4.a. Penyelidikan Tanah (Paulus K)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Penyelidikan Tanah dan Bentuk-Bentuk Pengujian

Fondasi Jembatan Khusus

Oleh: Dr. Ir. Paulus Kurniawan., MBA.


Anggota KKJTJ

SOSIALISASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DAN PEDOMAN PEMBAHASAN


PENYELENGGARAAN KEMANAN JEMBATAN DAN TEROWONGAN JALAN
(WILAYAH SUMATERA DAN KALIMANTAN)
DIREKTORAT
JENDERAL
BATAM, 25-26 JULI 2022
BINA MARGA
OUTLINE

Acuan Normatif

Penggunaan Software

Penyelidikan Geoteknik

Laporan Geologi Teknik


ACUAN NORMATIF
ACUAN NORMATIF
❑ Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi ❑ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11, Perumahan Rakyat Nomor 41/PRT/M/2015
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan
6018). dan Terowongan Jalan (Berita Negara Republik
❑ Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Indonesia Tahun 2015 Nomor 1422).
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor ❑ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang
6573). Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
❑ Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Konstruksi (SMKK) (Berita Negara Republik
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Indonesia Tahun 2021 Nomor 286).
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 ❑ Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Indonesia Nomor PM.60 Tahun 2012 tentang
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 24, Tambahan Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6626). ❑ Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
❑ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 Indonesia Nomor 08 Tahun 2020 tentang
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Teknis Jalan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Angkat dan Pesawat Angkut (Berita Negara
Nomor 900). Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 609).
ACUAN NORMATIF
❑ Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor ❑ SNI 03-2849-1992, Tata cara pemetaan geologi teknik
30/SE/M/2015 tentang Pedoman Metode Perencanaan lapangan.
Penggalian dan Sistem Perkuatan Terowongan Jalan ❑ SNI 7571:2010 Baku Tingkat Getaran Peledakan Pada
pada Media Campuran Tanah dan Batuan. Kegiatan Tambang Terbuka Terhadap Bangunan.
❑ Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor ❑ SNI 1724:2015, Analisis hidrologi, hidraulik, dan kriteria
05/SE/Db/2017 Tentang Perubahan Surat Edaran Direktur desain bangunan di sungai.
Jenderal Bina Marga Nomor Um.1.03-Db/242 Tentang
Penyampaian Ketentuan Desain dan Revisi Desain Jalan ❑ SNI 2415:2016, Tata cara perhitungan debit banjir.
dan Jembatan, serta Kerangka Acuan Kerja Pengawasan ❑ SNI 2052:2017, Baja tulangan beton.
Teknis untuk Dijadikan Acuan di Lingkungan Ditjen Bina ❑ SNI 8460:2017, Persyaratan perancangan geoteknik.
Marga.
❑ ISBN 978-602-5489-01-3 Tahun 2017 tentang Peta
❑ Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia.
16.1/SE/Db/2020 tentang Spesifikasi Umum Bina Marga
2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
(Revisi 2).
KUALIFIKASI PERENCANAAN DAN PENANGGUNG JAWAB
PERENCANAAN
KUALIFIKASI PERENCANAAN DAN
PENANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
a. Ketua Tim (Team Leader) bertanggung jawab f. Ketua Tim, penanggung jawab perencanaan, dan tenaga ahli
secara keseluruhan terhadap pelaksanaan terkait wajib hadir dalam pembahasan/presentasi di KKJTJ;
perencanaan, minimal wajib memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) yang diterbitkan oleh LPJK dan/atau g. Ketua Tim, penanggung jawab perencanaan, dan tenaga ahli
lembaga asosiasi yang terakreditasi serta memiliki harus paham terhadap perubahan peraturan-peraturan
pengalaman sebagai team leader selama 5 (lima) terbaru (SNI dan code yang relevan);
tahun di bidang jembatan dan/atau terowongan h. Ketua Tim harus memahami konsep dasar antara lain
jalan; struktur, geoteknik, geologi, aerodinamika, kegempaan,
b. Penanggung jawab perencanaan bidang struktur, keairan, material, lingkungan, pemeliharaan, dan bidang-
geoteknik, keairan, atau geologi wajib memiliki bidang lain terkait;
minimal SKA Madya bidang terkait dan memiliki i. Ketua Tim, penanggung jawab perencanaan, dan tenaga ahli
pengalaman yang mendukung pada bidang terkait harus memahami metode pelaksanaan, peralatan, dan
minimal 5 tahun; keselamatan konstruksi;
c. Tenaga ahli adalah pelaksana perencanaan bidang j. Penanggung jawab perencanaan dan tenaga ahli wajib
struktur, geoteknik, keairan, atau geologi wajib mengerti kapabilitas program bantu (software) dalam
memiliki minimal SKA Madya bidang terkait dan perhitungan struktur, geoteknik, geologi, aerodinamika, dan
memiliki pengalaman yang mendukung pada bidang keairan;
terkait minimal 5 tahun; k. Ketua Tim harus dapat mengintegrasikan semua disiplin ilmu
d. Ketua Tim dan penanggung jawab perencanaan yang terlibat dalam perencanaan.
wajib menandatangani dokumen perencanaan;
KUALIFIKASI PERENCANAAN DAN
PENANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

Ketua Tim, penanggung jawab perencanaan, dan tenaga ahli wajib mengikuti keputusan sidang KKJTJ.
PENGGUNAAN SOFTWARE
PENGGUNAAN SOFTWARE

Dalam penggunaan software untuk perhitungan harus memperhatikan hal sebagai berikut:
a. Perhitungan wajib menggunakan software berlisensi yang sesuai dan diakui secara nasional maupun
internasional;
b. Perencana wajib menyerahkan data input dan output perhitungan dalam bentuk softcopy, untuk
keperluan pengecekan termasuk building information modelling;
c. Perencana wajib menyerahkan informasi lainnya terkait dengan Building Information Modelling (BIM)
yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
REKOMENDASI DARI OTORITAS LAIN
REKOMENDASI DARI OTORITAS LAIN

Izin atau rekomendasi diperlukan dari otoritas lain dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi,
diantaranya menyangkut dalam hal:
a. Ruang bebas vertikal;
b. Ruang bebas horizontal;
c. Ruang bebas terhadap infrastruktur lainnya;
d. Persoalan Keairan (antara lain: persilangan dengan sungai, saluran irigasi, kebutuhan drainasi,
ruang transportasi air, degradasi dan agradasi dasar serta erosi tebing sungai, perubahan
morfologi sungai, banjir dan pasang surut, kemungkinan terjadinya tsunami, dan lain-lain);
e. Izin peledakan;
f. Izin penggunaan lahan;
g. Izin lainnya terkait peraturan daerah yang ada.
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK : PENJELASAN PENYELIDIKKAN
TANAH UNTUK PERENCANAAN JEMBATAN KHUSUS
(SNI 8460 : 2017 DAN KONSENSUS KKJTJ)

❑ Titik Pemboran Inti harus pada semua rencana lokasi pier, abutment (Nx Size, ASTM).
❑ Kedalaman terminasi titik bor, minimal setelah mencapai nilai N-SPT>60 sejumlah 3-5 kali, mampu
memiliki bearing layer 5 -10 m.
❑ Uji Insitu in Soil :
o N-SPT interval : 2m (1 sampai dengan 1,5m dalam keadaan khusus).
o Taking Undisturbed sampel (5m, 3m untuk keadaan khusus).
o Vane shear test : 2m untuk very cohessive soils.
❑ Uji Insitu on Rock :
o RQD.
o Lugeon Test (permeability).
o Point Load Test.
❑ Penamaan jenis tanah dan batuan : USBR (soil), dan penamaan batuan sesuai jenis batuannya.
❑ Disajikan rekaman kedalaman boring log semua data lapangan dinyatakan semuanya, termasuk mat
dan posisi casing yang ada, cavity dan lain-lain.
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK : KEADAAN KHUSUS

a) Khusus untuk daerah embankment dengan tebing curam harus dilakukan analisis kestabilan lereng;
b) Untuk daerah-daerah yang pernah mengalami longsor, kecuali uji SPT dan CPT, perlu dilakukan pengambilan
Undisturbed Sample (UDS) pada interval 1,5-2 m dan menggunakan CPTU apabila diperlukan;
c) Khusus untuk daerah berbatu gamping (limestone), perlu dilakukan Lugeon Test untuk mengestimasi posisi dan
volume cavity;
d) Khusus untuk daerah sungai dengan kondisi tebing yang berpotensi longsor, perlu dilakukan analisis longsoran
beserta alternatif penanganannya;
e) Apabila dalam proses penyelidikan tanah terjadi artesian (air keluar dari lubang bor), perlu dilakukan analisis lebih
lanjut untuk mengetahui berapa tekanan hidrostatis dan volume yang ditimbulkannya.
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK : LAPORAN SOIL PROFILE DAN
GEOLOGICAL CROSS SECTION

Laporan soil-profile atau geological cross section dibuat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan dimana penyajian
profil dengan menggunakan skala yang dapat menjelaskan kondisi bawah permukaan, diantaranya:
a) Penampang memanjang dan melintang yang dilengkapi dengan in-situ test, klasifikasi massa batuan serta uji
laboratorium dari perolehan sampel tanah atau batuan;
b) Penampang dibatasi dengan end dan base lines;
c) Penampang dilengkapi dengan legenda dan layout;
d) Skala vertikal dan horizontal sama serta disajikan secara grafis;
e) Penggambaran posisi titik bor dan uji-uji in situ lainnya;
f) Penampang morfologi permukaan tanah;
g) Muka air tanah; dan
h) Adanya potensi kelongsoran (caving, squeezing, rock burst, heaving dan shrinkage).
LAPORAN GEOLOGI TEKNIK
ISI MATERI LAPORAN GEOLOGI TEKNIK

❑ Penentuan jenis fondasi.


❑ Fondasi, muka air tanah, situs tanah, muka air banjir
❑ Analisis daya dukung tiang fondasi/fondasi baik axial maksimum, atau
(tekan dan tarik), lateral, penurunan (immediate,
longterm) termasuk aspek seismisitasnya. ❑ Pasang air laut tertinggi pada pembatas dekat pantai.

❑ Analisis piles efisiensi dan pile group. ❑ Analisis uplift.

❑ Usulan uji static, lateral, tarik dan uji-uji detail lainnya ❑ Usulan pemasangan instrumentasi pada rencana tinggi
nondestructive untuk mengetahui kualitas fondasi. pier lebih 40 m.

❑ Analisis potensi likuifaksi dan remediasinya. ❑ Analisis kesehatan lereng pada abutmentnya dan
usulan rencana proteksinya.
❑ Soil/rock profile yang lengkap dengan usulan jenis dan
kedalaman ❑ Usulan metode pelaksanaan khusus fondasi.

Cara penyajian dan menganalisis dalam laporan geoteknik tidak terbatas seperti yang dibahas sebelumnya
dan tidak ditetapkan pula secara khusus mengikuti code atau numeric lature tertentu, tetapi dapat memberikan
informasi dan analisis geoteknik yang jelas secara engineering untuk dapat digunakan bagi konstruktur.
PROBLEMATIKA DALAM PENYELIDIKKAN TANAH
PROBLEMATIKA DALAM PENYELIDIKKAN TANAH
(SOIL INVESTIGATION) YANG SERING TERJADI

❑ KAK yang memadai sesuai sasaran.


❑ Lokasi titik bor inti yang tepat pada obyek sasaran.
❑ Peralatan yang memadai dan tepat.
❑ Metode pelaksanaan yang benar ⇨ laboratorium tanah, batuan
❑ Supervisi yang benar (well site engineer)
❑ Deskripsi yan benar

GI ⇨ GO

Anda mungkin juga menyukai