Kel10 Gizi
Kel10 Gizi
Kel10 Gizi
Oleh :
KELOMPOK 10
DEA LAILANI GIOPANI (11194862111349)
DHEA PUTRI ARUM N (11194862111350)
IMA NOORHAYATI (11194862111351)
Dosen Pengampu :
Novita Dewi Iswandari., SSiT.,M.Kes
Syukur Allhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi dengan judul
“Kebutuhan Gizi Pada Usia Lanjut”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, sarah dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.
COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1. Latar Belakang....................................................................................................
2. Rumusan Masalah...............................................................................................
3. Tujuan.................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................
A. Kebutuhan Gizi Pada Usia Lanjut.......................................................................
B. Penentuan Status Gizi Pada Usia Lanjut.............................................................
C. Masalah Gizi Pada Usia Lanjut...........................................................................
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Usia Lanjut........................
E. Peran Zat Gizi Selama Orang Usia Lanjut..........................................................
F. Prinsip Gizi Seimbang Pada Orang Usia Lanjut
G. Menu Yang Sehat Untuk Orang Usia Lanjut......................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
1. Kesimpulan.........................................................................................................
2. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Lansia merupakan golongan yang mempunyai karakteristik
berusia lebih dari 60 tahun (pasal 1 ayat 2 UU No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan).
Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat
mencapai usia lanjut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan memerlukan tindakan
perawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif atau perventif, agar ia dapat menikmati
masa usia
emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
Proporsi penduduk lansia di Indonesia sejak tahuan 1980 sampai 2010 dan proyeksi
tahuan 2020. Sejak tahun 2020, persentase penduduk lansia melebihi 7% yang berarti
Indonesia mulai masuk kedalam kelompok Negara berstruktur tua (ageing population).
Adanya struktur ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya rata-rata
usia harapan hidup (UHH). Tingginya UHH merupakan salah satu indicator keberhasilan
pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan.
Permasalahan psikologis yang dialami lansia di panti dan merupakan bagian dari
komponen yang menentukan kualitas hidup seseorang dan berhubungan dengan
dukungan keluarga. Interaksi sosial atau dukungan social dalam keluarga dapat berjalan
dengan baik apabila keluarga menjalankan fungsi keluarga dengan baik, terutama dalam
fungsi pokok kemitraan (partnership), kasih sayang (affection), dan kebersamaan
(resolve).
Perubahan gizi pada lanjut usia merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain perubahan pola makan, faktor
ekonomi keluarga, dan perubahan fisik yang dialami oleh lansia itu sendiri. Penuaan yang
terjadipun menyebabkan keterbatasan lansia untuk mencerna makanan,oleh karena itu
kita harus memperhatikan cara pengolahan makanan untuk lansia. Pola makan sehat pada
lansia sangat menunjang kesehatannya. Pola makan yang tidak baik dapat menimbulkan
penyakit degeneratife. Hal ini disebabkan pemilihan jenis makanan yang kurang
tepat, jumlah yang tidak proporsional, dan ada bahan makanan yang berbahaya bagi
tubuh yang terdapat dalam makanan.
Lansia termasuk dalam kelompok rentan gizi, konsumsi nutrisi yang baik sebaiknya
tidak hanya dilakukan pada saat masa tua agar tidak menimbulakan beberapa penyakit
degeneratifh. Pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu
dalam proses beradaptasi atau penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga
dapat memperpanjang usia. Semua proses pertumbuhan memerlukan zat gizi yang
terkandung dalam makanan. Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para lansia.
Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berusia 50 tahun,
namun nafsu makan mereka cenderung terus menurun, karena itu harus terus diupayakan
konsumsi makanan penuh gizi. Kondisi kesehatan pada tahap lansia sangat ditentukan
oleh kualitas dan kuantitas asupan gizi. Gizi yang baik akan berperan dalam upaya
penurunan prosentase timbulnya penyakit dan angka kematian lansia. Konsumsi energy
dan zat gizi yang tidak sesuai dengan anjuran akan menimbulkan masalah gizi ganda
pada lansia yang berdampak pada status kesehatan lansia. Lanisa merupakan salah satu
kelompok yang rawan menderita kekurangan gizi dan
kelebihan gizi. Kekurangan gizi disebabkan oleh penurunan selera makan, penurunan
pada indra perasa. Sedangkan kelebihan gizi disbabkan oleh perubahan gaya hidup.
Bentuk penyajian makanan pada lansia dapat disesuaikan dengan kondisi fisik dan
psikisnya misalnya makanan dalam bentuk makanan biasa, makanan lunak, makanan
cincang, makanan saring, dan makanan cair.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Kebutuhan Gizi Pada Usia Lanjut?
2. Bagaimana Penentuan Status Gizi Pada Usia Lanjut?
3. Apa Saja Masalah Gizi Pada Usia Lanjut?
4. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Usia Lanjut?
5. Bagaimana Peran Zat Gizi Selama Orang Usia Lanjut?
6. Bagaimana Prinsip Gizi Seimbang Pada Orang Usia Lanjut?
7. Apa Saja Menu Yang Sehat Untuk Orang Usia Lanjut?
C. Tujuan
1. Mahasiswa Mengetahui Apa Saja Kebutuhan Gizi Pada Usia Lanjut
2. Mahasiswa Mengetahui Bagaimana Penentuan Status Gizi Pada Usia Lanjut
3. Mahasiswa Mengetahui Apa Saja Masalah Gizi Pada Usia Lanjut
4. Mahasiswa Mengetahui Apa Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Usia
Lanjut
5. Mahasiswa Mengetahui Bagaimana Peran Zat Gizi Selama Orang Usia Lanjut
6. Mahasiswa Mengetahui Bagaimana Prinsip Gizi Seimbang Pada Orang Usia Lanjut
7. Mahasiswa Mengetahui Apa Saja Menu Yang Sehat Untuk Orang Usia Lanjut
BAB II
TINJAUAN TEORI
6. Makanan sehat
Makanan sehat adalah makanan yang didalamnya terkandung zat-zat gizi. Zat-zat gizi
itu adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral yang sangat banyak manfaatnya. Kebutuhan gizi pada lanjut usia perlu
mendapat perhatian. Berikut syarat dalam penyusunan menu lansia :
a. Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beranekaragam bahan makanan yang terdiri
dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari Hidrat
Arang yang bersumber dari karbohidrat kompleks.
c. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yang 20-25% dari total kalori.
d. Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya 10-15% dari total kalori.
e. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar yang bersumber pada buah,
sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah yang bertahap.
f. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, ikan.
g. Makanan mengandung zat besi (Fe) dalam jumlah besar, seperti kacangkacangan,
hati,daging, bayam atau sayuran hijau.
h. Membatasi penggunaan garam. Perhatikan label makanan yang mengandung garam,
seperti adanya monosodium glutamat, sodium bikarbonat, sodium citrat.
i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan
mudah dicerna.
j. Hindari bahan makanan yang mengandung alkohol dalam jumlah besar.
k. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah, seperti bahan makanan lembek.
l. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya
diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang
kecil.
m. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus,atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
3. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi dan demam dapat menyebabkan merosotnya nafsu makanatau
menimbulkan kesulitan menelan dan pencernaan makanan, parasit dalam usus, seperti
cacing gelang dan parasit cacing pita, bersaing dalam tubuh untuk memperoleh makanan
sehingga menghalangi penyerapan zat gizi, keadaan ini membuat terjadinya kurang gizi.
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan status gizi lansia, antara lain:
a. Perubahan sisiologia
Penurunan fungsi fisiologis pada lansia merupakan hal yang terjadi secara alami seiring
dengan pertambahan usia. Penurunan ini meliputi perubahan kemampuan lansia dalam
merespon rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Perubahan fungsi anatomi dan
fisiologis sistem panca indera dan system pencernaan memiliki hubungan erat dengan
penurunan status gizi. Perubahan tersebut menyebabkan lansia tidak menikmati makanan
dengan baik. Selain perubahan fisiologis, penggunaan gigi palsu yang tidak tepat akan
memberikan rasa sakit dan kurang nyaman ketika mengunyah. Hal-hal inilah yang dapat
menyebabkan asupan nutrisi berkurang sehingga berakibat pada penurunan status gizi lansia.
b. Status ekonomi
Masa pensiun yang dialami lansia akan berdampak salah satunya pada keadaan
keuangan keluarga. Kondisi keuangan keluarga yang menurun secara tidak langsung
berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas asupan zat gizi. Apabila hal ini
berlangsung dalam waktu lama dapat mengakibatkan lansia mengalami gizi kurang.
c. Psikologis
Demensia atau orang awam menyebutnya “pikun” diderita sebagian kecil
lansia di atas 65 tahun dan semakin meningkat sekitar 20% pada usia 80 tahun. Manifestasi
“pikun” diantaranya disorientasi, kecemasan dan kegelisahan. Manifestasi tersebut dapat
menurunkan asupan makanan dan perubahan aktivitas fisik sehingga bila berlangsung dalam
jangka waktu lama akan menyebabkan penurunan status gizi.
d. Status kesehatan
Status kesehatan dan status gizi saling berhubungan erat satu sama lain. Meningkatnya
penyakit infeksi, penyakit degeneratif dan non degeneratif serta masalah kesehatan gigi-
mulut merupakan bagian dari status kesehatan yang berperan dalam perubahan status gizi.
Kondisi tersebut dapat mengubah cara makan sehingga mempersulit asupan nutrisi. Efek
samping mengonsumsi obatobatan sistemik mengakibatkan lansia mengalami penurunan
selera makan, mulut kering, perubahan pada indera pengecap, mual dan muntah. Apabila
berlangsung lama dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi yang pada akhirnya
menyebabkan lansia kekurangan gizi.
A. KESIMPULAN
Lansia termasuk dalam kelompok rentan gizi, konsumsi nutrisi yang baik sebaiknya
tidak hanya dilakukan pada saat masa tua agar tidak menimbulakan beberapa
penyakit degeneratifh. Pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik
dapat membantu dalam proses beradaptasi atau penyesuaian diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-
sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Semua proses pertumbuhan
memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan. Kecukupan makanan sehat
sangat penting bagi para lansia. Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya
sama dengan saat berusia 50 tahun, namun nafsu makan mereka cenderung terus
menurun, karena itu harus terus diupayakan konsumsi makanan penuh gizi.
B. PENUTUP
Patut diingat bahwa keperluan energi lansia sudah menurun, jadi jangan disediakan
seperti masih belum berlanjut usia. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai
menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau
penyakit gizi yang berhubungan dengan konsisi obesitas. Frekuensi penyakit
diabetes militus, cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. (2014). Peranan gizi dalam siklus kehidupan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Christy, Johanna dan Lamtiur Junita Bancin. (2020). Status Gizi Lansia. Yogyakarta :
Deepublish
Hatta, H., Pakaya, R., & Laiya, M. (2018). Analisis Hubungan Status Gizi Lansia Di Puskesmas
Limboto Barat. Gorontalo Journal of Public Health, 1(1), 24–31.
Heriyandi dkk. (2018). Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Diet Hipertensi Lansia Di Aceh
Selatan. Jurnal Ilmu Keperawatan, 6(1).
Ismawanti dkk. ( 2021). Demonstrasi Pengenalan Variasi Menu Diet Diabetes Militus Bagi
Penderita Diabetes Militus Tipe 2. Martabe:Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1),56-62.
Yuliani, F. & Mail, E. (2019). Menu Sehat Untuk Lansia Di Dusun Tambak Rejo Kecamatan
Mojoanyar. Proseding Seminar Naional,62-67.
Kasus gizi keluarga berencana untuk kelompok 10
1. Nyonya Sita berumur 70 tahun, hidup di rumahnya ditemani dengan seorang pembantu.
Sejak usia muda ia dikenal sebagai wanita yang ceria, mandiri, dan kuat. Beliau berhasil
menyekolahkan ke tiga anaknya menjadi orang yang sukses. Namun, semua anaknya
tidak ada yang tinggal bersamanya karena bekerja di luar kota. Menurut pengakuan
pembantunya, Ny. Sita tidak banyak bicara, terutama dalam 10 tahun terakhir, yaitu
sejak anak bungsunya memilih untuk pergi dan tinggal di Jakarta karena urusan bisnis.
Nyonya Sita juga tidak banyak bekerja di rumah untuk bersih-bersih sejak ia terjatuh
dari kursi saat membersihkan lemarinya. Namun, Ny. Sita masih dapat mandi sendiri
walaupun kadang ia tidak dapat menahan buang air kecilnya hingga ke kamar mandi. Ia
masih bisa makan secara mandiri, walaupun hanya sekali sehari sehingga badannya
tampak semakin kurus. Ny. Sita mengalami demam sejak tiga hari yang lalu, sering
mengoceh sendiri dan bicara tidak nyambung ke pembantunya. Pembantunya khawatir,
lalu membawa Ny. Sita untuk berobat ke rumah sakit. Dalam satu bulan terakhir ini,
Ny. Sita hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur, yaitu setelah beliau terjatuh lagi di
kamar mandi sehingga tidak bisa berjalan. Nyonya Sita hanya makan sedikit sekali. ia
sesekali batuk, tapi tampaknya sulit untuk mengeluarkan dahak. Ketika diperiksa oleh
dokter, ternyata Ny. Sita juga mengalami hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, dan
hiperurisemia. Dokter pun memberikan antibiotika dan obat mukolitik sebagai terapi
awal, kepada pasien setelah mempertimbangkan banyak hal yang dialami oleh Ny. Sita.
Namun, setelah dua minggu rawatan, Ny. Sita tampak semakin lemah dan kemudian di
bawa ke rumah sakit karena sepsis yang dialaminya. Dari pemeriksaan Nyoya sita
dokter meminta untuk ada kolaborasi dengan ahli gizi terkait kondisi nyonya sita. Agar
cukup nutrisi selama nyonya sita di Rawat di rumah sakit, bisa di perhatikan sehingga
tidak memperparah kondisi nyonya sita
Pembahasan :
a. Ny. Sita dianjurkan untuk melakukan diet hipertensi
Pelaksanaan diet yang teratur dapat menormalkan hipertensi, yaitu dengan
mengurangi makanan tinggi garam, dan makanan berlemak, mengkonsumsi
makanan yang tinggi serat, perbanyak asupan kalium, penuhi kebutuhan
magnesium, lengkapi kebutuhan kalsium, dan melakukan aktifitas olahraga. Prinsip
diet pada penderita hipertensi adalah makanan harus beraneka ragam dan jenis
komposisi makanan disesuaikan dengan konsisi penderita.
b. Ny. Sita dianjurkan untuk melakukan diet rendah gula
Diet diabetes adalah bukan mengurangi makanan manis, tetapi mengatur pola
makan agar sesuai dengan kebutuhan kalori dan menghindari makanan dengan
indeks glukosa yang tinggi. Pengetahuan keluarga mengenai cara mengatur dan
Menyusun menu DM, aktifitas fisik yang masih rendah, dan keluarga hanya
mengetahui cara merawat DM dengan minum obat. Oleh karena itu diperlukan
intervensi dengan demonstrasi pengenalan variasi menu diet diabetes militus bagi
penderita DM.
c. Memberitahu kepada Ny. Sita dan keluarga tentang Zat Gizi Kurang yaitu,
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
Kurang energy kronik (KEK)
Kurang atau hilangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada lanjut usia, dapat
menyebabkan penurunan berat badan. Pada lanjut usia kulit dan jaringan ikat mulai
keriput, sehingga makin kelihatan kurus. Disamping kekurangan zat gizi makro,
sering juga disertai kekurangan zat gizi mikro. Beberapa penyebab KEK pada lanjut
usia :
1) Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuman
2) Gigi-geligi yang tanggal, sehingga mengganggu proses mengunyah makanan
3) Faktor stress/depresi, kesepian, penyakit kronik, efek samping obat, meokok dll
2. Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke puskesmas di antar oleh keluarga ingin
berkonsultasi. Dari hasil pengkajian yang di dapatkan perempuan memiliki riwayat
diabetes sejak 3 tahun yang lalu dan akhir2 ini sedangkan mengalami gejala
perimenopause yang sangat menganggu aktifitas ibu tersebut.Hasil pemeriksaan : TD :
150/90, N : 85 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,5 0C . Karena dari hasil pengkajian
tersebut pasien ingin berkonsultasi tentang kebutuhan gizi dengan penyakit dan gejala
yang sedang di alami pasien?
Pembahasan :
a. Menjelaskan tentang kebutuhan gizi yaitu,
1) Kalori
2) Protein
3) Lemak
4) Karbohidrat dan serat makanan
5) Vitamin dan mineral
6) air
b. Menjelaskan tentang Diet diabetes
Diet diabetes adalah bukan mengurangi makanan manis, tetapi mengatur pola
makan agar sesuai dengan kebutuhan kalori dan menghindari makanan dengan
indeks glukosa yang tinggi. Pengetahuan keluarga mengenai cara mengatur dan
Menyusun menu DM, aktifitas fisik yang masih rendah, dan keluarga hanya
mengetahui cara merawat DM dengan minum obat. Oleh karena itu diperlukan
intervensi dengan demonstrasi pengenalan variasi menu diet diabetes militus bagi
penderita DM.