Penegakan Ham

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PENEGAKAN HAM DALAM BINGKAI HARMONI

HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA

DISUSUN OLEH:

Abdillah Naufal D111221059


Muh. Zaidan Adhiaksa Akbar D111221077
Muh Alief Rezky Supriyadi D111221089
Anindita Ersyalina D111221003
M. Naufal Afiq D111221073

DEPARTAMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSSITAS HASANUDDIN

GOWA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala yang mana telah memberikan

nikmat kepada kita berupa nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan sehingga makalah ini

dapat terselesaikan. Dibuatnya makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi kriteria dalam

penuntasan tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Ibu dan Bapak selaku dosen pengampu

mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, dan juga kepada orang tua tercinta, saudara-

saudara, teman-teman sekalian yang telah mendukung dan membantu kami, hingga kami

dapat menyelesaikan laporan ini sebagaimana mestinya.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa penulisan dalam laporan ini tentu saja masih

banyak kekurangan dan kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan dari kemampuan

penulis sendiri. Oleh karena itu, kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

dari semua pihak terutama pembaca dalam mengoreksi laporan ini. Besar harapan penulis

agar laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca terkhusus bagi kami sebagai

penulis

Gowa, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................1
1.3 Manfaat....................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
2.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara...........................................................................3
3.1 Jenis-jenis Hak & Kewajiban Warga Negara serta Pasal yang Mengatur..................3
2.1 Hak dan Kewajiban Negara Pemerintah...................................................................6
3.1 Kasus Pelanggaran terhadap Hak dan Kewajiban Warga Negara di Indonesia.........8
4.1 Solusi untuk Mengatasi Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara...............10
BAB III.....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, hak adalah peluang yang diberikan kepada setiap individu untuk


bisa mendapatkan, melakukan, serta memiliki sesuatu yang diinginkan oleh individu
tersebut. Seorang individu yang mendapatkan hak memiliki potensi untuk menyadari
bahwa mereka memiliki kekuasaan serta kemampuan untuk mendapatkan,
melakukan, serta memiliki sesuatu. Selain itu, hak dapat membuat seorang individu
menyadari batasan-batasan mereka dalam hal yang boleh atau dapat mereka lakukan
dan tidak mereka lakukan.
Sedangkan menurut Bahasa atau kita bisa ambil rujukan dari KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), Hak dapat diartikan sebagai bentuk dari kewenangan, suatu
kekuasaan yang memungkinkan seorang individu untuk berbuat (atas dasar undang-
undang karena hal tersebut telah diatur serta ditentukan oleh undang-undang atau
aturan tertentu), serta kekuasaan yang mutlak berdasarkan dari sesuatu atau
difungsikan untuk menuntut sesuatu.
Adapun arti dari kata asasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
asa.si [a] bersifat dasar; pokok: tindakan itu melanggar hak — manusia. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hak asasi manusia adalah sebuah peluang dasar yang didapatkan
suatu induvidu agar bisa mendapatkan, melakukan, serta memiliki sesuatu yang
diinginkan individu tersebut.
Menurut Budiardjo (2008), negara sebagai sebuah organisasi yang
mengintegrasikan dan membimbing penduduknya ke arah tujuan bersama memiliki
dua tugas, yakni mengendalikan dan mengatur gejala-gejala sosial (yang
bertentangan satu sama lain agar tidak menjadi antagonis yang membahayakan)
serta mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan
ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Jika melihat tugas

1
serta tanggung jawab negara dari sudut tersebut, dapat dipahami pula bahwa
penjaminan hak dan kewajiban warga negara sebagai salah satu unsur negara sudah
sepatutnya diselenggarakan sebagaimana hal ini berhubungan dengan hak Asasi
Manusia (HAM) setiap individu.

2.1 Rumusan Masalah

a. Bagaimana hakikat hubungan antara hak, kewajiban, dan warga negara?

b. Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam
konstitusi I ndonesia?
c. Bagaimana contoh realita kasus pelanggaran hak dan kewajiban yang
terjadi di Indonesia?
d. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan dalam penegakan hak dan kewajiban
warga negara agar pelanggaran dapat diminimalisir?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah:


1. Mengetahui hakikat hak dan kewajiban warga negara.
2. Mengetahui jenis-jenis hak dan kewajiban warga negara secara hukum.
3. Mengetahui realita kasus pelanggaran hak dan kewajiban warga negara di
Indonesia.
4. Mengetahui solusi dan langkah pencegahan atas pelanggaran hak
dan kewajiban warga negara.

3.1 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca
termasuk penulis dapat mengetahui, memahami, serta mengamalkan materi

2
tentang penegakan hak dan kewajiban asasi manusia ini dikehidupan sehari-
hari.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara

Konsep hak dan kewajiban merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Dalam
konteks kewarganegaraan, warga negara sendiri merujuk pada setiap orang yang
secara konstitusional terikat dan menjadi bagian dari suatu negara. Hak merupakan
sesuatu yang mutlak dimiliki oleh setiap individu. Setiap orang bebas menggunakan
haknya sesuai keinginannya. Sedangkan kewajiban adalah semua hal yang wajib
dilakukan dengan kesadaran dan tanggung jawab sebelum seorang mendapat
haknya. (Ismail & Hartati, 2020, 284). Dalam kaitannya dengan kewarganegaraan,
hak warga negara berarti hak yang melekat padanya dalam kedudukannya sebagai
warga dari sebuah negara. Konsep hak warga negara diturunkan dari konsep Hak
asasi manusia (HAM), kedua konsep tersebut berbeda karena konsep HAM sifatnya
universal, sedangkan hak warga negara terbatas oleh kewarganegaraan saja.
Kewajiban warga negara berarti semua hal yang harus dilakukan sebagai warga
negara dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Hak dan kewajiban warga negara harus seimbang guna menjaga persatuan dan
kesatuan suatu negara. ketidakseimbagan antara hak dan kewajiban warga negara
akan berdampak negatif bagi warga negara dan negara itu sendiri karena akan ada
kesenjangan sosial antar individu.
Pada hakikatnya hak dan kewajiban harus berjalan beriringan karena secara
substansial, hubungan hak dan kewajiban itu bertimbal balik dan saling melengkapi.
Untuk mendapat hak yang menjadi miliknya, seorang warga negara harus

3
menunaikan kewajibannya terlebih dahulu sebagai warga negara. Konsep hak dan
kewajiban warga negara pada dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga
terhadap negara.

2.1 Jenis-jenis Hak & Kewajiban Warga Negara serta Pasal yang

Mengatur

Hak dan Kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam beberapa pasal pada
UUD 1945. Hal ini menandakan bahwa sebenarnya hak dan kewajiban diatur dalam
berbagai pasal dengan harapan dapat ditegakkan dan menjadi landasan bagi warga
negara. Adapun pasal yang mengatur hak warga negara Indonesia diantaranya
sebagai berikut.
1. Pembukaan UUD 1945. Hak warga Negara untuk merdeka dan bebas dari
penjajahan. Hal ini tercantum jelas dalam pembukaan UUD 1945 karena
Indonesia mendukung penghapusan penjajahan di dunia yang tidak
berkeperimanusiaan dan berperikeadilan.
2. Pasal 6 ayat 1: Hak warga Negara untuk menjadi presiden dan wakil presiden.
Setiap warga Negara Indonesia berhak untuk menjadi presiden dan wakil
presiden yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam undang-undang Pasal
28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan fikiran dengan lisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
3. Pasal 27 ayat 2 : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”
4. Pasal 28A : “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”
5. Pasal 28B ayat 1 : “Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah”
6. Pasal 28 ayat 2 : “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

4
7. Pasal 28C ayat 1 : “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan, dan
memperoleh manfaat dari Iptek, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”
8. Pasal 28C ayat 2 : “Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa
dan negaranya”
9. Pasal 28D ayat 1 : “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”
10. Pasal 28I ayat 1 : “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun.”
Setelah menguraikan pasal terkait hak warga negara, adapun pasal yang
mengatur kewajiban warga negara diantaranya sebagai berikut:
1. Pasal 23A : “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang.”
2. Pasal 27 ayat 1 : “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”
3. Pasal 27 ayat 3 : “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”
4. Pasal 28J ayat 1 : “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
5. Pasal 28J ayat 2 : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak

5
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis”
6. Pasal 30 ayat 1: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara”
Jika ditinjau dari segala aspek yang berkaitan dengan Hak dan Kewajiban warga
negara, maka pasal-pasal yang berkaitan tersebut telah dicantumkan pada UUD
1945.

2.1 Hak dan Kewajiban Negara Pemerintah

Pada konteks Hak Asasi Manusia (HAM), Negara menjadi subjek hukum
utama. Hal ini disebabkan karena Negara merupakan entitas utama yang
bertanggung jawab melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi Manusia,
setidaknya untuk warga negara. Negara juga merupakan international person yang
menjadi pihak dari berbagai perjanjian internasional mengenai HAM, baik yang
berupa konvensi, kovenan, statuta, ataupun bentuk perjanjian lainnya. Negara juga
memiliki tanggung jawab yang melekat sebagai negara dari pihak dari perjanjian
tersebut. Adapun beberapa kewajiban dari negara pada konteks Hak Asasi Manusia
yaitu sebagai berikut.
1. Menghormati: merupakan tanggung jawab negara untuk tidak ikut campur
untuk mengatur warga negaranya ketika melaksanakan hak-haknya. Negara
berkewajiban
untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang akan menghambat pemenuhan
dari seluruh hak asasi.
2. Melindungi: kewajiban negara agar bertindak aktif untuk memberikan jaminan
perlindungan terhadap hak asasi warganya. Negara berkewajiban mengambil
tindakan- tindakan untuk mencegah pelanggaran semua HAM oleh pihak ketiga.
3. Memenuhi: Negara berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah legislatif,

6
administratif, hukum, dan tindakan-tindakan lain untuk merealisasikan secara
penuh HAM.
Kewajiban untuk menghormati, melindungi dan memenuhi masing-masing
mengandung unsur kewajiban untuk bertindak (obligation to conduct), yaitu
negara disyaratkan melakukan langkah-langkah tertentu untuk melaksanakan
pemenuhan suatu hak, dan kewajiban untuk berdampak (obligation to result), yaitu
mengharuskan negara untuk mencapai sasaran tertentu memenuhi standar substantif
yang terukur.
Sebagai pihak yang memangku tanggung jawab, negara dituntut harus
melaksanakan dan memenuhi semua kewajiban yang dikenakan kepadanya secara
sekaligus dan segera. Jika kewajiban-kewajiban tersebut gagal untuk dilaksanakan
maka negara akan dikatakan telah melakukan pelanggaran.
Ada dua jenis pelanggaran yang bisa terjadi berkaitan dengan pelaksanaan
kewajiban dan tanggung jawab negara, yaitu:
1. Pelanggaran karena tindakan (by commission) terjadi karena negara justru
malah melakukan tindakan langsung untuk turut campur dalam mengatur hak-
hak warga negara yang semestinya dihormati.
2. Pelanggaran karena pembiaran (by omission) terjadi ketika negara tidak
melakukan sesuai tindakan atau gagal untuk mengambil tindakan lebih lanjut
yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban hukum.
Ketentuan mengenai kewajiban negara dapat dibagi menjadi dua, yaitu dalam
konteks Internasional dan Nasional.
A. Dalam Instrumen HAM Internasional :

● Deklarasi Universal HAM

● Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

● Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik

B. Dalam Instrumen HAM Nasional

7
● Pancasila

● UUD RI 1945
● Peraturan Perundang-undangan:

- Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi


Manusia

- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
- Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-014.
- Pertanggung Jawaban Negara

Ironisnya sejarah mencatat pelanggaran HAM biasanya justru dilakukan oleh


negara, baik secara langsung melalui tindakan-tindakan yang termasuk pelanggaran
HAM terhadap warga negaranya atau warga negara lain, maupun secara tidak
langsung melalui kebijakan- kebijakan ekonomi politik baik di level nasional
maupun internasional yang berdampak pada tidak terpenuhinya atau ditiadakannya
HAM warga negaranya atau warga negara lain. Negara dianggap melakukan
pelanggaran berat HAM (gross violence of human rights) jika:

1) Negara tidak berupaya melindungi atau justru meniadakan hak-hak warganya


yang digolongkan sebagai non-derogable rights; atau
2) Negara yang bersangkutan membiarkan terjadinya atau justru melalui aparat-
aparatnya tindakan kejahatan internasional (international crimes) atau kejahatan
serius (serious crimes) yaitu kejahatan genosida, kejahatan terhadap
kemanusiaan dan kejahatan perang; dan/atau negara tersebut gagal atau tidak
mau menuntut pertanggungjawaban dari para aparat negara pelaku tindak
kejahatan tersebut.

8
3.1 Kasus Pelanggaran terhadap Hak dan Kewajiban Warga Negara di

Indonesia

Pembunuhan Seorang Aktivis Wanita “Marsinah” Pada Tahun 1993 Marsinah


merupakan seorang buruh di salah satu pabrik arloji yang berada di Sidoarjo, yaitu PT
CPS. Ia merupakan salah satu karyawan yang aktif dalam aksi unjuk rasa dan
negoisasi terhadap buruh yang menuntut adanya kenaikan upah. Selain itu, Marsinah
juga memperjuangkan hak mengenai tunjangan kesejahteraan, cuti haid, cuti hamil,
jaminan kesehatan buruh, tunjangan hari raya, uang transportasi, upah lembur, hingga
uang makan. Pada awalnya negoisasi yang dilakukan oleh para buruh dan PT CPS
mengalami kebuntuan sehingga pada 3 Mei 1993, para buruh menggelar aksi mogok
kerja. Dengan adanya aksi mogok kerja tersebut, PT CPS justru melakukan PHK
kepada 12 orang karyawan yang dianggap menjadi provokator dalam aksi mogok
kerja tersebut. Hal inilah yang membuat Marsinah sangat marah sehingga Marsinah
melakukan ancaman terhadap PT CPS dengan mengirimkan surat yang mengatakan
bahwa PT CPS melakukan produksi ilegal.
Pada 9 Mei 1993, Marsinah menyusul teman-temannya yang saat itu dipanggil
oleh Kodim dan dia melihat teman-temannya dilakukan secara tidak pantas oleh
Kodim tersebut dan dipaksa untuk tidak lagi bekerja di PT CPS. Setelah dari tempat
tersebut, Marsinah kemudian mengadakan pertemuan dengan para buruh dan
memberi tahu bahwa upah mereka sudah dinaikkan. Tiga hari kemudian, Marsinah
menghilang dan tidak memberikan kabar apapun, sehingga rekan-rekan Marsinah
berasumsi bahwa Marsinah sedang pulang ke kampung halamannya yang berada di
Nganjuk, tetapi asumsi tersebut salah ketika rekannya menghubungi keluarga
Marsinah dan ternyata Marsinah juga tidak berada di Nganjuk. Rekan-rekan
Marsinah bahkan menghubungi Kodim untuk mencari tahu keberadaan Marsinah,
tetapi hal tersebut tidak memberi petunjuk terhadap keberadaan Marsinah.
Tanggal 8 Mei 1993, Marsinah ditemukan di hutan jegong dengan kondisi yang
mengenaskan, ia ditemukan dengan luka yang berada disekitar tubuhnya, dan

9
setelah dilakukan otopsi, dokter menyatakan bahwa Marsinah tewas akibat adanya
penganiayaan berat. Ahli forensik yang mengautopsi jasad Marsinah juga memberi
kesaksian bahwa penyebab dari kematian Marsinah bukan berasal dari pendarahan
tetapi adanya tembakan senjata api. Kematian Marsinah kemudian diusut, yang
kemudian para petinggi dan satpam PT CPS dipaksa mengaku oleh militer terkait
pembunuhan Marsinah dengan melakukan penyiksaan yang sangat bengis terhadap
kedelapan orang tersebut, padahal yang sebenarnya terjadi adalah Kodam V
Brawijaya yang membuat skenario palsu strategi perencanaan dan eksekusi
pembunuhan Marsinah. Kemudian setelah dipaksa mengakui pembunuhan Marsinah
tersebut, kedelapan orang tersebut divonis oleh Pengadilan Negeri Surabaya. Dan
pada 3 Mei 1995, MA memvonis bahwa terdakwa tersebut tidak terbukti melakukan
perencanaan dan membunuh Marsinah. Para terdakwa tersebut dibebaskan, dan
hingga saat ini pembunuh Marsinah yang sebenarnya tidak pernah terungkap.
Kasus yang terjadi pada Marsinah banyak memunculkan fakta yang tidak benar
sehingga para tersangka dapat terhindar dari segala tuduhan, padahal kasus
Marsinah merupakan salah satu pelanggaran HAM yang berat karena dasar hukum
yang dilanggar dalam kasus ini adalah sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, di mana dalam kasus Marsinah terjadi penyiksaan, perbudakan,
pemerkosaan, hingga pembunuhan. Negara tidak begitu memperhatikan kasus ini
dan bahkan pemerintah seolah-olah ingin menghilangkan jejak dari kasus Marsinah,
bahkan pada tahun 2014, kasus ini sudah kadaluarsa dan akhirnya kasus yang masih
menimbulkan banyak tanda tanya ini kemudian ditutup.

4.1 Solusi untuk Mengatasi Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga

Negara

Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
11. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan

10
pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik
dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
12. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang
berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia,
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan).
13. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh
pemerintah.
14. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
15. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada
masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi)
maupun non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
16. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Hak warga negara merupakan hak yang telah melekat sebagai pada dirinya dalam
kedudukannya sebagai bagian dari suatu negara, sedangkan kewajiban warga
negara adalah segala tanggung jawab yang harus dilaksanakan warga negara
berdasarkan hukum yang berlaku. pelaksanaan hak dan kewajiban bagi warga
negara harus dilakukan secara beriringan dan seimbang dalam kehidupan
demokrasi. Atas dasar ini, maka berlaku hukum yang mengatur mengenai hak
dan kewajiban pada beberapa pasal-pasal di Undang-Undang Dasar 1945
2. Hak dan Kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam beberapa pasal pada
UUD 1945. Hal ini menandakan bahwa sebenarnya hak dan kewajiban diatur
dalam berbagai pasal dengan harapan dapat ditegakkan dan menjadi landasan
bagi warga negara.

12
3. Salah satu contoh pelanggaran HAM di Indonesia ada pada pembunuhan seorang
aktivis wanita “Marsinah” Pada Tahun 1993. Marsinah merupakan seorang buruh di
salah satu pabrik arloji yang berada di Sidoarjo, yaitu PT CPS.
4. Banyaknya kasus pelanggaran HAM yang terjadi tentu saja perlu ada yang
namanya pencegahan, seperti meningkatkan profesionalisme lembaga
keamanan dan pertahanan negara dan lain sebagainya.

3.2 Saran

Melalui makalah ini, pembaca diharapkan dapat menambah wawasan mengenai


realita pelanggaran hak dan kewajiban yang pernah dan kerap terjadi, begitupun
pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara yang tercantum dan
dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku. Penulis pun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran yang
membangun sangat diharapkan penulis untuk evaluasi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT Gramedia Pustaka


Utama. Ismail, I., & Hartati, S. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan.
CV. Qiara Media.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik


Indonesia. (2016, Oktober Jumat). PRESS RELEASE: KONFRENSI PERS
JELAJAH THREE ENDS,

JAILOLO. Retrieved Mei Senin, 2021, from


https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/1250/press-release-
konfrensi- pers-jelajah-three-ends-jailolo
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. (2015, Agustus Selasa). HAK DAN
KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN UUD 45. MAHKAMAH

13
KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA NEGARA PENGAWAL
KONSTITUSI;.

Retrieved Senin, 2021, from https://www.mkri.id/index.php?


page=web.Berita&id=11732#:~:text=Hak%20dan%2 0Kewajiban
%20Warga%20Negara%20Indonesia%20Hak%20kewajiban%20warga%
20negara,dengan%20pasal%2034%20UUD%201945.&text=pekerjaan
%20dan%20pe nghidupan%20yang%20layak%20bagi,(pasal%2027%20ay
Maidah Purwanti, SH., MH., M. (n.d.). KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
NEGARA
DALAM PEMENUHAN HAK ASASI MANUSIA. Legal Smart Channel; Gaya
hidup cerdas hukum. Retrieved Mei Selasa, 2021, from
https://lsc.bphn.go.id/artikel?id=365

Mangku, D. G. S. (2021). Pemenuhan Hak Asasi Manusia kepada Etnis


Rohingya di Myanmar. Perspektif Hukum, 21, 1-15.
Prasetyo, D., Manik, T. S., & Riyanti, D. (2021, Februari). KONSEPTUALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM UPAYA BELA
NEGARA. Jurnal
Pancasila dan Bela Negara, 1, 1-7.
Saputra, R. (2021). ANALISIS PELANGGARAN HAM BERAT (STUDI
KASUS PEMBUNUHAN MARSINAH).

Syamsiah, N., & Ridha, M. (2018 ). Kewargaan dan Hak-Hak: Pengalaman


Kewargaan Mahasiswa. Makassar: Carabaca.

Widhana, D. H. (2018, Mei). Pembunuhan Buruh Marsinah dan Riwayat


Kekejian Aparat Orde Baru. tirto.id. Retrieved Mei Selasa, 2021, from
https://tirto.id/pembunuhan- buruh-marsinah-dan-riwayat-kekejian-
aparat-orde-baru-cJSB

14
Wilujeng, S. R. (2013, December). HAK ASASI MANUSIA: TINJAUAN DARI
ASPEK
HISTORIS DAN YURIDIS. Humanika: Jurnal Ilmiah Kajian Humaniora,
18(2). https://dx.doi.org/10.14710/humanika.18.2.

Yasin, J. (2009). HAK AZASI MANUSIA DAN HAK SERTA KEWAJIBAN


WARGA NEGARA DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA. Jurnal
Ilmu Hukum, 11(02), 1-
18. https://doi.org/10.29313/sh.v11i2.541

15

Anda mungkin juga menyukai