Implementasi Teori Strukturalisme Genetik Dalam Kajian Karya Sastra
Implementasi Teori Strukturalisme Genetik Dalam Kajian Karya Sastra
Implementasi Teori Strukturalisme Genetik Dalam Kajian Karya Sastra
Pendahuluan
Karya sastra dapat diartikan sebagai hasil ekspresi dari pengarang sebagai
bentuk representatif dari segala hal yang terdapat pada hidup pengarang. Hal-hal
tersebut salah satunya meliputi lingkungan sosial yang hadir di sekitar pengarang.
Dalam hal ini, karya sastra dapat diposisikan sebagai ekspresi pengarang yang
telah menangkap realitas pada keadaan sosial dan budaya di sekitarnya. Hal itu
membuat karya sastra tidak hanya dipandang sebagai ilustrasi imajinatif belaka,
melainkan juga dipandang sebagai representasi kehidupan sosiokultural
masyarakat. Dari pengertian tersebut, karya sastra dapat dikatakan menarik karena
di samping menyangkut sisi estetis, karya sastra juga bersangkutan dengan nilai
historis, humanis, dan sosiologis.
Menurut Semi (1990: 1), karya sastra juga dapat didefinisikan sebagai
bentuk cerminan dan cita-cita masyarakat tertentu. Hal itu terlihat dari gambaran
karya sastra yang memperlihatkan kehidupan yang telah atau sedang terjadi,
bahkan masa depan yang diharapkan oleh masyarakat. Kehadiran karya sastra di
tengah-tengah masyarakat juga diterima sebagai salah satu realitas sosial budaya.
Dari beberapa keterangan di atas, didapatkan konklusi bahwa karya sastra
tidak hanya mengandung kehidupan maya semata, akan tetapi juga merupakan
cerminan dari realitas yang ada. Karya sastra sebagai refleksi atas kondisi
sosiokultural masyarakat tentunya mengandung beragam aspek kehidupan
sehingga relevan untuk dikaji dan ditelaah. Oleh karena itu, kajian terhadap karya
sastra tentu dibutuhkan sebagai sumber intelektualitas yang multidimensi. Selain
itu, pengkajian karya sastra juga diperlukan dalam upaya merekonstruksi etika
dan budi pekerti masyarakat. Hal itu dikarenakan karya sastra senantiasa
mengandung narasi-narasi positif sebagai cerminan realitas yang seharusnya pro
terhadap kebaikan dan kontra terhadap kejahatan.
Berdasarkan diperlukannya pengkajian karya sastra, tentu ada tahap-tahap
yang harus diimplementasikan oleh peneliti. Salah satu yang fundamental dalam
hal ini ialah proses pemilihan teori. Helaluddin (2017: 3) mengungkapkan bahwa
2
ada banyak metode dan teori-teori sastra yang digunakan sebagai pisau dalam
menganalisis karya sastra. Dari zaman ke zaman, perkembangan teori sastra
semakin menunjukkan ragamnya. Bermula dari teori yang hanya membedah karya
sastra dari unsur intrinsik dan ekstrinsiknya sampai pada teori yang mengaitkan
karya sastra dengan ranah sekitarnya. Ranah-ranah tersebut meliputi ranah
psikologi, sosiologi, dan bahkan antropologi.
Ditinjau dari pengertian sastra sebagai cerminan realitas, terdapat satu
teori yang relevan untuk diimplementasikan sebagai alat penelitian. Teori yang
dimaksud yakni teori strukturalisme genetik. Teori tersebut dikatakan relevan
karena memandang karya sastra sebagai kesatuan struktur yang memiliki
koherensi dengan kondisi sosial budaya masyarakat yang melahirkannya. Teori
strukturalisme genetik mengakui adanya tindakan individu yang ditentukan oleh
status, norma, dan kelompok sosialnya. Penggunaan teori tersebut dapat dikatakan
mampu menunjang eksistensi karya sastra sebagai monumen kebudayaan pada
wilayah masyarakat tertentu. Selain itu, hasil pengkajiannya juga dapat dijadikan
sebagai ajang refleksi bagi masyarakat di wilayah terciptanya karya sastra
tersebut. Hal-hal tersebut semakin memantapkan posisi karya sastra sebagai
produk yang lahir dari masyarakat dan sekaligus hadir untuk masyarakat.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian berbekal strukturalisme genetik
ini ialah metode deskriptif-kualitatif. Metode tersebut menempatkan peneliti
sebagai instrumen pokok dalam proses pengumpulan data. Menurut Helaluddin
(2017: 8-9), penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang objek yang dianalisisnya.
Kemudian analisis dengan memanfaatkan teori strukturalisme genetik juga
menggunakan metode khusus, yakni metode dialektik. Metode ini dapat dikatakan
mampu menjadi prosedur yang efektif, efisien, dan relevan dalam kajian yang
5
Pembahasan
a) Fakta Kemanusiaan
7
menciptakan kelas-kelas sosial dalam suatu karya, baik itu secara implisit maupun
eksplisit.
Secara general, subjek kolektif yang bersifat faktual dalam kehidupan
pengarang dapat dijadikan objek untuk dikaitkan dengan subjek kolektif dalam
suatu karya sastra yang tercermin melalui tokoh-tokohnya.
c) Struktur
Struktur merupakan paradigma yang menyusun bagian-bagian konsep
menjadi satu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Struktur memiliki peran penting
dalam proses konstruksi suatu karya sastra. Struktur dapat menjadi tolak ukur
arah, pesan, dan makna suatu karya sastra yang disusun oleh pengarang. Hal itu
dikarenakan struktur berasal dari konsepsi pengarang yang ditangkap melalui
gejolak problematis pada kondisi sosial di sekitarnya. Pada teori strukturalisme
genetik sendiri struktur dibagi menjadi dua bagian yang korelatif dan komparatif
berdasarkan esensi yang dihadirkan. Dua bagian itu ialah struktur teks (cerita) dan
struktur konteks (sosial).
Struktur teks dihadirkan dalam rangka menggali totalitas makna yang
dihadirkan suatu karya sastra. Makna yang bersifat total akan berfungsi dalam
hubungannya terkait refleksi atas pandangan dunia pengarang. Struktur teks juga
menjadi bagian penting dalam penelitian agar meskipun berfokus pada konteks,
peneliti tetap berpegang teguh pada teks.
Struktur konteks dapat juga disebut sebagai struktur sosial. Struktur ini
mencoba menelisik lapisan-lapisan yang faktual dari kehidupan sosiokultural
masyarakat. Struktur sosial memberikan interpretasi mendalam mengenai keadaan
dunia atau masyarakat pada saat suatu karya diciptakan oleh pengarang. Struktur
ini juga menjadi bagian penting dari peneliti agar dapat mengaitkan struktur teks
dengan ranah yang lebih besar dan fundamental, yakni struktur konteks.
9
Kesimpulan
Karya sastra merupakan hasil ekspresi dari pengarang yang dipengaruhi
oleh kondisi sosial budaya di sekitarnya. Karya sastra menjadi objek kajian yang
relevan karena mengandung representasi dari realitas masyarakat yang
melahirkannya. Selain itu, kajian terhadap karya sastra yang kerap mengandung
narasi positif juga bermanfaat dalam upaya merekonstruksi adab dan budi pekerti
masyarakat.
Dalam pengkajian karya sastra, tentu ada tahap-tahap yang harus dilalui.
Salah satu yang fundamental dalam hal ini ialah pemilihan teori. Terdapat satu
teori yang relevan dalam menganalisis karya sastra sebagai bentuk representatif
dari realitas sosial. Teori tersebut ialah strukturalisme genetik yang dicetuskan
oleh filsuf bernama Lucien Goldmann. Strukturalisme genetik memanfaatkan
pandangan dunia pengarang sebagai penggambaran yang komprehensif atas
realitas dan segala problematika yang hadir di dunia. Dalam implementasi
pengkajian, strukturalisme genetik juga memanfaatkan bab-bab yang relevan,
antara lain ialah : (1) Fakta kemanusiaan yang merupakan ilustrasi faktual dari
keseluruhan aktivitas manusia, baik itu verbal maupun fisik; (2) Subjek kolektif
yang merupakan sekumpulan individu yang membentuk kesatuan sosial dalam
memandang dunia berdasarkan strata kelas sosial; (3) Struktur yang merupakan
kerangka konstruktif dari karya sastra yang terdiri dari struktur teks sebagai
eksplanasi atas karya secara keseluruhan, dan struktur konteks sebagai realitas
yang tercermin melalui makna total dari suatu karya.
Metode yang relevan digunakan pada teori strukturalisme genetik ialah
metode deskriptif-kualitatif. Hal itu dikarenakan analisis terhadap objek bisa lebih
mendalam dengan hasil yang jelas dan faktual. Kemudian teori ini juga
memanfaatkan metode dialektik. Metode ini dianggap praktis dengan menerapkan
konsep “keseluruhan-bagian” yang relevan untuk menginterpretasi struktur teks.
Selain itu, terdapat juga konsep “pemahaman-penjelasan” yang mampu
10
Daftar Pustaka
Endraswara, S. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Faruk. 2005. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Helaluddin. 2017. "Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dalam Pengkajian
Karya Sastra". UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten , 1-12.
Nurhasanah, D. 2015. "Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dalam Novel
Orang-orang Proyek Karya Ahmad Tohari". Humaniora (Language,
People, Art, and Communication Studies , 6 (1), 135-146.
Pradopo, R. D. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media.
Semi, A. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Wigati, N. W., dkk. 2017. "Analisis Struktural Genetik Novel Akulah Istri Teroris
Karya Abidah El Khalieqy". Caraka , 4 (1), 130-145.
Yasa, I. N. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: Karya Putra Darwati.