Ringkasan Filsafat Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

“RINGKASAN FILSAFAT PENDIDIKAN”

2.1 Identitas Buku

judul : Filsafat Pendidikan

Penulis : Muhammad Anwar

Penerbit : K E N C A N A

ISBN : 978-602-1186-52-7

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Halaman : 176 Halaman

Ringkasan isi buku

BAB 1 Pengertian dan Kedudukan Filsafat dalam Ilmu


Pengetahuan dan Kehidupan Manusia

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Kita sering mengatakan, betapa pentingnya filsafat
sebagai ilmu dan ilsafat terapan, termasuk ilsafat
agama, ilsafat Pancasila, dan ilsafat pendidikan.
Namun sangatlah sukar untuk memberikan deinisi
konkret apalagi abstrak terhadap ilsafat-ilsafat
tersebut. Kata ilsafat berkaitan erat dengan segala
sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, bahkan
tidak akan pernah ada habisnya karena mengandung
dua kemungkinan, yaitu proses berpikir dan hasil
berpikir.

Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh


untuk memecahkan masalah. Sedangkan, pada pengertian ke
dua, merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan atau pembahasan masalah.

Apakah ilsafat itu? Filsafat dari segi bahasa, pada


hakikatnya adalah menggunakan rasio (berpikir). tetapi,
tidak semua proses berpikir disebut ilsafat. Manusia yang
berpikir, dapat diketahui dalam kehidupan sehari-hari.
Jika pemikiran manusia dapat dipelajari, maka ada empat
golongan pemikiran yaitu:
1. Pemikiran Pseudo-Ilmiah.
2. Pemikiran Awam.
3. Pemikiran Ilmiah,
4. Pemikiran Filosois.

- Pemikiran Pseudo-Ilmiah, bertumpu pada aspek


kepercayaan kebudayaan dan mitos. Hal itu, dapat
dijumpai dalam astrologi atau kepercayaan terhadap buku
primbon.
-Pemikiran awam merupakan pemikiran orang-orang dewasa
yang dapat menggunakan akal sehat. Karena bagi orang
awam, memecahkan kesulitan dalam kehidupan cukup dengan
menggunakan akal sehat tanpa melakukan penelitian
terlebih dahulu
-pemikiran ilmiah lazim menggunakan metode-metode, tata
pikir dalam paradigma ilmu pengetahuan tertentu
dilengkapi dengan penggunaan hipotesis untuk menguji
kebenaran konsep teori atau pemikiran dalam dunia
empiris (yang tidak pernah selesai) proses keilmuan
-Sedangkan pemikiran ilosois, adalah kegiatan berpikir
relektif meliputi kegiatan analisis, pemahaman,
deskripsi, penilaian, penafsiran, dan perekaan yang
bertujuan untuk memperoleh kejelasan, kecerahan,
keterangan pembenaran, pengertian, dan penyatupaduan
tentang objek

Filsafat juga merupakan ilmu tertua yang menjadi induk


ilmu pengetahuan lain. Hal itu, sebagaimana diungkapkan
oleh John S. Brubacher sebagai berikut :
hilosophy was, as its etymology from the Greek words
Pilos and Sopia suggests, love of wisdom of learning.
More over it was love of learning in general; it
subsumed under one heading what to day we call science
as well as what we now call philosophy. It is for the
reason that philosophy is often referred to us the
mother as well as the queen of the science.

Maksud dari pada statement di atas adalah bahwa ilsafat


berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sopia yang
berarti cinta kebijaksanaan atau belajar. Lebih dari
itu, dapat diartikan cinta belajar, pada umumnya hanya
ada dalam ilsafat

dari uraian tentang pengertian ilsafat ditinjau dari


segi arti bahasanya dapat disimpulkan bahwa ilsafat
adalah:
1. Pengetahuan tentang kebijaksanaan
2. Mencari kebenaran,
3. Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-
prinsip.

Ketiga pengertian tadi tidak hanya diperlakukan oleh


seorang ilsuf saja, tetapi juga dimiliki oleh setiap
individu yang baik, (yang memiliki pimpinan pemikiran),
terutama pendidik atau guru yang harus bersikap
bijaksana semaksimal mungkin.

Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut para ahli


dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Plato (427-342 SM), Seorang ilsuf Yunani terkenal


(murid Socrates dan guru Aristoteles) ini dalam teori
etika kenegaraannya menyebutkan empat budi, yang
meliputi penguasaan diri, keberanian, kebijaksanaan,
dan keadilan. Budi kebijaksanaan dimiliki oleh
pemerintah atau ilosof. Tugas mereka ialah membuat
undang-undang dan mengawasi pelaksanaanya, memperdalam
ilosoi dan ilmu pengetahuan tentang ide kebaikan.

2) Al-Kindi (796-474 M), Ahli pertama dalam ilsafat


Islam yang mengawali pengertian skolastik Islam di
Irak. Al-Kindi memberikan pengertian ilsafat di
kalangan umat Islam dalam tiga lapangan, yaitu sebagai
berikut:
• Ilmu Fisika; meliputi tingkatan alam nyata, terdiri
atas benda-benda konkret yang dapat ditangkap oleh
pancaindera.
• Ilmu Matematika; berhubungan dengan benda, tetapi
mempunyai wujud tersendiri yang dapat dipastikan dengan
angka-angka (misalnya ilmu hitung, teknologi,
astronomi, dan musik).
• Ilmu ketuhanan; tidak berhubungan dengan benda sama
sekali yaitu soal ketuhanan

3) Ibnu Sina (980-1037 M.) Seorang dokter, ahli kimia,


ilsuf Islam, membagi ilsafat dalam dua bagian, yaitu
teori dan praktik. Keduanya dihubungkan dengan agama.
Dasarnya terdapat pada syariat, penjelasan, dan
kelengkapannya yang diperoleh dengan akal manusia.
Tujuan ilsafat praktik adalah mengetahui apa yang
seharusnya dilakukan oleh setiap orang. Sehingga, ia
mendapatkan bahagia di dunia dan akhirat, yang disebut
ilmu akhlak. Filsafat juga mencakup undang-undang,
yaitu apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang
dalam hubungannya dengan rumah tangga dan negara.

3) Immanuel Kant (1724-1804) Dijuluki pakar raksasa di


barat, mengatakan bahwa ilsafat merupakan ilmu pokok
dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan,
yaitu sebagai berikut:
• Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh
metaisika).
• Apa yang seharusnya kita ketahui dan kerjakan?
(dijawab oleh etika).
• Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh
agama).
• Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh
antropologi).

deinisi analitis operasional pengertiannya meliputi


hal-hal di bawah ini,
sebagai berikut:

1. Filsafat sebagai metode berpikir.


2. Filsafat sebagai sikap terhadap dunia dan hidup.
3. Filsafat sebagai suatu kumpulan problem (hidup dan
keajaiban alam semesta).
4. Filsafat sebagai sistem pemikiran.
5. Filsafat sebagai aliran dan teori.

Dalam rumusan yang hampir sama dengan pendapat tadi,


Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in
Philosophy mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Filsafat ialah suatu sikap tentang hidup dan alam
semesta.
2. Filsafat adalah suatu metode pemikiran relektif dan
penyelidikan aqliah.
3. Kesistematisan selaras dan searah dengan tujuan
(masa mendatang)

B. KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN


KEHIDUPAN MANUSIA

1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan


Dalam ilmu pengetahuan, ilsafat mempunyai kedudukan
sentral, dan asal atau pokok. Karena, ilsafat pada
awalnya merupakan satu-satunya usaha manusia di bidang
kerohanian untuk mencapai kebenaran pengetahuan.

Adapun yang kali pertama melepaskan diri dari ilsafat


ialah ilmu pasti, kemudian disusul oleh ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya. Akan tetapi, meskipun lambat laun
banyak ilmu pengetahuan yang melepaskan diri, tidak
berarti ilmu pengetahuan itu sama sekali tidak
membutuhkan bantuan ilsafat. Misalnya makna pengetahuan
tentang atom, baru mulai tampak bila dihubungkan dengan
peradaban.

Piaget mengemukakan tentang epistemologi genetis, yaitu


fase-fase berpikir dan pikiran manusia dengan mengambil
contoh perkembangan. Yaitu perkembangan anak mulai dari
tahun pertama hingga dewasa, sebagaimana diuraikan oleh
Halford. Jasa utama Piaget adalah uraiannya mengenai
perkembangan anak dalam tingkah laku yang terdiri atas
empat fase yaitu
sebagai berikut:

1. Fase sensorimotor
2. Fase praoperasional
3. Fase operasional yang konkret
4. Fase operasi formal

Dari uraian dan contoh di halaman sebelumnya, dapat


disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu menerima
dasarnya dari ilsafat,dengan rincian sebagai berikut:
• Setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek dan problem.
• Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi
semua ilmu pengetahuan, dengan dasar yang umum itu
dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan.
• Di samping itu, ilsafat juga memberikan dasar-dasar
khusus yang digunakan dalam setiap ilmu pengetahuan.
• Dasar yang diberikan oleh ilsafat yaitu mengenai
sifat-sifat ilmu dari ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan memperoleh sifat ilmu, kalau memenuhi
syarat yang telah ditentukan oleh ilsafat. Artinya,
tidak mungkin setiap ilmu meninggalkan dirinya sebagai
ilmu pengetahuan, dengan meninggalkan syarat yang telah
ditentukan oleh ilsafat.
• Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada
setiap ilmu pengetahuan.

2. Kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia

Untuk memberikan gambaran bagaimana kedudukan ilsafat


dalam kehidupan manusia, maka terlebih dahulu
diungkapkan kembali pengertian ilsafat. Dalam bahasan
sebelumnya, ilsafat mengandung pengertian tentang suatu
ikhtiar untuk berpikir secara radikal. Dalam arti,
mulai dari akarnya suatu gejala (hal hendak
dipermasalahkan) sampai mencapai kebenaran yang
dilakukan dengan kesungguhan dan kejujuran melalui
tahapan-tahapan pikiran. Oleh karena itu, seorang yang
berilsafat adalah orang yang berpikir secara sadar dan
bertanggung jawab, dengan pertanggungjawaban pertama
adalah terhadap diri sendiri.

Dari uraian tadi, dapat disimpulkan bahwa kedudukan


ilsafat dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia
akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan
oleh ilsafat. 2. Berdasarkan atas dasar-dasar hasil
kenyataan itu, maka ilsafat memberikan pedoman hidup
kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang
terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan
dalam hubungannya dengan yang lain. Kita juga
mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi
akal, rasa, dan kehendak. Dengan akal, ilsafat
memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh
pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka ilsafat
memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan
buruk.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai