusnya mampu

mengetahui rupture perineum mengancam. Adapun tanda-tanda yang

mengancam terjadinya robekan perineum yaitu kulit perineum mulai

meregang dan tegang, kulit perineum terlihat putih, terlihat jaringan parut

pada perineum, bila kulit perineum pada garis tengah mulai sobek

(Prawirohardjo, 2010).

m. Patograf

1) Pengertian

Partograf adalah suatu alat untuk mencatat hasil observasi dan

pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat utama

dalam mengambil keputusan klinik khususnya pada persalinan kala I

(Sumarah, 2010).Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan


45

untuk memantau keadaan ibu dan janin. Partograf dapat dianggap sebagai

“system peringatan awal” yang akan membantu pengambilan keputusan

lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk, dipercepat, atau diakhiri

persalinannya (Ujiningtyas, 2010).

2) Tujuan

Tujuan partograf (Sumarah, 2010) adalah:

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa

pembukaan serviks berdasarkan periksa dalam.

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal, dengan

demikian dapat mendeteksi dini kemungkinan terjadinya partus lama.

3) Pengamatan yang dicatat dalam partograf Selama persalinan berlangsung

perlu pemantauan kondisi kesehatan ibu maupun bayi, yaitu:

a) Kemajuan persalinan

(1) Pembukaan serviks

Bidan menilai pembukaan servik dengan melakukan periksa

dalam. Periksa dalam dilakukan setiap 4 jam sekali (indikasi

waktu). Pemeriksaan dalam yang dilakukan kurang dari 4 jam

harus atas indikasi. Bidan harus memeriksa adanya tanda gejala

kala II, ketuban pecah sendiri, atau gawat janin. Penulisan

pembukaan serviks di partograf dengan tanda X (Sumarah, 2009).

(2) Penurunan bagian terendah

Bidan menilai turunnya bagian terendah janin dengan palpasi

perlimaan yang dilakukan setiap 4 jam, yaitu sesaat sebelum


46

melakukan pemeriksaan dalam. Penulisan turunnya bagian

terendah dipartograf dengan tanda O (Sumarah, 2009).

(3) His

Bidan menilai his dengan cara palpasi, menghitung frekuensi

his (berapa kali) dalam waktu 10 menit dan dirasakan berapa lama

his tersebut berlangsung (dalam detik). Observasi his dilakukan

setiap 30 menit (Sumarah, 2009).

b) Memantau kondisi janin (Sumarah, 2009)

(1) Denyut jantung janin Bidan menilai frekuensi DJJ menggunakan

Doppler atau stetoskop, dihitung selama 1 menit. Observasi DJJ

dilakukan setiap 30 menit. Bila Djj menunjukan < 100 x/menit

atau > 180x/menit, menunjukan gawat janin hebat, dan bidan

harus segera betindak.

(2) Ketuban Bidan mengidentifikasi pecahnya selaput ketuban dan

menilai keadaan air ketuban bila sudah pecah (volume, warna dan

bau). Pengamatan dilakukan setiap pemeriksaan dalam. Yang

dicatat di partograf bila selaput ketuban utuh ditulis (U), bila

selaput ketuban pecah ditulis (J) untuk air ketuban jernih, (M)

untuk ketuban bercampur mekonium, (D) untuk ketuban

bercampur darah, dan (K) untuk ketuban yang kering (JNPK-KR,

2008).

(3) Moulase kepala janin Bidan menilai adanya penyusupan kepala

janin pada setiap periksa dalam. Penyusupan yang hebat dengan

kepala diatas PAP menunjukan adanya disproporsi sefalopelfik.


47

Pencatatan di partograf dengan tulisan: 0 bila tulang-tulang kepala

terpisah dan sutura mudah diraba (tidak ada moulase).

(a) 1 bila tulang-tulang kepala saling menyentuh satu sama lain.

(b) 2 bila tulang-tulang kepala saling tumpang tindih tetapi masih

dapat dipisahkan

(c) 3 bila tulang-tulang kepala saling tumpang tindih berat, tidak

dapat dipisahkan.

c) Memantau kondisi ibu hal yang perlu dikaji:

(1) Tanda-tanda vital, tekanan darah diukur setiap 4 jam, nadi dinilai

setiap 30 menit, suhu di ukur setiap 2 jam.

(2) Urine dipantau setiap 2-4 jam untuk volume, protein, dan aseton,

serta dicatat dipartograf

(3) Obat-obatan dan cairan infuse. Catat obat ataupun cairan infuse

yang diberikan pada ibu selama persalinan

3. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000

gram. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra

uterin (Muslihatun, 2011).


48

b. Penanganan Bayi Baru Lahir

1) Pencegahan infeksi Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan

penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi

seperti berikut :

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.

b) Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

c) Semua peralatan dan perengkapan yang akan di gunakan telah di

DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lender jangan

dipakai untuk lebih dari satu bayi.

d) Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan

bersih (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur,

termometer, stetoskop dll).

e) Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan (JNPK-KR, 2008).

2) Penilaian bayi baru lahir

Segera setelah lahir lakukan penilaian awal secara cepat dan tepat

(0-30 detik) → buat diagnose untuk dilakukan asuhan

berikutnya.Yang dinilai (Sukarni, 2013):

a) Bayi cukup bulan atau tidak ?

b) Usaha nafas → bayi menangis keras ?

c) Warna kulit → syanosis atau tidak ?

d) Gerakan aktif atau tidak

Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah maka

segera lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012)


49

3) Pemeriksaan bayi baru lahir (Muslihatun, 2011)

Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah

apapun, segeralah melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap.

Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa

hendaknya memperhatikan beberapa hal penting berikut ini :

a) Periksa bayi di bawah pemancar panas dengan penerangan yang

cukup, kecuali ada tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah kepanasan.

b) Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga

bayi hadir selama pemeriksaan dan sambil berbicara dengan

keluarga bayi serta sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan

warna kulit, frekuensi nafas, postur tubuh, reaksi terhadap

rangsangan dan abnormalitas yang nyata.

c) Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.

d) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung

tangan.

e) Bersikap lembut pada waktu memeriksa.

f) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to

toe secara sistematis.

g) Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih

lanjut yang memang diperlukan.

h) Catat setiap hasil pengamatan

c. Pemeriksaan Umum :

1) Pemeriksaan tanda-tanda vital : Denyut jantung bayi (110-180 kali per

menit), Suhu tubuh (36,5oC-37oC), Pernafasan (40-60 kali per menit)


50

2) Pemeriksaan antropometri (Saifuddin, 2010) : Berat badan (2500- 4000

gram), Panjang badan (44-53 cm), Lingkar kepala (31-36 cm), Lingkar

dada (30-33 cm), Lingkar lengan (>9,5 cm)

3) Berikan vitamin K 1 mg IM dipaha kiri anterolateral dan setelah 1 jam

pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha

kanan anterolateral.

d. Pemantauan bayi baru lahir

Menurut Saifuddin (2010), tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah

untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah

kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong

persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

Pada 2 jam pertama sesudah kelahiran, hal-hal yang perlu dinilai waktu

pemantauan bayi pada jam pertama sesudah kelahiran, meliputi:

1) Kemampuan menghisap bayi kuat atau lemah

2) Bayi tampak aktif atau lunglai

3) Bayi kemerahan atau biru

4) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayi penolong

persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya

masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti: bayi kecil

untuk masa kehamilan atau kurang bulan, gangguan pernafasan,

hipotermi, infeksi,cacat bawaan atau trauma lahir.

e. Inisiasi menyusu dini

Untuk mempererat ikatan batin antara ibu- anak, setelah dilahirkan

sebaiknya bayi itu dibersihkan. Sentuhan kulit dengan kulit mampu


51

menghadirkan efek psikologis yang dalam diantar ibu dan anak.Penelitian

membuktikan bahwa ASI ekslusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi.

Naluri bayi akan membimbingnya saat baru lahir. Percayakah anda, satu jam

pertama setelah bayi dilahirkan, insting bayi membawanya untuk mencari

putting sang bunda. Perilaku bayi tersebut dikenal dengan istilah (IMD)

Inisiasi Menyusui Dini (Sumarah, 2009).

f. Tanda bahaya pada bayi baru lahir

Tanda – tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada bayi baru lahir adalah

sulit menyusui, letargi (tidur terus sehingga tidak menyusu), demam (suhu

badan >38oC atau hipotermi <36oC), tidak BAB atau BAK setelah 3 hari lahir

(kemungkinan bayi mengalami atresia ani), tinja lembek, hijau tua, terdapat

lendir atau darah pada tinja, sianosis (biru) atau pucat pada kulit atau bibir,

adanya memar, warna kulit kuning (ikterus) terutama dalam 24 jam pertama,

muntah terus menerus dan perut membesar, kesulitan bernafas,mekonium cair

berwarna hijau gelap dengan lendir atau darah tali pusat merah (Saifuddin,

2010).

4. Konsep Dasar Asuhan Nifas (Post Natal Care)

a. Pengertian masa nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Suherni, 2009). Nifas yaitu

darah yang keluar dari rahim sebab melahirkan atau setelah melahirkan.Darah

nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan
52

hamil.Maka ketika melahirkan, darah tersebut keluar sedikit demi

sedikit.Darah yang keluar sebelum melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran,

maka itu termasuk darah nifas juga (Saifuddin, 2010).

b. Tahapan Dalam Masa Nifas (Suherni, 2009) :

1) Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam postpartum.

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari postpartum.

3) Remote Puerperium (later puerperium) : waktu 6-8 minggu postpartum.

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila

selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk

sehat bisa bermingguminggu, bulan atau tahun. Dalam agama islam telah

bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. Kebijakan Program Pemerintah

Dalam Asuhan Masa Nifas Paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan

nifas untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan

antara lain 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu

setelah persalinan, dan 6minggu setelah persalinan (Manuaba, 2010).

c. Tujuan Asuhan Nifas (Prawirohardjo, 2010).

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.

3) Memberikan penkes tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,

menyusui, imunisasi dan perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan KB
53

d. Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Sukarni, 2013)

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Involusi uterus

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

(1) Iskemia myometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus

dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative

anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

(2) Autolysis

Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di

dalam otot uterin. Enim proteolitik akan memendekkan jaringan

otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari

semula selama kehamilan atau dapat lima kali lebih lebar dari

semula kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan

secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan hal ini

disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan progesterone.

(3) Efek Oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot

uterine sehingga akan menekan pembuluh darah yang

mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini

membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta

serta mengurangi perdarahan.

Table 2.6
54

2) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan

mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organism

berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina

normal, lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran

lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warna diantaranya (Sukarni,

2013) :

a) Lochea Rubra/merah (Kruenta)

Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa

postpartum.Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan

mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari

deciduas dan chorion.Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut

lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

b) Lochea Sangiolenta

Lochea ini muncul pada hari ke 3-7 hari berwarna merah

kecoklatan dan berlendir.

c) Lochea Serosa
55

Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14 hari dengan berwarna

kuning kecoklatan dengan cirri lebih sedikit darah dan lebih banyak

serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan/laserasi plasenta.

d) Lochea Alba

Lochea alba muncul setelah 2 minggu postpartum.Warnanya lebih

pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit,

selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

e) Loche Purulenta

Lochea yang muncul karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk

3) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,

ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6

minggu persalinan serviks menutup (Sukarni, 2013).

4) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses persalinan, dan dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan

kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tida

hamil, dan rugae dalam vagina secara berangsur angsur akan muncul

kembali sementara labia menjadi lebih menonjol. Ukuran vagina akan

selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama

(Sukarni, 2013).

5) Perubahan sistem pencernaan


56

Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali

normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelaah melahirkan,

namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua

hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika

sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat

menghalangi keinginan kebelakang (Saifuddin, 2010).

6) Perubahan sistem perkemihan Hari pertama biasanya ibu mengalami

kesulitan buang air kecil, selain khwatir nyeri jahitan juga karena

penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses

persalinan. Buang air kecil sulit kemungkinan terdapat spasine sfingter

dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara

kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang

besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat

menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini

menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal

dalam tempo minggu (Saifuddin, 2010)

7) Perubahan endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam postpartum,

progesterone turun pada hari ke 3 postpartum dan kadar prolaktin dalam

darah berangsur-angsur hilang.

e. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas (Buku KIA,2020)

1) Kunjungan I (6 - 48 jam postpartum) meliputi:

a) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum


57

b) Pengukuran TTV
c) Pemeriksaan lochea dan perdarahan
d) Pemeriksaan kondisi janin dan tanda infeksi
e) Pemeriksaan UC dan TFU
f) Pemeriksaan payudara dan anjurkan pemberian ASI Eksklusif
g) Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
h) Konseling
i) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau dengan komplikasi
j) Beri konseling tentang kebutuhan dasar ibu hamil, personal hygiene,
perawatan luka, perawatan bayi, ASI Eksklisif, dan penggunaan alat
kontrasepsi
2) Kunjungan II (3 - 7 hari postpartum) meliputi:
a) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
b) Pengukuran TTV
c) Pemeriksaan lochea dan perdarahan
d) Pemeriksaan kondisi janin dan tanda infeksi
e) Pemeriksaan UC dan TFU
f) Pemeriksaan payudara dan anjurkan pemberian ASI Eksklusif
g) Pemberian kapsul vitamin A (2 kapsul)
h) Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
i) Konseling
j) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau dengan komplikasi
k) Beri konseling tentang kebutuhan dasar ibu hamil, personal
hygiene, perawatan luka, perawatan bayi, ASI Eksklisif, dan
penggunaan alat kontrasepsi
3) Kunjungan III (8 – 28 hari postpartum)
a) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
b) Pengukuran TTV
c) Pemeriksaan lochea dan perdarahan
d) Pemeriksaan kondisi janin dan tanda infeksi
e) Pemeriksaan UC dan TFU
f) Pemeriksaan payudara dan anjurkan pemberian ASI Eksklusif
58

g) Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan


h) Konseling
i) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau dengan komplikasi
j) Beri konseling tentang kebutuhan dasar ibu hamil, personal hygiene,
perawatan luka, perawatan bayi, ASI Eksklisif, dan penggunaan alat
kontrasepsi
4) Kunjungan IV (29 – 42 hari postpartum) meliputi:
a) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
b) Pengukuran TTV
c) Pemeriksaan lochea dan perdarahan
d) Pemeriksaan kondisi janin dan tanda infeksi
e) Pemeriksaan UC dan TFU
f) Pemeriksaan payudara dan anjurkan pemberian ASI Eksklusif
g) Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
h) Konseling
i) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau dengan komplikasi
j) Beri konseling tentang kebutuhan dasar ibu hamil, personal hygiene,
perawatan luka, perawatan bayi, ASI Eksklisif, dan penggunaan alat
kontrasepsi
f. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas (Suherni, 2009):

1) Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi

2) Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, social serta

memberikan semangat kepada ibu

3) Membantu ibu dalam menyusui bayinya, sehingga ibu tidak mengalami

kesulitan dalam menyusui bayinya.

4) Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu

5) Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya

sebagai orang tua


59

6) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa

nyaman

7) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

mencegah perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang

baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman

8) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,

menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk

mempercepat proses pemulihan, mencagah komplikasi dengan memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas

9) Memberikan asuhan secara professional

g. Kebutuhan Dasar Masa Nifas (Suherni, 2009):

1) Nutrisi dan cairan

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan

diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan

seperti biasa bila ingin, namun perlu diperhatikan jumlah kalori dan

protein ibu menyusui harus lebih besar dari pada ibu hamil.

2) Ambulasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang

selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miringmiring kekanan

dan kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli,

pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan pada hari

ke 4 atau 5 sudah boleh pulang, mobilisasi diatas mempunyai variasi yang

berbeda, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya

luka-luka.
60

3) Eliminasi

Rasa nyeri kadang kala menyebabkan keengganan untuk berkemih,

tetapi usahakan lah untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih

yang penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat

menyebabkan perdarahan dari rahim hendaknya kencing dapat dilakukan

sendiri secepatnya.

4) Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila masih

sulit buang air besar dan terjadi obstifasi apalagi berak keras dapat

diberikan obat laksans per oral atau per rectal, jika masih belum bisa

dilakukan klisma, dan konsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.

5) Menjaga kebersihan diri

Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari

infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

6) Kebersihan genetalia

Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar

dan mungkin ada luka jahitan robekan atau episiotomi, anjurkan ibu untuk

membersihkan alat genetalianya dengan menggunakan air bersih,

membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dilanjutkan dengan sekitar

anus, keringkan dulu sebelum memakaikan pembalut, dan gantilah

pembalut minimal 3 kali sehari, pada persalinan yang terdapat jahitan,

jangan khawatir untuk membersihkan vulva, justru vulva yang tidak

dibersihkan dapat menyebabkan infeksi, bersihkan vulva setiap buang air

besar, buang air kecil dan mandi.


61

7) Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat

karena produksi keringat pada ibu nifas akan lebih banyak, sebaiknya

menggunakan pakaian yang longgar dibagian dada, sehingga payudara

tidak tertekan dan kering, demikian juga dengan pakaian dalam, agar

tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea.

8) Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan dalam tubuh akan dikeluarkan

kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan

pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu,

pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasa

jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya, usahakan mandi lebih

sering dan menjaga agar kulit tetap dalam keadaan kering.

9) Istirahat

Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk rileks

dan istrahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur, meminta

bantuan suami atau keluarga yang lain jika ibu merasa lelah, putarkan dan

dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi istirahat untuk

menghilangkan tegang dan lelah.

10) Seksual

Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam

vagina tanpa ada rasa nyeri, begitu ibu merasa aman untuk melakukan

hubungan suami istri kapan saja ibu siap


62

11) Rencana kontrasepsi

Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas,

apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormone, harus

menggunakan obat yang tidak menganggu produksi ASI dan hubungan

suami istri pada masa nifas tidak terganggu.

12) Senam nifas

Senam nifas yaitu gerakan untuk mengembalikan otot perut yang

kendur karena peregangan selama hamil, senam nifas ini dilakukan sejak

hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh,terdiri

dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat

pemulihan keadaan ibu (Suherni, 2010).

13) Perawatan payudara

Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan,

baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai hari

pertama atau kedua setelah melahirkan. Perawatan payudara bertujuan

untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran

susu sehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta menghindari

terjadinya pembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga

kebersihan payudara agar tidak mudah terkena infeksi. Adapun langkah-

langkah dalam perawatan payudara (Anggraini, 2010)

Adapun cara perawatan payudara (Anggraini, 2010) antara lain :

a) Tempelkan kapas yang sudah di beri minyak atau baby oil selama 5

menit, kemudian putting susu di bersihkan.

b) Letakan kedua tangan di antara payudara.


63

c) Mengurut payudara dimulai dari arah atas, kesamping lalu kearah

bawah.

d) Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan

kearah sisi kanan.

e) Melakukan pengurutan kebawah dan kesamping.

f) Pengurutan melintang telapak tangan mengurut kedepan kemudian

kedua tangan dilepaskan dari payudara, ulangi gerakan 20 – 30 kali.

g) Tangan kiri menopang payudara kiri 3 jari tangan kanan membuat

gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara

sampaipada puting susu, lakukan tahap yang sama pada payudara

kanan.

h) Membersihkan payudara dengan air hangat lalu keringkan payudara

dengan handuk bersih, kemudian gunakan bra yang bersih dan

menyokong. Penanganan puting susu lecet Bagi ibu yang mengalami

lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24 jam pada

payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual dan ditampung

pada botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil (Rustam,

2009).

5. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Neonatus

a. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai

standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada

neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari


64

setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah

(Walyani, 2014).

1) Pelaksanaan pelayanan neonatal adalah :

a) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-

48 jam setelah lahir. Hal yang dilaksanakan adalah:

(1) Jaga kehangatan tubuh bayi

(2) Berikan ASI eksklusif

(3) Rawat tali pusat

b) Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu hari

ke-3 sampai dengan hari ke-7 setelah lahir.

(1) Jaga kehangatan tubuh bayi

(2) Berikan ASI eksklusif

(3) Cegah infeksi

(4) Rawat tali pusat

c) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada kurun waktu hari

ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir. Periksa ada atau

tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit, lakukan :

(1) Jaga kehangatan tubuh bayi

(2) Berikan ASI eksklusif

(3) Rawat tali pusat

b. Perawatan Neonatus (Walyani, 2014) yaitu :

1) Meningkatkan Hidrasi dan Nutrisi yang Adekuat untuk Bayi

Metode yang dipilih ibu untuk memberi susu kepada bayinya

harus dihargai oleh semua yang terlibat dan ibu harus didukung dalam
65

upayanya untuk memberikan susu kepada bayinya. Akan tetapi,

manfaat ASI untuk semua bayi, terutama bayi prematur dan bayi sakit

diketahui dengan baik. Biasanya kalkulasi kebutuhan cairan dan kalori

tidak diperlukan pada bayi cukup bulan yang sehat, terutama untuk

bayi yang mendapat ASI. Pengkajian mengenai apakah bayi

mendapatkan kebutuhannya dengan cukup diperkirakan dengan

seberapa baik bayi menoleransi volume susu, seberapa sering bayi

minum susu, apakah haluan feses dan urinnya normal, apakah bayi

menjadi tenang untuk tidur setelah minum susu dan bangun untuk

minum susu berikutnya.

2) Memperhatikan Pola Tidur dan Istirahat

Tidur sangat penting bagi neonatus dan tidur dalam sangat

bermanfaat untuk pemulihan dan pertumbuhan. Bayi cukup bulan

yang sehat akan tidur selama sebagian besar waktu dalam beberapa

hari pertama kehidupan, bangun hanya untuk minum susu.

3) Meningkatkan Pola Eliminasi yang Normal

Jika diberi susu dengan tepat, bayi harus berkemih minimal

enam kali dalam setiap 24 jam dengan urin yang berwarna kuning

kecoklatan dan jernih. Penurunan haluaran urin atau aliran urin yang

berkaitan dengan bayi yang letargi, menyusu dengan buruk,

mengalami peningkatan ikterus atau muntah harus diperiksa karena

infeksi saluran kemih dan abnormalitas kongenitak pada saluran

genitourinari biasa terjadi. Dengan menganggap bahwa bayi diberi

susu dengan tepat, warna dan konsistensi feses akan berubah, menjadi
66

lebih terang, lebih berwarna kuning-hijau dan kurang lengket di

bandingkan mekonium. Setiap gangguan pada pola ini atau dalam

karakteristik feses harus diperiksa dan penyebabnya ditangani,

abnormalitas pada saluran GI, seperti stenosis atau atresia, maltorasi,

volvulus, atau anus imperforata, akan memerlukan intervensi

pembedahan.

4) Meningkatkan Hubungan Interaksi antara Orang Tua dan Bayi

Meningkatkan interaksi antara bayi dan orang tua agar

terciptanya hubungan yang kuat sehingga proses laktasi dan

perawatan bayi baru lahir dapat terlaksana dengan baik. Orang tua

memiliki pengalaman yang bervariasi dalam merawat bayi. Untuk

orang tua yang tidak berpengalaman ada banyak literatur yang siap

sedia dalam bentuk cetakan atau di internet, dan ada persiapan

pranatal untuk kelas menjadi orang tua yang dapat diakses untuk

orang tua untuk mengembangkan beberapa pemahaman menganai

perawatan bayi.

c. Tanda-tanda bahaya pada neonatus (Kemenkes RI, 2010)

a) Bayi tidak mau menyusu

b) Kejang

c) Lemah

d) Sesak Nafas

e) Merintih

f) Pusar Kemerahan

g) Demam atau Tubuh Merasa Dingin


67

h) Mata Bernanah Banyak

i) Kulit Terlihat Kuning

6. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

a. Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak

dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, pemerintah

mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda

kehamilan (Sulistyawati, 2013).

b. Tujuan Program KB

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga

kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara

pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia

dansejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati,

2013).

c. Jenis Kontrasepsi (BKKBN, 2012)

1) Alat Kontrasepsi Dalama Rahim (AKDR) Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim (AKDR) merupakan kontrasepsi yang

dimasukkan melalui serviks dan dipasang di dalam uterus. AKDR

mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan

ovum karena adanya perubahan pada tuba dan cairan uterus.

2) Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP)

Kontrasepsi ini pada wanita disebut tubektomi. Sedangkan

pada pria disebut vasektomi.


68

7. Konsep Asuhan pada Masa Pandemi Covid-19

a. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil,

Bersalin, dan Nifas

1) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai

sabun selama 40 – 60 detik atau menggunakan cairan antiseptic

berbasis alkohol (hand sanitizer) selama 20 – 30 detik. Hindari

menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.

Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya

mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci

tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil

(BAK), dan sebelum makan.

2) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

3) Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke

fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.

4) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang

tisu pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan

sesuai etika batuk-bersin.

5) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda

yang sering disentuh.

6) Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan

penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi

penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi

seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha

pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan


69

hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap

menjaga jarak.

Cara penggunaan masker yang efektif :

a) Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung,

kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara

masker dan wajah.

b) Saat digunakan, hindari menyentuh masker.

c) Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya: jangan

menyentuh bagian depan masker, tapi lepas dari belakang dan

bagian dalam).

d) Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah

digunakan, segera cuci tangan.

e) Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker

jika masker yang digunakan terasa mulai lembab.

f) Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.

g) Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan

sampah medis sesuai SOP.

7) Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin, dan nifas harus

menggunakan masker dan menjaga jarak.

8) Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit Covid-19, bila sangat

mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis

obstetri atau praktisi kesehatan terkait.

9) Bila terdapat gejala Covid-19, diharapkan untuk menghubungi telepon

layanan darurat yang tersedia (Hotline Covid-19 : 119 ext 9) untuk


70

dilakukan penjemputan di tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS

rujukan untuk mengatasi penyakit ini.

b. Pelayanan Antenatal

1) Pelaksanaan Program Berdasarkan Zona Wilayah

Tabel 2.7Program Pelayanan Ibu Hamil


Program Zona Hijau Zona Kuning, Orange, dan
Merah
Kelas Ibu Hamil Dapat dilaksanakan dengan Ditunda pelaksanaannya
metode tatap muka (maks. 10 di masa pandemic covid-
peserta) dan harus mengikuti 19 atau dilaksanakan
protokol kesehatan secara melalui media komunikasi
ketat secara daring (video call,
youtube, zoom)
P4K Pengisian stiker P4K Pengisian stiker P4K
dilakukan oleh tenaga dilakukan oleh ibu hamil
kesehatan pada saat pelayanan atau keluarga dipandu
ANC bidan/perawat/dokter
melalui media komunikasi
AMP Otopsi verbal dilakukan Otopsi verbal dilakukan
dengan mendatangi keluarga. dengan mendatangi
Pengkajian dapat dilakukan keluarga atau melalui
dengan metode tatap muka telepon.
(mengikuti protokol Pengkajian dapat
kesehatan) atau melalui media dilakukan melalui media
komunikasi secara daring komunikasi secara daring
(video conference) (video conference)

2) Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC)

Pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di

Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x

diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat

kunjungan ke 5 di Trimester 3.

a) ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan oleh

Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang

pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan pelayanan antenatal


71

seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk dilakukan

skrining. Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal secara tatap

muka, dilakukan janji temu/ teleregistrasi dengan skrining

anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/ secara daring

untuk mencari faktor risiko dan gejala Covid-19.

(1) Jika ada gejala Covid-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan

swab atau jika sulit untuk mengakses RS Rujukan maka

dilakukan Rapid Test. Pemeriksaan skrining faktor risiko

kehamilan dilakukan di RS Rujukan

(2) Jika tidak ada gejala Covid-19, maka dilakukan skrining oleh

Dokter di FKTP.

b) ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4 di

Trimester 3, dan ANC ke-6 di Trimester 3 : Dilakukan tindak

lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului dengan janji

temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media

komunikasi (telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko

dan gejala Covid-19.

(1) Jika ada gejala Covid-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan

swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan maka dilakukan

Rapid Test.

(2) Jika tidak ada gejala Covid-19, maka dilakukan pelayanan

antenatal di FKTP.
72

c) ANC ke-5 di Trimester 3 Skrining faktor risiko persalinan

dilakukan oleh Dokter dengan menerapkan protocol kesehatan.

Skrining dilakukan untuk menetapkan :

(1) faktor risiko persalinan,

(2) menentukan tempat persalinan, dan

(3) menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau tidak

Tatap muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan

skrining anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/secara

daring untuk mencari faktor risiko dan gejala Covid-19. Jika ada

gejala Covid-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan swab atau jika

sulit mengakses RS Rujukan maka dilakukan Rapid Test.

3) Rujukan terencana diperuntukkan bagi:

a) Ibu dengan faktor risiko persalinan.

Ibu dirujuk ke RS untuk tatalaksana risiko atau komplikasi

persalinan.

b) Ibu dengan faktor risiko Covid-19.

Skrining faktor risiko persalinan dilakukan di RS Rujukan.

Jika tidak ada faktor risiko yang membutuhkan rujukan terencana,

pelayanan antenatal selanjutnya dapat dilakukan di FKTP.

c) Janji temu/teleregistrasi adalah pendaftaran ke fasilitas pelayanan

kesehatan untuk melakukan pemeriksaan antenatal, nifas, dan

kunjungan bayi baru lahir melalui media komunikasi

(telepon/SMS/WA) atau secara daring. Saat melakukan janji

temu/teleregistrasi, petugas harus menanyakan tanda, gejala, dan


73

factor risiko Covid-19 serta menekankan pemakaian masker bagi

pasien saat datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

d) Skrining faktor risiko (penyakit menular, penyakit tidak menular,

psikologis kejiwaan, dll) termasuk pemeriksaan USG oleh Dokter

pada Trimester 1 dilakukan sesuai Pedoman ANC Terpadu dan

Buku KIA.

e) Pada ibu hamil dengan kontak erat, suspek, probable, atau

terkonfirmasi Covid-19, pemeriksaan USG ditunda sampai ada

rekomendasi dari episode isolasinya berakhir. Pemantauan

selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.

f) Ibu hamil diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA dalam

kehidupan sehari-hari.

g) Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil dengan

status suspek, probable, atau terkonfirmasi positif Covid-19

dilakukan dengan pertimbangan dokter yang merawat.

h) Pada ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi Covid-19, saat

pelayanan antenatal mulai diberikan KIE mengenai pilihan IMD,

rawat gabung, dan menyusui agar pada saat persalinan sudah

memiliki pemahaman dan keputusan untuk perawatan bayinya.

i) Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak

melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah dengan

transmisi lokal/ zona merah (risiko tinggi) dengan mengikuti

anjuran perjalanan (travel advisory) yang dikeluarkan pemerintah.


74

Dokter harus menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14

hari terakhir dari daerah dengan penyebaran Covid-19 yang luas.

c. Pelayanan Persalinan

1) Semua persalinan dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Pemilihan tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan:

a) Kondisi ibu yang ditetapkan pada saat skrining risiko persalinan.

b) Kondisi ibu saat inpartu.

c) Status ibu dikaitkan dengan Covid-19.

(1) Persalinan di RS Rujukan Covid-19 untuk ibu dengan status :

suspek, probable, dan terkonfirmasi Covid-19 (penanganan

tim multidisiplin).

(2) Persalinan di RS non rujukan Covid-19 untuk ibu dengan

status : suspek, probable, dan terkonfirmasi. Covid-19, jika

terjadi kondisi RS rujukan Covid-19 penuh dan/atau terjadi

kondisi emergensi. Persalinan dilakukan dengan APD yang

sesuai.

(3) Persalinan di FKTP untuk ibu dengan status kontak erat

(skrining awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR <

5,8 dan limfosit normal), rapid test non reaktif). Persalinan di

FKTP menggunakan APD yang sesuai dan dapat

menggunakan delivery chamber (penggunaan delivery

chamber belum terbukti dapat mencegah transmisi Covid-19).

2) Pasien dengan kondisi inpartu atau emergensi harus diterima di semua

Fasilitas Pelayanan Kesehatan walaupun belum diketahui status


75

Covid-19. Kecuali bila ada kondisi yang mengharuskan dilakukan

rujukan karena komplikasi obstetrik.

3) Ibu hamil melakukan isolasi mandiri minimal 14 hari sebelum

taksiran persalinan atau sebelum tanda persalinan.

4) Pada zona merah (risiko tinggi), orange (risiko sedang), dan kuning

(risiko rendah), ibu hamil dengan atau tanpa tanda dan gejala Covid

19 pada H-14 sebelum taksiran persalinan dilakukan skrining untuk

menentukan status Covid-19. Skrining dilakukan dengan anamnesa,

pemeriksaan darah NLR atau rapid test (jika tersedia fasilitas dan

sumber daya). Untuk daerah yang mempunyai kebijakan lokal dapat

melakukan skrining lebih awal.

5) Apabila ibu datang dalam keadaan inpartu dan belum dilakukan

skrining, Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus tetap melayani tanpa

menunggu hasil skrining dengan menggunakan APD sesuai standar.

6) Hasil skrining Covid-19 dicatat/dilampirkan di buku KIA dan

dikomunikasikan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat rencana

persalinan.

7) Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan sesuai prosedur,

diutamakan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP).

d. Pelayanan Pasca Salin

1) Pelayanan Pasca Salin (ibu nifas dan bayi baru lahir) dalam kondisi

normal tidak terpapar Covid-19 : kunjungan minimal dilakukan

minimal 4 kali
76

2) Pelayanan KB pasca persalinan diutamakan menggunakan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), dilakukan dengan janji temu

dan menerapkan protokol kesehatan serta menggunakan APD yang

sesuai dengan jenis pelayanan.

3) Ibu nifas dengan status suspek, probable, dan terkonfirmasi Covid-19

setelah pulang ke rumah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Kunjungan nifas dilakukan setelah isolasi mandiri selesai.

4) Ibu nifas dan keluarga diminta mempelajari dan menerapkan buku

KIA dalam perawatan nifas dan bayi baru lahir di kehidupan sehari

hari, termasuk mengenali tanda bahaya pada masa nifas dan bayi baru

lahir. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, harus segera memeriksakan

diri dan atau bayinya ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

5) KIE yang disampaikan kepada ibu nifas pada kunjungan pasca salin

(kesehatan ibu nifas):

a) Hygiene sanitasi diri dan organ genitalia.

b) Kebutuhan gizi ibu nifas.

c) Perawatan payudara dan cara menyusui.

d) Istirahat, mengelola rasa cemas dan meningkatkan peran keluarga

dalam pemantauan kesehatan ibu dan bayinya.

e) KB pasca persalinan : pada ibu suspek, probable, atau

terkonfirmasi Covid-19, pelayanan KB selain AKDR

pascaplasenta atau sterilisasi bersamaan dengan seksio sesaria,

dilakukan setelah pasien dinyatakan sembuh.

e. Pelayanan Bayi Baru Lahir


77

1) Pelayanan Bayi Baru Lahir secara Umum

a) Penularan Covid-19 secara vertikal melalui plasenta belum

terbukti sampai saat ini. Oleh karena itu, prinsip pertolongan bayi

baru lahir diutamakan untuk mencegah penularan virus SARS-

CoV-2 melalui droplet atau udara (aerosol generated).

b) Penanganan bayi baru lahir ditentukan oleh status kasus ibunya.

Bila dari hasil skrining menunjukkan ibu termasuk suspek,

probable, atau terkonfirmasi Covid-19, maka persalinan dan

penanganan terhadap bayi baru lahir dilakukan di Rumah Sakit.

c) Bayi baru lahir dari ibu yang Bukan suspek, probable, atau

terkonfirmasi Covid-19 tetap mendapatkan pelayanan neonatal

esensial saat lahir (0 – 6 jam), yaitu pemotongan dan perawatan

tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), injeksi vitamin K1,

pemberian salep/tetes mata antibiotik, dan imunisasi Hepatitis B.

d) Kunjungan neonatal dilakukan bersamaan dengan kunjungan

nifas. KIE yang disampaikan pada kunjungan pasca salin

(kesehatan bayi baru lahir) :

(1) ASI eksklusif.

(2) Perawatan tali pusat, menjaga badan bayi tetap hangat, dan

cara memandikan bayi.

(3) Khusus untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

apabila ditemukan tanda bahaya atau permasalahan, bayi harus

segera dibawa ke Rumah Sakit.

(4) Tanda bahaya pada bayi baru lahir


BAB III

SUBJEKTIF DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUS

A. Rancangan Study Kasus yang Berkesinambungan dengan COC

a. Pengertian

Rancangan study kasus adalah rencana atau struktur dan strategi

perancangan yang disusun demikian rupa agar dapat memperoleh jawaban

mengenai permasalahan study kasus dan juga untuk mengontrol varians

(Machfoedz, 2011). Rancangan study kasus adalah studi kasus yang diuraikan

secara deskriptif dari hasil jaringan pengumpulan data yang diperoleh dari

beberapa metode. Metode yang digunakan untuk data primer yaitu dengan

menggunakan metode pengamatan (observation), wawancara (anamnesa),

maupun hasil pengukuran fisik dan pemeriksaan kebidanan langsung kepada

klien. Data sekunder diperoleh dengan melakukan pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan penunjang lainnya (USG, foto rontgen dll) data kesehatan

penduduk kota dan provinsi, buku KIA sebagai buku catatan perkembangan

klien. Selain itu dapat dilakukan melalui studi kepustakaan (Library

research).

1. Lokasi dan Waktu

Studi kasus ini dilakukan di rumah Ny. M di Jl.Prapatan Dalam RT 32

NO 2 Kelurahan Prapatan Kecamatan Balikpapan Kota dan dilaksanakan

mulai 15 Februari 2021 – 11 Juni 2021.

76
77

2. Subyek Studi Kasus

Subyek study kasus adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda

ataupun lembaga (Amirin, 2012). Subyek penelitian yang akan dibahas

dalam Laporan Tugas Akhir ini kepada Ny.M dengan diberikan asuhan

mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal

sampai pelayanan calon akseptor kontrasepsi.

3. Pengumpulan Dan Analisis Data

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama proses pemberian asuhan

kebidanan komprehensif (continuity of care) berlangsung. Adapun

teknik pengambilan datanya adalah :

1) Observasi Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati

secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat

dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tertentu. Penulis

melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi klien

yang dikelola atau mengamati perilaku dan kebiasaan klien yang

berhubungan dengan asuhan yang akan diberikan (Nursalam,

2010).

2) Wawancara Wawancara adalah percakapan antara klien dengan

seseorang yang berharap mendapatkan informasi, dan informan

seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting

tentang sesuatu objek. Penulis mengumpulkan data dengan cara

melakukan wawancara langsung dengan klien dan keluarga

(Nursalam, 2010).
78

3) Pemeriksaan fisik Penulis melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi, pemeriksaan laboratorium yang

dilakukan untuk memperoleh data sesuai dengan kasus yang dikelola.

4) Studi Dokumentasi Penulis menggunakan dokumentasi yang

berhubungan dengan judul Hasil Laporan Tugas Akhir ini seperti :

catatan medis klien yang berupa buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak),

literatur dan lain sebagainya.

5) Analisis Data Analisis data yang digunakan pada studi kasus ini

mengubah data hasil studi kasus menjadi suatu informasi yang dapat

digunakan untuk mengambil kesimpulan adalah menggunakan

manajemen kebidanan menurut Varney yang didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

b. Instrumen study kasus

Instrumen adalah alat yang dapat dipakai penulis untuk mendapatkan

data. Penelitian ini menggunakan instrument seperti lembar pengkajian,

checklist, dokumentasi.

5. Kerangka Kerja

Study kasus Kerangka konsep study kasus pada dasarnya adalah

kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur

melalui kunjungan yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).


79

Bagan 3.1
Kerangka Kerja Pelaksanaan Studi Kasus

Pengkajian: Ny.M usia kehamilan 32-33mgg janin tunggal hidup intra uterine

B. Etika Penelitian

1. Respect for person

Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas menolak

untuk ikut studi kasus ini atau dapat mengundurkan diri kapan saja. Ny. M
80

mendapatkan penjelasan sebelum persetujuan dan bersedia ikut dalam studi

kasus ini secara sadar tanpa paksaan dan telah membubuhkan tanda tangan

pada lembar persetujuan.

2. Beneficence dan non maleficence

Ny. M sebagai peserta dalam kegiatan asuhan kebidanan komperehensif

ini akan mendapatkan keuntungan berupa pengawasan dari tenaga

kesehatan sejak ibu hamil sampai dengan bersalin/nifas. Penulis juga pada

saat melakukan pengkajian dan pemeriksaan telah meminimalkan bahaya

risiko yang terjadi, yaitu melakukan mencuci tangan sebelum tindakan dan

menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti handscoon.

3. Justice

Risiko dan ketidaknyamanan secara fisik yaitu akan menyita waktu ibu

selama memberiksan asuhan, mulai dari pengkajian yang dilakukan di

rumah klien sampai dengan pelaksanaan asuhan dengan perkiraan waktu

60-120 menit (atau sesuai dengan kebutuhan) pada saat kunjungan rumah

atau kunjungan ke fasilitas kesehatan. Seluruh kegiatan dalam

memberikan asuhan dilakukan dibawah bimbingan dari bidan yang telah

ditunjuk sebagai pembimbing dari Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

C. Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Komprehensif ( sesuai 7

langkah varney)

1. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-I (Pengkajian awal)

Tanggal/Waktu pengkajian : 1 Maret 2021 / Pukul: 13.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. M

Oleh : Puput Novitasari


81

Pembimbing : Novi Pasiriani,S.ST,M.Pd

Ni Nyoman M,M.Pd

Langkah I (Pengkajian)

1. Identitas

Nama klien : Ny. M Nama suami : Tn. R

Umur : 26 tahun Umur : 26 tahun

Suku : Banjar Suku : Banjar

Agama : islam Agama : islam

Pendidikan : Akademik Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pegawai BUMN Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Prapatan dalam RT. 32 No.2 Kel.Prapatan

2. Anamnesa

a. Alasan Kunjungan Saat Ini : dilakukan kunjungan rumah untuk

dilakukan anamnesa dan pengisian data.

b. Keluhan : ibu mengatakan lelah karena sambil mengurus anak

pertama

c. Riwayat Obstetrik dan Ginekologi

1) Riwayat Menstruasi

Ibu mengatakan HPHT nya tanggal 25 Juli 2020, tafsiran

persalinan menurut HPHT yaitu 01 Mei 2021, sedangkan menurut

USG tafsiran persalinan 4 April 2021. Berdasarkan HPHT ibu

usia kehamilan ibu 32-33 minggu, sedangkan menurut USG usia

kehamilan ibu 35-36 minggu. Ibu haid pertama kali saat usia 12

tahun teratur setiap bulan dengan lama 5-7 hari dan saat haid ibu
82

ganti celana pembalut sebanyak 3-4 kali dengan konsistensi keluar

darah cair disertai stoelsel serta kadang mengalami disminore tapi

tidak mengganggu kegiatan.

2) Flour albus

Ibu mengatakan tidak mengalami keputihan

3) Tanda – tanda kehamilan

Ibu melakukan test pack pada tanggal 27 Agustus 2020 dengan

hasil positif, ibu merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 4

bulan, ibu merasa gerakan janin >10 kali dala waktu 24 jam

terakhir.

4) Riwayat penyakit/gangguan reproduksi

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit atau gangguan

reproduksi seperti mioma uteri, kista, mola hidatidosa, PID,

endometriosis, KET, hydramnion, gemelli dan lain – lain .

5) Riwayat Kehamilan

Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran

anak pertama lahir pada tahun 2018, cukup bulan, lahir normal

spontan pervaginam ditolong oleh dokter jenis kelamin laki-laki

dengan berat 3.000 gram dan panjang 50 cm

6) Riwayat imunisasi

Ibu mengatakan saat masih bayi imunisasi lengkap, saat SD sudah

di suntik TT, dan sebelum menikah mendapat imunisasi TT catin

di puskesmas tetapi lupa tanggal.


83

d. Riwayat kesehatan :

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti penyakit

jantung hipertensi, hepar, DM, anemia, PSM/HIV/AIDS , campak,

malaria, TBC, gangguan mental, hemorrhoid dan tidak pernah

operasi. Ibu mengatakan tidak memilliki alergi obat ataupun

makanan.

e. Keluhan selama hamil

Ibu mengatakan pada TM 1 memiliki keluhan mual muntah, pada

TM II tidak ada keluhan dan pada TM III ibu merasa lelah karna

sesambil mengurus anak pertama

f. Riwayat persalinan yang lalu

Tabel 3.1
Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Anak ke Kehamilan Persalinan Anak
No Thn/ Tempatlahir Masa Penyulit Jen Penolong Peny Jenis BB PB Kea
Tgl gestasi is ulit
lahir
1 30- RS.BPP 39-40 Persalin L Dokter Persu Lk 3000 50 Hidup
11- BARU mgg an Lama linan
18 Lama
2 Hamil ini

g. Riwayat Menyusui

Ibu mengatakan anak pertama ASI Eksklusif dan anaknya menyusu

sampai usia 2 tahun.

h. Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB pil selama 2,5 tahun, ibu

tidak ada keluhan.


84

i. Kebiasaan sehari – hari

1) Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu selama hamil,

ibu hanya meminum vitamin dan obat dari puskesmas atau PMB

seperti kalk, Fe, vitamin C, B6, dan B complex.

2) Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang yang terdiri

dari nasi 1 centong, ikan, tahu, tempe, sayur dan minum air

putih ±8 gelas per hari, ibu juga mengatakan tidak ada

perubahan atau pantangan dalam makan.

3) Ibu mengatakan BAB 1 kali/ hari dengan konsistensi lunak

warna kecoklatan serta tidak ada keluhan selama BAB dan ibu

BAK ±8 kali sehari urin berwarna kuning jernih dan tidak ada

keluhan selama BAK

4) Ibu tidur siang ±1 jam perhari dan tidur malam ±8 jam perhari

5) Ibu mengatakan kegiatan sehari hari adalah melakukan kegiatan

rumah tangga dan kadang kadang pergi keluar untuk belanja

kebutuhan rumah tangga.

6) Ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 1 kali

seminggu dan tidak ada keluhan.

j. Riwayat Psikososial

1) Ibu mengatakan menikah pertama kali pada usia 24 tahun, dan

ini merupakan pernikahan pertama yang sudah berjalan selama 3

tahun.

2) Ibu mengetahui tentang tanda bahaya pada kehamilan,

persalinan, dan persiapan untuk persalinan. Ibu merasa senang


85

dengan kehamilannya saat ini ibu tidak ada keinginan khusus

untuk jenis kelamin yang penting bayinya sehat begitupun juga

dengan suami dan keluarga. Hubungan ibu dengan suami serta

keluarga sangat baik. Ibu mengatakan tidak ada pantangan

khusus saat hamil.

3) Ibu berencana bersalin di RSU BERIMAN Balikpapan dan

sudah ada persiapan untuk perlengkapan bayi.

k. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat

penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, hepar, DM, anemia,

PSM/HIV/AIDS, campak, malaria, TBC, gangguan mental, bayi

lahir kembar, dan tidak pernah operasi.

l. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

a) Berat badan

Sebelum hamil : 50 kg

Saat hamil : 64 kg

Penurunan : Tidak ada

IMT : 50/(1,55) 2 = 50/2,4025 = 20,81 IMT

masuk dalam kategori ideal

MAP : (2 X Diastol) + Sistol


3
: (2 X 74) + 118 = 88,6
3
Masuk dalam kategori normal, diatas 90 dikatakan gejala PE

Tinggi badan : 155 cm


86

Lila : 25 cm

Kesadaran : Compos Mentis

Ekspresi Wajah : Bahagia

Keadaan emosional : Stabil

b) Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 118/74 x/menit

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36oC

Pernapasan : 20 x/menit

c) Pemeriksaan fisik

Inspeksi

1. Kepala

Kulit kepala: Bersih, Kontraksi rambut: Kuat, Distribusi

rambut : Merata, tidak ditemukan kelainan.

2. Mata

Kelopak mata: Tidak oedema, Konjungtiva: tidak anemis,

Sklera: Tidak ikterik.

3. Muka

Kloasma gravidarum: Tidak ada, Oedema: Tidak ada,

Pucat / tidak: tidak

4. Mulut dan gigi

a. Gigi geligi : Tidak berlubang

b. Mukosa mulut : Lembab

c. Caries dentis : Tidak ada caries dentis


87

d. Geraham : Lengkap

e. Lidah : Bersih tidak ada stomatitis

f. Lain-lain : Tidak ada

5. Leher

Tonsil: Tidak ada peradangan, Faring: Tidak ada

peradangan, Vena jugularis: Tidak ada pembesaran,

Kelenjar tiroid: Tidak ada pembesaran, Kelenjar getah

bening: Tidak ada pembesaran.

6. Dada

Bentuk mammae: tidak sama besar, Tidak ada retraksi

pada mamae, Puting susu: kiri dan kanan menonjol,

hiperpigmentasi tidak ada , tidak ada pengeluaran

kolostrum.

7. Punggung ibu

Bentuk /posisi: Lordosis akibat kehamilan.

8. Perut

Bekas operasi: ada(usus buntu), Striae: ada , Pembesaran:

tak sesuai usia kehamilan, Asites: Tidak ada, Linea nigra :

ada.

9. Vagina

Varises:Tidak Ada, Pengeluaran:Tidak Ada,

Oedema:Tidak Ada. Perineum tidak ada bekas jahitan,

Luka parut: Tidak Ada, Fistula : Tidak Ada.


88

10. Ekstremitas

Oedema: tidak ada , Varises: Tidak ada, Turgor: Baik,

kapiler repile (+)

11. Kulit

Terlihat bersih, tidak ada luka.

Palpasi

1. Leher

Vena jugularis: Tidak ada pembesaran, Kelenjar getah

bening: Tidak ada pembesaran, Kelenjar tiroid: Tidak ada

pembesaran.

2. Dada

Mammae: sama besar, Massa: Tidak ada, Konsistensi:

Kenyal, Pengeluaran Colostrum : tak ada.

3. Perut

Leopold I : teraba lunak (bokong) TFU ½ pusat PX 26 cm

Leopold II : pada bagian kanan teraba keras dan

memanjang seperti papan dan bagian kiri teraba bagian

kecil kecil (ekstremitas)

Leoplod III : teraba keras, bulat, melenting, presentasi

kepala

Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP

(konvergen)

( TBJ ) = ( 26 – 12 ) x 155 = 2170 gram


89

4. Tungkai

(1) Oedema

Tangan Kanan: Tidak oedema Kiri: Tidak oedema

Kaki Kanan : Oedema, Kiri: Oedema

(2) Varices

Kanan: Tidak ada varices, Kiri: Tidak ada varices

5. Kulit

Turgor: Baik, Lain – lain : tak ada.

Auskultasi

1. Paru-paru

Wheezing: Tidak ada, Ronchi: Tidak ada

2. Jantung

Irama: Teratur, Frekuensi: 84 x/menit, Intensitas: Baik.

3. Perut

Bising usus ibu: (+) DJJ : Punctum maksimum: berada di

kiri pusat, Frekuensi: 144x/ menit, Irama: Teratur,

Intensitas: Kuat.

Perkusi

1) Dada : tidak dilakukan

2) Perut : tidak dilakukan

3) Ekstremitas : Refleks patella Kanan: Positif , Kiri: Positif.

12. Pemeriksaan khusus

a) Ukuran panggul

Distansia Spinarum : 24cm (24-26 cm)


90

Distansia Cristarum : 30cm (28-32 cm)

Conjungata Eksterna : 22cm (18-20)

Lingkar Panggul : 92 cm (80-90 cm)

13. Pemeriksaan Laboraturium ( sesuai buku KIA)

Tanggal : Tempat: RS.BPP BARU

Golongan Darah :A

HB : 14,4 gr/dl

HIV : Non Reaktif

HbsAg : non reaktif

Shifilis : non reaktif

Protein urin : negatif

14. Pemeriksaan penunjang

USG : Janin tunggal hidup intrauterine TP USG 04 April 2021

X – Ray: Tidak dilakukan pemeriksaan

Skor poedji rochjati : 4

b. Langkah II Interpretasi data dasar

Tabel 3.2 Diagnosa dan Data Dasar


Diagnosa Dasar
G2P1001 hamil 32-33 S :
minggu Janin - Ibu mengatakan hamil kedua, tidak pernah keguguran
tunggal hidup - Ibu mengatakan HPHT: 25-7-2021
intrauterine. - Ibu mengatakan melakukan PP test pada tanggal 27
Agustus 2020 dengan hasil positif
O:
UK HPHT : 32-33 minggu
UK USG : 36 minggu
Ku : Baik, Kes : Compos mentis,BB: 64 kg, TB : 155 cm,
LILA 25 cm.
91

TTV :
TD : 118/76 mmHg Nadi : 84 x/ menit, Pernafasan : 20x/
menit, Suhu : 360C.
MAP : (2 X Diastol) + Sistol
3
: (2 X 74) + 118 = 88,6
3
Masuk dalam kategori normal, diatas 90 dikatakan gejala PE

BB sebelum hamil : 50
IMT : 50/(1,55) 2 = 50/2,4025 = 20,81 IMT
masuk dalam kategori ideal
Palpasi Abdomen
Leopold I : teraba lunak (bokong) TFU ½ pusat PX 26 cm
Leopold II : pada bagian kanan teraba keras dan memanjang
seperti papan dan bagian kiri teraba bagian kecil kecil
(ekstremitas)
Leoplod III : teraba keras, bulat, melenting, presentasi kepala
Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP
(konvergen)
( TBJ ) = ( 26 – 12 ) x 155 = 2170 gram
TP : HPHT : 01-05-2021 (USG 04-04-2021)
Auskultasi :
DJJ (+) 141x/ menit, irama: teratur, tntensitas: kuat.
Pemeriksaan Lab
Hb : 14,4 gr/dl
Usg : Janin tunggal hidup intrauterine TP USG 04 April 2021

Tabel 3.3 Masalah dan Data Dasar


Masalah Data Dasar
Lelah S:
ibu mengatakan lelah dikarenakan sambil mengurusi
anak pertama

O:
TTV :
TD : 118/76 mmHg Nadi : 84 x/ menit, Pernafasan :
20x/ menit, Suhu : 360C.

c. Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial)

Diagnosa Potensial: Partus Lama

Masalah Potensial: Tidak Ada

Antisipasi:
92

1. Anjurkan ibu untuk mengurangi menggendong anak pertama

2. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat

d. Langkah IV (Menetapkan Terhadap Tindakan Segera)

Tidak ada

e. Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh)

1. Bina hubungan baik dengan pasien dan keluarganya

2. Lakukan Anamnesa

3. Anjurkan pasien untuk melakukan ANC terpadu di puskesmas.

4. Penkes tentang :

a. pola istirahat

b. tanda bahaya kehamilan TM III pada ibu

5. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu atau saat ada

keluhan.

6. Lakukan dokumentasi hasil asuhan.

7. Himbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol

kesehatan 5M

f. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan/Implementasi)

1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien.

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

3. Menganjurkan pasien untuk periksa ke puskesmas untuk

pemeriksaan ANC Terpadu.


93

4. Memberikan penkes tentang :

a. Pola istirahat: anjurkan ibu untuk rileks, anjurkan tidur miring

kiri,dan mengurangi mengangkat beban berat

b. tanda bahaya kehamilan TM III pada ibu : meliputi, perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak

di wajah dan jari-jari tangan, gerakan janin berkurang, nyeri perut

hebat.

5. Menganjurkan ibu kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan 2 minggu

atau jika ada keluhan.

6. Melakukan dokumentasi hasil asuhan.

7. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol

kesehatan 5M

g. Langkah VII (EVALUASI)

1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien.

Hasil : terbinanya hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien.

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

Hasil :

UK HPHT : 32-33 minggu

UK USG : 36 minggu

Ku : Baik, Kes : Compos mentis,BB: 64 kg, TB : 155 cm, LILA 25

cm.

TTV : TD : 118/76 mmHg Nadi : 84 x/ menit, Pernafasan : 20x/

menit, Suhu : 360C.


94

MAP : (2 X Diastol) + Sistol


3
: (2 X 74) + 118 = 88,6
3
Masuk dalam kategori normal, diatas 90 dikatakan gejala PE

BB sebelum hamil : 50

IMT : 50/(1,55) 2 = 50/2,4025 = 20,81

IMT masuk dalam kategori ideal

Palpasi Abdomen

Leopold I : teraba lunak (bokong) TFU ½ pusat PX 26 cm

Leopold II : pada bagian kanan teraba keras dan memanjang seperti

papan dan bagian kiri teraba bagian kecil kecil (ekstremitas)

Leoplod III : teraba keras, bulat, melenting, presentasi kepala

Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP (konvergen)

( TBJ ) = ( 26 – 12 ) x 155 = 2170 gram

TP : HPHT : 01-05-2021 (USG 04-04-2021)

Auskultasi :

DJJ (+) 141x/ menit, irama: teratur, tntensitas: kuat.

Pemeriksaan Lab

Hb : 14,4 gr/dl

Usg : Janin tunggal hidup intrauterine TP USG 04 April 2021

3. Menganjurkan pasien untuk periksa ke puskesmas untuk pemeriksaan

ANC Terpadu

Hasil : pasien telah periksa ke puskesmas untuk ANC terpadu dengan

hasil:

a. Hb : 14,4 gr%
95

b. Golongan darah : A

c. HIV : non reaktif

d. HbsAg : non reaktif

e. Shifilis : non reaktif

f. Protein urin : negatif

4. Memberikan KIE pada ibu tentang:

a.Pola istirahat: anjurkan ibu untuk rileks, anjurkan tidur miring

kiri,dan mengurangi mengangkat beban berat

b.tanda bahaya kehamilan TM III pada ibu : meliputi, perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di

wajah dan jari-jari tangan, gerakan janin berkurang, nyeri perut

hebat.

Hasil : ibu memahami KIE yang di berikan

5. Menganjurkan ibu kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan 2 minggu

atau jika ada keluhan.

Hasil : ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi

atau saat ada keluhan.

6. Melakukan dokumentasi hasil asuhan

Hasil : hasil dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

7. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol

kesehatan 5M

Hasil : pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan

5M
96

DOKUMENTASI SOAP ANC 1

S:

- Ibu mengatakan hamil kedua, tidak pernah keguguran

- Ibu mengatakan HPHT: 25-7-2021

- Ibu mengatakan melakukan PP test pada tanggal 27 Agustus 2020 dengan

hasil positif

- Ibu mengatakan lelah sehabis mengurus anak pertamanya

O:

UK HPHT : 32-33 minggu

UK USG : 36 minggu

Ku : Baik, Kes : Compos mentis,BB: 64 kg, TB : 155 cm, LILA 25 cm.

TTV :

TD : 118/76 mmHg Nadi : 84 x/ menit, Pernafasan : 20x/ menit, Suhu : 360C.

MAP : (2 X Diastol) + Sistol


3
: (2 X 74) + 118 = 88,6
3
Masuk dalam kategori normal, diatas 90 dikatakan gejala PE

BB sebelum hamil : 50

IMT : 50/(1,55) 2 = 50/2,4025 = 20,81 IMT masuk dalam kategori ideal

Palpasi Abdomen

Leopold I : teraba lunak (bokong) TFU ½ pusat PX 26 cm


97

Leopold II : pada bagian kanan teraba keras dan memanjang seperti papan dan

bagian kiri teraba bagian kecil kecil (ekstremitas)

Leoplod III : teraba keras, bulat, melenting, presentasi kepala

Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP (konvergen)

( TBJ ) = ( 26 – 12 ) x 155 = 2170 gram

TP : HPHT : 01-05-2021 (USG 04-04-2021)

Auskultasi :

DJJ (+) 141x/ menit, irama: teratur, intensitas: kuat.

Pemeriksaan Lab

Hb : 14,4 gr/dl

Usg : Janin tunggal hidup intrauterine TP USG 04 April 2021

A:

Diagnosa: G2P1001 hamil 32-33 minggu Janin tunggal hidup intrauterine

Masalah : Lelah

Diagnosa Potensial: Partus Lama

Masalah Potensial: Tidak Ada

Antisipasi:

1. Anjurkan ibu untuk mengurangi menggendong anak pertama

2. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat

P:

1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien.

Hasil : terbinanya hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien.


98

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

Hasil :

UK HPHT : 32-33 minggu

UK USG : 36 minggu

Ku : Baik, Kes : Compos mentis,BB: 64 kg, TB : 155 cm, LILA 25 cm.

TTV :

TD : 118/76 mmHg Nadi : 84 x/ menit, Pernafasan : 20x/ menit, Suhu : 360C.

MAP : (2 X Diastol) + Sistol


3
: (2 X 74) + 118 = 88,6
3
Masuk dalam kategori normal, diatas 90 dikatakan gejala PE

BB sebelum hamil : 50

IMT : 50/(1,55) 2 = 50/2,4025 = 20,81

IMT masuk dalam kategori ideal

Palpasi Abdomen

Leopold I : teraba lunak (bokong) TFU ½ pusat PX 26 cm

Leopold II : pada bagian kanan teraba keras dan memanjang seperti papan dan

bagian kiri teraba bagian kecil kecil (ekstremitas)

Leoplod III : teraba keras, bulat, melenting, presentasi kepala

Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP (konvergen)

( TBJ ) = ( 26 – 12 ) x 155 = 2170 gram

TP : HPHT : 01-05-2021 (USG 04-04-2021)

Auskultasi :

DJJ (+) 141x/ menit, irama: teratur, tntensitas: kuat.

Pemeriksaan Lab
99

Hb : 14,4 gr/dl

Usg : Janin tunggal hidup intrauterine TP USG 04 April 2021

3. Menganjurkan pasien untuk periksa ke puskesmas untuk pemeriksaan ANC

Terpadu

Hasil : pasien telah periksa ke puskesmas untuk ANC terpadu dengan hasil:

a. Hb : 14,4 gr%

b. Golongan darah : A

c. HIV : non reaktif

d. HbsAg : non reaktif

e. Shifilis : non reaktif

f. Protein urin : negatif

4. Memberikan KIE pada ibu tentang:

a.Pola istirahat: anjurkan ibu untuk rileks, anjurkan tidur miring kiri,dan

mengurangi mengangkat beban berat

b.tanda bahaya kehamilan TM III pada ibu : meliputi, perdarahan pervaginam,

sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari

tangan, gerakan janin berkurang, nyeri perut hebat.

Hasil : ibu memahami KIE yang di berikan

5. Menganjurkan ibu kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan 2 minggu atau jika

ada keluhan.

Hasil : ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau saat

ada keluhan.

6. Melakukan dokumentasi hasil asuhan

Hasil : hasil dokumentasikan dalam bentuk SOAP.


100

7. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan

5M

Hasil : pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


BAB IV

TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI SOAP ANC 2

(23 maret 2021)

S:

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O:

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Compos Mentis

Tanda - Tanda Vital :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Suhu Tubuh : 36’5℃

Nadi : 84 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Berat Badan Saat Ini : 66 Kg,

TP : 04 april 2021

Tinggi Badan : 155 cm

Lila : 25cm.

MAP : (2 X Diastol) + Sistol


3
: (2 X 70) + 110 = 83,3
3
Masuk dalam kategori normal, diatas 90 dikatakan gejala PE

101
102

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : Tidak ada lesi, kontruksi rambut kuat, distribusi merata, tekstur

lembut, dan bersih tidak ada ketombe.

Wajah : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak oedema dan pucat.

Mata : Tidak oedema pada kelopak mata, konjungtiva tidak tampak anemis,

tampak putih pada sklera,.

Telinga: Bersih dan tidak ada pengeluaran sekret.

Mulut : Mukosa mulut lembab, ada sedikit caries dentis pada gigi,tidak ada

stomatitis, gigi geraham lengkap dan lidah bersih.

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar

getah bening.

Payudara: Ada hyperpigmentasi pada areola mammae, puting susu kiri dan kanan

menonjol, belum ada pengeluaran asi.

Abdomen: Terdapat bekas operasi usus buntu ,ada linea nigra

Pada pemeriksaan palpasi :

a. Leopold I : TFU 2 jari bawah px (30 cm), bagian fundus pada fundus teraba

bulat dan tidak melenting (bokong).

b. Leopold II : teraba bagian memanjang, melengkung, ada tahanan keras

seperti papan, dibagian kiri perut teraba bagian kecil- kecil janin (punggung

kanan)

c. Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan

melenting (kepala).

d. Leopold IV: sudah masuk pintu atas panggul. Divergen.

Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) : 144 x/menit


103

Taksiran Berat Janin (TBJ) = ( 30 – 11 ) X 155 = 2.945 gram.

Ekstermitas

Atas : Tidak oedema

Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices, reflek patella positif.

Pemeriksaan GA :38-39 Minggu

A:

Diagnosis:

G2P1001 Usia kehamilan 38-39 minggu janin tunggal hidup intrauterine

P:

Tanggal : 23 maret 2021

1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarganya.

Hasil : Terbina hubungan baik

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan telah dilakukan.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti kondisi ibu dan janinnya dalam keadaan yang

baik, mengatakan hasil pemeriksaan ibu baik dan keadaan janinnya baik.

3. Memberikan KIE kepada ibu mengenai persiapan persalinan; tempat bersalin,

penolong persalinan, pendamping persalinan, pendonor darah, jaminan kesehatan

dan dokumen lainnya, kelengkapan ibu dan bayi serta persiapan psikologis ibu

menghadapi persalinan.

Hasil :Ibu telah menyiapkan semua kebutuhan persalinan dalam sebuah tas dan

akan bersalin

4. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada ibu hamil : perdarahan, demam,

gerakan janin berkurang, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, muntah terus
104

menerus hingga tidak bisa makan, stress berlebihan, kejang, bengkak di tangan,

kaki dan muka.

Hasil : Ibu telah mengetahui mengenai tanda bahaya pada ibu hamil, ibu dapat

menyebutkan 5 tanda bahaya yaitu perdarahan, kejang, demam, stress berlebihan,

sakit kepala hebat.

5. Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan tanggal 26 maret 2021

untuk memantau perkembangan janinnya atau jika ada keluhan

Hasil : Ibu akan datang ke puskesmas untuk kunjungan ulang, ibu mengatakan

akan melakukan kunjungan ulang untuk memantau perkembangan janinnya.

6. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasiandalam bentuk SOAP.

7. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


105

DOKUMENTASI SOAP ANC KUNJUNGAN KE-3

(26 Maret 2021)

S:

Ibu mengatakan beberapa hari ini sering kencing

O:

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Compos Mentis,

Tanda - Tanda Vital :

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Suhu Tubuh : 36’5℃

Nadi : 84 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Berat Badan Saat Ini : 66 Kg

TP: 04 April 2021

Tinggi Badan: 155 cm

Lila: 25cm.

MAP : (2 X Diastol) + Sistol


3
: (2 X 70) + 120 = 86,6
3
Masuk dalam kategori normal, diatas 90 dikatakan gejala PE

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : Tidak ada lesi, kontruksi rambut kuat, distribusi merata, tekstur

lembut, dan bersih tidak ada ketombe.

Wajah : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak oedema dan pucat.


106

Mata : Tidak oedema pada kelopak mata, konjungtiva tidak tampak anemis,

tampak putih pada sklera,.

Telinga : Bersih dan tidak ada pengeluaran sekret.

Mulut : Mukosa mulut lembab, ada sedikit caries dentis pada gigi,tidak ada

stomatitis, gigi geraham lengkap dan lidah bersih.

Leher : Tidak ada hperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena jugularis,

kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening.

Payudara : Ada hyperpigmentasi pada areola mammae, puting susu kiri dan

kanan menonjol, sudah ada pengeluaran asi.

Abdomen : Terdapat bekas luka operasi usus buntu, ada linea nigra, tinggi

fundus uteri 31 cm.

Pada pemeriksaan palpasi :

a. Leopold I : TFU 1 jari bawah px (31 cm), bagian fundus pada fundus teraba

bulat dan tidak melenting (bokong).

b. Leopold II : teraba bagian memanjang, melengkung, ada tahanan keras

seperti papan, dibagian kiri perut teraba bagian kecil- kecil janin (punggung

kanan).

c. Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan

melenting (kepala).

d. Leopold IV: sudah masuk pintu atas panggul. Divergen.

Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) : 144 x/menit

Taksiran Berat Janin (TBJ) = ( 31 – 11 ) X 155 = 3.100 gram.

Ekstermitas

Atas : Tidak oedema


107

Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices, reflek patella positif.

Pemeriksaan GA : 39-40 Minggu

A:

Diagnosa:

G2P1001 Usia kehamilan 39-40 minggu janin tunggal hidup intrauterine

P:

Tanggal : 26 Maret 2021

1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarganya.

Hasil : Terbina hubungan baik

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan telah dilakukan.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti kondisi ibu dan janinnya dalam keadaan yang

baik, mengatakan hasil pemeriksaan ibu baik dan keadaan janinnya baik.

3. Memberikan KIE kepada ibu bahwa sering kencing yang dialami ibu merupakan

hal yang normal dialami ibu hamil pada akhir kehamilannya.cara mengatasinya

Untuk mencegah peningkatan buang air kecil di malam hari, ibu dianjurkan

untuk tidak minum terlalu banyak air sebelum tidur. Hindari minuman dan

makanan yang mengandung kafein, yang bisa membuat ibu buang air kecil lebih

sering

Hasil : Ibu telah mengerti mengenai penyebab nyeri pinggang yang dirasakannya

dan cara mengatasinya.

4. Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda-tanda persalinan; seperti kontaksi

yang semakin sering dan tidak dapat di bawa istirahat, adanya pengeluaran lendir

darah, adanya pengeluaran air air. Jika terdapat tanda-tanda persalinan segera ke

faskes atau rumah sakit tempat untuk bersalin ibu.


108

Hasil : Ibu telah mengerti mengenai tanda-tanda persalinan dan bersedia untuk

segera ke fasilitas kesehatan jika mendapatkan tanda-tanda tersebut.

5. Memberikan support kepada ibu, bahwa ibu bisa mengatasi keluhannya sampai

masa persalinan dan dapat melahirkan secara normal.

Hasil : Ibu bisa menghadapi keluhan yang terjadi selama hamil dan ibu yakin

bahwa ibu dapat melahirkan secara normal.

6. Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan rapid test menjelang proses

persalinan mengingat ibu akan dilakukan persalinan dalam waktu dekat ini

Hasil : ibu mengerti dan telah melakukan rappid test menjelang proses persalinan

dan hasilnya (-) negatif

7. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasiandalam bentuk SOAP.

8. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


109

DOKUMENTASI INTRANATAL CARE

Tanggal / Waktu pengkajian : 28 Maret 2021 / Pukul 17.00 WITA

Tempat : RSUD BERIMAN

Persalinan Kala I Fase Laten

S:

Ibu mengatakan keluar lendir darah sejak pukul 17.00 Wita

Ibu datang ke RSUD pukul 17.20 Wita

HPHT : 04 april 2020

TP : 01 Mei 2021,

O:

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis

Tanda-Tanda Vital :

TD : 120/70 mmHg, N : 84 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,4˚C

Pemeriksaan Fisik

Abdomen :

L1 : TFU 31 cm, teraba bokong

L2 : punggung kanan

L3 : presentasi kepala

L4 : divergen (kepala sudah masuk PAP)

Pemeriksaan Dalam

Pukul 17.30 wita : dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah, tampak tidak ada
110

luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku, pembukaan belum ada, ketuban

(+),dilakukan swab antigen hasil(-)

Pukul 00.00 wita : dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah, tampak tidak ada

luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku, pembukaan 1cm, efficement 25%,

ketuban (+), Hodge I, DJJ 144 x/menit, irama teratur, His 2x dalam 10 menit

lamanya 20-25 detik.

Pukul 04.00 wita : dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah, tampak tidak ada

luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku, pembukaan 2cm, efficement 25%,

ketuban (+), Hodge I, DJJ 146 x/menit, irama teratur, His 2x dalam 10 menit

lamanya 20-25 detik.

Pukul 05.10 wita : ketuban pecah spontan warna jernih bau amis dan dilakukan VT

ulang pembukaan lengkap (10cm), eff 100%, hodge II (+)

A:

Diagnosa : G2P1001 usia kehamilan 39-40 minggu janin tunggal hidup intrauterine

inpartu kala I fase laten.

P:

Waktu Tindakan Paraf

17.25 Melakukan pemeriksaan TTV dengan hasil TD : 120/70 mmHg,

Nadi : 84x/menit, pernafasan 20x/menit, dan suhu 36,40C. Serta

hasil pemeriksaan abdomen L1 : TFU 31 cm, teraba bokong, L2 :

punggung kanan, L3 : presentasi kepala, L4 : divergen (kepala sudah


111

masuk PAP).

17.30 dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah,

tampak tidak ada luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku,

pembukaan belum ada, ketuban (+),dilakukan swab antigen hasil(-)

20.00 pindah keruang cendana dan dimasukan keruang perawatan dan ibu

di istirahatkan dan akan dilakukan observasi 4 jam sekali.

00.00 dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah,

tampak tidak ada luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku,

pembukaan 1cm, efficement 25%, ketuban (+), Hodge I, DJJ 144

x/menit, irama teratur, His 2x dalam 10 menit lamanya 20-25 detik.

01.00 Melakukan pemeriksaan DJJ dan his dengan hasil DJJ 143x/i dan

his 2x10’25”.

02.00 Melakukan pemeriksaan DJJ dan his dengan hasil DJJ 144x/i dan

his 2x10’25”.

03.00 Melakukan pemeriksaan DJJ dan His dengan hasil DJJ 142x/i, dan

his 4x10’25”.

04.00 dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah,

tampak tidak ada luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku,

pembukaan 2cm, efficement 25%, ketuban (+), Hodge I, DJJ 146

x/menit, irama teratur, His 2x dalam 10 menit lamanya 20-25 detik.


112

05.10 Ketuban pecah spontan, jernih, bau amis, banyaknya ± 100 cc,

dilakukan pemeriksaan DJJ dengan hasil 148x/i, serta dilakukan

periksa dalam ulang dengan hasil portio tidak teraba, pembukaan 10

cm, effacement 100%, ibu diajarkan teknik meneran yaitu dagu

menempel didada, gigi bertemu gigi, meneran saat ada kontraksi,

saat mengenjan melihat kearah perut, mata tidak boleh dipejamkan.


113

Persalinan Kala II

S:

Ibu merasa ingin meneran serta nyeri pinggang.

O:

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis

Tanda-Tanda Vital :

TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,3˚C

Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen :

Kontraksi uterus 4x10’>40”, intensitas kuat, penurunan kepala 1/5, DJJ 148x/menit.

b. Genetalia :

Tidak ada kelainan pada vulva/uretra, ada tekanan pada anus, perineum menonjol,

serta vulva membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah, dilakukan periksa

dalam portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, effacement 100%, penurunan kepala

1/5, hodge III, tidak ada bagian kecil yang teraba, tali pusat tidak membumbung.

A:

Diagnosa : G2P1001 usia kehamilan 39-40 minggu janin tunggal hidup intrauterine

inpartu kala II.

P:

Waktu Tindakan Paraf

05.10 Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, meminta

ibu untuk minum dan makan disela kontraksi, memberi


114

dukungan mental kepada ibu, mengajarkan ibu teknik meneran

yang baik, ibu memilih posisi meneran setengah duduk (semi

fowler).

05.12 Memastikan kelengkapan alat persalinan, menyiapkan oksitosin,

memasang alas bokong ibu, meletakkan kain di atas perut ibu

untuk mengeringkan bayi, mencuci tangan, menggunakan APD

05.15 Jika kepala sudah 5-6 cm didepan vulva pimpin ibu untuk

meneran, lindungi perineum ibu agar tidak terjadi rupture dan

bagian atas agar tidak terjadi defleksi maksimal pada kepala

bayi, jika kepala sudah lahir tunggu putaran paksi luar, pegang

kepala secara biparietal, kemudian lahirkan bahu bayi, dan

lakukan sanggah susur

05.30 Bayi lahir spontan, segera menangis, kulit kemerahan, tonus otot

baik, apgar skor 8/9, jenis kelamin laki – laki, tidak ada caput

atau cephal, bayi dikeringkan


115

Persalinan Kala III

S:

Ibu merasa bahagia atas kelahiran anaknya, ibu merasa perutnya mules.

O:

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis

Tanda-Tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg, N : 80/menit, R : 20 x/menit, S : 36,4˚C

Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen :

TFU sepusat, UC keras

b. Kandung kemih :

Terisi urin ±20 cc

c. Genetalia :

Tampak tali pusat menjulur, ada semburan darah secara tiba – tiba, perdarahan ±100

cc

A:

Diagnosa : G2P1001 inpartu kala III.

P:

Waktu Tindakan Paraf

05.30 Memastikan tidak ada janin kedua

05.31 Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha

kanan bagian luar ibu


116

05.32 Melakukan pemotongan tali pusat, melakukan IMD selama 1 jam

05.33 Memindahkan klem 5 – 10 cm di depan vulva, melihat tanda –

tanda pelepasan plasenta yaitu fundus membulat, ada semburan

darah secara tiba – tiba, tali pusat memanjang saat dilakukan PTT

05.36 Plasenta lahir lengkap, ada laserasi jalan lahir drajat 2,

melakukan masase fundus uteri selama 15 detik, memastikan

kontraksi uterus baik

05.38 Memeriksa kelengkapan plasenta, berat 500 gram, diameter 20

cm, tebal 3 cm, panjang tali pusat 50 cm, kotiledon lengkap 20,

insersi sentralis

05.43 Dan dilakukan penjahitan laserasi jalan lahir drajat 2


117

Persalinan Kala IV

S:

Ibu merasa bahagia atas kelahiran anaknya, serta merasa perutnya mules dan lelah.

O:

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis

Tanda-Tanda Vital :

TD : 120/70 mmHg, N : 82 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,5˚C

Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen :

TFU 2 jari bawah pusat, UC keras.

b. Kandung kemih :

Teraba kosong

c. Genetalia :

Terdapat pengeluaran lochea rubra, perdarahan ± 20cc

A:

Diagnosa : P2002 kala IV persalinan

P:

Waktu Tindakan Paraf

05.38 Memeriksa kelengkapan plasenta, berat 500 gram, diameter 20

cm, tebal 3 cm, panjang tali pusat 50 cm, kotiledon lengkap,

insersi sentralis

05.43 Dilakukan penjahitan luka laserasi jalan lahir


118

05.44 TFU 2 jari bawah pusat, UC keras, pemeriksaan genetalia tampak

pengeluaran lochea rubra, perdarahan ±20cc

05.45 Melakukan dekontaminasi alat selama 10 menit

05.47 Membersihkan dan merapikan ibu

05.50 Menganjurkan ibu untuk istirahat, serta makan dan minum yang

telah disediakan

Hasil Pemantauan Kala IV Persalinan :

05.30 Wita : TD 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,40C,

TFU 2 jari bawah pusat, UC keras, kandung kemih kosong, perdarahan ±100 cc

05.45 Wita : TD 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,40C,

TFU jari bawah pusat, UC keras, kandung kemih kosong, perdarahan ±20 cc

06.00 Wita : TD 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,30C,

TFU 2 jari bawah pusat, UC keras, kandung kemih kosong, perdarahan ±10 cc

06.15 Wita : TD 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,40C,

TFU 2 jari bawah pusat, UC keras, kandung kemih kosong, perdarahan ±5 cc

06.45 Wita : TD 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,40C,

TFU 1 jari bawah pusat, UC keras, kandung kemih kosong, perdarahan ±5 cc

07.15 Wita : TD 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C,

TFU 1 jari bawah pusat, UC keras, kandung kemih kosong, perdarahan ±5 cc

06.32 Melakukan pemeriksaan antropometri pada bayi dengan hasil BB

3.180 gram, PB 52 cm, LK 33 cm, LD 35 cm, anus (+), selain itu

dilakukan pemeriksaan TTV dengan hasil nadi 148x/i, pernafasan

44x/i, suhu 36,50C, serta pemberian salep mata, injeksi vit. K 1


119

mg pada paha kiri, dan 1 jam kemudian diberikan imunisasi Hb-0

pada paha kanan.

07.30 Memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas untuk rawat gabung
120

DOKUMENTASI BAYI BARU LAHIR

Tanggal/Waktu Pengkajian : 29 Maret 2021

Pukul : 05.30 WITA

Tempat : RSUD BERIMAN

S:

1. Identitas

By. Ny. M dan Tn. D lahir pada tanggal 29 maret 2021 pada pukul 05.30 Wita

berjenis kelamin laki – laki.

2. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran

O:

1. Riwayat Persalinan Sekarang

Pukul 17.20 wita ibu datang ke RSUD Beriman, kemudian masuk di ruang IGD

karena keluar lendir darah

Pukul 17.30 wita : dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah, tampak tidak

ada luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku, pembukaan belum ada,

ketuban (+),dilakukan swab antigen hasil(-)

Pukul 20.00 wita : pindah keruang cendana dan dimasukan keruang perawatan

dan ibu di istirahatkan dan akan dilakukan observasi 4 jam sekali.

Pukul 00.00 wita : dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah, tampak tidak

ada luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku, pembukaan 1cm, efficement
121

25%, ketuban (+), Hodge I, DJJ 144 x/menit, irama teratur, His 2x dalam 10

menit lamanya 20-25 detik.

Pukul 04.00 wita : dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan

vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir darah, tampak tidak

ada luka parut dari vagina, portio tebal dan kaku, pembukaan 2cm, efficement

25%, ketuban (+), Hodge I, DJJ 146 x/menit, irama teratur, His 2x dalam 10

menit lamanya 20-25 detik.

Pukul 05.10 wita : ketuban pecah spontan warna jernih bau amis dan dilakukan
(+)
VT ulang pembukaan lengkap (10cm), eff 100%, hodge II , ibu diajarkan

teknik meneran, memastikan kelengkapan partus set, menyiapkan injeksi

oxytosin, jika kepala sudah muncul 5-6 cm depan vulva kita lakukan pimpinan

meneran.

Pukul 05.30 wita bayi lahir spontan, segera menangis, tonus otot baik, kulit

kemerahan A/S 8/9.

2. Keadaan Bayi Baru Lahir

Tanggal 29 maret 2021 pukul 05.30 Wita bayi lahir spontan segera menangis,

kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin laki – laki, tidak ada caput atau

cephal, tidak ada perdarahan pada tali pusat terdapat 2 arteri, 1 vena, anus (+),

apgar skor 8/9.


122

Nilai Apgar :

Jumlah
Kriteria 1 5
Menit Menit

Frekuensi Jantung 2 2

Usaha Nafas 2 2

Tonus Otot 1 1

Refleks 2 2

Warna Kulit 1 2

Jumlah 8 9

3. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberi asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi BAB : bayi sudah BAB
BAK : bayi belum BAK

4. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TTV nadi 148x/i, pernafasan

45x/i, suhu 36,80C, hasil pemeriksaan antropometri berat badan 3.180 gram,

panjang badan 52 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 35 cm

b. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala : Bentuk bulat, tidak tampak caput sauchedaneum, tidak tampak

molase, tidak tampak cephal hematoma.


123

2) Wajah : Tampak simetris, ukuran dan posisi mata, hidung, mulut dagu

dan telinga tidak terdapat kelainan.

3) Mata : Tampak simetris, tidak tampak kotoran, tidak terdapat perdarahan,

dan tidak terdapat strabismus.

4) Hidung : Tampak kedua lubang hidung disertai septum, tidak tampak

pengeluaran dan tidak tampak pernafasan cuping hidung

5) Telinga : Tampak simetris, berlekuk sempurna, tulang rawan telinga

sudah matang, terdapat lubang telinga, tidak terdapat kulit tambahan dan

tidak tampak ada kotoran.

6) Mulut : Tampak simetris, tidak tampak sianosis, tidak tampak labio

palatoskhizis dan labioskhizis dan gigi, mukosa mulut lembab, bayi

menangis kuat, lidah tampak bersih.

7) Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak

pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat pembengkakan, pergerakan

bebas, tidak tampak selaput kulit dan lipatan kulit yang berlebihan.

8) Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada, tidak

terdengar suara nafas tambahan, bunyi jantung teratur, pergerakan dada

tampak simetris.

9) Payudara : Tidak tampak pembesaran, tampak 2 puting susu, tidak

terdapat pengeluaran pada puting.

10) Abdomen : Tidak teraba massa abnormal, tali pusat tampak 2 arteri dan 1

vena, tali pusat tampak berwarna putih segar, tidak tampak perdarahan

tali pusat.
124

11) Punggung : Tampak simetris, tidak teraba skeliosis, dan tidak tampak

meningokel, spina bifida, pembengkakan, lesung, dan bercak kecil

berambut.

12) Genetalia : laki-laki, testis telah masuk ke skrotum.

13) Anus : Tidak tampak adanya lesung atau sinus, tampak sfingter ani, bayi

sudah BAB.

14) Kulit : Tampak kemerahan, tidak tampak ruam, bercak, tanda lahir,

memar, pembengkakan. Tampak lanugo di daerah lengan dan punggung.

Tampak verniks kaseosa di daerah lipatan leher dan lipatan selangkangan.

15) Ekstremitas : Pergerakan leher tampak aktif, klavikula teraba utuh, jari

tangan dan jari kaki tampak simetris, tidak terdapat penyelaputan, jari-jari

tampak lengkap dan bergerak aktif, tidak tampak polidaktili dan

sindaktili. Tampak garis pada telapak kaki dan tidak tampak kelainan

posisi pada kaki dan tangan.

c. Status Neurologi (Refleks)

1) Rooting (+) bayi tampak menoleh kearah sentuhan ketika pipi bayi

disentuh.

2) Sucking (+) bayi melakukan gerakan menghisap saat di masukkan objek

pada mulut bayi hingga menyentuh langit-langit.

3) Swallowing (+) bayi dapat menelan dan menghisap tanpa tersedak, batuk

atau muntah saat disusui.

4) Morro (+) bayi tampak terkejut lalu melengkungkan punggung,

menjatuhkan kepala, menangkupkan kedua lengan dan kakinya ke tengah

badan ketika dikejutkan dengan suara hentakkan.


125

5) Palmar grasping (+) bayi tampak menggengam jari pemeriksa saat

pemeriksa menyentuh telapak tangan bayi.

6) Babinsky (+) jari-jari bayi tampak membuka saat disentuh telapak

kakinya.

A:

Diagnosa : NCB – SMK usia 1 jam

P:

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu dan keluarganya.

2. Memasangkan pakaian, topi, serta mengganti kain bayi dengan kain yang bersih

guna mencegah bayi mengalami hipotermi

3. Memberikan salep mata, injeksi Vit. K 1 mg secara IM pada paha kiri, serta

pemberian imunisasi Hb-0 pada paha kanan secara IM satu jam kemudian

4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali

5. Memberikan KIE kepada ibu mengenai ASI Eksklusif, dimana bayi hanya

minum ASI sampai usia 6 bulan

6. Memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas untuk rawat gabung


126

DOKUMENTASI SOAP PNC KUNJUNGAN KE-1

Tanggal/Waktu Pengkajian : 29 Maret 2021

Pukul : 12.00 WITA

Tempat : Ruang Cendana RSUD Beriman

S:

1. Ibu mengatakan melahirkan anak kedua dan tidak pernah keguguran.

2. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 29 Maret 2021 jam 05.30 WITA di RSUD

BERIMAN.

3. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitannya dan ASI nya sudah keluar.

O:

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Compos Mentis,

Tanda - Tanda Vital :

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Suhu Tubuh : 36,4ºC

Nadi : 86x/menit

Pernafasan : 21x/menit

Berat Badan Saat Ini : 50 kg.

Penurunan Berat Badan : 16 kg.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Payudara

Payudara simetris, tampak bersih, tampak pengeluaran ASI (+), tampak

hyperpigmentasi pada areolla, putting susu kiri dan kanan menonjol

b. Abdomen
127

Tampak simetris, tampak bekas operasi usus buntu, tampak linea nigra, TFU

2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, dan kandung kemih teraba kosong.

c. Genetalia

Vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak pengeluaran lochea rubra,

tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula, luka perineum dan jahitan

tampak baik. Perdarahan ± 10 cc.

d. Ekstremitas

Atas : Bentuk tampak simetris, tidak tampak oedema, kapila refill baik.

Bawah : Bentuk tampak simetris, tidak tampak varices, tidak tampak

trombophlebitis, Tidak tampak oedema pada tungkai , kapila refill baik, dan

reflek patella positif.

e. Pola Fungsional

Tabel 4.1 Pola Fungsional

Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat
Nutrisi Ibu sudah makan ikan dan sayur bening
Terapi Ibu mendapat Vit A,Amoxilin,asam mefenamat
Ibu sudah dapat melakukan aktifitas dan BAK sendiri
Mobilisasi
tanpa bantuan orang lain
Ibu sudah BAK 2x, konsistensi cair, warna kuning
Eliminasi
jernih, tidak ada keluhan namun ibu belum BAB
Menyusui ASI telah keluar dan Ny W segera memberikan asi pada
bayi tanpa ada tambahan

A:

Diagnosis : P2002 post partum 6 jam normal


128

P:

Tanggal 29 Maret 2021

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisik puerperium,

tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU 2 jari dibawah pusat, tampak adanya

pengeluaran ASI (+). Pengeluaran lochea rubra, berwarna merah, konsistensi

cair, luka jahitan tampak baik. Sedangkan bagian anggota fisik lainnya dalam

batas normal.

Hasil : Ibu mengerti telah mengetahui dan mengerti kondisinya saat ini.

2. Melakukan pemeriksaan kontraksi uterus dan perdarahan pada ibu sesuai dengan

masa nifasnya.

Hasil :Telah dilakukan pemeriksaan kontraksi uterus dan perdarahan pada ibu.

Kontraksi uterus baik, tidak ada perdarahan dan terdapat pengeluaran lochea

rubra.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya dan mengajarkan tekhnik dan

posisi menyusui yang benar dengan mendekatkan perut bayi dengan perut ibu

lalu tangan kanan memegang bayi dan tangan kiri menyangga payudara

Hasil : Ibu telah mengerti dan bersedia melakukannya secara mandiri. Telah

dilakukan dan ibu telah mengerti tekhnik dan posisi menyusui dengan benar

4. Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang benar dan cara

menyendawakan bayi setelah menyusui.

Hasil : Ibu telah mengerti dan dapat melakukan teknik dan posisi menyusui yang

benar serta cara menyendawakan bayinya.


129

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat/tidur cukup dengan istirahat/tidur saat bayinya

tertidur. Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat untuk

mengembalikan kebugarannya.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

6. Memberi KIE mengenai; personal hygine dan perawatan luka jahitan. Ibu harus

tetap menjaga kebersihan jalan lahir, agar tidak terjadi infeksi pada luka jahitan.

Harus sering mengganti pembalut setelah BAB dan BAK. Membersihkan jalan

lahir dari arah depan ke belakang.

Hasil : Ibu mengerti cara membersihkan perawatan luka jahitan.

7. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan masa nifas

selanjutnya.

Hasil :Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang.

8. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil :Telah dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

9. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


130

DOKUMENTASI SOAP PNC KUNJUNGAN KE-2

Tanggal/Waktu Pengkajian : 3 April 2021

Pukul : 15.00 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

S:

Darah nifas keluar sedikit berwarna agak kecoklatan bercampur lendir

O:

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Compos Mentis,

Tanda-Tanda Vital :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Suhu Tubuh : 36,4ºC

Nadi : 86x/menit

Pernafasan : 20x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Payudara

Payudara simetris, tampak bersih, tampak pengeluaran ASI (+), tampak

hyperpigmentasi pada areolla, putting susu menonjol, dan tidak ada retraksi.

Tidak terjadi pembengkakan pada payudara.

b. Abdomen

Tampak bekas operasi usus buntu, tampak linea nigra, tidak tampak asites,

TFU tidak teraba, dan kandung kemih teraba kosong.

c. Genetalia
131

Vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak pengeluaran lochea

sanguilenta, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula, luka perineum dan

jahitan tampak baik..

d. Ekstremitas

Atas : Tidak tampak oedema.

Bawah : Tidak tampak varices dan oedema.

e. Pola Fungsional

Tabel 4.2 Pola Fungsional

Pola Keterangan

Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur

Ibu makan ketika lapar 3-4 kali/hari dengan porsi 1 porsi


nasi, 1-2 potong lauk-pauk(ikan,ayam,tahu) 1 mangkuk
Nutrisi
sayur, air putih ± 8 gelas/hari, ibu selalu menghabiskan
makanannya.

Mobilisasi Ibu sudah bisa beraktifitas seperti biasa

BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair, warna kuning jernih,


Eliminasi tidak ada keluhan. BAB 1 kali/hari konsistensi lunak,
tidak ada keluhan.

Bayi menyusu setiap 2 jam sekali dengan benar dan Ny


Menyusui
M menyendawakan bayi dengan tepat

A:

Diagnosis : P2002 post partum 7 hari normal


132

P:

Tanggal 3 april 2021

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisik, tanda-tanda

vital dalam batas normal. Pengeluaran lochea sanguilenta, bercampur lendir,

konsistensi cair, luka jahitan tampak baik. Sedangkan bagian anggota fisik

lainnya dalam batas normal.

Hasil : Ibu mengerti telah mengetahui dan mengerti kondisinya saat ini.

2. Melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dan perdarahan pada ibu sesuai

dengan masa nifasnya.

Hasil : Telah dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dan perdarahan pada ibu.

TFU tidak teraba, tidak ada perdarahan dan terdapat pengeluaran lochea

sanguilenta.

3. Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu nifas;

demam, payudara bengkak,merah, panas, nyeri, keluar cairan berbau busuk dan

gatal dari jalan lahir, tidak nafsu makan dalam jangka panjang, merasa sedih atau

tidak mampu merawat bayinya sendiri.

Hasil: ibu mengerti dan memahami KIE yang diberikan

4. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan masa nifas

selanjutnya.

Hasil : Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang.

5. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

6. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


133

DOKUMENTASI SOAP PNC KUNJUNGAN KE-3

Tanggal/Waktu Pengkajian : 25 April 2021

Pukul : 09.00 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

S:

1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

2. Ibu mengatakan sudah tidak ada pengeluaran cairan pada jalan lahir.

O:

1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Compos Mentis

Tanda - Tanda Vital :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Suhu Tubuh : 36,4ºC

Nadi : 84x/menit,

Pernafasan : 20x/menit.

Berat badan saat ini 52 kg.

2. Pemeriksaan Fisik :

a. Payudara : Tampak pembesaran payudara kiri dan kanan, ASI (+)tampak

hyperpigmentasi pada areolla, putting susu menonjol, dan tidak ada retraksi,

tidak ada pembengkakan.

b. Abdomen : Tampak bekas operasi, tidak terdapat asites, TFU tidak

teraba.

c. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan

d. Ekstremitas :
134

Atas : tidak tampak oedeme

Bawah : tidak tampak oedeme

e. Pola Fungsional

Tabel 4.3 Pola Fungsional

Pola Keterangan

Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur

Ibu makan ketika lapar 4 kali/hari dengan porsi 1 porsi


nasi, 1-2 potong lauk-pauk(ayam,ikan,tahu) 1 mangkuk
Nutrisi
sayur, air putih ± 8 gelas/hari, ibu selalu menghabiskan
makanannya.

Ibu sudah bisa beraktifitas seperti biasa (mencuci


Mobilisasi
pakaian,menyapu,memasak, dll)

BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair, warna kuning jernih,


Eliminasi tidak ada keluhan. BAB 1 kali/hari konsistensi lunak,
tidak ada keluhan.

Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar,


Menyusui
Pengeluaran ASI lancar

A:

Diagnosis : P2002 post partum 28 hari normal

Masalah : Tidak ada

Diagnosis Potensial : Tidak ada

Masalah Potensial : Tidak ada

P:

Tanggal 25 April 2021

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisik nifas ibu dalam

keadaan normal.
135

Hasil : Ibu mengetahui dan mengerti kondisinya saat ini.

2. Memastikan ibu cukup makan khususnya yang tinggi serat dan protein, minum

dan istirahat.

Hasil : Ibu cukup makan dan istirahat.

3. Melakukan penyuluhan kesehatan mengenai kontrasepsi yang baik, kontrasepsi

yang non- hormonal seperti IUD.

Hasil : Ibu mengerti mengenai IUD dan berencana akan menggunakan alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

4. Menganjurkan ibu datang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk

imunisasi untuk bayinya.

Hasil :Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

5. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

6. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


136

DOKUMENTASI SOAP KF 4 dan KB

Tanggal : 07 Mei 2021

Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 Wita

Tempat : secara teleconference (video call)

S:

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Ibu mengatakan memasang IUD di Puskesmas Prapatan pada hari Kamis 06 Mei

2021

O:

1. KU : Baik, Kesadaran : Compos Mentis

2. TTV :

a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 82x/menit

c. Pernafasan : 20x/menit

d. Suhu : 36,50C

3. Berat badan : 53 kg

4. Pola Fungsional
Tabel 4.4 Pola Fungsional
Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur
Ibu makan ketika lapar 4 kali/hari dengan porsi 1 porsi nasi,
1-2 potong lauk-pauk (ayam,ikan,tahu) 1 mangkuk sayur, air
Nutrisi putih ±8 gelas/hari, ibu selalu menghabiskan makanannya.
Ibu sudah bisa beraktifitas seperti biasa (mencuci
Mobilisasi
pakaian,menyapu,memasak, dll)
BAK 4-6 kali/hari konsistensi cair, warna kuning jernih, tidak
Eliminasi ada keluhan. BAB 1 kali/hari konsistensi lunak, tidak ada
keluhan.
137

Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar,


Menyusui Pengeluaran ASI lancar

A:

Diagnosa : P2002 post partum hari ke-40 normal + akseptor KB IUD

P:

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil :

a. KU : Baik, Kesadaran : Compos Mentis

b. TTV :

1) Tekanan Darah : 120/70 mmHg

2) Nadi : 82x/menit

3) Pernafasan : 20x/menit

4) Suhu : 36,50C

c. Berat badan : 53 kg

2. Memberikan KIE cara memeriksa IUD secara mandiri di rumah

Ibu dalam posisi jongkok atau mengangkat 1 kaki kemudian ibu memasukkan 2

jari kedalam vagina untuk mengecek atau memeriksa apakah benang masih

teraba atau tidak.

Hasil : ibu memahami KIE yang diberikan

3. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari atau saat ada keluhan

setelah pemasangan

Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang

4. Menghimbau ibu dan keluarganya untuk mematuhi protokol kesehatan 5M


138

Hasil : ibu dan keluarganya bersedia untuk mematuhi protokol kesehatan 5M


139

DOKUMENTASI SOAP NEONATUS KUNJUNGAN KE-1

Tanggal / Waktu Pengkajian : 29 maret 2021

Pukul : 12.00 WITA

Tempat : RSUD BERIMAN

S:

Ibu mengatakan bayi lahir dalam keadaan sehat pada tanggal 29 Maret 2021 pukul

05.30 WITA

O:

1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, hasil pengukuran tanda vital

yaitu: suhu tubuh 36,5ºC, nadi 146x/menit, pernafasan 47x/menit.

Berat badan 3180 kg, panjang badan 52 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada

35 cm, lingkar perut 33 cm.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Bersih, caput/cepal tidak ada.

b. Wajah : Tampak simetris, ukuran dan posisi mata, hidung, mulut dagu dan

telinga tidak terdapat kelainan.

c. Mata : Tampak simetris, tidak tampak kotoran, tidak terdapat perdarahan, dan

tidak terdapat strabismus, sklera tidak ikterik

d. Dada : Tidak tampak retraksi intracostal.

e. Abdomen : Tampak simetris, tali pusat bersih tidak tampak tanda-tanda

infeksi, tidak teraba benjolan/massa.

f. Punggung : Tampak simetris, tidak teraba skoliosis, dan tidak tampak

meningokel, spina bifida, lesung, dan bercak kecil berambut.


140

g. Genetalia : Laki-laki, terdapat skrotum.

h. Anus : Terdapat anus

i. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak tampak kelainan,

tidak tampak polidaktil, pergerakan aktif.

j. Pola Fungsional

Tabel 4.5 Pola Fungsional

Pola Keterangan

Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 1-2 jam sekali.

BAB : (+) 1 kali


Eliminasi
BAK : (+) 1 kali

3. Pemeriksaan Refleks

Rooting (+) bayi tampak menoleh kearah sentuhan ketika pipi bayi disentuh,

sucking (+) bayi melakukan gerakan menghisap saat di masukkan objek pada

mulut bayi hingga menyentuh langit-langit, swallowing (+) bayi dapat menelan

dan menghisap tanpa tersedak, batuk atau muntah saat disusui, morro (+) bayi

tampak terkejut lalu melengkungkan punggung, menjatuhkan kepala,

menangkupkan kedua lengan dan kakinya ke tengah badan ketika dikejutkan

dengan suara hentakkan, palmar grasping (+) bayi tampak menggengam jari

pemeriksa saat pemeriksa menyentuh telapak tangan bayi, walking (+) kaki bayi

tampak menjejak-jejak seperti akan berjalan, babinsky (+) jari-jari bayi tampak

membuka saat disentuh telapak kakinya.

A:

Diagnosis : NCB-SMK usia 6 jam


141

P:

Tanggal : 29 Maret 2021

1. Melakukan TTV dan pemeriksaan fisik. Memberitahu hasil pemeriksaan pada

ibu.

Hasil : Telah dilakukan TTV dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Ibu telah

mengetahui dan mengerti mengenai kondisi bayinya.

2. Menganjurkan dan mengajarkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dan cara

perawatan tali pusat yang benar.

Hasil : Ibu telah mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

3. Memberikan KIpada ibu mengenai ASI Eksklusif selama 6 bulan.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk memberi ASI Eksklusif selama 6 bulan.

4. Melakukan pengecekan BAB dan BAK pada bayi.

Hasil : Bayi telah BAB dan BAK hari ini.

5. Melakukan pemeriksan refleks pada bayi

Hasil : Telah dilakukan pemeriksaan, refleks pada bayi (+).

6. Melakukan pemeriksaan pemberian vitamin K dan imunisasi dasar.

Hasil : Bayi telah diberi vitamin K dan imunisasi tetes polio yang pertama.

7. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan neonatus

selanjutnya.

Hasil : Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang.

8. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

9. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M.
142

DOKUMENTASI SOAP NEONATUS KUNJUNGAN KE-2

Tanggal / Waktu Pengkajian : 03 April 2021

Pukul : 15.00 WITA

Tempat : Rumah Ny.M

S:

Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat tidak ada kelainan atau masalah.

O:

1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, hasil pengukuran tanda vital

yaitu: suhu tubuh 36,5ºC, nadi 140x/menit, pernafasan 44x/menit. Berat badan

3500 kg.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Bersih, caput/cepal tidak ada.

b. Mata : Tidak tampak ikhterik

c. Dada : Simetris, tidak tampak retraksi intracostal.

d. Abdomen : Tampak simetris, tali pusat tampak sudah puput, tidak teraba

benjolan/massa.

e. Genetalia : Laki-laki.

f. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak tampak kelainan.


143

g. Pola Fungsional

Tabel 4.6 Pola Fungsional

Pola Keterangan

Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 1-2 jam sekali.

Eliminasi BAB 3-4 kali/hari konsistensi lunak warna sedikit


kuning. BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair warna
jernih

Personal Bayi mandi 2 x / hari


Hygiene

Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika


haus dan popoknya basah atau lembab.

A:

Diagnosis : NCB-SMK usia 6 hari

P:

Tanggal : 03 april 2021

1. Melakukan pemeriksaan TTV

Hasil : Telah dilakukan TTV

2. Melakukan penimbangan BB bayi

Hasil : Telah dilakukan penimbangan pada bayi

3. Melihat kecukupan ASI bagi bayi.

Hasil : ASI pada bayi telah tercukupi.

4. Melakukan pengecekan pada tali pusat sudah puput atau belum dan apakah

adanya tanda gejala infeksi.

Hasil : Tali pusat sudah puput dan tidak ada tanda infeksi.

5. Melakukan pemeriksaan tanda bahaya pada neonatus.


144

Hasil : Tidak terdapat tanda bahaya pada neonatus

6. Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi seperti demam, bayi kuning, malas

menyusu, tali pusat berbau, gerakan/tangisan tidak ada, merintih, bayi sesak,

infeksi mata, diare, kejang. Apabila ibu menemui tanda-tanda tersebut sgera

kepelayanan kesehatan terdekat.

Hasil : Ibu paham mengenai penjelasan yang di sampaikan.

7. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan neonatus

selanjutnya.

Hasil : Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang.

8. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

9. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


145

DOKUMENTASI SOAP NEONATUS KUNJUNGAN KE-3

Tanggal/Waktu Pengkajian : 25 April 2021

Pukul : 09.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. M

S:

Ibu mengatakan bayi sehat dan tidak ada keluhan pada bayinya

O:

1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, hasil pengukuran tanda vital

yaitu: suhu tubuh 36,5ºC, nadi 140x/menit, pernafasan 47x/menit. Berat badan

4000 kg.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Bersih, caput/cepal tidak ada.

b. Mata : Tidak tampak ikterik

c. Hidung : Bersih tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung.

d. Telinga : Tidak ada kelainan

e. Mulut :Bersih, tidak ada secret

f. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran

kelenjar limfe dan reflek tonick neck baik.

g. Dada :Simetris, tidak tampak retraksi intracostal.

h. Abdomen : Tampak simetris, tali pusat tampak sudah puput, tidak teraba

benjolan/massa.

i. Genetalia : Laki-laki

j. Anus : Terdapat lubang anus


146

k. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak tampak kelainan.

l. Pola Fungsional

Tabel 4.7 Pola Fungsional

Pola Keterangan

Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 1-2 jam sekali.

Eliminasi BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning. BAK 5-6
kali/hari konsistensi cair warna jernih

Personal Bayi dimandikan bayi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Hygiene Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.

Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.

Perkembangan Bayi dapat tersenyum spontan dan bergerak aktif

A:

Diagnosis : NCB-SMK usia 28 hari

Masalah : Tidak ada

Masalah Potensial :Tidak ada Antisipasi : Tidak Ada

Kebutuhan : Tidak ada

P:

1. Melakukan TTV. Telah dilakukan TTV

Hasil Pemeriksaan : Normal

2. Melakukan KIE tentang pemantauan kenaikan BB atau KIA setiap bulan di

posyandu

Hasil : Ibu mengerti tentang KIE yang diberikan


147

3. Menganjurkan ibu untuk memantau perkembangan anak dengan menggunakan

buku KIA

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

4. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian bentuk SOAP.

5. Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk mematuhi protokol kesehatan 5M

Hasil: pasien dan keluarga nya selalu mematuhi protokol kesehatan 5M


BAB V

PEMBAHASAN

Pada studi kasus Continuity Of Care ini membahas tentang kesenjangan antara

teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah penulis lakukan

mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan pelayanan

kontrasepsi pada Ny M usia 26 tahun G2P1001 dengan HPHT 25 juli 2020 dan

tafsiran persalinan menurut HPHT 01 Mei 2021, sedangkan menurut USG 04 April

2021. Kontak pertama dimulai pada tanggal 01 Maret 2021 yaitu pada usia

kehamilan 32-33 minggu dengan pembahasan sebagai berikut:

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Ny.M merupakan ibu hamil yang termasuk ke dalam kelompok Kehamilan

Resiko Rendah dengan total skor 2, yaitu skor 2 untuk skor awal ibu hamil.

Kehamilan resiko rendah ialah kehamilan tanpa masalah/ faktor resiko,

fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan

bayi hidup sehat (Bobak, 2010). Penulis tidak mengalami kesenjangan antara

teori dan kenyataan dimana selama kehamilan Ibu M keadaan normal dan

fisiologis . Pada persalinan dan kehamilan ibu hamil resiko rendah dapat berubah

menjadi resiko tinggi, oleh karena itu diperlukan pemantauan terus menurus

selama periode kehamilan dan proses melahirkan.

Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 01 Maret 2021 pada saat usia

kehamilan ibu 32-33 minggu menurut hpht, menurut USG 35-36 mgg

didapatkan data subjektif pada kunjungan pertama berupa ibu mengatakan

148
149

tidak ada keluhan . Pada data objektif didapatkan hasil keadaan umum dan

tanda – tanda vital ibu dalam keadaan normal. Berat badan ibu sebelum hamil

50 kg dan pada saat kunjungan pertama hanya 64 kg. Pada pemeriksaan LILA

didapatkan hasil 25 cm. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan tinggi fundus

uteri 26 cm. Pada Leopold I didapatkan hasil teraba lunak (bokong ), Leopold

II pada bagian kanan didapatkan punggung janin dan pada bagian kiri

abdomen didapatkan ektremitas janin, pada Leopold III didapatkan hasil

teraba bagian keras, bulat dan melenting (kepala). Leopold IV, sebagian kecil

bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul, denyut jantung janin

141x/menit, dan taksiran berat janin ±2170 gram, Hb : 14.4 gr/dl, IMT: 20,81,

MAP: 88,6

Kunjungan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2021 dengan usia

kehamilan ibu 38-39 minggu, Pada data objektif didapatkan hasil keadaan

umum dan tanda – tanda vital ibu dalam batas normal. Pada pemeriksaan

Leopold didapatkan tinggi fundus uteri 30 sesuai umur kehamilan, Leopold I

didapatkan hasil bagian pada fundus teraba bulat dan tidak melenting

(bokong), Leopold II pada bagian kanan didapatkan punggung janin dan pada

bagian kiri abdomen didapatkan ektremitas janin, pada Leopold III didapatkan

pada segmen bawah Rahim, teraba bagian keras, bulat, dan melenting

(kepala), Leopold IV sebagian kecil bagian terendah janin sudah masuk pintu

atas panggul, denyut jantung janin 144 x/menit, dan taksiran berat janin

±2.945 gram. Pada kunjungan kedua dilakukan pemeriksaan Hb dari

pemeriksaan didapatkan hasil Hb 14,4 dl/g.


150

Kunjungan ketiga dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2021 dengan usia

dengan usia kehamilan ibu 39-40 minggu, Pada data objektif didapatkan hasil

keadaan umum dan tanda – tanda vital ibu dalam batas normal. Berat badan

ibu yaitu 66 kg. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan tinggi fundus uteri 31

cm, Leopold I didapatkan hasil bagian pada fundus teraba bulat dan tidak

melenting (bokong) , Leopold II pada bagian kanan didapatkan punggung

janin dan pada bagian kiri abdomen didapatkan ektremitas janin, pada

Leopold III didapatkan pada segmen bawah Rahim, teraba bagian keras, bulat,

dan melenting (kepala), Leopold IV sebagian kecil bagian terendah janin sudah

masuk pintu atas panggul, denyut jantung janin 144x/menit, dan taksiran berat

janin ±3.100 gram. Pada kunjungan ketiga ini ibu juga mendapatkan pendidikan

kesehatan berupa tanda bahaya pada kehamilan trimester III, memberitahu ibu

tentang persiapan persalinan, dan menjelaskan penyebab sering kencing dan

cara mengatasinnya, memberi tahu ibu untuk melakukan pemeriksaan rappid

test menjelang proses persalinan.

Dalam pemeriksaan kehamilan yang dilakukan dari kunjungan pertama

sampai ketiga berjalan dengan baik dan normal. Penulis melakukan pengawasan

selama kehamilan sehingga proses kehamilan dapat berjalan dengan baik

walaupun klien mengalami beberapa keluhan pada kunjungan pertama namun

hal itu dapat diatasi sedini mungkin.

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil

konsepsi. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan , ditandai perubahan

progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Persalinan


151

dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah

36 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Varney, 2008). Menurut penulis

tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan asuhan Ny M. Asuhan yang

diberikan saat bersalin juga sudah sesuai standar seperti mengajarkan ibu cara

meneran yang efektif, pertolongan persalinan yang sudah sesuai dengan

langkah- langkah APN (Asuhan Persalinan Normal) serta alat-alat steril yang

lengkap memadai.

Ny M bersalin pada tanggal 29 Maret 2021 dengan usia kehamilan ibu 39-40

minggu, keluhan yang dirasakan oleh ibu adalah ada pengeluaran cairan

berupa lendir darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam, didapatkan hasil

pemeriksaan pada pukul 17.30 vulva/uretra tidak ada kelainan tampak

pengeluaran lendir darah, tampak tidak ada luka parut dari vagina, portio tebal

dan kaku, pembukaan belum ada, ketuban(+), dilakukan swab antigen (-).

Menurut Lubis, 2009 proses persalinan berbeda-beda pada setiap wanita,

namun tanda-tanda persalinan sama. Tanda-tanda permulaan persalinan yaitu

perasaan nyeri di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah

uterus, serviks menja di lembek, mulai mendatar, pembukaan yang

menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis lepas dan terjadi perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah sehingga sekresinya bertambah dan

mungkin bercampur darah/ bloody show (Mochtar, 2012).

Pada proses persalinan Ny.M adalah Persalinan kala 1 selama 5 jam 10

menit. Persalinan kala 1 adalah kala fase laten dan aktif (5 jam 10 menit)

dimana serviks membuka antara 1-10 cm (pembukaan lengkap). Kontraksi

lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Kontraksi di anggap ade kuat
152

karena pada Ny M merasakan kontaksi 3 kali dalam 10 menit selama 40 detik

dari pembukaan 1 hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm) akan terjadi

lebih dari 1 cm pada multipara Pada Ny. M jam 05.10 wita pembukaan lengkap

dan bidan bersiap untuk memimpin persalinan

Pada proses persalinan terdapat kesenjangan yaitu partus presipitatus, dimana

ada beberapa hal yang dapat menyebabkan partus presipitatus antara lain

abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir, abnormalitas kontraksi

uterus dan rahim yang terlalu kuat, namun pada keadaan yang sangat jarang

dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari

adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu.

C. Bayi Baru Lahir

Pukul 05:30 WITA bayi lahir spontan pervaginam, segera menangis, usaha

napas baik, tonus otot baik, tubuh bayi tampak kemerahan, jenis kelamin laki-

laki. Setelah bayi lahir dilakukan penilaian APGAR skor, didapatkan hasil

APGAR skor bayi Ny. M dalam keadaan normal yaitu 8/9. Melakukan asuhan

bayi baru lahir dan bayi dalam kondisi normal, serta Bayi Ny. M diberikan

injeksi vitamin K 0,05 cc/IM, imunisasi hepatitis B 0 hari dan antibiotik berupa

tetes mata. Hal ini sesuai dengan teori, bayi baru lahir diberikan vitamin K

injeksi 1mg intramuskuler untuk mencegah perdarahan BBL akibat tekanan

pada dinding vagina, pemberian imunisasi hepatitis B 0 hari untuk memberikan

kekebalah terhadap penyakit hepatitis dan pemberian antibiotik untuk

pencegahan infeksi (JNPK-KR Depkes RI, 2008). Penulis berpendapat, karena

kondisi bayi yang telah stabil penulis dan bidan segera memberikan asuhan

BBL sebagai upaya untuk mencegah defisiensi vitamin K, memberikan


153

kekebalan tubuh pada bayi terhadap penyakit hepatitis, dan mencegah

terjadinya infeksi pada mata bayi.

D. Asuhan Kebidanan Nifas

Kunjungan pertama nifas dilakukan pada 6 jam post partum pasca

persalinan yaitu pada tanggal 29 Januari 2021, telah dilakukan pemeriksaan

pada Ny.M dan ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan. Pada pemeriksaan

fisik payudara Ny.M telah mengeluarkan kolostrum. setelah lepasnya plasenta

dan kurang berfungsinya korpus luteum maka sekresi hormon estrogen dan

progesteron berkurang, sehingga kerja prolaktin tidak terganggu dalam proses

pengeluaran kolostrum dan air susu (Prawirohardjo.2010)

Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil

pemeriksaan pada Ny W. Pengeluaran air susu juga dipengaruhi oleh psikis,

rangsangan puting susu dan gizi yang dikonsumsi ibu. Pada pemeriksan

abdomen TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, pada pemeriksaan

genetalia terdapat pengeluaran lochea yaitu rubra berwarna merah namun sudah

tidak segar ±10 cc, Dalam hal ini penulis memberikan pendidikan kesehatan

mengenai teknik menyusui yang baik dan benar, penulis juga memberikan

penyuluhan kesehatan tentang personal hygiene, kemudian menganjurkan ibu

untuk istirahat yang cukup.

Kunjungan kedua nifas dilakukan pada hari keenam pasca persalinan yaitu

pada tanggal 03 April 2021 dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya

tanda-tanda infeksi masa nifas pada Ny M. Tekanan darah, nadi, pernafasan

serta suhu tubuh Ny.M dalam batas normal. Nutrisi Ny. M juga terpenuhi dengan

baik. Kunjungan nifas kedua bertujuan untuk memastikan involusi uterus,


154

kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, tidak ada perdarahan, menilai adanya tanda-

tanda infeksi masa nifas, memastikan ibu mendapatkan nutrisi yang baik,

memantau pola istirahat ibu, memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar,

memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan persiapan

kontrasepsi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Pada pemeriksaan payudara dalam batas normal tidak mengalami

kelainan. Pada pemeriksaan bagian genetalia tidak menunjukkan adanya tanda–

tanda infeksi dan tinggi fundus uteri sudah tidak teraba. Dalam hal ini penulis

memberitahukan perubahan lochea pada masa nifas, KIE nutrisi yang cukup pada

ibu nifas, KIE pola istirahat yang cukup dan juga mengajarkan ibu senam nifas

untuk mempercepat penyembuhan.

Kunjungan ketiga dilakukan pada setelah persalinan ini memiliki tujuan yang

sama dengan kunjungan kedua. Pada abdomen tinggi fundus uteri tidak teraba

lagi setelah hari ke 28. Pada pemeriksaan genetalia tidak ada tanda-tanda infeksi

dan pada ekstremitas tidak terdapat oedema

E. Asuhan Kebidanan Neonatus

Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada hari pertama pasca

persalinan, yaitu pada tanggal 29 Maret 2021 dilakukan pemeriksaan dengan

hasil keadaan umum neonatus baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus

dalam batas normal. Neonatus mengonsumsi ASI dan pola eliminasi neonatus

sudah 1 kali BAK berwarna kuning jernih dan BAB 1 kali berwarna hijau

kehitaman. Neonatus telah mendapatkan Vit K, tetes mata, dan imunisasi Hb 0.


155

Pemberian vaksin ini sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan bahwa

pemberian vaksin Hb 0 dapat diberikan pada usia < 7 hari (Kementerian

Kesehatan RI, 2012)

Kunjungan kedua dilakukan pada hari kelima pasca persalinan, yaitu pada

tanggal 03 April 2021, penulis melakukan pemeriksaan pada neonatus,

keadaan baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus dalam batas normal,

tidak terjadi perdarahan pada tali pusat neonatus , eliminasi baik, dan nutrisi

terpenuhi. Pada kunjungan kedua pada hasil pemeriksaan tali pusat bayi telah

lepas, dan dalam keadaan bersih dan pada saat pemeriksaan fisik pada kulit

bayi tampak normal tidak kuning / ikterik. Asuhan yang diberikan oleh penulis

adalah penkes untuk sering menyusui bayinya (ASI) dengan jumlah cairan dan

kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir, mengajarkan ibu cara

perawatan bayi baru lahir dengan baik seperti cara memandikan dan merawat

bayi, dan menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di bawah sinar matahari

antara jam 08.00 sampai jam 08.30 bayi dijemur selama ½ jam dengan posisi

¼ jam dalam keadaan terlentang dan ¼ jam lagi dalam keadaan telungkup.

Kemudian penulis menyarankan Ny.M untuk memberikan bayinya ASI

Ekslusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan

cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, teh, dan air putih, serta tanpa

tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan

nasi tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009). Manfaat ASI

bagi bayi yaitu ketika bayi berusia 6-12 bulan, ASI bertindak sebagai makanan

utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Setelah

berumur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan
156

bayi, pemberian ASI tetap dianjurkan. Penulis melakukan pengawasan selama

periode neonatus sehingga periode neonatus dapat berjalan dengan baik

walaupun orangtua bayi

Pada kunjungan ketiga neonatus yaitu pada tanggal 25 April 2021. Hasil

pemeriksaan keadaan umum baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus

dalam batas normal, eliminasi baik. Pada saat pemeriksaan fisik pada kulit bayi

tampak normal tidak kuning / ikterik dan tetap menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin dan menjemur bayi pada saat ada

matahari pagi.

F. Asuhan Keluarga Berencana (KB)

Pada asuhan keluarga berencana (KB), penulis memberikan dan menjelaskan

macam- macam alat kontrasepsi yaitu menjelaskan masing-masing pengertian,

keuntungan, kerugian, evektifitas, cara kerja, waktu yang tepat penggunaan

masing-masing alat kontrasepsi tersebut. Ny.M telah memutuskan dan ingin

menggunakan AKDR. AKDR merupakan salah satu alat kontrasepsi untuk

mencegah kehamilan.

Keuntungan yaitu Mampu mengurangi gejala PMS (sindrom

pramenstruasi), Melindungi Anda dari penyakit radang panggul, Mengurangi

risiko fibrosis, kista ovarium, dan penyakit payudara nonkanker, Sama sekali

tidak mengganggu seks karena di letakkan dalam rahim, Mengurangi risiko

kanker indung telur, rahim, dan usus besar. Bisa langsung program hamil

karena AKDR dapat dilakukan pencabutan kapan saja jika Ny.M berencana

untuk melakukan program hamil. AKDR merupakan alat kontrasepsi yang


157

sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang dapat sampai 10 tahun : CuT-

380A. (Affandi 2012)

Kekurangan AKDR yaitu Tidak melindungi Anda dari penyakit kelamin,

terasa nyeri saat AKDR di masukkan, kram punggung selama beberapa hari

setelah alat kontrasepsi dimasukkan. Terjadi bercak antara periode menstruasi.

Jumlah menstruasi lebih banyak dari biasanya.

Efektifitas AKDR Menurut medical journal universitas lampung. Bahwa

AKDR merupakan salah satu kontrasepsi jangka panjang yang aman,

reversibel, dimana terbuat dari plastik atau logam kecil yang di lilit dengan

tembaga dengan berbagai ukuran dan di masukkan ke dalam uterus.

Mekanisme kerja AKDR, kedua jenis AKDR ini mencegah pembuahan telur

dengan merusak sperma dan juga mempengaruhi lapisan rahim. KB spiral

mencegah pembuahan dengan merusak atau membunuh sperma dan membuat

lendir di leher rahim yang tebal dan lengket sehingga sperma tidak dapat

melalui rahim. Hal ini menyebabkan lapisan rahim menebal sehingga tidak ada

tempat untuk pertumbuhan telur yang di buahi. Copper IUD berisikan tembaga

berfungsi untuk merusak sperma. Hal itu menyebabkan rahim dan tuba fallopi

menghasilkan cairan yang membunuh sperma. Cairan ini mengandung sel-sel

darah putih, ion tembaga, enzim, dan prostaglandin.

Waktu penggunaan AKDR, bisa dilakukan pasca persalinan. Bila setelah

melahirkan dalam keadaan normal AKDR dapat di pasang 10 menit setelah

keluarnya plasenta atau 6 minggu setelah persalinan. Jarak waktu ini di perlukan

untuk memulihkan kembali bentuk rahim yang telah mengalami kontraksi ke

ukuran yang semula. Periode menstruasi setelah melahirkan umumnya akan


158

kembali sekitar enam minggu sampai tiga bulan setelah melahirkan. Waktu inilah

sudah bisa memulai KB lagi. Tapi dengan syarat harus sesuai anjuran atau

konsultasi dengan dokter maupun bidan. Waktu ideal setiap perempuan untuk

memulai KB lagi setelah melahirkan akan berbeda-beda. Ini tergantung pada

kesiapan ibu.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian dan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.

M Di Wilayah Puskesmas Prapatan, dapat diambil kesimpulan bahwa penulis:

1. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

2. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

bersalin Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

3. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi

baru lahir Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

4. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

nifas Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

5. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada

neonatus Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

6. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada

keluarga berencana Ny.M dengan pendekatan manajemen dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.


159
161

B. Saran

Penulis ingin menyumbangkan saran di akhir penulisan laporan tugas akhir

ini dalam mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya dalam

asuhan kebidanan komprehensif, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

Kepada Prodi D-III Kebidanan Balikpapan diharapkan laporan tugas

akhir ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan bidan khususnya dalam

pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif dan lebih mengajarkan

kepada mahasiswa untuk menganalisis kasus-kasus yang terjadi dalam

laporan tugas akhir yang dilakukan.

2. Bagi Tenaga Kesehatan / Bidan

a. Diupayakan bimbingan dan asuhan yang diberikan lebih sesuai dengan

standar asuhan kebidanan yang telah diberikan untuk menghasilkan

asuhan kebidanan yang tepat, bermutu dan memuaskan klien.

b. Bidan diupayakan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasien

agar tercipta suasana yang terbuka dan harmonis, sehingga dapat

meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam memberikan

pelayanan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir serta keluarga berencana.

c. Bidan diupayakan melakukan penyuluhan tentang jarak/interval

kehamilan yang terlalu dekat karena hal tersebut merupakan resiko tinggi

terhadap kehamilan berikutnya.


161

3. Bagi klien

Saran bagi klien adalah :

a. Lebih memilih KB yang baik, agar tidak terjadi kehamilan lagi pada usia

ibu selanjutnya.

b. Membawa bayi ke fasilitas kesehatan untuk di imunisasi sesuai dengan

jadwal yang terdapat di buku KIA.

4. Bagi penulis

Bagi penulis diupayakan dapat memenejemen waktu agar asuhan

kebidanan komprehensif bisa dilakukan secara maksimal. Mengembangkan

pola pikir ilmiah dan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif melalui

pendidikan dan penatalaksanaan serta mendapat pengalaman secara nyata di

lapangan agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan

lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.


DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru. (2020). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Ari, S. E. (2010). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.

Asrinah, d. (2010). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Buku Kesehatan Ibu dan Anak. (2020). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. (2019). Profil Kesehatan Kota Balikpapan tahun
2019. Balikpapan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2019). Profil Kesehatan Provinsi


Kalimantan Timur tahun 2019. Kalimantan Timur.

Hani, d. (2010). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba


Medika.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Pelayanan Antenatal


Terpadu Edisi ke-2. Jakarta: Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Angka Kematian Ibu (AKI).

Kusmiyati, Y. (2010). Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta:


Fitramaya.

Manuaba. (2010). Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk
Profesi Bidan. Jakarta: EGC.

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

162
Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan. Jakarta.

Prawirohardjo, S. (2010). Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3.


Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Provera, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Purwoastuti. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:


Pustaka Baru Pres.

Safrudin, K. (2011). Penyuluhan KIA. Jakarta: Trans Info Media.

Saifuddin, A. (2010). Asuhan Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Sari, A. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor: IN Media.

Suherni, W. (2011). Perawatan pada Ibu Nifas. Jakarta.

Sukarni, I. (2013). Kehamilan Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarwoto. (2013). Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Media.

Varney, K. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : ECG.

Walyani, E. (2014). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

World Health Organization. (2015). Maternal Mortality.

163
LAMPIRAN

164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177

Anda mungkin juga menyukai