Laporan KP - Achmad Faiz Alawi - Telkom University

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN AKHIR KERJA PRAKTEK

PENGOPERASIAN GARDU INDUK DAN ANALISIS PENGUJIAN


TAHANAN PEMBUMIAN PADA TIANG PERTAMA SETIAP
PENYULANG GARDU INDUK SIMPANG TIGA

DI PT PLN (PERSERO) UIP3B SUMATERA UPT PALEMBANG ULTG


PRABUMULIH GARDU INDUK SIMPANG TIGA

Periode 13 Juni 2022 – 13 Juli 2022

Oleh:
Achmad Faiz Alawi
(NIM: 1104190051)

Dosen Pembimbing Akademik


Dr. Memoria Rosi, S.Si, M.Si
(NIDN: 0409098404)

PRODI S1 TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENGOPERASIAN GARDU INDUK DAN ANALISIS PENGUJIAN
TAHANAN PEMBUMIAN PADA TIANG PERTAMA SETIAP
PENYULANG GARDU INDUK SIMPANG TIGA

DI PT PLN (PERSERO) UIP3B SUMATERA UPT PALEMBANG ULTG


PRABUMULIH GARDU INDUK SIMPANG TIGA

Periode 13 Juni 2022 – 13 Juli 2022

Oleh:

Achmad Faiz Alawi

(NIM: 1104190051)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Dr. Memoria Rosi, S.Si, M.Si Toni Sudaryanto, S.T


NIDN. 0409098404 NIP. 89111691Z

ii
ABSTRAK
Kerja Praktek (KP) merupakan kegiatan yang dirancang untuk menciptakan
suatu pengalama kerja tertentu bagi mahasiswa Telkom University yang telah
menempuh perkulihaan selama enam semester, yang dilaksanakan secara mandiri.
Dengan melaksanakan Kerja Praktek (KP), mahasiswa dilatih untuk mengenal dan
menghayati ruang lingkup pekerjaan di lapangan, belajar mengadaptasi diri dengan
lingkungan guna melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah. Dengan
melakukan praktek secara nyata mahasiswa diharapkan dapat memahami
keterkaitan antara teori, metoda, teknik, dan realita di tempat kerja. Disamping itu,
pengalaman Kerja Praktek (KP) tersebut juga akan memberikan tambahan wawasan
bagi mahasiswa sebagai bekal untuk bekerja setelah menyelesaikan pendidikan.
Lokasi KP yang dipilih oleh penulis yaitu PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera UPT
Palembang ULTG Prabumulih Gardu Induk Simpang Tiga. Penulis turut
berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas maupun pekerjaan di tempat yang
sebelumnya telah dipilih penulis. Penulis diberikan pengarahan dan materi tentang
komponen Gardu Induk dari Single Line Diagram, pemahaman mengenai
pengoperasian Gardu Induk, pemahaman mengenai pengujian tahanan pembumian
tiang pertama penyulang, pemahaman mengenai cara melakukan thermovisi, serta
hal lainnya. Pengoperasian Gardu Induk merupakan pokok kegiatan yang
dilaksanakan oleh penulis.

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek (KP)
yang berjudul “Pengoperasian Gardu Induk Dan Analisis Pengujian Tahanan
Pembumian Pada Tiang Pertama Setiap Penyulang Gardu Induk Simpang Tiga”.
Laporan Kerja Praktek (KP) ini merupakan salah satu syarat lulus dalam mata
kuliah Kerja Praktek atau KKN S1 Teknik Fisika Fakultas Teknik Elektro Telkom
University.

Laporan dan Pelaksanaan kerja praktik ini dibuat dengan berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tugas serta hambatan
selama mengerjakan laporan ini. Oleh karenaitu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kasih sayang dan rahmat-Nya


2. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung dan memberikan semangat.
3. Ibu Dr. Memoria Rosi, S.Si, M.Si selaku pembimbing akademik.
4. Ibu Nyimas Nur Asnia selaku Assistant Officer Adm.Umum UPT Palembang.
5. Bapak Toni Sudaryanto, S.T selaku Manajer ULTG Prabumulih.
6. Bapak Erwin Danil selaku selaku Supervisor Gardu Induk Simpang Tiga.
7. Rekan Kerja Praktek (KP) dari Telkom University.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikan Laporan ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari, laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun yang dapat menyempurnakan laporan ini sangat
diharapkan oleh penulis. Terima kasih atas semangat dan doa yang telah diberikan.

Ogan Ilir, 13 Juli 2022

Achmad Faiz Alawi

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii


ABSTRAK ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 9
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 9
1.2 Lingkup Penugasan ........................................................................................ 10
1.3 Target Pemecahan Masalah ........................................................................... 10
1.4 Metode Pelaksanaan Tugas/Pemecahan Masalah .......................................... 10
1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja .................................................................... 11
1.6 Ringkasan Sistematika Laporan ..................................................................... 11
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ..................................................................... 12
2.1 Profil Instansi ................................................................................................. 12
2.2 Struktur Organisasi Instansi/Perusahaan........................................................ 14
2.3 Lokasi/Unit Pelaksanaan Kerja ...................................................................... 16
BAB III KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS ............................. 19
3.1 Skematik Umum Sistem Yang Terkait Kerja Praktek ................................... 19
3.2 Skematik dan Prinsip Kerja Sub-Sistem Yang Dihasilkan ............................ 20
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 37
4.1 Simpulan ........................................................................................................ 37
4.2 Saran .............................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 39

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jalur Transmisi ULTG Prabumulih ................................................. 14


Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) ............................................ 14
Gambar 2.3 Struktur Organisasi ULTG Prabumulih ........................................... 15
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Gardu Induk Simpang Tiga ............................. 15
Gambar 2.5 Peta Lokasi Gardu Induk Simpang Tiga.......................................... 16
Gambar 2.6 Tampak Depan Bangunan Gardu Induk Simpang Tiga................... 16
Gambar 2.7 Switchyard Gardu Induk Simpang Tiga .......................................... 17
Gambar 3.1 Single Line Diagram Gardu Induk Simpang Tiga ........................... 22
Gambar 3.2 Bay Penghantar di Gardu Induk Simpang Tiga ............................... 23
Gambar 3.3 Skema Pembebasan Tegangan Bay Penghantar .............................. 25
Gambar 3.4 Skema Penormalan Tegangan Bay Penghantar ............................... 25
Gambar 3.5 Skema Pembebasan Tegangan Kopel 150 kV ................................. 26
Gambar 3.6 Skema Penormalan Tegangan Kopel 150 kV .................................. 26
Gambar 3.7 Skema Pembebasan Tegangan Trafo ............................................... 27
Gambar 3.8 Skema Penormalan Tegangan Trafo ................................................ 28
Gambar 3.9 Kyoritsu Earth Testers bertipe KEW 4105A................................... 29
Gambar 3.10 Penulis Melakukan Pengujian Tahanan Pembumian..................... 29
Gambar 3.11 Metode 3 Pole Dalam Tahanan Pembumian ................................. 30
Gambar 3.12 Grafik Penempatan Elektroda Bantu P .......................................... 31
Gambar 3.13 Penulis Melakukan Pengisian Logbook ........................................ 33
Gambar 3.14 Pengecekan Suhu Peralatan di Switchyard .................................... 34
Gambar 3.15 Gambar Hasil Thermovisi.............................................................. 34

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana dan Penjadwalan Kerja .......................................................... 11


Tabel 3.1 Nilai Rata-Rata Resistansi Tanah ......................................................... 32
Tabel 3.2 Hasil Uji Tahanan Pembumian............................................................. 32

vii
DAFTAR ISTILAH

Bay : Seluruh peralatan listrik pada sebuah


jurusan.
Beban Puncak : Kondisi dimana seluruh komponen
yang berada di Gardu Induk memiliki
beban yang tinggi (biasanyapukul
16.00-22.00 WIB) dikarekanan
masyarakat sudah mulai menyalakan
barang-barang yang menggunakan
listrik.
Dispatcher : Pelaksana pengaturan dan
pengendalian operasi sistem tenaga
listrik.
Manuver : Tindakan untuk melakukan
perubahan posisi hubungan dan
peralatan instalasi listrik.
Pembebasan Tegangan : Kondisi dimana tegangan pada suatu
komponen dikeluarkan atau diputus
dikarenakan ada pemeliharaan atau
saat kondisi gangguan.
Penormalan Tegangan : Kondisi dimana tegangan pada suatu
komponen dimasukan atau
disambungkan dengan tujuan
komponen akan difungsikan kembali
Switchyard : Daerah instalasi atau peralatan listrik
terpasang di Gardu Induk

viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, mengakibatkan
bertambahnya jumlah penduduk di Sumatera Selatan yang diiringi dengan
meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga listrik. Dalam hal penyediaan atau
penyaluran tenaga listrik, dibutuhkanlah Gardu Induk. Gardu Induk merupakan
bagian dari sistem atau satu kesatuan penyaluran (transmisi) tenaga listrik. Gardu
Induk merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari saluran transmisi dan
distribusi listrik. Dimana pada suatu tempat dipusatkan suatu sistem tenaga yang
berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi transformator,
peralatan pengaman serta peralatan kontrol.
Dalam operasinya, Gardu Induk dapat mengalami gangguan yang akan
mengakibatkan terganggunya sistem tenaga listrik dan bahkan dapat menyebabkan
terhentinya pelayanan energi listrik kepada pelanggan dan akibat dari gangguan
tersebut dapat merusak peralatan-peralatan listrik. Oleh karena itu untuk
menghindari gangguan dan mencegah rusaknya peralatan pada Gardu Induk
tersebut diperlukan suatu pengaman berupa pembumian. Mengingat pentingnya
peranan suatu sistem pembumian, maka sistem pembumian yang telah terpasang
harus mendapat pemeliharaan dan perawatan yang baik. Sistem pembumian
berfungsi untuk mengalirkan arus ketanah (bumi) jika terjadi gangguan arus lebih.
Sesuai dengan standar PUIL, sistem pembumian akan semakin baik jika
mempunyai nilai tahanan (resistansi) yang sangat kecil dengan nilai maksimum
sebesar 5 ohm. Namun, nilai sistem pembumian akan berubah jika terdapat
perubahan iklim atau suhu dan gangguan alam lainnya. Dengan adanya sistem
pentanahan yang baik, maka jika terjadi gangguan tidak membahayakan bagi
pekerja ataupun peralatan-peralatan listrik.

Selain itu, dalam hal operasinya pun Gardu Induk tidak dapat melakukan semua
halnya sendiri. Gardu Induk dapat beroperasi jika terdapat seseorang yang
mengoperasikan Gardu Induk. Oleh karena itu, dibutuhkanlah seorang Operator
yang bertugas mengoperasikan Gardu Induk.

9
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih “Pengoperasian Gardu Induk
dan Evaluasi Sistem Pembumian Setiap Penyulang Di Gardu Induk Simpang Tiga”
sebagai judul Laporan Kerja Praktek (KP) ini.

1.2 Lingkup Penugasan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek ialah sebagai berikut:
Waktu : 13 Juni 2022 s/d 13 Juli 2022

Tempat : PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera UPT Palembang


ULTG Prabumulih Gardu Induk Simpang Tiga

1.3 Target Pemecahan Masalah


Dengan mengikuti serangkaian kegiatan di tempat Kerja Praktek, penulis
menargetkan hasil yang dicapai ialah:

1. Memahami komponen Gardu Induk.


2. Memahami pengoperasian Gardu Induk.
3. Memahami alur dari Single Line Diagram Gardu Induk.
4. Memahami Standard Operation Procedure (SOP) Lokal Gardu Induk.
5. Memahami lingkungan kerja di tempat Kerja Praktek (KP).
6. Menganalisis hasil dari tahanan pembumian yang dilakukan.

1.4 Metode Pelaksanaan Tugas/Pemecahan Masalah


Metode pemecahan masalah yang dilakukan pada laporan Kerja Praktek kali ini
adalah:

1. Data dari hasil studi lapangan. Penulis berdiskusi dengan operator dan
karyawan lainnya mengenai topik penulisan laporan Kerja Praktek ini.
2. Data dari studi kepustakaan. Penulis dapatkan dari literatur dan sumber
tertulis lainnya baik dari dalam perusahaan atau dari media internet terkait
dengan topik penulisan laporan Kerja Praktek ini.

10
1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja
Tabel 1.1 Rencana dan Penjadwalan Kerja
Minggu ke-
Kegiatan
1 2 3 4
Pengenalan lingkungan kerja dan profil perusahaan
Pelaksanaan kegiatan di lapangan
Pengumpulan data untuk laporan
Penyusunan Laporan

1.6 Ringkasan Sistematika Laporan


Laporan ini dibagi menjadi beberapa bab yang membahas hal-hal berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penugasan, lingkup penugasan, target pemecahan
masalah, metode pelaksanaan tugas/pemecahan masalah, rencana dan
penjadwalan kerja, serta ringkasan sistematika laporan

BAB II PROFIL INSTANSI


Menjelaskan profil instansi, struktur organisasi instansi/perusahaan dan
lokasi/unit pelaksanaan kerja.

BAB III KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS


Menjelaskan skematik umum sistem yang terkait kerja praktek dan prinsip kerja
sub-sistem yang dihasilkan

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN


Berisi kesimpulan yang diambil dari laporan kerja praktek ini dan saran yang
bermanfaat untuk instansi di kemudian hari.

11
BAB II PROFIL INSTANSI

2.1 Profil Instansi


Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT PLN
(Persero) adalah perusahaan BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang
ada di Indonesia. Dalam pelayanan pendistribusian kelistrikan, PLN membagi-bagi
fungsi unit induknya kedalam beberapa unit induk berdasarkan pada sistem tenaga
listrik yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Selain itu ada juga unit induk
atau pusat-pusat lain sebagai penunjang berlangsungnya perusahaan. Karena
luasnya cakupan wilayah kerja PLN, maka PLN memiliki unit-unit di seluruh
wilayah Indonesia yang mempunyai fungsi masing-masing sesuai dengan unit
induknya.[4]. Struktur Organisasi PLN dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Kantor Pusat PLN
Kantor Pusat adalah organisasi PLN tingkat pusat di mana merupakan pusat dari
penyelenggara bisnis PLN di seluruh Indonesia. Pada kantor pusat terdapat
beberapa departemen dan divisi-divisi yang menunjang dalam proses bisnis
PLN. Departemen dikepalai oleh Senior Executive Vice President (SEVP) dan
Divisi dikepalai oleh Executive Vice President (EVP). Selain itu terdapat
Sekretaris Perusahaan yang dipimpin oleh Corporate. Di kantor pusat pula para
direksi PT PLN berkantor. Kantor pusat PLN terletak di Jalan Trunojoyo Blok
M-I Melawai, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan. Pimpinan kantor pusat
PLN adalah pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini yaitu Direktur Utama. [4].
2. Unit Induk dan/atau Pusat-Pusat
Unit Induk merupakan unit dari PLN sebagai kepanjangan tangan dari kantor
pusat untuk pelayanan kelistrikan di PLN, serta merupakan lembaga di PLN
sebagai penunjang bisnis kelistrikan PLN di wilayah. Unit induk dibagi sesuai
fungsinya contoh PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat yang terletak di
Bandung sebagai pelayanan distribusi di Provinsi Jawa Barat, atau PLN Unit
Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah sebagai pelayanan transmisi listrik di
provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah Yogyakarta. Sedangkan pusat-pusat
adalah lembaga PLN sebagai penunjang bisnis PLN contohnya PLN Pusat
Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT) yaitu lembaga untuk pengembangan dan
pelatihan pegawai PLN, serta pusat yang lain. Unit induk dan/atau Pusat-pusat

12
dipimpin oleh seorang General Manager Unit Induk atau General Manager
Pusat. [4].
3. Unit Pelaksana
Unit Pelaksana adalah unit di bawah unit induk dan/atau pusat-pusat sebagai
pembagian wilayah pelayanan PLN ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil agar
pelayanan PLN bisa lebih terfokus dan langsung menyentuh pada masyarakat,
contohnya adalah Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu unit
pelaksana di bawah unit induk distribusi, atau Unit Pelaksana Transmisi (UPT)
yaitu unit pelaksana di bawah unit induk transmisi, contoh lain adalah Unit
Pelaksana Pendidikan dan Latihan (UPDL) yaitu unit pelaksana di bawah PLN
PUSDIKLAT. Unit Pelaksana dipimpin oleh seorang Manajer Unit Pelaksana.
4. Unit Layanan
Unit Layanan adalah unit di bawah unit pelaksana dengan ruang lingkup
pembagian dari wilayah unit pelaksana, misalnya dalam satu unit pelaksana
terdapat beberapa unit layanan. Tetapi tidak semua unit pelaksana di PLN
mempunyai unit layanan, tergantung pada jumlah pelanggan dan area pelayanan
unit pelaksana PLN, contoh Unit Layanan Pelanggan (ULP) adalah unit layanan
di bawah UP3, atau Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) yang
berada dibawah UPT, Unit Layanan dipimpin oleh seorang Manajer Unit
Layanan. [4].

PLN juga mempunyai Satuan Pengawas Internal yang yang dipimpin oleh Chief
Audit. Sampai saat ini tercatat PLN mempunyai 58 Divisi dan Satuan, 50 Unit
Induk, 6 Pusat-pusat, 373 Unit Pelaksana, dan 1042 Unit Layanan. [4].

Kerja Praktek (KP) yang penulis lakukan bertempat di bagian Unit Layanan
Transmisi dan Gardu (ULTG) Prabumulih dan berada di Gardu Induk Simpang
Tiga. ULTG Prabumulih merupakan Unit Layanan yang berada dibawah Unit
Pelaksana Transmisi (UPT) Palembang, dan berpusat di Unit Induk Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban Sumatera (UIP3B) yang bertempat di Pekanbaru, Riau.
Gardu Induk Simpang Tiga merupakan salah satu Gardu Induk yang beroperasi
dibawah ULTG Prabumulih. Untuk lebih jelasnya, ULTG Prabumulih memiliki
tiga Gardu Induk sebagai penyaluran (transmisi) listrik. Besarnya listrik yang
ditransmisikan di setiap Gardu Induk adalah tegangan menengah 150 kV/20 kV.

13
Tiga Gardu Induk tersebut bertempat di kota/kabupaten yang berbeda-beda. Tiga
Gardu Induk tersebut yaitu:
1. Gardu Induk Gunung Megang di Kabupaten Muara Enim.
2. Gardu Induk Prabumulih di Kota Prabumulih.
3. Gardu Induk Simpang Tiga di Kabupaten Ogan Ilir

Sumber tenaga listrik di setiap Gardu Induk ULTG Prabumulih dan bahkan
hampir seluruh Gardu Induk di Sumbagsel sebagian besar berasal dari PLTU yang
berada di daerah Bukit Asam, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Selain
itu, jalur penyaluran (transmisi) listrik di daerah ULTG Prabumulih berakhir di
Gardu Induk Keramasan yang berada dibawah ULTG Keramasan. Berikut jalur
transmisinya:

Gambar 2.1 Jalur Transmisi ULTG Prabumulih

Jika dilihat berdasarkan jalur transmisinya, Gardu Induk Simpang Tiga bertugas
mentransmisikan listik dari Gardu Induk Prabumulih ke Gardu Induk Keramasan.

2.2 Struktur Organisasi Instansi/Perusahaan


Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Pusat

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) [5]

14
Struktur Organisasi ULTG Prabumulih

Gambar 2.3 Struktur Organisasi ULTG Prabumulih

Struktur Organisasi Gardu Induk Simpang Tiga

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Gardu Induk Simpang Tiga

15
2.3 Lokasi/Unit Pelaksanaan Kerja
Pelaksanaan kerja praktek kali ini dilaksanakan di PT PLN (Persero) UIP3B
Sumatera UPT Palembang ULTG Prabumulih Gardu Induk Simpang Tiga. Gardu
Induk Simpang Tiga beralamat di Jalan Lintas Sumatera, Timbangan, Kecamatan
Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, 30862.

Gambar 2.5 Peta Lokasi Gardu Induk Simpang Tiga [1]

Gambar 2.6 Tampak Depan Bangunan Gardu Induk Simpang Tiga

16
Gambar 2.7 Switchyard Gardu Induk Simpang Tiga
Setiap Gardu Induk di ULTG Prabumulih dipimpin oleh seorang Supervisor dan
memiliki setidaknya satu operator dari PT PLN (Persero). Secara umum di Gardu
Induk Simpang Tiga hanya ada 2 jabatan saja yang berasal dari PT PLN (Persero),
jabatan tersebut adalah Supervisor dan juga Operator. Untuk Operator juga hanya
memiliki satu orang dari PT PLN (Persero), tiga orang lainnya berasal dari PT
Haleyora Power yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero). Selain itu,
terdapat juga empat orang Satpam dan juga tiga orang Cleaning Service. Berikut
adalah pengenalan dan penjelasan dari setiap jabatan bertugas di Gardu Induk
Simpang Tiga:

1. Supervisor Gardu Induk


Supervisor Gardu Induk Simpang Tiga bernama Bapak Erwin Danil.
Supervisor bertugas bertanggung jawab mengawasi setiap kegiatan yang ada
di Gardu Induk. Supervisor juga bertugas melaporkan segala sesuatu yang
terjadi di Gargu Induk.
2. Operator
Di Gardu Induk Simpang Tiga, terdapat empat orang operator. Empat orang
operator tersebut bernama:
1) KGS. Dony Musputra Kusuma
2) Mukri
3) Ratno Yulianto
4) Yogi Pratama Wiguna

17
Operator bertugas mengoperasikan Gardu Induk. Untuk jam kerjanya, operator
memiliki jadwal shift kerja setiap harinya selama 8 jam. Ada yang bertugas
dari jam 08.00 s/d 16.00 WIB, ada yang bertugas dari jam 16.00 s/d 0.00 WIB,
dan ada juga yang bertugas dari jam 0.00 s/d 08.00 WIB.

3. Satpam
Di Gardu Induk Simpang Tiga, terdapat empat orang satpam. Empat orang
satpam tersebut bernama:
1) KGS. M. Deni
2) Ria Tanzilal
3) Anis Munawir
4) Andri Hariansyah

Tugas dari Satpam adalah menjaga keamanan Gardu Induk, mulai dari
mengamankan aset yang berada di Gardu Induk seperti peralatan di switchyard
dan juga peralatan yang berada di dalam ruangan, melakukan pemantauan
lingkungan di sekeliling Gardu Induk, hingga mencegah kerusakan yang
disengaja. Untuk jam kerjanya, satpam memiliki jadwal shift kerja selama 8
jam perhari.

4. Cleaning Service
Gardu Induk Simpang Tiga memiliki tiga orang Cleaning Service yang
bertugas. Tiga orang tersebut yaitu:
1) Abdul Aziz
2) Sa’ary
3) Yusman

Cleaning Service memiliki tugas menjaga kebersihan dan kerapihan


lingkungan di Gardu Induk, seperti membersihkan halaman (menyapu),
memotong rumput, dan hal lainnya yang berkaitan dengan kebersihan. Di
Gardu Induk Simpang Tiga, Cleaning Service memiliki hari kerja mulai Senin
s/d Jumat dan jam kerja selama 8 jam perhari, yaitu dari jam 08.00 s/d 16.00
WIB.

18
BAB III KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS

3.1 Skematik Umum Sistem Yang Terkait Kerja Praktek


3.1.1 Gardu Induk
Gardu Induk merupakan bagian dari sistem atau satu kesatuan penyaluran tenaga
listrik. Gardu Induk merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari saluran
transmisi dan distribusi listrik. Dimana pada suatu tempat dipusatkan suatu sistem
tenaga yang berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi
transformator, peralatan pengaman serta peralatan kontrol.
3.1.2 Diagram Satu Baris
Single Line Diagram atau Diagram Satu Baris adalah cara yang disederhanakan
untuk merepresentasikan sistem tenaga tiga fasa. Diagram Satu Baris harus
menunjukkan koneksi listrik sirkuit yang tepat. Seperti namanya, Diagram Satu
Garis menggunakan satu garis untuk mewakili ketiga fasa tersebut. Ini adalah jenis
blueprint instalasi listrik paling dasar. Diagram garis tunggal menunjukkan rating
dan kapasitas peralatan listrik dan konduktor sirkuit serta perangkat proteksi.
3.1.3 Pengertian Pembumian
Agar distribusi listrik dari Gardu Distribusi ke konsumen pada Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) yang disalurkan melalui feader/penyulang tidak
merusak peralatan listrik dan membahayakan manusia saat terjadi hubung singkat
atau beban lebih, maka harus dipasangkan pembumian pada Gardu Distribusi.
Kelayakan pembumian harus bisa mendapatkan nilai resistansi tahanan sebasar
maksimal 5Ω dengan menggunakan alat ukur Earth Ground Tester. Namun untuk
daerah yang resistansi jenis tanahnya sangat tinggi seperti daerah pegunungan, nilai
resistansi pembumian total seluruh sistem boleh mencapai 10Ω. Adapun
berdasarkan PUIL 2000: 68 sebagai berikut, “Pada jaringan saluran udara, selain di
sumber dan di konsumen, penghantar PEN nya harus dibumikan paling sedikit di
setiap ujung cabang yang panjangnya lebih dari 20 m. Demikian pula untuk instalasi
pasangan luar, penghantar PEN nya harus dibumikan. Resistansi pembumian total
seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5Ω. Untuk daerah yang resistansi jenis
tanahnya sangat tinggi, resistansi pembumian total seluruh sistem boleh mencapai
10Ω.”

19
3.1.4 Tujuan Pembumian
Pemasangan pembumian ditujukan sebagai pengaman jaringan jika terjadi
tegangan kejut dan tegangan lebih ketika terkena tegangan petir. Tegangan tersebut
akan dialirkan kebumi (tanah) untuk menetralisirnya. Dengan demikian akan
menghindarkan resiko bahaya kepada orang yang berada di sekitar lokasi. Tujuan
pemasangan sistem pembumian yang terdapat pada tiang pertama penyulang, yaitu:
1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari instalasi
secara aman.
2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan.
3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan tegangan
kejut.

3.2 Skematik dan Prinsip Kerja Sub-Sistem Yang Dihasilkan


Dalam Kerja Praktek (KP) ini, peserta yang terdaftar sebanyak 2 orang. Karena
itu, selama satu bulan ini akan selalu diikutsertakan disetiap kegiatan yang
dilaksanakan di Gardu Induk walaupun kegiatan harian yang penulis lakukan
adalah sebagai Operator.

Minggu pertama pelaksanaan Kerja Praktek (KP), penulis memiliki sedikit


kendala dalam penempatan Kerja Praktek (KP). Pada hari pertama di pagi hari,
penulis mendatangi Gardu Induk Simpang Tiga dengan tujuan memulai Kerja
Praktek (KP). Akan tetapi, Supervisor Gardu Induk Simpang Tiga yaitu Bapak
Erwin Danil mengarahkan penulis mendatangi kantor ULTG Prabumulih yang
berada di Kota Prabumulih. Tujuannya untuk memberi laporan kepada manajer
ULTG bahwa penulis akan Kerja Praktek (KP) dan agar bisa Kerja Praktek (KP) di
kantor ULTG Prabumulih. Bapak Erwin berpendapat bahwa penulis bisa belajar
banyak disana karena ada banyak tugas subdivisi yang bisa dipelajari. Siangnya,
penulis datang ke kantor ULTG Prabumulih untuk bertemu Bapak Toni selaku
manajer ULTG Prabumulih. Disana, penulis langsung diarahkan untuk Kerja
Praktek (KP) disana. Pada empat hari pertama, penulis melakukan Kerja Praktek
(KP) disana. Pada empat hari tersebut, beberapa hal yang penulis pelajari, yaitu:

20
1. Unit di PT PLN (Persero).
2. Penjelasan mengenai jam dan hari kerja kantor.
3. Pengenalan lingkungan dan karyawan di ULTG dan Gardu Induk Prabumulih.
4. Mempelajari Single Line Diagram Gardu Induk Prabumulih.
5. Pemeliharaan Trafo 2 untuk diberi beban penyulang baru.

Pada 1 hari sisa di minggu pertama, penulis dialihkan kembali oleh Manajer ULTG
ke Gardu Induk Simpang Tiga dengan alasan agar dekat dengan tempat tinggal.
Pada hari itu, saya bertemu kembali dengan Bapak Erwin Danil dan langsung
diberikan perkenalan mengenai Gardu Induk Simpang Tiga.

Pada minggu kedua pelaksanaan Kerja Praktek (KP), penulis diajak ke


switchyard dan mulai belajar mengenai komponen yang berada disana. Beberapa
komponen yang ada di switchyard yaitu:

1. Lightning Arrester (LA), merupakan peralatan listrik untuk mengamankan


peralatan dan sistem listrik dari arus lebih yang diakibatkan oleh petir
2. Line Trap, merupakan pemisah antara tegangan dengan frekuensi dan diambil
frekuensi yang berbeda untuk telekomunikasi.
3. Trafo Tegangan/Potensial Transformer (PT), adalah peralatan untuk
menurunkan tegangan listrik skala besar menjadi skala kecil untuk pembacaan
pengukuran dan proteksi.
4. Pemisah Line, berfungsi untuk memisahkan sistem yang bertegangan pada line
dan juga sebagai pengaman visual bahwa line aman dari tegangan. Untuk
pengoperasian PMS, PMT 150 kV harus terbuka.
5. Pemisah Tanah/PMS Ground, berfungsi sebagai pembuang sisa tegangan yang
masih ada pada line.
6. Trafo Arus/Current Transformer (CT), berfungsi untuk menurunkan arus
dalam skala besar menjadi skala kecil agar bisa dibaca dalam pengukuran arus
listrik dan juga sebagai proteksi
7. Pemutus Tenaga (PMT), berfungsi sebagai pemutus dan penghubung listrik
dalam keadaan berbeban dikarenakan PMT dilengkapi dengan pemadam busur
api.

21
8. Pemisah Busbar (PMS Busbar), berfungsi sebagai pengaman visual dan juga
memisahkan tegangan dari yang bertegangan. PMS busbar ini terdiri dari PMS
Busbar 1 dan 2.
9. Busbar, merupakan bagian utama dalam suatu Gardu Induk yang berfungsi
sebagai tempat terhubungnya semua bay yang ada pada Gardu Induk tersebut,
baik bay line maupun bay trafo.
10. Kopel, merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghubung antara dua rel
busbar (Busbar 1 dan 2).

Selain itu, penulis juga mulai mempelajari komponen dan skema Single Line
Diagram Gardu Induk Simpang Tiga. Pada Single Line Diagram, skemanya harus
sama dengan apa yang ada di Gardu Induk. Oleh karena itu, penting sekali untuk
selalu memperbarui Single Line Diagram apabila ada pembaruan ataupun
perubahan di Gardu Induk. Hal ini dikarenakan Single Line Diagram bisa
membantu mengidentifikasi masalah saat trouble-shooting dan menjadi salah satu
dokumen keselamatan kerja paling penting di Gardu Induk.

Gambar 3.1 Single Line Diagram Gardu Induk Simpang Tiga

22
Pada Single Line Diagram terlihat bahwa Gardu Induk Simpang Tiga memiliki 4
bay penghantar dari dua Gardu Induk berbeda, yaitu penghantar Keramasan 1,
Keramasan 2, Prabumulih 1, dan Prabumulih 2. Maksudnya adalah Gardu Induk
Prabumulih memiliki 2 bay penghantar dan Gardu Induk Keramasan memiliki 2
bay penghantar. Disini, setiap bay penghantar terhubung dengan Busbarnya
masing-masing. Untuk bay penghantar 1 akan berjalan di busbar 1 dan bay
penghantar 2 akan berjalan di busbar 2. Alasan setiap Gardu Induk memiliki 2 bay
penghantar yaitu sebagai cadangan apabila terjadi gangguan di salah satu
penghantarnya maka bisa di manuver ke penghantar yang tidak gangguan.

Gambar 3.2 Bay Penghantar di Gardu Induk Simpang Tiga

Pada Single Line Diagram juga terlihat ada Kopel yang berfungsi sebagai
penghubung antara Busbar 1 dan Busbar 2. Kopel harus selalu terhubung dengan
Busbar 1 dan Busbar 2.

Gardu Induk Simpang Tiga memiliki tiga Trafo Daya. Trafo 1 bermerk Pauwel dan
memiliki daya 60 MVA, Trafo 2 bermerk Unindo dan memiliki daya 60 MVA, dan
Trafo 3 bermerk B&D dan memiliki daya 60 MVA. Trafo daya ini berfungsi untuk
menurunkan tegangan yang awalnya sebesar 150 kV menjadi 20 kV. Setelah
tegangan diturunkan, tegangan akan masuk ke Incoming 20 kV terlebih dahulu
untuk dibagi-bagi ke setiap penyulang. Penyulang pada setiap Trafo jumlahnya
berbeda-beda. Pada Trafo 1, penyulangnya ada 4, yaitu:

23
1. Penyulang Dieng
2. Penyulang Kinibalu
3. Penyulang Seminung
4. Penyulang Galunggung

Pada Trafo 2, jumlah penyulangnya ada 6, yaitu:

1. Penyulang Merapi
2. Penyulang Kelud
3. Penyulang Krakatau
4. Penyulang Semeru
5. Penyulang Kawi
6. Penyulang Kerinci

Pada Trafo 3, jumlah penyulangnya ada 3, yaitu:

1. Penyulang Merbabu
2. Penyulang Rinjani
3. Penyulang Singgalang

Penyulang adalah jaringan PLN yang berfungsi menyalurkan energi listrik dengan
tegangan 20 kV dari Gardu Induk menuju Gardu Distribusi hingga sampai ke
konsumen dengan tegangan 380 Volt atau 220 Volt. Nama-nama penyulang yang
digunakan di Gardu Induk Simpang Tiga adalah nama-nama gunung yang ada di
Indonesia. Untuk nama penyulang setiap Gardu Induk bisa saja berbeda-beda.
Untuk Gardu Induk Prabumulih menggunakan nama-nama pahlawan. Penyulang di
Trafo 1 dan Trafo 2 merupakan penyulang biasa, sedangkan penyulang di Trafo 3
merupakan penyulang VIP.

Hal lainnya yang penulis pelajari adalah buku SOP pengoperasian Gardu Induk
Simpang Tiga. Buku tersebut menjadi pedoman penting bagi Operator untuk
mengoperasikan Gardu Induk. Pada buku tersebut, penulis mempelajari mengenai
skema pembebasan dan penormalan tegangan pada bay penghantar, Trafo, dan
kopel 150 kV.

24
Pada skema pembebasan bay penghantar, tahapan manuver yang harus dilakukan
oleh operator yaitu:

Gambar 3.3 Skema Pembebasan Tegangan Bay Penghantar

1. PMT 150 kV dibuka. Hal ini sangat penting sebelum ke tahap selanjutnya.
2. PMS BUS dibuka.
3. PMS LINE dibuka.
4. PMS GROUND ditutup.

Pada skema penormalan tegangan bay penghantar, manuver yang harus dilakukan
oleh operator yaitu:

Gambar 3.4 Skema Penormalan Tegangan Bay Penghantar


1. PMS GROUND dibuka.
2. PMS LINE ditutup.
3. PMS BUS ditutup.
4. PMT 150 kV ditutup.

25
Pada skema pembebasan tegangan kopel kopel 150 kV, manuver yang harus
dilakukan oleh operator yaitu:

Gambar 3.5 Skema Pembebasan Tegangan Kopel 150 kV


1. PMT KOPEL dibuka.
2. PMS BUS 1 dibuka.
3. PMS BUS 2 dibuka.

Pada skema penormalan tegangan kopel 150 kV, manuver yang harus dilakukan
oleh operator yaitu:

Gambar 3.6 Skema Penormalan Tegangan Kopel 150 kV


1. PMS BUS 1 ditutup.
2. PMS BUS 2 ditutup.
3. PMT KOPEL ditutup.

26
Pada skema pembebasan tegangan trafo, manuver yang harus dilakukan oleh
operator yaitu:

Gambar 3.7 Skema Pembebasan Tegangan Trafo

1. PMT PENY. 1 dibuka


2. PMT PENY. 2 dibuka
3. PMT PENY. 3 dibuka
4. PMT PENY. 4 dibuka
5. PMT PENY. 5 dibuka
6. PMT TRAFO 20 KV dibuka
7. PMT TRAFO 150 KV dibuka
8. PMS BUS 2 dibuka

27
Pada skema penormalan tegangan trafo, manuver yang harus dilakukan oleh
operator yaitu:

Gambar 3.8 Skema Penormalan Tegangan Trafo

1. PMS BUS 2 ditutup


2. PMT TRAFO 150 KV ditutup
3. PMT TRAFO 20 KV ditutup
4. PMT PENY. 1 ditutup
5. PMT PENY. 2 ditutup
6. PMT PENY. 3 ditutup
7. PMT PENY. 4 ditutup
8. PMT PENY. 5 ditutup
Pada pengoperasiannya, Gardu Induk bisa dioperasikan dengan beberapa cara,
yaitu:
1. Supervisory : diremote dari Dispatcher UP2B Sumbagsel.
2. Remote : dilepas/ditutup dari panel kontrol.
3. Lokal : dilepas/ditutup dari box komponen di switchyard/ruang cubicel.
4. Manual : dilepas/ditutup langsung dari peralatannya.

28
Pada minggu ketiga, penulis diajak oleh Kak Aam dari divisi HARGI untuk
melakukan pengecekan tahanan pembumian pada tiang pertama setiap penyulang
di Gardu Induk Simpang Tiga. Untuk melakukan pengecekan, dibutuhkan alat ukur
yang bernama Earth Ground Tester. Earth Ground Tester yang digunakan yaitu
Kyoritsu Earth Testers bertipe KEW 4105A. Alat ini bisa mengukur tahanan
pembumian yang menggunakan elektroda batang.

Gambar 3.9 Kyoritsu Earth Testers bertipe KEW 4105A

Gambar 3.10 Penulis Melakukan Pengujian Tahanan Pembumian

29
Pada alat ini, ada beberapa bagian penting yang digunakan untuk melakukan uji
pembumian, yaitu:
1. Tombol Merah, digunakan untuk mengunci hasil pengukuran.
2. Tombol Probe, merupakan kenop pemilih parameter ukur. Ada tiga macam
pengaturan, yaitu untuk pengukuran resistansi, tegangan dan mematikan alat.
3. Terminal ‘E’, untuk dihubungkan pada elektroda yang akan diukur.
4. Terminal ‘C’ untuk mengalirkan arus di dalam tanah.
5. Terminal ‘P’, untuk membandingkan tegangan pada kumparan tegangan (P dan
E) dengan arus yang mengalir pada kumparan arus (C dan E).
Metode yang digunakan untuk uji tahanan pertahanan ini yaitu metode 3 pole.
Maksud dari 3 pole ini merujuk pada jumlah terminal yang digunakan, yaitu
terminal E, C, dan P. Metode ini cukup umum digunakan untuk pengujian tahanan
pertanahan. [2].

Gambar 3.11 Metode 3 Pole Dalam Tahanan Pembumian


Prinsip kerja dan cara pengujian tahanan isolasi menggunakan metode 3 pole yaitu:
1) Terminal E (Warna hijau) pada alat ukur dihubungkan dengan batang elektroda
yang akan diukur.
2) Terminal C (Current) yang berwarna merah dihubungkan pada sebuah
elektroda bantu (Current Spike) yang ditancapkan ke tanah dengan jarak sekitar
20 meter dari elektroda. Titik C ini berfungsi untuk mengalirkan arus di dalam
tanah.
3) Terminal P (Potential) yang berwarna kuning dihubungkan pada sebuah
elektroda bantu (Potential Spike) yang ditancapkan ke tanah dengan jarak
sekitar 10 meter dari elektroda. Alat ini untuk membandingkan tegangan pada
kumparan tegangan (terminal P dan E) dengan arus yang mengalir pada

30
kumparan arus (terminal C dan E), sehingga diperoleh nilai resistansi tanah
sebesar:

Rpe = 𝐕𝐕𝐈𝐈
Penjelasan:
• Rpe = Resistansi Pembumian
• V = Tegangan
• I = Arus
Jarak pada elektroda bantu P dapat divariasikan untuk memastikan bahwa posisi
elektroda bantu P berada diluar lingkungan (daerah) pengaruh elektroda yang
diukur. Ketika elektroda bantu P ditancapkan dekat dengan elektroda yang diukur,
nilai resistansinya cenderung menurun, dan ketika elektroda bantu P didekatkan
dengan elektroda bantu C nilai resistansinya cenderung naik karena pengaruh dari
elektroda bantu C. Oleh karena itu, titik pengukuran yang optimal adalah dengan
menempatkan elektroda bantu P diluar pengaruh elektroda yang diukur dan
elektroda bantu C. Berikut adalah grafiknya:

Gambar 3.12 Grafik Penempatan Elektroda Bantu P


Pada grafik diatas, panah biru menunjukan penempatan elektroda bantu P apabila
didekatkan dengan elektroda yang diukur dan saat didekatkan dengan elektroda
bantu C. Nilai optimum terletak pada bagian kurva yang mendatar. [2].
Faktor keseimbangan antara tahanan pembumian dan kapasitansi di sekelilingnya
adalah tahanan jenis tanah (ρ). Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman
yang terbatas tidaklah sama. Beberapa faktor yang mempengaruhi tahanan jenis
tanah salah satunya yaitu karakteristik tanahnya. [3]. Nilai resistansi jenis tanah
sangat berbeda tergantung komposisi tanah seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1
dalam PUIL 1987 berikut ini:

31
Tabel 3.1 Nilai Rata-Rata Resistansi Tanah [3]

Dari hasil pengujian tahanan pembumian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil
tahanan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Tahanan Pembumian
NO. NAMA PENYULANG TAHANAN PEMBUMIAN
TRAFO 1
1. Penyulang Dieng 50,1 Ω
2. Penyulang Kinibalu 39,9 Ω
3. Penyulang Seminung 34,0 Ω
4. Penyulang Galunggung -
TRAFO 2
5. Penyulang Merapi 2,62 Ω
6. Penyulang Kelud 2,72 Ω
7. Penyulang Krakatau 1,43 Ω
8. Penyulang Semeru 2,93 Ω
9. Penyulang Kawi 2,68 Ω
10. Penyulang Kerinci 1,35 Ω
TRAFO 3
11. Penyulang Merbabu 1,67 Ω
12. Penyulang Rinjani 1,61 Ω
13. Penyulang Singgalang 1,51 Ω

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan beberapa hasil yang bisa disimpulkan, yaitu:
1. Untuk penyulang Galunggung, tidak dilakukan pengecekan tahanan
pembumiannya dikarenakan menggunakan kabel bawah tanah.
2. Penyulang pada trafo 1 memiliki tahanan isolasi pembumian yang buruk
karena berada diatas standar PUIL 2000: 68 yang mengharuskan resistansi
pembumian total seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5Ω. Jika dilihat letak
tiang pertamanya, tiang pertama penyulang trafo 1 berada di daerah
pasir/kerikil kering yang memiliki resistansi < 10000. Karena hal itu, penulis

32
berasumsi bahwa alasan penyulang pada trafo 1 memiliki tahanan pembumian
diatas 5Ω dikarenakan resistansi jenis tanahnya tinggi.
3. Pada tiang pertama penyulang trafo 2 dan trafo 3, hasil keseluruhan tahanan
pembumian yang didapatkan berada dibawah 5Ω. Hal ini tentu sangat baik
dikarenakan sudah masuk standar PUIL 2000: 68 yang mengharuskan
resistansi pembumian total seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5Ω.

Selain melakukan pengujian tahanan pembumian pada tiang pertama setiap


penyulang, penulis juga belajar mengisi logbook yang berisi data besarnya arus
phasa, tegangan, daya yang diterima dan dikirim, dan data lainnya pada penghantar,
trafo, kopel, dan penyulang. Pengisian logbook ini harus setiap 1 jam sekali selama
24 jam. Data harian ini berfungsi sebagai data harian Gardu Induk. Setelah selesai
melakukan penulisan Logbook di buku, data tersebut harus dimasukan kedalam
Microsoft Excel agar menjadi data digital.

Gambar 3.13 Penulis Melakukan Pengisian Logbook


Pada minggu ke 4, penulis mulai fokus membuat laporan Kerja Praktek (KP).
Akan tetapi, penulis juga diajak untuk melakukan pengecekan suhu peralatan Gardu
Induk di switchyard menggunakan thermovisi. Thermovisi adalah alat untuk
memvisualisasikan dan mendeteksi suhu pada suatu objek yang ditangkap dan
ditampilkan ke sebuah display dengan teknologi inframerah. Tujuan dilakukannya
thermovisi ini untuk mengetahui suhu peralatan yang ada di switchyard.

33
Gambar 3.14 Pengecekan Suhu Peralatan di Switchyard
Thermovisi dilakukan setiap jam 19.00 WIB pada saat beban puncak. Alasan
thermovisi dilakukan disaat beban puncak agar bisa mengetahui suhu peralatan saat
diberi beban yang sangat tinggi. Suhu normal peralatan saat diberi beban yang
tinggi adalah sekitar 40 - 50 ˚ Celsius. Jika suhunya lebih dari itu, maka dipastikan
bahwa peralatan tersebut diberi tanda ‘Hot Point’ atau bisa disebut ‘Hot Spot’.
Tanda tersebut merupakan tanda bahwa suhu peralatan tersebut melebihi batas suhu
maksimal. Operator wajib mengambil gambar Hot Point tersebut menggunakan
thermovisi dan harus langsung melaporkannya ke kantor ULTG agar bisa diproses
oleh manajer untuk dilakukan pemeliharaan.

Gambar 3.15 Gambar Hasil Thermovisi

34
Gambar diatas merupakan contoh gambar hasil thermovisi pada pisau PMS Busbar
1 Bay Penghantar Keramasan 2 di tanggal 08 Juli 2022. Terlihat bahwa pada fasa S
suhunya diatas 50˚ Celsius, bisa dikatakan ini termasuk Hot Point. Hal ini tentu
menjadi masalah dikarenakan suhunya diatas batas maksimal dan sangat berbeda
jauh dengan suhu di fasa lain. Oleh karena itu, operator wajib melaporkannya
kepada supervisor Gardu Induk dan manajer ULTG agar bisa dilakukan
pemeliharaan.

Selain itu, penulis juga diajak melakukan pengecekan transaksi kWh harian di jam
10.00 WIB. Tujuan penulisan transaksi harian ini sebagai perbandingan transaksi
harian di hari pengecekan dan di hari sebelumnya, serta untuk membandingkan
kWh yang diexport Gardu Induk kepada ULP dengan kWh yang dijual ULP kepada
masyarakat. Untuk kWh harian yang dicek yaitu bay penghantar, trafo, PS.GI, dan
seluruh penyulang.

Gambar 3.16 Pengecekan Transaksi kWh Harian

35
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) di PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera UPT
Palembang ULTG Prabumulih Gardu Induk Simpang Tiga selama 4 minggu
berjalan dengan lancar dan didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) sesuai dengan jadwal dan koordinasi yang
secara langsung dikoordinasi oleh pembimbing lapangan.
2. Banyak ilmu dan juga pengalaman yang didapat penulis selama Kerja Praktek
(KP) di PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera UPT Palembang ULTG
Prabumulih Gardu Induk Simpang. Seperti mendapatkan pemahaman
mengenai komponen Gardu Induk dari Single Line Diagram, pemahaman
mengenai pengoperasian Gardu Induk, pemahaman mengenai pengujian
tahanan pembumian tiang pertama penyulang, pemahaman mengenai cara
melakukan thermovisi, serta hal lainnya yang banyak penulis pelajari selama
Kerja Praktek (KP).
3. Adanya Kerja Praktek (KP) dapat dijadikan sebagai potret bagi peserta Kerja
Praktek (KP) itu sendiri khusunya penulis karena dari pelaksanaan Kerja
Praktek (KP) itu bisa menjadi bekal mental dan juga pengalaman agar sewaktu
kita masuk ke dunia kerja tidak kaget dengan lingkungan kerja yang
sebenarnnya.

4.2 Saran
Program Kerja Praktek (KP) itu adalah mutlak, tujuannya agar mahasiswa di
bangku kuliah bisa memiliki wawasan kerja yang nyata. Kerja Praktek (KP) setiap
tahunnya harus dilaksanakan karena itu penting untuk bekal mahasiswa kelak di
dunia kerja.
Segala proses administrasi dari Telkom University sudah bagus, terutama
administrasi dalam mengurus segala berkas untuk keperluan ke instansi kerja
praktek. Lalu, ada saran yang bisa penulis berikan kepada instansi kerja, yaitu tidak
adanya ruangan mushola di Gardu Induk Simpang Tiga, penulis berharap bisa
dibuatkan ruangan khusus untuk sholat agar karyawan bisa melaksanakan sholat
dengan nyaman. Dari yang penulis amati, karyawan melaksanakan sholat di

36
ruangan RTU/PLC atau di ruangan Proteksi. Penulis berpikir bahwa sholat di
ruangan tersebut tidak bagus karena disana adalah daerah yang cukup berbahaya.
Selain dari itu, semua fasilitas baik itu di ruangan control panel, ruangan cubicel,
ataupun di tempat lainnya sudah memadai.

Saran lainnya dari penulis kepada khalayak umum yang memiliki topik terkait
yang sama dengan penulis, yaitu:

1. Data yang didapatkan oleh penulis mengenai tahanan pembumian bisa


dianalisis kembali dengan lebih mendetail untuk kepentingan instansi kerja.
2. Analisis yang penulis lakukan mengenai tahanan pembumian bisa ditinjau
kembali dikarenakan analisis yang penulis lakukan tidak secara mendalam.

37
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.google.com/maps/place/Gardu+Induk+Simpang+Tiga+Pt+PLN/@-
3.2069265,104.6529588,17z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e3bbd8bcf7d2d21:
0x67f33193c73ac9d6!8m2!3d-3.2069319!4d104.6551475
[2] https://blkserang.kemnaker.go.id/digilib/index.php?p=fstream-
pdf&fid=60&bid=29
[3] https://www.elektroindonesia.com/elektro/ener24b.html
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara
[5] https://web.pln.co.id/tentang-kami/struktur-organisasi

38
LOGBOOK 1
Catatan Diskusi dengan Dosen Pembimbing Akademik

Nama / NIM: Achmad Faiz Alawi / 1104190051

Tanggal Catatan Diskusi Paraf Dosen

Note: Catatan Diskusi dengan Pembimbing

39
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik

Nama / NIM: Achmad Faiz Alawi / 1104190051

Jam Jam Jumlah


Hari Tanggal Kegiatan
Datang Pulang Jam
Pengenalan ULTG & Gardu
Induk Prabumulih,
pengenalan singkat PLN,
Senin 13/06/22 08.00 16.00 8
pengenalan karyawan, dan
berkeliling ke setiap ruangan
di Gardu Induk Prabumulih.
Mempelajari Single Line

Selasa 14/06/22 08.00 16.00 8 Diagram Gardu Induk


Prabumulih.
Mendatangi Gardu Induk

Rabu 15/06/22 08.00 16.00 8 Simpang Tiga dan diajak


berkeliling ke setiap ruangan.

Pemeliharaan Trafo 2 di
Kamis 16/06/22 07.00 17.00 10
Gardu Induk Prabumulih.

Berkenalan dengan setiap


karyawan dan diberikan

Jumat 17/06/22 09.00 15.00 6 penjelasan pengenalan


mengenai Gardu Induk
Simpang Tiga.

Sabtu 18/06/22 - - - -

Minggu 19/06/22 - - - -

40
Total Jam Mingguan 40
Mengetahui,
Atasan Langsung/
Pembimbing KP Lapangan

Toni Sudaryanto, S.T

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

41
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik

Nama / NIM: Achmad Faiz Alawi / 1104190051

Jam Jam Jumlah


Hari Tanggal Kegiatan
Datang Pulang Jam
Berkeliling switchyard Gardu
Induk Simpang Tiga dan
Senin 20/06/22 08.30 16.00 7,5
diberi penjelasan fungsi
komponen.
Mempelajari Single Line

Selasa 21/06/22 08.30 16.00 7,5 Diagram dari Gardu Induk


Simpang Tiga.
Mempelajari pembebasan
dan penormalan tegangan
pada bay penghantar
Rabu 22/06/22 08.30 16.00 7,5
berdasarkan SOP
Pengoperasian Gardu Induk
Simpang Tiga.
Mempelajari pembebasan
dan penormalan tegangan

Kamis 23/06/22 08.30 16.00 7,5 pada kopel dan trafo dari
buku SOP Pengoperasian
Gardu Induk Simpang Tiga.
Mempelajari bagian-bagian

Jumat 24/06/22 08.30 16.00 7,5 dari control panel pada bay
penghantar, kopel, dan trafo.

Sabtu 25/06/22 - - - -

Minggu 26/06/22 - - - -

Total Jam Mingguan 37,5

42
Mengetahui,
Atasan Langsung/
Pembimbing KP Lapangan

Toni Sudaryanto, S.T

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

43
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik

Nama / NIM: Achmad Faiz Alawi / 1104190051

Jam Jam Jumlah


Hari Tanggal Kegiatan
Datang Pulang Jam
Melakukan pengecekan
tahanan pembumian tiang
pertama pada setiap
penyulang Gardu Induk
Senin 27/06/22 08.30 16.30 8
Simpang Tiga bersama kak
Aam dari divisi HARGI dan
pak Yogi selaku operator
Gardu Induk Simpang Tiga.
Saya melihat-lihat dan
berusaha memahami
komponen Gardu Induk

Selasa 28/06/22 08.30 16.30 8 Simpang Tiga yang berada di


switchyard berdasarkan
materi yang ada di buku SOP
yang sudah dibaca.
Melanjutkan materi bacaan
dari buku SOP. Saya

Rabu 29/06/22 08.30 16.30 8 mencoba memahami


komponen yang berada di
ruangan control panel.
Pada hari ini, saya berkeliling
ruang cubicel 20 kV dan juga
Kamis 30/06/22 08.30 16.30 8
memahami bagiannya agar
saya lebih paham

44
pengoperasiannya
berdasarkan buku SOP.
Belajar mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dan data lainnya dari
Jumat 01/07/22 08.30 16.30 8
setiap penghantar, trafo, dan
penyulang yang harus diisi
setiap 1 jam sekali.

Sabtu 02/07/22 - - - -

Minggu 03/07/22 - - - -

Total Jam Mingguan 40


Mengetahui,
Atasan Langsung/
Pembimbing KP Lapangan

Toni Sudaryanto, S.T

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

45
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik

Nama / NIM: Achmad Faiz Alawi / 1104190051

Jam Jam Jumlah


Hari Tanggal Kegiatan
Datang Pulang Jam
Saya belajar melakukan
pengisian laporan kWh

Senin 04/07/22 08.30 16.30 8 harian di jam 10.00 WIB di


logbook dan di Microsoft
Excel.
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
Selasa 05/07/22 08.30 16.30 8
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel.
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
Rabu 06/07/22 08.30 16.30 8
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan

46
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel.
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan
Kamis 07/07/22 08.30 19.30 10,5
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel. Selain itu, pada saat
beban puncak pukul 19.00
saya belajar melakukan
thermovisi pada peralatan
yang ada di switchyard.
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
Jumat 08/07/22 08.30 16.30 8
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel.

47
Sabtu 09/07/22 - - - -

Minggu 10/07/22 - - - -

Total Jam Mingguan 42,5


Mengetahui,
Atasan Langsung/
Pembimbing KP Lapangan

Toni Sudaryanto, S.T

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

48
LOGBOOK 2
Catatan Kegiatan Kerja Praktik Mahasiswa Selama di Tempat
Kerja Praktik

Nama / NIM: Achmad Faiz Alawi / 1104190051

Jam Jam Jumlah


Hari Tanggal Kegiatan
Datang Pulang Jam
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
Senin 11/07/22 08.30 16.30 8
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel.
Pembuatan laporan Kerja
Praktek (KP) dan kegiatan
harian seperti mengisi buku
logbook data arus, tegangan,
daya, dll setiap 1 jam sekali
dari setiap penghantar, trafo,
Selasa 12/07/22 08.30 16.30 8
kopel, dan penyulang. Selain
itu, saya juga melakukan
pengisian transaksi kWh
harian di jam 10.00 WIB di
logbook dan di Microsoft
Excel.

49
Saya menuju kantor ULTG
Prabumulih untuk

Rabu 13/07/22 09.00 12.00 3 mengumpulkan laporan


Kerja Praktek (KP) ke
Manajer ULTG Prabumulih.

Kamis 14/07/22 - - - -

Jumat 15/07/22 - - - -

Sabtu 16/07/22 - - - -

Minggu 17/07/22 - - - -

Total Jam Mingguan 19


Mengetahui,
Atasan Langsung/
Pembimbing KP Lapangan

Toni Sudaryanto, S.T

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

50

Anda mungkin juga menyukai