MEDIA GRAFIS SEDERHANA - Color Theme
MEDIA GRAFIS SEDERHANA - Color Theme
MEDIA GRAFIS SEDERHANA - Color Theme
Aditya Alesis
Agit Lama Ruslia
Dicky Surya Darmansyah
Ilmi Fadhila Syukriyah
Khaerul Anwar Sandi
Rika Fauziyah
Rini Restiani Faza
Teknologi Pendidikan IIA
MEDIA GRAFIS SEDERHANA
(Color Theme)
Pemahaman dan penerapan teori warna di dalam lingkaran warna untuk menciptakan warna
yang harmonis telah diteliti dan dikembangkan dari zaman dahulu. Hingga saat ini, terori warna
yang sering digunakan para praktisi desain, baik desain grafis, desain interior, desain busana dan
sebagainya adalah teori warna daru Prang. Penyederhanaan teori warna yang dilakukan oleh
Prang menjadikan teorinya sebagai acuan dalam menciptakan kombinasi warna yang harmonis.
Warna adalah suatu hal yang penting dalam menentukan respons dari orang. Warna adalah hal
pertama yang dilihat oleh seseorang, setiap warna akan memberikan kesan dan identitas tertentu,
walaupun hal ini tergantung dari latar belakang pengamatnya. Ilmu tentang watna disebut juga
“Chromatics” (Dr. Ir. Eko Nugroho, M.Si, 2008:1). Teori warna juga dikembangkan oleh
Alberti (1435) dan diikuti oleh Leonardo Da Vinci (1490). Teori warna mendapat perhatian yang
serius oleh Sir Isaac Newton seorang fisikawan melalui tulisannya yang berjudul “Optics” pada
tahun 1704.
Warna juga bisa dikatakan sebagai kualitas dari mutu cahaya yang dipantulkan suatu obyek ke
mata manusia. Warna akan dapat membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambar atau
grafis. Setiap warna memiliki daya Tarik yang berbeda dan dalam penggunaannya diharapkan
dapat menciptakan keserasian dan membangkitkan emosi.
Warna adalah estetika yang penting, karena melalui warna itulah kita dapat membedakan secara
jelas keindahan suatu objek. Warna dapat didefinisikan secara subjektif/psikologis yang
merupakan pemahaman langsung oleh pengalaman indera penglihatan kita dan secara
objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan.
Untuk pemahaman teori warna secara psikis. Warna tidak hanya untuk keindahan estetika, warna
bisa mewakili mood atau suasana. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs.
Mansyur tentang warna sebagai berikut: “warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya
dapat diamati saja, warna itu memengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam
penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda”. Dari
pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa warna selain dapat dilihat dengan mata ternyata
mampu memengaruhi perilaku seseorang, memengaruhi penilaian estetis dan turut memnetukan
suka tidaknya seseorang pada suatu benda atau objek yang dilihatnya.
A. Wheel Color
Dalam pembagian warna, dapat digunakan lingkaran warna yang terdiri dari ketiga bagian,
yaitu:
1. Warna Primer, terdiri dari warna merah, kuing dan biru. Warna Primer merupakan warna
dasar dalam lingkaran warna.
2. Warna Sekunder, terdiri dari orange, hijau dan ungu. Warna sekunder merupakan
percampuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama. Warna orange
merupakan percampuaran antar warna merah dan biru.
3. Warna Tersier, merupakan percampuran antara warna primer dan warna sekunder
disebelahnya dengan perbandingan yang sama. Warna tersier terlihat lebih unik dan
cantik. Ada warna hijau tosca dihasilkan dari campuran hijau dan biru. Warna indigo
dihasilkan dari percampuran dari warna ungu dan biru. Dalam proses percampuran warna
yang diterapkan dalam peralatan atau perangkat input maupun output, dikenal dengan 2
macam cara, yaitu: percampuran antara warna additive dan warna subtractive.
Warna additive adalah percampuran warna primer cahaya yang terdiri dari warna merah, hijau,
dan biru. Dimana percampuran ketiga warna primer dengan jumlah yang sama akan
menghasilkan warna putih. Kombinasi antara dua warna primer akan menghasilkan warna
sekunder. Warna sekunder adalah Cyan (gabungan antara warna hijau dan biru), Magenta
(gabungan warna birudan merah) dan Yellow (gabungan antara warna merah dan hijau). Prinsip
percampuran warna additive diterapkan pada motor, TV, video, scanner dan lain-lain.
Warna subtravtive adalah warna sekunder dari warna additive, namun secara material warna
subtractive berbeda dengan warna additive. Warna additive dibentuk dari cahaya, sedangkan
warna subtractive dibentuk dengan pigment warna yang bersifat transparan. Tinta cetak adalah
contoh dari percampuran warna subtractive. Warna subtractive terdiri dari warna cyan, magneta
dan yellow. Seecara teori percampuran ketiga warna subtractive akan menghubungkan warna
hitam, tetapi kenyataan di lapangan adalah warna coklat tua (karena keterbatasan pigment tinta
cetak). Oleh sebab itu ditambahkan warna hitam (balck dinyatakan dengan symbol K berasal dari
kata Key) untuk menambah kepekatannya. Saat ini warna CMYK menjadi standard dalam proses
cetak warna di industry garfika.
Warna Harmonis
Keharmonisan warna merupakan faktor yang menyenangkan mata karena memberikan kesan
‘seimbang’ sehingga yang melihatnya merasa puas. Warna harmonis adalah kombinasi warna
yang saling berdekatan dalam lingkaran warna dasar atau merupakan dari turunan hue yang
sama. Warna yang berbeda dengan turunan hue yang sama apabila dikombinasikan akan
menciptakan suatu keharmonisan pun dengan ragam pola yang berbeda-beda. Hue atau warna
dasar yang sama merupakan prinsip utama dari warna harmonis. Warna biru tua akan harmonis
dengan warna biru muda dan bertolak belakang apabila dikombinasikan dengan warna oranye.
Berikut merupakan kombinasi-kombinasi warna harmonis, antara lain :
A. Warna Komplementer
Sering kali dihindari kebanyakan orang dikarenakann warna yang digunakan walaupun terlihat
harmonis di dalam lingkaran warna, akan tetapi ke empat warna yang ditampilkan sangat
menarik perhatian dan cenderung dihindari. Biasanya hanya digunakan untuk keperluan
pemotretan majalah fashion ataupun pergelaran busana oleh para perancang. Tidak semua orang
berani menggunakan warna yang terang terlebih warna yang digunakan langsung emapt
sekaligus. Warna tetradic adalah kombinasi dua warna komplementer. Jika tetap ingin
menggunakan warna tetradic, disiasati dengan menyeimbangkan komposisi busana aksesoris
sehingga tidak terlihat berlebihan.
F. Square
Square - kotak. Skema warna persegi mirip dengan persegi panjang, namun dengan keempat
warna itu berjarak merata di sekitar lingkaran merah. Skema warna persegi bekerja paling baik
jika membiarkan satu warna menjadi dominan. Di dalam skema warna ini juga harus
menyeimbangkan antara warna hangat dan sejuk dalam desain.
Sumber Referensi :
Meilani. (2013). TEORI WARNA. Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana.
HUMANIORA. Jurusan Desain Komunikasi Visual, School of Design, BINUS University Jln.
K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480.
http://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/viewFile/3443/2829
https://id.wikipedia.org./wiki/Warna_primer
https://www.blogernas.com/2016/07/pengertian-tint-shade-dan-tone-warna.html
http://edupaint.com/warna/roda-warna/4534-mengenal-tinta-dan-shade-pada-warna.html
https://www.google.co.id/search?
q=tint=shade=tone&source=lnms&tbm=isc&sa=X&ved=0ahUKEwjE5eDXgLLZAhWMpo8KH
Qt_A4AQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=Y9QrhLj7wf4wVM.
https://www.blogernas.com/2016/07/pengertian-warna-komplementer-dan.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Color_scheme
http://naycarthue.blogspot.co.id/2015/02/complementary-colors.html
https://graf1x.com/definition-of-complementary-analogous-triadic-and-split-complementary-
color-schemes/
http://dkv.binus.ac.id/2015/08/26/jenis-jenis-warna-berdasarkan-keharmonisannya/
https://www.blogernas.com/2016/07/pengertian-warna-analogus-contohnya.html
https://iroael.wordpress.com/2014/01/19/macam-macam-skema-warna-color-scheme/