Buku Refrensi Filsafat Ilmu A. Pananrangi Edit
Buku Refrensi Filsafat Ilmu A. Pananrangi Edit
Buku Refrensi Filsafat Ilmu A. Pananrangi Edit
FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
Manusia selalu berpikir tentang diri sendiri , berpikir tentang alam dan
Tuhan, juga berpikir tentang masa lalu, masa kini dan masa mendatang.
penyebab dan apa jalan keluarnya dan lain-lain. Ketika manusia telah mampu
berpikir tentang segala yang ada yang dilakukan secara mendalam sampai
filsafat.
Menurut (Ismaun, 2015), secara etimologi, kata filsafat berasal dari bahasa
Yunani philosophia (dari akar kata philein : mencintai, philos : cinta, dan sophia :
kata Inggris philosophy atau kata Arab falsafah. Biasanya, diterjemahkan dengan
mencari kebenaran, karena kebenaran yang dicari belum ditemukan dan belum
1
menggunakan totalitas pikirannya melalui perenungan yang mendalam
upaya pemikiran dan renungan manusia untuk mencari kebenaran hakiki atau
sejati dalam arti kebijaksanaan atau hikmat. Dari istilah tersebut, jelaslah bahwa
orang berfilsafat ialah orang yang mencari kebenaran atau mencintai kebenaran
dan bukan orang yang merasa memiliki kebenaran. Apabila kita kaji secara
mendasar, ternyata bahwa kebenaran filsafat itu, meski hakiki, bersifat nisbi
karena sumber kebenaran filsafat itu berasal dari manusia dan kenyataannya tidak
kebenaran hakiki, tetapi kebenaran ilmu yang dicapai hanyalah kebenaran yang
bersifat sementara, tetantaif dan relatif. Sampai sekarang belum ada ilmu
Menurut catatan sejarah, kata ini pertama kali digunakan oleh Pythagoras,
seorang filosof Yunani yang hidup pada 582-496 sebelum Masehi. Cicero (106-43
SM), seorang penulis Romawi terkenal pada zamannya dan sebagian karyanya
masih dibaca hingga saat ini, mencatat bahwa kata ‘filsafat’ dipakai Pythagoras
2
sebagi reaksi terhadap kaum cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya
‘ahli pengetahuan’ Pythagoras menyatakan bahwa pengetahuan itu begitu luas dan
jangan sombong menjuluki diri kita ‘ahli’ dan ‘menguasai’ ilmu pengetahuan,
apalagi kebijaksanaan. Kata Pythagoras, kita ini lebih cocok dikatakan sebagai
manusia itu lemah pada segala aspek, meskipun manusia masih lebih baik dan
menjadi ahli pada bidang teretntu saja, tetapi mustahil menguasai seluruh bidang
pengetahuan yang begitu luasnya. Manusia yang ahli pada bidangnya saja masih
memiliki berbagai kekurangan, karena akal pikran dan panca indra yang
Menurut (Ginting & Situmorang, 2008) bahwa defenisi kata filsafat bisa
dikatakan merupakan sebuah masalah falsafi pula. Menurut para ahli logika ketika
dikatakan bahwa “falsafah” itu kira-kira merupakan studi yang didalami tidak
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu dan akhirnya
3
dari proses-proses sebelumnya ini dimasukkan ke dalam sebuah dialektika.
Dialektika ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk daripada
dialog.
dan alam semesta), maka selama itu pula ia berproses untuk sampai ke tujuannya.
Berarti ketika belum sampai ke tujuan maka upaya manusia dalam mencari
kebenaran belum berhenti, tetapi terus berjalan mengolah pikirannya secara kritis
keseriusan, waktu, pikiran dan tenaga agar dapat sampai ke tujuan pencarian
kebenaran hakiki.
bahwa secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala
sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafat merupakan sebuah
proses bukan sebuah produk. Maka proses yang dilakukan adalah berpikir kritis
yaitu usaha secara aktif, sistematis, dan mengikuti pronsip-prinsip logika untuk
informasi itu diterima atau ditolak. Dengan demikian filsafat akan terus berubah
Hal ini searah dengan pandangan (Ismaun, 2015) bahwa definisi tentang
yang diberikan oleh setiap filsuf. Namun demikian, terdapat kesamaan yang
umum. Ada beberapa definisi tentang filsafat menurut ahli, yaitu seperti berikut:
4
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang berupaya mencapai kebenaran asli.
dan estetika.
3. AI Farabi (870—950 M)
yang sebenarnya.
Filsafat ialah segala pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala
(Ismaun, 2015)
5
2) Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan
adalah suatu asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran objek dengan
modal berpikir secara radikal. Pada awalnya para filosof menggunakan akal
pada hakekatnya pengertian filsafat adalah induk dari semua ilmu pengetahuan
yang mempelajari secara mendalam dengan cara berfikir kritis tentang segala
hakikat yang “ada” (Tuhan, Manusia, dan Alam ), dalam mencari kebenaran,
menggunakan akal pikiran didorong oleh rasa ingin tahu terhadap segala hal.
sekarang adalah warisan dari para filosof sebelumnya sebagai hasil aktifitas
pikran mereka yang bersumber dari keingintahuannya tentang rahasia alam dan
kehidupannya.
6
Filsafat lahir karena didorong oleh rasa heran dan kagum terhadap
tidak puas. Jika ditemukan jawaban yang satu muncul lagi pertanyaan berikutnya.
Latar belakang munculnya filsafat juga dijelaskan oleh (Salam, 2012) yang
Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-
gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia semakin
memuaskan..(Imron, 1970)
pertimbangan logis. Seperti yang dijelaskan oleh (Wahana, 2016) bahwa filsafat
pendapat yang dikemukakan begitu saja tanpa adanya landasan pemikiran rasional
7
yang pertama-tama berani mendobrak dan membongkar pandangan-pandangan
mempercayai adanya kisah para dewa seperti: Zeus, Venus, dan dewa-dewa
penjelasan tentang alam yang didasarkan ada tingkah para dewa Mereka mulai
keterangan-keterangan tentang alam semesta ini dalam cerita mitos, tetapi mereka
Juhaya, 2014)
pengetahuan dalam mencari hakekat alam semesta. Paham tradisional masih ada,
Yunani mulai menemukan jalan pikiran yang lebih masuk akal yang mengarah
pada pikiran filsafat untuk mencoba memahami eksistensi dan rahasia alam
semesta
faktor pendukung, antara lain dijelaskan oleh (Solihin, 2007). bahwa filsafat
8
muncul di Yunani karena tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual,
pemikirannya. Orang yang diberi gelar filosof pertama adalah Thales dari Mileta,
pesisir barat Turki. Akan tetapi, para filosof Yunani terbesar tentu saja Socrates,
Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru plato, sedangkan Aristoteles adalah
murid Plato.
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai pilsafat jagat raya yang selanjutnya
spekulatif pada plato dan metafisika pada Aristoteles. Memasuki zaman Romawi
Kuno, para pemikir mencari keselarasan antara manusia dengan alam semesta.
Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam
arti mengikuti petunjuk akal (sebagai asas tertinggi sifat manusiawi) dan
mengikuti hukum alam dari Logos (sebagai akal alam semesta) (Gie, 2012).
1. Thales (624-546 SM) , asal alam adalah air karena air unsur penting bagi
setiap makhluk hidup, air dapat berubah menjadi benda gas, seperti uap dan
benda dapat, seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air.
2. Heraklitos, yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya,
melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur yang paling
asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain
dapat melunakkan es. Artinya, api adalah aktor pengubah dalam alam ini,
9
3. Pythagoras (580-500 SM) bilangan adalah unsur utama dari alam dan
terdapat dalam segala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan
Bagi kaum “sofis” seperti Protagoras (481-411 SM). menilai filosof alam
memandang bahwa “manusia” adalah ukuran kebenaran. Selain itu kaum “sofis”
Ilmu juga mendapat perhatian karena mereka memberi ruang untuk berspekulasi
dan sekaligus merelatifkan teori ilmu. Namun Socrates, Plato, dan Aristoteles
menolak relativisme kaum sofis. Menurut mereka, ada kebenaran obyektif yang
karena pada zaman ini kajian-kajian yang muncul adalah perpaduan antara filsafat
alam dan filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat menonjol adalah Plato
(429-347 SM), yang sekaligus murid Socrates. Menurutnya, kebenaran umum itu
SM). Aristoteles dianggap bapak ilmu karena dia mampu meletakkan dasar-dasar
dan metode ilmiah secara sistematis. Aristoteles murid Plato, berhasil menemukan
pada analisis bahasa yang disebut silogisme. Pada dasarnya silogisme terdiri dari
tiga premis:
10
1. Semua manusia akan mati (premis mayor).
yang tidak logis, dan mulai memasuki wilayah ilmu pengetahuan yang menuntut
penjelasan yang logis. Dasar pemikiran filsafat itulah yang membimbing manusia
untuk berpikir secara menyeluruh dan mendalam sampai pada hakekat kebenaran
karena didasari oleh pemikiran yang rasional yang memang merupak ciri dan
kelebihan dari manusia. Pada dasarnya hasil olah pemikiran manusialah yang
dasar-dasar ilmu pengetahuan. Dengan kata lain berkat anugrah pemikiran yng
adalah metafisika, dan ranting-rantingnya adalah semua ilmu yang lain. Ilmu-ilmu
11
mengambil alih banyak tugas yang secara tradisional dijalankan filsafat. Karena
manusia adalah makhluk yang berpikir, maka dari itu mulailah ia berpikir dari
mana asal sesuatu, bagaimana sesuatu, untuk apa sesuatu. Membicarakan masalah
ilmu pengetahuan dan filsafat, kita akan memperoleh berbagai pengetahuan dan
hikmat. Karena ilmu akan memberikan kepada kita pengetahuan dan filsafat akan
Apa yang disajikan di atas menunjukkan bahwa filsafat lahir melalui proses
pikiran radikal dan sistematis. Thales yang memulai era filsafat, kemudian terus
filosof terdahulu meskipun dalam mengkaji filsafat masih secara sederhana, tetapi
telah mengalami kemajuan. yang ditandai dengan munculnya ilmu-ilmu baru dan
berbagai penemuan dalam bidang teknologi seperti yang disaksikan sekarang ini.
Filsafat berbeda dengan ilmu lain karena memiliki ciri-ciri tertentu yang
membedekannya dengan ilmu yang lain. Menurut (Suaedi, 2016) cir-ciri filsafat
1. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan
ilmuilmu lainnya, hubungan ilmu dan moral, seni, serta tujuan hidup.
12
2. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang
dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Filsafat tidak
ke kedalamannya (hakikat).
filsafat berbeda dengan berpikir seperti ilmu lain karena memilki ciri-ciri tertentu
.Seperti yang disampaikan oleh Mudhofir dalam (Suaedi, 2016), yaitu sebagai
berikut :
1. Radikal.
Radikal berasal dari bahasa Yunani, Radix artinya akar. Berpikir secara
2. Universal (umum).
proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan hal-hal yang
13
parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat
3. Konseptual.
5. Sistematis.
Sistematis berasal dari kata sistem. Sistem di sini adalah kebulatan dari
tertentu.
6. Komprehensif.
7. Bebas.
14
Sampai batas-batas yang luas maka setiap filsafat boleh dikatakan
merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari segala
D. Klasifikasi Filsafat
masing-masing. Seperti yang yang dijelaskan oleh (Ginting & Situmorang, 2008)
bahwa di seluruh dunia, banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang sama
sesama mereka. Oleh karena itu filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah
geografis dan budaya. Pada dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi: “Filsafat
1. Filsafat Barat
15
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di
ini berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno. Dalam filsafat
luas),
a) Wittgenstein
empiris, sehingga kriteria yang berlaku dalam ilmu eksata juga harus
b) Imanuel Kant
Mempunyai aliran atau filsafat ″kritik” yang tidak mau melewati batas
16
pengalaman indrawi yang aposteriori dan keaktifan akal, faktor priori.
c) Rene Descartes.
2. Filsafat Timur
tempat yang istimewa.Sebab dilihat dari sejarah, para filosof dari tradisi
ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat
17
Kindi (w. 866), Al Farabi (w. 950), Ibnu Sina (w. 1037), Ibn Rusyd
Atau yang dikenal dengan Mulla Shadra yaitu seorang filosof yang
2008),
dasarnya terdapat perbedaan antara filsafat barat denga filsafat timur begitu juga
18
1) Filsafat barat dalam mengkanji ilmu lebih cenderung menyandarkan
pada kekuatan rasio, tetapi kurang menonjolkan dari aspek budi dan
rasa,
2) Filsafat timur lebih cenderung menekankan pada aspek budi atau rasa
3) Filsafat islam menekankan pada aspek agama islam yang dibawah oleh
tetap menunjukkan betapa kreatifitas akal pikiran para filosof dalam mencari dan
menemukan kebenaran yang hakiki sepanjang yang bisa dicapai oleh manusia.
Selain itu aliran-aliran filsafat tersebut menjadi cikal bakal perkembangan ilmu
manusia.
Ilmu filsafat dan filsafat ilmu adalah dua hal yang memiliki perbedaan
secara mendasar karena memilki kajian yang berbeda. Hal ini searah dengan
pandangan (Wibisono, 2005) bahwa secara historis ilmu filsafat berbeda dengan
filsafat ilmu. Ilmu filsafat berarti filsafat sebagai cabang ilmu, sedangkan filsafat
ilmu berarti filsafat mewarnai seluruh disiplin keilmuan. Filsafat sebagai ilmu
tidak jauh beda dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain. Dalam artian
1) Gegenstand, yaitu suatu objek sasaran untuk diteliti dan diketahui menuju
19
2) Gegenstand tadi terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti.
3) Setelah itu ada alasan atau motif tertentu, dan dengan cara tertentu
ilmu yang menunjukkan bagaimana upaya manusia yang tidak pernah menyerah
untuk menentukan kebenaran atau kenyataan secara kritis, mendasar, dan integral.
Oleh karena itu dalam filsafat, proses yang dilalui adalah refleksi, kontemplasi,
abstraksi, dialog, dan evaluasi menuju suatu sintesis. Ilmu filsafat (filsafat sebagai
ilmu) mempertanyakan hakikat (substansi) atau “apanya” dari objek sasaran yang
dihadapinya dengan menempatkan objek itu pada kedudukannya secara utuh. Hal
ini berbeda dengan ilmu-ilmu cabang yang lain, yang hanya melihat pada satu sisi
20
memisahkan diri untuk wilayah kajian masing-masing. Oleh karena itu terdapat
ilmu dan filsafat. Hal ini disebabkan di antara keduanya terdapat persamaan dan
sekaligus perbedaan.
diungkap oleh (Sidi Gazalba, 1992) ada dua tugas filsafat yang tidak ada pada
ilmu yaitu :
dan nilai;
mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba
mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu
terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya
bersifat mutlak/dogmatis.
Pebedaan filsafat dengan ilmu dijelaskan oleh secar rinci oleh (Widyawati,
2013: 92)
Tabe 1
Perbedaan ilmu dengan filsafat
Ilmu filsafat
21
mengkaji bidang yang terbatas mengkaji pengalaman secara menyeluruh,
bersifat inklusif
ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif bersifat sintetis dan sinoptis
dalam pendekatannya
Ilmu menggunakan observasi, pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam
eksperimen dan mempertanyakan masalah
klasifikasi data pengalaman indra hubungan antara fakta khusus dengan skema
masalah yang lebih luas
berupaya untuk mengkaji hubungan antara
menemukan hukumhukum temuan-temuan ilmu dengan
atas gejalagejala klaim agama, moral, dan sen
sebenarnya mempunyai jangkauan yang lebih luas dan menyeluruh jika dibanding
jangkauan dari ilmu. Hal ini disebabkan katrena dalam perjalanan sebuah ilmu
jika menemukan pertanyaan yang tidak bisa dijawab lagi, maka filsafat tampil
G. Aliran-Aliran Filsafat
1. Rasionalisme
22
pengalaman melainkan paling dipadang sebagai sejinis perangsang bagi
pikiran.
Kebenaran yang pasti dan menyeluruh hanya diperoleh melalui rasio, dan
berikut :
a) Rene Descartes
b) De Spioza.
c) Chritian wolff
d) Nicolas Malerbranche
2. Empirisme
23
yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang
dari pengalaman empiris. Aliran ini meyakini bahwa akal tidak dapat
b) Thomas Hobbes(1688-1679)
3. Kritisisme
24
Dengan demikian aliran kritisme adalah aliran yang menerima
4. Positivisme
tiga Tahap” yang meyakini bahwa pengetahuan kita miliki tidak pernah
adalah hanya yang pasti, perlu, positif, dan berguna bagi kehidupan
5. Idealisme
terdiri atas ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self). Aliran ini
berasumsi bahwa suatu realitas itu bukan benda material, tetapi bersifat
bersifat primer dibanding dari materi. Tokoh-tokoh dalam aliran iliran ini
6. Aliran Evolusionisme
25
evolusionisme ini adalah: Charles R. Darwin, Lamarck, Weismann, dan
7. Materialisme
tentang dunia ini adalah nomor dua. Menurut faham materialism segalanya
8. Pragmatisme
2014).
9. Filsafat Hidup
adalah kesadaran dan refleksi yang merujuk kepada data yang lansung
diperoleh dari intuisi. Tokoh aliran ini adalah Marcuss Tullius Cicero yang
menyebut ffilsafat sebagai ibu dari semua pengetahuan ( the art Of life)
26
atau segala sesuatu yang menampakan diri Tokoh fenomenologi adalah
11. Sekularisme
dari agama dan metafisika yang mengatur nalar dan bahasanya. Tokoh
a. Al-Kindi,
b. Ibnu Sina
keharusan.
dasar perubahan yang membentuk ala mini adalah air, api, tanah dan angin
27
Tokoh aliran ini adalah Plato (427-347 s.M). Plato menegaskan para
kehidupan manusia dalam suatu kebulatan tunggal yang logis (Gie, 2012) .
Bagi kaum stoisis, dunia itu terdiri dari dan dunia yang terdiri dari
materi kasar yang nampak pada pancaindra kita dan jiwa dunia, dan materi
16. Hedonisme
a. Aristippus
b. Socrates
28
2012). Menurut Socrates berfilsafat merupakan berpikir yang radikal,
a. J. Bentham
oleh akal manusia ((Gie, 2012) 35). Tokoh aliran ini adalah Thommas
Aquinas.
benar.(Hidayat, 2009)
20. Oxpord
29
philoshophy”. Aliran ini berpendapat bahwa filsafat harus berpegang pada
prinsip “Don’t ask for the meaning,ask for the use” (jangan tanyakan
H. Cabang-Cabang Filsafat
selanjutnya telah berubah menjadi berbagai cabang filsafat, yaitu sebagai berikut :
dalamnya.
alam.
8. Etika, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang tingkah laku baik dan
30
9. Estetika, adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakekat keindahan
di dalam seni.
10. Sejarah Filsafat, adalah filsafat yang mempelajari laporan suatu peristiwa
untuk tidak mempelajari filsafat. Padahal filsafat sebenarnya adalah ilmu yang
mudah dipelajari seperti ilmu-ilmu lainnya, tetapi yang diketahui banyak orang
bukan kemudahan itu tetapi sebaliknya filsafat dinilai adalah ilmu yang abstraak ,
tentang filsafat adalah bahwa yang dibahas sebagai hal yang tinggi, sulit, abstrak
digambarkan sebagai seorang yang mempunyai IQ dan intuisi yang jauh melebihi
tingkat rata-rata manusia. Filosof juga dipandang sebagai seorang yang tidak
persoalan hakikat sesuatu yang sulit dicerna.( Nur A. Fadhil Lubis, 2015)
biasanya kita bertanya sendiri dalam hati tentang hal itu. Ketika kita sudah
pemikiran kita, untuk dicari jawabannya, berarti pada prinsipnya sudah berfilsafat.
31
Dengan demikian masalah yang dipersoalkan filsafat adalah masalah sehar-hari
memikirkan dan merenungkan kenapa ini harus begini, dan tidak boleh begitu.
Sedangkan itu harus begitu, tidak seharusnya begini. Untuk apa saya kuliah?
Kenapa kerabat kita yang baik meninggal? Kenapa ada orang yang sampai hati
berbuat seperti itu? Semua ini telah menjadi obyek pemikiran filosofisnya. Jadi,
baik yang besumber dari dalam dirinya maupun yang bersumber dari lingkungan
bisa terjadi , bagaimana mengatasi dan bagaimana masalah itu tidak terulang lagi.
Oleh karena itu dengan berfikir yang logis, akan membawa pengetahuan
bagaimana berbuat dengan benar yang berujung pada lahirnya kedewasaan baik
dalam berfikir maupun dalam bertindak. Degan begitu mempelajari filsafat akan
pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-
mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat
32
berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam
kesemestaan yang seakan-akan tiada batas. Begitu juga berfilsafat berarti mawas
diri dan mengoreksi diri, semacam keberanian untuk terus terang, seberapa jauh
berfikir, mengapa bisa terjadi , bagaimana mengatasi dan bagaimana masalah itu
tidak terulang lagi. Jika sudah mampu berfikir dengan baik dan bertindak dengan
untuk sampai pada pemahaman yang mendalam. Karena itu filsafat penting
untuk dipelajari dengan salah satu cara mengajukan pertanyan yang sangat
mendasar, seperti “ Siapa aku sebenarnya, dari mana dan menuju ke mana aku,
kenapa aku hidup sementara yang lain sudah mati, untuk siapa aku hidup dan lain-
33
Belajar Filsafat akan mampu mengubah pemikiran apatis menjadi kritis
dan tidak hidup berdasarkan pemikiran orang lain. Dengan demikian akan
memiliki prinsip dan idealisme sendiri yang membuat hidup lebih mandiri
inovatif.. Oleh karena tidak terikat dengan ide-ide lama, akan bisa
menggantinya dengan ide-ide baru yang lebih kreatif dan lebih cemerlang.
Berfikir filsafat akan membuat cakrawala berfikir yang lebih luas, tidak
hanya terbatas pada segala sesuatu menjadi dua sisi normatif. Seperti
34
hitam atau putih, maupun benar atau salah. Bahkan membantu
lingkungannya dan bahkan tidak tahu tentang dirinya sendiri. Ketika sudah
belajat filsafat dan ilmu pengetahuan akan tahu banyak hal. ilmu akan
yang beretika.
BAB II
35
ILMU PENGETAHUAN
A. Konsep Ilmu
filsafat, yaitu filsafat ilmu. Selanjutnya jika membahas ilmu pengetahuan secara
antara lain sifat dasar, sifat terapan dan praktis, dari yang membahas dan lain-lain
1. Pengetian Ilmu
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
Dilihat dari asal katanya, Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dasar
dari kata ini adalah pengetahuan. Penggunaan kata ilmu dalam proposisi Bahasa
Indonesia sering disejajarkan dengan kata science dalam bahasa Inggris. Kata
Seicence itu sendiri memang bukan bahasa asli Inggris, tetapi merupakan serapan
dari bahasa Latin, yaitu secio, scire yang artinya pengetahuan. Ada juga yang
menyebutkan bahasa science berasal dari kata scentia. Scentia bersumber dari
bahasa Latin scire yang artinya mengetahui. Pengetahuan yang dipakai dalam
bahasa Indonesia kata dasarnya adalah tahu. Secara umum pengertian kata tahu ini
36
Pengetahuan manusia berasal dari rasa ingin tahu terhadap seluruh
fenomena atau adanya rasa kekaguman yang berasal dari sekelilignya. Hal ini
dperjelas oleh .(Mania, 2013) yang menyatakan bahwa ilmu berasal dari rasa
kagum manusia akan alam yang dihadapinya. Manusia dibekali hasrat ingin tahu,
dan sifat ingin tahu tersebut telah dapat ditemukan manusia sejak masih kanak
kanak. Pertanyaan pertanyaan apa ini, mengapa begini, kenapa bisa terjadi akan
diemukan sepanjang sejarah manusia dan dengan dorongan rasa inin tahu
Jadi sumber ilmu pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu kemudian rasa
ingin tahu itu membuatnya jadi mengerti terhadap suatu fenomena. Dalam
konteks tentang “tahu” sebagai awal pengenalan ilmu dapat dilihat pendapat
(Muis Salim. Abd. dkk, 2009: 45), bahwa secara lesikal, tahu bermakna: mengerti
mengindahkan atau peduli, mengerti; pandai, cakap; insaf, atau sadar. Sedangkan
ilmu diartikan: pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
ilmu berasal dari pengetahuan yang berperan sebagai sumber dari ilmu yang dapat
37
Menurut (Suaedi, 2016), Ilmu adalah pengetahuan. Namun, ada berbagai
kenyataan dan tersusun baik. Apa isi pengetahuan ilmu itu? Ilmu mengandung
tiga kategori, yaitu hipotesis, teori, dan dalil hukum. Ilmu itu haruslah sistematis
ilmiah, kalau data yang baru terkumpul sedikit atau belum cukup, ilmuwan
membina hipotesis.
hipotesis ialah dugaan pikiran berdasarkan sejumlah data. Hipotesis memberi arah
pada penelitian dalam menghimpun data. Data yang cukup sebagai hasil
Jika teori mencapai generalisasi yang umum, menjadi dalil dan bila teori
Selain itu yang perlu ditambahkan bahwa suatu ilmu dapat dimaknai
2. Ilmu sebagai metode, berarti suatu ilmu adalah hasil yang diperoleh
38
Suatu pengetahuan baru dapat bepredikat sebagai suatu ilmu ketika sudah
diseleksi melalui proses yang cukup ketat. Proses yang dimaksud adalah seperti
gejala-gejala.
5. Tahap akhir dari proses ilmu adalah pembentukan teori (Donny Gahral
Adian, 2002)
Jadi tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu adalah
pengetahuan yang diletakkan pada posisi tertentu ketika sudah melalui proses dan
memiliki kriteria dari ilmu seperti : hipotesis, teori, dan dalil hukum, Hal ini
berarti suatu pengetahuan, baru dapat disebut ilmu setelah melalui proses metode
39
ilmiah yang tersususn secara sistematis. Kemudian salah satu ciri dari ilmu adalah
(general).
2. Ciri-Ciri Ilmu
Ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah salah satu kajian dari penjelajahan ilmu.
Beberapa ahli telah menjelaskan ciri-ciri ilmu pengetahuan, antara lain (Sumantri,
2001: 65-68) memberikan dua puluh cir-ciri ilmu pengtahuan, yaitu sebagai
berikut :
e) Relatif; bersifat sementara dan terbuka terhadap penemuan baru, kreatif dan
pragmatis.
dipandang benar pada kurun waktu tertentu, mungkin saja salah dalam
40
k) Intersubjektif, kepastian pengetahuan ilmiah tidaklah didasarkan atas
faktor di luar ilmu juga ikut berpengaruh, tetapi harus diupayakan agar
q) Ilmu harus bersifat tampa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan
r) Objektif; setiap ilmu terpimpin oleh obyek dan tidak didistorsi oleh
prasangka-prasangka subjektif.
problemproblembaru lagi.
41
t) Universal; berlaku umum (untuk semua orang atau untuk seluruh dunia).
Jawaban atas pertanyaan apakah sesutu hal itu layak atau tidak layak
Dari dua puluh ciri ciri sebagaimana yang dijelaskan tersebut menunjukkan
ilmu. Penggunaan dari metode ilmiah tersebut , akan mengantar untuk mengkaji
ilmu sekaligus menjadi kunci dalam ilmu karena melalui metode yang ilmiah akan
secara ilmiah.
2011) berpendapat :
ilmu itu harus dan hanya tunduk pada hukum- hukum logika;
atau dasar, yang tidak dapat atau tidak perlu diverifikasi oleh pancaindera
42
hasilnya berupa fakt-fakta yang relevan dalam bidang yang ditelaahnya
d. Ilmu bersifat umum dan terbuka,artinya harus dapat dipelajari oleh tiap
orang; jadi tidak bersifat esoterik (terbatas hanya bagi sekelompok orang
tertentu);
hakekatnya ilmu adalah pengetahuan yang telah diproses agar memenuhi syarat-
syarat keilmuan melalui metode ilmiah. Ilmu akan menerima pengetahuan sebagai
ilmu jika pengetahuan itu telah melewati suatu proses yang bertitik tolak dari
fakta-fakta keseharian dan berakhir pada suatu teori ilmiah. Singkatnya ilmu
2. Syarat-Syarat ilmu
tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
a. Objektif.
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya
dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih
43
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
a. Metodis
kebenaran.
b. Sistematis.
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
menyangkut objeknya.
c. Universal.
180º.(Vardiansyah, 2008)
pengetahuan yang tidak ilmiah. Dengan adanya syarat-syarat itu pula membuat
ilmu akan menolak pengetahuan yang belum teruji kebenarannya. Dengan kata
44
lain kebenaran suatu ilmu ditentukan oleh adanya syarat-syarat yang
menyertainya.
3. Jenis-Jenis Ilmu
a) Ilmu praktis, ia tidak hanya sampai kepada hukum umum atau abstraksi,
tidak hanya terhenti pada suatu teori, tetapi juga menuju kepada dunia
alam kenyataan.
normanorma.
c) Ilmu pro positif ktis, ia memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus
dari pada ilmu praktis normatif. Norma yang dikaji ialah bagaimana
membuat sesuatu atau tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
hasil tertentu.
generalisasi substantif.
2016),
45
Dari apa yang disampaikan di atas menunjukkan bahwa ilmu sudah begitu
banyak jenisnya. Apa lagi satu cabang ilmu berkembaang lagi menjadi ilmu baru
yang bersifat lebih spsifik. Dalam perkembangannya jika ilmu ditinjau dari
dimensi sifat teoritis dapat ditemikan jenis-jenis ilmu seperti : fisika, kimia,
botani, zoologi, psikologi, dan jika ditinjau dari dimensi praktisnya mencakup :
Oleh karena begitu luasnya jangkauan ilmu pengetahuan, maka ilmu harus
demikian menurut (Juneman & Pradipto, 2013), pertanyaan yang lebih umum,
tidak dapat ditangani oleh ilmu-ilmu itu karena ilmu-ilmu itu tidak memiliki
sarana teoretis untuk mambahasnya. Justru dalam hal ini diperlukan filsafat ilmu,
metodis ilmu-ilmu spesial itu, secara metodis, sistematis, kritis dan berdasar.
pendapat Kant dalam (Gunawan Imam, 2016: 4) bahwa apa yang kita tangkap
dengan panca indera itu hanya sebatas gejala fenomena, sedangkan substansi yang
di dalamnya tidak dapat kita tangkap dengan panca idra, disebut neomenon. Apa
yang dapat ditangkap dengan panca idra memang penting namun tidak hanya
sebatas sampai disitu saja. Sesuatu yang dapat kita tangkap dengan panca indra
adalah hal-hal yang berada di dalam ruang dan waktu dan sesuatu yang berada
46
diluar ruang waktu diluar panca indra kita. Itu terdiri dari tiga ide regulatif yakni:
a. Ide kosmologis, yaitu tentang alam semesta yang tidak dapat dijangkau dengan
panca indra, b. Ide tentang jiwa manusia, c. Ide Teologis yaitu tentang Tuhan sang
hanya mampu bergerak pada batas tertentu karena ilmu membatasi diri pada
kajiannya yang bisa dijangkau. Artinya perjalanan ilmu sebatas yang dapat
diarungi, ia tidak bisa pada tataran yang lebih dari pada itu. Batas perjalan ilmu
adalah terletak pada seputar yang bisa dijangkau oleh panca indra manusia.
Dari konsep ilmu ini dapat disimpulkan bahwa ilmu itu terutama
bersumber dari adanya pengalaman yang bisa ditangkap panca indra. Namun
normal saja hanya bisa digunakan untuk melihat sesuatu dalam batas tertentu,
artinya mata tidak bisa melihat yang terlalu dekat dan terlalu jauh, begitu juga
unsur-unsur panca indra lainnya. Dengan demikian jika panca indra saja yang
digunakan dalam menggali ilmu pengetahuan, meskipun agak sulit, tetapi masih
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
47
Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang
benar.
'pengetahuan' termasuk dalam kata benda, yaitu kata benda jadian yang tersusun
dari kata dasar 'tahu' dan memperoleh imbuhan 'pe - an',yang secara singkat
memiliki arti 'segala hal yang berkenaan dengan kegiatan tahu atau mengetahui.
Pengertian pengetahuan mencakup segala kegiatan dengan cara dan sarana yang
'mengetahui'.
sesuatu obyek (dapat berupa suatu hal atau peristiwa yang dialami
Jika dicermati apa yang dijelaskan di atas, kita bisa katakan bahwa
oleh suatu obyek. Hal ini terjadi ketika ada interaksi antara manusia dengan
48
akhirnya menjadi suatu pengetahuan. Akan tetapi apa yang disebut pengetahuan
apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik
atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
sebenarnya adalah hasil dari segenap kegiatan mengetahui terhadap suatu obyek.
Kegiatan mengetahui adalah merupakan sikap mental yag bersumber dari interaksi
antara manusia dan lingkungannya, dan hasil yang didapat berupa segenap
pengetahuan tanpa diketahui secara pasti benar dan salahnya. Dengan demikian
dapaat disimpulkan bahwa pada hakekatnya pengetahuan adalah hasl dari seluruh
49
manusia. Ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada fakta-fakta indrawi
1) Keterbatasan Indra,
2) Indra Menipu.
c) Otoritas (Authority).
d) Intuisi (instuition)
secara nyata merta melainkan melalui proses yang panjang dan tentu
50
e) Wahyu (revelation).
Ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu Ilahi melalui para nabi dan
3. Jenis Pengetahuan
dengan istilah common sense, sering diartikan dengan Good sense karena
b) Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science yang pada
berbagai metode.
51
d) pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan
tampak dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diinderai secara
langsung.
sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau obyek yang tampak tetapi
52
4. Pengetahuan Noesis (Filsafat).
menyatakan bahwa tidak ada barang sesuatu yag dapat diketahui dengan
menghindarkan diri dari setiap pemberian tanggapan. Hal yang demikian ini
terjadi karena sarana untuk mengetahui yang kita miliki tidak dapat dipercaya dan
pelbagai macam yang saling bertentangan sedangkan semuanya itu berdalih benar.
persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata
majemuk yang mengandung arti sendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai
karangan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Namun, jika kedua kata
ini berdiri sendiri akan tampak perbedaan antara keduanya. (Suaedi, 2016)
53
pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya melalui metode ilmiah. (Suaedi,
2016)
C. Ilmu Pengetahuan
dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar dan asal usulnya,
harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu,
54
b. (Joesoef, 1986),
terbuka untuk diteliti, diuji atau dibantah orang lain. Oleh karena itu tidak
mungkin suatu fakta ilmiah itu bersifat original, yang original adalah
penemuan dari fakta ilmiah itu sendiri, sehingga timing dari suatu
55
lamunan, ini merupakan berfikir rasional tetapi tidak ilmiah karena tidak
sistematis
e. Rofiq, 2018).
Dengan demikian dari apa yang disajikan di atas menujukkan bahwa ilmu
yang dilakukan melalui berbagai metode, dan prosedur. Dengan cara itu dapat
56
1) Keingintahuan;
hanya atas eksistensi sebuah subyek, tetapi juga atas kemauan subyek
untuk memahami sifat dasar objek itu sendiri, sejauh objek tersebut
tidak saja ide yang berbeda dengan ide-idenya, tetapi juga yang
kesimpulannya.
57
5) Kemauan untuk menangguhkan penilaian atau menunda keputusan.
“Yang membuat sebuah studi itu ilmiah bukanlah sifat dasar dari
lain, “Berkenaan dengan sifat dasar metode ilmiah, para ilmuan sendiri
tidaklah selalu memiliki ide yang jelas dan logis”. “Dalam banyak hal
para ilmuan, yang kemudian biasa disebut dengan “riset ilmiah”. Riset
58
kumpulan pengetahuan. Bahkan kumpulan ide-ide adalah ilmu
dapat dihubungkan pada dua hal, yaitu: a). Pengaruh ilmu pengetahuan
terhadap teknologi dan industri melalui apa yang disebut dengan ilmu
peradaban.(Muslih, 2016).
benar , maka harus melalui proses dengam tahap-tahap tertentu dan dengan cara-
cara tertentu. Dengan demikian ilmu pengetahuan yag dihasilkan dapat bersifat
Seperti yang dijelaskan oleh (Beerling, Kwee, Mooij, 1988) bahwa setiap
penyelidikan ilmiah selalu diawali dengan situasi masalah dan berlangsung dalam
a. Perumusan masalah.
secara tepat dan jelas dalam bentuk pertanyaan agar ilmuwan mempunyai
59
b. Pengamatan dan pengumpulan data/observasi.
pernyataan-pernyataan.
tertentu, jenis tertentu, kelas tertentu berdasarkan sifat yang sama. Kegiatan
terbentuk.
Dalam tahap ini, deduksi mulai memainkan peranan. Disini dari teori
yang sudah terbentuk tadi, diturunkan hipotesa baru dan dari hipotesa ini,
60
diketahui atau yang masih terjadi. Deduksi ini selalu dirumuskan dalam
bentuk silogisme.
percobaan. Dalam hal ini keputusan terakhir terletak pada fakta. Jika fakta
tidak mendukung hipotesa, maka hipotesa itu harus dibongkar dan diganti
dengan hipotesa lain dan seluruh kegiatan ilmiah harus dimulai lagi dari
permulaan. Itu berarti data empiris merupakan penentu bagi benar tidaknya
1988)
4. Limas ilmu.
limas meliputi semua data yang diperoleh suatu disiplin ilmu tertentu melalui
limas tadi diduduki oleh teori. Antara dasar dan puncak limas masih terdapat lagi
dan lain-lain. Limas sebagai keseluruhan merupakan sistem ilmu. Atas dasar
kesatuan ilmu-ilmu ada tedensi untuk menerapkan gambar limas ini pada
keseluruhan ilmu dan memang hal ini dapat dimengerti karena ilmu pada dasarnya
61
merupakan kesatuan metode dan dalam kesatuan metode ini tiap-tiap ilmu
mendapat tempatnya meskipun masih ada metode yang sangat teoritis. Lebih
lanjut setiap ilmu mempunyai bahasa sendiri yang berbeda dengan bahasa sehari-
hari. Karena itu untuk mengerti ciri khas ilmu perlulah dia dibedakan dari bahasa
sehari-hari.(Sriyono, 2017.)
62
BAB III
METODE ILMIAH
barulah dapat disebut ilmu jika telah melalui proses seleksi yang disebut metode
ilmiah. Jadi pengetahuan ilmiah tidak muncul begitu saja, tetapi mulai dari
suatu teori, kemudian teori pun diuji untuk menemukan hukum-hukum yang bisa
ditemukan, karena metode ilmiah merupakan jalan yang harus dilalui dengan
teknik dengan bidang kajian maka hasilnya akan berbeda, bahkan tak
63
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, telah ditemukan berbagai bentuk
metode ilmiah. Seperti yang dijelaskan oleh (Soemargono, 1983) bahwa secara
Metode ilmiah yang bersifat umum masih dapat dibagi dua, yaitu
metode sintesa.
metode induksi.
posteriori.
oleh tiga garis lurus yang saling beririsan yang membentuk sudut-sudut
64
a) Pengetahuan analitik a posteriori berarti bahwa kita dengan
(Soemargono, 1983)
65
Metode deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu
penyelidikan yang berbentuk daur/metode siklus empirik dan metode vertikal atau
empirik ialah suatu cara penanganan terhadap sesuatu obyek ilmiah tertentu yang
terhadap sejumlah hal atau kasus yang sejenis, kemudian berdasarkan atas
eksperimen-eksperimen.
66
hipotesa itu mengandung kebenaran, maka dalam hal yang demikian ini
menjadi „hukum-hukum alam‟. Dalam hal yang demikian ini berarti bahwa
isi kebenaran dari teori-teori tersebut telah diperiksa sekali lagi atau telah
teori-teori)
bersifat kejiwaan, yaitu yang lazimnya berupa atau terjelma dalam tingkah
67
Penerapan metode semacam ini apabila dikatakan mengambil bentuk
garis tegak lurus berarti merupakan suatu proses yang bertahap-tahap, dan
Dari apa yang disajikan di atas menunjukkan bahwa metode ilmiah adalah
pengetahuan ilmiah. Dengan begitu akan dapat dibedakan mana pengetahuan yang
ilmiah dan mana pengetahuan yang bukan ilmiah. Pengetahuan yang ilmiah akan
metode ilmiah itu jangan ditafsirkan secara mati, tetapi suatu konsep dinamis
68
pemikiran dinamis dan optimis menjadi pupuk tumbuh suburnya pohon-
pohon ilmu. Ilmu yang kini berjalan cepat karena partisipasinya metode
langkah-langkah , yaitu :
5. Melakukan pembahasan.
6. Menarik kesimpulan.
diartikan juga bahwa pelaksanaan penelitian menyangkut dua hal, yaitu hal
metode dan hal teknis penelitian. Mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang
memuaskan berdasarkan teori (hukum atau dalil) yang ada (Affandi, 2019)
diidentifikasi ialah dengan penalaran deduktif. Cara penalaran deduktif ialah cara
penalaran yang berangkat dari hal yang umum kepada hal-hal yang khusus. Hal-
69
hal yang umum ialah teori/dalil/hukum, sedangkan hal yang bersifat khusus
bukti bahwa suatu ilmu harus diperoleh melalui langkah-langkah yang sistematis.
artinya sesuai urutannya. Apakah langkah –langkah yang sistematis itu harga mati
atau bukan, tidak menjadi maslah yang berarti. tetapi yang jelas bahwa bentuk
ilmiah.
70
BAB IV
Filsafat ilmu sebagai bagian dari filasafat, telah mengispirasi banyak orang
ilmu itu karena dipengaruhi oleh pertimbangan dari sudut pandang masing-
masing.
Berikut ini akan disebutkan pengertian filsafat ilmu dari beberapa sumber
1. Filsafat Ilmu dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai
filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan objek
khusus, yaitu ilmu pengetahuan. Karenanya filsafat ilmu bisa juga disebut
sebagai bidang yang unik, sebab yang dipelajari adalah dirinya sendiri.
adalah kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri (Vardiansyah, 2008).
71
2. Jika ilmu alam merupakan tahapan baru dari filsafat alam (metafisika)
2016)
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat
4. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang
Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun
yang tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya
tak-ilmiah adalah yang masih tergolong prailmiah. Dalam hal ini berupa
pengetahuan hasil serapan inderawi yang secara sadar diperoleh, baik yang
telah lama maupun baru didapat. Di samping itu termasuk yang diperoleh
72
secara pasif atau di luar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit, atau
hakekatnya filsafat ilmu adalah filsafat yang mempelajari segala hal yang
menyangkut landasan ilmu dan hubungan ilmu dengan segala hal dari kehidupan
persoalan tentang segala macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan.
menyatakan bahwa filsafat Ilmu pengetahuan tidak hanya dipahami atas dasar
pembahasan yang rasional (kritis, logis, dan sistematis), obyektif, menyeluruh dan
ilmu pengetahuan itu sendiri sebagai obyeknya. Filsafat Ilmu Pengetahuan tidak
membatasi pembahasannya hanya pada beberapa unsur serta hanya dari satu segi
diperoleh pemahaman yang utuh. Dan Filsafat Ilmu Pengetahuan tidak hanya
hakiki yang menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan (Wahana, 2016: 6)
73
Dengan demikian dapat dimaknai bahwa filsafat ilmu yang merupakan
menyeluruh, yakni sampai diperoleh unsur-unsur hakiki yang menjadi ciri khas
dari ilmu pengetahuan itu. Filsafat ilmu hadir untuk membedah ilmu pengetahuan
dengan cara tertentu agar diperoleh kebenaran hakiki dari ilmu pengetahuan.
penting dari filsafat, namun dalam perkembangan selanjutnya filsafat ilmu mampu
berdiri sendiri dan meletakkan dasar-dasar pemikirannya. Hal ini diungkap oleh
(Kirom, 2011), bahwa Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana
filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi,
Karena itu, implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat
hubungannya dengan ilmu yang lain, serta semakin kaburnya garis batas antara
ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis. (Kirom, 2011)
Oleh karena itu menurut (Samekto, 2010) bahwa karena Immanuel Kant
maka semenjak itu pula refleksi filsafat mengenai pengetahuan manusia menjadi
74
menarik perhatian. Lahirlah di abad ke-18 cabang filsafat yang disebut sebagai
pendukungnya. Melalui cabang filsafat ini diterangkan sumber dan sarana serta
(Samekto, 2010)
Diselidiki pula arti evidensi, syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi apa
Pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampai pada
75
Science for the sake of science only merupakan semboyan yang
didengungkan.
2. Pendapat yang menyatakan bahwa ilmu lebur dalam konteks, tidak hanya
3. Pendapat yang menyatakan bahwa ilmu dan konteks saling meresapi dan
(Samekto, 2010)
efistemologi berkembang menjadi filsafat ilmu. Hal ini sejalan dengan pandangan
cabang dari filsafat yang secara khusus membahas proses keilmuan manusia.
Keduanya memiliki lebih banyak persamaan dari pada perbedaan. Perbedaan itu
hanyalah terletak pada objek material (baca: objek kajian) nya, yakni dalam hal
filsafat ilmu, objek kajiannya adalah ilmu pengetahuan. Meski demikian, dewasa
ini kedua objek kajian ini sudah merupakan pembahasan yang bisa dikatakan beda
76
kajiannya, maka bisa dipahami jika dalam banyak literatur kedua disiplin tersebut
sentral dalam epistemologi, tampak mendapatkan porsi yang cukup dalam filsafat
ilmu. Beberapa aliran tersebut, dalam filsafat ilmu, kemudian dikenal dengan
dalam banyak literatur kedua disiplin ilmu tersebut kemudian terlihat identik.
problematika filsafat ilmu dapat diidentifikasi menjadi beberapa hal berikut ini:
Melihat ilmu dari aspek ini merupakan sumbangan dari epistemologi in the
Dari sini kemudian bisa dilihat bahwa suatu perspektif tertentu ternyata
dipakai tidak hanya satu disiplin ilmu, artinya bisa jadi beberapa disiplin
77
Selanjutnya dalam pengembangan keilmuan, struktur fundamental
atau teori-teori keilmuan. Paradigma dan teori keilmuan adalah dua hal
yang mendasari (dalam arti filosofis), mengarahkan dan menjadi batu ujian
atas konsistensi suatu proses keilmuan. Dari sini kemudian bisa dimengerti
jika filsafat ilmu menjadi sangat identik dengan semacam kerangka teori
(theoretical framework).
Ini artinya terkait dengan logika ‘apa’ yang ‘bermain’ di belakang suatu
ilmu tertentu dan, karenanya bisa dilihat ‘apa’ konsekuensi sosiologis yang
Dengan melihat struktur logis suatu ilmu, pada suatu sisi, akan bisa
3. Sesuai dengan sifat heuristik dari filsafat, filsafat ilmu berusaha mencari
terobosan baru agar suatu ilmu tetap dapat survive, marketable, aktual, dan
berguna.
78
Filsafat, bagaimanapun adalah merupakan alat intelektual yang
intelektual yang sangat penting untuk ilmu-ilmu yang lain, tidak terkecuali
(ilmu) agama dan teologi. Oleh karenanya, orang yang manjauhi filsafat
dalam arti kekurangan ide-ide segar—, dan lebih dari itu, ia telah
apapun maknanya, kritik adalah sifat dasar filsafat. Maka filsafat ilmu
2008).
79
E. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Secara umum runag lingkup filsafat ilmu berpijak pada tiga landasan yaitu
sebagai berikut :
1. Landasan ontologi
Kata ontologi berasal dari perkataan yunani, yaitu Ontos: being, dan
Logos:logic. Jadi, ontologi adalah the theory of being qua being (teori
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu aksios artinya nilai dan
logos berarti teori. Jadi aksiologi adalah flsafat yang membahas kegunaan
ilmu pengetahuan
Menurut (Muslih, 2016) bahwa filsafat ilmu dapat dipahami dari dua sisi,
yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis ilmu pengetahuan.
80
1. Sebagai Disiplin Ilmu
sehingga sesuatu itu disebut ilmu atau kapan sesuatu itu disebut ilmiah.
dalam membangun ilmu. Hal ini akan terlihat dari model argumen dan
Di sini jelas Filsafat Ilmu lebih dilihat dalam hal fungsinya, bahkan
81
Ilmu pengetahuan itu pada dasarnya merupakan representasi fakta;
ungkapan kembali dari fakta. Fakta dan peristiwa yang kompleks dan
beberapa lembar kertas karya tulis atau hanya dengan beberapa bagan atau
Dalam upaya representasi itu tentu ada proses, bahkan proses itu
di balik atau apa kerangka dasar di balik proses itu? Inilah pertanyaan-
suatu ilmu dan inilah Filsafat Ilmu dengan makna yang kedua.
Dalam pandangan filsafat ilmu, proses dan hasil keilmuan pada jenis
membahas hakikat dan struktur sains,. Epistemologi sains difokuskan pada cara
82
1. Ontologi Sains
menjelaskan cabang-cabang sains, serta isi setiap cabang itu, yaitu antara
lain:
1) Masalah Rasional
akibat.
2) Masalah Empiris.
yaitu “Semakin banyak makan telur akan semakin sehat” atau “Telur
83
berpengaruh positif terhadap kesehatan,” adalah teori yang rasional-
Cara kerja dalam memperoleh teori itu tadi adalah cara kerja
Asumsi dasar sains ialah tidak ada kejadian tanpa sebab. Asumsi ini
hoc, ergo propter hoc (ini, tentu disebabkan oleh ini). Asumsi ini
baik atau buruk, halal atau haram, sopan atau tidak sopan, indah atau
sains itu netral. Dalam konteks seperti itu memang ya, tetapi dalam
84
b) Struktur Sains
Dalam garis besarnya sains dibagi dua, yaitu sains kealaman dan
1) Sains Kealaman
(a) Astronomi;
mineralogi, geografi;
2) Sains Sosial
pendidikan
entropologi politik.
abnormal;
pedesaan;
internasional.
85
3) Humaniora
(a) Seni: seni abstrak, seni grafika, seni pahat, seni tari;
(b) Hukum: hukum pidana, hukum tata usaha negara, hukum adat
2. Epistemologi Sains
86
untuk menguji bukti rasional yang telah dirumuskan dalam hipotesis.
(Tafsir, 2004)
Apakah objek yang boleh diteliti oleh sains itu bebas? Artinya,
apakah sains boleh meneliti apa saja asal empiris? Menurut sains ia
boleh meneliti apa saja, ia ebas; menurut filsafat akan tergantung pada
yang dapat diteliti oleh sains banyak sekali: alam, tetumbuhan, hewan,
hewan dan manusia itu; semuanya dapat diteliti oleh sains. Dari
(Tafsir, 2004)
(Tafsir, 2004)
alam? Siapa yang dapat membuat aturan itu? Orang Yunani Kuno
87
sudah menemukan: manusia itulah yang membuat aturan itu.
(manusia) dan alam. Jadi, manusia itulah yang harus membuat aturan
menyatakan dirinya benar, yang lain salah. Jadi, seandainya aturan itu
2004)
berdasarkan aturan yang sama. Aturan itu ialah logika alami yang ada
pada akal setiap manusia. Akal itulah alat dan sumber yang paling
(Tafsir, 2004)
paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis
88
Tetapi ternyata Empirisisme masih memiliki kekurangan.
air kopi yang baru diseduh ini panas, nyala api ini lebih panas, besi
yang mendidih ini sangat panas. Kata Empirisisme, kelereng ini kecil,
bulan lebih besar, bumi lebih besar lagi, matahari sangat besar.
Jadi, masih diperlukan alat lain. Alat lain itu ialah Positivisme. (Tafsir,
2004)
air kopi ini 80 derajat celcius, air mendidih ini 100 derajat celcius,
besi mendidih ini 1000 derajat celcius, ini satu meter panjangnya, ini
89
Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian ajukan
Metode Ilmiah itu secara teknis dan rinci menjelaskan dalam satu
sebagai berikut:
90
Gambar 1.1
Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
sains, maka yang kita tanya ialah apa ukuran kebenaran teori-teori
secara logika, tetapi belum ada bukti empirisnya. Belum atau tidak ada
Hipotesis benar, bila logis, titik. Ada atau tidak ada bukti empirisnya
adalah soal lain. Dari sini tahulah kita bahwa kelogisan suatu hipotesis
3. Aksiologi Sains
Dalam bagian ini (Tafsir, 2004) menjelaskan tiga hal saja, pertama
91
sains. Sebenarnya, yang kedua itu merupakan contoh aplikasi yang
pertama.
contohnya ?
jatuh tempo (harus dibayar), hutang itu harus dibayar dengan dolar,
orang membeli dolar, maka harga dolar naik dalam rupiah. Ini baru
92
namun gejala itu telah dapat dipahami ala kadarnya, sesuai dengan
misalnya akan terjadi ini, itu, begini atau begitu. Sedangkan kontrol
93
tindakan-tindakan agar terjadi ini, itu, begini atau begitu. (Tafsir,
2004)
masalah yang dihadapi. Teori itu mungkin memadai pada zaman tertentu,
digunakan untuk menghadapi masalah yang sama pada zaman yang lain,
belum tentu teori itu efektif. Kedua, belum tentu setiap masalah tersedia
kita.
94
masalah diselesaikan secara bersama-sama oleh sains, filsafat dan mistik,
Dari apa yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu
95
BAB V
tersebut selalu tersimpan di dalam ingatan, dan ditulis dalam buku, sehingga
dapat diwariskan pada generasi berikutnya. Oleh karena itu ilmu akan selalu
kehidupannya.
manusia. Dengan kata lain aktivitas berpikir yang menghasilkan ilmu pengetahuan
Oleh karena desakan kebutuhan membuat manusia selalu berusaha untuk terus
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan lewat berbagai jalan,
96
penetahuan yang telah menghasilkan berbagai peralatan canggih yang sengaja
akan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari ilmu
pengetahuan yaitu :
kesejahteraan manusia.
menembus ilmu pengetahuan angkasa luar. Semua ini adalah hasil dari perjuangan
Ilmu dengan segala tujuan dan artinya sampai batas-batas tertentu, serta
97
terus dan berkembang sepanjang masa karena manusia meimilki akal fikiran yang
ilmu mestinya tidak dipandang sebagai sesuatu yang sudah final, dia perlu
tepat dalam batas wilayahnya. Hal inipun dapat membantu terhindar dari
memutlakan ilmu dan menganggap ilmu dan kebenaran ilmiah sebagai satu-
satunya kebenaran, disamping perlu terus diupayakan untuk melihat ilmu secara
integral bergandengan dengan dimensi dan bidang lain yang hidup dan
bergerak atau bertindak tepat karena ilmu dan teknologi merupakan hasil kerja
untuk mengubah wajah dunia. Dengan ilmu dan teknologi manusia dituntut untuk
98
Namun demikian dalam perkembangannya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknogi tidak selalu membawa kemaslahatan bagi manusia. Di sisi lain dalam
menumbuhkan berbagai ideologi yang sifatnya palsu, paham rasisme dan paham-
Disadari atau tidak disadari, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknogi yang
lainnya. Manusia menjadi lupa diri akan kodratnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan,
Dengan demikian ilmu tidak hanya sebatas pada tataran teori, tetapi lebih
dari itu ilmu dapat dimamfaatkan secara praktis. Hal ini dapat dilihat dari adanya
dalam hidup, tapi di sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu
"gotong royong, empati terhadap sesama, sekarang mengalami krisis moral. Nilai
menjadi perilaku yang suka menipu, menindas, memeras, dan saling menyakiti
99
secara berkelompok melakukan penipuan, pencurian, penindasan. Filsafat ilmu
berusaha menempatkan dan mengembalikan tujuan mulia dari ilmu sehingga ilmu
kehancuran umat manusia. ikatan keagamaan yang terlalu kaku dan terstruktur
Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa pada prinsipnya ilmu
memecahkan masalah itu agar dapat dipahami, lalu mengaturnya sehingga dapat
didesain dengan baik meskipun hal itu bersifat masih probanilistik. Jadi tujuan
kehidupan di dunia, serta untuk menemukan atau memformulasi teori yang telah
100
Dengan demikian jika ilmu pengetahuan diterapkan tdak sesuai dengan
ilmu. Selain itu jika ilmu diterapkan dalam dunia modern bisa jadi akan
eksploitasi alam, komersialisasi ilmu, penerapan iptek yang merusak, dan lain
sebagainya.
modern menjadi perhatian serius dari kalangan ahli, seperti Herman Soewardi
“…Filosof dan ilmuan Barat mulai mengakui bahwa arah yang keliru. Arah
yang ditempuh telah memberikan kenikmatan, namun kenikmatan yang
diiringi dengan kehancuran. ..Kehancuran itu dapat berubah lebih besar
daripada kenikmatannya. Mereka mengetahui ilmu yang selama ini diyakini
kebenarannya adalah salah, tetapi tidak tahu menunjukkan mana yang
benarnya. Akhirnya upaya mereka menjadi stagnan tidak tahu apa yang
harus dilakukan. Mereka sangat percaya kepada empirisme dan positivisme,
Namun tetap tidak mampu menunjukkan kebenaran inilah yang disebut
dengan skeptisisme. Hal ini karena yang benar itu satu, sedangkan yang
tidak benar itu banyaknya tidak terhingga. Untuk sampai kepada yang
benar, maka harus mengetahui kesalahan dari ilmu itu terlebih dahulu.
Bersyukurlah manusia kepada Tuhan YME, yang menciptakan itu semua. Ia
telah memberitahukan kepada manusia melalui Nabi Muhammad Saw,
mana yang benar dan mana yang salah. Kebenaran adalah perintah-Nya
untuk dijalani oleh umat manusia. Kesalahan adalah merupakan larangan-
Nya untuk dihindari oleh umat manusia. Dalam masyarakat beragama
(Islam), ilmu adalah bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan
karena sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan. Cara untuk mengalihkan
101
ilmu yang keliru itu maka manusia tidak hanya mengandalkan diri pada akal
saja, akan tetapi meletakkan akal di bawah ketentuan-ketentuan (nash-nash)
dari Allah. Dengan kata lain suatu ilmu harus dipandu dengan normatif dari
Allah SWT atau naqliah memandu aqliah”.
Oleh karena itu menurur pandangan (Wibisono, 2005) bahwa sudah tiba
sebagai “barang jadi yang sudah selesai”; mandeg dalam kebekuan dogmatis-
positif tetapi juga negatif, maka dibutuhkan sarana kritik dan mitra dialog yang
kebutuhan untuk saling merekatkan hubungan antar berbagai disiplin ilmu agar
tersebut, filsafat ilmu dianggap mampu menjadi mediasi antar berbagai cabang
ilmu bisa sebagai mitra dialog yang kritis bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.(Rofiq, 2018)
antara ilmu pengetahuan yang satu dengan yang lainnya dengan fungsinya sebagai
mitra dialog yang kritis bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain
102
filsafat ilmu dinilai memilki kemampuan untuk menjadi mediasi antar berbagai
pengetahuan ini lebih ditujukan untuk kepuasan jiwa, dan juga untuk
Beberapa ahli sependapat bahwa peranan filsafat ilmu antara lain menurut
Widia Fitri dalam (Sormin, 2018) bahwa dapat ditinjau dari beberapa dimensi
yaitu :
a. Penerang (Eksplaining)
sesuatu yang ada disekitar manusia. Penjelas suatu teori dapat dibedakan
dahulu.
103
bersifat peluang yang dapat berupa kemungkinan dan kemungkinan
perkembangan tertentu.
b. Pengira (Predicting)
suatu fenomena yang ditemui oleh manusia tersebut. Ilmu yang dimiliki
oleh manusia telah terwujud dalam berbagai bentuk teori-teori yang ada.
Teori biasanya menerangkan hubungan dua variable atau lebih dalam suatu
Contoh lain adalah teori ilmu alam mengatakan bila besi dipanaskan,
maka besi itu akan memuai, maka dari pernyataan ini telah dapat dipahami
dan mengira kenapa setiap yang berjenis logam ketika dipanaskan memuai.
Itulah ilmu yang mempunyai peran sebagai pengira suatu keadaan atau
kejadian.
104
c. Pengatur (Controling)
terjadi dengan berpijak kepada ketentuan ilmu, maka fungsi control dapat
dijalankan. Hal ini bertujuan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
mengatur apa yang harus dilakukannya sebelum hal itu terjadi untuk
d. Pemberdaya (Empowering)
tanaman bahwa suatu tanaman mempunyai kasiat dan manfaat yang tinggi
105
baiknya, dan melestarikannya sesuai dengan disiplin ilmu yang ada, baik
fungsi ilmu terlebih dahulu mengelompokkan dua sudut pandang tentang ilmu
1. Statis
informasi bagi dunia. Tugas ilmuan adalah menemukan fakta baru dan
menambahkannya pada kumpulan informasi yang sudah ada, oleh karena itu
ada sekarang serta upaya menambahkannya baik hukum, prinsip atau teori.
Dalam pandangan ini fungsi ilmu bersifat praktis yakni sebagai disiplin atau
bidang kehidupan).
2. Dinamis
dapat dilihat lebih dari sekedar aktivitas, penekananya terutama pada teori
dan skema konseptual yang saling berkaitan. Dalam pandangan ini fungsi
106
ilmu adalah untuk membentuk hukum-hukum umum yang melengkapi
Dari uraian di atas dapat dimakanai bahwa fugsi ilmu tidak hanya sebatas
bersifat praktis, tetapi juga berfungsi untuk membentuk hukum-hukum umum atas
sunami, atau banjir, ilmu sudah dapat memprediksi kejadian itu. Dengan demikain
Selain itu fungsi ilmu dalam pandangan islam menurut (Sormin, 2018)
diantaranya adalah :
hal yang tidak dapat disangkal. Karena ketaqwaan itu sendiri identik
terdahulu)
107
2. Amalan yang tidak terputus pahalanya
yang tidak berat, bahkan akan semakin bertambah bila diberikan dan
Ilmu memiliki kedudukan yang penting dalam agama Islam, oleh karena
itu ahli sunnah wal jama’ah menjadikan ilmu sebagai pondasi utama
Berdasarkan peranan dan fungsi ilmu di atas, maka dapat dipahami bahwa
idealnya tidak menjadi “senjata makan tuan: bagi manusia, meskipun ilmu itu
dalah karya manusia itu sendiri. Hal ini searah dengan pandangan (Rahayu, 2015)
bahwa filsafat ilmu berusaha mengembalikan ruh dan tujuan luhur ilmu agar ilmu
tidak menjadi bomerang bagi kehidupan umat manusia. Di samping itu, salah satu
tujuan filsafat ilmu adalah untuk mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah
masyarakat
108
menempatkan aspek spiritual dan moral. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologgi
dapat diapadukan dengan aspek spiritual dan moral, maka akan menciptakan
ilmu hadir untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan manusia kapan dan di
manapun berada.
109
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, P., & Situmorang, S. H. (2008). Filsafat Ilmu Dan Metode Riset
(Pertama). Usu Press.
Imron, O. (1970). Sejarah Filsafat; Filsafat Kuno Periode Axial Dan Asal-
Usulnya. Tamaddun, 13(1).
110
Kattsoff, O, L. (2004). Pengantar Filsafat. Tiara Wacana.
Muslih, M. (2016). Filsafat Ilmu Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma, Dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. L E S F I.
Https://Doi.Org/10.16583/J.Cnki.52-1014/J.2006.22.002
Sidi Gazalba. (1992). Sistimatika Filsafat (Jilid 1-2). Bulan Bintang. Jakarta
111
Soemargono, S. (1983). Filsafat Pengetahuan. Nur Cahaya.
Sormin, D. (2018). Peran Dan Fungsi Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Berlandaskan Nilai Keislaman. Al Muaddid, 2(1), 5–7.
Http://Jurnal.Um-Tapsel.Ac.Id
Sriyono, S. Dan. (2017). Struktur Pengetahuan Ilmiah Dan Sikap Ilmiah Ilmuwan.
Prosiding Diskusi Panel Pendidikan “Menjadi Guru Pembelajar. Dosen
Tetap Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
Sugiaryo. (2011). Hubungan Antara Ilmu Dan Filsafat. Widya Wacana Vol.,
7(September).
------------- (2001). Ilmu Dalam Perspektif (Xv). Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
T. Jacob, M. (1988). Ilmu Dan Teknologi, Pergumulan Abadi Dalam Perang Dan
Damai. PT. Tiara Wacana.
112
Widyawati, S. (2013). Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu
Pendidikan. Gelar. Jurnal Seni Budaya, 11(1). http://library.upnvj.ac.id.
113