Mini Project ANC
Mini Project ANC
Mini Project ANC
PENDAHULUAN
1
mendefinisikan maternal mortality ratio/AKI sebagai angka kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2004; BPS, 2012).
Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi
saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan
mayoritas kasus kematian ibu – sekitar 75% dari total kasus kematian ibu – adalah
pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan,
dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2014). Untuk kasus Indonesia sendiri,
berdasarkan data dari Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014) penyebab
utama kematian ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada tahun
2013) dan hipertensi (27.1% pada tahun 2013). Hal ini sangat ironis, mengingat
berbagai penyebab kematian ibu di atas sebenarnya dapat dicegah, jika sang ibu
mendapatkan perawatan medis yang tepat dan melakukan pemeriksaan antenatal
care rutin dengan tujuan dapat mendeteksi dan menangani kasus ibu dengan
risiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman,
serta pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat
diperlukan. Bila kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui
pemeriksaan antenatal yang teratur dan pertolongan yang besih dan aman,
maka dalam Indonesia sehat 2020 ditargetkan adanya penurunan AKI dan
AKB, dengan demikian perawatan antenatal sangat penting dalam
menurunkan AKI dan AKB serta mengontrol dan mendeteksi kehamilan
risiko tinggi lebih dini (Jalilah, 2018). Jumlah kematian ibu di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2017 sebanyak 696 orang dengan 46,9% persentase AKI yang
dilaporkan di Kota Depok penyebab kematian terbanyak akibat Pre Eklampsi
Berat dan Perdarahan Post Partum. (Seksi Kesga dan Gizi Dinkes, 2016).
Berdasarkan dari data bulan Juli tahun 2020 di Kecamatan Sawangan terdapat 696
ibu dengan risiko tinggi dalam kehamilan dari total 3.478 ibu hamil, lalu terdapat
beberapa data yang berhubungan dengan ANC yaitu Persentase Ibu Hamil
mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet dengan target 98% dan
capaian 63,9%. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapat
Makanan Tambahan dilihat dari pengukuran LILA < 23,5 cm dengan target 95%
2
dan capaian 65,7%. Persentase ibu hamil anemia dengan target 28% dan capaian
1,4%. Cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT2+ dengan target 95% dan
capaian 80,2%. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengetahuan, sikap dan prilaku masyarakat
tentang pentingnya perawatan antenatal care, terutama pada ibu hamil di
Puskesmas Sawangan.
Tujuan khusus :
Diketahuinya pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap
pentingnya perawatan antenatal di Puskesmas Sawangan tahun 2020
3
2. Bagi Puskesmas Sawangan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
data dasar dalam pengadaan penyuluhan di Puskesmas Sawangan
dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
3. Bagi, Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang perawatan antenatal
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1.3 Kerangka konsep pelayanan antenatal komprehensif dan terpadu
6
kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan
janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan
untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil
kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo
Pelvic Disproportion).
8
8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu
golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis/epidemi (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium
khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan
laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon
pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi
kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar Hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak
selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadarhemoglobin
darah ibu hamil pada trimester kedua dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
9
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga.
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah
Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non
endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil
yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan tes HIVkepada semua ibu
hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat
pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan. Di daerah epidemi HIV
rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu
hamil dengan IMS dan TB secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium
rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan Teknik
penawaran ini disebut Provider Initiated Testing and Councelling (PITC)atau
Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling (TIPK).
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila
diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas
rujukan. Mengingat kasus perdarahan dan preeklamsi/eklamsi merupakan
penyebab utama kematian ibu, maka diperlukan pemeriksaan dengan
menggunakan alat deteksi risiko ibu hamil oleh bidan termasuk bidan desa
meliputi alat pemeriksaan laboratorium rutin (golongan darah, Hb), alat
pemeriksaan laboratorium khusus (gluko-protein urin), dan tes hamil.
10
9. Tatalaksana Kasus
10. Temu Wicara (Konseling)
Setelah wanita hamil yang akan diperiksa terlentang, dilihat apakah uterus
berkontraksi atau tidak. Jika berkontraksi harus ditunggu dulu. Dinding perut
juga harus lemas, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti.
Untuk ini tungkai dapat ditekuk pada pangkal paha dan lutut. Suhu
tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan wanita tersebut, dengan
maksud supaya dinding perut wanita tersebut tidak tiba-tiba menjadi
kontraksi. Cara pemeriksaan menurut Leopold dibagi dalam 4 tahap. Pada
pemeriksaan menurut Leopold I, II, dan III, pemeriksa menghadap ke
arah muka wanita yang diperiksa. Pada pemeriksaan menurut Leopold
IV pemeriksa menghadap ke arah kaki wanita tersebut
(Wiknjosastro, 2006).
15
selain menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga
dapat menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu
atas panggul. Bila belum masuk, teraba balotemen kepala. Dari letak
janin ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu,
disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap defleksi bunyi jantung janin
terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada. Dengan
pemeriksaan singkat di atas dapat diketahui : (1) Tinggi fundus uteri,
(2) Letak janin, (3) Apakah bagian terbawah janin sudah masuk kedalam
pintu atas panggul, (4) Letak punggung janin, (5) Bunyi jantung janin.
Pada pemeriksaan tersebut diatas mungkin terdapat keganjilan, misalnya
terdapat penonjolan kepala diatas simfisis. Mungkin pula terdapat
kepala janin lain (pada gemelli). Tonjolan tersebut diatas dapat diperiksa
dengan meletakkan tangan sejajar dengan simfisis. Pemakaian USG dalam
hal tersebut diatas dapat dipikirkan dan dapat dipercaya bila dalam
tangan seorang yang telah berpengalaman. Pemeriksaan obstetrik
selanjutnya meliputi besarnya uterus dan perhatikan apakah sesuai dengan
tuanya kehamilan (Wiknjosastro, 2006).
Palpasi
Gambar 2.1.6
Pemeriksaan
kehamilan
16
2.1.7 Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan ANC
1. Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan
puskesmas, bidan desa, dan bidan praktek swasta), dan
perawat yang sudah dilatih pemeriksaan kehamilan.
2. Tempat pelaksanaan ANC
a. Pos pelayanan terpadu (Posyandu)
b. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
c. Puskesmas pembantu
d. Puskesmas
e. Rumah sakit pemerintah atau swasta
f. Dokter atau Bidan praktek swasta
g. Rumah bersalin
h. Rumah penduduk (pada kunjungan rumah/ kegiatan
puskesmas)
17
maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Inilah yang
disebut potensi untuk menindaki
18
atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
3.3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah cross sectional, yaitu
pengukuran variabel yang dilakukan pada satu waktu.
Pengetahuan
Adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden terkait
dengan sehat dan sakit atau kesehatan. Misal: tentang penyakit
(penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan
kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga berencana, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010).
1) Pengetahuan baik
2) Pengetahuan cukup
3) Pengetahuan kurang
Sikap
Adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau
responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat sakit dan
faktor yang terkait dengan risiko kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Di dalam kuesioner untuk mengetahui tingkat sikap responden,
terdiri dari 10 pertanyaan. Jawaban benar nilainya 10, kurang benar 5,
dan jawaban tidak tahu nilainya 1 (Arikunto, 2006). Responden dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu :
21
1) Sikap baik
2) Sikap cukup
3) Sikap kurang
Perilaku (tindakan)
Adalah hal apa yang dilakukan oleh responden terhadap terkait
dengan kesehatan (pencegahan penyakit), cara peningkatan kesehatan, cara
memperoleh pengobatan yang tepat, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Di dalam kuesioner untuk mengetahui tingkat perilaku responden,
terdiri dari 10 pertanyaan. Jawaban benar nilainya 10, kurang benar 5, dan
jawaban tidak tahu nilainya 1 (Arikunto, 2006). Responden dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu :
a. Perilaku baik
b. Perilaku cukup
c. Perilaku kurang
3.3.4 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di
Puskesmas Sawangan, Kecamatan Sawangan Kota Depok.
3.3.5 Sampel
Sampling dilakukan dengan mengambil insidental sample (25
responden) dari populasi.
22
a. Presentase
Keterangan:
P = presentase
X = jawaban benar yang dipilih responden
N = jumlah seluruh pertanyaan dalam kuesioner.
(Nursalam, 2003)
Selanjutnya dimasukkan pada kriteria obyektif sebagai berikut
76 – 100% = baik
56 – 75% = cukup
40 – 55% = kurang
(Arikunto, 2006)
b. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tekstular dan tabel. Tekstular adalah suatu bentuk
penyajian data penelitian dalam bentuk kalimat.
Tabel adalah penyajian hasil penelitian yang sistematik numerik yang tersusun
dalam kolom atau jajaran. (Notoatmodjo, 2003:194)
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengetahuan
Tabel 4.1.1 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Minimal
Pemeriksaan Kehamilan pada Trimester Pertama
24
Pada hasil penelitian didapatkan mayoritas responden 68 (%) tidak mengetahui
minimal pemeriksaan kehamilan pada trimester kedua hanya satu kali. Mayoritas
responden menjawab bahwa minimal pemeriksaan kehamilan pada trimester
kedua dilakukan lebih sama dengan tiga kali. Kunjungan ANC sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu ; satu kali pada
trimester I (sebelum 14 minggu), satu kali pada trimester II (antara minggu
ke 14-28 minggu), dan dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36
minggu dan sesudah minggu ke 36). (Saifuddin, 2002).
25
Tabel 4.1.4 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan
Pemeriksaan Kehamilan
26
Pada hasil penelitian didapatkan mayoritas responden 72 (%) mengetahui
salah satu tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan muda adalah
keguguran. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008). Salah satu
komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan. Perdarahan
dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering dikaitkan
dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada
kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-
masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir
tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan
kehamilan (Hadijanto, 2008).
27
kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita,
2010).
28
Pada hasil penelitian didapatkan mayoritas responden (48 %) mengetahui
mengenai pandangan kabur yang merupakan tanda bahaya dalam kehamilan bila
disertai bengkak kaki. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan
diikuti dengan keluhan fisik yang lain seperti penglihatan kabur. Hal ini bisa
merupakan pertanda pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003)
29
Tabel 4.1.10 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan
Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil
Jawaban Jumlah Persentase (%)
- Mencegah kurang darah 22 88
- Mencegah kelelahan 0 0
- Sebagai vitamin dan
3 12
suplemen saja
Jumlah 25 100
4.2 Sikap
Tabel 4.2.1 Distribusi Sikap Responden Mengenai Pemeriksaan Kehamilan
Sangat Penting Dilakukan Ibu Hamil
30
Tabel 4.2.2 Distribusi Sikap Responden Mengenai Dalam Pemeriksaan
Kehamilan Hanya Dilakukan Pemeriksaan Saja
Jawaban Jumlah Persentase (%)
Setuju 2 8
Tidak setuju 23 92
Tidak tahu 0 0
Jumlah 25 100
31
Tabel 4.2.4 Distribusi Sikap Responden Mengenai Ibu Hamil Hanya Datang
Pemeriksaan Kehamilan Bila Ada Keluhan
Tabel 4.2.5 Distribusi Sikap Responden Mengenai Wanita yang Sehat pada
Masa Kehamilan Akan Terhindar dari Masalah pada Saat Persalinan
32
Tabel 4.2.6 Distribusi Sikap Responden Mengenai Cara Mempersiapkan Ibu
Hamil untuk Menyusui termasuk dalam Pemeriksaan Kehamilan
Jawaban Jumlah Persentase (%)
Setuju 18 72
Tidak setuju 7 28
Tidak tahu 0 0
Jumlah 25 100
33
dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik
Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum. (Depkes RI, 1995)
4.3 Perilaku
35
Tabel 4.3.2 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Kunjungan untuk
Pemeriksaan Kehamilan pada Trimester Pertama
Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 kali 4 16
2 kali 6 24
≥ 3 kali 15 60
Jumlah 25 100
36
Jawaban Jumlah Persentase
1 kali 6 24
2 kali 3 12
≥ 3 kali 16 64
Jumlah 25 100
37
Pemijatan pada payudara
serta konsumsi buah dan 19 76
sayur
ASI dapat keluar sendiri
dengan menempelkan 6 24
mulut bayi ke puting ibu
Tidak tahu 0 0
Jumlah 25 100
40
4.5 Sikap Responden Secara Keseluruhan
Pada hasil penelitian didapatkan sikap responden baik, yaitu sebanyak 24 dari
25 responden (96%).
Jika seseorang makin bertambah usianya, maka cenderung cepat puas karena
tingkat kedewasaan teknis maupun kedewasaan psikologis. Artinya, semakin
bertambah usianya maka semakin mampu menunjukan kematangan jiwa yaitu
semakin bijaksan, semakin mampu mengendalikan emosi, semakin toleran
terhadap pandangan dan sikap yang berbeda dari dirinya sendiri, dan sifat-sifat
lain yang menunjukan kematangan intelektual dan psikologis (Kusuma, 2011).
42
tersedia selama pelayanan
ANC?
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
43
b. Gambaran sikap ibu hamil terhadap ANC di Puskesmas Sawangan
Kecamatan Sawangan Kota Depok tahun 2020 baik.
c. Gambaran perilaku ibu hamil terhadap ANC di Puskesmas Sawangan
Kecamatan Sawangan Kota Depok tahun 2020 baik.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bartini, Istri. 2012. ANC Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal (Askeb I).
Yogyakarta: Nuha Medika. Bickley, Lynn S.
BKKBN. Angka Kematian Ibu Di Asia Te nggara Paling Tinggi Di Dunia. Jakarta
: BKKBN. 2007
44
Depkes RI, Dirjen BINKESMAS. Prinsip Pengelolaan Program KIA dalam :
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS -
KIA). 2004. Hal 1 – 11
Gary F Cunning ham,et al. ed 21. Obstetri William Jakarta : EGC. 2005.
Jalilah, Nurul Hidayatun. Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang
Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan.
2008.
Kementerian Kesehatan RI. Menuju Persalinan yang Aman dan Selamat agar Ibu
Sehat Bayi Sehat: Promkes Jakarta.; 2012.
Kisnawati, Desi. Skripsi : Partisipasi Ibu Hamil terhadap Kunjungan
Antenatal Care di Puskesmas Pembantu Lung Bata Kota Banda Aceh.
2007.
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU
TERHADAP ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS
SAWANGAN, KECAMATAN SAWANGAN, KOTA DEPOK
A. Petunjuk Pengisian
45
1. Jawablah pertanyaan ini dengan sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang
Anda ketahui dan apa yang Anda lakukan.
2. Apapun jawaban Anda tidak akan mempengaruhi status anda, akan tetapi
jawaban yang sebenarnya sangat diperlukan dalam penelitian ini.
3. Partisipasi Anda sangat diperlukan dalam penelitian ini.
4. Isilah titik-titik sesuai dengan keadaan Anda saat ini.
5. Berilah tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
B. Identitas Responden
1. Nama : …………….
2. Umur : …………….
3. Pendidikan : ……………..
4. Pekerjaan :
a. 1. Bekerja
b. Tidak Bekerja
5. Usia kehamilan saat ini :
6. Usia anak terakhir :
C. Pertanyaan
Isilah titik-titik dan berikan tanda (×) pada jawaban yang sesuai menurut saudara
pada salah satu pilihan jawaban a,b, atau c.
1. Berapa kali minimal (paling sedikit) ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan pada usia kehamilan 3 bulan pertama?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. ≥ 3 kali
46
2. Berapa kali minimal (paling sedikit) ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan pada usia kehamilan 4-6 bulan?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. ≥ 3 kali
6. Tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan usia 4-6 bulan
adalah….
a. Nyeri kepala dan gangguan penglihatan
b. Keluar cairan dari jalan lahir
c. Bengkak pada wajah dan jari tangan
47
b. Terjadi mendadak
c. Selalu disertai dengan bengkak-bengkak pada kaki
10. Apakah tujuan dari pemberian tablet besi pada ibu hamil?
a. Mencegah kurang darah
b. Mencegah kelelahan
c. Sebagai vitamin dan suplemen saja
5. Ibu yang sehat pada masa kehamilan akan terhindar dari masalah pada saat
persalinan
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Tidak tahu
48
6. Cara mempersiapkan ibu hamil untuk menyusui termasuk dalam
pemeriksaan kehamilan
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Tidak tahu
10. Imunisasi TT untuk mencegah penyakit tetanus pada ibu dan bayi saat
dilahirkan
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Tidak tahu
2. Jika umur kehamilan ibu antara 0-14 minggu atau pada usia kehamilan 0 –
sebelum 4 bulan (Trimester I), berapa kali ibu melakukan periksa hamil?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. ≥ 3 kali
49
3. Jika umur kehamilan lebih dari 14-28 minggu atau pada usia kehamilan 4
– 7 bulan (Trimester II), berapa kali ibu melakukan periksa hamil?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. ≥ 3 kali
4. Jika umur kehamilan leibh dari 28 – 40 minggu atau pada usia kehamilan
setelah 7 - 10 bulan (Trimester III), berapa kali ibu melakukan periksa
hamil?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. ≥ 3 kali
50
a. Pernah
b. Tidak Pernah
c. Tidak Tahu
51
LAMPIRAN 2
52