Soal UTS Fitoterapi Lanjut - Oktober 2016
Soal UTS Fitoterapi Lanjut - Oktober 2016
Soal UTS Fitoterapi Lanjut - Oktober 2016
NIM : 1308010127
1. Tn. UM, seorang pria berumur 65 tahun, telah menderita DM tipe 2 selama 14
tahun.
Pengobatan yang sekarang dijalani oleh UM adalah Metformin (1000 mg, 2 x
sehari) dan plioglitazone (30 mg, sekali sehari). Kadar gula darah rata-rata UM
adalah 200 mg/dL. Kadar total kolesterol UM adalah 240 mg/dL. LDL 166
mg/dL, dan HDL 35 mg/dL. UM tidak mengikuti diet tertentu ataupun
berolahraga, kecuali momong cucunya dua kali seminggu. Meskipun data berat
dan tinggi badan UM tidak tercatat, secara visual terlihat bahwa UM mengalami
obesitas abdominal. UM mengkonsumsi Gingko biloba untuk memperbaiki
memorinya.
2. Mengkudu
a) Kandungan Aktif
Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa Morinda citrifolia
mengandung komponen bioaktif seperti flavonoid, triterpen,
triterpenoid, dan saponin dalam jumlah yang signifikan. Senyawa
flavonoid yang terkandung dalam mengkudu bermanfaat sebagai
antioksidan yang terbukti memiliki aktivitas sebagai
hepatoprotektif pada uji in vivo (Nayak, Marshall, Isitor, &
Adogwa, 2010). Selain itu, flavonoid yang terkandung dalam
tanaman ini juga terbukti mampu mencegah terjadinya kanker
(Lemmens dan Bunyapraphatsara, 2003).
Kandungan lain yang diketahui bermanfaat ialah senyawa
saponin, rutin, dan triterpen. Ketiganya diduga memiliki efek
hipoglikemik yang telah dibuktikan melalui beberapa penelitian.
Oleh karena itu, mengkudu sering digunakan sebagai obat
diabetes (Nayak, Marshall, Isitor, & Adogwa, 2010).
Buah mengkudu mengandung alkaloid, antrakuinon,
morindin, asam malat, asam sitrat, gum, asam kaprik, dan
glukosa (ASEAN Countries, 1993; Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 1991).
Glukosa berguna sebagai nutrisi, baik bagi pertumbuhan tanaman
mengkudu sendiri, maupun bagi makhluk hidup lain yang
mengkonsumsi buahnya. Asam kaprik menghasilkan bau tidak
sedap pada buah mengkudu yang telah matang.
Daun mengkudu diketahui mengandung vitamin A,
polifenol, alkaloid, dan antrakuinon. Kulit akar tanaman
mengkudu mengandung zat pewarna Turkish red yang digunakan
dalam industri batik (Lemmens dan Bunyapraphatsara, 2003).
b) Mekanisme Aksi
Sari buah mengkudu terbukti efektif menurunkan kadar
glukosa darah (Nuraini, 2001). Namun hingga saat ini, belum
diketahui secara pasti mekanisme kerjanya. Berdasarkan hasil
penelitian, beberapa mekanisme kerja telah dikemukakan oleh
para peneliti, salah satunya merangsang sel β pankreas untuk
mensekresikan lebih banyak insulin (Nayak, Marshall, Isitor, &
Adogwa, 2010).
Rutin dan saponin yang terkandung dalam buah mengkudu
diduga merangsang sel β pankreas untuk menghasilkan lebih
banyak insulin (Nayak, Marshall, Isitor, & Adogwa, 2010). Hal
ini didukung oleh hasil penelitian yang menyebutkan bahwa
terjadi peningkatan kadar insulin plasma pada kelompok tikus
diabetes diinduksi streptozotosin yang diberikan ekstrak buah
mengkudu.
c) Cara Penggunaan
Bersihkan mengkudu menggunakan air yang mengalir hingga
bersih, kemudian jemur dibawah terik matahari hingga benar-
benar kering. Setelah itu tumbuk atau haluskan buah mengkudu
kering tersebut hingga benar-benar halus, setelah itu campurkan
air panas dengan satu sendok penuh bubuk buah mengkudu
kering tadi.
d) Dosis Pemberian
3. Buah Pare
a) Kandungan Aktif
Buah pare banyak mengandung senyawa metabolit sekunder
turunan triterpenoid, flavonoid, steroid, saponin, tannin, dan
alkaloid (Hossain, 2011).
b) Mekanisme Aksi
Senyawa tersebut sebagian besar merupakan senyawa yang
bersifat non polar (Robinson, 1995) dan diduga dapat merangsang
perbaikan sel-sel beta, sehingga dapat meningkatkan proses
produksi insulin, juga meningkatkan pembuangan
glukosa/toleransi glukosa (Mahendra, dkk.,2008)
Efek pare dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan.
Bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan oleh
hewan tersebut. Selain itu diduga pare memiliki komponen yang
menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak
dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pankreas
tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak, selain
meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare
dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga
serupa dengan mekanisme insulin. Selain itu insulin mengandung
saponin (triterpen) yang bekerja dengan aktivitas yang mirip
dengan insulin, sehingga dapat memasukkan glukosa dalam darah
ke dalam sel.
c) Cara penggunaan
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan setengah
gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1
ramuan. Diulang selama 2 minggu.
d) Dosis Pemberian
Ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) dosis 250
mg/kgBB dan metformin 90 mg/kgBB lebih efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang diinduksi
aloksan dibandingkan dengan terapi tunggal metformin 90
mg/kgBB atau terapi tunggal ekstrak buah pare 250 mg/kgBB.
(Benny,2014)
2. Ny. TP, seorang wanita berumur 60 tahun, memiliki riwayat hipertensi dan
diabetes. Pada pemeriksaan kepadatan masa tulang yang baru-baru ini
dijalaninya, skor T Ny. TP adalah -2,0, sehingga didiagnosa osteopenia dan diberi
resep Ibandronate oleh dokter yang memeriksanya. Ny. TP mendengar bahwa
mengkonsumsi estrogen bisa memperkuat tulangnya, tetapi khawatir dengan efek
sampingnya. Ny. TP meminta saran obat herbal yang bisa digunakan untuk
memperbaiki kondisinya. Ny. TP menjalani gaya hidup sehat, rutin joging dengan
jarak kira-kira 3 km setiap hari, dan mengkonsumsi multivitamin.
b) Mekanisme
c) Cara Penggunaan
Anak-anak : 1 sendok makan diminum pagi dan sore (sebelum
makan atau sesudah makan)
Dewasa : 2 sendok makan diminum pagi dan sore (sebelum makan
atau sesudah makan)
*penderita maag di anjurkan untuk mengkonsumsi qnc jelly gamat
sebelum makan
d) Dosis
c. Terapi tanpa obat apa yang bisa diberikan pada Ny. TP untuk meningkatkan
keberhasilan penanganan osteoporosisnya? (10).
Jawaban
1. Diet
a) Semua individu dietnya harus seimbang dengan asupan kalsium
dan vitamin D yang cukup (tabel 1.1). Tabel 1.2 mencantumkan
makanan dengan konsentrasi kalsium tinggi. Jika asupan diet yang
cukup tidak bisa dicapai, suplemen kalsium bisa diberikan (DiPiro,
et al., 2006).
b) Diet penurun berat badan jika penderita mempunyai berat badan
yang berlebihan (Dambro, 2006).
c) Masukan kalsium 1.500 mg/hari dan semua sumber, jika penderita
tidak menderita hiperkalsiuria atau tanpa riwayat baru kalsium.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan kehilangan massa tulang
pada kelompok yang diberi kalsium (Dambro, 2006).
d) Hindari masukan fosfat atau protein yang berlebihan, yaitu hindari
minuman yang mengandung asam fosfor dan masukan daging yang
berlebihan (Dambro, 2006).
Tabel 1.1 Asupan Kalsium dan Vitamin D yang dianjurkan (Phillips, 2008)
Kalsium (mg) Vitamin D (IU)
Remaja/ anak muda Umur ≤ 50 200
Umur
11-24 1200-1500 Umur 51-70 400
Umur ≥ 70 600
Pria Orang dengan resiko 800
Umur 25-65 1000 tinggi (orang tua,sakit
Umur ≥ 65 1500 kronis, dipasung)
Wanita
Umur 25-50 1000
Umur 51-65 (postmenopause)
Dengan Estrogen
Tanpa Estrogen 1000
Umur ≥ 65 1500
Hamil dan perawatan 1500
1200-1500
Tabel 1.2 Makanan Kaya Kalsium (Phillips, 2008)
No. Nama Makanan
1. 1 cangkir susu skim
2. 1 cangkir susu kedelai (+ Kalsium)
3. 1 cangkir yoghurt
4. 1,5 ons keju cheddar
5. 1,5 ons keju jack
6. 1,5 ons keju Swiss
7. 1,5 ons skim mozzarella
8. 4 sdm keju Parmesan parut
9. 8 ons tofu
10. 1 cangkir greens (collards, kale)
11. 2 cangkir brokoli
12. 4 ons almond
13. 2 cangkir keju cottage rendah lemak
14. 3 ons ikan sarden dengan tulang
15. 5 ons ikan salmon kalengan
16. 1 cangkir jus jeruk (+Kalsium)
2. Aktivitas
a) Aktivitas jalan-jalan tetap dipertahankan. Penderita dapat melakukan jalan-jalan
sepanjang 1 mil dua kali sehari, dan jika mungkin berenang (Dambro, 2006).
b) Penderita harus menghindari latihan fisik dan manuver yang meningkatkan gaya
kompresif dan stres mekanis pada vertebra dan tempat tulang perifer (Dambro,
2006).
c) Prosedur rehabilitasi untuk spasme otot punggung dan dorongan berjalan-ja1an
(Dambro, 2006).
3. SR, seorang siswi SMU berusia 16 tahun, mengeluhkan jerawat di wajahnya. SR telah
menderita jerawat sejak usia 13 tahun. Jerawat di wajah SR banyak dengan tingkat
keparahan beragam, memburuk selama masa menstruasi, dan belum pernah sama sekali
bebas jerawat dalam kurun waktu 3 tahun tersebut. SR telah mencoba berbagai produk
pembersih muka dan gel jerawat, termasuk yang mengandung benzoil peroksida 5%, tapi
kondisi jerawatnya tidak kunjung membaik.
b. Tuliskan 3 tumbuhan obat/produk herbal yang ada di Indonesia yang bisa digunakan
untuk mengobati jerawat SR, dengan mencantumkan kandungan aktif (bila ada),
mekanisme aksi, cara penggunaan, dan dosisnya secara detail (20).
Jawaban
1. Lidah Buaya
a) Kandungan Kimia
Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat
seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida, dan komponen
lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain aloin, barbaloin,
isobarbaloin, aloe-emodin, dan aloesin (Agoes 2010).
Kandungan antrakuinon seperti aloe emodin, Asam aloetic, Alion,
Anthracine, Antranol, Barbaloin, Asam chrysophanat, Emodin, minyak
Ethereal, ester asam sinamat, Isobarbaloin, Resistanol digunakan sebagai
bahan dasar obat yang mempunyai sifat sebagai antibiotik, antibakterial,
antifungi, dan penghilang rasa sakit. Sterol mempunyai aktivitas sebagai
anti inflamasi, antiseptik, dan penghilang rasa sakit (Setiabudi, 2009).
Lidah buaya memiliki banyak khasiat, salah satunya sebagai antibakteri.
Ektrak etanol daun lidah buaya mengandungasam kumarat, asam
askorbat, pirokatekol dan asam sinamat yang memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus
aureus (Lawrenceet al, 2006).Staphylococcus epidermidis
danStaphylococcusaureus adalah bakteri Gram positif dan memiliki genus
yang sama (Jawetz et al,. 2005)
Dalam penelitian Bashir et al (2011) Penelitian perbandingan lidah buaya
terhadap beberapa antibiotik standart menunjukkan bahwa gel lidah buaya
efektif terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes) sebesar 75,3% dan
bakteri Gram negatif (Pseudomonas aeruginosa) sebesar 100%
dibandingkan dengan methicillin, bacitracin, vancomycin, novobiosin,
dan eritromisin.
b) Mekanisme Aksi
c) Cara Penggunaan
d) Dosis Pemberian
2. Daun Belimbing Wuluh
a) Kandungan Kimia
b) Mekanisme Aksi
Daun belimbing wuluh sebagai penghambat pertumbuhan
bakteri.Senyawa aktif flavonoid di dalam daun belimbing wuluh memiliki
kemampuan membentuk kompleks dengan protein bakteri melalui ikatan
hidrogen. Keadaan ini menyebabkan struktur dinding sel dan membran
sitoplasma bakteri yang mengandung protein menjadi tidak stabil
sehingga sel bakteri menjadi kehilangan aktivitas biologinya. Selanjutnya,
fungsi permeabilitas sel bakteri akan terganggu dan sel bakteri akan
mengalami lisis yang berakibat pada kematian sel bakteri. Komponen
fenol juga dapat menyebabkan kerusakan dinding sel.
c) Cara Penggunaan
d) Dosis Pemberian
500 mg/kg BB