X - PKWU Pengolahan - KD 3.4 - Final

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.

COVER

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN i


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

GLOSARIUM

Pengolahan : Kegiatan memproses bahan mentah menjadi produk


Produk : Barang yang dapat diperjualbelikan
Korelasi : Hubungan yang linier
Biaya : Pengorbanan yang dilakukan dalam proses produksi
Break even point : Titik impas
Inspirasi : Ide kreatif yang timbul dengan sendirinya
Avarage cost : Biaya rata-rata
Margin cost : Peningkatan biaya total dari yang berasal dari produksisatu
unit output produksi
Variabel cos : Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi yang habis
satu kali pemakaian
Fixed cost : Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi yang tidak
habis dalam satu kali pemakaian
Overhead cost : Pengeluaran yang sedang berjalan dalam operasi wirausaha
Harga Nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang atau
jasa
Wirausaha : Aktivitas dalam mengelola produk
Kreatif : Menciptakan sesuatu yang berbeda
Inovatif : Memulai sesuatu yang baru
Penjualan : Aktivitas atau usaha untuk menjual produk
Ide : Kesempatan
Makanan : Zat yang diserap oleh tubuh makkluk hidup dalam bentuk
nutrisi dan diubah menjadi energi
Hewani : Makanan yang berbahan dasar dari hewan
Nabati : Makanan yang berbahan dasar dari tumbuhan
Awetan : Cara yang digunakan untuk menambah daya tahan dari
produk makanan

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN iv


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

PETA KONSEP

BIAYA PRODUKSI
PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN NABATI

BIAYA HARGA
HPP LABA RUGI
PRODUKSI JUAL

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN v


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

KEGIATAN PEMBELAJARN 1
PENGERTIAN DAN UNSUR BIAYA PRODUKSI (HARGA POKOK PRODUKSI)
PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI BAHAN PANGAN NABATI

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat
menjelaskan perhitungan biaya pengolahan (Harga Pokok Pengolahan) makanan
awetan dari bahan pangan nabati.

B. Uraian Materi
1. Pengertian Biaya Produksi
Pembiayaan dalam mengolah makan awetan nabati harus dihitung
secara cermat, oleh karena itu harus mengetahui komponen-komponennya,
maka bisa dikatakan biaya adalah Kas atau uang yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau semua pembiayaan dalam memproduksi barang yang
diharapkan memberikan manfaat baik untuk masa sekarang maupun masa yang
akan datang. Komponen biaya produksi secara umum sangat penting karena
berpengaruh terhadap pembuatan produk yang akan mempengaruhi tinggi
rendahnya terhadap harga jual produk. Tujuan dari pembiayaan ini adalah
Mencari untung (profitabilitas) yaitu dengan tujuan memperoleh hasil
pembiayaan yang disalurkan dalam bentuk laba yang diraih dari bagi hasil yang
diperoleh dari bisnis yang dikelola oleh pelanggan.
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu
prosesproduksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar
yangberlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi
menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit.
Perhitungan biaya produksi makanan awetan dari bahan nabati
padadasarnya sama dengan cara biaya produksi lainnya. Biaya yang harus
dihitungadalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung,
dll),serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead).
MenurutPerry (1997) : biaya produksi adalah penjumlahan antara biaya
tidak langsung (overhead cost) dan biaya langsung (direct cost).
Menurut Sadono Sukirno (2003) : biaya produksi adalah semua
pengeluaran perusahaan untuk mendapat faktor-faktor produksi dan bahan
mentah yang digunakan untuk menciptakan produk perusahaan.
Menurut Sutrisno (2009) : biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
dalam mengolah bahan baku sehingga menjadi produk selesai.
Jadi Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
terjadinya produksi barang. (Sumber:https://akuntanmuslim.com/komponen-
biaya-produksi perusahaan).

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 3


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

2. Unsur Biaya Produksi


Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead. Secara umum biaya overhead dibedakan menjadi dua yaitu
biaya overhead tetapdan biaya overhead variabel.
a. Biaya Overhead Tetap
Biaya overhead tetapadalah biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah
walaupun jumlah produksinya berubah.
b. Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead variabel adalah biaya overhead yang jumlahnya berubah
secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi.
Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar
minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses
produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk
membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan bahan lainnya dapat
dimasukan ke dalam biaya overhead. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan
tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP).
Pada bahasan kali ini, akan dipaparkan contoh perhitungan harga untuk
minuman lidah buaya. Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan
diproduksi 500 mangkok lidah buaya, masing-masing berisi 240 gram lidah
buaya (buah dan kuah).
Unsur biaya produksi meliputi biaya investasi, dan biaya produksi.
Sedangkan untuk biaya produksi itu sendiri ada 2 macam yaitu biaya tetap dan
biaya tidak tetap.
1) Investasi Alat dan Mesin
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin
produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi
yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya,
seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada proses produksi lidah
buaya, alat dan mesin yang dibutuhkan pada Tabel 1.

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 4


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

2) Biaya Tidak Tetap (Variabel)


Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah
produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya.
Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu
dan bahan kemasan. Pada proses produksi minuman lidah buaya, kebutuhan
bahan baku pada Tabel 2.

3) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap
bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga
kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada produk lidah buaya,
biaya tetap yang dibutuhkan tersaji pada Tabel 3.

Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap.
Pada proses produksi lidah buaya, total biaya yang dibutuhkan adalah Total
biaya = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp 1.039.750 + Rp 369.200 = Rp 1.408.950

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 5


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

C. Rangkuman
1. Pengertian Biaya Produksi
Menurut Perry (1997) : biaya produksi adalah penjumlahan antara biaya tidak
langsung (overhead cost) dan biaya langsung (direct cost).
Menurut Sadono Sukirno (2003) : biaya produksi adalah semua pengeluaran
perusahaan untuk mendapat faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang
digunakan untuk menciptakan produk perusahaan.
Menurut Sutrisno (2009) : biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam
mengolah bahan baku sehingga menjadi produk selesai.
Jadi Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya
produksi barang.
2. Unsur biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya produksi (biaya tetap dan
biaya tidak tetap atau variabel).

D. Penugasan
Setelah kalian mengetahui komponen atau jenis-jenis biaya produksi, silahkan
cari produk pengolahan awetan nabati yang berasal daerah kalian kemudian kalian cari
referensi biaya produksinya, beri tanda ceklis (√) jika produk yang kalian amati itu
terdapat komponen biaya produksi
Nama produk : ____________________

No. Komponen Biaya produksi ada Tidak ada


1. Fixed cost
2. Variabel cost
3. Average cost
4. Margin cost
5. Total cost

E. Latihan Soal
Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal dibawah ini !
1. Kelompok Tania ingin mengolah salad buah, ketika membuat bumbu salad
ternyata Tania membutuhkan telur, gula dan mentega. Biaya membeli gula, telur
dan mentega, ketika jumlah produksi bertambah karena kuantitas pemesanan
nya punbertambah maka kuantitas gula, telur dan mentega juga bertambah,
sehingga biaya pun ikut bertambah. Tania membutuhkan peralatan yang
menunjang untuk produksinya, maka Tania menambah 2 buah mixer untuk
mengocok telur , dari kegiatan produksi salad tersebut yang termasuk biaya
tetap adalah….
a. Biaya membeli gula
b. Biaya membeli telur
c. Biaya membeli mentega
d. Biaya menambah mixer
e. Biaya gula dan telur

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 6


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

2. Berikut ini adalah komponen biaya,


1. Bahan baku
2. Plastik
3. Wajan
4. Listrik
Yang termasuk biaya variabel adalah…
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
3. Manisan cabe merupakan produk langka yang belum dikenal oleh khalayak,
akan tetapi manisan ini memiliki citarasa yang enak sehingga memerlukan
bahan baku yang berkualitas, bahan baku yang dipakai di bayar dengan
menggunakan pembiayaan, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku
adalah …
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
c. Biaya produksi
d. Biaya overhead
e. Biaya rata-rata
4. UD. Sejahtera yang bergerak dibidang pengolahan kayu untuk kerajinan
miniature non benda, mencatat jumlah biaya produksinya dengan cara
memisahkan biaya produksi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Hal ini berarti UD. Sejahtera menggunakan metode....
a. Harga pokok pesanan
b. Harga pokok proses
c. Harga pokok standar
d. Harga pokok produksi
e. Harga pokok penjualan
5. Pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau
keuntungan. Total keuntungan dan kerugian merupakan …
a. AVC
b. TVC
c. MC
d. FC
e. BEP

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 7


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP), HARGA JUAL,
DAN PERHITUNGAN LABA RUGI PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI
BAHAN PANGANN ABATI

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat
menentukan pembiayaan dan melakukan perhitungan biaya pengolahan (Harga
Pokok Pengolahan) makanan awetan dari bahan pangan nabati
B. Uraian Materi
1. Harga Pokok Produksi (HPP)
a. Pengertian Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga pokok berarti jumlah pengeluaran dan beban yang
diperkenankan, langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan barang
atau jasa didalam kondisi dan tempat dimana barang tersebut dapat
digunakan atau dijual.
Bagi sebuah perusahaan itu, apakah itu dagang, jasa, ataukah industri.
Kalkulasi penyusunan harga pokok merupakan suatu hal yang sangat penting,
oleh sebab itu harga pokok tersebut hendaknya disusun secara tepat dan
rasional dalam arti kata bahwa biaya-biayanya yang dibebankan sebagai
harga pokok dapat menunjukkan hal yang wajar, atau dengan kata lain bahwa
unsur-unsur harga pokok sendiri dapat dialokasikan sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Untuk itu penglafikasian biaya-biaya sangat diperlukan guna
mengetahui dimana diantara biaya tersebut yang merupakan harga pokok ini,
oleh manajemen dapat ditentukan harga jual produk yang dihasilkan.
Harga pokok produksi adalah jumlah biaya produksi yang melekat
pada persediaan barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual. Pengertian
harga pokok produksi ini oleh Hadibroto (1990 : 60) adalah Biaya-biaya yang
dikorbankan untuk memproses bahan-bahan (termasuk bahan bakunya) atau
barang setengah jadi, sampai menjadi akhir untuk siap dijual.
Mengenai pengertian harga pokok produksi ini lebih lanjut Winardi
(1990 : 79) menjelaskan bahwa Harga pokok adalah suatu produksi jumlah
pengorbanan-pengorbanan, dapat diduga, dan kuantitatif dapat diukur
berhubungan dengan proses produksi, yang dilakukan pada saat pertukaran
dan dalam kebanyakan hal harus didasarkan atas nilai pengganti kesatuan-
kesatuan nilai yang telah dikorbankan.
Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa didalam harga
pokok produksi adalah jumlah dari pada produksi yang melekat pada
produksi yang dihasilkan yaitu meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan mulai
pada saat pengadaan bahan baku tersebut sampai dengan proses akhir
produk,yang siap untuk digunakan atau dijual. Biaya-biaya yang dimaksud ini,
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overead.
Selain itu dari definisi tersebut adalah dapat diketahui bahwa harga pokok
produksi adalah nilai dari pengorbanan yang dilakukan dalam hubungannya
dengan proses produksi berdasarkan nilai ganti pada saat pertukaran.

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 9


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk.
Jika dijual dengan harga tersebut, produsen tidak untung dan juga tidak rugi.
HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual. Harga jual adalah HPP
ditambah margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk lidah buaya
ini, HPP-nya adalah Total Biaya / Jumlah produksi Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp.
2.818,- (Lihat Contoh Tabel Pada Kegiatan Pembelajaran 1)

b. Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)


Dalam menentukan harga pokok produksi pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan metode ful costing akan tetapi biasanya dengan
dipertimbangkan teknis seperti untuk tujuan pengambilan keputusan, maka
digunakan metode variabel costing.
Jadi perbedaan pokok antara metode full costing dan metode variabel
costing terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Biaya overhead
pabrik pada metode variabel costing diperlukan periode biaya dan tidak
merupakan bagian dari harga barang dalam proses dan harga pokok barang
dihasilkan. Pada metode full costing semua biaya produksi baik yang bersifat
variabel maupun yang bersifat tetap dianggap bagian dari harga pokok
produksi.
Tujuan penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:
1) Sebagai Dasar Untuk Menetapkan Harga
Apabila suatu hasil atau barang (pertama kali) dibawa kepasar, maka
ongkos produksi sebagai dasar utama dalam penentuan harga penjualan.
Sekalipun terdapat barang yang sama atau hampir bersamaan di pasar,
namun harganya hanya merupakan faktor tambahan dalam penentuan
harga.
2) Menetapkan Efisien Tidaknya Suatu Perusahaan
Membandingkan harga pokok dengan harga pokok historis, dapat
diketahui apakah suatu perusahaan bekerja secara efisien atau tidak.
Harga pokok historis adalah semua pengeluaran untuk memproduksi
suatu barang ditambah pengeluaran lainnya hingga barang tersebut
berada di pasar. Apabila harga pokok historis lebih tinggi dari harga
pokok, berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien.
3) Menentukan Kebijaksanaan Dalam Penjualan
Keuntuangan atau kerugian suatu perusahaan mencerminkan
kebijaksanaan dari pemimpin perusahaan. Kebijaksanaan tertentu harus
dirubah apabila dengan adanya kebijaksanaan itu perusahaan jauh dari
pada tujuannya.
4) Sebagai Pedoman Dalam Pembelian Alat-alat Perlengkapan Yang Baru
Penentuan harga pokok dapat pula dipergunakan sebagai petunjuk apakah
mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan diganti atau ditambah dengan
mesin-mesin atau alat-alat perlengkapan yang baru.
5) Sebagai Alat Untuk Perhitungan Neraca
Untuk keperluan penyusunan neraca perlu diketahui harga barang- barang
jadi yang masih ada dalam gudang. Ini dapat ditentukan dengan
mengetahui beberapa harga pokok dari barang jadi yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya dalam menentukan harga pokok produksi (Lihat


Contoh Tabel Pada Kegiatan Pembelajaran 1)

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 10


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

Harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan


diambil. Untuk produk lidah buaya ini, HPP-nya adalah Total Biaya / Jumlah
produksi Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,-

2. Harga Jual
a. Pengertian Harga Jual
Setiap produk yang berhasil, menawarkan beberapa manfaat dan
kekuatan untuk memuaskan keinginan konsumen. Pilihan masing-masing
individu menentukan besarnya nilai barang dan jasa tertentu bagi konsumen.
Namun untuk memenuhi kebutuhannya, setiap konsumen dihadapkan pada
keterbatasan dalam hal dana. Oleh karena itu, harga yang merupakan nilai
tukar sebuah barang atau jasa menjadi faktor utama yang menentukan
keputusan konsumen untuk membeli.
Perusahaan biasanya berupaya menentukan harga yang akan
memaksimalisasi nilai perusahaan. Harga yang ditentukan untuk sebuah
produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya,
keuntungannya. Mengingat bahwa pendapatan dari penjualan sebuah produk
akan sama dengan harga dikalikan dengan kuantitas penjualan. Meskipun
harga yang lebih rendah akan mengurangi pendapatan per unit yang
diterima, biasanya akan menghasilkan kuantitas penjualan yang lebih tinggi.
Harga yang lebih tinggi akan meningkatkan pendapatan per unit yang
diterima namun akan menghasilkan kuantitas unit penjualan yang lebih
rendah.
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk
mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan
mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi
harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah
karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus
mendapatkan keuntungan.

b. Penentuan Harga Jual


Harga jual produk maupun jasa dapat ditentukan dengan beberapa
metode, antara lain:
1) Penentuan harga jual normal
Ada dua unsur yang diperhitungkan dalam penentuan harga jual normal,
yakni taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan. Dalam penentuan
harga jual normal, harga ditentukan dengan menambah biaya penuh masa
yang akan datang dengan suatu persentase tambahan di atas jumlah biaya
(mark up). Perhitungannya adalah sebagai berikut: Harga jual = taksiran
biaya penuh + laba yang diharapkan
2) Penentuan harga jual dalam cost type contract
Merupakan penentuan harga jual berdasarkan kontrak pembuatan produk
atau jasa di mana pembeli menyetujui harga yang didasarkan pada total
biaya yang sesungguhnya dikeluarkan produsen ditambah dengan laba
yang dihitung sebesar persentase tertentu dari seluruh biaya tersebut.
3) Penentuan harga jual pesanan khusus
Pesanan khusus adalah pesanan yang diterima perusahaan di luar pesanan
regular perusahaan. Pemesan biasanya memesan dalam jumlah besar
sehingga harga yang diminta berada di bawah harga jual normal, yaitu di
bawah biaya penuh yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi,

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 11


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

namun di atas biaya variabel. Dalam keadaan ini perusahaan mendapatkan


laba kontribusi sebab seluruh biaya tetap akan dibebankan pada
perhitungan pesanan regular perusahaan.
4) Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
Pada metode ini harga jual produk didasarkan pada biaya penuh masa
yang akan datang ditambah laba yang diharapkan. Produk dan jasa yang
mendapat pengaruh atas Peraturan Pemerintah adalah produk dan jasa
yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat luas,
antara lain bahan bakar, minyak, beras, telepon, listrik, dan sebagainya.
Pada produk lidah buaya dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP-
nya yaitu Rp2.818,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama
dijual berkisar Rp5.000,- sampai Rp7.000,-, ditetapkan harga jual untuk
minuman lidah buaya dari pabrik adalah Rp 4.000,- (pada Tabel 4), dengan
harapan di tingkat konsumen, harganya adalah Rp 4.500,- sampai Rp 6.000,
(Masih berkaitan dengan contoh pada kegiatan pembelajaran 1)

3. Laba Rugi
a. Pengertian Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang merupakan bagian dari
laporan keuangan. Laporan laba rugi wajib disusun oleh suatu perusahaan,
apalagi jika perusahaan yang go public maka hukumnya sangat wajib untuk
membuat laporan laba rugi. Laporan ini juga memiliki manfaat serta
kegunaan yang begitu besar untuk banyak pihak, pada dasarnya laporan laba
rugi membantu para pemakai laporan keuangan untuk memprediksi arus kas
masa depan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan laporan laba rugi adalah suatu
bagian dari laporan keuangan yang memuat dan menyediakan informasi
tentang ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu
tertentu. Unsur-unsur yang terkandung dalam laporan laba rugi meliputi
semua transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam
aktiva perusahaan atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari
keduannya) selama suatu periode yang ditimbulkan oleh
pengiriman/penjualan/produksi barang, penyediaan jasa, serta aktivitas
lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama perusahaan.
Beban adalah arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva
perusahaan atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya)
selama periode waktu tertentu yang ditimbulkan oleh pengiriman dan
produksi barang, penyediaan jasa, serta aktivitas lainnya yang merupakan
bagian dari operasi utama perusahaan.
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari
transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan
atau investasi oleh pemilik. Sedangkan yang dimaksud dengan kerugian

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 12


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi


sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi
kepada pemilik.

b. Menentukan Laba Rugi


1) Penerimaan Kotor
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini,
jumlah penerimaan kotor pada Tabel 5. Penerimaan Kotor Lidah Buaya.
(Masih berkaitan dengan contoh pada kegiatan pembelajaran 1)

2) Pendapatan Bersih (Laba)


Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini,
jumlah penerimaan bersih adalah: Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor
– Total biaya = Rp2.000.000 – Rp1.408.950 = Rp591.050 Jadi perkiraan
pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 mangkok lidah
buaya, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 591.050,- (lima
ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah).(Masih berkaitan
dengan contoh pada kegiatan pembelajaran 1)
C. Rangkuman
1. Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk. Jika dijual
dengan harga tersebut, produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP
ditentukan untuk bisa menentukan harga jual.
Dalam menentukan harga pokok produksi pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan metode ful costing akan tetapi biasanya dengan dipertimbangkan
teknis seperti untuk tujuan pengambilan keputusan, maka digunakan metode
variabel costing.
2. Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan
produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP
dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga
konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen,
toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan.
3. Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, sebelum dipotong total biaya.
4. Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, setelah dipotong total biaya.

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 13


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

D. Penugasan
Sekarang, cobalah kalian amati keadaan sekeliling kalian, kerajinan apakah
yang terkenal di wilayahmu, kemudian pengolahanmakananawetandari
bahanpangannabati apakah yang paling mudah kalian pahami, mengapa?

No. Pembiayaan Rumus


1. Harga jual TC/jumlah produk x laba
produk
2. ____________________ _____________________________________________________________
3. ____________________ _____________________________________________________________

E. Latihan Soal
Berilah tanda silang (x) pada soal dibawah ini!
1. Biaya tetap pengolahan asinan sayur RP. 200.000, jumlah produk 25 bungkus,
dengan biaya variabel Rp. 100.000 maka harga jual asinan adalah
a. 11.000
b. 12.000
c. 13.000
d. 14.000
e. 15.000
2. Untuk memproduksi suatu barang, pengusaha mengeluarkan biaya tetap Rp
2.000.000,00 dan biaya variabel rata-rata Rp 400.000,00. Apabila harga jual Rp
600.000,00 maka produksi minimal untuk dapat mencapai titik impas adalah..
a. 5
b. 10
c. 25
d. 50
e. 1007
3. Diketahui:
Jumlah barang yang diproduksi = 100
Biaya tetap = Rp 100.000,00
Biaya variabel = Rp 10.000,00
Harga barang = Rp 25.000
Maka laba perusahaan adalah…
a. Rp 100.000
b. Rp 210.000
c. Rp 260.000
d. Rp 390.000
e. Rp 450.000
4. Untuk mengetahui biaya variabel per unit dari pengolahan makanan awetan
nabati, maka menggunakan rumus
a. TC:jumlah produk x laba
b. FC : Margin kontribusi per unit
c. VC/jumlah produk
d. FC : (Hjp per unit – VC per unit )
e. VC + BOP

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 14


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

EVALUASI

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kalian anggap benar!
1. Biaya bahan produksi yang hanya menjadi bagian daripada produk jadi dan nilainya
relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok yang dihasilkan , Hal ini termasuk
kepada biaya …
a. Pemeliharaan.
b. Reparasi.
c. Bahan penolong.
d. Tidak langsung.
e. Produksi.
2. Penentuan harga jual produk harus berdasarkan dari komponen komponen
pembiayaan, sehingga keseluruhan biaya dibagi dengan jumlah produk, keseluruhan
biaya yang digunakan disebut ....
a. Biaya rata-rata .
b. Biaya produksi .
c. Biaya margin .
d. Biaya variabel.
e. Biaya tetap.
3. Salah satu tahap dalam penyusunan BOP adalah penaksiran biaya overhead tak
langsung departemen, dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
adalah .....
a. Membagi biaya overhead pabrik menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
b. Mendistribusikan biaya biaya tidak langsung kepada setiap departemen yang
memerlukannya.
c. Memisahkan baya overhead per departemen menurut prilakunya.
d. Mengalokasikan biaya overhead pabrik dari departemen pembantu .
e. Membagi biaya overhead dengan biaya tidak langsung.
4. Jika dalam mengalokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen
produksi dilakukan dengan cara pengalokasikan secara langsung biaya overhead
tiap-tiap departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmatinya,
metode ini disebut metode .....
a. Kontinyu.
b. Aljabar .
c. Alokasi langsung .
d. Alokasi bertahap.
e. Terputus.
5. Untuk mengetahui produksi kita kembali modal atau tidaknya, dan harus berapa unit
dan rupiahkah untuk mencapai target penjualan, hal ini dapat dihitung menggunakan
rumus …
a. AVC
b. VC
c. MC
d. BEP
e. TC

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 16


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

6. Perlakuan terhadap produk rusak yang terjadi karena sulitnya pengerjaan produk
tersebut maka pembebanan harga pokok produk tersebut adalah ....
a. Dibebankan pada produksi keseluruhan
b. Dibebankan pada rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
c. Dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang
bersangkutan
d. Hasil penjualannya dibebankan sebagai pengurangan terhadap biaya overhead
yang sesungguhnya terjadi
e. Tidak dibebankan kepada biaya overhead
7. Diketahui biaya untuk pengolahan gado-gado sebesar 25.000 dengan laba 10%,
jumlah produk yang dibuat sebanyak 4 bungkus maka harga jualnya adalah….
a. Rp. 6.875
b. Rp. 6. 975
c. Rp. 7.875
d. Rp. 7.975
e. Rp. 8.875
8. Perbedaan antara metode harga pokok proses dengan harga pokok pesanan dalam
hal klasifikasi biaya produksi adalah .....
a. Metode harga pokok pesanan memisahkan biaya produksi menjadi biaya langsung
dan tidak langsung, sedangkan metode harga pokok proses tidak memberlakukan
pembedaanbiaya ini.
b. Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produk setiap produk
selesai, sedangkan metode harga pokok proses menghitung harga pokok setiap
akhir periode
c. Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan,
sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya pokok selama
proses produksi
d. Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi per produk ,
sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya pokok produksi
secara umum
e. Metode direct labor
9. Dalam menentukan biaya persatuan produk dalam metode rata-rata tertimbang pada
departemen produksi pertama biaya yang harus diperhitungkan adalah .......
a. Biaya produksi pada proses produksi departemen sebelumnya
b. Biaya pada proses awal dan biaya yang sedang dikeluarkan
c. Biaya yang dibawa dari harga pokok periode sebelumnya
d. Biaya yang dikeluarkan pada saat barang diproses pada departemen terkait
e. Biaya yang dikeluarkan saja
10. Perusahaan dalam satu proses produkasi, memproduksi produk bersama dan
produk sampingan.Kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan
harga jual produk adalah ....
a. Harga jual produk bersama lebih tinggi
b. Harga jual produk sampingan lebih tinggi
c. Harga jual ditentukan sepenuhnya oleh permintaan pasar
d. Baik produk bersama mapupun produk sampingan memilki harga jual yangsama
e. Harga jual produk rendah

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 17


Modul PKWU Pengolahan Kelas X KD 3.4

DAFTAR PUSTAKA

Wirausaha Produk Kerajinan Untuk Pasar Lokal Sumber Buku Prakarya dan
Kewirausahaan, Kemendikbud Edisi Revisi 2018..

https://smazapo.sch.id/UKBM

https://akuntanmuslim.com/komponen-biaya-produksi-perusahaan/

https://www.jurnal.id/id/blog/analisa-break-even-point-penjelasan-dan-contoh-soal/

2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 19

Anda mungkin juga menyukai