Referat Bedah Plastik Il-6
Referat Bedah Plastik Il-6
Referat Bedah Plastik Il-6
DISUSUN OLEH :
Arfan Surya adhitama (G 99181011)
Akmalia Fatimah (G 99172029)
Nahdah Lupita (G 991906026)
PEMBIMBING :
dr. AMRU SUNGKAR,SpB, Sp.BP-RE(K).
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Arfan Surya adhitama (G 99181011)
Akmalia Fatimah (G 99172029)
Nahdah Lupita (G 991906026)
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Definisi
Skin graft atau transplantasi kulit adalah pilihan standar untuk menutup
luka yang tidak bisa ditutup secara primer. Transplantasi kulit terdiri dari
epidermis dan sebagian atau seluruh dermis. Secara definisi, transplantasi adalah
sesuatu yang dapat dilepas dari tubuh, tidak tervaskularisasi, dan dapat diletakkan
di lokasi lain. Berbagai macam transplantasi memerlukan vaskularisasi dari
tempat mereka diletakkan untuk bertahan hidup.
Berdasarkan Ketebalannya :
a. Split-thickness skin graft (STSG), jika hanya meliputi epidermis dan
sebagian dermis.
b. Full-thickness skin graft (FTSG) jika meliputi epidermis dan seluruh
ketebalan dermis, sering disebut Wolfian graft.
4
Split-Thickness Skin Graft (STSG)
STSG merupakan prosedur yang paling umum dilakukan untuk menutup
kelainan yang tidak dapat ditutup dengan pendekatan sederhana dari tepi-tepi
luka. Dengan STSG, pengambilan untuk transplantasi cukup mudah dan dapat
diambil secara langsung dengan pisau atau dengan alat seperti dermatome.
STSG dapat dibagi menjadi STSG tipis, medium, dan tebal ( Spear, 2011)
Split-thickness skin graft-thin (tipis) (ketebalan 0.2-0.3 mm)
Split –thickness skin graft-medium (sedang) (ketebalan 0.3-0.45 mm)
Split-thickness skin graft-thick (tebal) (ketebalan 0.45-0.75 mm)
STSG tipis : mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya adalah :
Kelebihan : (1) lebih tahan terhadap infeksi, (2) lebih mudah diambil, (3) tempat
donor bisa sembuh dengan cepat, yang sangat berguna jika kita ingin memotong
kulit lagi dari tempat yang sama dan (4) jarang terbentuk keloid pada tempat
donor.
Kekurangan : (1) memberikan kesesuan warna yang paling burk, (2) lebih sering
kontraksi, (3) penampilan buruk, (4) susah untuk dijahit.
5
Full-Thickness Skin Graft (FTSG)
FTSG terdiri dari seluruh epidermis dan dermis. Metode ini sederhana dan
dapat diandalkan dalam menutup kerusakan di kulit dimana penutupan primer
tidak mungkin terjadi. FTSG secara umum digunakan untuk melapisi ulang
kerusakan yang lebih kecil karena ukurannya terbatas. Teknik ini tidak berguna
untuk rekonstruksi kerusakan yang membutuhkan hasil kosmetik baik untuk
penutupan kulit yang tahan lama. Area yang umum termasuk kerusakan pada
wajah, telinga, dan tangan.
Kelebihan :
1. Kesesuaian warna kulit sangat baik. Ketika donor kulit dari regio pre atau
post-aurikuler digunakan untuk melapisi kerusakan di wajah, kesesuaian
warna biasanya sangat baik.
2. FTSG juga jarang mengalami kontraksi sekunder dibandingkan dengan
STSG. Hal ini meliputi ketahanan kulit sehungga jarang terjadi trauma
dari transplan.
3. Kontur yang baik dibandingan STSG yang batasan konturnya jelas tampak
sehingga hasil kosmetik kurang optimal dan menyebabkan pasien malu.
Tekstrur yang lebih seragam didapatkan dengan FTSG.
4. Ikut terbawanya struktur dermis seperti folikel rambut jika kerusakan
terjadi pada tempat yang mengandung rambut.
5. FTSG akan berkembang seiring dengan perkembangan pasien.
Kekurangan :
1. Vaskularisasi harus baik. Adanya dasar jaringan dengan vaskularisasi
baik dibutuhkan untuk memastikan transplantasi berhasil dan bisa
bertahan.
2. Suplai donor kulut sedikit. Hanya sedikit suplai donor kulit yang dapat
ditutup secara langsung. Cara lain untuk menutup luka pada tempat
donor adalah penggunaan STSG sebagai tambahan penutupan primer,
tapi ini menyebabkan terdapat luka lain pada tempat donor yang
membuthkan penyembuhan, termsuk penampilan kosmetik yang
kurang optimal.
6
3. Ikut terbawanya struktur yang tidak diinginkan seperti folikel rambut
dapat merugikan jika area transplan bukan area yang mengandung
rambut.
7
Tabel 2.1 Kontraindikasi Transplantasi Kulit
8
yang paling sesuai. Yang termasuk blush zone ini adalah daerah di atas bahu yang
terdiri dari kulit kepala, leher, dan area supraklavikuler. Saat mengambil transplan
dari daerah yang mengandung rambut, penting untuk mengambil tipis karena
semakin tebal pengambilan akan mengandung folikel-folikel rambut yang tidak
diharapkan dan akan menyebabkan adanya rambut pada transplan.
FTSG mengandung epidermis dan seluruh ketebalan dermis. Tidak seperti
tempat donor STSG, pada tempat donor FTSG tidak mempunyai sel-sel epitel
residual, sehingga pada cara ini tempat donor harus ditutup secara primer.
Sehingga FTSG normalnya tidak digunakan untuk luka-luka yang luas. Tingkat
vaskularisasi pada FTSG lebih besar daripada yang STSG.
FTSG biasanya paling sering digunakan pada wajah. Dalam menentukan
tempat donor untuk kelainan pada wajah perlu diperhatikan konsistensi, ketabalan,
warna, dan tekstur. Tempat umum lainnya yang digunakan untuk FTSG pada
kepala dan leher adalah regio postaurikuler, regio aurikuler anterior, cekungan
nasolabial, regio supraklavikuler, kelopak mata dan leher. Sebagian besar luka
pada wajah dan leher dapat ditutup dari tempat donor ini. Kelainan yang luas
membutuhkan transplantasi kulit dari perut atau lipatan paha.
Graft yang telah diambil kemudian dihilangkan lemaknya, karena lemak
mempunyai vaskularisasi yang buruk dan akan menghambat perlekatan antara
dermis graft dengan tempat resipien. Semua lemak kuning harus digunting dengan
gunting tajam sampai hanya tinggal lapisan putih mengkilat dari dermis yang
tampak.
9
Gambar Tempat Donor untuk Transplantasi Kulit
Diatas kulit ditutupi tulle, dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya
kasa kering steril. Dibuat lubang kecil diatas skin graft untuk jalan keluar darah
yang ada. Kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah
dibawah graft dengan spoit berisi NaCl 0,9%. Untuk membantu keberhasilan
tindakan, dilakukan balut tekan dengan menggunakan verbal elastic. Pada daerah
yang tidak memungkinkan dipasang verban elastic seperti muka atau leher, maka
untuk menjamin fiksasi perlu dilakukan tie over yaitu saat penjahitan skin graft
beberapa simpul disisakan panjang untuk fiksasi.
10
luka mungkin perlu untuk 1-2 minggu. FTSG memerlukan periode kesembuhan
lebih panjang, dimana dalam banyak kasus memerlukan perawatan dirumah sakit
selama satu sampai dua minggu.
Kelenjar limfe akan terbentuk pada jaringan graft kira-kira 1 minggu, dan
reinervasi graft akan mulai pada minggu-minggu pertama. Proses
revaskularisasiskin graft sebagai berikut:
11
kDa, tercatat jika mengalami glikosilasi, ukurannya menjadi 21-26 kDa (Febbraio
MA, Pedersen BK, 2005).
IL-6 memiliki peranan sebagai mediator pertanda atas kejadian yang tiba-tiba
muncul di dalam tubuh. Seperti pada infeksi, IL-6 muncul dan memberikan pesan
tanda bahanya kepada seluruh tubuh. Jika dalam tubuh terdapat patogen eksogen
kemudian dikenali oleh pathogen-recognition receptors (PRRs) sel imun seperti
monosit dan makrofag, kemudian menstimulasi signaling pathway termasik
didalamnya Nf-B, dan mendorong transkripsi mRNA dari sitokin-sitokin
proinflamasi seperti IL-6, TNF-, dan IL-1. TNF- dan IL-1 juga
mengaktifkan faktor-faktor transkripsi untuk memproduksi IL-6. (Bastard, 1999)
Pada IL-6 yang disekresikan oleh sel T dan makrofag peranya adalah
untuk merangsang respon kekebalan tubuh, misalnya selama infeksi dan setelah
trauma, terutama luka bakar atau kerusakan jaringan yang mengarah ke
12
peradangan. Selain itu, osteoblas mensekresikan IL-6 untuk merangsang
pembentukan osteoklas, sel-sel otot halus dalam tunika media dan juga
memproduksi IL-6 sebagai pro-inflamasi sitokin
Peran lainya yaitu sebagai mediator penting dari demam dan respon fase
akut . IL-6 ini mampu melintasi penghalang darah ke otak dan memulai sintesis
PGE 2 di hipotalamus (Banks et al, 1994) , sehingga mengubah setpoint suhu
tubuh. Dalam jaringan otot dan lemak, IL-6 merangsang mobilisasi energi yang
mengarah pada peningkatan suhu tubuh. IL-6 dapat disekresikan oleh makrofag
sebagai respons terhadap mikroba tertentu, yang disebut dengan pathogen-
associated molecular patterns ( PAMPs ). PAMPs ini mengikat pattern
recognition receptors (PRRs) dan Toll-like receptors ( TLRs ).
IL-6 juga penting untuk pertumbuhan hibridoma dan ditemukan di
banyak media kloning tambahan seperti briclone . Inhibitor dari IL-6 (termasuk
estrogen ) yang digunakan untuk mengobati postmenopause osteoporosis . IL-6
juga diproduksi oleh adipocytes dan dianggap menjadi alasan mengapa orang
obesitas memiliki tingkat endogeneous lebih tinggi CRP . (Bastard, 1999)
Selain itu IL-6 bertanggung jawab untuk merangsang sintesis protein fase
akut, serta produksi neutrofil di sumsum tulang. IL-6 mendukung pertumbuhan sel
B juga berperan Sebagai myokine (sitokin yang dihasilkan dari otot) yang
kerjanya meningkat pada respon terhadap kontraksi otot dan anti-inflamasi.
(Febbraio MA, Pedersen BK (2005)
13
Peningkatan sitokin imunostimulatori menghasilkan lingkungan pro-
inflamasi yang memberi keseimbangan pada respon imun efektor, yang
berlawanan dengan respons imun regulatori. Sitokin inflamasi kunci yang
semakin dikenal karena perannya dalam menghubungkan aktivitas imun inflamasi
bawaan dengan augmentasi respons alloimun adalah IL-6. IL-6 adalah sitokin
inflamasi pleiotropik utama yang meningkat secara nyata dalam sirkulasi dan di
lokasi luka. Tingkat IL-6 yang lebih tinggi juga telah dikaitkan dengan hasil yang
lebih buruk pada pasien luka bakar (Uehara et al., 2019; Hur et al., 2015)
IL-6 dan TNF-α secara sinergis menganggu efikasi terapi yang mendukung
penerimaan allograft (Eric et al., 2019. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa Dendritic Cell (DC) menghasilkan IL-6 dan TNF-α selama penolakan
allograft akut (Balta et al., 2014; Shen dan Goldstein, 2009; Hata et al., 2004;
Samoilova et al., 1998, Kelso et al., 1994)
Sel T CD4 + dibagi menjadi dua jenis: sel Th1 dan Th2. Sel-sel Th1
terutama mengeluarkan IL-2, IFN-γ, TNF dan GM-CSF, sedangkan sel-sel Th2
terutama mensekresi IL-4, IL-5, IL-6, IL-10 dan IL-13. Penelitian sebelumnya
telah menunjukkan bahwa sitokin tipe Th1 menghambat ekspresi sitokin tipe Th2,
dan sebaliknya (Karim et al., 2019). Pada penelitian (Min-wang, 2018)
mengungkapkan bahwa ketika reaksi penolakan terjadi pada kulit yang
dicangkokkan, ekspresi sitokin tipe-Th2 (IL-4, IL-6, IL-10) meningkat dan
ekspresi sitokin tipe-Th1 (IFN-γ) menurun (Murphy et al., 2011). Oleh karena itu,
peneliti berspekulasi bahwa perubahan ekspresi sitokin tipe Th1 dan Th2 penting
dalam proses toleransi imun pada kulit yang dicangkokkan (Ellis et al., 2018; Wu
et al., 2001).
14
langsung sel T. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa defisiensi IL-6
memperpanjang kelangsungan hidup graft yang karena gagalnya pengaktifan Sel
T dengan adanya penekanan imun dimediasi oleh sel Treg (Liang et al., 2007;
Ford et al., 1991).
DAFTAR PUSTAKA
15
Banks WA, Kastin AJ, Gutierrez EG .1994. "Penetration of interleukin-6 across
the murine blood–brain barrier". Neurosci. Lett. 179 (1–2): 53–6.
Benghiat FS, Graca L, Braun MY, et al. Critical influence of natural regulatory
CD25_ T cells on the fate of allografts in the absence of immunosuppression.
Transplantation 2005; 79: 648.
Ford HR, Hoffman RA, Tweardy DJ, et al. Evidence that production of
interleukin 6 within the rejecting allograft coincides with cytotoxic T
lymphocyte development. Transplantation 1991; 51: 656.
16
Hata H, Sakaguchi N, Yoshitomi H, Iwakura Y, Sekikawa K, Azuma Y, Kanai C,
Moriizumi E, Nomura T, Nakamura T, Sakaguchi S: Distinct contribution of
IL-6, TNF-alpha, IL-1, and IL-10 to T cell-mediated spontaneous
autoimmune arthritis in mice. J Clin Invest 114 : 582– 588, 2004
Hur, J. et al (2015). Inflammatory cytokines and their prognostic ability in cases
of major burn injury, Ann Lab Med 35, 105–
110, https://doi.org/10.3343/alm.2015.35.1.105
17
Paletta CE, Pokorny JJ, Rumbolo P. 2006. Mathes Plastic Surgery Volume 1:
General Principles. 2nd Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier. P: 293-316.
Samoilova EB, Horton JL, Hilliard B, Liu, T-ST, Chen Y: IL-6-deficient mice are
resistant to experimental autoimmune encephalomyelitis: Roles of IL-6 in the
activation and differentiation of autoreactive T cells. J Immunol 161 : 6480–
6486, 1998
Shen Hua and Goldstein Daniel R (2009). IL-6 and TNF-α Synergistically Inhibit
Allograft Acceptance, JASN, 20 (5) 1032-1040; DOI:
https://doi.org/10.1681/ASN.2008070778
Thorne CH. 2007. Grabb & Smith’s Plastic Surgery. 6th Edition. Philadelphia:
Wolters Kluwer. p 7-9
18