Makalah Akt Manajemen Kelompok 6
Makalah Akt Manajemen Kelompok 6
Makalah Akt Manajemen Kelompok 6
KELOMPOK 6
IKHMAH RAMADANI : 3420037
RAYSHA LUQYANA : 3420043
WA’AFINI MELATI FITRI : 3420044
AHMAD NAUFAL : 3420052
NUR HALIMAH DJAMTA : 3420054
RIDHA APRILLIA HARAHAP : 3420107
AK - 5B
Dosen pembimbing :
RAHMI ISRIANI, SE., M.Si
AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesa ika n
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana untuk
bahan mata kuliah Akuntansi Manajemen.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
penegetahuan kita mengenai production budget. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangandan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi penulis maupun
pembaca pada umumnya
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
H. Aktivitas .............................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahimya konsep manajemen di tengah gejolak masyarakat sebagai
konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan
kemampuan sosial. Meskipun pada kenyataannya, perkembangan ilmu
manajemen sangat terlambat jauh dibandingkan peradaban manusia di muka
bumi ini yang dimulai sejak keberadaan Adam dan Hawa. Barulah lebih kurang
pada abad ke-20 kebangkitan para teoretisi maupun para praktisi sudah mula i
tampak
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulisan makalah ini
memiliki rumusan masalah:
1
5. Apa itu pengertian activity based management?
6. Apa saja tujuan dan manfaat activity based management?
7. Bagaimana dimensi activity based management?
8. Apa itu aktivitas?
9. Bagaimana pengelompokkan activity based management?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini
memiliki tujuan:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Manajemen Biaya
Sistem Manajemen Biaya (Cost Management System) didefinisik a n
sebagai suatu kerangka kerja atau kegiatan perusahaan dengan memperhatik a n
biaya operasional untuk kelangsungan perusahaan agar dapat bertahan di tengah
persaingan. Sistem manajemen biaya harus berintegrasi dengan semua aspek
dalam perusahaan seperti sistem desain serta pengembangan, sistem produksi
serta pembelian, sistem pelayanan konsumen, dan juga sistem distribusi serta
pemasaran.
3
pemantauan biaya bisnis, pengoptimalan kinerja hasil produksi di masa
mendatang hingga dasar membuat keputusan.
1. Konsep nilai tambah, yaitu segala aktivitas dilakukan dengan cara efisien
serta mengurangi pekerjaan yang tidak memiliki nilai tambah.
2. Konsep akuntansi aktivitas, yaitu pengumpulan serta pelacakan jalannya
operasional proyek, apakah sudah sesuai atau belum.
3. Konsep biaya target, yaitu biaya target berarti segala aktivitas berpatok pada
harga yang sesuai pangsa pasar atau laba yang ingin dicapai.
4
3. Penganggaran biaya, adalah proses yang dibutuhkan dalam proses
penggabungan perkiraan biaya untuk menetapkan dasar biaya. Manfaatnya,
untuk menentukan cost baseline terhadap kinerja proyek yang terpantau dan
terkendali.
4. Kontrol biaya, berarti proses pemantauan biaya termasuk kinerja setiap
pembiayaan, memastikan bahwa setiap perubahan biaya sudah tepat dan
termasuk dalam baseline biaya yang berubah. Hal ini juga menunjukka n
informasi kepada para stakeholder bahwa perubahan proses proyek
menyebabkan perubahan biaya pula.
5
sistem manajemen biaya dapat menelusuri secara langsung biaya tersebut
pada aktivitasnya dan pada akhirnya membebankannya kepada produk atau
proses yang mengonsumsi sumber-sumber tersebut.
3. Mengoptimalkan kinerja daur hidup suatu produk
Manajemen biaya dapat membantu manajemen memperole h
informasi mengenai faktor-faktor yang satu pertimbangan penting dalam
konsep daur hidup adalah kapitalisasi berbagai jenis biaya yang dalam
sistem biaya tradisional diperlakukan sebagai beban (expenses).
4. Sebagai dasar untuk membuat keputusan
Dalam lingkungan teknologi yang terotomasi, sebagian besar biaya
merupakan biaya tetap terhadap produk, sehingga manajemen memerluka n
alat yang sangat dinamis untuk membuat keputusan agar organisasi dapat
bertahan hidup dan mencapai tujuannya.
Manajemen biaya dapat menyediakan informasi untuk pembuatan
keputusan mengenai pengaruh desain produk pada biaya produk,
manajemen kapasitas, keputusan beli beli atau buat dalam lingkunga n
intensif (padat) modal, analisis mempertahankan atau melepaskan, dan
pemantauan keputusan-keputusan strategis lainnya.
5. Sebagai bentuk manajemen investasi yang lebih efisien
Proses manajemen investasi dalam lingkungan pemanufaktura n
modern mempunyai karakteristik:
a) merupakan portofolio proyek yang saling berhubugan dan bukanlah
berdasar investasi yang berdiri sendiri,
b) kinerja proyek investasi mendasarkan pada pengendalian "on going"
sehingga perlu selalu dipantau agar dapat mencapai manfaatmanfaat
yang direncanakan untuk dicapai.
6. Sebagai alat untuk mengukur kinerja.
Strategi-strategi untuk bersaing, misalnya kualitas, aktivitas bernila i
tambah dan tidak bernilai tambah, dan fleksibilitas merupakan dasar-dasar
penting bagi perusahaan dalam bersaing. Ukuran ukuran strategis tersebut,
biasanya dinyatakan dalam ukuran-ukuran bukan keuangan, namun sangat
6
penting ituk mengonversikan ukuran-ukuran bukan keuangan. tersebut
menjadi ukuran-ukuran keuangan agar terjamin konsistensinya
Manajemen biaya menyoroti aktivitas-aktivitas tidak bernila i
tambah yang menyebabkan munculnya biaya-biaya tidak bernilai tambah
(non-value added costs) agar dapat dieliminasi.
7. Dukungan dalam otomasi aktivitas dan filosofi pemanufakturan.
a) Dalam proses pemanufakturan suatu perusahaan. mungk in
menggunakan berbagai tahap pemanufakturan yang canggih.
Manajemen biaya memberikan manfaat antara lain:
b) memungkinkan penggunaan data secara fleksibel yang berhubunga n
dengan keunikan implementasi sistem tersebut;
c) memungkinkan untuk menggunakan standar pembagian data (data-
sharing) yang dapat dikembangkan ke pemanufakturan terintegras i
komputer (Computer-Integrated Manufacturing/CIM);
d) mendukung pelaporan keuangan keuangan eksternal (akuntansi
keuangan),
e) menggunakan konsep basis data (database) yang memungkinka n
perusahaan menggunakan hanya satu data untuk mendukung pelaporan
ganda (untuk berbagai tujuan);
f) mendukung pengendalian internal dengan menggunakan fasilitas
pemanufakturan "paperless" (tanpa kertas dokumen) yang perlu
dikembangkan untuk pengendalian internal dengan pendekatan bukan
tradisional.
Manfaat lain dari manajemen biaya adalah membantu perusahaan dalam
menerapkan teknik manajemen kontemporer seperti Benchmarking, Total
Quality Management, Continous Improvement, Activity Based Costing
Activity-Based Management, Reengineering, Theory of Constraint, Mass
Costing dan Customization, Target Costing, Life Cycle Costing, Value Chain,
dan Balanced scorecard.
7
D. Langkah-Langkah Untuk Mengoptimalkan Manajemen Biaya
Manajemen biaya sebagai suatu aksi untuk mengoptimalkan dana
perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, maka
langkahawal yang perlu dilakukan seorang manajer untuk tujuan tersebut
yaitudengan identifikasi biaya penggerak sebagai biaya utama yang dikeluarka n
perusahaan. Biaya penggerak tersebut merupakan faktor yang bisa
memberiimplikasi terhadap total biaya.
8
kerja, metode kerja,tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas produk,
dan kualitas pelanggan.
9
Activity Based Management adalah proses manajemen yang
menggunakan informasi yang dipasok oleh biaya dasar aktivitas untuk
meningkatkan profitabilitas organisasional. Dari pengertian – pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa Activity Based Management merupakan suatu
pendekatan pengelolaan terpadu yang menekankan pada tingkat efisiensi dan
efektivitas aktivitas-aktivitas perusahaan yang dapat memberi nilai tambah bagi
pelanggan dan menaikkan laba perusahaan.
Manajemendalam Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi Pada Seksi Pulp Making -9 Pt. Indah Kiat
Pulp And Paper Perawang’, 1.1 (2013), 1–94.
10
perencanaan, dan pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis dari luar dan
tidak semata -mata berdasarkan informasi keuangan.
7 Nani Rusnaeni and others, ‘Akuntansi Manajement’, ed. by M.M Drs. Waluyo Jati
11
G. Dimensi Activity Based Management
Activity Based Management menekankan pada biaya berdasarkan
Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Menurut Hansen dan
Mowen, Activity Based Management memiliki dua dimensi, yaitu:8
1. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informas i
biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya
ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sumber
biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya dibebankan pada produk
dan pelanggan.
2. Dimensi Proses
12
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan, dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah
pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk
mengukur perbaikan berkelanjutan.
H. Aktivitas
Menurut Blocher, aktivitas adalah perbuatan, tindakan atau pekerjaan
spesifik yang dilakukan dalam suatu organisasi. 9 Menurut Supriyono, aktivitas
adalah kombinasi manusia, teknologi, bahan mentah, metode dan lingkunga n
yang memproduksi produk atau jasa tertentu. 10 Aktivitas itu menunjukkan apa
yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi, yaitu cara perusahaan
atau organisasi menggunakan waktu untuk melaksanakan proses untuk
menghasilkan keluaran atau output dari proses dan mencapai tujuan organisas i
atau perusahaan. Salah satu unsur organisasi adalah manusia, perubahan
organisasi mengakibatkan perubahan mengenai apa yang dikerjakan manusia,
sehingga mengubah aktivitas.
Berkaitan dengan hal ini, dapat dikatakan pula bahwa aktivitas
merupakan suatu proses yang mengkonsumsi sumber daya untuk menghasilka n
13
output. Pada intinya, fungsi dari aktivitas adalah untuk mengubah sumber daya
(material, tenaga kerja, teknologi) menjadi output (barang atau jasa).
Aktivitas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu aktivitas bernila i
tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Kedua aktivitas ini biasanya terjadi
pada perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa.
1. Aktivitas Bernilai Tambah
Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas-aktivitas yang
diharuskan untuk melaksanakan bisnis atau menciptakan nilai yang dapat
memuaskan bagi para konsumennya. Menurut Hansen dan Mowen,
aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
dipertahankan dalam bisnis. Aktivitas ini harus terus dipertahankan oleh
perusahaan, karena aktivitas inilah yang menjadikan suatu produk atau jasa
lebih kompetitif di pasar. Jika aktivitas bernilai tambah dieliminasi, maka
akan mengurangi nilai yang akan didapat oleh konsumen, sehingga
konsumen tidak lagi membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa
perusahaan tersebut. Dengan kata lain, perusahaan tersebut akan mengala mi
kekalahan persaingan di dalam pasar. Aktivitas bernilai tambah
menimbulkan biaya aktivitas bernilai tambah, yaitu biaya yang digunakan
untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah.
Aktivitas dapat dikelompokkan ke dalam aktivitas bernilai tambah
apabila secara bersamaan memenuhi ketiga kondisi berikut ini:11
a. Aktivitas yang menghasilkan perubahan
b. Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang sebelumnya
c. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan
2. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah
Menurut Supriyono, aktivitas tidak bernilai tambah adalah
aktivitas-aktivitas yang tidak perlu atau aktivitas-aktivitas yang perlu
namun tidak efisien dan dapat disempurnakan. Sedangkan menurut Hansen
dan Mowen, aktivitas tidak bernilai tambah adalah semua aktivitas selain
14
aktivitas yang sangat penting untuk dipertahankan dalam bisnis, sehingga
dianggap sebagai aktivitas yang tidak diperlukan.
Berdasarkan beberapa definisi aktivitas tidak bernilai tambah
tersebut, tentunya perusahaan akan berusaha untuk mengeliminasi aktivitas
tidak bernilai tambah, karena hanya menambah biaya yang tidak berguna
dan menghalangi kinerja perusahaan. Suatu aktivitas dikelompokkan ke
dalam aktivitas tidak bernilai tambah apabila aktivitas tersebut tidak dapat
memenuhi salah satu dari ketiga kriteria aktivitas bernilai tambah yang telah
disebutkan sebelumnya.
Perusahaan mengelompokkan aktivitas ke dalam aktivitas bernila i
tambah dan ke dalam aktivitas tidak bernilai tambah, dengan tujuan untuk
dapat meminimumkan biaya yang terjadi akibat aktivitas tidak bernila i
tambah, dengan cara mengeliminasi aktivitas tersebut. Aktivitas tidak
bernilai tambah yang tidak dieliminasi akan menyebabkan meningkatnya
biaya produksi perusahaan. Aktivitas tidak bernilai tambah menimbulka n
biaya aktivitas tidak bernilai tambah, yaitu biaya yang timbul karena adanya
aktivitas yang tidak bernilai tambah.
I. Pengelompokkan Activity Based Management
Cooper & Kaplan mengelompokkan penerapan ABM ini ke dalam dua
kategori, yaitu sebagai berikut:
1. ABM Operasional
Berusaha untuk meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat
penggunaan asset serta menurunkan biaya, fokusnya adalah melakukan
sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien.
2. ABM Strategis
Berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan
profitabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang
telah ditingkatkan. ABM strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang
tepat untuk operasi perusahaan. ABM bertujuan untuk mengelola dan
mengendalikan kinerja usaha dengan menggunakan informasi berdasarkan
15
aktivitas sebagai sumber dalam mendukung proses pengambilan keputusan
manajemen.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Manajemen Biaya (Cost Management System) adalah sebagai
suatu kerangka kerja atau kegiatan perusahaan dengan memperhatikan biaya
operasional untuk kelangsungan perusahaan agar dapat bertahan di tengah
persaingan.
B. Saran
Dengan kerendahan hati, menulis merasakan tulisan makalah ini sangat
sederhana dan jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang konstruktif sangat
diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula perlu
penyempurnaan pada penulisan makalah ini menjadi lebih lengkap dan lebih
bermanfaat bagi pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA