Makalah Penelitian Survei)
Makalah Penelitian Survei)
Makalah Penelitian Survei)
MAKALAH
Oleh :
Kelas B
0
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya zaman, permasalahan demi permasalahaan
diberbagai bidang semakin kompleks, sehingga diperlukan suatu cara untuk
memecahkan masalah tersebut untuk berbagai kepentingan. Agar penelitian
yang dilakaukan mencapai sasaran yang diinginkan, maka diperlukan suatu
metode yang baik yang sesuai dengan permalasalahn yang dikaji. Salah satu
cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yaitu dengan metode
penelitian. Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan
lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.
Penelitian digunakan untuk menjawab keingintahuan seseorang akan
suatu perkara. Dalam penelitian memiliki berbagai jenis, pendekatan, dan
metode. Salah satu metode penelitian yang dapat dilakukan untuk mencari
jawaban terhadap permasalahan yang diteliti adalah melalui metode penelitian
survei
Penelitian survei merupakan salah satu metode penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi yang
digambarkan oleh sampel. Survei juga dapat dilakukan untuk mengumpulkan
data terkait sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, cita-cita,
sikap, dan prilaku. Penelitian ini juga dapat digunakan diberbagai bidang
antara lain, ekonomi, bisnis, politik, pemerintah, sosiologi, dan pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, penelitian survei juaga memiliki peran yang
penting. Penelitian survei dalam pendidikan digunakan untuk menghimpun
data tentang siswa, seperti tentang sikap, minat, kebiasaan, cita-cita dan lain
sebagainya, oleh karena itu penulis membuat makalah tentang penelitian
survei ini, untuk memberikan gambaran kepada khalayak ramai tentang
penjelasan penelitian survei beserta metodenya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Konteks penelitian survei?
2. Bagaimana desain penelitian survei?
3. Bagaimana pengumpulan data survei?
C. TUJUAN PENULISAN
Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan konteks penelitian survei.
2. Mendeskripsikan desain penelitian survei.
3. Mendeskripsikan pengumpulan data survei.
D. MANFAAT PENULISAN
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
kajian ilmiah metodologi penelitian pendidikan tentang seluk-beluk penelitian
survei. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana untuk melatih kemampuan menulis karya tulis
ilmiah sekaligus sebagai penambah pengetahuan, pengembangan konsep
berpikir ilmiah, dan konsep keilmuan tentang seluk-beluk penelitian
survei.
2. Pembaca, sebagai media informasi ataupun referensi tentang konteks,
desain, dan analisis data dalam penelitian survei.
E. METODOLOGI PENULISAN
Metodologi penulisan dari makalah ini adalah kajian literatur dengan
penjelasan yang deskriptif berdasarkan pada hasil studi literatur dari sumber-
sumber bacaan berupa buku-buku, jurnal, dan artikel ilmiah yang berkaitan
dengan materi penelitian survei.
2
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan pada makalah ini dimulai dari kata pengantar,
daftar isi dan isi makalah yang terdiri dari beberapa bab. Bab satu yaitu bab
pendahuluan yang memberi tahu tentang latar belakang, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. Pada bab
dua penulis memaparkan tentang kajian pustaka sekaligus pembahasannya
yang terdiri dari konteks penelitian survei, desain penelitian survei, dan
analisis data dalam penelitian survei. Bab terakhir yaitu bab tiga yang isinya
berupa kesimpulan dan saran penulis mengenai materi penelitian survei.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, kita dapat menarik inti dari
penelitian survei itu sendiri merupakan penelitian yang mengumpulkan
informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau
interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data pokok
4
calon peserta tidak mengembalikan kuesioner yang dikirim melalui pos atau
menghadiri wawancara terjadwal. Sampel yang terbatas ini dapat
membelokkan data dan mempersulit peneliti untuk menarik kesimpulan yang
akurat dari penelitian ini, terutama jika nonresponden merasa atau bertindak
berbeda dari orang yang merespons atau jika subkelompok tertentu dari
populasi (misalnya, wanita) kurang terwakili.
5
3. Karakteristik Ilmiah Penelitian Survei
a. Logis
Kekhasan yang pertama penelitian survei adalah kelogisan. Penelitian survei
dilaksanakan dengan menggunakan prosedur berpikir logis, dalam arti
rasional. Cara kerja yang tidak rasional tidak dapat dipakai dalam metode
penelitian survei. Secara lebih spesifik, penelitian survei menggunakan cara
berpikir deduktif dan induktif. Seperti diuraikan dalam pendahuluan,
penelitian survei sangat erat kaitannya dengan paradigma positivisme. Unsur-
unsur kelogisan yang dimaksud dalam kekhasan yang pertama ini benar-benar
mirip dengan kelogisan dalam paradigma positivisme.
b. Deterministik
Sebagai konsekuensi cara berpikir logis tersebut, penelitian survei harus
menentukan sistem atau kerangka berpikir terlebih dahulu dan membangun
hipotesis untuk dibuktikan. Hipotesis-hipotesis tersebut bersifat eksplanatif
terhadap variabel-variabel yang terkait. Eksplanasinya dapat berupa eksplanasi
mengenai hubungan korelasional maupun hubungan kausal atas beberapa
fenomena yang dijadikan variabel.
c. General
Penelitian survei, yang notabene menggunakan sampel dalam penelitiannya,
tidak dimaksudkan hanya untuk menjelaskan sampel dimaksud saja melainkan
untuk digeneralisasikan secara lebih luas sampai kepada cakupan populasinya.
Oleh karena itu, penelitian survei disebut bercirikan umum/genaral.
Keumuman di atas terkait dua hal. Pertama, sang peneliti dapat melakukan
replikasi terhadap temuan-temuannya pada beberapa sub kelompok. Kedua,
temuan-temuan peneliti terdahulu dapat direplikasi oleh peneliti berikutnya
atau direplikasi pada sampel-sampel atau sub-sub kelompok lainnya.
d. Parsimonious
Penelitian survei adalah penelitian yang hemat karena beberapa hal. Pertama,
untuk meneliti populasi yang besar seorang peneliti dapat menghemat
energinya dengan cara pengambilan sampel. Kedua, untuk meneliti fenomena
yang rumit dalam kehidupan yang mengandung banyak unsur yang saling
tekait satu sama lain, seorang peneliti dapat menggunakan kerangka berpikir
6
yang dimodelkan dari hubungan-hubungan antarvariabel. Ketiga, untuk
menganalisis data, sang peneliti dapat menggunakan mesin atau komputer
sehingga analisis dapat dilakukan secara lebih efisien.
e. Spesifik
Penelitian survei disebut spesifik karena sebelum pengambilan data, sang
peneliti harus menyusun definisi-definisi operasional terhadap variable-
variabel yang diteliti. Di samping itu, terkait data lapangan, instrumen-
instrumen pengambilan data harus dijamin validitasnya. Akibatnya, data yang
diperoleh juga dijamin valid.
7
Desain cross-sectional terdiri dari beberapa jenis. Sebuah studi cross-
sectional dapat memeriksa sikap, keyakinan, pendapat, atau praktik saat ini.
Sikap, keyakinan, dan pendapat adalah cara individu berpikir tentang masalah
, sedangkan praktik adalah perilaku aktual mereka. Desain cross-sectional
lainnya, membandingkan dua atau lebih kelompok pendidikan dalam hal
sikap, keyakinan, pendapat, atau praktik. Perbandingan kelompok ini dapat
membandingkan siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan orang
tua, atau mereka dapat membandingkan kelompok lain dalam lingkungan
pendidikan dan sekolah. Desain cross-sectional dapat mengukur kebutuhan
masyarakat akan layanan pendidikan yang berkaitan dengan program, kursus,
proyek fasilitas sekolah atau keterlibatan di sekolah atau dalam perencanaan
masyarakat. Misalnya, kebutuhan masyarakat Hispanik, penduduk
monolingual Spanyol di Florida dipelajari oleh Batsche, Hernandez, dan
Montenegro (1999). Jenis terakhir dari desain cross-sectional adalah penilaian
skala besar terhadap siswa atau guru, seperti studi di seluruh negara bagian
atau survei nasional yang melibatkan ribuan peserta.
8
tren adalah desain survei longitudinal yang melibatkan identifikasi populasi
dan pemeriksaan perubahan dalam populasi tersebut dari waktu ke waktu.
Cohort
Studi kohort adalah desain survei longitudinal di mana seorang peneliti
mengidentifikasi subpopulasi berdasarkan beberapa karakteristik tertentu dan
kemudian mempelajari subpopulasi itu dari waktu ke waktu. Semua anggota
kohort harus memiliki karakteristik yang sama, seperti berusia 18 tahun pada
tahun 2001. Jika usia adalah karakteristik, maka peneliti mempelajari
kelompok sebagai kelompok usia. Misalnya, sebuah kelompok kohort yang
terdiri dari anak-anak berusia 18 tahun dipelajari pada tahun 2001. Lima
tahun kemudian (pada tahun 2006), sekelompok anak-anak berusia 23 tahun
dipelajari. (Mereka mungkin atau mungkin bukan individu yang sama yang
diteliti pada tahun 2001.) Lima tahun setelah itu (pada tahun 2011),
sekelompok anak berusia 28 tahun dipelajari. Sementara individu yang
dipelajari setiap kali mungkin berbeda, mereka harus berusia 18 tahun pada
tahun 2001 untuk memenuhi syarat sebagai perwakilan kelompok kohort.
Panel Studies
Tipe ketiga dari desain survei longitudinal adalah desain studi panel.
Berbeda dari tren dan studi kohort, studi panel adalah desain survei
longitudinal di mana peneliti memeriksa orang yang sama dari waktu ke
waktu. Para senior sekolah menengah yang belajar pada tahun 1998 akan
sama dengan orang yang belajar pada tahun 2000, 1 tahun setelah lulus, dan
berlanjut pada tahun 2002, 2 tahun setelah lulus. Salah satu kelemahan dari
desain panel adalah bahwa individu mungkin sulit untuk ditemukan, terutama
2 tahun setelah lulus dari sekolah menengah. Keuntungan dari jenis penelitian
ini, bagaimanapun, adalah bahwa individu yang dipelajari akan sama setiap
saat, memungkinkan peneliti untuk menentukan perubahan aktual pada
individu tertentu. Karena itu, studi panel adalah yang paling ketat dari tiga
desain longitudinal.
Desain survei longitudinal dan cross-sectional, mempunyai karakteristik
utama yang akan membantu merancang penelitian survei yaitu :
1. Sampling dari populasi
9
2. Mengumpulkan data melalui kuesioner atau wawancara
3. Merancang instrumen untuk pengumpulan data
4. Memperoleh tingkat respons yang tinggi (Creswell, 2008)
10
2. Memerlukan biaya yang lebih besar dari penelitian lain
3. Adanya kemungkinan yang tidak terduga, seperti subjek
mengundurkan diri ditenagh penelitian, subjek meninggal dunia, dan
sebagainya yang menyebabkan data kurang lengkap.
11
d) Stratified Sampling
Suatu populasi bisa saja terdiri dari unit yang mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda atau heterogen, maka teknik pengambilan sampel yang tepat
digunakan adalah stratified sampling. Hal ini dilakukan dengan cara
mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian
menemukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut.
Penentuan straia ini dapat didasarkan bermacam-macam, misalnya jenis
kelamin, tingkatan sosial ekonomi pasien, tingkat keparahan penyakit, umur
penderita, dan lain sebagainya. Setelah ditentukan stratanya barulah dari
masing-masing strata ini diambil sampel yang mewakili strata tersebut secara
random atau acak. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan stratified, mula-
mula menetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang
didasarkan pada karakteristik umum dari anggota-anggota populasi yang
berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama,
dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masyarakat masing-masing
strata diambil sampel yang mewakilinya. Misalnya terdapat populasi yang
terdiri dari 50 laki-laki dan 50 perempuan, sedangkan peneliti membutuhkan
sampel sebanyak 25 laki-laki dan 25 perempuan, maka secara acak peneliti
menentukan sampel laki-laki dan perempuan secara terpisah.
e) Convenience Sampling
Teknik sampling ini memilih sampel yang aksesibilitasnya kepada peneliti
cukup dekat, sehingga teknik ini cukup subjektif. Peneliti hanya akan
mengajukan pertanyaan survei kepada orang-orang terdekatnya seperti teman,
kerabat, keluarga, atau kolega.
f) Cluster Sampling
Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit individu, tetapi terdiri dari
kelompok atau gugusan. Gugusan atau kelompok yang diambil sebagai
sampel ini terdiri dari unit geografis (desa, kecamatan, kabupaten, dan
sebagainya), unit organisasi, misalnya klinik, PKK, LKMD, dan sebagainya.
Pengambilan sampel secara gugus, peneliti tidak mendaftar semua anggota
atau unit yang ada di dalam populasi, melainkan cukup mendaftar banyaknya
kelompok atau gugus yang ada di dalam populasi itu. Kemudian mengambil
12
sampel berdasarkan gugus-gugus tersebut. Misalnya penelitian tentang
kesinambungan imunisasi anak balita di Kecamatan X yang terdiri dari 15
desa atau kelurahan, dengan sampel sebesar 20%. Pengambilan sampel secara
gugus adalah dengan mengambil 3 kelurahan dari 15 kelurahan yang ada di
Kecamatan X tersebut secara random. Kemudian semua anak balita yang
bedomisili di tiga kelurahan yang terkena sampel tersebut itulah yang diteliti.
g) Multi-Stage Sampling
Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan tigkat wilayah
secara bertahap. Hal ini memungkinkan untuk diaksanakan bila populasi
terdiri dari bermacam-macam tingkat wilayah. Pelaksanaannya dengan
membagi wilayah ke populasi dalam sub-sub wilayah, dan tiap sub wilayah
dibagi ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, dan seterusnya. Kemudian
menetapkan sebagian dari wilayah populasi (sub wilayah) sebagai sampel.
Dari sub wilayah yang menjadi sampel ditetapkan pula bagian-bagian dari
sub wilayah sebagai sampel, dan dari bagian-bagian kecil tersebut ditetapkan
unit-unit yang terkecil diambil sampel-sampel. Misalnya pelaksanaan suatu
penelitian di suatu wilayah kabupaten. Mula-mula diambil beberapa
kecamatan sebagai sampel dari kecamatan-kecamatan yang terkena sampel
ini diambil eberapa kelurahan sebagai sampel, selanjutnya dari kelurah-
kelurahan sampel ini diambil beberapa RW sebagai sampel, dan dari
beberapa sampel diambil lagi beberapa RT sebagai sampel, dan akhirnya dari
RT-RT yang terkena sampel tersebut diambil beberapa atau seluruh unit
sebagai sampel. Oleh sebab itu, pengambilan sampel semacam ini sering
disebut area sampling atau pengambilan sampel menurut wilayah.
h) Probability Proportional Size (PPS) Sampling
Sampling with Probability Proportional to Size (PPS) adalah suatu prosedur
penarikan sampel dimana peluang terpilihnya suatu unit sampel sebanding
dengan ukuran. Ukuran yang dimaksud adalah informasi tambahan (auxiliary
information) yang dipertimbangkan sebagai dasar penarikan sampel dan
memiliki korelasi yang erat dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
13
C. Analisis Data dalam Penelitian Survei
1. Metode Pengumpulan Data
(Creswell,2008)
Data merupakan hal utama yang akan diproses dan dianalisis dalam penelitian
survei. Terdapat bermacam-macam teknik pengumpulan data diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Mail Quitionnair
Mail kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data yang
cukup praktis karena peneliti hanya perlu mengirimkan kuesioner kepada
responden melalui email. Peneliti tentunya harus memilih responden yang
mampu mengoperasikan internet dengan cangkupan jaringan yang cukup
luas. Kelebihan dari teknik ini adalah cepat dan nyaman; mengurangi
kemungkinan interviewer bias; baik untuk menangani topik-topik
pribadi/sensitif. Adapun kekurangannya adalah kuesioner harus benar-benar
jelas; response bias (representativitas sampel terancam karena ga semua
responden menyelesaikan survei, sebagian besar disebabkan response rate
rendah).
b. Internet / Electronic Quetionnair
Di zaman yang serba digital ini hampir setiap orang mampu mengakses
internet. Kini survei semakin populer melalui media internet. Biasanya
kuesioner berbentuk link form yang mampu diakses oleh siapa saja. Adapun
instrumen survei online yang penah penulis temukan adalah seperti google
forms, typeform.com, monkey survey, Client Heartbeat, Zoho Survey, Suvey
Gizmo, dan Survey Planet. Kelebihan dari internet interviews yaitu murah
dan efisien untuk mendapatkan respons survei dari sampel-sampel yang
sangat besar, secara potensial sangat beragam, dan under-represented; hemat
waktu, tenaga, dan sumber daya alam; membuka berbagai kemungkinan
14
penelitian lingkungan budaya, namun memiliki kekurangan yaitu sample,
response (response rate internet interview lebih rendah dari telepon [Kraun et
al., 2004; Skitka & Sargis, 2005]), dan selection bias; tidak ada cara untuk
menghasilkan random sampling (Kraut et al., 2004); kontrol peneliti kurang.
c. Personal/Individual Interviews
Wawancara pribadi merupakan teknik yang melibatkan peneliti secara
langsung terjun ke lapangan. Peneliti melakukan wawancara secara langsung
menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan
dari teknik wawancara pribadi adalah kontrol peneliti lebih besar. Sedangkan
kekurangannya kemungkinan response rate rendah; interviewer bias; mahal;
butuh waktu banyak.
d. Telephone Interviews
Wawancara melalui telepon memungkinkan peneliti untuk mendapatkan
respon secara langsung dalam waktu yang cepat karena wawancara dilakukan
secara langsung melalui telepon. Tentunya peneliti harus mempertimbangkan
soal biaya tagihan telepon. Kelebihan dari teknik ini adalah lebih murah,
cepat, dan memberi akses lebih luas dan baik dari personal interview. Adapun
kekurangannya adalah kerangka sampling responden-responden potensial
terbatas; kemungkinan response rate rendah.
e. Focus Groups
Discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah
satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara.
FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah
tertentu, dalam suasana informal dan santai. Kelebihannya membuat orang
berbicara tentang sikap dan persepsi mereka; informasi mendalam; dapat
menggunakan sumber yang berbeda-beda; baik untuk riset kualitatif.
Kekurangannya tidak efisien; sampel sedikit; harus memiliki moderator yang
baik; sulit dilakukan untuk topik sensitif.
15
pengumpul data. Adapun yang menjadi instrumen penelitian survei dapat
dilihat pada bagan dibawah ini.
open-ended
and close-
ended
forced-
choice
kuesioner
yes-no
pilihan
ganda
alat survei Likert-Type
skala
Scale
aptitude
test
achievemen
alat tes
t test
personality
a. Kuesioner
b. Mengonstruksikan Kuesioner
1) Melibatkan pengambilan keputusan tentang informasi apa yang mestinya
dicari dan tipe kuesioner, menulis draf kuosioner, mempreteskan
kuesioner, dan menyimpulkan dan menetapkan prosedur penggunaannya.
2) Susunan kata harus jelas, spesifik, dengan penggunaan kata yang
sederhana, langsung, dan umum.
3) Urutan-urutan pertanyaan harus dipertimbangkan secara serius karena
dapat mempengaruhi jawaban responden.
c. Langkah-Langkah Mempersiapkan Kuesioner
1) Tetapkan informasi apa yang seharusnya dicari
16
2) Tetapkan tipe kuesioner yang seharusnya digunakan
3) Tulis draf pertama kuesioner itu
4) Periksa ulang dan revisi
5) Lakukan pretest
6) Edit kuesionernya dan tetapkan prosedur penggunaannya
d. Jenis Kuesioner
1) Open-ended Question
Open ended question adalah sebuah pertanyaan yang memiliki lebih dari
astu jawaban yang benar dan memiliki lebih dari satu strategi untuk
mendapatkan jawaban.
2) Close-ended Question
3) Forced Choice
4) Yes-No Question
17
5) Pilihan Berganda
e. Skala
Penggunaan skala dalam angket memungkinkan jawaban-jawaban dari
subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept masing-
masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab pertanyaan.
f. Alat Tes
Penggunaan alat tes yang berupa pertanyaan yang diajukan sudah
memiliki standarisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang
digunakan sebagai alat tes. Alat tes seperti aptitude test, achievement test,
dan personality test bentuk pertanyaannya mirip dengan tes potensi
akademik. Tujuan dari diadakannya tes semacam ini adalah untuk
penelitian survei yang berkaitan dengan personalitas.
3. Rancangan Penelitian
18
Prosedur Penelitian Penyebaran kuesioner penelitian kepada mahasiswa
program studi Pendidikan kimia
Teknik Kuesioner (Yes-No Question dan Open-ended
pengumpulan data Question )
Instrumen Angket kuesioner
penelitian
Teknik analisis data Scoring
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Menurut Gay et.al.,(2012) Penelitian survei merupakan metode
penelitian yang melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau
untuk menjawab pertanyaan tentang pendapat orang tentang beberapa topik
atau masalah. Survei adalah instrumen untuk mengumpulkan data yang
menggambarkan satu atau lebih karakteristik kelompok tertentu. Penelitian
survei dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang keyakinan,
sikap, perilaku, dan komposisi demografis suatu kelompok. Data survei
dikumpulkan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada anggota
populasi, yang dapat diberikan dalam kuesioner.
Terdapat beberapa karakteristik ilmiah penelitian survei yaitu logis,
deterministik, general, parsimonious, dan spesifik. Penelitian survei
diklasifikasikan mempunyai dua tujuan, pertama bertujuan untuk memberikan
gambaran/penjelasan tentang sesuatu dan kedua bertujuan untuk melakukan
analisis.
Ada dua tipe dasar survei penelitian: cross sectional dan longitudinal.
Desain cross-sectional untuk mengumpulkan data tentang sikap, pendapat,
atau keyakinan saat ini. Desain longitudinal digunakan untuk mempelajari
individu dari waktu ke waktu.
Secara spesifik terdapat beberapa teknik sampling yang biasa
digunakan dalam penelitian survei diantaranya adalah simple random sample,
random sample, systematic sample, stratified sampling, convenience
sampling, cluster sampling, multi-stage sampling, dan probability
proportional size (PPS) sampling. Metode pengumpulan data Mail
Quitionnair, Electronic Quitionnair, personal interviews, telephone
interviews, focus group dengan instrumen penelitian survei berbentuk
kuesioner, skala, alat tes.
20
B. SARAN
Peneliti yang akan melakukan penelitian survei alangkah lebih baiknya
memperhatikan berbagai hal terkait desain penelitian, sampling design, dan
instrumen yang digunakan karena ketiga hal tersebut adalah hal yang pokok
dalam melakukan penelitian survei. Peneliti juga harus memiliki kompetisi
yang cukup mumpuni dalam melakukan analisis data maupun dalam
melakukan wawancara. Peneliti tentunya harus memiliki strategi agar bisa
meningkatkan respon dan menghindari data yang bias.
21
DAFTAR PUSTAKA
Zikmud, W. G. 1997. Business Research Methods. Fifth Edition. New York: The
Dryden Press Harcourt Brace Collage Publeshers
22