LP EFUSI PLEURA Sagita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN YANG MENGALAMI EFUSI PLEURA DI RUANG ADENIUM

RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Disusun Oleh :

Sagita Rheza Tigas Sergio

NIM. 19037140048

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Klien :


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.....................
Telah Dilaksanakan Pada Tanggal ......................................Di
Ruang ....................................... RSUD..............................................

Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III

..................., ............................. 2022


Pembimbing Ruangan, Pembimbing Akademik,

.................................... ............................................

Kepala Ruangan

.....................................
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan Pada Klien :


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Telah Dilaksanakan Pada Tanggal ......................................Di
Ruang ....................................... RSUD..............................................

Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III

..................., ............................. 2022


Pembimbing Ruangan, Pembimbing Akademik,

.................................... ............................................
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Sagita Rheza Tigas Sergio

Ruangan : Adenium

N TANGGAL MATERI YANG DIKONSULTASIKAN PARAF CI


O
A. Defini

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak

diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi

biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang

pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai

pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi

(Smeltzer dan Suzanne, 2002). Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi

penimbunan cairan dalam rongga pleura (Nurarif, 2016).

Menurut (Black & Hawks, 2014), efusi pleura merupakan penumpukan cairan

pada rongga pleura. Cairan pleura merembes secara terus menerus ke dalam rongga

dada dari kapiler-kapiler yang membatasi pleura parictalis dan diserap Kembali oleh

kapiler dan sistem limfatik pleura visceralis, Penumpukan cairan Pada rongga pleura

dapat terjadi karena proses sekunder dari penyakit lain. Efusi pada pleura dapat

berupa cairan jernih, transudate, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Umara,

2021).

Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan di dalam rongga pleura.

Hal ini mencerminkan kegagalan mekanisme pengendalian cairan pleura, di mana

peningkatan laju filtrasi melebihi drainase cairan (Firmansyah, 2021).

Efusi pleura dibagi menjadi 2 yaitu : (Morton, 2012)

1. Efusi pleura transudat

Merupakan ultrafiltrat plasma, yang menandakan bahwa membran

pleura tidak terkena penyakit. Akumulasi cairan disebabkan oleh factor


sistemik yang mempengaruhi produksi dan absorbs cairan pleura seperti

(gagal jantung kongestif, atelektasis, sirosis, sindrom nefrotik, dan dialysis

peritoneum).

2. Efusi pleura eksudat

Ini terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang

rusak dan masuk kedalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau kedalam

paru terdekat. Kriteria efusi pleura eksudat :

a. Rasio cairan pleura dengan protein serum lebih dari 0,5.

b. Rasio cairan pleura dengan dehidrogenase laktat (LDH) lebih dari 0,6.

c. LDH cairan pleura dua pertiga atas batas normal LDH serum.

Penyebab efusi pleura eksudat seperti pneumonia, empiema, penyakit

metastasis (mis, kanker paru, payudara, lambung, atau ovarium), hemotorak, infark

paru, keganasan, rupture aneurisma aorta.

B. Etiologi

Efusi pleura adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan kecepatan

produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau keduanya, ini

disebabkan oleh satu dari lima mekanisme berikut : (Morton, 2012)

1. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik.

2. Peningkatan permeabilitas kapiler.

3. Penurunan tekanan osmotic koloid darah.

4. Peningkatan tekanan negative intrapleura.

5. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura.


Penyebab efusi pleura

1. Infeksi

a. Tuberculosis

b. Pneumonitis

c. Absas paru

d. Penorasi esophagus

e. Abses subfrenik

2. Non infeksi

a. Karsinoma paru

b. Karsinoma pleura : Primer, sekunder

c. Karsinoma mediastinum

d. Tumor ovarium

e. Bendungan jantung : gagal jantung, perikarditis konstriktiva

f. Gagal hati

g. Gagal ginjal

h. Hipotiroidisme

i. Kilotoraks

j. Emboli paru
Tampilan cairan efusi pleura

Jernih, kekuningan (tanpa darah) Tumor jinak


Tumor ganas
Tuberculosis
Seperti susu
Tidak berbau (kilus) Pascatrauma
Berbau (nanah) Empiema

Hemoragik Keganasan
Trauma

C. Manifestasi Klinis

1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan,

setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita

akan sesak napas.

2. Adanya gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada

pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebrif (tuberkulosisi), banyak

keringat, batuk, banyak riak.

3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi

penumpukan cairan pleura yang signifikan.

4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena

cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam

pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah

pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung

(garis Ellis Damoiseu).


5. Didapati segitiga : Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani

dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah

pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi

daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.

6. Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura (Sudoyo dkk,

2009).
D. Pathway Efusi Pleura
Peradangan pleura

- Gagal jantung kiri


- Obstruksi vena cava Permeabel membran Cairan protein dari
superior kapiler meningkat getah bening masuk
- Asites pada sirosis rongga pleura
hati
- Dialisis peritonial - Peningkatan
- Obstruktif fraktus tekanan kapiler Konsentrasi protein
urinarius sistemik/pulmonal cairan pleura
- Penurunan tekanan meningkat
koloid osmotik &
Terdapat jaringan nekrotik pleura Eksudat
pada septa - Penurunan tekanan
intra pleura
Kongesti pada pembuluh
limfe
Gangguan tekanan kapiler
hidrostatik dan koloid
Reabsorbsi cairan osmotik intra pleura
terganggu
Transudat

MK: Gangguan Penumpukan cairan pada


pertukaran gas rongga pleura

Penurunan ekspansi paru Penekanan pada abdomen Drainase

Sesak nafas Anoreksia Resiko tinggi


terhadap tindakan
drainase dada
MK: Defisit Nutrisi

MK: Resiko MK: Nyeri


MK: Pola nafas Infusiensi oksigenasi Infeksi Akut
tidak efektif

Gangguan metabolisme O2 Suplai O2 menurun


MK:Intoleransi Energi berkurang MK: Gangguan
Aktivitas Rasa Nyaman
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati

menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak

cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di

mediatinum.

2. Ultrasonografi.

3. Torakosentesis / fungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan

tampilan, sitologi, berat jenis. Fungsi pleura diantara linea aksilaris anterior

dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa

(serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks).

Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat

(hasil radang).

4. Cairan pleura dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan

asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi

(glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi

untuk sel sel malignan, dan pH.

5. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada efusi pleura antara lain :

1. Tirah baring
Tirah baring bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena

peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga

dispneu akan semakin meningkat pula.

2. Thorakosentesis

Drainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri,

dispneu, dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1-1,5 liter perlu dikeluarkan

segera untuk mencegah meningkatnya edema paru. Jika jumlah cairan efusi

lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam

kemudian.

3. Antibiotik

Pemberian antibiotik dilakukan apabila terbukti terdapat adanya infeksi.

Antibiotik diberikan sesuai dengan hasil kultur kuman.

4. Pleurodesis

Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat

(tetrasiklin, kalk, dan biomisin) melalui selang interkostalis untuk melekatkan

kedua lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali.


Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dapat berasal dari langsung dari pasien, orangtua, keluarga, atau

sekunder petugas kesehatan atau data rekam medis. Data yang diperoleh berupa data

obyektif (yang dapat dilihat atau diperiksa) maupun subyektif (dari keterangan pasien

maupun orangtua).

a. Identitas klien.

b. Keluhan utama: batuk, pilek, demam, nafas cepat.

c. Riwayat penyakit sekarang sejak kapan menderita keluhan hingga dirawat di

fasilitas kesehatan sekarang.

d. Riwayat penyakit dahulu : adakah penyakit serupa sebelumnya.

e. Riwayat penyakit dalam keluarga apakah ada yang menderita penyakit paru-paru.

f. Riwayat kehamilan dan persalinan: anak lahir tidak langsung menangis, ketuban

pecah sebelum waktunya, ibu mengalami infeksi selama hamil.

g. Riwayat tumbuh kembang

h. Status nutrisi: BB. TB. LILA. Termasuk gizi baik, kurang atau buruk

i. Status imunisasi: lengkap atau tidak lengkap.

j. Status psikososial: pengetahuan keluarga, keadaan sosial ekonomi keluarga

k. Skrining: Nyeri, Resiko jatuh, Resiko dekubitus

l. Pemeriksaan fisik: TTV Tekanan Darah umumnya meningkat, Nadi meningkat,

Frekuensi pernapasan meningkat karena sesak, Suhu tubuh meningkat, Saturasi

oksigen menurun.
1. Sistem neurologi : tingkat kesadaran dari compos mentis sampai coma, skor

glasgow coma scale (GCS)

2. Sistem pemafasan :

Inspeksi: irama pernafasan Ireguler, frekuensi pernafasan meningkat (RR), terdapat

pernafasan cuping hidung, terdapat retraksi dada

Palpasi: pergerakan dinding dada umumnya tidak simetris, focal fremitus

Perkusi: normal sonor, redup jika ada cairan

Auskultasi : terdapat suara nafas tambahan ronkhi dan wheezing

3. Sistem kardiovaskuler: slanosis, pucat, akral hangat/dingin, CRT < 3detik/ >3 detik

4. Sistem gastrointestinal: mual, muntah, nafsu makan menurun

5. Sistem urinaria / eliminasi frekuensi BAB, BAK, perlu bantuan atau tidak, urin

output.

6. Sistem Integumen: warna kulit (pucat, sianosis, mottled, kuning), terdapat luka

atau tidak, temperatur kulit. Pada pneumonia biasanya didapatkan hipertermia

7. Sistem Muskuloskeletal : Pergerakan keempat ekstremitas bebas atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Pola Napas Tidak Efektif

Definisi

Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.

Penyebab

1. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)

2. Adanya retraksi dinding dada


Gejala & Tanda Mayor

Subjektif Objektif

Dispnea 1. Penggunaan otot bantu pernapasan

2. Fase ekspirasi memanjang

3. Pola napas abnormal (misalnya

Takipnea, bradypnea, hiperventilasi,

kussmaul, Cheyne-stokes)

Gejala & Tanda Minor

Subjektif Objektif

1. Ortopnea 1. Pernapasan pursed-lip

2. Pernapasan cuping hidung

3. Diameter thoraks anteriorposterior

meningkat

4. Ventilasi semenit menurun

5. Kapasitas vital menurun

6. Tekanan ekspirasi menurun

7. Tekanan inspirasi menurun

8. Ekskursi dada berubah

Kondisi Klinis Terkait

1. Depresi sistem saraf pusat

2. Cedera Kepala
3. Trauma thoraks

4. Gullain Bare Syndrome

5. Multiple Sclerosis

6. Myasthenia Gravis

7. Stroke

8. Kuadriplegi

9. Intoksikasi Alkohol

Tujuan dan Kriteria Hasil

1. Dispnea (5) menurun

2. Penggunaan otot bantu napas (5) menurun

3. Ortopnea (5) menurun

4. Pernafasan cuping hidung (5) menurun

5. Frekuensi nafas (5) membaik

6. Kedalaman nafas (5) membaik

Intervensi Keperawatan

Intervensi Rasional

Observasi

Monitor frekuensi, irama, kedalaman Untuk mengetahui frekuensi, irama,

dan upaya napas kedalaman dan upaya napas yang di

alami pasien
Monitor pola napas (seperti bradipnea, Untuk mengetahui pola napas yang

takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, terjadi pada pasien

Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)

Monitor kemampuan batuk efektif Untuk mengetahui klien mampu

melakukan batuk efektik atau tidsk

Palpasi kesimetrisan ekspansi paru Untuk mengetahui kesimetrisan

ekspansi paru

Auskultasi bunyi napas Untuk mengetahui bunyi nafas pada

pasien

Monitor saturasi oksigen Untuk mengetahui saturasi oksigen

pada pasien

Terapeutik

Dokumentasikan hasil pemantauan Untuk mengetahui hasil pemantauan

Edukasi

Jelaskan tujuan dan prosedur Menjelaskan kepada pasien atau

pemantauan keluarga dengan adanya tujuan dan

pemantauan prosedur yang dialami

klien
2.Nyeri Akut

Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan

hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab

1. Agen pencedera fisiologis (mis inflamasi iskemia, neoplasma)

2. Agen pencedera kimiawi (mis terbakar bahan kimia intan)

3. Agen pencedera fisik (mis abses, amputasi terbakar terpotong mengangkat berat

prosedur operasi trauma, latihan fisik berlebihan)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1.Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis

2. Bersikap proteklif (mis waspada

posisi menghindari nyeri)

3. Gelisah

4. Frekuensi nadi meningkat

5. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

(tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat

2. Pola napas berubah


3. Nafsu makan berubah

4. Proses berpikir terganggu

5. Menarik diri

6. Berfokus pada diri sendiri

7. Diaforesis

Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi pembedahan

2. Cedera traumatis

3. Infeksi

4. Sindrom koroner akut

5. Glaukoma

Tujuan dan Kriteria Hasil

1. Keluhan nyeri (5) menurun

2. Meringis (5) menurun

3. Gelisah (5) menurun

4. Kesulitan tidur (5) menurun

5. Frekuensi nadi (5) membaik

6. Tekanan darah (5) membaik

Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional

Observasi

Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Dapat mengethui nyeri dilokasi mana,

frekuensi, kualitas, intensitas nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

skala dan penyebab nyeri

Identifikasi skala nyeri Dapat mengetahui lokasi nyeri yang di

rasakan klien

Identifikasi respon non verbal Nyeri yang dirasakan klien dapat

diidentifikasi melalui non verbal

Terapeutik

Berikan teknik nonfarmakologis untuk Teknik non farmakologis dapat

mengurangi rasa nyeri (missal dilakukan untuk mengurangi nyeri

hypnosis, akupresur, terapi musik,

biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,

teknik imajinasi termbimbing, kompres

hangat/dingin, terapi bermain)

Kontrol lingkungan yang memperberat Ligkungan yang nyaman dan aman

rasa nyeri (missal suhu ruangan, dapat mengontrol nyeri yang dirasakan

pencahayaan, kebisingan.

Fasilitasi istirahat dan tidur Istirahat yang teratur dapat mengurangi

nyeri

Edukasi
Jelaskan strategi meredakan nyeri Strategi redakan nyeri dapat di lakukan

dengan teknik non farmakologis dan

farmakologis

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika Untuk meredakan nyeri yang dirasakan

perlu klien

3. Gangguan Rasa Nyaman

Definisi

Perasaan kurang senang lega dan sempurna dalam dimensi psikospiritual lingkungan

dan sosial.

Penyebab

1. Gejala penyakit

2. Kurang pengendalian situasional/lingkungan

3.Ketidakadekuatan sumber daya (mis, dukungan finansial, sosial dan pengetahuan)

4. Kurangnya privasi

5. Gangguan stimulus lingkungan

6. Efek samping terapi (mis, medikasi radiasi, kemoterapi)

7. Gangguan adaptasi kehamilan

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
1. Mengeluh tidak nyaman Gejala dan Tanda Minor

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

1. Mengeluh sulit tidur 1. Menunjukkan gejala distres

2. Tidak mampu rileks 2. Tampak merintih/menangis

3. Mengeluh kedinginan/kepanasan 3. Pola eliminasi berubah

4. Merasa gatal 4. Postur tubuh berubah

5. Mengeluh mual 5. Iritabilitas

6. Mengeluh lelah

Kondisi Klinis Terkait

1 Penyakit kronis

2 Keganasan

3 Distres psikologis

4. Kehamilan

Tujuan dan Kriteria Hasil

1. Perawatan sesuai kebutuhan (5) meningkat

2. Keluhan tidak nyaman (5) menurun

3. Gelisah (5) menurun

4. Keluhan sulit tidur (5) menurun

5. Merintih (5) menurun


Intervensi Keperawatan

Intervensi Rasional

Observasi

Identifikasi teknik relaksasi yang Teknik relaksasi yang efektif yaitu tarik

pernah efektif digunakan nafas dalam

Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, Untuk mengetahui ketegangan otot,

tekanan darah dan suhu sebelum dan frekuensi nadi, tekanan darah pada saat

sesudah latihan sebelum atau sesudah aktivitas

Monitor respons terhadap terapi Menanyakan kepada pasien tentang

relaksasi teknik relaksasi

Terapeutik

Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa Menciptakan lingkungan yang nyaman

gangguan dengan pencahayaan dan untuk mengurangi gangguan rasa

suhu nyaman, jika memungkinkan nyaman

Gunakan pakaian longgar Menganjurkan klien untuk berpakaian

longgar agar klien terasa nyaman

Gunakan relaksasi sebagai strategi Relaksasi yang digunakan klien ialah

penunjang dengan analgetik atau tarik nafas dalam

tindakan medis lain

Edukasi

Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan Menjelaskan kepada klien tentang


jenis relaksasi yang tersedia (mis. manfaat dan tujuan tentang relaksasi

musik, mediasi

napas dalam, relaksasi otot progresif)

Jelaskan secara rinci intervensi

relaksasi yang dipilih

Anjurkan mengambil posisi nyaman Menganjurkan klien untuk mengambil

posisi nyaman untuk mengurangi

gangguan rasa nyaman

Anjurkan sering mengulangi atau Menganjurkan kepada klien untuk

melatih teknik yang dipilih mengulangi tarik nafas dalam jika klien

merasa tidak nyaman

4.Intoleransi Aktivitas

Definisi

Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Penyebab

1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

2. Tirah baring

3. Kelemahan

4. Imobilitas

5. Gaya hidup monoton


Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi

jantung meningkat >20% dari kondisi

istirahat

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

1 Dispnea saat/setelah aktivitas 1. Tekanan darah berubah >20% dari 2

Merasa tidak nyaman selelah kondisi istirahat

beraktivitas 2. Gambaran EKG menunjukkan

3. Merasa lemah aritmia

saat/setelah aktivitas

3. Gambaran EKG menunjukkan

iskemia

4. Sianosis

Kondisi Klinis Terkait

1. Anemia

2 Gagal jantung kongestif

3. Penyakit jantung koroner

4. Penyakit katup jantung

5. Aritmia

6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)


7. Gangguan metabolik

8. Gangguan muskuloskeletal

Tujuan dan Kriteria Hasil

1. Saturasi oksigen (5) meningkat

2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (5) meningkat

3. Jarak berjalan (5) meningkat

4. Keluhan lelah (5) menurun

5. Perasaan lemah (5) menurun

Intervensi Keperawatan

Intervensi Rasional

Observasi

Identifikasi tingkat aktivitas Untuk mengetahui tingkat aktivitas

untuk tahapan aktiitas klien selanjutnya

Identifikasi kemampuan berpartisipasi Klien mampu berpartisipasi dalam

dalam aktivitas tertentu aktivitas

Monitor respon emosional, fisik, sosial Mampu mengontrol emosi saat

dan spiritual terhadap aktivitas melakukan aktivitas

Terapeutik

Koordinasikan pemilihan aktivitas Untuk pemilihan aktivitas dianjurkan

sesuai usia sesuai dengan usia

Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih Menjelaskan kepada klien tentang

makna yang dipilih sesuai dengan usia


Edukasi

Jelaskan metode aktivitas yang dipilih Menjelaskan kepada pasien agar

mengetahui tentang metode aktivitas

sehari-hari

Ajarkan cara melakukan aktivitas yang Memberi arahan untuk menentukan

dipilih aktivitas yang dipilih

Kolaborasi

Kolaborasi dengan terapis okupasi Untuk meningkatkan intoleransi

dalam merencanakan dan memonitor aktivitas klien

program aktivitas, jika sesuai

5.Defisit Nutrisi

Definisi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Penyebab

1. Ketidakmampuan menelan makanan

2. Ketidakmampuan mencema makanan

3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien

4. Peningkatan kebutuhan metabolisme

5 Faktor ekonomi (mis, finansial tidak mencukupi)

6 Faktor psikologis (mis, stres keengganan untuk makan)


Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

(tidak tersedia) 1. Berat badan menurun minimal

b10% di bawah rentang ideal

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif

2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah

3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah

4. Membran mukosa pucat

5. Sariawan

6. Serum albumin turun

7. Rambut rontok berlebihan

8. Diare

Kondisi Klinis Terkait

1. Stroke

2. Parkinson

3. Mobius syndrome

4. Cerebral palsy

5. Cleft lip

6. Cleft palate

7. Amyotropic lateral sclerosis


8. Kerusakan neuromuskular

9. Luka bakar

10. Kanker

11. Infeksi

12. AIDS

13. Penyakit Crohn's

3. Tujuan dan Kriteria Hasil

1. Porsi makanan yang dihabiskan (5) meningkat

2. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat (5) meningkat

3. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat (5) meningkat

4. Perasaan cepat kenyang (5) menurun

5. Berat badan (5) membaik

6. Ideks Massa Tubuh (IMT) (5) membaik

7. Frekuensi makan (5) membaik

8. Nafsu makan (5) membaik

4. Intervensi Keperawatan

Intervensi Rasional

Observasi

Identifikasi status nutrisi Untuk mengetahui status nutrisi yang

dibutuhkan klien
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis Untuk mengetahui kebutuhan kalori

nutrien dan jenis nutrien untuk asupan pada

pasien

Monitor asupan makanan Untuk mengetahui asupan makanan

yang di konsumsi klien

Monitor berat badan Memonitor berat badan pada saat

sebelum MRS dan MRS

Terapeutik

Fasilitasi menentukan pedoman diet Untuk mengetahui asupan diet yang

(mis, piramida makanan) sesuai dengan kondisi pasien

Berikan makanan tinggi kalori dan Untuk memperbaiki gizi pada kondisi

tinggi protein pasien

Edukasi

Anjrkan posisi duduk, jika mampu Menganjurkan klien untuk berposisi

duduk pada saat makan

Ajarkan diet yang di programkan Untuk memperbaiki kondisi pasien

Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Untuk mengetahui kebutuhan kalori

menentukan jumlah kalori dan jenis yang harus di konsumsi klien

nutrien yang dibutuhkan

2.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah H (2021). Keperawatan Kegawatdaruratan dan Kebencanaan. Bandung:


CV Media Sains Indonesia

Nurarif A. H. dan Kusuma H (2016). Asuhan Keperawatan Praktis, Edisi Revisi Jilid
2. Yogyakarta: Mediaction

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Umara.,et.,all (2021). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi. Yogyakarta:


Yayasan Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai