Makalah DELPHIMETHOD

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

DELPHI METHOD

Oleh

Arlin Adam

Pengertian

Delphi method merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk
mendapatkan opini dari para ahli tentang suatu fenomena tertentu. Metode ini biasa
digunakan ketika informasi yang tersedia tentang suatu fenomena tidak tersedia secara
lengkap dan berupaya mengumpulkan pandangan ahli dari berbagai perspektif.

Syarat pemilihan ahli oleh peneliti menurut Adler & Ziglio, 1996, sekurang-kurangnya
memenuhi empat kriteria;

1. Memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang isu yang sedang diinvestigasi.


2. Mempunyai kapasitas dan kemauan yang tinggi untuk berpartisipasi.
3. Mempunyai waktu yang cukup untuk berpartisipasi dalam teknik Delphi.
4. Mempunyai kemampuan dalam teknik komunikasi.

Dalam pengumpulan opini ahli, seorang peneliti mengelompokkan para ahli (experts)
kemudian melakukan pengumpulan pendapat melalui pengembangan kuesioner secara
bertahap. Biasanya tahapan pengembangan kuesioner dilakukan dalam 3 ronde, dimana
kuesioner yang dikembangkan berdasarkan dari jawaban-jawaban yang diberikan pada
isian kuesioner ronde sebelumnya. Pada ronde yang ketiga (tahapan akhir), peneliti
kemudian melakukan verifikasi dan generalisasi yang biasanya diformulasi dalam bentuk
consensus.

Perlu diketahui, bahwa jumlah putaran (ronde) diskusi relatif tergantung dari apakah
konsensus diantara para ahli sudah dapat dirumuskan atau belum. Namun demikian,
dalam beberapa pengalaman penelitian dengan metode Delphi, jumlah ronde yang paling
sering sebanyak 3 putaran.

Metode ini juga dapat digunakan sebagai alat dalam meramalkan peristiwa yang dapat
terjadi dimasa yang akan datang. Dengan mempertimbangan pendapat atau opini ahli,
peneliti dapat meramalkan situasi yang akan terjadi. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan pengambilan keputusan yang tepat dalam mengantisipasi suatu
permasalahan yang akan terjadi.

Metode delphi berangkat pada suatu asumsi bahwa kumpulan penilaian dan
kebijaksanaan dari berbagai ahli, lebih baik dari pada ramalan dan estimasi dari satu ahli
saja. Dengan demikian, dalam definisi lain, metode Delphi dapat juga berarti sekumpulan

Arlin_adam_delphi method 1
penilaian dan kebijaksanaan dari bebeberapa ahli yang bertujuan untuk mengestimasi dan
meramalkan suatu kejadian.

Dalam metode kuantitatif, analisis kejadian untuk masa yang akan datang biasanya
menggunakan metode cohort. Bedanya ada pada cara informasi itu ditemukan, namun
keduanya dapat dipergunakan sebagai metode penelitian untuk tujuan estimasi.

Pengertian lain tentang metode ini dijelaskan oleh Helmer (1977) bahwa delphi method
merupakan proses sistematis untuk mengumpulkan dan menyaring informasi dari suatu
kelompok ahli melalui pengembangan kuesioner berseri dengan opini yang dapat
dikontrol dan menfasilitasi formulasi dari penilaian kelompok.

Berdasarkan definisi Helmer, dapat dijelaskan bahwa Delphi method merupakan upaya
sistematis mengumpulkan opini para ahli secara berkelompok yang difasilitasi oleh
peneliti. Sifat peneliti sebagai fasilitator hampir sama dengan metode penelitian
participatory yang marak dikembangkan dewasa ini.

Makna

Elaborasi pengertian diatas menghasilkan sejumlah pemaknaan tentang metode Delphi


sebagai salah satu metode kualitatif. Setidaknya, pemaknaan ini merupakan perspektif
dari penulis makalah yang berangkat dari hasil kajian berbagai literature terkait dengan
penggunaan jenis metode ini.

Pertama, terdapat kepercayaan ilmiah dari berbagai ahli bahwa opini yang diberikan
terhadap suatu focus penelitian adalah suatu keniscayaan. Kepercayaan ini berkembang
dari pemahaman yang mendalam terhadap kemampuan ahli dalam menganalisis dan
memahami secara komprehensif suatu masalah.

Kemampuan intelektual dan sensitivitas yang dipunyai oleh ahli/pakar menjadi modal
kepercayaan yang kuat terhadap setiap tanggapan yang diberikan. Biasanya seorang ahli
pada bidang tertentu sudah mendalami dengan teliti dan menguasai secara cermat bidang
yang digelutinya. Karena itu, apa yang disampaikan dianggap sebagai suatu postulat,
bahkan mungkin suatu kebenaran.

Metode delphi semakin kuat kepercayaannya terhadap ahli, karena pendapat atau opini
yang dikumpulkan berasal dari banyak pemikiran dengan perspektif yang berbeda.
Kesimpulan yang digeneralisasi dianggap sebagai suatu pemikiran yang bersifat
komprehensif dan kemampuan predictible.

Makna kedua metode delphi ini adalah adanya proses transformasi pendapat atau ide dari
ahli yang satu dengan ahli yang lainnya. Proses transformasi ini akan menguatkan akan
melemahkan pendapat sebelumnya atau opini dari satu ahli akan mempengaruhi opini
ahli lainnya.

Arlin_adam_delphi method 2
Makna ini dijelaskan oleh teknik diskusi kelompok yang dilakukan secara bertahap
dimana tahapan berikutnya merupakan pengembangan dari tahapan sebelumnya. Pada
tahapan kedua diskusi, para ahli diberikan kebebasan untuk mengubah opini berdasarkan
kesimpulan sementara opini-opini yang dihasilkan pada diskusi pertama. Begitulah
prosesnya berulang-ulang dilakukan sampai mendapatkan konsensus.

Penjelasan makna lainnya menurut konteks teknik pengumpulan opini ini adalah metode
delphi sesungguhnya merupakan proses komunikasi kelompok yang dapat menghasilkan
nilai-nilai pembelajaran sesama. Sudut pandang yang berbeda merupakan ruang
perdebatan positif yang dapat menambah wawasan para ahli terhadap suatu fenomena.
Umumnya proses komunikasi efektif dalam membangun sikap-sikap tertentu dan
memiliki kemampuan untuk menghasilkan kesepakatan bersama. Dengan demikian
keluaran yang akan dicapai oleh metode delphi berupa konsensus memang sangat tepat
jika menerapkan prinsip komunikasi kelompok.

Proses komunikasi sebagaimana lazimnya mempunyai beberapa unsur komunikasi


diantaranya pesan, saluran, komunikator, komunikan, dan feedback/umpan balik. Unsur
yang terakhir komunikasi dalam hal ini feedback merupakan ciri spesifik dari metode
delphi yang memberikan makna tertentu pula.

Teknik feedback mengandung makna penghargaan atas kerja atau partisipasi dari
responden dalam suatu penelitian. Ada banyak kegiatan penelitian yang hanya
menerapkan metode komunikasi satu arah. Responden biasanya dilibatkan hanya pada
saat pengumpulan data, namun tahapan berikutnya penelitian, hampir tidak pernah lagi
responden terlibat.

Pengembalian pendapat responden pada metode delphi menandakan adanya keterlibatan


penuh pada kegiatan penelitian. Hal ini dapat membangkitkan gairah responden untuk
memberikan jawaban-jawaban yang jujur karena menganggap bahwa diri mereka menjadi
subyek penelitian yang dapat memberi arti terhadap suatu perubahan. Sederhananya,
secara psikis, menanggapi respon orang lain merupakan penghargaan akan harkat dan
martabat manusia sebagai manusia yang memiliki kemampuan eksistensial.

Makna lain dapat diterjemahkan melalui keterlibatan aktif responden tersebut yang dapat
diartikan sebagai suatu model penelitian participatoris. Paradigma participatoris semakin
eksis digunakan pada saat ini seiring dengan perubahan paradigma pembangunan yang
meletakkan civil society sebagai episentrum proses pembangunan nasional dan daerah.

Dalam metode penelitian yang bersifat participatoris, pengumpulan data melibatkan


kerjasama aktif antara pengumpul data dan responden. Pertanyaan-pertanyaan umumnya
tidak dirancang secara kaku, melainkan hanya garis-garis besarnya saja. Topik-topik
pertanyaan bahkan dapat muncul dan berkembang berdasarkan proses tanya-jawab
dengan responden.

Terdapat banyak teknik pengumoulan data yang bersifat participatoris selain delphi
method diantaranya;

Arlin_adam_delphi method 3
a. Penelitian dan aksi participatoris (participatory research and action). Metode
yang terkenal dengan istilah PRA (participatory rural appraisal), ini merupakan
alat pengumpulan data yang sangat berkembang dewasa ini. PRA terfokus pada
proses pertukaran informasi dan pembelajaran antara pengumpul data dan
responden. Metode ini biasanya menggunakan teknik-teknik visual sebagai alat
penunjuk pendataan, sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta
huruf) berpartisipasi. Bedanya dengan delphi method, partisipasi berasal dari para
pakar atau ahli, sedangkan PRA ditujukan untuk menangkap informasi dari
masyarakat biasa atau yang sedang terpapar dengan permasalahan dari berbagai
dimensi kehidupan.
b. Stackholder analysis. Analsis terhadap para peserta atau pengurus suatu program
baik secara individual maupun secara kelompok mengenai isu-isu yang sedang
terjadi di lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-
kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan. Metode ini
digunakan terutama untuk menentukan apa masalah dan kebutuhan suatu
organisasi, kelompok, atau masyarakat setempat.
c. Beneficiary assesment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan
konsultasi secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial. Tujuan utama
pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan hambatan-
hambatan partisipasi, merancang inisiatif-inisiatif pembangunan, dan menerima
masukan-masukan guna memperbaharui sistim dan kualitas pelayanan serta
kegiatan pembangunan.
d. Monitoring dan evaluasi partisipatoris (participatory monitoring and evaluation).
Metode ini melibatkan anggota masyarakat dari berbagai tingkatan yang
bekerjasamamengumpulkan informasi, mengidentifikasi, dan menganalisis
masalah, serta melahirkan rekomendasi-rekomendasi.

Beberapa jenis participatory research diatas memiliki kesamaan makna dengan Delphi
method tentang interaksi mendalam antara peneliti dan responden dimana pengembangan
intrumen penelitian sangat kondisional, tergantung dari dinamika lapangan yang sedang
dihadapi.

Makna terakhir yang bias dijelaskan pada Delphi method adalah hasil penelitiannya bias
dipergunakan untuk meramalkan kejadian yang akan datang. Sifatnya yang futuristic
sering menjadi dasar pilihan bagi kalangan bisnis dalam memprediksi dan mengestimasi
keinginan dan kebutuhan pasar. Begitupun juga kalangan militer dapat menggunkannya
dalam menentukan taktik dan strategi pertahanan terhadap para teroris. Sama halnya
dengan kalangan medical and public health dapat menggunakannya untuk menentukan
arah dan perkembangan serta trend kejadian penyakit yang menentukan status dan derajat
kesehatan masyarakat, dan lain-lainnya.

Ramalan yang dihasilkan dengan Delphi method bukanlah ramalan yang biasa
dipergunakan oleh paranormal tanpa analisis ilmiah. Pendekatannya dalam
mengumpulkan opini dan melakukan analisis melalui tahapan diskusi merupakan alas an
yang kuat untuk mempercayai ramalan-ramalan yang dimunculkan. Sebagai suatu

Arlin_adam_delphi method 4
pendekatan peneitian, tentu metode ini memiliki prosedur dan prinsip yang bersifat
imliah pula.

Pemaknaan lainnya dapat ditelusuri melalui tulisan Gregory J. Skumolsky tentang The
Delphi Method for Graduate Research yaitu:

1. Memperkenankan partisipan untuk secara bebas mengekspresikan opininya tanpa


tekanan social yang tidak pantas karena sifatnya yang anonymous.
2. Memperkenankan partisipan untuk menyaring atau memperhalus sudut
pandangnya setelah menyimak perkembangan opini dari kelompok diskusi
putaran demi putaran.
3. Menginformasikan partisipan tentang perspektif dari partisipan lainnya dan
menyediakan kesempatan untuk mengklarifikasi atau mengubah sudut
pandangnya.
4. Memperkenankan analisis data dan interpretasi dapat dikombinasikan dengan
metode kuantitatif.

Perkembangan

Delphi method dikembangkan sejak tahun 1950 oleh perusahaan RAND, Santa Monica,
California pada sebuah penelitian operasional. Istilah diambil dari sabda Dewa Delphic,
sebagaimana Woudenberg (1991) menyebutkan bahwa nama ”Delphi” secara sengaja
diciptakan oleh Kaplan, seorang Guru Besar filosofi UCLA yang bekerja pada
perusahaan RAND dalam upaya penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan prediksi ahli dalam membuat kebijakan.

Kaplan merujuk pada prinsip sabda dewa sebagai ramalan yang tidak pernah salah,
sebuah pernyataan yang berarti tidak memiliki sifat menjadi ”benar” atau ”salah”. Karena
itu, delphi pada metode ramalan modern nampak lebih dari sekedar nama sederhana.

Cerita delphi sebagai dasar inspirasi ilmuwan dalam memformulasikannya menjadi suatu
metode ramalan diawali dari kuil delphi dan sabdadewa-dewa yang telah ada sebelum
sejarah mencatatnya. Berkat arkeolog dan sejarawan, kita memiliki pengetahuan yang
luas dalam hal fungsi dan peranan serta keuntungan dari sabda dewa. Selama ribuan
tahun catatan sejarah Yunani Kuno dan sejarah lainnya, banyak duta besar kenegaraan
datang pada Delphi untukmeminta nasehat dan menyebut Pythia, sebagai seorang Nabi.
Petuahnya diambil untuk mengungkap perintah-perintah Tuhan. Petuah ini biasanya tidak
bertujuan untuk meramalkan masa depan. Fungsi dari Pythia ini adalah untuk
mengatakan tujuan yang bersifat ketuhanan dengan cara-cara yang berdasarkan norma
untuk membentuk peristiwa-peristiwa ke depan (futuristik).

Satu hal yang harus di pertimbangkan adalah bahwa biara Delphi merupakan satu dari
sekian pusat di bumi dimana pengetahuan terhimpun, di ambil dan dipelihara. Informasi
yang datang dari duta besar melalui pertanyaan–pertanyaan mereka beserta jawaban-
jawabannya ditulis pada piringan besi atau batu, sebagian dari tulisan-tulisan itu

Arlin_adam_delphi method 5
ditemukan oleh para arkeolog. Kuil tersebut merupakan tempat pengetahuan, atau, bisa
dikatakan, sabda dewa Delphic, mungkin bisa dikatakan sebagai database terbesar di
jaman kuno.

Analisis arkeolog memandang bahwa petuah dari Pythia dengan para pendeta merupakan
pengetahuan yang digunakan dan disebarkan dengan tujuan menjadikan kehidupan dunia
menjadi lebih baik.

Setidaknya pada periode awal di Yunani, agama menjadi sumber dari segala aspek
kehidupan. Terdapat masa dimana hanya sedikit ilmu yang tidak menjadikan nasehat
Apollo sebagai bahan acuan (Parke/Wormell 1956). Tidak diragukan lagi, bahwa sabda
dewa bertindak sebagai juru pemisah yang bersifat internasional. Sabda dewa ada
bersama dengan naiknya kebudayaan Hellenisme yang cukup banyak berpengaruh.
Pantas saja, seorang saksi pada masa itu, Socrates, sekitar 400 tahun sebelum masa kita,
menghakimi : “Kenabian di Delphi merubah banyak hal-hal baik berubah menjadi
partikelir dan hubungan masyarakat Negara kita (Socrates ca. 400 SM).

Pada gambar 1, sebagai sebuah penjelasan dari “pohon silsilah” perkembangan Delphi,
langkah besar diambil melalui penulisan kronologis setiap peristiwa tentang eksistensi
penerapan delphi method di seluruh dunia.

Sebagaimana telah disebutkan terdahulu bahwa pertama kali delphi method diterapkan
oleh perusahaan RAND setelah tahun 1948. Pada tahun 1964, untuk pertama kalinya
survey besar-besaran mengenai delphi pada sektor masyarakat dilakukan
(Gordon/Helmer 1964). Tidak lama setelah ini, negara terdepan yang mengembangkan
teknik delphi dengan aplikasi yang lebih luas dipegang oleh Negara Jepang.

Negara Jepang memulai pengembangan teknik delphi terhadap sistim tekhnologi tepat
setelah negara-negara barat mengalami kesuksesan. Banyak faktor-faktor kesuksesan
yang dialami mengenai peristiwa ini dan satu diantaranya adalah adaptasi terhadap studi
ramalan yang besar diakhir tahun 1960.

Di Jepang, metode delphi digunakan untuk kegiatan-kegiatan ramalan dan institusi ilmu
pengetahuan dan teknologi memulai studi berskala besar tentang pengetahuan dan
teknologi masa depan pada tahun 1969. Sebelumnya, dalam usaha-usaha yang bersifat
sistematis, ramalan diambil dari Amerika Serikat. Kendati studi besar delphi untuk
pertama kali tidak memberikan gambaran hasil yang tepat tentang ramalan harga minyak,
masyarakat Jepang tetap melanjutkan teknik delphi itu setiap 5 tahun. Kelanjutan
pemakaian teknik delphi lebih ditujukan untuk meng-up date data tentang masa depan.
Pada tahun 1997, studi ke-6 selesai dilakukan, studi ke-7 dipublikasikan pada tahun 2001,
yang ke-8 saat ini sedang dalam proses persiapan.

Dengan adanya kebangkitan metode ramalan secara umum dan berkembangnya


kemungkinan-kemungkinan untuk menerapkan berbagai pilihan oleh para pelaku delphi,
teknik delphi mendapatkan modifikasi-modifikasi di Eropa dengan perbedaan-perbedaan
dalam pengaplikasiannya. Dengan gelombang besar yang terjadi pada ramalan tentang

Arlin_adam_delphi method 6
pemerintahan berskala besar di Eropa, institusi-institusi pemerintahan Jerman dan
Belanda dan badan-badan yang sejenis mulai mencoba menerapkan teknik delphi diikuti
oleh Prancis dan Inggris tidak lama kemudian.

Di Jerman memulai fase pembelajaran penerapa teknik delphi yang diadopsi berdasarkan
pengalaman aplikasi dari Negara Jepang. Selanjutnya, Negara Prancis mengikuti
penerapan teknik delphi dengan menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh
Negara Jerman. Tak satupun negara-negara ini menggunakan teknik delphi sebagai satu-
satunya cara yang tepat, melainkan melakukan kombinasi beberapa metode dalam
meramalkan suatu kejadian. Pada kerjasama Jepang dan Jerman, metodologi gabungan
dicapai dan menghasilkan kerangka metodologis yang disebut sebagai ”mini-delphi”.

Pada tahun 1995, Negara Jepang melanjutkan studi delphi tahun ke-6 dengan mencoba
melakukan modifikasi-modifikasi model berdasarkan pengalaman kerjasamanya dengan
Jerman pada pengembangan mini-delphi. Tahun 1996, Negara Jerman juga melanjutkan
studi delphi, namun pada kali ini Jerman melakukannya secara komprehensif. Pada tahun
ini juga, studi delphi mulai menyebar ke beberapa negara lainnya seperti Austria, Afrika
Selatan, dan Hungaria. Mulai tahun 1999 proses penggunaan delphi method berlangsung
terus menerus dan dipakai di negara-negara lainnya.

Perkembangan delphi method secara kronologis seperti yang dijelaskan di atas, secara
skematik dapat digambarkan pada bagan di bawah ini:

Arlin_adam_delphi method 7
600 Oracle, Delphi
Yunani Kuno

1950 Studi pertama kali dalam penelitian militer

1964 Studi Delphi komprehensif di Amerika Serikat

1970
Studi Delphi pertama kali di Jepang

1990

1991

1992 Studi Delphi komprehensif - Korea Utara


pertama kali di Jerman, 1993 - Francis
1993

1994 Studi kerjasama Delphi mini


Jepang dan Jerman

1995
Studi Delphi Jepang Tahun keenam
1996
Studi Delphi komprehensif Austria
1997 Jerman yang kedua Afrika Selatan
Hungaria
1998
Proses pengembangan
1999 berlanjut terus Negara lain

Gambar 1: Perkembangan delphi method secara kronologis

Arlin_adam_delphi method 8
Delphi method mulai dieksiskan oleh masyarakat bisnis Amerika dan sejak saat itu
diterima secara luas di seluruh dunia dalam berbagai sector industri, termasuk perawatan
kesehatan, departemen pertahanan, pebisnis, pendidikan, teknologi informasi, transportasi
dan teknik.

Metode

Sebelum menguraikan lebih detail metode penggunaan delphi method, terlebih dahulu
digambarkan substansi delphi method dalam kerangka penelitian, begitupun juga
karakteristik metode ini penting dijadikan kerangka berpikir dalam memahami metode
delphi lebih sistematis.

Substansi metode delphi dalam penelitian adalah:

- Delphi merupakan survey ahli dalam dua atau lebih putaran (ronde)
- Dimulai dari putaran kedua saat feed-back dimunculkan dimana feedback
tergantung dari putaran sebelumnya.
- Para ahli yang sama menilai perihal yang sama. Proses ini akan dipengaruhi oleh
pendapat dari ahli lainnya.

Sedangkan karakteristik delphi method menurut Hader & Hader, 1995 meliputi:

- Isi dari studi delphi selalu mengenai isu dimana pengetahuan yang belum utuh
dan belum pasti tersebut muncul. Termasuk, jika isu tersebut menyediakan
berbagai alteratif pengambilan keputusan.
- Delphi merupakan proses pengambilan keputusan dengan aspek yang tidak pasti.
Orang yang terlibat dalam studi delphi hanya berperan memperkirakanatau
meramalkan.
- Bagi para ahli yang terlibat yang memiliki dasar pengalaman dan pengetahuan,
diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian dengan cara yang lebih
kompoten. Selama putaran berlangsung, para ahli berkesempatan untuk
mengumpulkan informasi baru sebanyak mungkin.
- Untuk menghindari proses psikologis dalam hubungan komunikasi, penggunaan
model matematis harus ditekankan.
- Delphi mencoba untuk melakukan pembentukan akan opini kejadian masa depan.
Termasuk juga menghancurkan prediksi-prediksi masa depan yang sudah ada
sebelumnya.

Seperti yang sudah disebutkan terdahulu, metode penggunaan biasanya digabungkan


dengan metode lainnya, khususnya pada saat merumuskan topik-topik yang menjadi
fokus penelitian. Bahkan, bisa dikombinasikan dengan metode workshop guna membahas
kemungkinan masa depan.

Sebelum memulai penggunaan teknik delphi, beberapa pertanyaan harus dijawab terlebih
dahulu oleh seorang peneliti, diantaranya:

Arlin_adam_delphi method 9
- Apa tujuan penelitian?
- Berapa banyak sumber daya yang dimiliki (tenaga, uang, dan waktu, dan
lainnya)?
- Apakah teknik delphi merupakan pilihan terbaik?
- Bagaimana peneliti merumuskan pernyataan-pernyataan?
- Apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian?

Rentetan pertanyaan diatas mengawali proses pelaksanaan delphi. Jika jawaban yang
tersedia memantapkan penelitian ke arah penggunaan teknik delphi, maka peneliti dapat
melakukan langkah-langkah penelitian selanjutnya.

Saat metode delphi akan dikembangkan, secara detail dimulai dengan tahap pembentukan
steering commitee dan tim manajemen yang memiliki kapasitas yang sesuai untuk
kepentingan proses. Steering commitee ini kemudian disebut sebagai panel ahli.

Tahapan selanjutnya adalah panel ahli, menyiapkan dan merumuskan pernyataan-


pernyataan yang mendukung, kecuali diputuskan tim manajemen yang melakukannya.
Keseluruhan prosedur harus selesai pada saat itu juga, termasuk merancang kuesioner
dalam bentuk file elektronik atau rentetan pertanyaan tertulis.

Kuesioner yang telah diolah kemudian dianalisis dengan cara melakukan kompilasi
informasi dari panel tentang topik penggalian. Hasil analisis tersebut kemudian
dikembalikan/feedback kembali kepada ahli dalam mengubah atau menguatkan pendapat
sebelumnya. Tahapan ini berlangsung terussampai medapatkan konsensus.

Poin-poin penting dalam penerapan metode delphi yang sering menjadi tahapan kritis
untuk analisis akan dijelaskan dibawah ini:

a. Bagaimana merumuskan topik

Jika penyusunan sudah dirumuskan secara kasar, selanjutnya tim delphi


hendaknya segera diputuskan. Pengambilan keputusa tentang tim yang akan
direkrut tergantung dari rumusan topik yang sudah diformulasi sebelumnya.

Selalu ada kemungkinan untuk menambah atau membuang atau mengubah topik
yang telah diputuskan. Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan topik
yang dirumuskan harus jelas dasar penyusunannya.

Cara termuda menyusun topik melalui kajian literatur atau kajian hasil survey
yang sudah ada. Cara lainnya yang lebih kreatif adalah dengan membentuk
kelompok-kelompok kerja yang bertugas menyusun dan merumuskan topik.
Lazimnya, banyak ahli sering menambah topik dibandingkan dengan
menguranginya, oleh karena itu, diperlukan proses menyaring topik dua hingga
tiga kali.

Arlin_adam_delphi method 10
Topik-topik hendaknya dirumuskan untuk menghindari kesalahpahaman.
Perumusan topik juga berguna untuk menghindari penafsiran ganda yang dapat
menimbulkan interpretasi jawaban sangat bervariasi yang menyulitkan peneliti
dalam melakukan formulasi hasil. Topik-topik ini juga harus sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan penelitian agar dapat terjawab berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan sebelumnya.

b. Mengembangkan kriteria

Tahapan ini tergantung dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, namun


terkadang kriteria atau pertanyaan utama selalu mengenai perkiraan waktu dan
realisasi. Kriteria lainnya adalah penilaian validitas sampel dan pengukuran
sendiri berdasarkan keahlian sampel.

Dibawah ini merupakan contoh studi nasional delphi yang dilakukan di Negara
Jerman pada tahun 1998 dan di Jepang pada pelaksanaan delphi yang ke-5:

Kriteria-kriteria mana yang dianggap memiliki kepentingan yang kuat:

- perluasan pengetahuan manusia


- ekonomi
- pengembangan masyarakat
- solusi dari permasalahan lingkungan
- lapangan kerjadan ketenagakerjaan
- ataukah hal-hal itu tidak penting?

Kriteria yang lain dapat juga dikembangkan seperti:

- Apakah keahlian responden pada topik tersebut?


- Bagaimana tingkat perhatian responden pada pekerjaan tersebut (tinggi,
sedang, rendah)?
- Ukuran-ukuran apa yang harus dipakai? Disini beberapa pilihan bisa diajukan
seperti pendidikan yang lebih baik, menambah dukungan finansial,
memperbaiki sistim politik, dan lain-lain.

Kriteria yang telah dibuat dan disepakati selanjutnyamenjadi acuan untuk


mengembangkan atau menyusun kuesioner.

c. Penyusunan kuesioner

Pada saat menyusun kuesioner, sangatlah penting untuk mempertimbangkan lebih


awal tentang bagaimana memberikan feedback pada peserta atau responden pada
putaran kedua. Cara yang paling lazim digunakan adalah membuat presentase atau
grafik yang sudah terakumulasi menurut kuesioner pada putaran pertama. Namun,
cara ini terkesan memberikan banyak sekali informasi kepada responden yang
cenderung membingungkan. Karena itu, cara penyajian akumulasi hasil pada

Arlin_adam_delphi method 11
ronde pertama untuk dishare di ronde berikutnya sering memanfaatkan
kemampuan komputerisasi dalam menyajikan hasil-hasil yang lebih kreatif.

d. Pengumpulan data dan feedback

Kuesioner dibuat dalam bentuk file elektronik kemudian dikirimkan ke masing-


masing ahli yang sudah memenuhi kriteria responden yang ditetapkan
sebelumnya. Antara ahli yang satu dengan ahli yang lainnya tidak saling
mengenal. Ini merupakan kekuatan otonomi yang memberi peluang kepada
responden untuk secara bebas menginterpretasi setiap opini yang sudah dihasilkan
pada putaran-putaran sebelumnya.

Setelah kuesioner diisi oleh para ahli, selanjutnya ahli mengirimkan kembali
kepada peneliti untuk dilakukan analisis awal dengan cara mengkompilasi opini-
opini yang masuk. Pada tahapan ini, seorang ahli dituntut keseriusan dalam
melibatkan dirinya pada teknik delphi, karena kelihatannya responden tidak hanya
memberikan opininya akan tetapi mereka juga harus mengerjakan hal-hal teknis
berupa pengiriman pendapat melalui internet.

Kelompok peneliti selanjutnya menganalisis dan menggabungkan setiap opini dari


ahli dan menyajikannya secara komrehensif. Hasil penyajian ini dianggap sebagai
hasil sementara yang selanjutnya dikirimkan kembali kepada setiap responden
untuk ditanggapi. Tahapan ini disebut pemberian feedback.

Opini awal satu orang ahli kemungkinan mengalami perubahan setelah melihat
opini-opini yang berkembang dari ahli lainnya tentang suatu topik tertentu.
Kemungkinan lain juga, seorang ahli berusaha mempertahankan pendapatnya
dengan mengajukan berbagai alasan ilmiah terhadap opini yang sudah diberikan
pertama kali. Proses inilah yang membuat teknik delphi dapat dilakukan secara
berulang-ulang sampai sebuah konsensus ditemukan.

e. Analisis hasil

Dihampir semua survey delphi, analisis kuantitatif dan kualitatif sering menjadi
model analisis data. Metode kuantitatif menyajikan kecenderungan masalah
menurut ukuran statistik, sedangkan metode kualitatif unggul dalam menganalisis
pernyataan-pernyataan responden tentang topik penelitian.

Analisis kualitatif biasanya menggunakan metode kategorisasi dengan cara


mengelompokkan setiap pernyataan-pernyataan yang memiliki kesamaan makna.
Kategorisasi ini kemudian diurutkan guna menempatkan kategori yang sifatnya
prioritas atau dominan atau sering muncul pada sekian banyak ahli yang menjadi
responden. Hasil kategorisasi ini selanjutnya dapat menjadi acuan dalam
merumuskan topik tunggal dan memperdalamnya melalui proses wawancara.

Arlin_adam_delphi method 12
Bentuk analisis kualitatif lainnya adalah pemetaan opini guna melihat keterkaitan
opini yang diberikan terhadap isu tertentu. Teknik pemetaan ini dapat
mengidentifikasi determinasi suatu masalah yang mengakibatkan masalah-
masalah lainnya. Sederhananya, masalah primer akan mudah digambarkan dengan
mengamati pemetaan pernyataan dari para responden.

Analisis kualitatif selain yang disebutkan di atas biasa juga digunakan analisis
tingkat kepentingan. Asumsi dari jenis analisis ini bahwa kepentingan seorang
ahli terhadap isu akan mempengaruhi tingkat pemberian jawabannya di kuesioner.
Karena itu, analisis kepentingan ini akan mempertimbangkan situasi atau latar
yang dimiliki ahli, berikut tingkat kepentingannya terhadap isu tersebut.

f. Pemanfaatan hasil studi delphi

Menyediakan hasil-hasil studi survei dalam bentuk informasi mengenai masa


depan selalu dirasakan sudah lebih dari cukup. Namun bagaimana hasil
selanjutnya dapat digunakan? Pertanyaan kritis ini sering menjadi kekhwatiran
karena dalam beberapa kasus, banyak ditemukan kendala dalam memanfaatkan
hasil delphi ini, diantaranya:

- mengajukannya secara bersama antara peneliti dan pengambil kebijakan.


Proses ini terkadang sulit karena alasan keterbatasan waktu. Bias dapat
muncul saat pengambil keputusan tidak memahami secara komprehensif hasil
mengenai informasi masa depan sebagai konstruksi delphi method.
- Menyambungkan kebutuhan pengguna/masyarakat dengan konsep metodologi
awal. Kebutuhan masyarakat sangat dinamis dan cenderung berubah-ubah
pada satu sisi dan hasil delphi yang memakan waktu cukup lama, metodologi
awalnya mungkin sudah tidak sesuai lagi dengan spirit zaman pada sisi
lainnya. Sehingga memerlukan upaya untuk menyambungkan kembali
kebutuhan pengguna dengan ketepatan metodologi awal yang digunakan. Hal
ini dilakukan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap validitas
hasil yang dicapai.
- membangun mekanisme transfer. Seperti diketahui bahwa terdapat
kemungkinan para pengambil keputusan tidak memahami proses metodologis
delphi yang berakibat atas bias interpretasi hasil. Dengan demikian, peneliti
delphi perlu membangun mekanisme transformasi pengetahuan dan metode,
sehingga pemahaman akan delphi method dipahami pada kelompok
masyarakat yang lebih luas.

Sampai saat ini, penggunaan hasil ramalan di Jerman dan negara-negara lainnya
adalah berdasarkan kegiatan ad hoc/khusus untuk suatu tujuan. Cara pemanfaatan
hasil delphi berbeda-beda setiap negara, pertimbangan utamanya adalah
bagaimana hasil-hasil tersebut memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat dalam menyambut perubahan-perubahan di masa depan.

Arlin_adam_delphi method 13
Mengingat waktu yang lama dengan proses yang panjang, maka penting bagi peneliti
untuk mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang dimiliki sebelum memutuskan
menggunakan metode ini sebagai suatu pilihan.

Pada semua proses, ketersediaan sumber daya sangatlah penting; apakah dana cukup,
waktu, dan kapasitas tenaga tersedia? Oleh karena itu, peneliti harus menghitung dengan
cermat sejak awal sumber-sumber yang dibutuhkan. Survey delphi dengan pernyataan
dari literatur dan database tersedia serta menampilkan topik tunggal yang spesifik,
dikirim melalui email relatif lebih murah.

Proses yang banyak menggunakan sumber daya adalah pelatihan persiapan bagi para
personil yang akan dilibatkan sebagai tim survey delphi. Belum lagi jika baru mau
membentuk database yang dibutuhkan pada bidang tertentu, pastilah biayanya sangat
besar. Pada kasus-kasus tertentu, biaya cetakan membutuhkan alokasi terbesar seperti
mencetak kuesioner, brosur, leaflet, dan laporan-laporan). Pengeluaran tambahan adalah
pembiayaan untuk perbandingan Internasional melalui presentase, newsletter, konfrensi,
seminar, dan lain-lain.

Untuk itu, maka sangat dianjurkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
yang menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan:

- Apakah dibutuhkan pelatihan? Berapa banyak? Jumlah biaya pelatihan


bisadengan mudah dikalkulasi.
- Apayang akan dicetak? Apakah membutuhkan seorang designer?
- Berapa peserta ahli yang dimiliki? Ini akan menentukan jumlah kiuesioner dan
juga jumlah orang yang akan dipilih dan alamat yang akan dihubungi dalam
database.
- Apakah partisipan itu dibiayai?
- Apakah perlu ditulis hasil-hasil sementara? Contoh kuesioner berbentuk kertas.
- Berapa biaya manajemennya? Berapa gaji tim peneliti? Dan berapa banyak orang
luar yang akan membantu proses, sehingga merekapun harus digaji?
- Berapa banyak follow-up yang diinginkan? Cara apa yang diinginkan dalam
menyajikan hasil-hasilnya?

Proses Delphi cukup menghabiskan banyak waktu, khsususnya bilamana terdapat proses
pengiriman melalui pos termasuk dalam salah satu rencana. Itu juga berlaku pada versi
internet atau file elektronik, peserta membutuhkan waktu untuk menjawab kuesionernya.
Waktu penyiapan, analisis, dan implementasi membutuhkan perhitungan yang mantap.
Karena itu, penggunaan Delphi pada bidang berbeda atau bidang yang lebih luas, paling
tidak harus diperhitungkan selama setahun.

Arlin_adam_delphi method 14
Keunggulan dan Kelemahan

Delphi sebagai suatu metode penelitian tentu saja memiliki keunggulan dan kelemahan
dalam penerapannya. Metode dalam konteks penelitian merupakan alternative pilihan
yang mungkin akan dipilih oleh peneliti berdasarkan pertimbangan tertentu.

Khusus untuk metode Delphi, beberapa keunggulan dapat diidentifikasi menurut kajian
pustaka yang telah diuraikan diatas, diantaranya:

a. Efektif diterapkan pada saat informasi atau pengetahuan yang tersedia terhadap
masalah atau isu pengkajian relative sangat kurang.

Sebagaimana metode berpikir kualitatif pada umumnya yang bersifat induktif,


maka metode Delphi inipun berangkat dari penilaian pakar tentang fakta-fakta,
peristiwa social, atau fenomena kemasyarakatan yang selanjutnya akan berakhir
dengan suatu generalisasi.

Pengetahuan yang ada pada mulanya hanya dimiliki oleh pakar saja dalam volume
yang terbatas. Dalam proses diskusi berseri yang dikembangkan sebagai salah
satu teknik Delphi, memungkinkan peneliti dapat mengumpulkan beberapa opini
pakar dan menganalisisnya menjadi suatu kesimpulan yang utuh. Cara ini dalam
beberapa literature penelitian sama dengan proses mengkonseptualisasi fakta pada
paradigma kualitatif.

Dengan demikian dsapat dikatakan bahwa keunggulan Delphi method terletak


pada kemampuannya mengkonseptualisasi fenomena disaat informasi yang
tersedia tentang fenomena tersebut kurang lengkap.

b. Mampu meramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Delphi method memiliki karakteristik berupa ramalan (forecasting) yang


merupakan salah satu output yang dapat dihasilkan saat menggunakan metode ini
dalam suatu penelitian.

Prediksi akan kejadian masa depan diperoleh dari kesimpulan opini dari para
pakar. Asumsinya, pakar mempunyai kemampuan predictable dalam memahami,
menganalisis, dan memperkirakan situasi masa depan. Oleh karena keunggulan
pada aspek ini, maka Delphi method banyak dipergunakan oleh kalangan bisnis
dalam meramalkan kebutuhan dan keinginan pasar terhadap produk yang akan
dilemparkan ke market.

Arlin_adam_delphi method 15
c. Pengembangan instrumen penelitian yang bersifat dinamis dan fleksibel.

Instrumen penelitian yang dimaksud dalam konteks ini adalah alat pengumpulan
data berupa kuesioner yang dapat dirumuskan berdasarkan perkembangan opini
saat penelitian lapangan berlangsung. Instrumen yang sesungguhnya dalam
paradoigman penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri.

Sekalipun terdapat daftar pertanyaan yang disusun lebih awal oleh peneliti, sifat
instrumen tersebut hanyalah menggali ide dasar dari para pakar atau ahli.
Pengembangan fokus selanjutnya sangat tergantung dari kecenderungan pendapat
saat jawaban-jawaban ahli dikonfirmasikan dalam suatu proses diskusi.

Teknik seperti ini memberikan peluang yang besar kepada peneliti untuk
mendapatkan fokus masalah yang sebenarnya, bukan masalah yang bersifat
perifer yang menjadi subyek penelitiannya. Pemfokusan masalah ini kemudian
berdampak pada ketajaman hasil yang akan diperoleh.

Untuk mengelola keunggulan ini, seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan


dalam memformulasi opini-opini dari pakar sebelum memberikan feed back.

d. Adanya feedback yang diberikan kepada responden sehingga membuat metode ini
mempunyai teknik verifikasi data dan informasi yang handal.

Verifikasi data sering menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan dalam


mendiskusikan keilmiahan metode kualitatif. Pemikir beraliran kuantitatif
mengklaim bahwa peneliti yang berperan sebagai instrumen penelitian memiliki
subyektivitas dalam menganalisis data, sehingga hasil-hasil penelitiannya kurang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebaliknya, penganut kualitatif
meyakini obyektivitas data temuannya karena adanya teknik verifikasi
sebagaimana yang dilakukan juga oleh metode kuantitatif dalam menegaskan
keunggulannya metodenya.

Dalam delphi method, bentuk verifikasi yang dikembangkan adalah memberikan


umpan balik kepada responden tentang opini yang sudah diberikan. Responden
kemudian memiliki kebebasan untuk mengubah opininya dengan cara
menginterpretasi ulang atau membandingkan opini-opini dari pakar yang lain.

Secara umum, teknik verifikasi ini dikenal dengan istilah triangulasi yang
diarahkan pada sumber, selain itu dikenal istil;ah triangulasi metode dan
triangulasi informasi. Triangulasi sama dengan istilah cross check data pada
pendekatan kuantitatif.

Arlin_adam_delphi method 16
e. Fokus masalah yang dikaji mendapatkan perspektif yang lebih luas atau kajian
yang mendalam.

Keunggulan ini dapat dijelaskan melalui keterlibatan pakar dari berbagai disiplin
ilmu sebagai responden. Topik permasalahan penelitian mendapatkan sudut
pandang dari berbagai perspektif, sehingga memungkinkan topik penelitian
tersebut mendapatkan pembahasan yang komprehensif dan mendalam.

Katakanlah topik tentang permasalahan HIV dan AIDS dalam bidang kesehatan
dapat ditinjau dari sudut pandang psikologis, sosiologis, antropologis, ekonomi,
pendidikan, dan politik. Masukan-masukan yang diperoleh dari para pakar
membuat pengkajian topik tersebut kaya akan ide-ide atau gagasan. Dengan
demikian, kesimpulan yang dihasilkan dapat dianggap kesimpulan yang kuat dan
terpercaya.

Dengan sifat keunggulan seperti ini, maka delphi method banyak dipergunakan
untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan suatu kebijakan publik.

f. Metode delphi dapat dipergunakan pada populasi dengan area yang lebih luas.

Keunggulan pada tataran ini adalah cakupan wilayah yang dapat diamati bisa
dengan area geogerafis yang sangat luas. Keunggulan ini dicirikan oleh
pemakaian tekhnologi informasi seperti internet, telepon, pos dan giro sebagai
sarana pennggalian opini sekaligus sarana umpan-balik.

Seorang peneliti yang menggunakan delphi method hanya memanfaatkan sarana


tekhnologi komunikasi yang sudah tersedia dalam mengumpulkan opini dari para
pakar. Karakteristik teknologi informasi yang dapat menjangkau khalayak yang
sangat luas mengakibatkan metode delphi inipun dapat menangkap informan dari
berbagai penjuru dunia.

g. Methode delphi juga dapat digunakan pada saat face-to-face communication tidak
dapat diterapkan.

Lazimnya suatu penelitian menggunakan metode wawancara yang bersifat face-


to-face communication antara peneliti dan responden. Jika teknik wawancara
personal sulit untuk diterapkan karena alasan tertentu, misalnya kepekaan
informasi atau sulitnya menangkap responden, maka metode delphi sangat efektif
sebagai suatu pilihan.

Keunggulan metode delphi ini bukan berarti tidak memiliki kelemahan dalam
penerapannya. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki metode ini adalah sebagai berikut:

Arlin_adam_delphi method 17
a. Menghasilkan pemaknaan ganda sebagai akibat dari kuesioner yang digunakan
dari ronde ke ronde berikutnya.

Kelemahan interpretasi ganda dapat muncul ketika responden mengubah opininya


berdasarkan opini yang berkembang pada putaran diskusi berikutnya. Ada
kemungkinan, keaslian pendapat sudah terinterpolasi oleh pendapat ahli yang lain.
Akibatnya, interpretasi makna dapat berkembang dalam berbagai arti.

b. Mengandalkan khayalan ahli

Menurut poin ini, banyak diantara ahli yang mungkin memberikan peramalan
yang uruk terhadap situasi. Ahli cenderung memiliki kemampuan yang bersifat
spesialistik tanpa menggunakan pemahaman yang bersifat generalistik. Karena
itu, opini mereka sering dianggap sebagai hasil dari imajinasi yang tidak masuk
akal.

c. Bias komunikasi

Proses komunikasi yang bersifat berantai dengan menggunakan peneliti sebagai


perantara berpeluang untuk menghasilkan bias komunikasi. Pernyataan ini
memandang bahwa makna yang akan disampaikan oleh responden pertama tidak
ditangkap secara sama oleh peneliti karena adanya perbedaan karakteristik
individu dan sosial.

Bias komunikasi juga dapat terjadi pada proses pengembangan isi kuesioner yang
boleh jadi tidak sesuai dengan norma budaya responden yang lain. Hal ini dapat
menimbulkan masalah psikis bagi responden sehingga kemungkinan untuk
responden menarik diri dalam penelitian sangat besar.

Bias komunikasi lainnya adalah dapat terjadi debat kusir yang berkepanjangan
diantara para ahli. Ahli biasanya terlalu yakin akan kebenaran idenya, sehingga
komplain dapat menyebabkan debat yang berkepanjangan.

d. Waktu yang lama dan biaya yang banyak

Waktu yang dibutuhkan oleh peneliti dengan metode delphi sangat lama karena
harus melakukan proses konfirmasi opini dalam beberapa tahapan. Jumlah
tahapan pengumpulan dataterendah yang pernah dilakukan sebanyak 3 kali.
Beberapa proses bahkan melakukannya sebanyak 8 tahapan. Kuantifikasi serial
pengumpulan data ini sangat tergantung dari sudah ditemukannya suatu konsensus
kelompok.

Arlin_adam_delphi method 18
Pemanfaatan waktu yang lama ini berakibat pada penggunaan biaya yang besar
sebagai suatu konsekuensi linear.

Sackman (1974) mengemukakan masalah-masalah yang ditemui saat menggunakan


metode delphi adalah sebagai berikut:

1. Ahli sering memberikan pendapat yang berlebihan dan tidak dapat


dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Biasa ditemukan superioritas satu orang ahli dalam satu kelompok yang dapat
mempengaruhi ahli lainnya dalam mengubah opininya. Hal ini akan berakibat
pada generalisasi yang dibuat tidak mewakili sampel populasi yang sudah
ditetapkan.
3. Konsensus yang didapatkan kelihatannya sangat bagus. Konsensus yang
bernuansa kritis jarang diperoleh.
4. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner delphi sering menjadi tidak jelas. Ada
kemungkinan pemaknaan pertanyaan berbeda berdasarkan perbedaan
karakteristik responden ahli.
5. Bentuk respon dari para ahli kelihatannya ambivalen
6. Hasil-hasil yang ditemukan bersifat ambigu.

Keunggulan dan kelemahan delphi method telah digambarkan seperti di atas dan
permasalahan utama yang sesungguhnya dihadapi adalah sebagaimana yang terjadi dalam
semua proses peramalan bahwa fakta dijelaskan menurut data-data. Ini hanyalah suatu
tools atau alat kerja yang hanya menyediakan informasi. Sekalipun informasi sudah
tersedia dan mungkin berjalan dengan baik, sebenarnya masa depan tidak bisa diprediksi
dan akan selalu berbeda dengan apa yang diharapkan.

Referensi

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rinneka Cipta.

Brown, B. Bernice. Tanpa Tahun. Delphi Process; A Methodology Used for the
Elecitation of Opinion of Experts. Online. (http://www.iit.edu/it/delphi.html).
Diakses tanggal 23 Desember 2008.

Bulaeng, Andi. 2000. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Makassar:


Hasanuddin University Press.

Bungin, Burhan. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Arlin_adam_delphi method 19
Cuhls, Kertin. Tanpa Tahun. Delphi Method. Online.
(http://www.unidu.org/fileadmin/import/16959.pdf). Diakses tanggal 23 Desember
2008.

Danim, Sudarwan. 1997a. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi
Aksara.

_______________. 1997b. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara

Eriyanto. 1999. Metodologi Pooling; Memberdayakan Suara Rakyat. Bandung: PT.


Rosdakarya.

Gammara, Collier. Tanpa Tahun. Predictive Analysis: The Delphi Method. Online.
(http://www.lacc.fiu.edu/events_outreach/AWC_06.Handout). Diakses tanggal 24
Desember 2008.

Hanafie, Rita dan Soetriono. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
ANDI.

Hennesy, Bernard. 1990. Pendapat Umum. Jakarta: Erlangga.

Jerry, Paul. 2007. The Delphi Method for Graduate Research. Journal of Information
Technology Education. Volume 6. Online.
(http://www.jite.org/documents/vol6/JITEV6001-021skumolsky212.pdf). Diakses
tanggal 23 Desember 2008.

Kerlinger, N. Fred. 1996. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Koentjaraningrat. 1987. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia.

Mikkelsen, Britha. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya


Pemberdayaan; Sebuah Buku Pegangan Bagi Para Praktisi Lapangan. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, J. Lexy. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya.

Mulyana, Dedy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu


Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Sopyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.

Arlin_adam_delphi method 20
Strauss, dan Zeigler. 1975. The Delphi Technique and Its Uses In Social Science
Research. Journal of Creative Behavior. Volume 9. Online
(http://www.smaplab.ri.uah.edu/ipd/1_5.pdf). Diakses tanggal 23 Desember 2008.

Umar, Husain. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Yin, K. Robert. 1997. Studi Kasus. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Arlin_adam_delphi method 21

Anda mungkin juga menyukai