5 - Prinsip Komunikasi Kep Paliatif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

PRINSIP KOMUNIKASI

DLM PERAWATAN PALIATIF

Ns. Ayamah , S.Kep, M.Kep


Ns. Andini RESTU M, M.Kep
PRINSIP KOMUNIKASI DLM PERAWATAN
PALIATIF
Menurut (Duke, tahun 2010), bahwa
komunikasi telah mjd prioritas dlm
pelayanan maupun pendidikan terutama
pd area perawatan paliatif.

KOMUNIKASI merupakan cara


menyampaikan informasi mengenai
kemungkinan2 apa saja yg dapat dilakukan
secara medik pd pasien berkenaan dgn
penyakitnya.
Komunikasi yg baik sering dipersepsikan pd
org lain secara individu, kelompok maupun
masyarakat.
Akan tetapi komunikasi yg baik adalah
hubungan ttg informasi, perasaan &
pemahaman dibagikan ke org lain.
Owen & Jeffrey (2008) mengemukakan
bahwa komunikasi yg baik merupakan
jantung dari sistem perawatan yg efektif.
Keterampilan dlm berkomunikasi merupakan
hal yg sangat dasar untuk keberhasilan
proses perawatan, sehingga sangat
penting untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi seperti hal
keterampilan yg lain dlm keperawatan.
Secara khusus dlm pelayanan paliatif, komunikasi
yg baik dan keterampilan interpersonal mjd hal
yg sangat penting, hal ini untuk membangun
rasa percaya dan keterbukaan,(Bradley &
Brasel, 2008).

TUJUAN KOMUNIKASI (Owen & Jeffrey, 2008) :


- Untuk membantu pasien dlm hal menerima
berita buruk.
- Mengendalikan emosi akibat dari pyk yg
sifatnya mengancam jiwa.
- Memahami dan mengingat informasi yg
kompleks.
- Memahami ttg prognosis pyk.
TUJUAN KOMUNIKASI :
- Mengatasi dan mengendalikan ketidakpastian
disaat mempertahankan harapan.
- Membangun kepercayaan untuk
kelangsungan hubungan jangka panjang
secara klinik.
- Membuat keputusan ttg pengobatan.
- Menerima prilaku ttg promosi kesehatan.
1. KOMUNIKASI DLM PERAWATAN PALIATIF
(Mnr Higgs, Ajjawi, McAllister, Trede & Loftus 2008),
menekankan bahwa beberapa hal penting dpt mempengaruhi
proses penyampaian berita tsb yaitu lingkungan yg bising,
kondisi fisik dan emosi seseorg spt gangguan pendengaran dan
depresi atau kecemasan, serta kemampuan seseorg untuk
menginterpretasikan atau memahami bahasa yg digunakan dlm
pesan tsb.
Percaya & harapan merupakan aspek yg sangat penting dlm
situasi menjelang akhir hayat sehingga sbg petugas kesehatan
membutuhkan ketrampilan komunikasi di saat bekerja dgn
pasien & klg pd situasi tsb, khususnya pd anak2 & dewasa yg
perlu pendampingan pd org terdekat yg dlm kondisi menjelang
ajal.
b. MODEL KOMUNIKASI DALAM
PERAWATAN PALIATIF
BERIKUT BEBERAPA MODEL KOMUNIKASI YG DPT DITERAPKAN
DLM PERAWATAN PALIATIF, TERUTAMA PD KONDISI MENJELANG AJAL :

1. An Interpersonal Approach
2. A Social Construction Approach
3. A Critical Cultural Approach
4. A Multi Method Approach
b. MODEL KOMUNIKASI DALAM
PERAWATAN PALIATIF
1. An Interpersonal Approach
yaitu Komunikasi model interpersonal menitik beratkan pd
pentingnya persfektif ttg dimensi perawatan yg terkoordinasi
pd kondisi menjelang akhir hayat.
Namun ,model ini mendapat kritikan sebagaimana
dipahami bahwa komunikasi merupakan proses transmisi ide
dari pasien sebagai sender ke petugas kesehatan sebagai
receiver, atau secara sederhana dipahami sebagai proses
pertukaran pesan atau informasi atau dimana se-seorang
menyampaikan sedangkan yg lainnya mendengarkan.
2. A Social Contruction Approach

komunikasi dengan pendekatan social contruction tentang


isu akhir hayatakan memberikan kesadaran betapa
penting nya dan menariknya proses komunikasi saat
ini,sebagaimana pemahaman sosial dapat
memproduksi dan mereproduksi pola interaksi.
Dari perspektif social contruction menyatakan bahwa
tidak ada kata, aksi, perilaku atau kejadian yg memiliki
makna tanpa memahami makna sistem secara luas
yang mana hal tersebut ditempatkan.
3. A Critical Cultural Approach
Pendekatan lain untuk memahami pembicaraan dalam dia
log adalah Critical Cultural Approach. Pendekatan ini
berupaya untuk mempertanyakan bagaimana faktor
ekonomi, materi, dan sejarah membentuk budaya untuk
merespon, dan konsep tentang kesehatan , sakit dan
keputusan untuk melakukan pengobatan. Jadi disini budaya
tidak terbatas pada definisi secara antropolgy.
Pendekatan ini mencoba untuk mendefinisikan dan
menamai segala hal termasuk status fisik dan emosional.
Hal yang menarik dimana bahasa membentuk hubungan
srta membedakan hal tentang hidup, mati, dan perawatan .
4. A Multi – Method Approach

Critical dan dialogic perspective merupakan bagian dari


model komunikasi dengan pendekatan multi – method .
Pendekatan ini berfokus pada bagaimana seseorang
melakukan kontruksi ide dan mengemukakan apa yang
mereka maknai tentang sesuatu seperti arti sebuah
kesehatan dan penyakit terminal.
C.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN PALIATIF

Kesulitan berkomunikasi kemungkinan dapat diakibatkan oleh


sebagai faktor seperti masalah dalam sistem keluarga, finansial,
pendidikan, masalah fisik dan keterbatasan, serta tingkatan
keping dan kondisi berduka yg dialami.
(Matzo, Sherman, Sheehan, Ferrell & Pen, 2003)
Menyadari dan mengetahui kurangnya dukungan yang dirasakan
oleh anggota keluarga mungkin hal tersebut akan menyebabkan
timbulnya perasaan distress, dan mungkin juga perasaan yang
berlebihan terhadap suatu masalah .
Finansial, Pendidikan dan berbagai masalah fisik juga dapat
mempengaruhi kemapuan anggota keluarga dalam
berkomunikasi. Pembiayaan medis dan perawatan,kehilangan
waktu untuk bekerja karena ijin, dan beberapa pembiayaan
selama masa mendampingi pasien akan menyebabkan timbul
nya masalah finansial, dimana kemungkinan akan kehilangan
asset atau property untuk pembiayaan tersebut.
Faktor fisik yg dapat mmpengaruhi komunikasi dapat
mencakup gangguan tidur. Akibat kelelahan fisik maka hal
tersebut dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menerima dan memproses informasi, serta kemampuan untuk
memberi kan bantuan pada pasien.
D. KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM
SETTING PERAWATAN PALIATIF
1.Keterampilan Dasar Dalam Berkomunikasi
Sebagaimana yg telah dijelaskan diawal bahwa berkomunikasi
merupakan hal penting dalam pelayanan perawatan paliatif,
sejak awl pasie mendapatkan pelayanan paliatif dan bertemu
dengan para tenaga profesional hingga akhir hayat pasien
(Emanuel & Librach,2011)
Beberapa hal yg menjadi elemen dasar dalam komunikasi
efektf, yg hal tersebut menjai penting dalam proses dia log atau
komunikasi CLASS merupakan sebuah metode wawancara yg
menggunakan 5 langkah sebagai protocol. Metode ini
menggunakan teknik langsung untuk mengatasi emosi yg
dirasakan oleh pasien .
KETERAMPILAN DASAR DLM
BERKOMUNIKASI
• CLASS singkatan dari 5 Komponen,
yaitu :
• C (Konteks secara fisik maupun
setting).
• Listening skills
• Acknowledgement of the patient’s
emotion’s)
• Strategy for clinical management
• Summary
A- C (Contest atau setting)
Contest dalam wawancara adalah kontes atau setting secara fisik
dan termasuk lima komponen utama yaitu menyediakan ruang yg
memadai, bahasa tubuh, kontak, mata, sentuhan, dan pengantar
perkenalan.

Hal komponen utama untuk mengatur & mempersiapkan untuk


wawancara, yaitu :
- Menyediakan ruangan yg memadai dan tetap memperhatikan
privacy pasien.
- Menjaga jarak yg nyaman dgn pasien selama wawancara, jarak yg
ideal yaitu 2-3 kaki (kedekatan dgn pasien terkesan bersahabat dgn
pasien)
- Perhatikan posisi saat duduk, upayakan mata perawat sejajar dgn
mata pasien.
Hal komponen utama untuk mengatur & mempersiapkan untuk
wawancara, yaitu :
- Bahasa tubuh merupakan hal yg dapat memberikan makna
berbeda dgn pesan yg disampaikan. Upayakan dlm melakukan
komunikasi kondisi dlm keadaan rileks
- Upayakan menjaga & mempertahankan kontak mata selama
berkomunikasi terutama saat pasien berbicara.
- Sentuhan merupakan hal yg sangat membantu selama
wawancara, namun tetap mempertimbangkan seperti sentuhan
dilakukan pd area yg tidak terpasang alat medikasi atau luka,
perawat merasa nyaman dan pasien tidak menunjukkan respon /
reaksi menolak dgn sentuhan yg dilakukan.
- Pastikan pasien mengenal siapa anda & apa yg anda akan
lakukan.
B- Listening Skills
Secara umum ada 4 poin yg essensial dari keterampilan
mendengarkan yaitu :
1. Pertanyaan terbuka, yaitu memberikan kesempatan pd
pasien untuk mengekspresikan perasaannya berdasarkan
pemahamannya ttg pertanyaan yang diberikan.

2. Teknik fasilitasi, hal yg sangat penting dari tehnik fasilitasi dlm


komunikasi antar paerawat pasien adalah diam. Jika pasien sdg
berbicara, upayakan untuk memotong pembicarannya. Tehnik
lainnya yaitu menganggukkan kepala, berhenti sejenak saat
berbicara, tersenyum atau memberikan respon ya,” mmmmm
atau mengatakan “apalagi”.
3. Klarifikasi, beberapa pernyataan yg digunakan tuk klarifikasi
yaitu maaf saya belum begitu memahami perkataan bpk/ibu
ttg…waktu bpk/ibu mengatakan… maksud bpk/ibu seperti apa ?

4. Mengendalikan waktu dan interupsi.


Interupsi yg sering tjd dapat berupa panggilan sesama praktisi.
Praktisi kesehatan sering terlihat mengabaikan pasien saat
komunikasi langsung dgn merespon lebih cepat terhadap
panggilan melalui telepon atau koleganya. Contoh : maaf hal ini
sangat urgen ttg pasien yg sedang dirawat seperti saya
membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk menjelaskan pada
petugas A.
C- Acknowledge
Respon empati merupakan teknik yg sangat baik selama
proses komunikasi yg penuh emosional, namun hal ini seringkali
dipersepsi dengan salah satu para siswa atau trainee.
3 tahapan dlm melakukan respon empati, yaitu :
- Mengidentifikasi emosi yg diekspresikan oleh pasien.
- Mengidentifikasi penyebab terhadap kondisi emosional
pasien.
- Melakukan respon berdasarkan pernyataan pasien yg telah
dikemukakan dgn menghubungkan hal2 pasien di bagian 1 dan
2.
D- Strategy management
Beberapa teknik yg dapat digunakan untuk membantu
memastikan bahwa anda mempersiapkan dan menyusun
rencana manajemen yg mana pasien akan setuju dan akan
mengikuti.
Berikut ini manajemen strategi yg dpt dijadikan sbg pedoman :
- Tentukan apa yg akan dinilai sbg strategi medis yg optimal.
Tentukan rencana pengelolaan yg ideal.
- Melakukan penilaian dlm pikiran anda sendiri atau dgn
menanyakan pd pasien mengenai harapan pasien ttg kondisi,
pengobatan dan hasil yg ingin dicapai.
- Mengusulkan strategi. Mengingat kesimpulan anda dari
langkah 1 & 2, lalu ajukan strategi. Ketika menjelaskannya pd
pasien, terus menerus.
- Kaji respon pasien dgn membuat kemajuan dlm membentuk
sebuah rencana aksi (tahap ini sering
Didefinisikan sbg precomtemplation, kontemplasi, dan
pelaksanaan atau penguatan). Memahami kondisiemosi pasien
yg dpt terjadi dan terus hingga pasien dpt menerima dan
mengikuti rencana yg anda susun.
E- Summary
Summary merupakan bagian akhir dari wawancara. Dalam
pelayanan onkologi, komunikasi merupakan hubungan antara
perawat atau petugas kesehatan dengan pasien menjadi salah
satu aktivitas yg berlangsung terus menerus secara berkala dan
merupakan komponen utama dari pengobatan pasien .
Untuk melakukan summary yg baik, maka ada 3 hal yg penting
untuk diketahui :
- ikhtisar atau pengulangan point yg dibahas dlm dialog.
- Memberikan kesempatan pd pasien untuk mengajukan
pertanyaan.
- Merencanakan pertemuan atau interaksi berikutnya.
2. MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
• Komunikasi dm praktek keperawatan bukanlah hal yg mudah
akan tetapi secara alamiah hal tsb merupakan sesuatu yg
kompleks.
• Kebutuhan akan kemampuan berkomunikasi yg baik mjd hal yg
berlaku secara umum dlm praktik keperawatan terutama saat
waktu2 tertentu atau khusus spt kondisi penyakit serius dan
kritis serta perawatan menjelang akhir hayat.
• Menyampaikan berita buruk membutuhkan keterampilan dan
juga perhatian khusus. Ketika seseorang menyampakan
pengalamannya ttg sesuatu yg buruk dlm ply ksh atau cara
penyampaian berita buruk yg jelek, prognosis pyk yg buruk atau
kegagalan dari upaya pengobatan sering menunjukkan respon
ketidakpuasan. Membicarakan hal tsb terkadang mjd hal yg
selalu dihindari oleh mereka.
2. MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
• ADA 2 MODEL YG SANGAT MEMBANTU UNTUK
MENYAMPAIKAN BERITA BURUK, (MENURUT
ROBERT BUCKMAN 205):
• A. SPIKES Merupakan singkatan dari :
• Setting, mencakup upaya untuk menjamin
lingkungan yg privasi dan dgnnya memungkinkan
orang terdekat dan klg untuk hadir. Petugas ksh
duduk dgn tenang dan penuh perhatian untuk
mendengarkan dan tidak memotong pembicaraan.
• Perception, merupakan upaya untuk meyakinkan
petugas ksh telah memahami persepsi pasien, orang
terdekat atau klg mengenai situasinya sebelum
berita buruk disampaikan.
2. MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
• Invitation, adalah strategi untuk mengundang pasien, orang
terdeat atau klg untuk ingin lebih tahu byk lagi mengenai
informasi secara detail.
• Knowledge, berarti kondisi dimana petugas ksh memberikan
beberpa pertanda pd mereka bahwa berita buruk tsb akan
segera disampaikan.
• Emphaty, tunjukkan rasa empati dgn mengidentifikasi dan
merespon emosi yg timbul pd pasien atau klg yg selanjutnya
akan membantu memvalidasi perasaan mereka.
• Summary, pd tahap akhir ini ringkasan komunikasi dibuat tetap
memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau
butuh penjelasan ttg rencana pengobatan atau perawatan
selanjutnya yg akan disetujui dan diikuti oleh pasien dan
klgnya.
2. MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
• ADA 2 MODEL YG SANGAT MEMBANTU UNTUK
MENYAMPAIKAN BERITA BURUK, (MENURUT ROBERT
BUCKMAN 205):
• B. PREPARED Merupakan singkatan dari :
• Prepare for discussion, petugas ksh akan mempersiapkan diskusi
dgn berupaya untuk memberikan informasi yg akurat mengenai
pemeriksaan & diagnosis pyk, menjamin privasi dan melakukan
negoisasi terhadap klg yg hadir.
• Relate to the person adalah diskusi fokus pada hal yg mjd fokus
perhatian pasien untuk membangun hubungan yg lbh akrab.
• Elicit patient and caregiver preferences, hindari dan cegah segala
sesuatu yg berpotensi untuk mengganggu proses komunikasi &
penyampaian informasi, termsk faktor budaya. Selanjutnya
menyediakan & memberikan info penting sesuai dgn kebutuhan
pasien dan klg.
2. MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
• ADA 2 MODEL YG SANGAT MEMBANTU UNTUK
MENYAMPAIKAN BERITA BURUK, (MENURUT ROBERT
BUCKMAN 205):
• Provide information
• Acknowledge emotions and concern,
• Realistic hope
• Encourage questions, yaitu memberikan kesempatan untuk
bertanya, dan hal ini dpt dilakukan dgn memberikan informasi
dan penjelasan ulang untuk memastikan bahwa mereka telah
memahami informasi yg telah diberikan dan siap untuk proses
komunikasi selanjutnya.
• Document. Tahap akhir ringkasan komunikasi harus
didokumentasikan dlm catatan rekam medik pasien, dan
komunikasi oleh petugas ksh lainnya yg dianggap penting juga
harus masuk dlm komunikasi.
3. BARRIER DLM MENYAMPAIKAN
BERITA BURUK

• Beberapa barrier faktor yg dpt menjadi penghambat


dlm proses komunikasi untuk menyampaikan berita
buruk pada pasien & klg, (Jevon, 2010) yaitu :
• A. situasi yg kurang nyaman atau kondusif
• B. kemampuan koping dlm merespon kedukaan
• C. ketidakmampuan untuk merespon pertanyaan
4. KOMUNIKASI PD PASIEN DGN
DEMENSIA
• Isue komunikasi pd tahap awal demensia biasanya
dimanifestasikan sbg akibat dari adanya perubahan memori,
menurunnya kemampuan psn dlm merespon secara spontan,
terjadinya disorientasi waktu, kadang juga ditemukan
kecemasan, atau bertanya ttg sesuatu secara berulang2.
• Pada hal tsb telah teridentifikasi maka waktu yg tepat untuk
mengembangkan cara yg inovatif untuk mengelola lingkungan
pasien nantinya dapat membantu dan meningkatkan semua
proses komunikasi pd pasien demensia.
4. KOMUNIKASI PD PASIEN DGN
DEMENSIA---komunikasi verbal& non
verbal
• A. Komunikasi bukan sangat penting
hanya dlm bentuk verbal akan tetapi
penggunaan sentuhan terapeutik atau kontak langsung
merupkan bagian yg paling dasar dlm komunikasi pd psn
demensia.
• B.Mempertahankan kontak pd psn yg dapat berupa membelai
atau mengelus tangan pasien , dll.
• C.Ekspresi wajah juga merupakan hal yg terpenting dlm
berkomunikasi pd psn demensia, spt : tersenyum dan selalu
berupaya untuk merefleksikan setiap perasaan atau emosi yg
disampaikan.
• D.Mendengarkan secara aktif dan reflektif
• E. Membangun kedekatan dgn melakukan sentuhan,
mendengarkan intonasi suara terutama saat menyampaikan
informasi

Anda mungkin juga menyukai