Operasi Logika Matematika
Operasi Logika Matematika
Operasi Logika Matematika
Dari contoh diatas pernyataan p benar karena memang Tanjung Selor adalah
ibukota Kalimantan Utara sehingga ~p akan bernilai salah. Sedangkan pernyataan
q bernilai salah karena ada bilangan prima merupakan bilangan genap, sehingga
~q bernilai benar.
Definisi 6.2
p ~p
B S
S B
Contoh :
p : segitiga siku-siku memiliki sudut 90o
~p : tidak benar bahwa segitiga siku-siku memiliki sudut 90o
b. Konjungsi
Operasi Konjungsi merupakan operasi biner (operasi yang dikenakan pada dua
pernyataan) yang dilambangkan dengan tanda “∧”. Dengan operasi ini dua
pernyataan dihubungkan dengan kata “dan”.
Jika p dan q dua pernyataan, maka p ∧ q bernilai benar jika p dan q keduanya
bernilai benar, sebaliknya p ∧ q bernilai salah jika salah satu dari p atau q bernilai
salah atau keduanya salah.
Contoh :
1) p : dosen hadir
q : mahasiswa tidak bersuka ria
p ∧ q : dosen hadir dan mahasiswa tidak bersuka ria
2) p : pagi ini udaranya segar
q : matahari bersinar terang
p ∧ q : pagi ini udaranya segar dan matahari bersinar terang
Definisi 6.3
Misalkan terdapat dua buah pernyataan p dan q. Pernyataan p dan q (konjungsi
p dan q) dilambangkan dengan p ∧ q, bernilai benar hanya jika kedua pernyataan
p dan q bernilai benar.
p q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh :
a. 12 adalah bilangan ganjil dan habis dibagi empat
b. Jumlah sudut dalam segitiga adalah 180o dan salah satu sisi segitiga siku-
siku tegak lurus.
c. Disjungsi
Disjungsi juga merupakan operasi biner yang dilambangkan dengan tanda “∨”.
Operasi ini menggabungkan dua pernyataan menjadi satu dengan kata penghubung
“atau”. Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar salah satu atau
kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan komponennya
salah, maka disjungsi itu salah. Disjungsi seperti ini disebut disjungsi inklusif.
Contoh :
Definisi 6.4
Misalkan terdapat dua buah pernyataan p dan q. Pernyataan p atau q (disjungsi
p dan q) dilambangkan dengan p ∨ q, bernilai benar hanya jika sekurang-
kurangnya satu pernyataannya bernilai benar.
p q p∨q
B B B
B S B
S B B
S S S
d. Implikasi
Implikasi adalah operasi penggabungan dia pernyataan yang menggunakan kata
hubung “jika..maka…” yang dilambangkan “⇒” . Implikasi dari pernyataan p dan
q ditulis p ⇒ q dan dibaca “jika p maka q”. pernyataan bersyarat p ⇒ q juga dapat
dibaca “ p hanya jika q” atau “p adalah syarat yang cukup bagi q atau “ q adalah
syarat perlu bagi p”. dalam pernyataan p ⇒ q. p disebut hipotesa/anteseden/ sebab
q disebut koklusi/konequen/akibat. Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar
atau anteseden dan konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika
antesedennya bernilai benar, sedangkan konsekuennya salah.
Jika p dan q dua buah pernyataan maka p ⇒ q salah jika p benar dan q salah, dalam
kemungkinan lainnya p ⇒ q benar.
Definisi 6.5
Pernyataan majemuk jika p maka q disebut pernyataan bersyarat, dilambangkan
sebagai p ⇒ q bernilai salah hanya jika p bernilai benar dan q bernilai salah.
p q p⇒ q
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh :
1) p : 2 adalah bilangan genap (B)
q : 2 + 3 adalah 5 (B)
p ⇒ q : jika 2 adalah bilangan genap maka 2 + 3 adalah 5 (B)
2) p : 3 + 4 adalah 7 (B)
q : 7 adalah bilangan genap (S)
p ⇒ q : jika 3 + 4 adalah 7 maka 7 adalah bilangan genap (S)
Catatan :
Contoh :
a) Implikasi : jika x > 0 maka x3 > 0
Konvers : jika x3 > 0 maka x > 0
b) Implikasi : Jika x = 0 maka xy = 0
Konvers : Jika xy = 0 maka x = 0
c) Implikasi : Jika dua buah sudut adalah siku-siku, maka kedua sudut itu
sama besarnya
Konvers : Jika dua buah sudut sama besarnya, maka kedua sudut itu siku-
siku.
Dari contoh-contoh diatas, menunjukkan bahwa konvers yang pernyataan
implikasinya bisa benar dan bisa salah. Ini berarti bahwa kebenaran suatu
pernyataan implikasi tidak menjamin kebenaran konversnya. Pernyataan-
pernyataan implikasi (a) adalah benar dan konversnya juga benar. Sedangkan
pernyataan-pernyataan implikasi (b) dan (c) adalah benar tetapi ternyata
konversnya salah.
2. Invers
Jika p ⇒q adalah sebuah bentuk pernyataan, maka bentuk pernyataan ~ p ⇒
~q dinamakan invers dari pernyataan implikasi p ⇒q. jadi invers dari suatu
pernyataan implikasi, diperoleh dengan jalan memberikan penyangkalan
kepada anteseden dan konsekwennya.
Dalam hal ini, seperti halnya konvers bahwa nilai kebenaran dari
pernyataan implikasi tidak menjamin nilai kebenaran inversnya.
Contoh :
a) Implikasi : jika x > 0 maka x3 > 0
Sebagai contoh :
Konvers : jika tulisan sebuah pulpen adalah rata, maka pulpen itu
parker
3. Kontraposisi
Jika dari suatu pernyataan implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞 anteseden dan konsekuennya
saling ditukarkan dan diberikan penyangkalan, maka didapat suatu kontraposisi
dari implikasi semua. Notasi kontraposisi adalah ~q⇒ ~p.
Berikut beberapa contoh kontrapositip yang dibentuk dari pernyataan-
pernyataan implikasi terdahulu yaitu :
a) Implikasi : jika x > 0 maka x3 > 0
(a) Implikasi :𝑝 ⇒𝑞
(b) Konvers :𝑞 ⇒𝑝
(c) Invers : ~ p ⇒ ~q
(d) Kontraposisi : ~ q ⇒ ~p
e. Biimplikasi (Bikondisional)
Biimplikasi yaitu pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “…jika
dan hanya jika….” Dinotasikan “⟺”. Biimplikasi dari pernyataan p dan q ditulis
p⟺q dibaca p jika dan hanya jika q.
Pernyataan p ⟺ q dapat juga dibaca :
1) p ekuivalen q
2) p adalah syarat perlu dan cukup bagi q
Definisi 6.6
Misalkan p dan q adalah dua buah pernyataan. Pernyataan p jika dan hanya jika
q, dilambangkan dengan p⟺q, bernilai benar hanya jika p dan q memiliki nilai
kebenaran yang sama.
p q p⟺q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh :
1) p : 2 x 3 = 6 (B)
q : 6 adalah bilangan genap (B)
p⟺q : 2 x 3 = 6 jika dan hanya jika 6 adalah bilangan genap (B)
2) p : 2 x 3 = 6 (B)
q : 6 adalah bilangan prima (S)
p⟺q : 2 x 3 = 6 jika dan hanya jika 6 adalah bilangan genap (S)
Contoh :
Jawab :
p q ~q (p ∨ q) ~ (p ∨ ~q)
B B S B S
B S B B S
S B S S B
S S B B S
Jika pernyataan yang pertama itu ialah p dan pernyataan yang kedua ialah q,
maka empat komposisi gabungan kedua pernyataan seperti diatas itu dapat dibuatkan
tabel kebenarannya seperti berikut.
p q
B B
B S
S B
S S
Seperti sudah diketahui pula dalam tabel kebenaran negasi, tabel kebenaran
konjungsi, disjungsi, implikasi, dan tabel kebenaran biimplikasi yang dinamakan tabel-
tabel kebenaran dasar bahwa banyaknya komposisi tergantung pada banyaknya
pernyataan yang akan digabungkan. Ternyata bila ada dua pernyataan didapatkan
empat macam komposisi. Sedangkan dari tiga pernyataan, maka akan didapatkan
delapan macam komposisi, dan dari empat pernyataan didapatkan enam belas macam
komposisi, dan seterusnya. Jadi, banyaknya komposisi itu tergantung ada banyaknya
pernyataan yang akan digabungkan. Secara umum berlaku jika banyaknya pernyataan
ada n, maka banyaknya komposisi ada 2n.
Perlu diingat, ada dua cara untuk membuat tabel kebenaran dari proposisi
komplit.
Contoh :
a. p ⇒ ( p ∧ q )
b. ( p ∧ q ) ⇒ 𝑝
c. ( p ∧ q ) ⇒ 𝑟
Penyelesaian :
a. Cara I
p q (p∧q) p⇒(p∧q)
B B B B
B S S S
S B S B
S S S B
Cara II
p ⇒ (p ∧ q)
B B B B B
B S B S S
S B S S B
S B S S S
1 3 1 2 1
b. Cara I
p q (p∧q) (p∧q)⇒p
B B B B
B S S B
S B S B
S S S B
Cara II
(p ∧ q) ⇒ p
B B B B B
B S S B B
S S B B S
S S S B S
1 2 1 3 1
c. Cara I
p q r (p∧q) (p∧q)⇒r
B B B B B
B B S B S
B S B S B
B S S S B
S B B S B
S B S S B
S S B S B
S S S S B
Cara II
(p ∧ q) ⇒ r
B B B B B
B B B S S
B S S B B
B S S B S
S S B B B
S S B B S
S S S B B
S S S B S
1 2 1 3 1