Makalah KLP 6 Strategi Pembelajaran Sd...

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN SD

“MODEL PEMBELAJARAN PBL, PJBL, DAN DISCOVERY”

DOSEN PEMBIMBING :

Dra. TIN INDRAWATI, M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 6

1. AINUL MARDIAH 21129159


2. FATIMAH AZZIKRI ANNISA 21129206
3. M. ABYADI 21129239
4. NABILA HAFIFAH 21129436
5. TRISNA ADITA SARI 21129317
6. YULINA DESRI HARIATY 21129509

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibuk Dra. Tin Indrawati, M.Pd
selaku dosen Strategi Pembelajaran SD. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Demikian yang
dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Strategi Pembelajaran SD ini dapat
bermanfaat

Padang, 3 Oktober 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 5
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 6
C. TUJUAN ..................................................................................................................................... 7
BAB II .................................................................................................................................................. 9
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 9
1. PBL (PROBLEM BASED LEARNING)................................................................................... 9
A. Pengertian model pembelajaran Problem Based Learning ................................................. 9
B. Tujuan model pembelajaran Problem Based Learning ..................................................... 10
C. Ciri-ciri model pembelajaran Problem Based Learning ................................................... 11
D. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning ................................... 12
E. Kelebihan dan kekurangan problem based learning ......................................................... 13
2. PJBL (PROJECT BASED LEARNING) ................................................................................ 14
A. Pengertian Project Based Learning .................................................................................... 14
B. Tujuan Project Based Learning .......................................................................................... 15
C. Ciri-ciri Project Based Learning ......................................................................................... 15
D. Prinsip Project Based Learning .......................................................................................... 16
E. Langkah-langkah Project Based Learning ......................................................................... 17
F. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning ........................................................ 18
3. Discovery Learning ................................................................................................................... 20
A. Pengertian Discovery Learning ........................................................................................... 20
B. Langkah Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning .......................................... 21
C. Contoh Penerapan Sintak Discovery Learning .................................................................. 22
D. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning.......................... 24
E. Ciri Ciri Model Pembelajaran Discovery Learning ........................................................... 26
BAB III .............................................................................................................................................. 27
PENUTUP ......................................................................................................................................... 27
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................ 27
B. SARAN ...................................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 29

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekarang ini pada proses pembelajaran di ruang kelas masih banyak ditemukan
siswa yang pasif dalam pembelajaran, sehingga guru menjadi pusat pembelajaran. Siswa
hanya duduk dan mendengarkan penjelasan materi dari guru sehingga pembelajaran
cenderung membosankan dan siswa pun terkadang tidak memahami tentang materi yang
dijelaskan oleh guru tersebut. Sebagai guru harus menciptakan suasana yang aktif dan
menyenangkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar di kelas. Guru juga harus kreatif dalam
menyampaikan bahan ajar kepada siswa sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi
siswa.

Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran


yang lainnya, dalam model pembelajaran ini peranan guru adalah menyodorkan berbagai
masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investtigasi dan dialog. Guru
memberikan kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas,
walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah yang harus dibahas. Hal yang
paling utama adalah guru menyediakan kerangka pendukung yang dapat meningkatkan
kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam berfikir.

Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah


secara sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat
menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri merupakan
tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menggapi berbagai masalah

Model pembelajaran berbasis masalah megambil psikologi kognitif sebagai


dukungan teoritisnya. Fokus pembelajaran pada model ini menekankan pada apa yang
peserta didik pikirkan selama mereka terlibat dalam proses pembelajaran, bukan pada apa
yang mereka kerjakan dalam proses pembelajaran

Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran


dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya akan berpengaruh terhadap semangat
belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang
relevan dengan standar kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar

5
siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang
bermakna. Tentunya disini guru sangat berperan dalam merancang dan melaksanakan
sebuah pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek atau model Project Based Learning (PBL).

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai


Standar Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas,kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar
dapat mencapai tujuan dalampembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi
sebuah tim yang solid, komunikatifdan kondusif selama proses pembelajaran.

Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran


dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya akan berpengaruhterhadap semangat
belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Pemilihan strategi juga modelpembelajaran yang
relevan dengan standar kompetensi juga dapat memacu kemampuan sertaminat belajar
siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang
bermakna.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajarn problem based learning ?

2. Apa saja tujuan model pembelajaran problem based learning ?

3. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran problem based learning ?

4. Apa saja langkah-langkah model pembelajaran problem based learning ?

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran problem based learning ?

6. Apa yang dimaksud dengan Project Based Learning?


7. Apa tujuan dari Project Based Learning?

8. Apa saja ciri-ciri dari Project Based Learning?

9. Apa saja prinsip Project Based Learning?

6
10. Bagaimana karakteristik Project Based Learning?

11. Bagaimana langkah-langkah Project Based Learning?

12. Apa saja kelebihan dan kekurangan Project Based Learning?

13. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Discovery Learning?

14. Apa saja langkah - langkah model pembelajaran Discovery Learning?

15. Bagaimana contoh penerapan Sintak Discovery Learning?

16. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Discovery Learning?

17. Apa ciri-ciri model pembelajaran Discovery Learning?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian model pembelajarn Problem Based Learning.

2. Mengetahui tujuan model pembelajaran Problem Based Learning.

3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran Problem Based Learning.

4. Mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning.

5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based


Learning.

6. Mengetahui pengertian dari Project Based Learning.

7. Mengetahui tujuan dari Project Based Learning.

8. Mengetahui ciri-ciri dari Project Based Learning.

9. Memahami prinsip Project Based Learning.

10. Memahami karakteristik dari Project Based Learning.

11. Memahami langkah-langkah Project Based Learning.

12. Mengetahui kelebihan dak kekurangan dari Project Based Learning.

13. Mengetahui pengertianpembelajaran Discovery Learning?

14. Mengetahui langkah - langkah model pembelajaran Discovery Learning?

15. Memahami contoh penerapan Sintak Discovery Learning?


7
16. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Discovery Learning?

17. Memahami ciri-ciri model pembelajaran Discovery Learning?

8
BAB II

PEMBAHASAN

1. PBL (PROBLEM BASED LEARNING)


A. Pengertian model pembelajaran Problem Based Learning

Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah


metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk
para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan
memperoleh pengetahuan. Finkle dan torp menyatakan bahwa PBL merupakan
pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara
stimultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
dengan menempatkan para pesrta didik dalam peran aktif sebagai pemecah
permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Dua definisi diatas
mengandung arti bahwa PBL merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan
oleh suatu permasalahan sehari-hari.
PBL bermula dari suatu program inovatif yang dikembangkan difakultas
kedokteran universitas Mcmaster, kanada. Program ini dikembagkan berdasarkan
kenyataan bahwa banyak lulusannya yang tidak mampu menerapkan pengetahuan
mereka pelajari dalam praktek sehari-hari. Dewasa ini telah menyebar ke banyak bidang
seperti hukum, ekonomi, arsitektur, tekhnik dan kurikulum sekolah.
H. S. Barrows, sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah
sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu baru, PBL
adalah metode belajar yang menggunakan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
Berdasarkan pendapat pakar-pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
problem based learning merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk
mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah-masalah didunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan
keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa
untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk medapatkan dan
menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.

9
Sehingga dapat diartikan bahwa PBL adalah proses pembelajaran yang titik
awal pembelajran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini
siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya, sehingga terbentuk pengetahuan
dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin
utama dalam penerapan PBL. PBL merupakan suatu proses pembelajaran dimana
masalah merupakan pemandu utama ke arah pembelajaran tersebut. Dengan demikian,
masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang
dapat menyokong keilmuanya.

Menurut Ali Sadikin dan Nasrul Hakim (2017:1) model pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir yang didalamnya terdapat
pendekatan, strategi, metode, dan tekhnik yang disampaikan oleh guru secara khas atau
unik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain model pembelajaran adalah bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan tekhnik pembelajaran.

B. Tujuan model pembelajaran Problem Based Learning

Tujuan yang ingin dicapai PBL adalah kemampuan siswa dalam berfikir kreatif,
analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui
eksplorasi data secata empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Berikut ini beberapa tujuan model pembelajaran PBL:

a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.


Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang
digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata.

b. Belajar peran orang dewasa, PBL juga dimakhsudkan untuk membantu siswa
berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting
yang biasa dilakukan. Pembelajaran ini penting untuk membatasi kerjasama dalam
menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang yang mendorong
pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga dapat memahami peran diluar
sekolah

10
c. Keterampilan untuk belajar mandiri. Guru yang secara terus-menerus membimbing
siswa dengan cara mendorong dan megarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka
ajukan, dengan mendorong siswa mencari solusi atau penyelesaian terhadap
masalah nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat
belajar menagani tugas-tugas pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya
kelak.
Menurut Nasrul Hakim (2015:2) salah satu cara untuk mengemas masalah yaitu
melalui kerja proyek. Metode ini cukup menantang dan dianggap sebagai suatu alat
yang efektif untuk membelajarkan mahasiswa secara aktif karena mereka didorong
untuk tidak tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar
lebih mandiri.

C. Ciri-ciri model pembelajaran Problem Based Learning

Menurut arends berbagai pengembangan model pembelajaran PBL memiliki ciriciri


karakteristik sebagai berikut:

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Model pemelejaran PBL berdasarkan masalah mengorganisasian pengajaran


disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna untuk siswa

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin (tematik)

Meskipun secara umum model pembelajaran berdasarkan masalah yang umumya


berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu soaial) namun
masalah-masalah yang diselidiki telah benar-benar melalui proses pemilihan
sehingga benar-benar nyata dalam pemecahannya.

c. Penyelidikan autentik dalam model pembelajaran PBL

Model pembelajaran PBL berdsarkan masalah yang mengharuskan setiap siswa


melakukan penyelidikan autentik dalam rangka mewujudkan penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya

11
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berbentuk laporan, model fisik,
vidio maupun program komputer.

e. Model pembejaran PBL melatih kolaborasi dan kerjasama

Pembelajaran yang berlandasakan permasalahan yang dicirikan oleh siswa yang


saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan
atau dalam kelompok kecil

D. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning

Memulai model pembelajaran ini harus diawali dengan pembentukan


kelompokkelompok kecil yang menjalankan 7 langkah berikut:
a. Pemaparan konsep dan materi

Disini setiap anggota harus memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam
masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
berangkat dari cara memandang yang sama sehubungan dengan istilahistilah atau
konsep yang ada dalam masalah

b. Merumuskan masalah

Fenomena yang ada dalam masalah menuntu penjelasan hubungan-hubungan apa


yang terjadi diantara fenomena itu

c. Menganalisis masalah

Setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah


dimiliki anggota tentang masalah. Nantinya terjadi diskusi yang membahas
informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada
dalam pikiran anggota.

d. Menata gagasan secara sistematis

Bagian yang sudah berhasil dianalisa kemudian diperhatikan sejauh mana


keterkaitannya satu sama lain kemudian dikelompokkan, mana yang paling
menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.
e. Menformulasikan tujuan pembelajaran

Kelompok antinya merumuskan tujuan pembelajaran. Sebab, kelompok sudah tahu


pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas.

12
Tujuan pembejaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat

f. Mencari informasi tambahan dari sumber lain

Saat ini kelompok sudah tau informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya
tujuan pembejajaran Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu,
dan menemukan kemana akan dicari

g. Menggabungkan dan menguji informasi baru dan membuat laporan

Dari informasi baru yang didapatkan, kita diskusikan kembali dengan kelompok
untuk kemudian dari semua yang sudah dibahas disusun menjadi suatu laporan.
Laporan bisa berupa laporan tertulis, vidio, maupun karya fisik

h. Mempresentasikan hasil laporan

Setelah semua selesai, masing-masing kelompok diminta untuk mepresentasikan


hasil kerja kelompoknya

E. Kelebihan dan kekurangan problem based learning

Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning

Setiap pembelajatan yang diterapkan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan


masing-masing. Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan model
pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:

a. Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran

b. Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta


memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa

c. Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajarn siswa lebih meningkat

d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana mentransfer


pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata

e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan


barunya untuk bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan

f. Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi dilingkungan


sekitarnya

13
Kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran PBL juga memiliki beberapa


kekurangan yang sepertinya nampak dalam penerapan model pembelajaran
berbasis masalah:

a. Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat atau


tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan

b. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan model pembelajaran ini


cukup lama

c. Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka harus
berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari

2. PJBL (PROJECT BASED LEARNING)


A. Pengertian Project Based Learning
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Sadiki, A, Hakim N., 2017).

Model pembelajaran Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek


yaitu proses pembelaran yang memberikan penekanan pada pemecahan masalah
sebagai usaha kolaboratif dalam periode pembelajaran tertentu. Pembelajaran ini
dilaksanakan dengan melibatkan siswa pada tuigas-tugas kompleks dalam kelompok
pembelajaran klooperatif. Dengan demikian, siswa dimungkinkan untuk bekerja secara
mandiri dalam membentuk pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk yang
nyata (Nasrul Hakim, 2015).

Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis


proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa untuk dapat
memahami suatu konsep dengan melakukan investigasi mendalam tentang suatu
masalah dan menemukan solusi dengan pembuatan proyek.

14
B. Tujuan Project Based Learning
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya. Tujuan
project based learning, antara lain :

1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.


2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata.
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat
kelompok.

C. Ciri-ciri Project Based Learning


Ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center For Youth Development and
Education Boston (Muliawati, 2010:10) yaitu:

1. Melibatkan para siswa dalam masalah – masalah kompleks, persoalan – persoalan


dunia nyata, dimana pun para siswa dapat memilih dan menetukan persoalan atau
masalah yang bermakna
2. Para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan
perencanaan, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah saat mereka
menyelesaikan proyek.
3. Para siswa diharapkan mempelajari dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan
yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek.
4. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan
keterampilan pribadi pada saat mereka bekerja dalam tim kooperatif, maupun saat
mendiskusikan dengan guru.
5. Memberikan kesempatan bagi para siswa mempraktekan berbagai keterampilan
yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana
mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggung jawab, keterampilan
pribadi, belajra melalui pengalaman).
6. Menyampaikan harapan mengenai prestasi/hasil pembelajaran (ini disesuaikan
dengan standard an tujuan pembelajaran untuk sekolah/negara.

15
7. Melakukan refleksi yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang
pengalaman mereka dan menghubungkan pengalaman dengan pelajaran.
8. Berakhir dengan presentasi atau produk yang menunjukkan pembelajaran dan
kemudian dinilai (kriteria dapat ditentukan oleh para siswa).

D. Prinsip Project Based Learning


Menurut Thomas, pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip
dalam penerapan-nya, yaitu (Wena, 2011):
1. Centrality (keberpusatan)
Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
2. Driving question (berfokus pada pertanyaan atau masalah)
Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang
mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu
pengetahuan yang sesuai.
3. Constructive Investigation (investigasi konstruktif)
Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan
melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).
4. Autonomy (otonomi siswa)
Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai
problem solver dari masalah yang dibahas. Dalam problem solving siswa
belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk
memecahkannya (Sadiki, A, Hakim N., 2017).
5. Realisme (realisme)
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan
sikap professional.
Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan suatu pendekatan pengajaran yang
komperehensif dimana lingkunganbelajar siswa perlu didesain agar siswa dapat
melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik, termasuk pendalaman
materi pada mata topik pelajaran serta melaksanakan tugasnya dan beberapa
durasi,bukan sekedar rangkaian pertemuan kelas. Biasanya pembelajaran berbasis
proyek memerlukan tahapan. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau
unjuk kerja (Nasrul Hakim, 2015).

16
E. Langkah-langkah Project Based Learning
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. peserta didik diberikan tu-gas
dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan
proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini
mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri,
serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun
dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah untuk
dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu
pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang, membutuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan
siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.

2. Menyusun perencanaan proyek (design project)


Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan
demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek.

3. Menyusun jadwal (create schedule)


Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat jadwal untuk
menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3)
membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa

17
untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah
disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan
belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.

4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of
project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama
menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada
setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa.
Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan kegiatan yang penting.

5. Penilaian hasil (assess the outcome)


Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu
guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)


Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

F. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning


Menurut Boss dan Kraus, model pembelajaran ini memiliki kelebihan atau
keunggulan sebagai berikut (Abidin, 2007:170):
1. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.

18
2. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona
waktu.
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
4. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks
dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.

Selain keunggulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki kelemahan-


kelemahan sebagai berikut (Abidin, 2013:171):
1. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
2. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.
3. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
4. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
5. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
6. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
7. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
8. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.

19
9. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Secara umum siswa melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar
kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan
mensintesis informasi (Nasrul Hakim, 2015).

3. Discovery Learning
A. Pengertian Discovery Learning
Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik
untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran.
Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012, hlm.77) yang menyatakan
bahwa model pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan
sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan
perilaku.

Pengertian Discovery Learning Menurut Para Ahli :

1.Arends

Discovery Learning adalah model pembelajaran yang menekankan proses


pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar secara aktif
yang akan membimbing peserta didik untuk menemukan dan mengemukakan
gagasannya terkait topik yang dipelajari (Arends, 2015, hlm. 402).

2.Rusman

Model pembelajaran discovery learning didefinisikan oleh Rusman (dalam


Ertikanto, 2016) sebagai sebuah model pembelajaran yang mendukung seorang
individu atau kelompok untuk menemukan pengetahuannya sendiri berdasarkan dengan
pengalaman yang didapatkannya oleh setiap individu.

3. Daryanto dan Karim

Discovery learning adalah model mengajar yang dilaksanakan oleh guru dengan
cara mengatur proses belajar dengan sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan

20
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui dan sebelumnya dengan cara tidak
disampaikan terlebih dahulu akan tetapi siswa menemukannya secara mandiri
(Daryanto dan Karim, 2017).

4. Saefuddin dan Berdiati

Model Pembelajaran discovery learning didefinisikan sebagai proses


pembelajaran yang terjadi bila pembelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm.
56).

5. Richard

Menurut Richard dalam Roestiyah N.K. (2012, hlm. 20) Model pembelajaran
discovery learning ialah suatu cara mengajar yang melibatkan peserta didik dalam
proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca
sendiri dan mecoba sendiri, agar anak dapat belajar mandiri dengan cara
menemukannya sendiri.

B. Langkah Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Syah (2017, hlm. 243) langkah atau tahapan dan prosedur pelaksanaan
Discovery learning adalah sebagai berikut :

1.Stimulation (stimulus)

Memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan,


anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah

2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

Yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak


mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah)

3. Data collection (pengumpulan data)

21
Memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis

4. Data processing (pengolahan data)

Mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan

5. Verification (pembuktian)

Yakni melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau


tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing

6. Generalization (generalisasi),

Menarik sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

C. Contoh Penerapan Sintak Discovery Learning


Berdasarkan langkah-langkah di atas, berikut adalah contoh penerapan sintak model
pembelajaran discovery learning yang dapat dilampirkan pula pada RPP (K13).

No. Fase Kegiatan

Pembelajaran dimulai dengan guru mengajukan pertanyaan, contoh-


contoh atau referensi lainnya, dan penjelasan singkat yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Tahap ini berfungsi untuk menyiapkan
1. Stimulasi kondisi belajar yang dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan
ajar. Siswa dihadapkan dengan pertanyaan atau persoalan relevan untuk
menumbuhkan keinginan untuk menyelidiki dan mencari tahu sendiri
jawabannya.

22
No. Fase Kegiatan

Identifikasi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat


2.
masalah atau jawaban sementara terkait dengan topik pembahasan.

Siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi relevan


sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah jawaban sementara
3. Pengumpulan data yang mereka berikan sudah tepat atau belum. Hal ini dapat dilakukan
dengan membaca buku atau sumber daring, mengamati objek,
eksperimen, dll.

Siswa mengolah informasi yang telah didapatkan baik melalui


4. Pengolahan data
pengumpulan data, kemudian menafsirkannya.

Siswa mempresentasikan hasil pengolahan informasi kelompoknya di


5. Pembuktian depan kelas. Siswa yang lain diberikan kesempatan untuk memberikan
tanggapan, kritik dan saran, serta pertanyaan.

6. Generalisasi Guru menuntun siswa untuk menarik kesimpulan dari temuan, tafsiran,
dan pembuktian yang telah dipresentasikan untuk mendapatkan suatu

23
No. Fase Kegiatan

gambaran umum atau jawaban atas persoalan yang dihadapi dan disetujui
oleh setiap kelompok.

Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari bersama-sama oleh


siswa dan memberikan koreksi jika diperlukan serta rekomendasi dari
7. Penutup
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning


Tentunya sebagai produk ciptaan manusia, discovery learning memiliki kelebihan dan
kekurangan yang menyelimutinya. Menurut Hanafiah (2012, hlm. 79) kelebihan model
pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut.

1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan


keterampilan dalam proses kognitif.
2. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti
dan mengendap dalam pikirannya;
3. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat
lagi;
4. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan
minat masing-masing;
5. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan
sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat
terbatas.

Sementara itu, kelemahan model discovery learning menurut Hanafiah (2012, hlm. 79)
adalah sebagai berikut :

24
1. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan
berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Terkadang terhitung
sangat sulit untuk mewujudkannya.
2. Dalam keadaan di kelas gemuk atau yang memiliki jumlah siswa terlalu banyak, maka
metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. Guru akan kesulitan untuk
benar-benar memperhatikan proses pembelajaran setiap murid.
3. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode
discovery learning ini akan mengecewakan.
4. Ada kritik yang menyatakan bahwa bahwa proses dalam model discovery terlalu
mementingkan proses pemahaman saja, sementara perkembangan sikap dan
keterampilan siswa dikhawatirkan kurang menjadi sorotan.

Tujuan Model Pembelajaran Discovery Learning

Bell (dalam Hosnan, 2014, hlm. 284) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari model
pembelajaran discovery learning, yakni sebagai berikut.

1. Dalam discovery learning siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan lapangan juga menunjukkan bahwa partisipasi banyak siswa
dalam pembelajaran meningkat ketika model pembelajaran ini digunakan.
2. Melalui pembelajaran dengan discovery learning, siswa belajar menemukan pola dalam
situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi
tambahan yang diberikan.
3. Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan
tanya jawab sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan pengetahuan.
4. Pembelajaran dengan discovery learning membantu siswa membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mengaplikasikan
ide-ide orang lain.
5. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan,
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui discovery learning lebih
bermakna. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam

25
beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam
situasi belajar yang baru pula.

E. Ciri Ciri Model Pembelajaran Discovery Learning


Tentunya melalui karakteristiknya yang unik dan diklasifikasikan sebagai model
pembelajaran khusus, discovery learning akan memiliki penanda atau ciri yang menjadikannya
berbeda dengan model pembelajaran lain. Hosnan (2014, hlm. 284) menyatakan bahwa ciri
utama pembelajaran menemukan atau discovery leraning adalah sebagai berikut.

1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan


menggeneralisasi pengetahuan.
2. Pembelajarannya berpusat pada siswa.
3. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah mapan.

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat dIsImpulkan bahwa Problem based learning (PBL)
atau pembelajaran berbasis masalah adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan. Tujuan yang ingin dicapai
PBL adalah kemampuan siswa dalam berfikir kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk
menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secata empiris dalam rangka
menumbuhkan sikap ilmiah. Model pembelajaran PBL merupakan salah satu metode
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi (HOTS).

model pembelajaran Project Based Learning adalah pembelajaran yang


menitikberatkan pada aktifitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan
investigasi mendalam tentang suatu masalah dan menemukan solusi dengan pembuatan
proyek.

Langkah-langkah pembelajaran ini peserta didik diberikan tugas dengan


mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang
realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya
kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis
pada peserta didik.

Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk
menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Penjelasan
tersebut senada dengan pendapat Hanafiah (2012, hlm.77) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

27
B. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

28
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nasrul. 2015. PENERAPAN PROJECT-BASED LEARNING DIPADU GROUP


INVESTIGATION UNTUK MENINGKAKAN MOTIVASI, DAN HASIL BELAJAR
MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH
MALANG. Jurnal biodik. Volume 1 nomor 1:hal 1-11

Hakim, N., dkk. 2020. Manual Book Biology Scientific Camp: Developing Character
Education Based On Outdoor Approach. Jurnal ilmiah pendidikan biologi. Vol.6 No 1
march 2020. Hal 12-22

Sadikin, A., Hakim, N. (2017). Dasar Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi. Salim Media
Indonesia

Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.

Hakim, Nasrul. 2015. Penerapan Project-Based Learning dipadu Group Investigation untuk
Meningkatkan Motivasi, dan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadyah Malang. Jurnal BIODIK, Vol.1, No.1

Kemdikbud. 2013. Model Pengembangan Berbasis Proyek (Project Based Learning).


http//www.staff.uny.ac.id

NYC Department of Education. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School


Students to Engage in Deep and Active Learning. New York.

Winastwan, Gora dan Sunarto. 2010. Pakematik Strategy Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK.
Jakarta: Flex Media Komputindo.

Arends, R. I. (2015). Learning to teach (10th ed). New York: McGraw-Hill International

Edition.

Daryanto, Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Ertikanto, C. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademi.

Hanafiah, N. (2012). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: Rafika Aditama.

29
Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

N.K. Roestiyah (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Saefuddin, A. & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Syah, M. (2017). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

30

Anda mungkin juga menyukai