Pedoman Posbindu PTM
Pedoman Posbindu PTM
Pedoman Posbindu PTM
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayatNya, sehingga penyusunan buku Pedoman Posbindu
Penyakit Tidak Menular UPT Puskesmas Sumber Waras dapat diselesaikan
dengan baik.
Untuk itu buku ini disusun agar dapat menjadi pedoman dalam
melakukan kegiatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular
melalui posbindu PTM di Puskesmas Sumber Waras.
Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran
perbaikan sangakami harapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayaNya kepada
kita semua.
JUALEHA, S.ST
PENATA MUDA TK. I
NIP. 19791201 200604
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
V. PEMBINAAN...................................................................................23
VI. PENUTUP……………………………………………………................................25
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin
meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah
penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk
penyakit kronis degeneratif, antara lain penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan
gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Angka kematian
PTM meningkat dari 41,7 % pada tahun 1995 menjadi 59,5 % pada
tahun 2007 ( Riskesdas 2007 ).
1
Petunjuk Teknis Kegiatan Posbindu PTM
B. Tujuan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM.
C. Sasaran Kegiatan
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
D. Wadah Kegiatan
Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya
kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja
atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain di
mana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas
secara rutin, misalnya di mesjid, gereja, klub olah raga, pertemuan
organisasi politik maupun kemasyarakatan.
Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan
Posbindu PTM dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi
2
kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan
tenaga yang ada.
F. Bentuk Kegiatan
Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:
1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara
sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri
peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah,
potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga,
serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi
masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas
ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan
sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa
Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan
darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak
tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas.
Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran
mansetnya dengan ukuran lengan atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan
1 tahun sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3
bulan sekali dan penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1
bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan
peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan
4
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi
individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah
mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan sekali dan penderita
dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan
sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan
kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat,
setelah hasil IVA positif, dilakukan tindakan pengobatan
krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif
dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA
positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali.
Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih
dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di
Puskesmas .
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes
amfemin urin bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis
laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap
pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena
pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat
tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya
tidak hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM
namun perlu dilakukan rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di
wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia
termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan
pra-rujukan.
G. Pengelompokan Tipe Posbindu.
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak
lanjut yang dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat
dibagi menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu;
a. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor
risiko sederhana, yang dilakukan dengan wawancara terarah
Petunjuk Teknis Kegiatan Posbindu PTM 5
melalui penggunaan instrumen untuk mengidentifikasi riwayat
penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita
sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya cedera dan
kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat badan,
tinggi badan, lingkar perut, Indeks massa tubuh (IMT), alat
analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan dara, pemeriksaan
uji fungsi paru sederhana serta penyuluhan mengenai
pemeriksaan payudara sendiri
b. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM
Dasar ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol total dan
trigliserida, pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat), pemeriksaan kadar alkohol
pernafasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok pengemudi
umum, dengan pelaksana tenaga kesehatan terlatih (Dokter,
Bidan, perawat kesehatan/tenaga analis laboratorium/lainnya)
di desa/kelurahan, kelompok masyarakat, lembaga/institusi.
Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat dipadukan
dengan Pos Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif,
maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang
tersedia tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan
kompetensinya.
H. Kemitraan
Dalam penyelenggaraan Posbindu PTM pada tatanan
desa/kelurahan perlu dilakukan kemitraan dengan forum
desa/kelurahan Siaga, industri, dan klinik swasta untuk
mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan.
20
Kadar Alkohol Pernafasan 1 tahun sekali 6 bulan sekali 1 bulan sekali
dan Tes Amfetamin Urin
Rekomendasi
Rujuk ke Konseling/
Puskesmas/ Edukasi/
Klinik Swasta
Motivasi
Pencatatan
Pulang/Rujuk
Keterangan alur:
Pelaksanaan Posbindu PTM dimulai dengan layanan pendaftaran
dilanjutkan dengan wawancara dan pengukuran faktor risiko PTM.
Kader Posbindu PTM akan melakukan konseling dan edukasi
terhadap permasalahan kesehatan yang dijumpai pada peserta
posbindu PTM termasuk melaksanakan sistem rujukan ke
Puskesmas bila diperlukan sesuai dengan kriteria. Hasil pelaksanaan
Posbindu PTM tercatat secara tertib dan diberikan kepada Petugas
Puskesmas atau Unsur Pembina lainnya yang memerlukan sebagai
bahan informasi.
Dari penilaian terhadap hasil pengukuran faktor risiko PTM yang
didapatkan, selanjutnya ditentukan tindakan apa yang dibutuhkan
dalam penanganan faktor risiko PTM tersebut. Untuk dapat merujuk
ke Puskesmas/Klinik Swasta lainnya, perlu ditentukan sesuai dengan
kriteria sebagai berikut;
1. Bila terdapat 1 atau lebih faktor risiko yang ditangani masuk
dalam kriteria buruk sesuai dengan tabel 1.
22 Petunjuk Teknis Kegiatan Posbindu PTM
2. Bila penanganan faktor risiko kriteria sedang (hasil pengukuran
pada tabel 1.) tidak berhasil pada kunjungan 3 bulan berikutnya.
3. Bila dari hasil pemeriksaan/pengukuran faktor risiko diperlukan
konfirmasi lanjutan dari tenaga kesehatan.
4. Pada penyandang faktor risiko yang memerlukan obat-obatan
atau yang dalam pengobatan memerlukan konsultasi dengan
dokternya.
5. Bila pada pemeriksaan uji fungsi paru sederhana terdapat nilai
APE (Arus Pernafasan Ekspirasi) kurang dari nilai prediksi atau
peserta yang berisiko dengan hasil nilai pengukuran APE sama
dengan nilai prediksi.
6. Ditemukan pemeriksaan IVA (+) pada perempuan yang telah
diperiksa (yang dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih)
7. Dicurigai kelainan organ reproduksi berdasarkan hasil
wawancara kader Posbindu PTM (Dokter atau Bidan terlatih).
8. Ditemukan benjolan dan kelainan lainnya pada pemeriksaan
payudara.
9. Ditemukan potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam
rumah tangga serta kadar alkohol pernafasan dan tes
amfetamin urin (+).
10. Kondisi-kondisi gawat yang memerlukan penanganan cepat dari
tenaga kesehatan, seperti serangan jantung dan stroke, serta
terjadi penurunan kadar gula darah yang cepat berakibat dengan
penurunan kesadaran, serangan sesak nafas pada penderita
penyakit paru yang menahun maupun cidera akibat kecelakaan
dan tindak kekerasan.
Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan (lampiran 6)
ke Puskesmas sebagai media informasi Petugas Puskesmas dalam
menerima rujukan dari masyarakat dan pada kondisi tertentu bila
memerlukan pendamping rujukan dari kader Posbindu PTM agar
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya
V. PEMBINAAN
Kegiatan pembinaan antara lain dilakukan terhadap Posbindu PTM
secara periodik oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan antara lain adalah
Pengarah:
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan RI
Tim Penyusun:
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes
dr. Tjetjep Ali Akbar
Dr. Sonny P. Warouw, SKM, M.Kes
dr. Fatum Basalamah, M.Kes
Sumarsinah, SKM, M.Epid
dr. Lily Banonah R, M.Epid
Bayu Aji, SE, M.Sc.PH
Robert Meison Saragih, SKM, M.Kes
dr. Aries Hamzah
dr. Sedya Dwisangka
dr. Esti Widiastuti, M.ScPH
Veronica Basaku Tarigan, SKM, M.Kes
dr. Budi Raharjo, M.Epid
dr. Prihandriyo Sri Hijranti
dr. Tiersa Vera Junita
Devi Suhailin, SKM
Jamaluddin, SKM
dr. Iis Afandi
Kontributor:
Dr. Nunik Kusumawardhani, SKM, M.Kes
Editor:
Dr. Ekowati R, SKM, M.Kes, dr. Ernanti Wahyurini, M.Sc,
Ismoyowati, SKM, M.Kes
Lampiran 2
Lampiran 4
Lampiran 5
POSBINDU PTM:…………………………………..
RT:………….RW……………
KELURAHAN………………..KECAMATAN…………………….
KABUPATEN/KOTAMADYA……………………PROPINSI………………………….
Yth.
Petugas Pengelola Program PPTM
Puskesmas……………………………………
Di…………………………………………
NAMA :……………………………………………………………
UMUR :……………………………………………………………
JENIS KELAMIN :……………………………………………………………
ALAMAT :……………………………………………………………
Dengan;
RT………..RW……………….
KELURAHAN………………………………… …...KECAMATAN………………….
KABUPATEN/KOTAMADYA…………………..PROPINSI………………………
(…………………………………………..)
NIP.
Lampiran 8
LAPORAN HASIL PEMANTAUAN POSBINDU PTM
PUSKESMAS :
KABUPATEN :
Kepala Puskesmas……………………….
(……………………………………….)
NIIP.