0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan

Terminal Bus A

Dokumen tersebut merangkum tentang perencanaan terminal bus tipe A di Kabupaten Demak dengan pendekatan arsitektur inklusi. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis terminal serta fasilitas yang dibutuhkan, zona pelayanan, kegiatan, dan sirkulasi dalam terminal bus, serta standar perencanaan terminal bus dan faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi terminal.

Diunggah oleh

zana Felita
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan

Terminal Bus A

Dokumen tersebut merangkum tentang perencanaan terminal bus tipe A di Kabupaten Demak dengan pendekatan arsitektur inklusi. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis terminal serta fasilitas yang dibutuhkan, zona pelayanan, kegiatan, dan sirkulasi dalam terminal bus, serta standar perencanaan terminal bus dan faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi terminal.

Diunggah oleh

zana Felita
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 88

TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR INKLUSI

Proyek Akhir
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Arsitektur Program Studi Teknik Arsitektur

Oleh Susilo
NIM.5112415034

TEKNIK ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2019
iii
iv
v

v
ABSTRAK
Susilo
5112415034
2019
Terminal Tipe A di Kabupaten Demak dengan Pendekatan Arsitektur Inklusi
Dosen Pembimbing:
Ir. Didik Nopianto Agung Nugradi, MT. Teknik
Arsitektur Universitas Negeri Semarang

Transportasi merupakan kegiatan memindahkan atau mengangkut


sesuatu dari suatu tempat ke tempat lainnya. Perencanaan simpul untuk sistem
jaringan transportasi jalan atau yang disebut terminal penumpang merupakan
langkah untuk meningkatkan prasarana jaringan jalan. Terminal penumpang
jalan merupakan salah satu fasilitas transportasi yang menjadi faktor pendukung
perkembangan transportasi darat. Terminal dengan pelayanan yang baik,
kapasitas yang memadai, serta mencukupi untuk jangka panjang dapat menjadi
peran penting dalam pekembangan transportasi. Jaringan jalan yang ada di
Propinsi Jawa Tengah terdiri dari jalan nasional 1.390,6 km, jalan propinsi
2.565,6 km, jalan kota/ kabupaten 22.458,9 km (BPS Provinsi Jawa Tengah
2015). Dengan memperhatikan besarnya jaringan jalan, dibutuhkan rencana
lokasi simpul untuk perpindahan moda transportasi di Jawa Tengah. Jawa
Tengah memiliki rencana pengembangan sistem prasarana transportasi jalan
antara lain prasarana jalan umum dan prasarana terminal penumpang jalan.
Pengembangan prasarana terminal penumpang jalan di Jawa Tengah berupa
pengembangan terminal tipe A. Pengembangan Terminal Tipe A tersebut salah
satunya di Demak, terdapat 26 Kabupaten yang dijadikan pengembangansalah
satunya di Kabupaten Demak.
Terminal Tipe A merupakan terminal yang melayani angkutan AKAP
(antar kota antar provinsi), AKDP (antar kota dalam provinsi), ADK (angkutan
dalam kota), dan Angkudes. Sedangkan di Demak, terdapat Terminal Bintoro
yang merupakan terminal tipe B tetapi difungsikan sebagai terminal Tipe A
sehingga fasilitas yang ada tidak memenuhi untuk kebutuhan terminal Tipe A.
Sedangkan di Demak, terdapat Terminal Bintoro yang merupakan terminal tipe B
tetapi difungsikan sebagai terminal Tipe A sehingga fasilitas yang ada tidak
memenuhi untuk kebutuhan terminal Tipe A. Untuk itu perlu adanya
pengembangan terminal di Demak menjadi terminal Tipe A sehingga fungsi
pelayanan lebih optimal.
Terminal merupakan fasilitas publik yang berfungsi sebagai perpindahan
moda transportasi. Fasilitas publik merupakan fasilitas yang dapat menampung
banyak orang dengan berbagai latarbelakang, dari berbagai usia, normal
maupun penyandang disabilitas. Fasilitas publik banyak yang mementingkan
pengguna normal daripada penyandang disabilitas, sehingga terjadi pengucilan
terhadap penyandang disabilitas. Sebagai fasilitas publik, Terminal harus dapat
memenuhi kebutuhan banyak pengguna termasuk ramah terhadap pengguna
disabilitas. Untuk itu perlu Terminal memerlukan penerapan desain inklusi, yang
dapat memenuhi kebutuhan berbagai pengguna normal dari berbagai usia
maupun disabilitas.

Kata Kunci : Terminal, Kabupaten Demak, Arsitektur Inklusi

vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir
Arsitektur yang berjudul Terminal Tipe A di Kabupaten Demak dengan
Pendekatan Arsitektur Inklusi. Proyek Akhir Arsitektur ini disusun sebagai salah
satu persyaratan meraih gelar Sarjana Arsitektur pada Program Studi S1 Teknik
Arsitektur Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan
safaat Nya di yaumil akhir nanti , Amin.
Penyelesaian LP3A ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk nenempuh studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, MT, Dekan Fakultas Teknik, Aris Widodo, SPd. MT.
,Ketua Jurusan Teknik Sipil, Ir. Didik Nopianto Agung Nugradi, MT,
Koordinator Program Studi Teknik Arsitektur atas fasilitas yang
disediakan bagi mahasiswa.
3. Ir. Didik Nopianto Agung Nugradi, MT., Pembimbing yang penuh
perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi
sewaktu-waktu disertai kemudahan menunjukkan sumber-sumber yang
relevan dengan penulisan karya ini.
4. Ir. R.M. Bambang Setyohadi K. P, MT. dan Moch Fathoni Setiawan
ST.MT. Penguji yang telah memberi masukan yang sangat berharga
berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,
menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.
5. Semua dosen Jurusan Teknik Sipil FT. UNNES yang telah memberi bekal
pengetahuan yang berharga.
6. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semarang, 15 Mei 2020
Susilo

vii
DARTAR ISI
Halaman Sampul ...............................................................................................i
Halaman Judul...................................................................................................ii
Persetujuan Pembimbing ...................................................................................iii
Pengesahan ......................................................................................................iv
Pernyataan Keaslian..........................................................................................v
Abstrak ..............................................................................................................vi
Kata Pengantar..................................................................................................vii
Daftar Isi ............................................................................................................viii
Daftar Gambar ...................................................................................................ix
Daftar Tabel.......................................................................................................x
Daftar Lampiran .................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................1
1.2. Permasalahan .................................................................................4
1.3. Tujuan .............................................................................................4
1.4. Manfaat ...........................................................................................4
1.5. Lingkup Pembahasan ......................................................................5
1.6. Metode Pembahasan.......................................................................5
1.7. Keaslian Penulisan ..........................................................................6
1.8. Sistematika Pembahasan ................................................................7
1.9. Alur Pikir ..........................................................................................8
BAB II TINJAUAN TERMINAL BUS TIPE A .....................................................9
2.1 Tinjauan Terminal ............................................................................9
2.1.1. Pengertian Terminal ............................................................10
2.1.2. Fungsi Terminal ..................................................................10
2.1.3. Jenis Terminal .....................................................................11
2.1.4. Klasifikasi Terminal ..............................................................11
2.1.5. Fasilitas Terminal Bus ..........................................................14
2.1.6. Zona Pelayanan Terminal Bus .............................................17
2.1.7. Kegiatan Dalam terminal Bus ...............................................19
2.1.8. Sirkulasi Dalam Terminal Bus ..............................................20
2.1.9. Efisiensi Sirkulasi Terminal Bus ...........................................21

viii
2.1.10. Macam-Macam Sirkulasi Dalam Terminal Bus .....................23
2.1.11. Struktur Organisasi Terminal Bus.........................................24
2.1.12. Standar Perencanaan Terminal Bus.....................................25
2.2 Tinjauan Tentang Penentuan Lokasi Terminal.................................38
2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Terminal .......................38
2.2.2 Persyaratan Lokasi Terminal................................................38
2.3 Tinjauan Angkutan Umum Penumpang ...........................................40
2.3.1 Pengertian Angkutan Umum Penumpang .............................40
2.3.2 Jenis Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Trayek .................40
2.3.3 Jenis-Jenis Kendaraan Angkutan .........................................42
2.4 Tinjauan Pendekatan Desain ...........................................................46
2.4.1 Definisi Pendekatan Arsitektur Inklusi ..................................46
2.4.2 Prinsip Prinsip Arsitektur Inklusi ...........................................48
2.4.3 Proses Desain Inklusi...........................................................52
2.5 Studi Banding ..................................................................................53
2.5.1 Terminal Tirtonadi ................................................................53
2.5.2 Terminal Mangkang .............................................................61
BAB III TINJAUAN LOKASI..............................................................................65
3.1. Tinjauan Kabupaten Demak ............................................................. 65
3.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi...................................... 66
3.1.2. Demografi ............................................................................ 67
3.1.3. Topografi.............................................................................. 67
3.1.4. Klimatologi ........................................................................... 68
3.1.5. Hidrologi............................................................................... 68
3.1.6. Geologi ................................................................................ 68
3.2. Penataan Ruang Kabupaten Demak ................................................ 69
3.2.1. Rencana Pola Ruang Kabupaten Demak ............................. 69
3.2.2. Rencana Jaringan Jalan....................................................... 70
3.2.3. Rencana Pembagian Sub Wilayah Pembangunan (SWP).... 71
3.2.4. Penentuan Fungsi Tiap SWP ............................................... 72
3.2.5. Peraturan Bangunan Setempat ............................................ 73
3.3. Tinjauan Pemilihan Lokasi................................................................ 76
3.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ...................................................... 76
3.3.2. Pendekatan Pemilihan Lokasi .............................................. 77

ix
3.3.3. Analisa pemilihan Lokasi ...................................................... 84
3.4. Tinjauan Pemilihan Tapak ................................................................ 86
3.4.1. Kriteria Pemilihan Tapak ...................................................... 86
3.4.2. Batas Nilai Kriteria Pemilihan Tapak .................................... 87
3.4.3. Alternatif Site........................................................................ 88
3.4.4. Pembobotan Alternatif Site................................................... 94
3.4.5. Tapak Terpilih ...................................................................... 94
3.5. Analisa Tapak Terpilih ...................................................................... 95
3.5.1. Physic Attribute .................................................................... 95
3.5.2. Biologi Attribute .................................................................. 100
3.5.3. Cultural Attribute ................................................................ 101
BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 103
4.1. Dasar Pendekatan.......................................................................... 103
4.2. Pendekatan Aspek Fungsional ....................................................... 104
4.2.1. Analisis Sistem Pelayanan Terminal .................................. 104
4.2.2. Analisis Pengguna Terminal............................................... 106
4.2.3. Analisis Alur Sirkulasi ......................................................... 107
4.2.4. Analisis Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola ............ 110
4.2.5. Analisis Pengelompokan Ruang......................................... 113
4.2.6. Analisis Jumlah Pelaku ...................................................... 115
4.2.7. Analisis Besaran Ruang ..................................................... 115
4.2.8. Hubungan Ruang ............................................................... 122
4.3. Pendekatan Aspek Kontekstual ...................................................... 123
4.3.1. Analisis Aksesibilitas .......................................................... 123
4.3.2. Analisis Topografi............................................................... 124
4.4. Pendekatan Aspek Teknis .............................................................. 125
4.5. Pendekatan Aspek Kinerja ............................................................. 128
4.5.1. Sistem Keamanan .............................................................. 128
4.5.2. Sistem Transportasi ........................................................... 128
4.5.3. Sistem Jaringan Telekomunikasi ........................................ 129
4.5.4. Sistem Pemadam Kebakaran ............................................. 130
4.5.5. Sistem Jaringan Listrik ....................................................... 133
4.5.6. Sistem Pengelolaan sampah.............................................. 134
4.5.7. Sistem Jaringan air kotor.................................................... 134

x
4.5.8. Sistem Jaringan Air Bersih ................................................. 135
4.5.9. Sistem Pencahayaan ......................................................... 136
4.5.10. Sistem Penghawaan .......................................................... 138
4.5.11. Sistem Jaringan MATV....................................................... 139
4.6. Pendekatan Arsitektural ................................................................. 140
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 155
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 155
5.2. Saran ........................................................................................... 155

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan pertumbuhan jalan dan kendaraan .........................2


Gambar 1.2 Produksi Kendaraan di Indonesia..................................................3
Gambar 2.1 Pola Sirkulasi Grid.........................................................................23
Gambar 2.2 Pola Sirkulasi Linier.......................................................................23
Gambar 2.3 Pola Sirkulasi Radial .....................................................................23
Gambar 2.4 Pola Sirkulasi Kurvalinier...............................................................23
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Terminal Tirtonadi Surakarta ..........................26
Gambar 2.6 Pola parkir bus ..............................................................................30
Gambar 2.7 Pola platforms tegak lurus dan memanjang...................................30
Gambar 2.8 Pola platforms posisi miring ..........................................................31
Gambar 2.9 Area Kedatangan & Keberangkatan ..............................................31

Gambar 2.10 Perputaran Bus 180o dan 90 ......................................................32

Gambar 2.11 Perputaran Bus 180o dan 90o ....................................................32


Gambar 2.12 Parkir area kedatangan & keberangkatan ....................................33
Gambar 2.13 Pintu masuk/keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan .....34
Gambar 2.14 Pintu masuk/keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas .....35
Gambar 2.15 Pintu masuk/keluar jadi satu dan terletak pada satu ruas jalan ....35
Gambar 2.16 Pintu masuk/keluar jadi satu dan terletak pada satu ruas jalan ....35
Gambar 2.17 Pintu masuk dan keluar terpisah ..................................................36
Gambar 2.18 Pintu masuk dan keluar satu ........................................................37
Gambar 2.19 Mobil Penumpang ........................................................................42
Gambar 2.20 Kendaraan Jenis Minibus .............................................................43
Gambar 2.21 Kendaraan Jenis Microbus ...........................................................44
Gambar 2.22 Kendaraan Jenis Smallbus ...........................................................44
Gambar 2.23 Kendaraan Jenis Mediumbus .......................................................45
Gambar 2.24 Kendaraan Jenis Bigbus...............................................................45
Gambar 2.25 Pintu otomatis/ pintu geser............................................................48
Gambar 2.26 Gunting yang fleksibel...................................................................48
Gambar 2.27 Desain yang sederhana ................................................................49
Gambar 2.28 Penggunaan huruf yang jelas........................................................50
Gambar 2.29 Toleransi terhadap kesalahan .......................................................50

xii
Gambar 2.30 Upaya fisik rendah ........................................................................51
Gambar 2.31 Ukuran sesuai dengan kebutuhan .................................................51
Gambar 2.32. Langkah–Langkah Desain Inklusi................................................52
Gambar 2.33 Sirkulasi Bus ................................................................................54
Gambar 2.34 Sirkulasi pengunjung ....................................................................55
Gambar 2.35 Zona terminal ...............................................................................55
Gambar 2.36 Pintu masuk penumpang..............................................................55
Gambar 2. 37 Parkir pengunjung .......................................................................56
Gambar 2.38 Tempat parkir mobil .....................................................................56
Gambar 2. 39 Jalur Kedatangan bus .................................................................56
Gambar 2. 40 Jalur keberangkatan bus .............................................................57
Gambar 2. 41 Ruang Tunggu keberangkatan barat ...........................................57
Gambar 2. 42 Koridor sirkulasi pengunjung .......................................................57
Gambar 2. 43 Koridor sirkulasi pengunjung .......................................................58
Gambar 2. 44 Kios-kios .....................................................................................58
Gambar 2. 45 Kois tiket bus...............................................................................58
Gambar 2. 46 Atm center...................................................................................58
Gambar 2.47 Bengkel dan tempat cuci bus .......................................................59
Gambar 2. 48 Tempat parkir bus .......................................................................59
Gambar 2.49 Parkir bus kota .............................................................................59
Gambar 2. 50 Jalur Angkutan dalam kota ..........................................................59
Gambar 2.51 Fasilitas troley ..............................................................................60
Gambar 2.52 Tempat penitipan barang .............................................................60
Gambar 2.53 Jalur pemandu .............................................................................60
Gambar 2. 54 Jalur Kedatangan bus .................................................................62
Gambar 2. 55 Ramp Jalur Kedatangan bus .......................................................62
Gambar 2. 56 Jalur Keberangkatan bus ............................................................63
Gambar 2. 57 Tempat parkir bus .......................................................................63
Gambar 2. 58 Koridor sirkulasi pengunjung .......................................................63
Gambar 2. 59 Kios .............................................................................................63
Gambar 2. 60 Ruang parkir Angkutan dalam kota .............................................64
Gambar 2. 61 Emplasemen angkutan dalam kota .............................................64
Gambar 2. 62 Bengkel .......................................................................................64
Gambar 2. 63 WC umum dan musholla .............................................................65

xiii
Gambar 2. 64 Tempat parkir pengunjung ..........................................................65
Gambar 2. 65 Tempat parkir bus AKAP .............................................................65
Gambar 2. 66 Tempat parkir bus AKDP.............................................................65
Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Demak .................................................. 67
Gambar 3.2 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Akhir kabupaten demak ...... 70
Gambar 3.3 Peta Rencana jaringan Jalan kabupaten demak ......................... 71
Gambar 3.4 Peta batas sub wilayah pengembangan ...................................... 72
Gambar 3.5 Kawasan perpindahan ................................................................ 77
Gambar 3.6 Sub pengembangan wilayah 1 .................................................... 78
Gambar 3.7 Jalan Arteri di Demak ................................................................. 79
Gambar 3.8 Pusat kegiatan Di SWP 1 ............................................................ 80
Gambar 3.9 Trayek di Demak ......................................................................... 81
Gambar 3.10 Kawasan rawan bencana di demak........................................... 82
Gambar 3.11 Lokasi rawan kecelakaan di demak........................................... 83
Gambar 3.12 Pemilihan lokasi ........................................................................ 84
Gambar 3.13 Jalur trayek di demak ................................................................ 85
Gambar 3.14 Lokasi yang dapat dibangun ..................................................... 85
Gambar 3.14 Titik Lokasi yang dapat dibangun .............................................. 86
Gambar 3.15 Alternatif tapak .......................................................................... 87
Gambar 3.16 Alternatif tapak 1 ....................................................................... 87
Gambar 3.17 Mozaik tapak alternatif I ............................................................ 88
Gambar 3.18 Alternatif tapak 2 ....................................................................... 90
Gambar 3.19 Mozaik tapak alternatif II ........................................................... 91
Gambar 3.20 Alternatif tapak 3 ....................................................................... 92
Gambar 3.21 Mozaik tapak alternatif III .......................................................... 92
Gambar 3.22 Tapak Terpilih ........................................................................... 94
Gambar 3.23 Kondisi Site ............................................................................... 95
Gambar 3.24 Topografi tapak ......................................................................... 96
Gambar 3.25 Potongan Tapak dan jalan ........................................................ 96
Gambar 3.26 Hidrologi tapak .......................................................................... 97
Gambar 3.27 Klimatologi tapak ....................................................................... 98
Gambar 3.28 Infrastruktur tapak ..................................................................... 98
Gambar 3.29 Sirkulasi di depan tapak ............................................................ 99
Gambar 3.30 Vegetasi di sekitar tapak ........................................................... 100

xiv
Gambar 3.31 Pohon trembesi ......................................................................... 100
Gambar 3.32 Masjid agung dan rumah demak ............................................... 102
Gambar 4.1 Sirkulasi kedatangan penumpang (bus) ...................................... 107
Gambar 4.2 Sirkulasi keberangkatan penumpang .......................................... 108
Gambar 4.3 Sirkulasi kedatangan penumpang (pribadi/diantar)...................... 108
Gambar 4.4 Sirkulasi kedatangan penumpang (Angkot) ................................. 108
Gambar 4.5 Sirkulasi sopir bus/angkot ........................................................... 109
Gambar 4.6 Sirkulasi pengelola terminal ........................................................ 109
Gambar 4.7 Sirkulasi pengelola kios............................................................... 109
Gambar 4.8 Hubungan Ruang ........................................................................ 122
Gambar 4.9 Penentuan akses masuk dan keluar ........................................... 123
Gambar 4.10 Penentuan zona terminal .......................................................... 124
Gambar 4.11 Topografi eksisting .................................................................... 124
Gambar 4.12 Rencana topografi pada tapak .................................................. 125
Gambar 4.13 Pondasi Footplat ....................................................................... 125
Gambar 4.14 Struktur Kolom Beton Bertulang ................................................ 126
Gambar 4.15 Struktur Kolom Baja .................................................................. 126
Gambar 4.16 Rangka Atap Baja ..................................................................... 127
Gambar 4.17 Skema Sistem jaringan cctv ...................................................... 128
Gambar 4.18 Standar Ramp ........................................................................... 129
Gambar 4.19 Standar Tangga ........................................................................ 129
Gambar 4.20 Skema Sistem jaringan internet LAN ......................................... 130
Gambar 4.21 Alat pemadam api ringan .......................................................... 130
Gambar 4.22Skema pemadam api otomatis ................................................... 131
Gambar 4.23Peralatan sistem pemadam api otomatis.................................... 132
Gambar 4.24 Skema Sistem jaringan listrik .................................................... 133
Gambar 4.25 Skema Sistem jaringan listrik Panel Surya ................................ 133
Gambar 4.26 Skema Jaringan Air kotor .......................................................... 135
Gambar 4.27 Skema Jaringan Air Bersih ........................................................ 136
Gambar 4.28 Skema Jaringan air hujan.......................................................... 136
Gambar 4.29 Penerangan Langsung .............................................................. 137
Gambar 4.30 Penerangan Tidak Langsung .................................................... 137
Gambar 4.31 Sistem AC VRV Inverter ............................................................ 138
Gambar 4.31 Skema Sistem jaringan TV ........................................................ 139

xv
Gambar 4.32. Langkah–Langkah Desain Inklusi............................................. 140
Gambar 4.33. Pengguna yang terkendala kedua tangan ................................ 141
Gambar 4.34. Pengguna yang terkendala satu tangan ................................... 142
Gambar 4.35. Pengguna difabel ..................................................................... 142
Gambar 4.36 Ruang Laktasi ........................................................................... 148
Gambar 4.37 Ruang Tunggu .......................................................................... 148
Gambar 4.38. Ramp pada pedestrian ............................................................. 148
Gambar 4.39. Ramp tampak atas ................................................................... 149
Gambar 4.40. Toilet difabel............................................................................. 149
Gambar 4.41. Toilet difabel............................................................................. 150
Gambar 4.42. Closet Difabel........................................................................... 150
Gambar 4.43. Desain meminimalkan sudut tajam........................................... 150
Gambar 4.44. Dimensi Ketinggian wastafel .................................................... 151
Gambar 4.45. Aplikasi guiding blok................................................................. 151
Gambar 4.46. Jenis guiding block dan warning block ..................................... 151
Gambar 4.47. Dimensi Koridor Untuk Difabel ................................................. 152
Gambar 4.48. Parkir Untuk difabel .................................................................. 152
Gambar 4.49. Pintu Masuk memakai guide line .............................................. 152
Gambar 4.50. Pemberian Railing pada sisi koridor ......................................... 152

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan luas terminal (m2) berdasarkan tipe dan fungsinya..........15
Tabel 2.2 Standar pelayanan penyelenggaraan terminal ...............................24
Tabel 2.3 Satuan ruang parkir...........................................................................33
Tabel 2.4 Lebar jalur gang ................................................................................36
Tabel 3.1 Tabel Arahan Pengembangan Satuan Wilayah Pengembangan .......72
Tabel 3.2 Batas Nilai Kriteria pemilihan Tapak..................................................87
Tabel 3.3 Tabel Pembobotan Alternatif tapak ...................................................94
Tabel 4.1 Aktifitas dan kebutuhan ruang pengelola terminal .......................... 110
Tabel 4.2 Aktifitas dan kebutuhan ruang pengelola kios ................................ 111
Tabel 4.3 Aktifitas dan kebutuhan ruang pengunjung .................................... 112
Tabel 4.4 Aktifitas dan kebutuhan ruang Sopir............................................... 113
Tabel 4.5 Pengelompokan ruang ................................................................... 113
Tabel 4.6 Kebutuhan jumlah pengguna ......................................................... 113
Tabel 4.7 Besaran kelompok ruang perpindahan........................................... 116
Tabel 4.8 Besaran kelompok ruang pengendapan ......................................... 117
Tabel 4.9 Besaran kelompok ruang pengelola ............................................... 118
Tabel 4.10 Besaran kelompok ruang pengunjung .......................................... 120
Tabel 4.11 Besaran kelompok ruang servis ................................................... 121
Tabel 4.12 Besaran kelompok ruang parkir pengunjung ................................ 121
Tabel 4.13 Besaran kelompok ruang parkir pengelola ................................... 121
Tabel 4.14 Total luas besaran ruang.............................................................. 122

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Data Trayek Bus di Terminal Demak .....................................159


Lampiran 1.2 Rencana peningkatan Trayek… ............................................162

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Transportasi merupakan kegiatan memindahkan atau mengangkut
sesuatu dari suatu tempat ke tempat lainnya (Morlok, 1991), transportasi
mempunyai fungsi sebagai media yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan pembangunan suatu daerah serta menunjang perkembangan
ekonomi nasional. Perkembangan tersebut harus ditunjang oleh sistem jaringan
transportasi yang baik salah satunya dengan peningkatan sistem jaringan jalan
dan simpul untuk angkutan transportasi darat.
Perencanaan simpul untuk sistem jaringan transportasi jalan atau yang
disebut terminal pengumpang merupakan langkah untuk meningkatkan
prasarana jaringan jalan. Terminal penumpang jalan merupakan salah satu
fasilitas transportasi yang menjadi faktor pendukung perkembangan transportasi
darat. Terminal dengan pelayanan yang baik, kapasitas yang memadai, serta
mencukupi untuk jangka panjang dapat menjadi peran penting dalam
pekembangan transportasi.
Propinsi Jawa Tengah yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa
merupakan lintasan daerah dengan arus transportasi yang cukup padat. Propinsi
ini merupakan jalur darat penghubung kota-kota besar di Pulau Jawa bagian
barat dengan kota-kota besar di Pulau Jawa bagian timur, bahkan menjadi
penghubung antar Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur.
Jaringan jalan yang ada di Propinsi Jawa Tengah terdiri dari jalan nasional
1.390,6 km, jalan propinsi 2.565,6 km, jalan kota/ kabupaten 22.458,9 km (BPS
Provinsi Jawa Tengah 2015). Dengan memperhatikan besarnya jaringan jalan,
dibutuhkan rencana lokasi simpul untuk perpindahan moda transportasi di Jawa
Tengah.
Jawa Tengah memiliki rencana pengembangan sistem prasarana
transportasi jalan antara lain prasarana jalan umum dan prasarana terminal
penumpang jalan. Pengembangan prasarana terminal penumpang jalan di Jawa
Tengah berupa pengembangan terminal tipe A. Pengembangan Terminal Tipe A
tersebut salah satunya di Demak, terdapat 26 Kabupaten yang dijadikan

1
2

pengembangan antara lain Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga,


Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Wonogiri,
Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung,
Pemalang, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota
Pekalongan, Kota Tegal (RTRW Jawa Tengah 2009-2029). Sejalan dengan
Pemerintah Demak terdapat rencana pengembangan terminal Tipe A di kawasan
perkotaan Demak dan terminal tipe C di semua pusat kecamatan di Kabupaten
Demak (RTRW Demak 2011-2031), pengembangan tersebut akan menjadi
kesatuan pengembangan simpul transportasi di Demak.
Demak saat ini memiliki Terminal Tipe B yang tidak memadai dari segi
luasan terminal dan fasilitas. Sementara itu terminal tersebut difungsikan sebagai
terminal Tipe A yang seharusnya memiliki luasan dan fasilitas yang lebih baik
dari terminal tipe B. Untuk itu perlu adanya pembangunan terminal di Demak
yang dapat mewadahi fungsi Terminal tipe A sehingga fungsi pelayanan lebih
optimal. Fungsi yang dimaksud adalah dapat mewadahi angkutan AKAP (antar
kota antar provinsi), AKDP (antar kota dalam provinsi), ADK (angkutan dalam
kota), dan Angkudes.
Dengan adanya terminal tipe A di Kabupaten Demak ini akan mengurangi
jarak antar Terminal tipe A antara terminal Jati Kudus dan Terminal Mangkang
Semarang yang jaraknya terlalu jauh, jarak minimal untuk boleh dibangunnya
terminal tipe A adalah 20 km (Departemen Perhubungan 1996). Terminal Tipe A
di Demak ini nantinya dapat jarak trayek yang jauh karena terminal terboyo
sudah tidak digunakan sebagai terminal penumpang.

Gambar 1.1 Perbandingan pertumbuhan jalan dan kendaraan


Sumber : https://polmas.wordpress.com
3

Gambar 1.2 Produksi Kendaraan di Indonesia


Sumber : https://polmas.wordpress.com

Pertumbuhan jumlah sarana transportasi didominasi oleh kendaraan


pribadi yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan mengakibatkan
timbulnya kepadatan yang dapat menimbulkan kemacetan. Peningkatan sistem
transportasi umum melalui pengembangan dan optimalisasi Terminal dapat
berfungsi sebagai langkah untuk menjadikan para pengguna transportasi pribadi
lebih memilih transportasi umum sebagai pilihan utama dalam melakukan
perjalanan.
Terminal merupakan fasilitas publik yang berfungsi sebagai perpindahan
moda transportasi. Fasilitas publik merupakan fasilitas yang dapat menampung
banyak orang dengan berbagai latarbelakang, dari berbagai usia, normal
maupun penyandang disabilitas. Fasilitas publik banyak yang mementingkan
pengguna normal daripada penyandang disabilitas, sehingga terjadi pengucilan
terhadap penyandang disabilitas. Sebagai fasilitas publik, Terminal harus dapat
memenuhi kebutuhan banyak pengguna termasuk ramah terhadap pengguna
disabilitas. Untuk itu perlu Terminal memerlukan penerapan desain inklusi, yang
dapat memenuhi kebutuhan berbagai pengguna normal dari berbagai usia
maupun disabilitas.
4

1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan secara
umum dan khusus sebagai berikut:
1.2.1. Permasalahan Umum
Bagaimana merencanakan dan merancang Terminal Bus Tipe A di
Kabupaten Demak yang dapat mewadahi aktifitas pergantian moda
transportasi di Kabupaten Demak.
1.2.2. Permasalahan Khusus
Bagaimana merencanakan dan merancang bangunan Terminal Tipe A
sebagai bangunan publik yang obyektif atau dapat memenuhi kebutuhan
pengunjung dari berbagai kalangan tanpa membedakan kondisi
penumpang baik normal maupun disabilitas.

1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur (LP3A) ini adalah memperoleh suatu landasan program sebagai
pedoman dalam proses perencanaan dan perancangan desain Terminal Tipe A
yang berprinsip pada penekanan desain arsitektur Inklusi.

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Secara Subyektif
Untuk memenuhi salah satu syarat dari Tugas Akhir Program Studi Teknik
Arsitektur di Universitas Negeri Semarang.
1.4.2. Manfaat Secara Obyektif
Sebagai sumbangan untuk perkembangam ilmu pengetahuan, khususnya
dalam bidang arsitektur. Selain itu, diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pemerintah dan masyarakat dengan memberikan solusi dari
permasalahan yang ada dan diterapkan ke dalam desain terkait
perencanaan dan perancangan “Terminal Tipe A”.
5

1.5. Lingkup Pembahasan


1.5.1. Ruang Lingkup Substansial
Secara substansial lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan Terminal Tipe A di Demak dengan titik berat pada hal-
hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur dan perancangan,
sedangkan hal-hal diluar kearsitekturan yang mempengaruhi, melatar
belakangi dan mendasari faktor-faktor perencanaan akan di batasi,
dipertimbangkan dan diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam.
1.5.2. Ruang Lingkup Spasial
Secara spasial lingkup pembahasan perencanaan dan perancangan
Terminal Tipe A dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah
provinsi Jawa tengah dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Demak serta peraturan daerah setempat untuk dijadikan pertimbangan
dalam perancangan.

1.6. Metode Pembahasan


Metode pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur (LP3A) ini menggunakan metode deskriptif. Metode tersebut dilakukan
dengan cara menguraikan semua data baik data literatur, data observasi,
kemudian dianalisis secara sistematis sesuai ilmu arsitektur untuk memperoleh
pemecahan atau kesimpulan. Adapun tahapan pembahasan dalam Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) antara lain:
a. Studi Literatur
Berbagai macam literatur yang menjelaskan mengenai landasan teori yang
berhubungan dengan Terminal Tipe A. Serta literatur tentang penekanan
desain untuk penerapannya pada Terminal Tipe A
b. Studi Observasi
Melakukan pengambilan data secara langsung mengenai obyek serupa atau
bangunan dan lokasi lain yang memiliki kesamaan fungsi.
c. Analisis
Analisis dengan mengurai dan mengkaji hasil data-data yang didapatkan,
kemudian dibandingkan dengan studi literatur. Setelah itu diambil prinsip-
prinsip, persyaratan bangunan, serta standar-standar perancangannya.
6

d. Sintesis
Menggabungkan data dan informasi yang telah diperoleh dari proses
pengumpulan data yang kemudian dianalisis dengan mengulas dan mengkaji
data tersebut kemudian diolah menjadi rumusan konsep perencanaan dan
perancangan sesuai sasaran yang diharapkan.
e. Kesimpulan
Menghasilkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebagai
pemecah terhadap permasalahan yang ada dalam pokok bahasan.

1.7. Keaslian Penulisan


Dalam menjamin keaslian penulisan baik dari segi tema, objek, wilayah
studi ataupun aspek-aspek lain yang terkandung didalam penulisan perlu adanya
komparasi keaslian yakni proses pembandingan antara penulisan yang akan
dilakukan dengan penulisan yang telah dilakukan sebelumnya, berikut ini
merupakan keaslian tulisan yang memuat beberapa tulisan dengan tema dan
metode yang berbeda, yaitu :
a. Terminal Bus Induk Tipe A Di Kabupaten Klaten. 2014 (Oleh: Ares
Budhianto, Tugas Akhir, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta).
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil latar belakang yaitu
Klaten diapit oleh Yogyakarta dan Surakarta yang sedang berkembang.
Dengan perkembangan tersebut tututan masyarakat terhadap sarana
transportasi menjadi meningkat pula. penampilan bangunan yang
ekspresif tanpa mengabaikan kemudahan dan keamanan pengguna yang
menjadi tuntutan utama sebuah terminal bus
b. Redesain Terminal Bus di Cibinong dengan fasilitas Shopping Mall
Dengan Pendekatan Green Architecture.2016 (Oleh: Abdul Salim Guteris,
Tugas Akhir, Universitas Muhamadiyah Surakarta).
Penulis merumuskan konsep terminal dengan arsitektur hijau dan
memberikan fungsi yang lain di terminal yaitu untuk pusat perbelanjaan
yang dapat bermanfaat secara ekonomis dan finansial baik secara
langsung maupun tidak langsung.
c. Redesain Terminal Tipe A Tidar di Kota Magelang. 2017 ( Oleh: Afrianto
Andika, Tugas Akhir, Universitas Diponegoro, Semarang).
7

Penulis mengangkat permasalahan dari terminal Tidar dari sirkulasi


maupun tata letak bangunannya. Oleh sebab itu, dibutuhkan redesain
pada Terminal Tidar, sehingga dapat menjadi titik linier yang mampu
memfasilitasi penggunanya.

1.8. Sistematika Pembahasan


Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Terminal Tipe A di Kabupaten Demak ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan,
manfaat, ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan,
serta alur pikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tinjauan mengenai Terminal Tipe A, teori, fungsi, standar-
standar, peraturan, kegiatan dan aktivitas, observasi, studi kasus, serta
penekanan desain
BAB III TINJAUAN LOKASI
Membahas tentang gambaran umum lokasi pemilihan tapak, kebijakan tata
ruang pemilihan tapak, kriteria pemilihan tapak. Membahas tentang
alternatif site, penilaian site, dan site terpilih yang nantinya akan dijadikan
sebagai lokasi Terminal Tipe A.
BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang uraian pendekatan konsep perencanaan dan
perancangan meliputi analisis mengenai pendekatan fungsional, pelaku
dan aktivitasnya, kebutuhan ruang, kebutuhan besaran ruang, hubungan
kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan kontekstual, serta analisa
pendekatan konsep perancangan secara kinerja, teknis dan arsitektural.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari data yang telah
dikumpulkan dan hasil analisa menggunakan berbagai aspek perancangan.
8

1.9. Alur Pikir


BAB II
TINJAUAN BUS TIPE A

2.1. Tinjauan Tentang Terminal BUS


2.1.1. Pengertian Terminal
Menurut Undang-Undang Lalu Lintas No. 22 tahun 2009, terminal
adalah tempat pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan
untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan
menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan.
Yang dimaksud terminal bus sendiri adalah tempat dimana sekumpulan
bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Dengan mengacu
kepada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal, penumpang dapat
mengakhiri perjalanannya dengan mengganti lintasan bus lainnya. Dilain
pihak, bagi pengemudi bus maka bangunan terminal adalah tempat dimana
kendaraan dapat beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan
juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan
mesin.
Terminal adalah tempat pengangkutan dapat berhenti dan
memuat/membongkar barang-barang. Terminal bus adalah prasarana
untuk angkutan jalan raya guna untuk mengatur kedatangan
pemberangkatan pangkalannya kendaraan umum serta memuat atau
menurunkan penumpang atau barang. (Morlok, 1991)
Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau
keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan
transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul utama dalam
jaringan dimana sekumpulan lintasan rute secara keseluruhan bertemu.
Dengan demikian terminal merupakan komponen utama dalam sistem
jaringan transportasi jalan yang mempunyai peran dan fungsi yang sangat
penting. Terminal bukan saja merupakan komponen fungsional utama dari
sistem, tetapi juga merupakan prasarana dimana titik kemacetan mungkin
terjadi.

9
10

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.22 tahun 2009,


tentang Lalu Lintas Angkatan Jalan, terminal merupakan:
a. Titik simpul dalam jaringan transportasi yang berfungsi untuk
pelayanan secara umum.
b. Tempat pengawasan, pengendalian, pengaturan dan pengoperasian
lalu lintas.
c. Prasarana angkutan merupakan bagian dari sistem transportasi
untuk melancarkan arus penumpang dan barangmerupakan bagian
dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan
barang.
d. Unsur tata ruang yang berperanan penting bagi efisiensi kehidupan
kota.

2.1.2. Fungsi Terminal


Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat
ditinjau dari 3 unsur:
a. Fungsi terminal bagi penumpang
adalah untuk kenyamanan menunggu ,kenyamanan perpindahan dari
satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat
fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.
b. Fungsi terminal bagi pemerintah
Adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk
menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan,
sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan
umum.
c. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha
adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan
informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.
11

2.1.3. Jenis Terminal


Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, terminal dibedakan berdasarkan jenis
angkutan, menjadi 2:
a. Terminal penumpang
Terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan antar
moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum.
b. Terminal barang
Terminal barang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan antar
moda transportasi.

2.1.4. Klasifikasi Terminal


Berdasarkan kriteria masing-masing maka terminal dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Departemen Perhubungan, 1996) :
a. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Peranannya
Terminal dibedakan atas 2 (dua) berdasarkan peranannya, yaitu:
1). Terminal primer adalah terminal untuk pelayanan arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) yang mencakup kawasan regional.
2). Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang
dan barang (jasa angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi
kegiatan terminal primer.
b. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Fungsinya
Ada 3 (tiga) jenis terminal yang dibedakan atas fungsinya yaitu :
1) Terminal Utama adalah tempat terputusnya arus barang dan
penumpang (jasaangkutan) dengan ciri sebagai berikut
12

a) Berfungsi sebagai alat pengatur angkutan yang bersifat


melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak
jauh dan volume tinggi.
b) Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton/unit
angkutan atau 40 penumpang/unit angkutan.
2) Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
a) Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat
melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak
dan volume sedang.
b) Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 5 ton/unit
angkutan atau 20 penumpang /unit angkutan.
3) Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang
dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
a) Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus
angkutan barang dan penumpang dalam jarak pendek dan
volume kecil.
b) Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit
angkutan atau 10 penumpang/unit angkutan.
c. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Jenis Angkutan
Ada 4 (empat) jenis terminal yang dapat dibedakan berdasarkan
jenis angkutan yang digunakan yaitu:
1) Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau
menurunkan penumpang.
2) Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan
(bongkar muat) barang dari moda transport yang satu ke moda
transport yang lainnya.
3) Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
barang yang diangkut.
4) Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya,
dinyatakan dengan jumlah truk yang dapat diparkir atau menunggu
dalam satuan waktu.
13

d. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal penumpang yang
dinyatakan dalam jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Terminal Utama : 50 – 100 kendaraan/jam
2) Terminal Madya : 25 – 50 kendaraan/jam
3) Terminal Cabang : <25 kendaraan/jam
e. Klasifikasi Terminal Bus Berdasarkan Ruang Terminal
Berdasarkan kebutuhan ruang, terminal penumpang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Terminal Utama : ± 5 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 3
ha untuk di Pulau lainnya.
2) Terminal Madya : ± 3 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 2
ha untuk di Pulau lainnya.
3) Terminal Cabang: tergantung kebutuhan.

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 132 Tahun 2015


tentang Terminal Transportasi Jalan, tipe terminal Bus terdiri dari :

1) Terminal Penumpang Tipe A


Terminal penumpang tipe A melayani kendaraan umum untuk
Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau Angkutan
Lintas Batas Negara, Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),
Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
2) Terminal Penumpang Tipe B
Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan
umum untuk Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota
dan Angkutan Pedesaan.
3) Terminal Penumpang Tipe C
Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan
umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
14

2.1.5. Fasilitas Terminal Bus


Agar terminal mampu memberikan pelayanan yang baik bagi
penggunanya, maka perlu disediakan fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan
bagi pengguna jasa terminal. Fasilitas-fasilitas tersebut perlu disediakan
dalam jumlah yang cukup dan harus dijaga agar tetap mampu
memberikan pelayanan bagi pengguna jasa terminal sesuai dengan
fungsinya.
Fasilitas terminal penumpang terdiri atas fasilitas utama dan fasilitas
penunjang (PM no 132 tahun 2015).
a. Fasilitas utama
a. Jalur keberangkatan kendaraan;
b. Jalur kedatangan kendaraan;
c. ruang tunggu penumpang,pengantar,dan/atau penjemput;
d. tempat parkir kendaraan
e. fasilitas pengelolaan lingkungan hidup (waste management);
f. perlengkapan jalan;
g. fasilitas penggunaan teknologi;
h. media informasi;
i. penanganan pengemudi;
j. pelayanan pengguna terminal dari perusahaan bus
( customer service);
k. fasilitas pengawasan keselamatan;
l. jalur kedatangan penumpang;
m. ruang tunggu keberangkatan(boarding);
n. ruang pembelian tiket
o. ruang pembelian tiket untuk bersama;
p. outlet pembelian tiket secara online ( single outlet ticketing online);
q. pusat informasi (InformationCenter);
r. papan perambuan dalam terminal(Signage);
s. papan pengumuman;
t. layanan bagasi (Lost and Found);
u. ruang penitipan barang (lockers);
v. tempat berkumpul darurat (Assembly Point); dan
w. jalur evakuasi bencana dalam terminal
15

Fasilitas utama berupa jalur keberangkatan,jalur kedatangan,


lajur pejalan kaki, tempat berkumpul darurat (Assembly Point),dan
tempat parkir kendaraan dapat ditempatkan dalam satu area.
b. Fasilitas penunjang
a. fasilitas penyandang cacat dan ibu hamil atau menyusui
b. fasilitas keamanan
(checkingpoint/metaldetector/CCTV');
c. fasilitas pelayanan keamanan;
d. fasilitas pengendapan kendaraan
e. fasilitas ramp check
f. fasilitas istirahat awak kendaraan
g. fasilitas bengkel yang diperuntukkan bagi operasional bus
h. fasilitas kesehatan
i. fasilitas peribadatan
j. tempat transit penumpang ( hall )
k. alat pemadam kebakaran
l. fasilitas umum
c. Fasilitas umum
a. toilet
b. fasilitas park and ride
c. tempat istirahat awak kendaraan
d. fasilitas pereduksi pencemaran udara dan kebisingan
e. fasilitas pemantau kualitas udara dan gas buang
f. fasilitas kebersihan,perawatan terminal,dan janitor
g. fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum
h. fasilitas perdagangan, pertokoan, kantin pengemudi
i. area merokok
j. fasilitas restoran
k. fasilitas Anjungan tunai mandiri ( ATM )
l. fasilitas pengantar barang(trolley dan tenaga angkut)
m. fasilitas telekomunikasi dan area dengan jaringan internet
n. fasilitas penginapan
o. fasilitas keamanan
p. ruang anak-anak
16

q. media pengaduan layanan


r. fasilitas umum lainnya

Tabel 2.1 Kebutuhan luas terminal (m2) berdasarkan tipe dan fungsinya

A.Kendaraan Tipe A Tipe B Tipe C


Ruang parkir AKAP 1.120 - -
Ruang parkir AKDP 540 540 -
Ruang parkir AK 800 800 800
Ruang parkir ADES 900 900 900
Ruang parkir pribadi 600 500 200
Ruang service 500 500 -
Ruang bensin 500 - -
Sirkulasi kendaraan 3.960 2.740 1.100
Bengkel 150 100 -
Ruang istirahat 50 40 30
Gudang 25 20 -
Ruang parkir 1.980 1.370 550
B.Pemakai Jalan
Ruang tunggu 2.625 2.250 480
Sirkulasi orang 1.050 900 192
Kamar mandi 72 60 40
Kios 1575 1350 288
Mushola 72 72 40
C. Operasional
Ruang administrasi 78 59 39
Ruang pengawas 23 23 16
Loket 3 3 3
Peron 4 4 3
Retribusi 6 6 6
Ruang informasi 12 10 8
Ruang P3K 45 30 15
Ruang perkantoran 150 100 -
D.Ruang luar
Luas total 23.494 17.255 1.554
Cadangan 23.494 17.255 5.643
Kebutuhan lahan 46.988 34.510 10.926
Kebutuhan lahan 4.7 3.5 1.1
Sumber : Studi Standarisasi Perencanaan Kebutuhan Fasilitas
Perpindahan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan.Direktorat Jendral
Perhubungan Darat 1994.
17

2.1.6. Zona Pelayanan Terminal


Zona pelayanan terminal terbagi menjadi Zona penumpang sudah bertiket,
Zona penumpang belum bertiket atau Zona II, Zona perpindahan, Zona
pengendapan (PM no 132 tahun 2015 )
a. Zona penumpang sudah bertiket atau Zona I
Zona penumpang sudah bertiket atau zona I merupakan tempat steril
yang khusus disediakan bagi penumpang bertiket yang telah siap
memasuki kendaraan.
1) Ruang tunggu, dpat berupa ruang tunggu eksekutif ( lounge ) atau
ruang tunggu non eksekutif ( non lounge )
2) Ruang dalam yang ada di terminal setelah calon penumpang
melewati tempat pemeriksaan tiket (boarding )
b. Zona penumpang belum bertiket atau Zona II
Zona penumpang belum bertiket atau zona II merupakan tempat
dimana calon penumpang, pengantar, dan orang umum
mendapatkan pelayanan sebelum masuk kedalam zona sudah
bertiket atau zona I

Zona penumpang belum bertiket atau zona II


a. single outlet ticketing online;
b. ruang fasilitas kesehatan;
c. ruang komersil (fasilitas perdagangan dan pertokoan);
d. fasilitas keamanan (checking point/metal detector/CCTV)
e. tempat transit penumpang ( hall )
f. ruang anak-anak;
g. jalur kedatangan penumpang;
h. ruang tunggu;
i. ruang pembelian tiket untuk bersama
j. pelayanan pengguna terminal dari perusahaan bus
( customer service);
k. pusat informasi (Information Center);
l. fasilitas penyandang cacat/lansia;
m. toilet;
n. ruang ibu hamil atau menyusui;
18

o. ruang ibadah;
p. fasilitas kesehatan;
q. papan perambuan dalam terminal (Signage);
r. layanan bagasi (Lost and Found);
s. fasilitas pengelolaan lingkungan hidup (waste
management);
t. fasilitas telekomunikasi dan area dengan jaringan internet;
u. ruang penitipan barang ( lockers);
v. tempat parkir;
w. halaman terminal;
x. area merokok; dan/atau
y. fasilitas kebersihan.
c. Zona perpindahan
Zona perpindahan merupakan tempat perpindahan penumpang dari
berbagai jenis pelayanan angkutan penumpang umum.
d. Zona pengendapan
Zona pengendapan merupakan tempat untuk istirahat awak
kendaraan, pengendapan kendaraan , ramp cek, bengkel yang
diperuntukkan bagi operasional bus.
19

2.1.7. Kegiatan Dalam terminal Bus


Kegiatan di dalam terminal bus menurut Edward K Morlok antara lain :
a. Kegiatan penumpang
1) Datang, untuk melakukan perjalanan keluar kota atau ke dalam
kota.
2) Datang dari luar kota, untuk meneruskan perjalanan keluar kota
atau ke dalam kota/desa.
3) Datang dari dalam kota, untuk meneruskan perjalanan keluar kota
lainnya.
4) Kegiatan sampingan: membeli tiket, makan, minum, sholat, ke
toilet, membeli koran/ majalah dll.
b. Kegiatan pengantar atau penjemput
1) Penumpang yang dari atau melakukan perjalanan baik
luar/dalam kota, biasanya disertai pengantar/penjemput.
2) Datang (dengan penumpang bus atau dengan mobil pribadi – parkir
– menunggu - pulang).
c. Kegiatan pengelola
1) DIPENDA
Mempunyai tugas: pemungutan TPR, pemungutan pajak dalam
terminal, untuk keperawatan bangunan terminal.
2) DLLAJ
Mengatur perpakiran bus, mengatur jadwal pemberangkatan,
pengontrolan kelayakan kendaraan, pemeriksaan surat-surat
kendaraan, memberikan informasi pada penumpang dan
pemantauan kendaraan penumpang.
3) Petugas keamanan
Membantu menjaga keamanan, demi kelancaran dan
ketertiban penumpang, kendaraan dan pemakaian terminal di dalam
terminal maupun sekelilingnya.
4) Kegiatan pedagang
Pedagang di dalam terminal antara lain pengusaha rumah
makan, kafetaria, kios makanan, biro perjalanan dan
sebagainya.
5) Penjual jasa
20

Penitipan kendaraan, penitipan barang, pekerja pengangkut barang


milik penumpang.
d. Kegiatan kendaraan
1) Kendaraan angkutan umum
Datang – menurunkan penumpang – antri (istirahat) –
menaikkan penumpang – berangkat.
2) Kendaraan pribadi
Datang – parkir – pulang.
e. Kegiatan perpindahan
1) Perpindahan antar moda
Kegiatan perpindahan penumpang dari luar kota masuk ke terminal,
pindah jalur ke luar kota/ke dalam kota atau sebaliknya,
perpindahan penumpang dari dalam kota menuju ke luar kota.
2) Perpindahan inter moda
Kegiatan perpindahan penumpang dari dan ke dalam
kota/perpindahan penumpang dengan kendaraan umum dalam
lingkup skala kota.

2.1.8. Sirkulasi Dalam Terminal Bus


Sirkulasi adalah pola pergerakan yang melalui suatu area atau bangunan.
Dalam suatu bangunan, merupakan suatu bagan yang melengkapi arah
pergerakan sehingga menjadi lancar, ekonomis, dan fungsional. Perjalanan
dalam sebuah bangunan yang melalui beberapa pintu koridor, tangga, dan
elevator. Sifat dari sirkulasi tergantung pada kecepatan dan muatan yang
melalui saluran itu. Suatu jalan yang dipakai untuk jalan kaki dipengaruhi
oleh hal-hal kecil yang terlihat berganti-ganti dan diperindah oleh ruangan
yang proporsional.
Dalam operasional suatu terminal, sirkulasi dapat dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:
a. Sirkulasi Penumpang
Yang disebut penumpang adalah orang yang akan naik ataupun
turun dari bus. Sebelum naik ke bus, penumpang harus membeli
karcis, kemudian menunggu di ruang tunggu menuju alur bus yang
21

dituju. Penumpang turun meninggalkan bus melalui selasar untuk


keluar terminal atau berganti bus atau angkutan kota.
b. Sirkulasi Barang
Barang yang dimaksud di sini adalah barang bawaan penumpang
sehingga dengan sendirinya pergerakan barang mengikuti sirkulasi
penumpang. Barang yang dibawa memanfaatkan jasa porter
menggunakan kereta dorong, dipikul atau dijinjing sendiri oleh
penumpang yang bersangkutan.
c. Sirkulasi Bus
Sirkulasi bus dibedakan menjadi dua, yaitu bus dengan tujuan
berhenti murni dan bus yang transit. Bus dengan tujuan murni,
setelah masuk terminal dan membayar retribusi adalah menurunkan
penumpang, parkir istirahat, dan akhirnya parkir diemplasemen
penaikan penumpang menunggu waktu pemberangkatan. Sedangkan
bus transit, setelah masuk terminal dan membayar retribusi adalah
menurunkan penumpang kemudian langsung menuju emplasemen
penaikan penumpang menunggu waktu pemberangkatan berikutnya.
d. Sirkulasi Angkutan Kota
Angkutan kota disini adalah melayani penumpang dalam kota
sehingga setelah penumpang turun dari bus antar kota didistribusikan
ke angkutan kota dengan trayek tertentu untuk masuk kota.

2.1.9. Efisiensi Sirkulasi Kendaraan Pada Terminal


Pada terminal, untuk dapat mencapai fungsi dan tujuan mempunyai
tuntutan yaitu: keamanan, keyamanan, kelancaran, kemudahan, dan
kecepatan.
a. Keamanan sirkulasi
1. Menghindari crossing antara kendaraan dengan manusia.
2. Penciptaan suasana yang dapat menghalangi tindak kejahatan
terhadap penumpang.
3. Ada arus pergerakan kendaraan yang searah, kejelasan pembagian
jalur arah yang berjalan dan tidak terjadi crossing.
22

b. Kenyamanan sirkulasi
1. Terminal merupakan bangunan umum yang membutuhkan
keterbukaan dan keleluasaan pandangan.
2. Para pengguna terminal terhindar dari gangguan asap kendaraan,
panas sinar matahari langsung, terlindung dari hujan serta kebisingan
suara kendaraan.
3. Mempunyai ruang yang memenuhi syarat.
c. Kelancaran sirkulasi
1. Sirkulasi yang lancar tidak berdesakan dan tidak saling mengganggu.
2. Adanya pemisahan arus sirkulasi yang jelas.
3. Keleluasaan arus gerak bagi kendaraan dan penumpang.
4. Menghindari pola sirkulasi yang tidak searah.
d. Kemudahan sirkulasi
1. Kemudahan bagi calon penumpang dalam memilih kendaraan yang
sesuai dengan tujuan pelayanan yang dikehendaki.
2. Kemudahan pergerakan bus di dalam terminal.
3. Kemudahan bagi penumpang untuk mencapai ruangruang lain yang
diinginkan.
4. Pengelompokan kegiatan bus antar kota, dalam kota, antar provinsi
dan angkutan agar mudah dalam pencapaian kendaraan umum.
b. Kecepatan sirkulasi
1. Arus penumpang dan kendaraan dapat bergerak dengan cepat tanpa
terganggu oleh kegiatan yang lain.
2. Penumpang dapat memperoleh kendaraan umum dengan tujuan
yang diinginkan dengan cepat dari armada satu ke armada yang lain.
3. Keluar masuk kendaraan dan penumpang dari terminal dapat
berjalan dengan cepat.
23

2.1.10. Macam Sirkulasi Yang Terjadi Dalam Terminal


Macam-macam pola sirkulasi adalah sebagai berikut:
a. Sistem grid

Gambar 2. 1 Pola Sirkulasi Grid


Sumber:Arsitek Data
b. Sistem linier

Gambar 2. 2 Pola Sirkulasi Linier


Sumber: Arsitek Data

c. Sistem radial

Gambar 2. 3 Pola Sirkulasi Radial


Sumber: Arsitek Data

d. Sistem kurvalinier

Gambar 2. 4 Pola Sirkulasi Kurvalinier


Sumber: Arsitek Data
24

2.1.11. Struktur Organisasi Terminal


Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 132 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, terminal
dipimpin oleh Kepala Terminal dibantu oleh staf administrasi dan petugas
operasional yang ditugaskan sesuai dengan kompetensinya.
Petugas operasional terminal terdiri atas:
a. Petugas administrasi perkantoran
b. Petugas pencatatan kedatangan, keberangkatan, dan faktor muat.
c. Pengaturan lalu lintas
d. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
e. Penguji kendaraan bermotor
f. Petugas teknologi informasi
g. Petugas pelayanan (customer services)
h. Teknisi elektrikal
i. Teknis mekanikal
j. Petugas kebersihan
k. Petugas kesehatan
l. Petugas pengamanan

Gambar 2. 5 Struktur Organisasi Terminal Tirtonadi Surakarta


Sumber: Dishub Surakarta
25

2.1.12. Standar Perencanaan Terminal Bus


Standar Perencanaan terminal bus terdiri dari:
a. Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal penumpang
angkutan jalan ( PM No. 40 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan )
Standar pelayanan penyelenggaraan terminal terdiri dari:
a. Standar Pelayanan Keselamatan
Tabel 2.2 Standar pelayanan penyelenggaraan terminal

Jenis pelayanan Indikator

a. Lajur pejalan kaki Tersedia lajur pejalan kaki yang


meminimalkan crossing dengan
kendaraan bermotor
b. Fasilitas keselamatan jalan Tersedia fasilitas keselamatan
jalan (rambu, marka, penerangan
jalan, pagar)
c. Jalur evakuasi Tersedia jalur evakuasi
d. Alat pemadam kebakaran Tersedia alat pemadam kebakaran
e. Pos, fasilitas dan petugas Tersedia pos, fasilitas dan petugas
kesehatan kesehatan
f. Pos, fasilitas dan petugas Tersedia pos, fasilitas dan petugas
pemeriksa kelaikan kendaraan pemeriksa kelaikan kendaraan
umum umum
g. Fasilitas perbaikan kendaraan Tersedia fasilitas perbaikan ringan
umum kendaraan umum
h. Informasi fasilitas keselamatan Tersedia informasi fasilitas
keselamatan, petunjuk jalur
evakuasi dan titik kumpul yang
mudah terlihat dan jelas
i. Informasi fasilitas kesehatan Tersedia informasi kesehatan
yang mudah terlihat
j. Informasi fasilitas pemeriksaan Tersedia informasi fasilitas
dan perbaikan ringan pemeriksaan dan perbaikan ringan
26

kendaraan umum kendaraan bermotor yang mudah


terhilat dan jelas

b. Standar Pelayanan Keamanan


Jenis pelayanan Indikator
a. Fasilitas Keamanan Tersedia pos keamanan, kamera
pengawas dan titik pengamanan
tertentu.
b. Media pengaduan gangguan Tersedia stiker pada tempat yang
keamanan strategis, mudah terlihat dan jelas
terbaca.
c. Petugas keamanan Minimal 2 (dua) petugas
berseragam dan mudah terlihat

c. Standar Pelayanan Kehandalan / Keteraturan


Jenis pelayanan Indikator
a. Jadwal kedatangan dan Tersedianya jadwal kedatangan
jadwal keberangkatan serta dan jadwal keberangkatan serta
besaran tarif dan realisasi besaran tarif dan realisasi jadwal
jadwal secara tertulis. secara tertulis.
b. Jadwal kendaraan umum Jadwal kendaraan umum dalam
dalam trayek lanjutan dan trayek lanjutan dan kendaraan
kendaraan umum tidak dalam umum tidak dalam trayek lanjutan
trayek lanjutan realisasi jadwal realisasi jadwal secara tertulis
secara tertulis
c. Loket penjualan tiket Loket penjualan tiket tetap dan
teratur
d. Kantor penyelenggara Tersedianya kantor penyelenggara
terminal terminal, control room dan SIM
terminal.
Luas disesuaikan dengan
kebutuhan dan ketersediaaan
pegawai.
27

e. Petugas operasional terminal Tersedianya Petugas operasional


terminal yang mengatur
operasional terminal

d. Standar Pelayanan Kenyamanan


Jenis pelayanan Indikator
a. Ruang Tunggu Tersedianya tempat duduk
Area bersih 100%, sejuk dan tidak
berbau yang berasal dari area
terminal.
Dilakukan kanalisasi penumpang
dan diklasifikasikan berdasarkan
zona.
b. Toilet Pria (4 urinoir, 3 WC, 1 WC
penyandang disabilitas, 2
wastafel)
Wanita (6 WC, 1 WC penyandang
disabilitas, 2 wastafel)
Area bersih 100%, sejuk dan tidak
berbau yang berasal dari area
terminal.
c. Fasilitas peribadatan/musholla Pria ( 11 normal dan 2
penyandang disabilitas)
Wanita (9 Normal dan 2
penyandang disabilitas)
Area bersih 100%, sejuk dan tidak
berbau yang berasal dari area
terminal.
d. Ruang terbuka hijau Ruang terbuka hijau minimum
30% luas lahan
Terdapat alat kebersihan
e. Rumah makan Tersedia fasilitas rumah makan
sesuai kebutuhan
28

f. Fasilitas dan petugas Tersedia fasilitas dan petugas


kebersihan kebersihan
g. Tempat istirahat awak Tersedia tempat istirahat awak
kendaraan kendaraan
h. Area merokok ( Smoking area Tersedia ( Smoking area )
)
i. Drainase Tersedia drainase yang memadai
j. Area dengan jaringan internet Tersedia hot spot area
(hot spot area)
k. Ruang baca Tersedia ruang baca
l. Lampu penerangan Tersedia lampu penerangan
ruangan dengan intensitas cahaya
300 lux per 100 m2

e. Standar Pelayanan Kemudahan dan keterjangkauan


Jenis pelayanan Indikator
a. Letak jalur pemberangkatan Letak tetap dan teratur.
Terpisah dengan jalur penurunan
penumpang.
Tidak boleh ada crossing dengan
kendaran lain
b. Letak jalur kedatangan Letak tetap dan teratur.
Terpisah dengan jalur
pemberangkatan
Tidak boleh ada crossing dengan
kendaran lain
c. Informasi pelayanan Visual denah layout terminal,
nama PO,jadwal, tariff dan peta
jaringan.
d. Informasi angkutan Tersedia informasi jenis angkutan,
jam pelayanan angkutan
lanjuatan,jurusan, tarif
e. Informasi gangguan Fasilitas yang memberikan
29

perjalanan informasi penyebab keterlambatan


f. Tempat penitipan barang Tersedia tempat penitipan barang
g. Fasillitas pengisian baterai Fasillitas pengisian baterai
h. Tempat naik/ turun Tinggi platform sama dengan
penumpang tinggi lantai bus
i. Tempat parkir kendaraan Tersedia tempat parkir untuk roda
umum dan pribadi 4 dan roda 2

f. Standar Pelayanan Kesetaraan


Jenis pelayanan Indikator
a. Fasilitas penyandang cacat Terdapat ramp portable atau ramp
permanen dengan kemiringan
maksimum 20o untuk penyambung
platform ke kendaraan.
Toilet pengguna difable
Kursi roda difable
b. Ruang ibu menyusui Tersedia ruang untuk ibu
menyusui

Sumber : Peraturan Menteri no. 40 tahun 2015


30

b. Standar area bus


a. Pola parkir bus
Dalam rancangan terminal bis ini menggunakan pola parkir tegak lurus
dan kemiringan 45° karena disesuaikan dengan kebutuhan parkir. Pola
parkir dengan kemiringan 45° & tegak lurus

Gambar 2.6 Pola parkir bus


Sumber : data arsitek
b. Pola platforms, area kedatangan & keberangkatan bus
Standar pola-pola platform untuk area kedatangan dan
keberangkatan bus.

Gambar 2.7 Pola platforms tegak lurus dan memanjang


Sumber : data arsitek
31

Gambar 2.8 Pola platforms posisi miring


Sumber : data arsitek

Contoh pola platform area kedatangan dan area keberangkatan bus

Gambar 2.9 Area Kedatangan & Keberangkatan


Sumber : data arsitek
32

o
Gambar 2.10 Perputaran Bus 180 dan 90
Sumber : data arsitek
33

o o
Gambar 2.11 Perputaran Bus 180 dan 90
Sumber : data arsitek

c. Standar parkir dan perputaran untuk bus


Standar parkir dan perputaran untuk bus dapat dilihat pada

Gambar 2.12 Parkir area kedatangan & keberangkatan


Sumber : data arsitek
34

c. Satuan Ruang Parkir

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat no


272 tentang pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir ruang parkir
diatur sebagai berikut :
Tabel 2.3 Satuan ruang parkir

Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat

A. Kriteria Tata Letak Parkir


Tata letak areal parkir kendaraan dapat dibuat bervariasi,
bergantung pada ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta
jumlah dan letak pintu masuk dan keluar. Tata letak pelataran parkir
diantaranya.
a. Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan.

Gambar 2.13 Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan
Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat
35

b. Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas

Gambar 2.14 Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas
jalan
Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat

c. Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas
jalan

Gambar 2.15 Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas
jalan
Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat
36

d. Pintu masuk dan keluar yang menjadi satu terletak pada satu ruas
berbeda.

Gambar 2.16 Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas
jalan
Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat

B. Jalan Masuk dan Keluar


a. Pintu Masuk dan Keluar Terpisah

Gambar 2.17 Pintu masuk dan keluar terpisah


Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat
37

b. Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu

Gambar 2.18 Pintu masuk dan keluar satu


Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat

C. Lebar Jalur gang

Tabel 2.4 Lebar jalur gang

Sumber : Keputusan direktur jendral perhubungan darat


38

2.2. Tinjauan Tentang Penentuan Lokasi Terminal


2.2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Terminal
Penetapan lokasi terminal Penumpang sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri no 132 tahun 2015 ditetapkan dengan
memperhatikan:
a. Tingkat ,aksesibilitas pengguna terminal
b. Kesesuaian lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten / Kota;
c. Kesesuaian lahan dengan rencana pengembangan kinerja jaringan
jalan dan jaringan trayek.
d. Kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/ atau pusat
kegiatan
e. Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain.
f. Permintaan angkutan;
g. kelayakan teknis, finansial, dan ekonomi;
h. Keamanan dan keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
i. Kelestarian fungsi lingkungan hidup.

2.2.2. Persyaratan Lokasi Terminal


a. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi
persyaratan:
1) Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau
angkutan lalu lintas batas negara.
2) Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas
IIIA.
3) Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-
kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50
km di pulau lainnya.
4) Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di
Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya.
5) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari
terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa
39

dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau


masuk terminal.

b. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi


persyaratan:
1) Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi;
2) Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan
sekurang-kurangnya kelas IIIB.
3) Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal
penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30
km di Pulau lainnya.
4) Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau
Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya.
5) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari
terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa
dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau
masuk terminal.

c. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C harus memenuhi


persyaratan:
1) Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam
jaringan trayek pedesaan.
2) Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi
kelas IIIA.
3) Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan.
4) Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari
terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar
terminal.
40

2.3. Tinjauan Angkutan Umum Penumpang


2.3.1. Pengertian Anggkutan Umum Penumpang
Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang dengan
menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa
atau bayar. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang
disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
Angkutan umum penumpang lebih dikenal dengan angkutan umum saja
(Warpani, 2002).
Angkutan umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Angkutan umum yang disewakan (Paratransit)
Yaitu pelayanan jasa angkutan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap
orang berdasarkan ciri tertentu misalnya tarif dan rute. Angkutan umum
ini pada umumnya tidak memiliki trayek atau jadwal tetap misalnya
taksi. Ciri utama angkutan ini adalah melayani permintaan.

b. Angkutan umum masal (masstransit)


Yaitu layanan angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap misalnya
bus dan kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaan
melainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal, tarif maupun
lintasannya (Warpani,2002)

2.3.2. Jenis Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Trayek


Ijin trayek angkutan umum jalan berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku dikelompokkan atas Angkutan trayek tetap dan teratur dan
angkutan tidak dalam trayek yang dikenal sebagai izin operasi berdasarkan
Keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003, Bab 1, Pasal 1 :
a. Angkutan Trayek Tetap dan Teratur
Angkutan Trayek Tetap dan Teratur melayani lintasan/rute yang tetap
dari terminal yang telah ditetapkan ke terminal tujuan yang telah
ditetapkan dan dilayani dengan frekuensi tertentu/dilengkapi dengan
jadwal perjalanan.
41

1) Angkutan Lintas Batas Negara


Angkutan Lintas Batas Negara adalah angkutan dari satu kota ke
kota lain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan
mobil bus umum yang terikat dalam trayek.
2) Angkutan Antar Kota Antar Propinsi
Angkutan Antar Kota Antar Propinsi adalah angkutan dari satu
kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota yang
melalui lebih dari satu daerah Propinsi dengan menggunakan mobil
bus umum yang terikat dalam trayek.
3) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi
Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi adalah angkutan dari satu kota
ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam satu
daerah Propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat
dalam trayek.
4) Angkutan Kota
Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu daerah Kota atau wilayah ibukota Kabupaten atau
dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil
bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.
5) Angkutan Perdesaan
Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat/desa ke
tempat lain dalam satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk
dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota Kabupaten
dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang
umum/Angkot yang terikat dalam trayek.
b. Angkutan Tidak Dalam Trayek
1) Angkutan Taksi
Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil
penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan
argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam
wilayah operasi terbatas.
2) Angkutan Sewa
Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil
penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu,
42

dengan atau tanpa pengemudi, dalam wilayah operasi yang tidak


terbatas, diluar dikenal sebagai car rentals/rent a car seperti Avis,
Budget. Angkutan seperti ini sering mempunyai perwakilan di
Bandara.
3) Angkutan Pariwisata
Angkutan Pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan mobil
bus umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk
keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar pelayanan
angkutan dalam trayek, seperti untuk keperluan keluarga dan sosial
lainnya.
4) Angkutan Lingkungan
Angkutan Lingkungan adalah angkutan dengan menggunakan mobil
penumpang umum yang dioperasikan dalam wilayah operasi
terbatas pada kawasan tertentu, di berbagai daerah Indonesia
dikenal sebagai Angkot/Angkutan Kota, yang biasanya
menggunakan mobil penumpang (kapasitas penumpang kurang dari
9 orang).

2.3.3. Jenis-Jenis Kendaraan Angkutan


Berdasarkan PP no. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
Kendaraan angkutan penumpang di bedakan menjadi 2 kriteria utama:
a. Mobil Penumpang
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, yang disebut dengan
mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
sebanyak- banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat
duduk pengemudi, Panjang Mobil 3,8m, lebar 1,6 m dan tinggi 1,9 m.

Gambar 2.19 Mobil Penumpang


Sumber : delimajayacarrosserie.com/karoseri-mobil-angkot-angkutan-umum.html
43

b. Mobil Bus
Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari
8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
1) Mini Bus
Umumnya populasi kendaraan jenis ini dioperasionalkan oleh
pengusaha angkutan Antar Jemput (Travel). Sesuai dengan
kegunaan dan kebutuhannya, kenyamanan penumpang lebih
terjamin. Populasi kendaraan ini terbanyak menggunakan kendaraan
Mitsubishi L-300, Panjang Mobil 4,5 m, lebar 1,7 m dan tinggi 2 m.
Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 9 sampai dengan 10 tempat
duduk ( termasuk pengemudi )

Gambar 2.20 Kendaraan Jenis Minibus


Sumber : http://mitsubishipickup.blogspot.com/

2) Micro Bus
Jenis kendaraan ini diciptakan untuk memenuhi permintaan pasar
yang membutuhkan sebuah angkutan yang dapat diisi lebih banyak
penumpang. Umumnya kendaraan jenis ini berbasis chassis
kendaraan Light Truck yang dimodifikasi menjadi kendaraan
Microbus. Dalam kategori ini terdapat dua jens model kendaraan
yaitu : Model Microbus dan Bus Kecil. Untuk jenis yang
tersebut terakhir, terbanyak Populasinya adalah di daerah Jawa
Tengah.
44

Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 10 sampai dengan 17 tempat


duduk (termasuk pengemudi). Contoh kendaraan Mini Bus dapat
dilihat pada gambar

Gambar 2.21 Kendaraan Jenis Microbus


Sumber : https://adiputrogroup.com/products/jetbus3-micro-bus-mc/

Gambar 2.22 Kendaraan Jenis Smallbus


Sumber : infobuspariwisatajogja.blogspot.com
3) Bus Sedang
Bus sedang merupakan kendaraan angkutan penumpang yang
mempunyai kapasitas 15 sampai dengan 30 tampat duduk (termasuk
pengemudi). Bus Sedang ini dibangun dari chassis kendaraan
Medium Truck atau Chassis Bus.

Gambar 2.22 Kendaraan Bus Rapid Transit


Sumber : infobuspariwisatajogja.blogspot.com
45

Gambar 2.23 Kendaraan Jenis Medium bus


Sumber : https://adiputrogroup.com/products/jetbus3-medio-md/
4) Bus Besar
Bus Besar merupakan kendaraan angkutan penumpang yang
mempunyai kapasitas 28 sampai dengan 60 tempat duduk (termasuk
pengemudi). Bus Besar dibangun dari Chassis Bus yang telah
diproduksi oleh ATPM di Indonesia. Contoh kendaraan medium
bus dapat dilihat pada gambar. Kendaraan jenis digunakan untuk
kebutuhan sebagai berikut :

Gambar 2.24 Kendaraan Jenis Bigbus


Sumber : https://adiputrogroup.com/products/jetbus3-super-double-decker-sdd/
46

2.4. Tinjauan Pendekatan Desain


2.4.1. Definisi Pendekatan Arsitektur Inklusi
Desain-inklusi adalah istilah yang dewasa ini banyak digunakan dalam
profesi desain; mempunyai latar belakang yang sama dengan istilah lain
seperti „desain universal‟, „desain untuk semua‟, „desain yang aksesibel‟,
„desain yang respek pada manusia‟, „desain untuk keberagaman‟, yaitu
menciptakan dunia agar setiap orang dapat berpartisipasi semaksimal
mungkin. Istilah desain-inklusi lahir sebagai respon karena istilah desain-
universal yang berawal dari pergerakan bagi penyandang disabilitas,
seringkali disalah artikan sebagai usaha mencari solusi universal untuk
memenuhi kebutuhan semua orang (Steinfeld, Tauke, 2002).
The Tomar Resolution ReSAP (2001) Council of Europe, menjelaskan
bahwa desain universal adalah sebuah strategi, yang bertujuan membuat
desain dan komposisi dari berbagai lingkungan dan produk yang berbeda
agar dapat dipahami dan digunakan oleh setiap orang sampai batas
tertentu, secara sangat mandiri dan alami, tanpa perlu adaptasi atau solusi
desain secara khusus. Di sisi lain, Imrie (2001) mengatakan bahwa desain
universal mengurusi isu-isu teknis dan prosedural, dan gagal mengatasi
hambatan sosial dan perilaku, seperti stigmatisasi karena desain justru
mengakomodasi ketidakmampuan seseorang.
(Story, 2002). Ia berpendapat bahwa pada pendekatan desain inklusi
terdapat peningkatan aksesibilitas desain dan mengurangi stigmatisasi
atau pengucilan individu, yaitu melalui pendekatan integratif dengan
berjalan “bersama” pengguna daripada “untuk” pengguna. Di sinilah
perbedaan yang sangat penting antara kedua istilah tersebut.
Sehingga desain-inklusi diartikan sebagai sebuah proses mendesain
yang menghasilkan produk atau lingkungan, yang dapat digunakan dan
dikenali oleh setiap orang dari berbagai usia, gender, kemampuan dan
kondisi, dengan bekerja bersama pengguna untuk menghilangkan
hambatan dalam hal sosial, teknik, politik dan proses ekonomi yang
menyokong bangunan dan desain (Newton, Ormerad, 2003).
47

Seperti halnya desain universal, secara umum pendekatan desain inklusi


(Inclusive Design) menekankan hal-hal berikut:
a. Berpusat pada Kebutuhan Pengguna (User Centered)
Setiap individu dalam kelompok masyarakat memiliki berbagai
kemampuan dan ketrampilan, pengalaman masa lalu, keinginan dan
pendapat yang berbeda satu dengan lainnya. Penelitian yang
menelaah hal ini dengan waktu yang tepat, dengan fokus yang tepat
dan dalam kerangka desain yang tepat akan menghasilkan
pemahaman yang sangat bermanfaat, khususnya mengenai
kebutuhan pengguna secara lebih spesifik.
b. Sadar akan Populasi (Population aware)
Menggolongkan masyarakat dalam populasi tertentu ke dalam dua
kelompok; kelompok penyandang cacat, dan kelompok orang yang
mempunyai kemampuan penuh, merupakan suatu cara pandang
yang salah. Karena sesungguhnya terdapat spektrum kemampuan
yang luas, dan dapat diketahui dengan jelas pada kelompok
masyarakat manapun. Seseorang yang secara fisik mempunyai
kemampuan penuh, atau dikenal sebagai orang biasa atau orang
normal pun dapat menjadi seseorang yang terkendala apabila berada
dalam kondisi tertentu yang tidak biasa.
c. Terfokus pada Bisnis (Business focused)
Setiap keputusan yang dibuat selama proses desain dapat
mempengaruhi keberhasilan sebuah desain inklusi dan kepuasan
penggunanya. Kegagalan dalam memahami kebutuhan pengguna
dapat menghasilkan produk yang membuat orang frustrasi,
memisahkan orang satu sama lain secara tidak perlu, sehingga pada
akhirnya menimbulkan masalah lain. Sebaliknya, keberhasilan
mengimplementasikan desain inklusi dapat menghasilkan produk
yang fungsional, bermanfaat, disukai, dan pada akhirnya memberi
keuntungan.
48

2.4.2. Prinsip Prinsip Arsitektur Inklusi


Terdapat 7 (tujuh) prinsip yang digunakan dalam pendekatan desain
inklusi, yang juga dikenal dalam desain universal, yaitu:
a. Dapat digunakan oleh setiap orang (Equitable Use)

Gambar 2.25 Pintu otomatis/ pintu geser


Sumber : articles.extension.org

Definisi : desainnya berguna dan dapat dipasarkan kepada orang-orang


dengan beragam kemampuan. Pedoman:
1) Menyediakan sarana yang sama digunakan untuk semua
pengguna, identik bila memungkinkan, atau paling tidak setara.
2) Desain tidak boleh mengedepankan maksud untuk mengisolasi atau
menstigmasi sekelompok pengguna manapun atau memebrikan
hak istimewa kepada sebuah grup
3) Ketentuan untuk privasi, keamanan, dan keselamatan harus
tersedia bagi semua pengguna.
4) Membuat desain menarik bagi semua pengguna.
b. Fleksibilitas dalam penggunaan (Flexibility in Use)

Gambar 2.26 Gunting yang fleksibel


Sumber : articles.extension.org
49

Definisi : desain mengakomodasi semua jenis pengguna dan berbagai


kemampuan individu. Pedoman :
1) Desain harus memperbolehkan setiap orang untuk
menggunakannya lebih dari satu ketentuan
2) Desain harus mengakomodasi baik pengguna tangan kanan
maupun kidal.
3) Desain juga harus mempunyai fleksibilitas untuk digunakan
meskipun pengguna memakai cara yang tidak konvensional atau
tidak terduga.
c. Desain yang sederhana dan Mudah Digunakan (simple and intuitive
use)

Gambar 2.27 Desain yang sederhana


Sumber : articles.extension.org

Definisi : penggunaan desain mudah dimengerti, ditinjau dari segi


pengalaman dan kemampuan pengguna. Pedoman :
1) Desain dibuat mudah dimengerti
2) Desain disesuaikan dengan kemampuan dasar pengguna dan
intuisi dasar semua kemampuan pengguna.
3) Mengakomodasi berbagai jenis huruf khusus dan kemampuan
berbahasa.
4) Perletakkan informasi penting ditempattempat strategis
5) Mengadakan evaluasi setelah dilakukannya proses desain.
50

d. Informasi yang jelas (Perceptible Information)

Gambar 2.28 Penggunaan huruf yang jelas


Sumber : articles.extension.org

Definisi : produk desain dilengkapi informasi pendukung yang penting


untuk pengguna dimana informasi yang diberikan disesuaikan dengan
kemampuan pengguna. Pedoman:
1) Penggunaan jenis marka yang berbeda (gambar, tulisan, tekstur)
untuk menunjukan informasi penting secara jelas.
2) Memberikan perbedaan yang cukup kontras antara informasi
penting dengan sekitarnya.
3) Memastikan agar informasi penting mudah dimengerti, mudah
terbaca dan memberikan petunjuk atau arah dengan jelas mudah
sesuai dengan kemampuan pengguna yang berbeda-beda
4) Membedakan elemen dalam cara-cara yang dapat digambarkan
(yaitu, membuatnya mudah).
5) Menyediakan berbagai teknik atau alat dan bentuk informasi penting
agar mudah digunakan dan dimengerti oleh pengguna dengan
keterbatasan sensorik.
e. Toleransi Kesalahan (tolerance for error)

Gambar 2.29 Toleransi terhadap kesalahan


Sumber : articles.extension.org
51

Definisi : meminimalisasi bahaya dan konsekuensi yang merugikan dari


tindakan disengaja atau tidak disengaja. Pedoman :
1) Pengaturan elemen untuk meminimalkan bahaya dan kesalahan
mulai dari elemen yang paling sering digunakan, yang paling mudah
diakses, unsur berbahaya dihilangkan, terisolasi, atau terlindung.
2) Menyediakan tanda peringatan bahaya yang aman.
3) Menyediakan tanda yang aman apabila ada fitur yang gagal.
4) Mencegah hilangnya kewaspadaan dalam setiap tindakan secara
sadar.
f. Upaya Fisik Rendah (low physical effort)

Gambar 2.30 Upaya fisik rendah


Sumber : articles.extension.org

Definisi : desain dapat digunakan secara efisien dan nyaman dan


dengan minimalisasi resiko kecelakaan. Pedoman :
1) Desain dapat digunakan dalam posisi tubuh normal.
2) Desain digunakan dengan cara yang biasa
3) Desain dapat digunakan dengan mudah dan dalam sekali gerakan
tanpa perlu berulangulang.
g. Ukuran dan Ruang untuk Pendekatan dan Penggunaan (size and space
for approach and use)

Gambar 2.31 Ukuran sesuai dengan kebutuhan


Sumber : articles.extension.org
52

Definisi : Penggunaan ukuran ruang dalam desain yaitu dengan


melakukan pendekatan melalui postur, ukuran dan pergerakan
pengguna. Pedoman:
1) Memberikan bentuk dan batas yang tegas serta jelas di setiap
desain
2) Membuat semua komponen yang nyaman untuk setiap pengguna
duduk atau berdiri.
3) Mengakomodasi variasi ukuran tangan dan ukuran grip.
4) Memperhatikan kebutuhan minimum standar ruang.

2.4.3. Proses Desain Inklusi


Langkah merancang dengan pendekatan desain Inklusi
a. Menemukan kebutuhan nyata dari semua pengguna (stakeholders).
b. Menterjemahkan kebutuhan tersebut ke dalam tujuan desain (design
intention) atau spesifikasi desain.
c. Menciptakan konsep awal (preliminary concept) yang selanjutnya
dievaluasi terhadap spesifikasi desain.
d. Mengembangkan desain produk akhir atau jasa secara mendetail
(detailed design) untuk selanjutnya diproduksi atau dikonstruksikan.
e. Proses Evaluasi dilakukan sepanjang proses ini

Gambar 2.32. Langkah–Langkah Desain Inklusi


Sumber: http://www-edc.eng.cam.ac.uk/betterdesign/
53

2.5. Studi Banding Terminal


2.5.1. Terminal tirtonadi
Terminal Tirtonadi Surakarta terletak di jalan Jend. Ahmad Yani
No.262, kelurahan Gilingan, kecamatan Banjarsari kota Surakarta.
Terminal Tirtonadi merupakan area atau wadah untuk angkutan umum
untuk menurunkan dan menaikkan penumpang yaitu di jalur kota.
Adapun batas-batas fisik Terminal Tirtonadi tersebut adalah:
Batas utara : Jl. Jend. Ahmad Yani
Batas selatan : Hotel
Batas timur : Permukiman
Batas barat : Permukiman
Terminal Tirtonadi merupakan jenis terminal tipe A. Dengan
kriteria terminal yang mempunyai jumlah kapasitas tampungan yang
banyak dan keluasan area yang cukup luas. Terminal ini juga
menyediakan fasilitas peristirahatan yang dapat menampung 70 bus.
Selain itu, Terminal Tirtonadi juga memberikan sarana penumpang
yang memuaskan dan nyaman.

Pembahasan lebih rinci tentang Terminal Tirtonadi adalah


sebagai berikut:
a. Pelataran parkir kendaraan pengunjung
b. Eplasemen
c. Ruang tunggu
d. Pukesmas pembantu
e. Toilet/kamar mandi
f. Mushola
g. Tempat penitipan sepeda
h. Telepon umum
i. Kios
j. Kantor pengelola
k. Loket tiket
l. Papan informasi dan pengaduan
m. Taman atau penghijauan
54

Kedatangan bus yang meliputi AKDP dan AKAP dalam


penurunan penumpang terdapat di satu zona penurunan tanpa dibeda-
bedakan, setelah bus menurunkan penumpang bus langsung menuju
zona keberangkatan.

Perletakan zona kedatangan dan keberangkatan sudah


dipisahkan pada Terminal Tirtonadi ini. Pintu masuk utama berada pada
bagian tengah dan menuju zona penurunan penumpang. Penumpang
turun dan melanjutkanperjalanan menuju pintu keluar penumpang yang
memiliki arah dan tujuan sendiri-sendiri. Pintu keluar penumpang ada 3
bagian. Pintu pertama terdapat di bagian tengah, pintu keluar kedua
berada di sebelah timur sedangkan pintu keluar ketiga terletak di
bagian barat. Kedatangan peumpang dari daerah atau kota juga memiliki
akses yang sama seperti pintu keluar penumpang dan menuju ruang
tunggu yang sudah disediakan yang terletak berdekatan dengan
kantor pengelola.
Kantor pengelola Terminal Tirtonadi terletak di bagian tengah
yang mana dapat dengan mudah untuk memantau berjalannya aktivitas
di dalam terminal dari zona penurunan, zona keberangkatan timur dan
barat. Kantor pengelola ini berdekatan dengan ruang tunggu penumpang
sehingga para penumpang juga dengan mudah untuk meminta informasi
terhadap petugas di kantor pengelola ataupun melakukan pengaduan-
pengaduan yang terjadi di dalam terminal.

Gambar 2.33 Sirkulasi Bus


Sumber : Observasi 2019
55

Gambar 2.34 Sirkulasi pengunjung


Sumber : Observasi 2019

Gambar 2.35 Zona terminal


Sumber : Observasii 2019

Gambar 2.36 Pintu masuk penumpang


Sumber : dokumentasi 2019
56

Gambar 2. 37 Parkir pengunjung


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2.38 Tempat parkir mobil


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 39 Jalur Kedatangan bus


Sumber : dokumentasi 2019
57

Gambar 2. 40 Jalur keberangkatan bus


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 41 Ruang Tunggu keberangkatan barat


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 42 Koridor sirkulasi pengunjung


Sumber : dokumentasi 2019
58

Gambar 2. 43 Koridor sirkulasi pengunjung


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 44 Kios-kios
Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 45 Kois tiket bus


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 46 Atm center


Sumber : dokumentasi 2019
59

Gambar 2.47 Bengkel dan tempat cuci bus


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 48 Tempat parkir bus


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2.49 Parkir bus kota


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 50 Jalur Angkutan dalam kota


Sumber : dokumentasi 2019
60
59

Gambar 2.51 Fasilitas troley


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2.52 Tempat penitipan barang


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2.53 Jalur pemandu


Sumber : dokumentasi 2019
61

2.5.2. Terminal mangkang


Terminal Kota Semarang yang terletak di Mangkang (Kecamatan
Tugu) merupakan salah satu terminal tipe A di Kota Semarang yang
melayani bus AKAP jurusan Jakarta Surabaya dan Trans Semarang
Koridor 1. Terminal Mangkang dibangun sejak tahun 2002, dan sudah
mengalami beberapa renovasi hingga tahun 2005.
Terminal ini dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas bus-
bus antar kota dari arah Barat ke Timur dan arah Selatan ke Barat. Namun
pada kenyataannya masih banyak bus yang berhenti di luar terminal dan
mengganggu arus lalu lintas di sepanjang jalan arteri primer. Bangunan
terminal juga belum optimal pemanfaatannya karena cenderung sepi dan
belum dimanfaatkan secara maksimal oleh penumpang. Selain itu,
keberadaan terminal bayangan di sekitar Terminal Mangkang juga semakin
menambah nilai negatif bagi Terminal Mangkang yang menyebabkan
Terminal Mangkang sepi. Terminal bayangan merupakan tempat ilegal
dengan oknum-oknum yang biasa melakukan pungutan. Keberadaan
terminal muncul karena akses yang mudah serta jarak dengan kota yang
tidak terlalu jauh. Hal ini berdampak negatif bagi terminal utama seperti
Terminal Mangkang yang menjadi sepi. Menurut data pada tahun 2013,
koridor I jurusan Terminal Mangkang-Penggaron pada Bulan Januari
jumlah penumpang BRT sebanyak 160.451, pada Bulan February terjadi
penurunan penumpang sebanyak 7,7% menjadi 148.072 orang, pada
Bulan Maret jumlah penumpang sebanyak 172.474 orang, pada Bulan April
kembali mengalai penurunan menjadi 169.501 (Siahaan Daniel Adam‟s,
dkk 2013).
Sarana Transportasi Terminal Mangkang
Terminal Mangkang dengan luas 6,99 Ha berada di Kecamatan
Tugu, Kota Semarang. Fasilitas yang ada di Terminal Mangkang cukup
lengkap. Fasilitas yang terdapat di Terminal Mangkang terdiri dari fasilitas
utama dan penunjang.
a. Fasilitas Utama seperti :
1) Bangunan kantor terminal,
2) menara pengawas,
3) jalur kedatangan bus AKAP dan AKDP,
62

4) jalur pemberangkatan bus AKAP dan AKDP,


5) jalur pemberangkatan angkota dan angkudes,
6) tempat parkir,
7) tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum,
8) ruang tunggu penumpang dan/ atau pengantar,
9) loket penjualan karcis.
b. Fasilitas Penunjang seperti :
1) kamar kecil / toilet ,
2) musholla,
3) kios / warung,
4) Ruang pengobatan,
5) ruang menyusui,
6) Ruang informasi dan pengaduan,
7) ruang keamanan,
8) ruang istirahat crew.

Gambar 2. 54 Jalur Kedatangan bus


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 55 Ramp Jalur Kedatangan bus


Sumber : dokumentasi 2019
63

Gambar 2. 56 Jalur Keberangkatan bus


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 57 Tempat parkir bus


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 58 Koridor sirkulasi pengunjung


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 59 Kios
Sumber : dokumentasi 2019
64

Gambar 2. 60 Ruang parkir Angkutan dalam kota


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 61 Emplasemen angkutan dalam kota


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 62 Bengkel
Sumber : dokumentasi 2019
65

Gambar 2. 63 WC umum dan musholla


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 64 Tempat parkir pengunjung


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 65 Tempat parkir bus AKAP


Sumber : dokumentasi 2019

Gambar 2. 66 Tempat parkir bus AKDP


Sumber : dokumentasi 2019
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan
memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan
dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud
simpul jarinya transportasi. Terminal Tipe A di Kabupaten Demak merupakan
prasarana transportasi jalan di Demak yang berfungsi sebagai tempat
perpindahan moda transportasi. Terminal Tipe A di Demak melayani perpindahan
moda transportasi bus Antar Kota Antar Provinsi, Antar Kota Dalam Provinsi dan
Angkutan Desa. Terminal merupakan fasilitas publik merupakan fasilitas yang
dapat menampung banyak orang dengan berbagai latarbelakang, dari berbagai
usia, normal maupun penyandang disabilitas. Fasilitas publik banyak yang
mementingkan pengguna normal daripada penyandang disabilitas, sehingga
terjadi pengucilan terhadap penyandang disabilitas. Sebagai fasilitas publik,
Terminal harus dapat memenuhi kebutuhan banyak pengguna termasuk ramah
terhadap pengguna disabilitas. Untuk itu perlu Terminal memerlukan penerapan
desain inklusi, yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai pengguna normal dari
berbagai usia maupun disabilitas.
Terminal merupakan tempat yang berfungsi sebagai tempat perpindahan
moda transportasi sehingga perencanaan lokasi menjadi hal yang perlu
direncanakan, lokasi yag terpilih adalah di kawasan SWP 1, yaitu Kecamatan
Demak di Jl. Raya Pantura dengan salah satu fungsi peruntukan wilayah
transportasi. Lokasi berada di titik yang lebih mengarah ke daerah Semarang
atau daerah barat. Tapak memiliki luas ±5,35 Ha yang sesuai dengan peraturan
terminal tipe A yaitu 5 hektar dan terhubung dengan jalan Arteri primer yang
sesuai peraturan lokasi terminal terhubung dengan jalan Arteri primer.
Peraturan daerah untuk penggunaan tapak tersebut antara lain:
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60%
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) = 1,8
c. Garis Sempadan Bangunan = 30 meter dari as jalan
d. Batas–Batas Tapak

153
154

Setelah mengetahui kondisi eksisting site, kemudian dilakukan analisa


mengenai aspek perecanaan dan perancangan arsitektur. Aspek peracangan
tersebut yaitu aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, aspek kinerja,
dan aspek arsitektural yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dan
kesimpulan dari hasil analisa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Aspek Fungsional
Bedasarkan aspek fungsional, pengguna Terminal adalah pengelola dan
pengunjung, sopir, pengelola kios. Dari pengguna tersebut didapatkan
kebutuhan ruang yang dikelompokan ke dalam 5 kelompok yaitu kelompok
ruang perpindahan, kelompok ruang pengendapan, pengelola, servis, dan
kelompok ruang parkir.
b. Aspek Kontekstual
Bedasarkan kondisi eksisting site, tapak terletak di jalan arteri dengan posisi
tapak memanjang mengikuti jalan. dengan bentuk tapak yang memanjang
mengikuti jalan, sehingga memungkinan untuk dibuat pintu masuk dan pintu
keluar yang berbeda. Topografi tapak berupa dataran tetapi dengan
ketinggian lebih rendah dengan jalan, untuk itu diperlukan respon berupa
pengurugan tanah sehingga sejajar dengan jalan agar mempermudah
sirkulasi kendaraan.
c. Aspek Teknis
Dari segi teknis, Terminal menggunakan struktur bawah pondasi Footplat,
struktur atap baja, dan struktur badan digunakan sistem sloof-kolom-balok
dilengkapi dinding berbagai material seperti bata, kaca dan material lainya.
d. Aspek Kinerja
Berdasarkan aspek kinerja, didapatkan sistem utilitas yang bekerja pada
bangunan Terminal sesuai kebutuhannya antara lain sistem keamanan,
telekomunikasi, pemadam kebakaran, air bersih, listrik, penghawaan, dan
pencahayaan buatan dan transportasi.
e. Aspek Arsitektural
Pada aspek arsitektural penerapan-penerapan konsep desain merupakan
analisa dari kebutuhan pengguna terminal dari berbagai usia non disabilitas
maupun disabilitas.
155

5.2. Saran
Bedasarkan kesimpulan di atas, dapat penulis sarankan dalam merencanakan
dan merancang sebuah Terminal Tipe A dengan pendekatan desain Inklusi
nantinya berpedoman terhadap kelima aspek perencanaan dan perancangan
arsitektur. Aspek tersebut, yaitu aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek
teknis, aspek kinerja, dan aspek arsitektural. Selama berpedoman terhadap
aspek tersebut proses desain berjalan sesuai harapan.
156

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015.


Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan
Jalan. 23 Februari 2015. Jakarta.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995. Terminal Transportasi


Jalan. Jakarta.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 132 Tahun 2015.


Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan. 28 Agustus
2015. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 2009. Lalu lintas dan


Angkutan Jalan. 22 Juni 2009. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1993. Angkutan


Jalan. 5 Juli 1993. Jakarta.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272 Tahun 1996.


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. 8 April 1996.
Departemen Perhubungan. Jakarta.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003. Penyelenggaraan
Angkutan Orang Di Jalan Dengan Pendaraan Umum. 8 Agustus 2003.
Kementrian Perhubungan. Jakarta.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010. Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah 2009-2029. Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah. Jawa Tengah.

Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011. Rencana Tata


Ruang Wilayah Kabupaten Demak 2011-2031. Pemerintah Kabupaten
Demak. Demak.

Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2015. Bangunan Gedung.


Pemerintah Kabupaten Demak. Demak.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesian Nomor 4


tahun 1980. Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan. 14 April 1980. Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Jakarta.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006. Pedoman Teknis


dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Menteri
Pekerjaan Umum. 1 Desember 2006. Jakarta.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun


2017. Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung. Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. 15 Agustus 2017. Jakarta.
157

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1994. Studi Standarisasi Perencanaan


Kebutuhan Fasilitas Perpindahan Angkutan Umum di Wilayah
Perkotaan. Departemen Perhubungan. Jakarta.

Morlok, E. K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta:


Erlangga.
Warpani, S. P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung: ITB

Neufert, E. 2002. Data Arsitek jilid 2. Edisi 33. Jakarta: Erlangga.

Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan


Praktisi. Jakarta: Erlangga.

Badan Pusat Statistik. 2015. Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka. Tahun 2015.
Semarang: BPS Jawa Tengah.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Demak dalam Angka. Tahun 2017.
Demak: BPS Kabupaten Demak.

Laurens, J. M. dan G. Tanuwidjaja. 2012. Laporan Penelitian Aksesibilitas Bagi


Pengguna terminal Bis Purabaya. Fakultas Teknik dan Perencanaan
Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Masruroh, F., L, Mauliani dan Anisa. 2015. Kajian Prinsip Universal Design yang
Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel Studi Kasus Taman Menteng.
Artikel disajikan pada Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Jakarta.
17 November 2015.

Laurens, J. M. dan G. Tanuwidjaja. 2012. Melalui Pendekatan Desain Inklusi


Menuju Arsitektur Yang Humanis. Artikel disajikan pada Seminar
Nasional Dies Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra. Jakarta. 4-5
Mei 2012.

Zakaria, M. 2010. Studi Karakteristik Parkir dan Kebutuhan Luas Terminal Tegal
sebagai Terminal Bus Tipe A. Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.

Istiono. 2014. Perubahan Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan (Safer


Road Users) guna Menekan Tingkat Kecelakaan.
https://polmas.wordpress.com/2014/10/21/ 28 Juli 2019 (21:00)

Budianto. 2015. Pengertian Terminal. www.pengertianilmu.com/2015/08/normal-


0-false-false-false-en-us-x-none30.html. 21 Juli 2019 (22.05)
158

Adzim, H. I. 2013. Syarat Penempatan Pemasangan APAR (Alat Pemadam Api


Ringan)/ Tabung Pemadam Kebakaran.
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/syar
at-penempatan-dan-pemasangan-apar.html. 28 Juli 2019 (23:00).

Kirby, S. 2011. 7 Principles of Universal Desain.


https://articles.extension.org/pages/24186/7-principles-of-universal-
design. 23 mei 2019 (16:30).

Rangga, H. 2012. Terminal Penumpang dan Sistem Jaringan Angkutan Umum.


https://jayaposindonesia.wordpress.com/2012/06/24/terminal -
penumpang-dan-sistem-jaringan-angkutan-umum/. 20 Mei 2019
(10:30).

Anda mungkin juga menyukai