Pedoman Lab 4
Pedoman Lab 4
Pedoman Lab 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu
ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Menurut keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1457/ Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pelayanan Kesehatan di Kabupaten atau Kota, maka untuk itu di pandang perlu disetiap
rumah sakitUmum atau Daerah meningkatkan pasilitas dan pelayanan Laboratorium yang
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21 Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka dipandang perlu juga untuk
menetapkan Standar Profesi bagi tenaga Ahli Laboratorium Kesehatan dengan keputusan
Menteri Kesehatan Nomor370/Menkes/SK/III/2007.
Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang
medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek
laboratoris terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium.
Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli
teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi
laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan
masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan
diberikan pelayanan yang prima.
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat
dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada seluruh profesi
kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium
kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi laboratorium ( Medical
Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah perlu disusun suatu
standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium kesehatan dan pedomam yang jelas
tentang pelayan instalasi laboratorium di Indonesia.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium RS Nusalima Medika ini
adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang bekerja di Instalasi
Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium.
1
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RS Nusalima Medika yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RS Nusalima Medika maupun dari rumah sakit lain
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
D. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik RS Nusalima Medika merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta Mikrobiologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi lengkap, golongan darah,
analisa darah tepi dan hemostasis.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal Ginjal, Analisa
lipid.
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain : Urine rutin, Urine
lengkap, Tes kehamilan.
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yeng memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan,
adapun pemeriksaannya antara lain : HbsAg, Anti HBs, NS1, IgG IgM Anti
Dengue, IgG IgM Anti Salmonella, Widal Test,Test HIV
5. Pemeriksaan Parasitologi
Pemeriksaan Parasitologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan tentang parasit meliputi : Feaces Rutin dan Malaria
6. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Sputum BTA
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan
2
Kedua atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik;
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG
TERSEDIA
1 Penanggungjawab Laboratorium S2 Kedokteran (Dr -
( kepala instalasi) Spesialis Patologi klinik )
B. Standar Kompetensi
I. Kepala Instalasi Laboratorium
1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh Ka. Bidang Penunjang
Medik
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal
4. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi klinik
5. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan patologi klinik sesuai
perkembangan iptek
6. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf patologi klinik
7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di lingkungan patologi
klinik
8. Mampu mengimplementasikan sistem manajemen mutu
II. Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di delegasikan
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal
4. Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.
5. Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik
6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai dengan
prosedur tetap
8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan lain
9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
10. Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif
11. Menguasai komputer minimal MS World
III. Pelaksana analis Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
4
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan kualitas sampel
yang maximal
3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa
4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai dengan instruksi
kerja alat
5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan
6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai standart
7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil pemeriksaan
dengan unit pengirim
8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai denga
prosedur tetap
10. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain
11. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
12. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
13. Menguasai komputer minimal MS World
IV. Pelaksana Sampling Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
3. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius dan
berbahayapada petugas dan klien
5. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai prosedur
tetap
6. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain
7. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
8. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
9. Menguasai komputer minimal MS World
V. Pelaksana Administrasi.
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi
2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium
3. Mampu melaksanakan administrasi, serah terima sampel dan hasil pemeriksaan
dengan unit pengirim
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain
6. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
7. Mampu berbahasa Inggris
8. Menguasai komputer
5
1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia klinik,
Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi anatomi
(Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi
dan fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi atau
kewajiban sebagai berikut :
a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
d. Mengevaluasi teknik,instrument, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya.
e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien
untuk menginterprestasikan hasil uji laboratorium.
f. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman.
h. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
2. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di
Laboratorium Kesehatan.
b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai jenjangnya.
c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan
laboratorium, yaitu :
1. Ketrampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila
diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan,
penyimpanan dan pengiriman specimen.
2. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian
dan pemakaian alat dengan benar.
3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi
dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk
pengujian specimen.
d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.
e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur laboratorium.
f. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.
6
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM
RS TANDUN PT. NUSALIMA MEDIKA
DIREKTUR
KABID PENUNJANGMEDIS
C. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RS Nusalima Medika diatur dalam 1 shift dan
Stand by jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 2( Dua ) orang dengan rincian :
a. 1 orang petugas sampling Rawat Inap, Rawat Jalan Dan IGD
b. 1 orang Petugas pengerjaan sampel meliputi : Hematologi, Kimia Klinik, Kimia
Rutin, Imuno Serologi, Mikrobiologi dan Parasitologi
Jam dinas dari pukul 07.00 wib s/d pukul 15.00 wib.
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium RS Nusalima Medika adalah
sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Ka Ruangan/ koordinator laboratorium,
disetujui oleh Kepala Rumah Sakit dan ditandatangani oleh Kabid Keuangan Penunjang
Medis dan Kabid Penunjang RS Nusalima Medika.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis pelaksana
laboratorium setiap satu bulan.
3. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi dan Stand by (On Call). Apabila ada tenaga analis jaga
karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka
analis bersangkutan harus memberitahu koordinator laboratorium satu hari sebelumnya, dan
diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis pengganti. Apabila analis bersangkutan
tidak mendapatkan analis pengganti, maka koordinator laboratorium akan mencari tenaga
analis pengganti.
7
4. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( tidak
terencana ), maka koordinator laboratorium akan mencari analis pengganti yang libur. Apabila
tidak dapat analis pengganti, maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk
menggantikan.
E. POLA KETENAGAAN DILABORATORIUM
1. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium RS Nusalima Medikamerupakan unit pelayanan diagnostik dengan
pelayanan 24 jam yang datang ke laboratorium. Dalam upaya penetapan tenaga di Laboratorium
yang handal, diperlukan perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan SDM yang tepat bagi
kelancaran pelayanan Laboratorium.
Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn over SDM
didalam Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium diperlukan
pendidikan dan pelatihan secara berkala.
2. Tujuan Umum
Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan ketenagaan di
Laboratorium.
3. Tujuan Khusus
a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium RS Nusalima Medika.
4. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja Workload
Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan berdasarkan beban pekerjaan
nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga kesehatann pada tiap unit kerja di fasilitas
pelayanan kesehatan.Metode ini diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh
Organosasi Kesehatan sedunia (WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah
digunakan,secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Workload Indicators of
Staffing Need (WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
a. Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 3 (Tiga)Bulan
b. Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM
c. Menyusun standar beban kerja Laboratorium
d. Menyusun Kebutuhan Kelonggaran
e. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium
f. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium.
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium.
a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 3 (Tiga) Bulan
1. Hari kerja : 74 hari
2. Cuti Bulanan : 3 hari
2.Hari libur dan libur Nasional : 4 hari
3. Ketidakhadiran kerja : 12 hari
4. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari
8
2. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu tahun untuk
menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium terhadap pasien Cyto
membutuhkan waktu rata-rata 20 Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto
membutuhkan waktu rata-rata 40 menit.
3. Standar beban kerja per 3 bulan:
Pasien Cyto = 456 per jam/3 bulan x 60 menit= 1.368 jam/3 Bulan
20 menit
Pasien tidak Cyto = 456 per jam/3 bulan x 60 menit=684 jam/3 Bulan
40 menit
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka
didapatkan kebutuhan tenaga Analis =0.74 + 4.02 = 5 Orang
sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 5 orang.
9
7. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Administrasi di laboratorium
a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 3 (Tiga) Bulan
1. Hari kerja : 74 hari
2. Cuti Bulanan : 3 hari
2.Hari libur dan libur Nasional : 4 hari
3. Ketidakhadiran kerja : 12 hari
4. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari
Pasien tidak Cyto = 456 per jam/3 bulan x 60 menit= 5.472 jam/tahun
5 menit
c. Standar kelonggaran Tenaga Administrasi di laboratorium
Pada umumnya tenaga Administrasi memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
e. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu
f. Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/minggu
g. Berobat = 1 jam /minggu
h. Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu
10
Pasien Tidak Cyto = 2750 + 0.11 = 0.50
5472
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka
didapatkan kebutuhan tenaga Administrasi Laboratorium = 0.11 + 0.50 = 1 Orang.
Kualifikasi tenaga Hasil perhitungan tenaga Kondisi tenaga saat ini Kekurangan tenaga
Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RS Nusalima Medika dengan kondisi
tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga, Tenaga Analis 1 orang, tenaga Administrasi 1 orang.
9. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di Laboratorium RS
Nusalima Medika, maka diperlukan penambahan tenaga, Analis, Dan tenaga Administrasi.
11
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan Laboratorium
WC
JALAN UMUM
WESTAFEL
LEMARI PENYIMPANAN
P. ALAT DAN REAGEN LAB
URI
NE
SAMPLE
TAKING
HE
MA
TO RUANG PEMERIKSAAN
LO
GI
ADMINISTRASI
WESTAFEL
KIMIA DARAH
12
B. Standar fasilitas.
13
BAB IV
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan jaminan
perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan membawa
formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan yang sesuai
dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel diambil oleh petugas sampling beserta formulir
permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti puasa,tidak
minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.
Adapun tata laksana pelayanan laboratorium RS Nusalima Medika secara rinci dituangkan
dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam diagram berikut: Poin B.
Analisa
Analis Lab
Release
Analis Quality Control
Autorized
Dokter Penanggung Jawab Lab
14
Print
Analis Lab
Pasien / Petugas IRJ /
Petugas IRI
Administrasi
Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam kondisi
baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda karena perlu konsultasi
dengan penanggung jawab laboratorium.
Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, Ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
15
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan, atau
nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur,
ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HBs, WIdal, dikerjakan secara manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti dahak, diberi
nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer
f) Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat urine
c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer
e) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada
menu Result.
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada
menu Result.
D. Pengelolaan Spesimen
TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGANAN
SPESIMEN
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam. Pagi hari pasien
diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien makan dan
minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2 jam.
16
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
17
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
c) Beri label identitas pasien.
2) Urine pagi : Untuk urine lengkap
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c) Beri label identitas pasien.
3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif, elektrolit urine.
Cara Penampungan urine 24 jam misal :
a) Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine dibuang.
b) Tamping semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi esok
harinya.
c) Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di beri thymol 2
ml.
d) Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai ada
tertumpah.
e. Faeces
1) Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan bercampur
dengan urine.
2) Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
f. Sputum
1) Ambil sputum dengan metode SPS ( sewaktu, pagi baru bangun tidur, sewaktu)
2) Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.
g. Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai dengan
permintaan dokter.
E. Pengolahan Spesimen
Jenis Spesimen Perlakuan pada spesimen Bentuk yang untuk
dianalisa
Darah EDTA Homogenisasi Darah tidak boleh beku
Darah Beku Centrifuger 3000 rpm, 15 menit Serum
Darah Citrat Centrifuger 1000 rpm Plasma
Darah tanpa anti koagulan Segera dianalisa Darah segar
(masa pembekuan)
Urine (urinalisa) Centrifuger 2000 rpm, 5 menit Endapan urine
18
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-300C),
setelah itu dibuang .
4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian
shift kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian
shift kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu, setelah itu
dibuang.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL
(dalam menit)
HEMATOLOGI :
1. Darah rutin Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
2. Darah lengkap Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
3. Golongan darah / RH Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
4. Hemoglobin Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
5. Hematokrit
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
6. Hitung leukosit
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
7. Hitung Trombosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
8. Hitung Eosinofil Darah EDTA 2 ml Setiap hari 2 hari
9. IT Ratio Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
10. Hitung Eritrosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
11. VER, HER, KHER Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
12. HitungJenisLeukosit
13. LED Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 80
14. Gambaran darah tepi Darah EDTA 2 ml Setiap hari 1 x 24 jam
Darah EDTA 2 ml Setiap Ha 1 x 24 jam
15. Malaria
HEMOSTASIS :
1. Waktu pendarahan Darah kapiler Setiap hari ≤ 60
2. Waktu pembekuan Darah vena Setiap hari ≤ 60
URINALISIS :
1. Urin rutin Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60
2. Urin lengkap Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60
3. Tes kehamilan Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60
4. Glukosa urin Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60
FAECES :
1. Faeces rutin Faeces Setiap hari ≤ 60
2. Faeces lengkap Faeces Setiap hari ≤ 60
3. Darah samar Faeces Setiap hari ≤ 60
Kimia
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL
19
(dalam menit)
KARBOHIDRAT :
1. Glukosa puasa Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
2. Glukosa 2 jam PP Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
3. Glukosa sewaktu Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
LEMAK :
1. Trigliserida Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
2. Kolestrol total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
3. Kolestrol HDL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
4. Kolestrol LDL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
FUNGSI GINJAL :
1. Ureum Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
2. Kreatinin Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
3. Asam Urat Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
BAKTERIOLOGI :
1. SputumBTA Sputum, cairan tubuh Setiap hari ≤ 140
langsung
FUNGSI HATI :
1. Protein total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
2. Albumin Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
3. Globulin Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
4. Bilirubin total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
5. Bilirubin direk
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
6. Bilirubin indirek
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
7. SGOT Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
8. SGPT
SEROLOGI :
1. WIDAL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
2. Dengue Ig G Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
3. Dengue Ig M Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
4. Anti HIV Serum 0,5 ml Setiap hari 1 x 24 jam
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
5. HbsAg
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
6. Anti HBs
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
7. NS1 Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
8. Test HIV
20
H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RS Nusalima Medika,
berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di lingkungan RS Nusalima Medika.
Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa
parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan ( terlalu tinggi atau
terlalu rendah ), yang harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab
pelayanan ( DPJP ) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan /
penyakitnya.
Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang mengalami kegawatan atau
dalam keadaan kritis.
Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di Instalasi
Laboratorium RS Nusalima Medika, harus segera dilaporkan kepada Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )/ Dokter pengirim, atau perawat penanggung
jawab sebelum hasil dicetak di kertas.
Prosedur :
1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP atau perawat
penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan pasien menunjukkan nilai
kritis ( critical value ).
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan hasil kritis (
critical value ).
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan / atau ke unit
pengirim oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.
4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit ( 30 menit ),
petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan / unit perawatan pasien.
Unit Terkait : IRI, IRJ, IGD.
Daftar Hasil Laboratorium dengan Hasil Kritis
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Kritis Keterangan
1 Glukosa Darah Umum : < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl -Belum bisa
Neonatus : < 40 mg/dl atau > 300 mg/dl dilakukan
Diatas 1 bulan : < 65 mg/dl atau > 200 mg/dl operasi
SMF Mata : > 200 mg/dl
SMF GIGI : ≥ 200 mg/dl -tidak bisa
dilakukan
pencabutan gigi
4 Hb Umum : <8 gr/ dl atau >20 gr/ dl
SMF Anak : < 10 gr/ dl atau > 16 gr/ dl
21
9 Albumin Umum : < 3,5 gr/dl atau > 5,3 gr/dl
SMF Anestesi : ≤ 2,0 gr/dl - Non Operatif
≤ 2,5 gr/dl - Operatf
I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan container
dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus benda tajam
yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan kantong
limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa ke tempat
pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian
diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke tempat pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS
22
a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan kwitansi pembayaran
dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari rawat inap / rawat jalan dengan
formulir laboratorium dari dokter kerja-sama.
b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan, dan tahun pengiriman.
c. Simpan selama satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja.
d. Setelah satu bulan, dapat di simpan di gudang, berkas di simpan selama 1 tahun.
e. Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
2. Kwitansi pembayaran
3. Kertas kerja yang terdiri dari :
a. Kertas kerja Hematologi.
b. Kertas kerja Kimia Klinik
c. Kertas kerja Urine/Faeces
d. Kertas kerja Bakteriologi
e. Kertas kerja Serologi/Imunologi.
4. Buku kerja QC yang terdiri dari :
a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC Kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine.
5. Buku arsip hasil laboratorium
a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku registerasi
laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical check up.
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan urutan bulan dan
tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan tahun secara
berurutan.
b. Simpan dalam box file.
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
7. Print out hasil dari alat
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja sesuai dengan
hari dan tanggal pemeriksaan.
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.
23
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja ( 2 – 8 ° C )
f. Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15 sampai – 20 °
C)
g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.
h. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.
i. Catat suhu lemari es setiap hari.
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur dengan di
desinfektan.
b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.
c. Perbedaan suhu ± 2 °C, pengaturan suhu perlu di stel kembali.Suhu yang masih dapat
diterima adalah ± 2 °C dari suhu yang diinginkan.
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus. Beban harus di
buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali pada sentrifus mikrohematokrit
karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum centrifus di
jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada salah
satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung
kaca ke dasar wadah,bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila saranan jelas,
perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu dengan 100x. Untuk pembesaran 100x
gunakan dengan minyak imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap hari setelah
selesai bekerja,terutama bila terkena minyak imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena akan
melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena kotoran akan
mudah masuk.
24
f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu
garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometernya sudah rusak.
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan menyentuh lensa
dengan jari.
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
5. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit ( tergantung jenis / merek alat ),
supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.
e. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang sesuai dengan
suhu pemeriksaan.
f. Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
g. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan yang melekat
pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit dihilangkan, bila
tersentuh tangan waktu mengganti lampu, segera bersihkan dengan alcohol.
6. Sheker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
7. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur, partikel debu ) pada
pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung terlihat jelas dan
lengkap.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan
terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel
yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi
untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung
menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi
horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel
mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi
penuh, maka pengisian harus dibuang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air
detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet transfer yang
dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta
25
pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang
diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di
biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus dibilas untuk mengeluarkan sisa
cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.
j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic, kemudian baru
dicuci.
9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak pipet.
26
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan
terhadap darah pasien
Trouble Shooting
1. Trouble Shooting Microlab 300
27
Limbah Limbah penuh Hentikan proses sampling,
Buka Cover Utama ( Helm )
Lepaskan botol pembuangan, buang
isinya dan bersihkan
Pasang kembali botol yang kosong
dengan benar dan sempurna
Lanjutkan proses analisa
Sample Sample atau reagen Matikan Buzzer ( alarm )
habis atau kurang Lihat pesan alarm dengan mengklik
CURRENT ALARM
Jika benar pesannya menyatakan
sample / reagen habis maka segera
klik tanda POSITION maka akan
terlihat di layar posisi sample atau
reagen yang habis
Jika ada perintah SS segeralah klik
SS
Jika lengan alat sudah benar benar
parker dan status alat sudah
“Sampling Stop” maka bukalah
penutup utama dan cek rak sample
Carilah sample cup yang kosong /
kurang dengan mengikuti gambar
yang ada di layar, lihat di lubang
nomor berapa yang warnanya beda
Segeralah isi kembali dan letakkan di
lubang yang semula
Pada layar sorot, klik lubang yang
beda warna tadi kemudian hapuslah
dengan cara mengklik gambar
penghapus ( delete )
Begitu pila untuk reagent, carilah
pada rak reagen mana botol yang
berbeda warna, isi atau ganti
botolnya, hapus yang kosong
daftarkan kembali pada posisi semula
Kemudian isikan / daftar
kembalilubang yang sudah terhapus
tadi dengan sample yang sama,
letakan rak sample pada posisi semula
Jika sudah yakin tidak ada yang
keliru, tutup penutup Utama
Kemudian di layar klik “ACCEPT “
kembali ke layar monitor , dan jika
tidak ada alarm lainnya , Klik CONT
untuk melanjutkan
28
2. Trouble Shooting Hmatology Auto Analyzer RD-7021
29
rusak, hubungi teknisi sysmex
RH Temp Low Temperatur pemanas Tunggu sampai temperature stabil
RH Temp High reagent diluar batas pada batas yang ditetapkan
yang ditetapkan Bila 30 menit pesan tetap
ditampilkan, kemungkinan sesuatu
rusak, hubungi teknisi sysmex
FCM RU Temp Temperatur Chamber Tunggu sampai temperature stabil
High diluar batas yang pada batas yang ditetapkan
FCM RU Temp ditetapkan
Low
FCM Detektor Temperatur detector Tunggu sampai temperature stabil
Temp High optik diluar batas pada batas yang ditetapkan
FCM Detektor yang ditetapkan Bila 30 menit pesan tetap
Temp Low ditampilkan, kemungkinan sesuatu
rusak, hubungi teknisi sysmex
FCM Sheat Temp Temperatur reagent Tunggu sampai temperature stabil
High sheat diluar batas pada batas yang ditetapkan
FCM Sheat Temp yang ditetapkan Bila 30 menit pesan tetap
Low ditampilkan, kemungkinan sesuatu
rusak, hubungi teknisi sysmex
RH Therm Sens Salah satu dari sensor Matikan alat dan nyalakan kembali,
Err suhu untuk pemanas jika pesan masih muncul, hubungi
reagen rusak teknisi sysmex
FCM RU Therm Salah satu dari sensor Matikan alat dan nyalakan kembali,
Sens Err suhu untuk chamber jika pesan masih muncul, hubungi
reaksi rusak teknisi sysmex
FCM Sheat Therm Salah satu dari sensor Matikan alat dan nyalakan kembali,
Sens Err suhu untuk reagen jika pesan masih muncul, hubungi
sheat rusak teknisi sysmex
FCM TD Therm Salah satu dari sensor Matikan alat dan nyalakan kembali,
Sens Err suhu untuk detector jika pesan masih muncul, hubungi
optik rusak teknisi sysmex
Env Therm Sens Salah satu dari sensor Matikan alat dan nyalakan kembali,
Err suhu untuk jika pesan masih muncul, hubungi
mendeteksi teknisi sysmex
temperatur rusak
Replace Container Reagen Cellpack Ganti reagen cellpack
EPK habis Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak
normal. Lakukan pengecekkan pada
sensor apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container Reagen Sulfolyser Ganti reagen Sulfolyser
SLS habis Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
30
kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak
normal. Lakukan pengecekkan pada
sensor apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container Reagen Stromalyser Ganti reagen Stromalyser
FBA habis Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak
normal. Lakukan pengecekkan pada
sensor apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container Reagen Stromalyser Ganti reagen Stromalyser
FFD habis Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak
normal. Lakukan pengecekkan pada
sensor apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container Reagen Stromalyser Ganti reagen Stromalyser
FFS habis Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak
normal. Lakukan pengecekkan pada
sensor apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container Reagen Rettic habis Ganti reagen Rettic
RED Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak
normal. Lakukan pengecekkan pada
sensor apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit / lepas
Chamber EPK Err
Selang antara alat Periksa selang dan perbaiki
/ Chamber FCMdan reagen terjepit /
Sheat Err tersumbat / terlepas
Waste Chamber 1
Selang pembuangan Periksa sumbatan khusus pada
Error/ Waste
tersumbat / terjepit outlet nipple
Chamber 2 Error Periksa selang pembuangan, bila
selang tersumbat, bersihkan lalu
ganti
WB Asp Motor Beban motor pompa Periksa pompa penyedot sample,
Error penyedot sample pastikan tidak ada cairan, hubungan
31
terlalu tinggi saklar atau selang yang mengganjal
bagian atas / bawah dari pompa
penyedot sample
FCM Sheat Motor Beban motor Injeksi Periksa pompa injeksi sheat FCM
Error sheat terlalu tinggi pastikan tidak ada cairan, hubungan
saklar atau selang yang mengganjal
bagian atas / bawah dari pompa
penyedot sample
Rinse Motor Error Beban motor untuk Periksa rinse cup pastikan tidak ada
menggerakan Rinse cairan, hubungan saklar atau selang
Cup terlalu tinggi yang mengganjal bagian atas /
bawah dari Rinse cup
Mixing Motor Beban motor mixing Periksa motor mixing chamber,
Error ruang reaksi terlalu periksa tidak ada selang yang
tinggi menyentuh motor mixing
Low blood Volume darah - Periksa darah sample dan ulangi
Volume kurang ketika analisa
menggunakan - Bersihkan sample piecer , SRV
sampler dan jalur penyedot sample
Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan lakukan
analisa sample
Sample Not Asp - Sample darah tidak - Periksa darah sample dan ulangi
Error normal, adanya analisa
gumpalan dalam - Bersihkan sample piecer , SRV
darah, konsentrasi dan jalur penyedot sample
darah sangat ekstrim Lakukan prosedur shutdown
sedikit dengan cellclean
- Jarum piecer, - lakukan auto rinse dan lakukan
Sample Rotor Valve analisa sample
dan selang penyedot - Jika kotoran tidak dapat hilang,
sample tersumbat masukkan cellclean ke dalam
- Selang penyedot tabung sample dan lakukan analisa
sample ke sampler pada mode sample untuk
terlepas membersihkan piecer dan jalur
penyedot sample
Short Sample Volume sample Periksa darah sample dan ulangi
darah tidak cukup, analisa
piecer atau jalur - Bersihkan sample piecer , SRV
penyedot sample dan jalur penyedot sample
kotor Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan lakukan
analisa sample
Blood Asp Sensor Kerusakan sensor Ganti sensor penyedot sample
Error penyedotan sample ( Hubungi teknisi Sysmex, untuk
32
( sensor memonitor sementara ubah kondisi sampler.
adanya sample pada Stop untuk mengijinkan sampler
saat dihisap berjalan terus )
normalnya pada
penggunaan sampler
tidak bekerja )
Set Piercer Cover CP cover tidak Hilangkan kotoran atau debu
terpasang / posisi
tidak sesuai
Rack Feed In Sensor posisi rack Hilangkan kotoran atau debu
Func Error Feed-in tidak
berfungsi
Rack Feed In Init Sensor posisi rack Hilangkan kotoran atau debu
Error Feed-in tidak
berfungsi
Rack Shift Home Sensor posisi awal Hilangkan kotoran atau debu
Pos Error rack Feed tidak
berfungsi
Rack Feed Out Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Func Error tidak berfungsi
Rack Feed Out Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Init Error tidak berfungsi
Rack removed Ketika sample Pindahkan rak dari jalur sampler
diambil oleh Hand dan kembalikan pada posisi awal
clipper pada mode
sampler, rack
bergeser
Rack Move Error Rack tidak bisa Pindahkan rak dari jalur sampler
1 bergeser dan kembalikan pada posisi awal
Rack Move Error Ketika Hand Clipper Pindahkan rak dari jalur sampler
2 tidak mengambil dan kembalikan pada posisi awal
sampler, Rack
berdgeser
Rack Move Error Ketika diinterupsi,
Pindahkan rak dari jalur sampler
3 Rack bergeser dan kembalikan pada posisi awal
Hand Upper Cylinder maju / Pindahkan tabung sampler pada
Position Error mundur tidak
hand clipper dan kembalikan ke
berfungsi rak. Periksa tidak ada benda asing
pada jalur maju / mundur
Hand Lower Cylinder maju / Pindahkan tabung sampler pada
Position Error mundur tidak hand clipper dan kembalikan ke
berfungsi rak. Periksa tidak ada benda asing
pada jalur maju / mundur
Tube Inv Position Tabung tidak bisa Pindahkan tabung sampler pada
Error dibalik / diputar hand clipper dan kembalikan ke
vrak. Periksa tidak ada benda asing
yang menghalangi
33
Tube Sensor Error - Sensor deteksi Bersihkan kotoran pada detector
tabung tidak tabung dan sensor volume darah
menemukan adanya
tabung, walaupun
tabung sample berisi
darah
- Sensor mendeteksi
adanya tabung,
walaupun tidak ada
tabung sample
Tube Clamp Error Pengambilan tabung Pindahkan tabung pada hand
gagal, hand clipper clipper dan kembalikan ke rak.
bengkok, dan tabung Periksa tidak ada benda yang
tidak dapat diambil menghalangi operasi pengambilan
dengan benar tabung. Perbaiki dan pasang
kembali hand clipper
Rack Full Error Rak telah penuh dan Pindahkan rak yang telah dianalisa
analisa dengan
sampler tidak dapat
dilanjutkan
Sampler Start Ketika masih ada rak Pindahkan rak dari jalur sampler
Error berada pada jalur dan kembalikan ke awal, dan
sampler, analisa lakukan analisa kembali
dengan mode
sampler dimulai
Background Error Adanya gelembung, Lakukan Auto Rinse, Remove Clog
Aperture kotor, ( bila pesan masih muncul,
kesalahan reagen bersihkan Aperture dengan sikat )
dan anti reagen yang benar
RBC / PLT Aperture kotor, Lakukan remove Clog ( bila pesan
Sampling Error Sample tidak normal masih muncul, bersihkan Aperture
dengan sikat )
RBC / PLT Ch Jumlah sel RBC / Jauhkan sumber noise dari alat dan
Error PLT melampaui ulang analisa sample
batas tertinggi yang
disebabkan gangguan
noise
WBC / BASO, - Detektor optic flow Bersihkan flowcell pada detector
Diff, RET cell kotor / optic dan lakukan analisa kembali,
Sampling Error / tersumbat, sample periksa sample dengan manual
CH tidak normal ( Slide )
- Sample kurang
( tidak cukup sample
dan tercampur
gelembung )
RBC Bubble Error RBC Detektor Bersihkan sumbatan pada detector
/ RBC Clog Error tersumbat / RBC dan lakukan procedur remove
34
tercampur clog. ( bila pesan masih muncul,
gelembung bersihkan aperture dengan sikat )
Low Count Error Sample tidak normal, Ulangi analisa sample, Bersihkan
Piecer tersumbat piecer, bersihkan SRV, bersihkan
SRV tersumbat , Pipa pipa penyedot sample
penyedot tersumbat
HGB Error Gelembung udara Lakukan Auto Rinse
tercampur pada jalur
analisa HGB
HGB Drain Error Kecepatan Periksa jalur pembuangan HGB
membuang cairan flowcell, periksa tidak ada
pada plowcell HGB sumbatan atau selang terjepit
lambat
RET Error Sample tidak normal, Ulangi analisa sample dan periksa
sumbatan pada SRV , reagen RET
terjepit atau terlepas
pada cairan RET dye
dan selang diluent
RET Ch Error Sample tidak normal, - Analisa sample kembali,
sumbatan pada SRV , Bersihkan SRV,
detector optic - Bersihkan Flowcell pada detector
flowcell kotor / optic
tersumbat, ada - Hilangkan gelembung dari
gelembung udara detector optic / flowcell
pada detector optic
flowcell
Data Errpr Hasil analisa diluar - Set nilai reference
batas nilai reference ( - Ulangi analisa sample, remove
normal ) . Sample clog
tidak normal. - Lakukan QC jika perlu
Aperture kotor
Laser Tube Aged Umur laser mulai Matikan dan nyalakan kembali alat,
berakhir bila pesan masih muncul, hubungi
teknisi Sysmex
Laser Power Error Deteriorated Laser Ulangi analisa sampel, bila pesan
masih muncul, hubungi teknisi
Sysmex
Close FCM Detect Cover detector optic Tutup cover detector optic, bila
Cover terbuka, sensor cover masih error, sensor cover rusak,
rusak ganti sensor cover, hubungi teknisi
Sysmex
ID unit Com Error
Kesalahan CPU Matikan dan nyalakan kembali alat,
karena Interfensi bila pesan masih muncul, hubungi
Noise teknisi Sysmex
ID Read Error, Posisi barcode tidak Periksa kabel barcode
Pack ID Read benar / miring, label
Error barcode kotor, hasil
35
cetakan barcode jelek
Xm Limit Error, Hasil Xm, L-J, Xb Periksa grafik QC, Periksa analisa
L-J Limit Error, control diluar batas data untuk parameter yang keluar
Xb Limit Error yang ditentukan dari batas control jika perlu lakukan
kalibrasi
Control Expired Darah control sudah Ganti control yang baru
kadaluarsa
Control Entry Analisa control Definisikan informasi lot dari
Error dilakukan tanpa di kontrol
definisikan lebih
dahulu lot, limit, dll
Replace Piecers Sudah saatnya Ganti piecers dan reset hitungan
mengganti piecers penggunaan piecer
Execute Shutdown Sudah saatnya Lakukan Maintenance harian
menjalankan
prosedur Shutdown
Clean the CRV Sudah saatnya Bersihkan SRV dan reset hitungan
memberishkan penggunaan SRV
Sample rotor Valve
Execute Rinse Sudah saatnya Bersihkan flowcell pada detector
Flowcell membersihkan optik
flowcell
36
hasil pemeriksaan
37
ERROR CODE Hubungi distributor
300 - 399
ERROR CODE ulangi pemeriksaan dengan catridge
860 - 870 baru jika tetap error, hubungi
distributor
38
BAB V
TATA LAKSANAKESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di laboratorium
menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
39
Ada 8 prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, spesimen
dan penampungan, transportasi, pengolahan dan penyimpanan, jenis pemeriksan,
hasil pemeriksaan,dokumentasi.
e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan praktek pencegahan infeksi
(kewaspadaan standar) antara lain :
* Kebersihan tangan
* Penggunaan alat pelindung diri
* Penanganan limbah dan benda tajam
* Pengendalian lingkungan
* Peralatan perawatan pasien
* Penanganan linen
* Penyuntikan yang aman, kesalahan karyawan dan etika batuk.
40
b. Salah memberikan hasil ( hasil yang diberikan ke pasien adalah hasil yang salah/
belum dikonfirmasi)
c. Hasil yang tertukar semua/sebagian (fungsi checker tidak berjalan)
d. Salah memberikan hasil (salah sampel, salah prosedur)
e. Hasil laboratorium/sampel tidak ada(koordinasi dengan bagian yang lain kurang
efektif)
Faktor Kontribusi
41
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan
dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun
bukan manusia.Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka
berpotensi terinfeksi kuman pathogen.Potensi infeksi juga dapat terjadi daripetugas ke
petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat.Untuk mengurangi bahaya yang
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat.Petugas harus memahami keamanan laboratorium
dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan
sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik.
A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Badung membuat suatu
asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi
Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
2. Analitik
a. Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus selalu hati-hati dan
menganggap semua bahan infeksius ( Universal Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata
atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara
menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
42
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan petugas yang
tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang mengalami
cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera
matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan.
Matikan semua peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
b. Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun
dapat melihat kedalamnya dan menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda korosi
atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit karena bersifat
korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar.
43
D. Penanganan Keadaan Darurat Di Laboratorium
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke unit
lain.
b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
c. Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
d. Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada di
rumah sakit ( APAR )
e. Tulis berita acara kejadian.
2. Biakan atau specimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya di tutup dengan kain atau tissue yang dibasahi desinfektan.
b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
c. Wadah di desinfektan atau autoclaf.
3. Luka tusukan jarum
a. Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran air
selama kurang lebih 1 – 2 menit.
b. Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian di plester atau di balut.
c. Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan.
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras, kemudian
lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
c. Pakailah masker dan sarung angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan
matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na bikarbonat.
f. Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan
serokan, dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.
44
F. Pemakaian Jas Laboratorium
1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya jangan sampai terkena
tubuh
2. Tujuan :
Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh.
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang.
4. prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
G. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
45
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasikan dengan
klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian :
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko tertularnya penyakit.
b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada tempat yang
berisiko.
c. Kebijakan :
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3. Immunisasi
d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.
2. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali.
3. Immunisasi sesuai Boster
46
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak semua kegiatan
pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan. Hal – hal yang perlu
diperhatikan :
a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang dibutuhkan
c. Waktu pengambilan
d. Tempat pengambilan
e. Wadah
3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam menerima
sampel yang memuat data antara lain :
a. Nama, umur, dan alamat pasien.
b. No. laboratorium
c. Pengirim
d. Tanggal spesimen diterima
e. Diagnosa
f. Nama petugas penerima spesimen
g. Tanggal spesiman selesai diperiksa
h. Nama pemeriksa
4. Pengiriman sampel
a. Bahan darah, urin dan dahak harus secepatnya dikirim ke laboratorium.
b. Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang jauh harus memakai pendingin/es batu
5. Penyimpan sampel
a. Bahan urin bisa ditambahkan pengawet
47
b. Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu bulan didalam freezer maksimal
c. Disimpan dalam suhu 2 – 8 derajat celcius dengan batas simpan 7 hari
d. Suhu kamar dengan batas simpan 24 jam, kecuali untuk pemeriksaan glukosa, creatinin
dan bilirubin.
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan analitik.
b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator
c. 1000/2000 jam lampu harus sudahdiganti sesuai dengan jenis alat.
48
Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung telah mengikuti kegiatan
pemantapan mutu eksternal secara rutin yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan
RI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan yang
telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung sampai saat ini adalah :
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal PNPKLK-
K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan ) bekerja sama
dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan
WIS ( Wariance Index Score ), dengan nilai 0 – 400, makin kecil nilai WIS yang
diperoleh suatu laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal sebagai
PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang
Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium Kesehatan bekerja sama
dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID ( Index
Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3, semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium,
berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi pemeriksaaan
VDRL, HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan menggunakan system scoring
dengan nilai 0 – 4. Semakin tinggi nilai yang didapat oleh suatu laboratorium, berarti
semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan control dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan control
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan kimia
murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan control dari manusia.
b. Bentuk bahan kontrol
Menurut bentuknya bahan control ada bermacam – macam, yaitu : bentuk air, padat
bubuk ( liofilisat ) dan bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat lebih stabil dan
lebih tahan lama daripada bentuk cair. Bentuk strip merupakan bentuk pada bubuk
yang dikemas pada strip, sehingga memudahkan transportasi. Penggunaan bentuk
padat bubuk atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu dengan aquabidest. Pada
umumnya pemeriksaan dibidang kimia klinik dan imunoserologi menggunakan
49
bentuk padat bubuk ( liofilisat ) atau bentuk cair (pooled sera). Dibidang hematologi
digunakan bentuk cair, padat bubuk atau strip.
3. Pemeriksaan serum kontrol
a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan :
1) Hasil laboratorium sendiri
2) Menggunakan alat dan reagen rutin
3) Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab atau kepala
laboratorium.
4. Hasil pemantapan mutu ekternal
a. Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium dicatat tanggal terima untuk masing –
masing siklus
b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu eksternal
Laboratorium.
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan jumlah
peserta > 20
c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS )
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
1) VIS setiap pemeriksaan
2) Overal VIS
3) Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata – rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata – rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : Sangat baik
51 – 100 : Baik
101 – 200 : Cukup
201 – 300 : Kurang
301 – 400 : Buruk
50
BAB VII
PENUTUP
Kampar, 2018
51