Askep Sehat Jiwa Pada Remaja

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

ASKEP SEHAT JIWA PADA REMAJA

Disusun oleh :

Diah Prahesti Oktaviani 204201446139


Gita Gartika 204201416144
Irma tri rahayu 204201416030

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa‟atnya diakhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan judul “Asuhan Keperawatan pada remaja
dan permasalahannya”. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen Keperawatan Jiwa yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Jakarta, Juni 2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………

Daftar Isi …………………………………………………………………………….

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..


1.2 Tujuan ……………………………………………………………………………
1.3 Manfaat ………………………………………………………………………….

BAB II. TINJUAN TEORI

2.1 Pengertian Remaja ……………………………………………………………………


2.2 Ciri-ciri Remaja ………………………………………………………………………..
2.3 Dimensi Psikologis Remaja …………………………………………………………..
2.4 Konfilk dan Penyimpangan Pada Remaja ……………………………………………
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penyimpangan Pada Remaja …………..
2.6 Keadaan Emosi Remaja ……………………………………………………………..

2.7 Perubahan Moral Pada Remaja

BAB III. Kesimpulan

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………

3.2 Saran ……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh
pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian
remaja. Masa remaja juga penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan
bimbang, dimana berkecambuk harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan,
semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang
matang.
Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk
menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang
merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa.
Sebagian besar pakar psikologi juga setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang
muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak
yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih
lanjut.
Maka dari itu di dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “Psikologi Remaja
dan Masalahnya“ sehingga kita dapat mengetahui bagaimana psikologi remaja itu dan masalah
yang ditimbulkannya.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun masalah-masalah yang penulis angkat dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian masa remaja ?
2. Bagaimana ciri-ciri remaja ?
3. Bagaimana dimensi psikologis remaja ?
4. Bagaimana konflik dan penyimpangan pada remaja ?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penyimpangan pada remaja ?
6. Bagaimana keadaan emosi remaja ?
7. Bagaimana perubahan moral pada remaja ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian masa remaja.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri remaja.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dimensi psikologis remaja.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui konflik yang dialami oleh remaja.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktot-faktor yang mempengaruhi perilaku penyimpangan
pada remaja.
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui perubahan moral pada remaja.

1.4. Kegunaan / Manfaat


1. Sebagai wahana untuk menambah wawasan kita.
2. Sebagai sumber informasi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Masa Remaja


Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih
berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk
mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri
khas yang umum dari periode perkembangan ini. Fase remaja merupakan perkembangan
individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual)
sehingga mampu bereproduksi.

A. Perkembangan Psikososial Remaja Tahap Awal ( 10 –   14 Tahun )


Pada tahap ini adapun perkembangan psikososial remaja tahap awal ini terdiri atas 
1. Tahap perkembangan
Tahap perkembangan yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai berikut :
▪ Merasa cemas terhadap penampilan atau fisik.
▪ Adanya perubahan hormonal.
▪ Adanya perubahan perilaku dan pemberontakan.
▪ Adanya perasaan membutuhkan keadilan, dan cenderung lebih serig menuntut jika ia merasa
dipelakukan tidak adil.
2. Dampak / Pengaruh Terhadap Anak
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Kesadaran diri seorang anak akan meningkat ( self consciousness ).
▪ Perubahan fisik, wajah seorang anak yang tadinya mulus dan bersoh ditanda dengan adanya
atau muncunya jerawat, atau pertumbuhan kumis pada anak laki –  laki serta adanya
jangkung yang menonjol di lehernya.
▪ Bersikap lebih kasar.
▪ Menuntut lebih banyak dari yang seharusnya.
▪ Menuntut untuk lebih sama dengan teman sebayanya.

3. Dampak / Pengaruh Terhadap Orang Tua


Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Orang tua merasa anaknya “ lebih fokus terhada dirinya sendiri “.
▪ Orang tua harus meninjau pergaulan dari anaknya.
▪ Orang tau harus lebih memberikan pengertian dan perhatian yang ekstra terhadap anaknya.

B. Perkembangan Psikososial Remaja Pertengahan ( 15 –  16 Tahun )


Pada tahap ini adapun perkembangan psikososial remaja pertengahan ini terdiri atas :
1. Tahap perkembangan
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Lebih mampu berkompromi.
▪ Belajar berpikir secara independen dan membuat keputusan sendiri.
▪ Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru , mengujinya walaupun beresiko.

2. Dampak Terhadap Anak


Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Leboh tenang, sabar dan lebih ber toleransi.
▪ Dapat menerima pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri.
▪ Cenderung merasa dirinya mampu akan sesuatu yang dihadapinnya. (Baca juga
mengenai pengaruh egosentrisme terhadap remaja)

3. Efek Terhadap Orang Tua


Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Adanya perasaan cemas yang dirasakan oleh orang tua terhdap perkembangan anaknya.
▪ Orang tua lebih membatasi dan menetapkan aturan yang bisa atau yang tidak bisa.
(Baca juga mengenai pengaruh film terhadap remaja)

C. Perkembangan Psikososial Remaja Tahap Akhir ( 17 – 19 Tahun )


Pada tahap ini adapun perkembangan psikososial remaja pertengahan ini terdiri atas :
1. Tahap Perkembangan
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Kepribadian seorang remaja lebih ideal.
▪ Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diantara keluarganya.
▪ Lebih mampu membuat hubungan yang lebih stabil dengan lawan jenisnya.
▪ Hampir siap untuk menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri

2. Dampak Terhadap Anak


Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Cenderung menggeluti masalah sosial atau politik , dan bisa juga menggeluti nilai –
nilai agama bahkan bisa memutuskan untuk pindah agama.
▪ Mempunyai pasangan hidup yang lebih serius terhadap lawan jenisnya, dan cenderung
menghabiskan waktu dengannya.
▪ Cenderung merasa pengalamannya berbeda dari orang tuanya.
▪ Ada kecenderungan untuk hidup mandiri dan pisah rumah dari orang tuanya. (Baca juga
mengenai pengaruh hedonisme terhadap remaja)

3. Efek Terhadap Orang Tua


Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
▪ Orang tua menjadi tegang dan cenderung stress karena penolakan agama yang
dilakukan oleh anaknya.
▪ Keinginan orang tua untuk melindungi anaknya bisa menjadi bentrokan karena anak
merasa dirinya bisa hidup mandiri tanpa orang tuanya.
▪ Orang tua mungkin masih memberikan dukungan finasial kepada anaknya karena
dianggap belum terlalu mampu untuk berdiri sendiri.
▪ Orang tua cenderung cemas terhadapa hubungan anaknya yang terlalu serius da terlalu
dini. Biasanya orang tua akan merasa sekolah atau pekerjaan anaknya akan terbengkalai
oleh hubungan tersebut
Ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
a. Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
b. Emosinya tidak stabil
c. Perkembangan seksual sangat menonjol
d. Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
e. Terikat erat dengan kelompoknya

Di dalam masa remaja, terdapat berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, yaitu :
a. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya
si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat
tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah
bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh
temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.

b. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua


Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku
“pemberontakan” dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering
menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja
akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat
remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya
pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya
tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga
dilakukan remaja terhadap orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’, guru
misalnya.

c. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin


Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan.
Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul
dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan
ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai
akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam perkembangan
remaja tersebut.

d. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri


Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai
kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang
dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan
pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa
dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).

e. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma


Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang
yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang
dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep
mengenai harus menjadi seperti siapakah “aku” ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan
dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orang-
orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’ untuk mampu menjadikan diri mereka
sendiri sebagai idola bagi para remaja tersebut.
Adapun kebutuhan remaja, yakni :
1. Kebutuhan akan pengendalian diri
2. Kebutuhan akan kebebasan
3. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
4. Kebutuhan akan penerimaan social
5. Kebutuhan akan penyesuaian diri
6. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial

William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut :


1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mencapai otoritas.
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman
sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri
6. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai prinsip-
prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kenak-kanakan.

2.2. Masa-Masa Remaja


Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya
dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut :

a. Masa praremaja (remaja awal)


Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini
ditandai oleh sifat-sifat negative pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa
negative dengan gejalanya seperti tidak senang, kurang suka bekerja, pesimisitik, dan
sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negative tersebut dapat diringkas, yaitu a) negative
dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi mental; dan b) negative dalam sosial,
baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat (negative positif) maupun dalam bentuk
agresif terhadap masyarakat (negative aktif).

b. Masa remaja (remaja madya)


Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorong untuk hidup, kebutuhan akan
adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan
suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang
menilai, pantas dijunjung tinggi dan di puja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu
puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai dewa remaja. Proses terbentuknya pendirian atau
pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat di pandang sebagai penemuan nilai-nilai
kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai kehidupantersebut adalah pertama, karena tiadanya
pedoman, si remaja pedoman, si remaja merindukan sesuatu bayang dianggap bernilai,
pantas dipuja walau pun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan
seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak
mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas,
yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai-nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-
nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan
pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.

c. Masa remaja akhir


Setelah remaja telah ditentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa
remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu
menemukan pendirian hidup masuklah individu ke dalam masa dewasa.

d. Masa Usia Kemahasiswaan


Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun. Mereka
dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya.
Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah
pemantapan pendirian hidup.

2.3. Dimensi Psikologis Remaja


Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana
hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi
Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan
hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”,
sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood
(swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah,
pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah
berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah
psikologis.
Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang
dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap
pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau
selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri.
Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang
direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik
dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran.
Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang
akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan
dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. Pada usia 16 tahun ke atas,
keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan
dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki
dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya.
Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak
berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk
menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali
mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering
dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat
jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-
jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati,
lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-
jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada
remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat
pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh
remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”;
berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan
membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan
masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.
Salah satu topik yang paling sering dipertanyakan oleh individu pada masa remaja
adalah masalah “Siapakah Saya?” Pertanyaan itu sah dan normal adanya karena pada masa
ini kesadaran diri (self-awareness) mereka sudah mulai berkembang dan mengalami banyak
sekali perubahan. Remaja mulai merasakan bahwa “ia bisa berbeda” dengan orangtuanya
dan memang ada remaja yang ingin mencoba berbeda. Inipun hal yang normal karena
remaja dihadapkan pada banyak pilihan. Karenanya, tidaklah mengherankan bila remaja
selalu berubah dan ingin selalu mencoba, baik dalam peran sosial maupun dalam perbuatan
sampai ia menemukan peran yang pas untuk dirinya sendiri.

2.4. Konflik dan Penyimpangan atau Kenakalan Remaja


Berbagai konflik yang dialami oleh remaja :
a. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka
b. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan ketergantungan kepada orang
tua.
c. Konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama serta nilai sosial.
d. Konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia kecil dulu dengan
prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di lingkungannya dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Konflik menghadapi masa depan.

Pada masa remaja, sering terjadi penyimpangan atau kenakalan remaja, seperti :
a. Seks bebas di kalangan remaja, yang bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit AIDS.
b. Kecanduan akan Narkoba yang menyebakan kematian dan AIDS
c. Kecanduan Alkohol / minuman keras.
d. Tawuran.
e. Sering berkunjung ke diskotik.
f. Menjajakan diri kepada pria hidung belang.

2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Remaja


Namun disamping itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada
remaja, yaitu :
a. Kelalaian orangtua dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai-
nilai agama).
b. Sikap perilaku orangtua yang buruk terhadap anak.
c. Kehidupan ekonomi keluarga yang morat marit (miskin/fakir).
d. Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara bebas.
e. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.
f. Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.
g. Perselisihan atau konflik orangtua (antar anggota keluarga).
h. Perceraian orangtua.
i. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol.
j. Hidup menganggur.
k. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang.
l. Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memperhatikan nilai-
nilai moral).

2.6 Keadaan emosional remaja


Keadaan emosi selama masa remaja Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai
preode “badai dan tekanan” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Oleh karena itu perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan
ketegangan emosi yang sangat khas pada masa usia ini. Penjelasan diperoleh dari kondisi social
yang mengelilingi remaja masa ini, adapun meningginya emosi terutama karena berada
dibawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru.

2.7 Perubahan Moral


Perubahan moral pada masa remaja Menurut Kholberg, tahap perkembangan moral harus
dicapai selama masa remaja, tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan
terdiri dari dua tahap yaitu :
1) Individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan
adanya perbaikan dan perubahan setandart moral, apabila hal ini bisa menguntukan anggota-
anggota kelompok secara keseluruhan.
2) Individu menyesuaikan diri dengan standart social dan ideal yang diinternalisasi lebih untuk
menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada sensor social. Dalam hal ini moralitas
didasarkan pada rasa hormat kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang
bersifat pribadi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak
Ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain :
a. Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
b. Emosinya tidak stabil
c. Perkembangan seksual sangat menonjol
d. Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
e. Terikat erat dengan kelompoknya
Berbagai konflik yang dialami oleh remaja :
a. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka
b. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan ketergantungan kepada orang
tua.
c. Konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama serta nilai sosial.
d. Konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia kecil dulu dengan
prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di lingkungannya dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Konflik menghadapi masa depan.
3.2. Saran
Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri
usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang
harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa
remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan
jiwanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Elizabeth, HurlockB. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.


2. Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
3.Turner, M. B. 1976. Psikologi and Science of Behavior, New York : Appleton-Century-
Crofts
4. Watson, R. I. 1971. The Great Psychologist, From Aristotle to freud. Philadelphia: J. B.
Lippincott
5. http//.www.google.com Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai