2.3 Kondensor

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

KONDENSOR

Pengertian

Fungsi utama kondensor adalah alat untuk mengondensasikan uap bekas dari
turbin menjadi air kondensat. Kondensor adalah suatu peralatan yang digunakan
untuk mengubah uap bekas dari Turbin Uap hingga menjadi air dengan bantuan
dari Air Pendingin Utama. Uap bekas dari Turbin Uap yang panas dimasukkan
kedalam kondensor yang mendapat pendinginan dari Air Pendingin Utama,
Sehingga terjadi perpindahan panas, Oleh karena itu kondensor termasuk
peralatan Penukar Kalor. Uap yang panas terkena pendinginan akan
terkondensasi, dan air dari proses kondensasi, tersebut disebut Air kondensat.
Karena air pendingin menyerap panas dari uap bekas turbin, maka temperatur nya
akan naik.

Klasifikasi kondensor

Menurut segi konstruksi, kondensor bisa di


bedakan menjadi 2 jenis yaitu,
Direct Contact Condensor (kondensor kontak langsung) dan Surface Condensor (kondensor
permukaan). Pada Kondensor kontak langsung, fluida pendingin disemburkan langsung pada
jalanan uap buangan yang keluar dari turbine, dan fluida pendingin tercampur langsung dengan air
kondensat. Kondensor semacam ini dapat digunakan jika fluida di dalam tangki kondensat tidak
diperlukan lagi dalam sistem sirkulasi air uap, seperti halnya yang telah terjadi di dalam PLTP.
(Rochani, 2013)

Pada surface condenser, fluida pendingin dipisah dengan uap


buangan ataupun air kondensat. fluida pendingin mengalir di dalam tube-
tube yang biasa disebut dengan tube kondensor, sedangkan uap buangan/air
kondensat yang ada di luar pipa. Besar panas uap buangan dari turbin yang
harus dilepas pada tekanan yang paling rendah sehingga dapat
menyebabkan diperlukan luas luas bidang kontak (antara permukaan fluida
pendingin pada satu sisi dan permukaan uap disisi yang lain) besar. Supaya
mencapai hal tersebut maka perlu disusun dari ratusan hingga ribuan tube-
tube kondensor, tergantung berapa besar jumlah uap buangan yang akan
mengembun. (Rochani, 2013)

Menurut segi arah mengalirnya fluida dapat dibedakan antara aliran


ganda/double atau lebih dengan kondensor dengan aliran tunggal/single
dan kondensor, dan dari pandangan material pipa-pipa kondensor yang
bisa dipakai dapat di bedakan antara pipa kondensor yang berbahan dasar
nikel, bahan dasar tembaga, dan bahan titanium. (Rochani, 2013)
SISTEM AIR

SISTEM AIR PENDINGIN

Fungsi utama dari sistem air pendingin utama adalah menyediakan dan memasok air
pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas dan drain uap didalam
kondensor. Fungsi lainnya adalah memasok air untuk mendinginkan “heat exchanger” pada
sistem air pendingin bantu (auxiliary cooling water) yang merupakan siklus pendingin
tertutup.
Proses perpindahan panas dari uap ke air terjadi melalui pipa-pipa, uap mengalir diluar pipa
sedangkan air pendingin mengalir didalam. Efektifitas pendinginan dipengaruhi oleh
kebersihan pipa-pipa, aliran air pendingin, dan perbedaan temperatur antara uap dan air
pendingin. Parameter keberhasilan sistem pendinginan adalah tekanan absolut atau vakum
kondensor. Vakum kondensor yang tinggi menunjukkan sistem pendinginan berlangsung
dengan baik. Sebaliknya vakum yang rendah berarti proses perpindahan panas terhambat.

Sebagai pendingin dapat menggunakan air tawar atau air laut. Sistem air pendingin
diperlukan secara terus menerus selama turbin uap beroperasi. Kelangsungan pengoperasian
turbin uap sangat dipengaruhi oleh kelangsungan pasok air pendingin. Apabila aliran air
pendingin terganggu atau hilang, maka operasi turbin uap harus dihentikan, karena turbin
uap tidak dapat beroperasi tanpa aliran air pendingin ke kondensor.

Jumlah dan temperatur air pendingin yang tersedia akan menentukan vakum kondensor
maksimum yang dapat dicapai. Oleh karena itu banyak PLTU atau PLTGU yang dibangun di
tepi pantai (laut) mengingat air laut merupakan persedian sumber air pendingin yang tak
terbatas. Aliran uap bekas (exhaust steam) turbin yang masuk kondensor harus
terdistribusikan sedemikian rupa sehingga perpindahan panas laten uap ke air pendingin
berlangsung dengan optimal.

1. SISTEM AIR PENGISI

1.1. Sirkit Air Pengisi

Air pengisi berfungsi untuk memasok kebutuhan air ke boiler dengan spesifikasi dan kualitas
air sesuai dengan yang ada diboiler. Didalam lintasannya dari tangki hotwell kondensor
hingga masuk boiler (economiser), air ini mengalami pemanasan dan dijaga kualitasnya agar
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pemanasan air pengisi dilakukan melalui
pemanas atau ”feed heater” dan kualitas dijaga dengan injeksi bahan kimia.

Dengan menaikkan temperatur air pengisi masuk boiler akan mengurangi jumlah bahan bakar
yang diperlukan untuk memanaskan air dan memproduksi uap di boiler. Secara teori kita dapat
memanaskan air hingga mendekati temperatur jenuhnya (titik didih), tetapi hal ini akan
menurunkan efisiensi boiler karena temperatur gas buang keluar cerobong menjadi lebih
tinggi. Dalam penerapannya harus dibuat kesepakatan untuk mendapatkan efisensi siklus
boiler dan turbin (rankine) yang terbaik.

Jumlah pemanas air (heater) yang digunakan pada suatu unit pembangkit harus
memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang dapat diperoleh

Gambar 9. Sirkit air pengisi


Pada umumnya sirkit sistem air pengisi dibagi menjadi dua bagian, yaitu air
pengisi tekanan rendah (LP feed system) atau sering disebut sistem air kondensat
dan air pengisi tekanan tinggi (HP feed system). Sirkit pengisi tekanan rendah
meliputi rangkaian dari hotwell kondensor hingga deaerator. Sedangkan pengisi
tekanan tinggi meliputi rangkaian dari deaerator (tangki air pengisi) sampai dengan
masuk boiler.

1.2. Sistem Air Kondensat

Sistem air kondensat juga disebut sistem air pengisi tekanan rendah yang
meliputi hotwell kondensor hingga deaerator. Air dari hotwell dipindahkan ke
deaerator dengan pompa kondensat melalui pendingin bantu (auxiliary cooling)
dan beberapa pemanas tekanan rendah (LP heater). Didalam pendingin bantu air
kondensat berfungsi sebagai pendingin yang menyerap panas sedangkan didalam
pemanas air kondensat dipanaskan dengan uap ekstraksi dari turbin.

Proses pemanasan ini menaikkan temperatur air kondensat, sedangkan pompa


kondensat menaikkan tekanan air dari kondisi yang vakum didalam hotwell
kondensor

1.3. Sistem Air Pengisi Tekanan Tinggi

Sistem air pengisi tekanan tinggi memindahkan air dari tangki deaerator ke boiler
dengan melalui beberapa pemanas tekanan tinggi (HP heater). Pompa BFP
menghasilkan tekanan yang cukup untuk mengalirkan air pengisi ke boiler
sekalipun boiler sudah bertekanan. Pemanas HP heater mendapat uap ekstraksi dari
turbin sehingga menaikkan temperatur air pengisi hingga mendekati temperatur air
didalam boiler.
1.1. Metode LMTD (Logarithmic Mean Temperature Difference)
LMTD (Logaritmic Mean Temperature Difference) merupakan metode yang
digunakan untuk mencari temperature rata-rata yaitu dari temperature inlet dan temperature
outlet fluida pada heat exchanger . Pada kondensor merupakan perbedaan antara
temperatur uap jenuh dengan temperatur air pendingin masuk kondensor dan perbedaan
antara temperatur uap jenuh dengan temperatur air pendingin keluar kondensor.
Adapun rumus yang diapakai :(Burns, C. W. Almquist, & Karian, 1998)

∆Ta−∆ Tb
LMTD=
∆ Ta
¿
∆Tb

Keterangan:
LMTD =Log Mean Temperature Different (℃)
∆Ta = Selisih temperatur saturated steam dengan temperatur air pendingin masuk (℃)
∆Tb = Selisih temperatur saturated steam dengan temperatur air pendingin keluar (℃)

1.2. Metode NTU (Number of Tranfer Unit)

Pengecekan terhadap performa kondensor dapat dilakukan dengan menggunakan


metode Effectivness NTU. Metode NTU didasarkan pada rasio antara laju perpindahan
panas aktual terhadap laju perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi (Holman,
1997, Bergman, 2002). Effectivness merupakan bilangan tanpa dimensi dan berada dalam
batas 0< 𝜀 < 1 .
U×A
NTU =
C min

Keterangan:
NTU = number of transfer unit
U =overall heat transfer coefficient (W / m.K)
A = luasan total bidang permukaan perpindahan panas
1.3. Laju Perpindahan Panas Keseluruhan
Untuk menghitung laju perpindahan panas dalam susunan plate yaitu dengan
menggunakan persamaan:
Q =U. A. ΔTlmtd (ASME, 2010)
Keterangan:
U = Koefisien perpindahan panas keseluruhan (W/m2°C)
A = Total Luas Permukaan Keseluruhan Tube (m2)
LMTD = Beda Temperatur rata-rata (℃)

1.4. Menghitung Efektivitas Kondensor

Efektifitas suatu heat exchanger atau kondensor dapat ditinjau dari nilai
effectiveness(ɛ). Nilai effectiveness ini berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin besar
nilai effectiveness suatu heat exchanger kemampuan tranfer panas dari heat exchanger ini
akan semakin bagus karena nilai laju perpindahan panas aktualnya mendeketi jumlah
energi panas yang dapat dapat di pindahkan.
Rumus Efektifitas (Rotary et al., 2016)
Saat menentukan efektifitas alat penukar panas menggunakan rumus
1−exp(−𝑁𝑇𝑈(1−𝐶))....
ɛ= (2.10)

1−C.exp (−NTU(1−C))

Dimana
ɛ = Efektifitas Heater
NTU = Number of Tranfer
unit C = Capasiti ratio
Persamaan Efektifitas melibatkan besaran tak berdimensi besaran ini biasa disebut
Number of Tranfer unit (NTU) adalah ukuran dari luas permukaan APK. Sehingga
semakin besar NTU maka semakin besar pula ukuran APK.
𝑈 . 𝐴......................
NTU= (2.11)

𝐶𝑚𝑖𝑛

Dimana:

A = Luas penampang kalor (m2)


U = Koefisiensi perpindahan panas menyeluruh

(W/m2.°C) Cmin = Kapasitas panas minimum


Selain NTU besaran yang tak berdimensi maka pada APK terdapat nilai C yang
besaranya tak berdimensi. Capasity Ratio (C) dapat ditentukan dengan membandingakan
kapastitas panas maksimum dan kapasitas minimum.
Cmin............................
C= (2.12)

Cmax

ṁ𝑠 .𝐶𝑝𝑠
C=

ṁcw .Cpcw

Dimana:
C = Capasitas ratio
ṁs = Steam flow at rated operation (kg/s)
ṁps = CP (Heat Capacity at constant presure) steam water (kj /
kg.°c) Cpcw = CP (Heat Capacity at constant presure) cooling
water (kj / kg.°c).

1.5. Menghitung Efisiensi Kondensor

Effisiensi kondensor adalah rasio antara kenaikan suhu air pendingin dengan
selisih suhu masuk air pendingin dan temperatur uapjenuh.
Rumus Efisiensi dapat dihitung sebagai berikut :(Prayudi & Hendri, 2017)
t2−t1
ᶯc = . 100%.....................(2.13)

ts−t1

ts = temperatur satureted (°c )


t1 = Temperatur masuk kondensor
(°c ) t2 = temperatur keluar
kondensor (°c )

Anda mungkin juga menyukai