4.a. Penyelidikan Tanah (Paulus K)
4.a. Penyelidikan Tanah (Paulus K)
4.a. Penyelidikan Tanah (Paulus K)
Acuan Normatif
Penggunaan Software
Penyelidikan Geoteknik
Ketua Tim, penanggung jawab perencanaan, dan tenaga ahli wajib mengikuti keputusan sidang KKJTJ.
PENGGUNAAN SOFTWARE
PENGGUNAAN SOFTWARE
Dalam penggunaan software untuk perhitungan harus memperhatikan hal sebagai berikut:
a. Perhitungan wajib menggunakan software berlisensi yang sesuai dan diakui secara nasional maupun
internasional;
b. Perencana wajib menyerahkan data input dan output perhitungan dalam bentuk softcopy, untuk
keperluan pengecekan termasuk building information modelling;
c. Perencana wajib menyerahkan informasi lainnya terkait dengan Building Information Modelling (BIM)
yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
REKOMENDASI DARI OTORITAS LAIN
REKOMENDASI DARI OTORITAS LAIN
Izin atau rekomendasi diperlukan dari otoritas lain dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi,
diantaranya menyangkut dalam hal:
a. Ruang bebas vertikal;
b. Ruang bebas horizontal;
c. Ruang bebas terhadap infrastruktur lainnya;
d. Persoalan Keairan (antara lain: persilangan dengan sungai, saluran irigasi, kebutuhan drainasi,
ruang transportasi air, degradasi dan agradasi dasar serta erosi tebing sungai, perubahan
morfologi sungai, banjir dan pasang surut, kemungkinan terjadinya tsunami, dan lain-lain);
e. Izin peledakan;
f. Izin penggunaan lahan;
g. Izin lainnya terkait peraturan daerah yang ada.
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK : PENJELASAN PENYELIDIKKAN
TANAH UNTUK PERENCANAAN JEMBATAN KHUSUS
(SNI 8460 : 2017 DAN KONSENSUS KKJTJ)
❑ Titik Pemboran Inti harus pada semua rencana lokasi pier, abutment (Nx Size, ASTM).
❑ Kedalaman terminasi titik bor, minimal setelah mencapai nilai N-SPT>60 sejumlah 3-5 kali, mampu
memiliki bearing layer 5 -10 m.
❑ Uji Insitu in Soil :
o N-SPT interval : 2m (1 sampai dengan 1,5m dalam keadaan khusus).
o Taking Undisturbed sampel (5m, 3m untuk keadaan khusus).
o Vane shear test : 2m untuk very cohessive soils.
❑ Uji Insitu on Rock :
o RQD.
o Lugeon Test (permeability).
o Point Load Test.
❑ Penamaan jenis tanah dan batuan : USBR (soil), dan penamaan batuan sesuai jenis batuannya.
❑ Disajikan rekaman kedalaman boring log semua data lapangan dinyatakan semuanya, termasuk mat
dan posisi casing yang ada, cavity dan lain-lain.
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK : KEADAAN KHUSUS
a) Khusus untuk daerah embankment dengan tebing curam harus dilakukan analisis kestabilan lereng;
b) Untuk daerah-daerah yang pernah mengalami longsor, kecuali uji SPT dan CPT, perlu dilakukan pengambilan
Undisturbed Sample (UDS) pada interval 1,5-2 m dan menggunakan CPTU apabila diperlukan;
c) Khusus untuk daerah berbatu gamping (limestone), perlu dilakukan Lugeon Test untuk mengestimasi posisi dan
volume cavity;
d) Khusus untuk daerah sungai dengan kondisi tebing yang berpotensi longsor, perlu dilakukan analisis longsoran
beserta alternatif penanganannya;
e) Apabila dalam proses penyelidikan tanah terjadi artesian (air keluar dari lubang bor), perlu dilakukan analisis lebih
lanjut untuk mengetahui berapa tekanan hidrostatis dan volume yang ditimbulkannya.
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK : LAPORAN SOIL PROFILE DAN
GEOLOGICAL CROSS SECTION
Laporan soil-profile atau geological cross section dibuat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan dimana penyajian
profil dengan menggunakan skala yang dapat menjelaskan kondisi bawah permukaan, diantaranya:
a) Penampang memanjang dan melintang yang dilengkapi dengan in-situ test, klasifikasi massa batuan serta uji
laboratorium dari perolehan sampel tanah atau batuan;
b) Penampang dibatasi dengan end dan base lines;
c) Penampang dilengkapi dengan legenda dan layout;
d) Skala vertikal dan horizontal sama serta disajikan secara grafis;
e) Penggambaran posisi titik bor dan uji-uji in situ lainnya;
f) Penampang morfologi permukaan tanah;
g) Muka air tanah; dan
h) Adanya potensi kelongsoran (caving, squeezing, rock burst, heaving dan shrinkage).
LAPORAN GEOLOGI TEKNIK
ISI MATERI LAPORAN GEOLOGI TEKNIK
❑ Usulan uji static, lateral, tarik dan uji-uji detail lainnya ❑ Usulan pemasangan instrumentasi pada rencana tinggi
nondestructive untuk mengetahui kualitas fondasi. pier lebih 40 m.
❑ Analisis potensi likuifaksi dan remediasinya. ❑ Analisis kesehatan lereng pada abutmentnya dan
usulan rencana proteksinya.
❑ Soil/rock profile yang lengkap dengan usulan jenis dan
kedalaman ❑ Usulan metode pelaksanaan khusus fondasi.
Cara penyajian dan menganalisis dalam laporan geoteknik tidak terbatas seperti yang dibahas sebelumnya
dan tidak ditetapkan pula secara khusus mengikuti code atau numeric lature tertentu, tetapi dapat memberikan
informasi dan analisis geoteknik yang jelas secara engineering untuk dapat digunakan bagi konstruktur.
PROBLEMATIKA DALAM PENYELIDIKKAN TANAH
PROBLEMATIKA DALAM PENYELIDIKKAN TANAH
(SOIL INVESTIGATION) YANG SERING TERJADI
GI ⇨ GO