Laporan KP - Achmad Faiz Alawi - Telkom University
Laporan KP - Achmad Faiz Alawi - Telkom University
Laporan KP - Achmad Faiz Alawi - Telkom University
Oleh:
Achmad Faiz Alawi
(NIM: 1104190051)
Oleh:
(NIM: 1104190051)
Mengetahui,
ii
ABSTRAK
Kerja Praktek (KP) merupakan kegiatan yang dirancang untuk menciptakan
suatu pengalama kerja tertentu bagi mahasiswa Telkom University yang telah
menempuh perkulihaan selama enam semester, yang dilaksanakan secara mandiri.
Dengan melaksanakan Kerja Praktek (KP), mahasiswa dilatih untuk mengenal dan
menghayati ruang lingkup pekerjaan di lapangan, belajar mengadaptasi diri dengan
lingkungan guna melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah. Dengan
melakukan praktek secara nyata mahasiswa diharapkan dapat memahami
keterkaitan antara teori, metoda, teknik, dan realita di tempat kerja. Disamping itu,
pengalaman Kerja Praktek (KP) tersebut juga akan memberikan tambahan wawasan
bagi mahasiswa sebagai bekal untuk bekerja setelah menyelesaikan pendidikan.
Lokasi KP yang dipilih oleh penulis yaitu PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera UPT
Palembang ULTG Prabumulih Gardu Induk Simpang Tiga. Penulis turut
berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas maupun pekerjaan di tempat yang
sebelumnya telah dipilih penulis. Penulis diberikan pengarahan dan materi tentang
komponen Gardu Induk dari Single Line Diagram, pemahaman mengenai
pengoperasian Gardu Induk, pemahaman mengenai pengujian tahanan pembumian
tiang pertama penyulang, pemahaman mengenai cara melakukan thermovisi, serta
hal lainnya. Pengoperasian Gardu Induk merupakan pokok kegiatan yang
dilaksanakan oleh penulis.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek (KP)
yang berjudul “Pengoperasian Gardu Induk Dan Analisis Pengujian Tahanan
Pembumian Pada Tiang Pertama Setiap Penyulang Gardu Induk Simpang Tiga”.
Laporan Kerja Praktek (KP) ini merupakan salah satu syarat lulus dalam mata
kuliah Kerja Praktek atau KKN S1 Teknik Fisika Fakultas Teknik Elektro Telkom
University.
Laporan dan Pelaksanaan kerja praktik ini dibuat dengan berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tugas serta hambatan
selama mengerjakan laporan ini. Oleh karenaitu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR ISTILAH
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, mengakibatkan
bertambahnya jumlah penduduk di Sumatera Selatan yang diiringi dengan
meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga listrik. Dalam hal penyediaan atau
penyaluran tenaga listrik, dibutuhkanlah Gardu Induk. Gardu Induk merupakan
bagian dari sistem atau satu kesatuan penyaluran (transmisi) tenaga listrik. Gardu
Induk merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari saluran transmisi dan
distribusi listrik. Dimana pada suatu tempat dipusatkan suatu sistem tenaga yang
berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi transformator,
peralatan pengaman serta peralatan kontrol.
Dalam operasinya, Gardu Induk dapat mengalami gangguan yang akan
mengakibatkan terganggunya sistem tenaga listrik dan bahkan dapat menyebabkan
terhentinya pelayanan energi listrik kepada pelanggan dan akibat dari gangguan
tersebut dapat merusak peralatan-peralatan listrik. Oleh karena itu untuk
menghindari gangguan dan mencegah rusaknya peralatan pada Gardu Induk
tersebut diperlukan suatu pengaman berupa pembumian. Mengingat pentingnya
peranan suatu sistem pembumian, maka sistem pembumian yang telah terpasang
harus mendapat pemeliharaan dan perawatan yang baik. Sistem pembumian
berfungsi untuk mengalirkan arus ketanah (bumi) jika terjadi gangguan arus lebih.
Sesuai dengan standar PUIL, sistem pembumian akan semakin baik jika
mempunyai nilai tahanan (resistansi) yang sangat kecil dengan nilai maksimum
sebesar 5 ohm. Namun, nilai sistem pembumian akan berubah jika terdapat
perubahan iklim atau suhu dan gangguan alam lainnya. Dengan adanya sistem
pentanahan yang baik, maka jika terjadi gangguan tidak membahayakan bagi
pekerja ataupun peralatan-peralatan listrik.
Selain itu, dalam hal operasinya pun Gardu Induk tidak dapat melakukan semua
halnya sendiri. Gardu Induk dapat beroperasi jika terdapat seseorang yang
mengoperasikan Gardu Induk. Oleh karena itu, dibutuhkanlah seorang Operator
yang bertugas mengoperasikan Gardu Induk.
9
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih “Pengoperasian Gardu Induk
dan Evaluasi Sistem Pembumian Setiap Penyulang Di Gardu Induk Simpang Tiga”
sebagai judul Laporan Kerja Praktek (KP) ini.
1. Data dari hasil studi lapangan. Penulis berdiskusi dengan operator dan
karyawan lainnya mengenai topik penulisan laporan Kerja Praktek ini.
2. Data dari studi kepustakaan. Penulis dapatkan dari literatur dan sumber
tertulis lainnya baik dari dalam perusahaan atau dari media internet terkait
dengan topik penulisan laporan Kerja Praktek ini.
10
1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja
Tabel 1.1 Rencana dan Penjadwalan Kerja
Minggu ke-
Kegiatan
1 2 3 4
Pengenalan lingkungan kerja dan profil perusahaan
Pelaksanaan kegiatan di lapangan
Pengumpulan data untuk laporan
Penyusunan Laporan
11
BAB II PROFIL INSTANSI
12
dipimpin oleh seorang General Manager Unit Induk atau General Manager
Pusat. [4].
3. Unit Pelaksana
Unit Pelaksana adalah unit di bawah unit induk dan/atau pusat-pusat sebagai
pembagian wilayah pelayanan PLN ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil agar
pelayanan PLN bisa lebih terfokus dan langsung menyentuh pada masyarakat,
contohnya adalah Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu unit
pelaksana di bawah unit induk distribusi, atau Unit Pelaksana Transmisi (UPT)
yaitu unit pelaksana di bawah unit induk transmisi, contoh lain adalah Unit
Pelaksana Pendidikan dan Latihan (UPDL) yaitu unit pelaksana di bawah PLN
PUSDIKLAT. Unit Pelaksana dipimpin oleh seorang Manajer Unit Pelaksana.
4. Unit Layanan
Unit Layanan adalah unit di bawah unit pelaksana dengan ruang lingkup
pembagian dari wilayah unit pelaksana, misalnya dalam satu unit pelaksana
terdapat beberapa unit layanan. Tetapi tidak semua unit pelaksana di PLN
mempunyai unit layanan, tergantung pada jumlah pelanggan dan area pelayanan
unit pelaksana PLN, contoh Unit Layanan Pelanggan (ULP) adalah unit layanan
di bawah UP3, atau Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) yang
berada dibawah UPT, Unit Layanan dipimpin oleh seorang Manajer Unit
Layanan. [4].
PLN juga mempunyai Satuan Pengawas Internal yang yang dipimpin oleh Chief
Audit. Sampai saat ini tercatat PLN mempunyai 58 Divisi dan Satuan, 50 Unit
Induk, 6 Pusat-pusat, 373 Unit Pelaksana, dan 1042 Unit Layanan. [4].
Kerja Praktek (KP) yang penulis lakukan bertempat di bagian Unit Layanan
Transmisi dan Gardu (ULTG) Prabumulih dan berada di Gardu Induk Simpang
Tiga. ULTG Prabumulih merupakan Unit Layanan yang berada dibawah Unit
Pelaksana Transmisi (UPT) Palembang, dan berpusat di Unit Induk Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban Sumatera (UIP3B) yang bertempat di Pekanbaru, Riau.
Gardu Induk Simpang Tiga merupakan salah satu Gardu Induk yang beroperasi
dibawah ULTG Prabumulih. Untuk lebih jelasnya, ULTG Prabumulih memiliki
tiga Gardu Induk sebagai penyaluran (transmisi) listrik. Besarnya listrik yang
ditransmisikan di setiap Gardu Induk adalah tegangan menengah 150 kV/20 kV.
13
Tiga Gardu Induk tersebut bertempat di kota/kabupaten yang berbeda-beda. Tiga
Gardu Induk tersebut yaitu:
1. Gardu Induk Gunung Megang di Kabupaten Muara Enim.
2. Gardu Induk Prabumulih di Kota Prabumulih.
3. Gardu Induk Simpang Tiga di Kabupaten Ogan Ilir
Sumber tenaga listrik di setiap Gardu Induk ULTG Prabumulih dan bahkan
hampir seluruh Gardu Induk di Sumbagsel sebagian besar berasal dari PLTU yang
berada di daerah Bukit Asam, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Selain
itu, jalur penyaluran (transmisi) listrik di daerah ULTG Prabumulih berakhir di
Gardu Induk Keramasan yang berada dibawah ULTG Keramasan. Berikut jalur
transmisinya:
Jika dilihat berdasarkan jalur transmisinya, Gardu Induk Simpang Tiga bertugas
mentransmisikan listik dari Gardu Induk Prabumulih ke Gardu Induk Keramasan.
14
Struktur Organisasi ULTG Prabumulih
15
2.3 Lokasi/Unit Pelaksanaan Kerja
Pelaksanaan kerja praktek kali ini dilaksanakan di PT PLN (Persero) UIP3B
Sumatera UPT Palembang ULTG Prabumulih Gardu Induk Simpang Tiga. Gardu
Induk Simpang Tiga beralamat di Jalan Lintas Sumatera, Timbangan, Kecamatan
Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, 30862.
16
Gambar 2.7 Switchyard Gardu Induk Simpang Tiga
Setiap Gardu Induk di ULTG Prabumulih dipimpin oleh seorang Supervisor dan
memiliki setidaknya satu operator dari PT PLN (Persero). Secara umum di Gardu
Induk Simpang Tiga hanya ada 2 jabatan saja yang berasal dari PT PLN (Persero),
jabatan tersebut adalah Supervisor dan juga Operator. Untuk Operator juga hanya
memiliki satu orang dari PT PLN (Persero), tiga orang lainnya berasal dari PT
Haleyora Power yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero). Selain itu,
terdapat juga empat orang Satpam dan juga tiga orang Cleaning Service. Berikut
adalah pengenalan dan penjelasan dari setiap jabatan bertugas di Gardu Induk
Simpang Tiga:
17
Operator bertugas mengoperasikan Gardu Induk. Untuk jam kerjanya, operator
memiliki jadwal shift kerja setiap harinya selama 8 jam. Ada yang bertugas
dari jam 08.00 s/d 16.00 WIB, ada yang bertugas dari jam 16.00 s/d 0.00 WIB,
dan ada juga yang bertugas dari jam 0.00 s/d 08.00 WIB.
3. Satpam
Di Gardu Induk Simpang Tiga, terdapat empat orang satpam. Empat orang
satpam tersebut bernama:
1) KGS. M. Deni
2) Ria Tanzilal
3) Anis Munawir
4) Andri Hariansyah
Tugas dari Satpam adalah menjaga keamanan Gardu Induk, mulai dari
mengamankan aset yang berada di Gardu Induk seperti peralatan di switchyard
dan juga peralatan yang berada di dalam ruangan, melakukan pemantauan
lingkungan di sekeliling Gardu Induk, hingga mencegah kerusakan yang
disengaja. Untuk jam kerjanya, satpam memiliki jadwal shift kerja selama 8
jam perhari.
4. Cleaning Service
Gardu Induk Simpang Tiga memiliki tiga orang Cleaning Service yang
bertugas. Tiga orang tersebut yaitu:
1) Abdul Aziz
2) Sa’ary
3) Yusman
18
BAB III KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS
19
3.1.4 Tujuan Pembumian
Pemasangan pembumian ditujukan sebagai pengaman jaringan jika terjadi
tegangan kejut dan tegangan lebih ketika terkena tegangan petir. Tegangan tersebut
akan dialirkan kebumi (tanah) untuk menetralisirnya. Dengan demikian akan
menghindarkan resiko bahaya kepada orang yang berada di sekitar lokasi. Tujuan
pemasangan sistem pembumian yang terdapat pada tiang pertama penyulang, yaitu:
1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari instalasi
secara aman.
2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan.
3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan tegangan
kejut.
20
1. Unit di PT PLN (Persero).
2. Penjelasan mengenai jam dan hari kerja kantor.
3. Pengenalan lingkungan dan karyawan di ULTG dan Gardu Induk Prabumulih.
4. Mempelajari Single Line Diagram Gardu Induk Prabumulih.
5. Pemeliharaan Trafo 2 untuk diberi beban penyulang baru.
Pada 1 hari sisa di minggu pertama, penulis dialihkan kembali oleh Manajer ULTG
ke Gardu Induk Simpang Tiga dengan alasan agar dekat dengan tempat tinggal.
Pada hari itu, saya bertemu kembali dengan Bapak Erwin Danil dan langsung
diberikan perkenalan mengenai Gardu Induk Simpang Tiga.
21
8. Pemisah Busbar (PMS Busbar), berfungsi sebagai pengaman visual dan juga
memisahkan tegangan dari yang bertegangan. PMS busbar ini terdiri dari PMS
Busbar 1 dan 2.
9. Busbar, merupakan bagian utama dalam suatu Gardu Induk yang berfungsi
sebagai tempat terhubungnya semua bay yang ada pada Gardu Induk tersebut,
baik bay line maupun bay trafo.
10. Kopel, merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghubung antara dua rel
busbar (Busbar 1 dan 2).
Selain itu, penulis juga mulai mempelajari komponen dan skema Single Line
Diagram Gardu Induk Simpang Tiga. Pada Single Line Diagram, skemanya harus
sama dengan apa yang ada di Gardu Induk. Oleh karena itu, penting sekali untuk
selalu memperbarui Single Line Diagram apabila ada pembaruan ataupun
perubahan di Gardu Induk. Hal ini dikarenakan Single Line Diagram bisa
membantu mengidentifikasi masalah saat trouble-shooting dan menjadi salah satu
dokumen keselamatan kerja paling penting di Gardu Induk.
22
Pada Single Line Diagram terlihat bahwa Gardu Induk Simpang Tiga memiliki 4
bay penghantar dari dua Gardu Induk berbeda, yaitu penghantar Keramasan 1,
Keramasan 2, Prabumulih 1, dan Prabumulih 2. Maksudnya adalah Gardu Induk
Prabumulih memiliki 2 bay penghantar dan Gardu Induk Keramasan memiliki 2
bay penghantar. Disini, setiap bay penghantar terhubung dengan Busbarnya
masing-masing. Untuk bay penghantar 1 akan berjalan di busbar 1 dan bay
penghantar 2 akan berjalan di busbar 2. Alasan setiap Gardu Induk memiliki 2 bay
penghantar yaitu sebagai cadangan apabila terjadi gangguan di salah satu
penghantarnya maka bisa di manuver ke penghantar yang tidak gangguan.
Pada Single Line Diagram juga terlihat ada Kopel yang berfungsi sebagai
penghubung antara Busbar 1 dan Busbar 2. Kopel harus selalu terhubung dengan
Busbar 1 dan Busbar 2.
Gardu Induk Simpang Tiga memiliki tiga Trafo Daya. Trafo 1 bermerk Pauwel dan
memiliki daya 60 MVA, Trafo 2 bermerk Unindo dan memiliki daya 60 MVA, dan
Trafo 3 bermerk B&D dan memiliki daya 60 MVA. Trafo daya ini berfungsi untuk
menurunkan tegangan yang awalnya sebesar 150 kV menjadi 20 kV. Setelah
tegangan diturunkan, tegangan akan masuk ke Incoming 20 kV terlebih dahulu
untuk dibagi-bagi ke setiap penyulang. Penyulang pada setiap Trafo jumlahnya
berbeda-beda. Pada Trafo 1, penyulangnya ada 4, yaitu:
23
1. Penyulang Dieng
2. Penyulang Kinibalu
3. Penyulang Seminung
4. Penyulang Galunggung
1. Penyulang Merapi
2. Penyulang Kelud
3. Penyulang Krakatau
4. Penyulang Semeru
5. Penyulang Kawi
6. Penyulang Kerinci
1. Penyulang Merbabu
2. Penyulang Rinjani
3. Penyulang Singgalang
Penyulang adalah jaringan PLN yang berfungsi menyalurkan energi listrik dengan
tegangan 20 kV dari Gardu Induk menuju Gardu Distribusi hingga sampai ke
konsumen dengan tegangan 380 Volt atau 220 Volt. Nama-nama penyulang yang
digunakan di Gardu Induk Simpang Tiga adalah nama-nama gunung yang ada di
Indonesia. Untuk nama penyulang setiap Gardu Induk bisa saja berbeda-beda.
Untuk Gardu Induk Prabumulih menggunakan nama-nama pahlawan. Penyulang di
Trafo 1 dan Trafo 2 merupakan penyulang biasa, sedangkan penyulang di Trafo 3
merupakan penyulang VIP.
Hal lainnya yang penulis pelajari adalah buku SOP pengoperasian Gardu Induk
Simpang Tiga. Buku tersebut menjadi pedoman penting bagi Operator untuk
mengoperasikan Gardu Induk. Pada buku tersebut, penulis mempelajari mengenai
skema pembebasan dan penormalan tegangan pada bay penghantar, Trafo, dan
kopel 150 kV.
24
Pada skema pembebasan bay penghantar, tahapan manuver yang harus dilakukan
oleh operator yaitu:
1. PMT 150 kV dibuka. Hal ini sangat penting sebelum ke tahap selanjutnya.
2. PMS BUS dibuka.
3. PMS LINE dibuka.
4. PMS GROUND ditutup.
Pada skema penormalan tegangan bay penghantar, manuver yang harus dilakukan
oleh operator yaitu:
25
Pada skema pembebasan tegangan kopel kopel 150 kV, manuver yang harus
dilakukan oleh operator yaitu:
Pada skema penormalan tegangan kopel 150 kV, manuver yang harus dilakukan
oleh operator yaitu:
26
Pada skema pembebasan tegangan trafo, manuver yang harus dilakukan oleh
operator yaitu:
27
Pada skema penormalan tegangan trafo, manuver yang harus dilakukan oleh
operator yaitu:
28
Pada minggu ketiga, penulis diajak oleh Kak Aam dari divisi HARGI untuk
melakukan pengecekan tahanan pembumian pada tiang pertama setiap penyulang
di Gardu Induk Simpang Tiga. Untuk melakukan pengecekan, dibutuhkan alat ukur
yang bernama Earth Ground Tester. Earth Ground Tester yang digunakan yaitu
Kyoritsu Earth Testers bertipe KEW 4105A. Alat ini bisa mengukur tahanan
pembumian yang menggunakan elektroda batang.
29
Pada alat ini, ada beberapa bagian penting yang digunakan untuk melakukan uji
pembumian, yaitu:
1. Tombol Merah, digunakan untuk mengunci hasil pengukuran.
2. Tombol Probe, merupakan kenop pemilih parameter ukur. Ada tiga macam
pengaturan, yaitu untuk pengukuran resistansi, tegangan dan mematikan alat.
3. Terminal ‘E’, untuk dihubungkan pada elektroda yang akan diukur.
4. Terminal ‘C’ untuk mengalirkan arus di dalam tanah.
5. Terminal ‘P’, untuk membandingkan tegangan pada kumparan tegangan (P dan
E) dengan arus yang mengalir pada kumparan arus (C dan E).
Metode yang digunakan untuk uji tahanan pertahanan ini yaitu metode 3 pole.
Maksud dari 3 pole ini merujuk pada jumlah terminal yang digunakan, yaitu
terminal E, C, dan P. Metode ini cukup umum digunakan untuk pengujian tahanan
pertanahan. [2].
30
kumparan arus (terminal C dan E), sehingga diperoleh nilai resistansi tanah
sebesar:
Rpe = 𝐕𝐕𝐈𝐈
Penjelasan:
• Rpe = Resistansi Pembumian
• V = Tegangan
• I = Arus
Jarak pada elektroda bantu P dapat divariasikan untuk memastikan bahwa posisi
elektroda bantu P berada diluar lingkungan (daerah) pengaruh elektroda yang
diukur. Ketika elektroda bantu P ditancapkan dekat dengan elektroda yang diukur,
nilai resistansinya cenderung menurun, dan ketika elektroda bantu P didekatkan
dengan elektroda bantu C nilai resistansinya cenderung naik karena pengaruh dari
elektroda bantu C. Oleh karena itu, titik pengukuran yang optimal adalah dengan
menempatkan elektroda bantu P diluar pengaruh elektroda yang diukur dan
elektroda bantu C. Berikut adalah grafiknya:
31
Tabel 3.1 Nilai Rata-Rata Resistansi Tanah [3]
Dari hasil pengujian tahanan pembumian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil
tahanan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Tahanan Pembumian
NO. NAMA PENYULANG TAHANAN PEMBUMIAN
TRAFO 1
1. Penyulang Dieng 50,1 Ω
2. Penyulang Kinibalu 39,9 Ω
3. Penyulang Seminung 34,0 Ω
4. Penyulang Galunggung -
TRAFO 2
5. Penyulang Merapi 2,62 Ω
6. Penyulang Kelud 2,72 Ω
7. Penyulang Krakatau 1,43 Ω
8. Penyulang Semeru 2,93 Ω
9. Penyulang Kawi 2,68 Ω
10. Penyulang Kerinci 1,35 Ω
TRAFO 3
11. Penyulang Merbabu 1,67 Ω
12. Penyulang Rinjani 1,61 Ω
13. Penyulang Singgalang 1,51 Ω
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan beberapa hasil yang bisa disimpulkan, yaitu:
1. Untuk penyulang Galunggung, tidak dilakukan pengecekan tahanan
pembumiannya dikarenakan menggunakan kabel bawah tanah.
2. Penyulang pada trafo 1 memiliki tahanan isolasi pembumian yang buruk
karena berada diatas standar PUIL 2000: 68 yang mengharuskan resistansi
pembumian total seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5Ω. Jika dilihat letak
tiang pertamanya, tiang pertama penyulang trafo 1 berada di daerah
pasir/kerikil kering yang memiliki resistansi < 10000. Karena hal itu, penulis
32
berasumsi bahwa alasan penyulang pada trafo 1 memiliki tahanan pembumian
diatas 5Ω dikarenakan resistansi jenis tanahnya tinggi.
3. Pada tiang pertama penyulang trafo 2 dan trafo 3, hasil keseluruhan tahanan
pembumian yang didapatkan berada dibawah 5Ω. Hal ini tentu sangat baik
dikarenakan sudah masuk standar PUIL 2000: 68 yang mengharuskan
resistansi pembumian total seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5Ω.
33
Gambar 3.14 Pengecekan Suhu Peralatan di Switchyard
Thermovisi dilakukan setiap jam 19.00 WIB pada saat beban puncak. Alasan
thermovisi dilakukan disaat beban puncak agar bisa mengetahui suhu peralatan saat
diberi beban yang sangat tinggi. Suhu normal peralatan saat diberi beban yang
tinggi adalah sekitar 40 - 50 ˚ Celsius. Jika suhunya lebih dari itu, maka dipastikan
bahwa peralatan tersebut diberi tanda ‘Hot Point’ atau bisa disebut ‘Hot Spot’.
Tanda tersebut merupakan tanda bahwa suhu peralatan tersebut melebihi batas suhu
maksimal. Operator wajib mengambil gambar Hot Point tersebut menggunakan
thermovisi dan harus langsung melaporkannya ke kantor ULTG agar bisa diproses
oleh manajer untuk dilakukan pemeliharaan.
34
Gambar diatas merupakan contoh gambar hasil thermovisi pada pisau PMS Busbar
1 Bay Penghantar Keramasan 2 di tanggal 08 Juli 2022. Terlihat bahwa pada fasa S
suhunya diatas 50˚ Celsius, bisa dikatakan ini termasuk Hot Point. Hal ini tentu
menjadi masalah dikarenakan suhunya diatas batas maksimal dan sangat berbeda
jauh dengan suhu di fasa lain. Oleh karena itu, operator wajib melaporkannya
kepada supervisor Gardu Induk dan manajer ULTG agar bisa dilakukan
pemeliharaan.
Selain itu, penulis juga diajak melakukan pengecekan transaksi kWh harian di jam
10.00 WIB. Tujuan penulisan transaksi harian ini sebagai perbandingan transaksi
harian di hari pengecekan dan di hari sebelumnya, serta untuk membandingkan
kWh yang diexport Gardu Induk kepada ULP dengan kWh yang dijual ULP kepada
masyarakat. Untuk kWh harian yang dicek yaitu bay penghantar, trafo, PS.GI, dan
seluruh penyulang.
35
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) di PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera UPT
Palembang ULTG Prabumulih Gardu Induk Simpang Tiga selama 4 minggu
berjalan dengan lancar dan didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) sesuai dengan jadwal dan koordinasi yang
secara langsung dikoordinasi oleh pembimbing lapangan.
2. Banyak ilmu dan juga pengalaman yang didapat penulis selama Kerja Praktek
(KP) di PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera UPT Palembang ULTG
Prabumulih Gardu Induk Simpang. Seperti mendapatkan pemahaman
mengenai komponen Gardu Induk dari Single Line Diagram, pemahaman
mengenai pengoperasian Gardu Induk, pemahaman mengenai pengujian
tahanan pembumian tiang pertama penyulang, pemahaman mengenai cara
melakukan thermovisi, serta hal lainnya yang banyak penulis pelajari selama
Kerja Praktek (KP).
3. Adanya Kerja Praktek (KP) dapat dijadikan sebagai potret bagi peserta Kerja
Praktek (KP) itu sendiri khusunya penulis karena dari pelaksanaan Kerja
Praktek (KP) itu bisa menjadi bekal mental dan juga pengalaman agar sewaktu
kita masuk ke dunia kerja tidak kaget dengan lingkungan kerja yang
sebenarnnya.
4.2 Saran
Program Kerja Praktek (KP) itu adalah mutlak, tujuannya agar mahasiswa di
bangku kuliah bisa memiliki wawasan kerja yang nyata. Kerja Praktek (KP) setiap
tahunnya harus dilaksanakan karena itu penting untuk bekal mahasiswa kelak di
dunia kerja.
Segala proses administrasi dari Telkom University sudah bagus, terutama
administrasi dalam mengurus segala berkas untuk keperluan ke instansi kerja
praktek. Lalu, ada saran yang bisa penulis berikan kepada instansi kerja, yaitu tidak
adanya ruangan mushola di Gardu Induk Simpang Tiga, penulis berharap bisa
dibuatkan ruangan khusus untuk sholat agar karyawan bisa melaksanakan sholat
dengan nyaman. Dari yang penulis amati, karyawan melaksanakan sholat di
36
ruangan RTU/PLC atau di ruangan Proteksi. Penulis berpikir bahwa sholat di
ruangan tersebut tidak bagus karena disana adalah daerah yang cukup berbahaya.
Selain dari itu, semua fasilitas baik itu di ruangan control panel, ruangan cubicel,
ataupun di tempat lainnya sudah memadai.
Saran lainnya dari penulis kepada khalayak umum yang memiliki topik terkait
yang sama dengan penulis, yaitu:
37
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.google.com/maps/place/Gardu+Induk+Simpang+Tiga+Pt+PLN/@-
3.2069265,104.6529588,17z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e3bbd8bcf7d2d21:
0x67f33193c73ac9d6!8m2!3d-3.2069319!4d104.6551475
[2] https://blkserang.kemnaker.go.id/digilib/index.php?p=fstream-
pdf&fid=60&bid=29
[3] https://www.elektroindonesia.com/elektro/ener24b.html
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara
[5] https://web.pln.co.id/tentang-kami/struktur-organisasi
38
LOGBOOK 1
Catatan Diskusi dengan Dosen Pembimbing Akademik
39
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik
Pemeliharaan Trafo 2 di
Kamis 16/06/22 07.00 17.00 10
Gardu Induk Prabumulih.
Sabtu 18/06/22 - - - -
Minggu 19/06/22 - - - -
40
Total Jam Mingguan 40
Mengetahui,
Atasan Langsung/
Pembimbing KP Lapangan
41
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik
Kamis 23/06/22 08.30 16.00 7,5 pada kopel dan trafo dari
buku SOP Pengoperasian
Gardu Induk Simpang Tiga.
Mempelajari bagian-bagian
Jumat 24/06/22 08.30 16.00 7,5 dari control panel pada bay
penghantar, kopel, dan trafo.
Sabtu 25/06/22 - - - -
Minggu 26/06/22 - - - -
42
Mengetahui,
Atasan Langsung/
Pembimbing KP Lapangan
43
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik
44
pengoperasiannya
berdasarkan buku SOP.
Belajar mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dan data lainnya dari
Jumat 01/07/22 08.30 16.30 8
setiap penghantar, trafo, dan
penyulang yang harus diisi
setiap 1 jam sekali.
Sabtu 02/07/22 - - - -
Minggu 03/07/22 - - - -
45
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik
46
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel.
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan
Kamis 07/07/22 08.30 19.30 10,5
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel. Selain itu, pada saat
beban puncak pukul 19.00
saya belajar melakukan
thermovisi pada peralatan
yang ada di switchyard.
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
Jumat 08/07/22 08.30 16.30 8
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel.
47
Sabtu 09/07/22 - - - -
Minggu 10/07/22 - - - -
48
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik
49
Saya menuju kantor ULTG
Prabumulih untuk
Kamis 14/07/22 - - - -
Jumat 15/07/22 - - - -
Sabtu 16/07/22 - - - -
Minggu 17/07/22 - - - -
50